Disusun Oleh :
A. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90
mmHg.Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (wijaya & putri 2017).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus – menerus lebih dari
satu periode.hal ini terjadi bila arteriole-arteriole kontriksi arteriole membuat
darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri
.hipertens menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (wajan juni, 2010).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih,
tekanan berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung pada posisi tubuh,
usia, dan tingkat stress (asikin dkk, 2013).
Jadi, hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.
Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia dan gejala yang timbul. Namun,
secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi jika tekanan darahnya
lebih tinggi dari 140/90 mmHg
B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Menurut (wijaya & putri, 2016) anatomi dari sistem
kardiovaskuler,jantung merupakan sebuah organ dalam tubuh manusia
yang termasuk dalam sistem sirkulasi, jantung bertindak sebagai pompa
sentral yang memompah darah untuk mengantarkan bahan-bahan
metabolisme yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut
sisa-sisa metabolism untuk dikeluarkan dari tubuh.
Gambar 2.1
Anatomi Fisiologi Jantung
b. Fisiologi
Pada waktu tertentu, bilik jantung berada di salah satu dari dua
keadaan, yaitu :
Sistol,Selama sistol jaringan otot jantung adalah kontraktor untuk
mendorong darah keluar dari ruangan.
Diastol Selama diastol, sel-sel otot jantung adalah rileks untuk
memungkinkan ruangan untuk diisi dengan darah.
Peningkatan tekanan darah pada arteri utama selama sistol
ventrikel dan penurunan selama ventrikel.Ini mengarah ke 2 angka
yang berhubungan dengan tekanan darah, tekanan sistolik darah
adalah jumlah yang lebih tinggi dan tekanan darah diastolik adalah
angka yang lebih rendah. Misalnya, tekana darah 120/80
menggambarkan tekanan sistolik (120) dan tekanan diastolik (80)
(kirnanoro & maryana, 2012
C. Etiologi
Hipertensi esensial (primer) tidak memiliki kelainan dasar patologis
yang jelas.Hipertensi ini lebih di pengaruhi oleh faktor genetic dan
lingkungan. Sebaliknya Hipertensi yang disebabkan oleh kondisi tertuntu
atau komplikasi dari penyakit lain termasuk dalam jenis Hipertensi
sekunder. Tekanan darah tinggi sering kali muncul secara tiba-tiba dan
dapat menjadi lebih parah dibandingkan Hipertensi esensial (primer).
Bagi kondisi yang dapat melatar belakangi Hipertensi sekunder antara
lain sleep apnea, masalah tiroid, masalah ginjal, hingga konsumsi obat-
obat tertentu seperti pil KB, dekongestan, dan obat-obat illegal
(Kardiyudiani & Susanti, 2019).
E. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi yaitu sebagai berikut :
1) Hipertensi ensensial (primer)
Sembilan puluh persen penderita hipertensi mengalami hipertensi
esensi (primer).Penyebab secara pasti belum diketahui. Beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi esensial, yaitu faktor genetik,
stress dsn psikologis, faktor ingkungan dan diet (peningkatan
penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium dan kalsium).
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan
obat–obatan.penyebab hipertensi sekunder diantaranya adalah berupa
kelainan ginjal: seperti obesitas, retensi insulin, hipertiroidisme, dan
pemakaian obat-obatan, seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid
Menurut (majid, 2018).
F. Patofisiologi/ Pathway
a. Patofisiologi
patopisiologi hipertensi belum diketahui, sejumlah kecil klien antara
2-5% memiliki penyakit dasar ginjal atau anrenal yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah, namun, belum masih ada penyebab tunggal
yang dapat diidentifikasi. kondisi inilah yang disebut sebagai “Hipertensi
esensial” sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalampengaruh tekanan
darah normal, yang kemudian dapat turut berperan dalam terjadinya
hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak
penyebab yang dapat diindifikasi.penyakit ini memungkinkan banyak
faktor.termasuk :
1) Arterosklerosis.
2) Meningkatnya pemasukan sodium.
3) Baroreseptor.
4) Renin secretion.
5) Renal exoretion dari sodium dan air.
6) Faktor genetik dan lingkungan.
b. Pathway
Bagan 2.1
Pathway Hipertensi
Ginjal Retina
Pembuluh darah Nyeri kepala
Suplai o2 ke otak
Vasokonstriksi Perdarahan
Ginjal
Retensi Na
Edema Intolaransi aktivitas
H. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan Medis (menurut manurung, 2016) yaitu :
2) Diet rendah lemak dan rendah garam.
3) Latihan atau olaraga.
4) Penurunana barat badan.
5) Penurunan strees.
6) Pengobatan anti hipertensi : diuretic, penyekat beta
adrenergic, penyekat saluran kalsium, penghambat enzim
pengubah angiotensin.
1) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan termasuk dalam proses keperawatan dan
merupakan tahap awal dalam melakukan proses asuhan keperawatan.yang
meliputi data subjektif dan objektif yang didapat dari wawancara,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang atau dianostik (manurung,
2016).
a. Anannesis
Identitas klien meliputi : Nama, alamat, umur, tanggal MRS, diagnose
medis, penanggung jawab, catatan kedatangan, jenis kelamin, pedidikan,
alamat, pekerjaan, agama suku bangsa dan diagnose medis (Wijaya &
Putri, 2017).
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien yang menderita hipertensi yaitu: sesak
napas, pingsan, nyeri dada, lemah, dan sulit bernapas.
Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian riwayat penyakit sekarang pada pasien Hipertensi
adalah dengan menanyakan tentang perjalanan penyakit sejak
timbul keluhan hingga klien meminta pertolongan. Misalnya sejak
kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa kali keluhan
tersebut terjadi, bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, dimana
pertama kali keluhan timbul, apa yang sedang dilakukan ketika
kuluhan ini terjadi keadaan apa yang memperberat dan
memperingankan keluhan, adakah usaha mengatasi keluhan ini
sebelum meminta pertolongan, berhasil atau tidakkah usaha
tersebut, dan setiap keluhan utama harus ditanya sedetail-detailnya.
Riwayat penyakit dahulu
Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah
dialami sebelumnya, misalnya: apakah klien ada riwayat Hipertensi
atau pernah dirawat sebelumnya, dengan penyakit apa,apakah
pernah mengalami sakit yang berat, dan ada beberapa obat yang
diminum oleh klien pada masa lalu yang masih relevan.
Riwayat penyakit keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh
keluarga, serta apa ada anggota keluarga yang meninggal, maka
penyebab kematian juga ditanyakan disamping pertanyaan diatas
dalam mengajukan pertanyaan pada klien hendaknya perhatikan
kondisi klien, bila keadaan klien kritis, maka pertanyan yang
diajukan bukan pertanyaan terbuka, tetapi pertanyaan tertutup yang
jawabannya adalah ya atau tidak sehingga tidak memerlukan energi
yang besar.
Pengkajian psiko-sosisl-spiritual
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsiyang jelas
menganai status emosi, kognitif, dan perilaku klien. Pengkajian
mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk
menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan
perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon
atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalm keluarga
maupaun dalam masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada
klien, yaitu ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan
pandangan terhadap dirinya.
Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anamnesis yamg mengarah pada keluhan-
keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk medukung
data dari pengkajian anamnesis,
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1: Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral dan iskemia
Intervensi Keperawatan
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprhensif.
2) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetaui pengalaman nyeri pasien
3) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
4) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
5) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,pencahayaan dan kebisingan
ruangan
6) Kurangi faktor presipitasi nyeri
7) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,
nonfarmakologi dan interpersonal)
8) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
9) Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
10) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
11) Tingkatkan istirahat
12) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluahan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
Diagnosa 2 : Penurunan cura jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi atau
rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
Tujuan Dan Kriteria Hasil :
1. Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, respirasi
dan nadi)
2. Dapat mentoleransi aktivitas
3. Tidak ada edema paru
4. Tidak ada penurunan kesadaran
Intervensi Keperawatan :
1. Evaluasi adanya nyeri dada
2. Monitor status cardiovaskuler
3. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
4. Monitor balance cairan
5. Monitor adanya perubahan tekanan darah
6. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
7. Monitor tolerasi aktivitas pasien
8. Anjurkan untuk menurunkan stress
3) Daftar Pustaka
DATA PASIEN
A. DATA UMUM
1. Nama Inisial Klien:Tn “R”
2. Umur : 40 tahun
3. Alamat: Jl.Srijaya 1 Palembang
4. Agama: Islam
5. Tanggal Masuk RS/RB: 19 november 2022
6. Nomor Rekam Medis: 2022-12-93-86
7. Bangsal: Penyakit Dalam
- Polahidup (konsumsi/alkohol/olahraga,
dll) Tidak merokok dan jarang berolaraga
1. HEALTH PROMOTION
a. KesehatanUmum :
- Alasan masuk rumah sakit :
Pasien Mengatakan nyeri pada bagian kepala sampai ke pundak disertai rasa
lemas dan seperti di tertimpa beban berat, Nyeri yang dirasakan Pasien dengan
skala nyeri 5 Nyeri yang dirasakan hilang timbul lamanya ±30 menit hilang pada
saat pasien beristirahat
DO :
- Tekanandarah : 190/90 Mmhg
- Nadi : 100x/ menit
- Suhu : 37,0
- Respirasi : 26x/menit
c. Riwayat pengobatan
No NamaObat/Jamu Dosis Keterangan
1 Amlodifin 10 mg Hipertensi
2 Valsartan 80 mg Hipertensi dan gagal
jantung
f. Pengobatan sekarang :
g. RiwayatImunisasi (padaanak) :
JenisImunisasi Ke-1 Ke-2 Ke-3
BCG Umur :
Oleh :
Komplikasi :
Hepatitis B Umur : Umur : Umur :
Oleh : Oleh : Oleh :
Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :
DPT Umur : Umur : Umur :
Oleh : Oleh : Oleh :
Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :
Polio Umur : Umur : Umur :
Oleh : Oleh : Oleh :
Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :
Campak Umur :
Oleh :
Komplikasi :
Imunisasi lain Jelaskan :
yang
pernahdijalani
2. NUTRION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT :
1) BB biasanya : 80 kg dan BB sekarang 78 kg
2) Lingkar perut : 100 cm
3) Lingkar kepala : 35 cm
4) Lingkar dada : 95 cm
5) Lingkarlenganatas : 30 cm
6) IMT : tidak di ukur
b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal
: Normal
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir,
Conjung tiva anemis/tidak :
Rambut pasien bersih, konjungtiva anemis,mukosa bibir pasien kering
i. Cairan Masuk
Cairan infus RL
j. Cairan Keluar
:Urine1500
k. Penilaian Status Cairan (Balance
Cairan) Intake – Output =906
l. Pemeriksaan Abdomen
Simetris dan tidak terlihat benjolan dan tidak ada nyeri tekan
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah,
ketidaknyamanan) Pasien mengatakan tidak ada masalah
dalam BAK
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Pasien mengatakan tidak ada kelainan dalam kandung kemihnya
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Klien mengatakan BAK nya normal seperti biasa
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Pasien mengatakan tidak ada masalah
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Pasien mengatakan normal seperti biasa
2) Konstipasidan factor penyebab
konstipasi Pasien mengatakan normal
c. SistemIntegumen
1) Kulit (integritaskulit/hidrasi/turgor/warna/suhu)
klien mengatakan tidak ada keluhan lain , turgor kulis elastis
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : Pagi 2 jam , siang 2 jam , malam 5 jam
2) Insomnia : jarang
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : tidak ada
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : Pns
2) Kebiasaan olahraga :jarang
3) ADL
a) Makan : dibantu
b) Toileting : dinantu
c) Kebersihan : dibantu
d) Berpakaian : dibantu
4) Bantuan ADL : jarang
5) Kekuatan otot : lemah
6) ROM : kurang
7) Resiko utuk cidera : tidak ada
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : tidak ada
2) Edoma esktremitas : tidak ada
3) Tekanan darah dan nadi : 190/90 Mmhg (TD) 100x/menit (N)
a) Berbaring :berbaring
4) Tekanan vena jugulari :
5) Pemeriksaanjantung
a) Inspeksi : ictus cordis tak Nampak
b) Palpasi : ictus teraba di ics v midklavikula
c) Perkusi : tidak ada pembesaran
d) Auskultasi : bunyi jantung terdengar di ics II dan III terdengar
d. Pulmonary respon
1) Penyakit system nafas : ada
2) Penggunaan O2 : ada
3) Kemampuan bernafas : kurang
4) Gangguanpernafasan (batu, suaranafas, sputum,
dll) Tidak ada
5) Pemeriksaanparu-paru
a) Inspeksi : normal
b) Palpasi : normal
c) Perkusi : normal
d) Auskultasi : normal
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Oerintasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : S1
2) Kurang pengetahuan : Pasien mengetahui penyakitnya
3) Pengetahuan tentang penyakit : tau
4) Orientasi (waktu, tempat, orang) : kurang tau
b. Sensasi/persepsi
1) Riwayat penyakit jantung : tidak ada
2) Sakit kepala : iya
3) Penggunaanalat bantu : tidak ada
4) Penginderaan : tidak ada
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Verbal
2) Kesulitan berkomunikasi : tidak
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : ada
2) Perasaan putus asa/kehilangan : ada
3) Keinginan untuk menciderai : tidak ada
4) Adanyaluka/cacat : tidak ada
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Perananhubungan
1) Status hubungan : seorang suami dan seorang ayah
2) Orang terdekat : isteri
3) Perubahan konflik/peran : tidak ada
4) Perubahan gaya hidup : tidak ada
5) Interaksi dengan orang lain: baik / normal
8. SEXUALITY
a. Identitasseksual
1) Masalah/disfungsi seksual : tidak ada
2) Periodenmenstruasi : tidak ada
3) Metode KB yang digunakan : tidak ada
4) Pemeriksaan SADARI : tidak ada
5) Pemeriksaanpasmear : tidak ada
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : tidak ada
2) Kemampuanuntukmengatasi : tidak ada
3) Perilaku yang menampakkan cemas: tidak ada
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi
: tidak ada alergi apapun
b. Penyakit autoimmune
: tidak ada
c. Tanda infeksi
: tidak terlihat adanya infeksi
d. Gangguan thermoregulasi
:tidak ada
e. Gangguan /resiko (komplikasiimmobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsineurovaskuler
peripheral, kondisihipertensi, perdarahan, hipoglikemia, syndrome disuse, gayahidup
yang tetap)
: Tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkann yeri) : karena penyakit yang ia
deritakan yaitu hipertensi
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : nyeri yang disarakan
seperti tertimpah baban berat
3) Regio (dimana letaknya) : di bagian kepala dan pundak
4) Scala (berapa skalanya) : 5 sedang
5) Time (waktu) : nyeri yang dirasakan hilang timbul
±30 dan hilang pada saat istirahat
b. Rasa tidak nyaman lainnya : pasien mengatakan pusing dan
nyeri yang dia rakanan inilah yang membuat dia kurang nyaman
c. Gejala yaga menyertai : tidak ada
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. DDST (Form dilampirkan)
B. DATA LABORATORIUM
Tanggal& Nilai
JenisPemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Jam
19 november HEMATOLOGI
2021 Rutin 3
1. Hemoglobin 6.7 * g/dl 13 - 18
Pukul 2. Leukosit 10.2 10*3/mm*3 4.8 - 10.8
08:57 wib 3. Hematokrit 19 * % 42 - 52
4. Trombosit 208 10*3/mm*3 150 - 450
5. Hitung jenis :
5.1.Eosinofil 7* % 2-4
5.2.Basofil 0 % <1
5.3.Stab 2 % 2-6
5.4.Segmen 68 % 50 – 70
5.5.Limfosit 14 * % 25 – 40
5.6.Monosit 9* % 2–8
KIMIA KLINIK – FAAL
GINJAL
35 13 - 43
Ureum
Creatinin 0.87 mg/dl 0.67 - 1.17
13.9 * 3.5 - 7.2
Uric Acid mg/dl
KIMIA KLINIK – mg/dl 135 - 148
130 * 3.5 - 5.3
ELEKTROLIT
3.7
Natrium Negative
Negative
Kalium (K) mcg/L
COVID-19 TEST mcg/L
Covid Swab Antigen -
UMUM
RADIOLOGY
Tulang-tulang : normal.
Cor : membesar.
DO:
Iskemia miokard
Pasien tampak meringis
keadaan umum lemah Nyeri akut
Kesadaran composmetis
skala nyeri 5
tanda – tanda vital
TD: 190 / 90 Mmhg
T : 37,0 ºc
N : 100 x / menit
RR : 25 x / menit
2 DS; Faktor prefiposisi Penurunan
curah
Pasien mengatakan pusing yang
jantung
berkunang pada saat melakukan Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
aktivitas
DO: Perubahan struktur
Pasien tampak
Penyumbatan
memengang kepala
pembuluh darah
Pasien tanpak pucat
Kesadaran
composmetis Vasokontriksi
Tanda-tanda vital
TD: 190 / 100 Mmhg Gangguan sirkulasi
pembuluh darah
T : 37,0 ºc
N : 100 x / menit sistemik
RR: 25 x / menit
Afterloud
Penurunan curah
jantung
RR : 25 x / menit sistemik
Afterloud
Fatigue
Intolaransi aktivitas
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Penurunan Curah Jantung
3. Intolaransi Aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan
iskemia
2. Penurunan cura jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi atau rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
3. Intolaransiaktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Nama
o Keperawata dan TT
NOC NIC
n perawa
t
1 Nyeri akut NOC: NIC :
berhubungan
Setelah dilakukan monitor vital sign
dengan
tindakan asuhan
peningkatan sebelum dan
keperawatan selama 3 x
tekanan sesudah
24 jam diharapkan nyeri
vaskuler pemberian
yang dirasakan pasien
selebral analgesik pertama
dapat berkurang dengan
kreteria hasil sebagai kali
berikut :
Mampu Lakukan
pengkajian nyeri
mengontrol nyeri
secara
(tahu penyebab
komprehensif
nyeri, mampu
Atur posisi pasien
menggunakan
senyaman
tehnik
mungkin
nonfarmakologi
Tingkatkan
untuk
istirahat
mengurangi
ajarkan teknik
nyeri, mencari
releksasi
bantuan)
(panduan napas
Melaporkan
dalam.
bahwah nyeri
Kolaborasikan
berkurang
dengan tim medis
dengan
dalam pemberian
menggunakan
analgetik
manajemen nyeri
Mampu
mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri
Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
Catatan
perkembangan Hari
pertama
No Tgl / Implementasi Tgl / Evaluasi (SOAP) Nama
jam keperawatan jam &
tanda
tangan
perawa
t
1 22/11/2 1. memonitor vital 03/11/ S : Pasien mengatakan
2 sign sebelum dan 22 nyeri pada bagian
sesudah pemberian kepala sampai ke
analgesik pertama pundak
kali
Respon :
O:
TD: 190 / 100
Mmhg Pasien
T : 37,0 ºc tampak
N : 98 x / menit merigis
RR : 22 x / menit
Keadaan
2. mengatur posisi umum
pasien semi fowler lemah
dan senyaman Kesadaran
mungkin composmet
Respon: pasien is
terlihat menerima Skala nyeri
instruksi perawat 5
3. melakukan Tanda –
pengkajian nyeri tanda vital
secara TD: 190 / 90 Mmhg
komprhensif. T : 37,0 ºc
Respon : N : 100 x /
Pasien menit
mengatakan RR : 25 x /
nyeri pada menit
bagian
kepala,
kepala terasa A : Masalah belum
pusing dan teratasi
pundak P : intervensi
terasa berat dilanjutkan
Nyeri di
bagian
kepala dan
pundak yang
di rasakan
seperti di
tertimpa
beban berat
Nyeri yang
dirasakan
Pasien yaitu
pada bagian
kepala dan
pundak
Nyeri yang
dirasakan
Pasien
dengan skala
nyeri 5
sedang
Nyeri yang
dirasakan
hilang timbul
lamanya ± 30
menit hilang
pada saat
pasien
beristirahat
Mengajarkan
teknik non
farmakologi
dengan
releksasi
(panduan
napas dalam)
menganjurka
n pasien
banyak
istirahat
kolaborasika
n dengan tim
medis dalam
pemberian
analgetik(asa
m mefenamat
3 x 1 tab)
P : intervensi
dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA
P : Intervensi
dilanjutkan
4 menganjurkan pasien
banyak istirahat
P : Intervensi dihentikan
Respon: pasien tampak
mengerti yang
dianjurkan oleh perawa
5 kolaborasikan dengan
tim medis dalam
pemberian analgetik
(amlodipine 1 x 10
mg )
2 24/11 1. memonitor TD, RR, 04/11/ S :Pasien mengatakan
/ 22 Nadi selama dan 22 pusing yang dirasakan
setelah aktifitas sudah tidak ada lagi
pada saat melakukan
Respon : Tanda –
aktivitas
tanda vital
O:
TD : 150 / 90 Mmhg
T : 36,0 ºc Keadaan umun
N : 90 x / menit RR : baik
20 x / menit Kesadaran
composmetis
Tanda-tanda vital:
2.memposisikan
TD: 150 / 90 Mmhg
pasien semi fowler
T : 36,0 ºc
atau posisikan pasien
N : 90 x / menit
denga nyaman
RR : 20 x / menit
Respon : pasien
tampak mengikuti
instruksi perawat
A : masalah teratasi
P : intervensi dihantikan
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suhu tubuh yang dilakukan
dengan meletakkan alat pengukur suhu (thermometer) di bawah ketiak pasien.
B. Tujuan
Mengetahui suhu tubuh pasien.
C. Indikasi
Pasien dengan keadaan demam (suhu tubuh > 37ºc).
D. Prosedur Tindakan
1. Tahap Pra Interaksi
3) Persiapan alat:
f. Lab/handuk kering
g. Bengkok untuk tempat kotoran
2) Identifikasi klien
3) Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan di cocokkan dengan gelang yang
di pakai oleh klien
4) Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan,tempat)
3. Tahap kerja
a. Melalui oral:
1) Bersihkan termometer
6) Bersihkan termometer
7) Cuci termometer dengan air antiseptik, air sabun, bilas dengan air
DTT (desinfeksi tingkat tinggi), keringkan, serta letakkan kembali di
tempatnya
8) Cuci tangan
b. Melalui rektal:
1) Mengatur lingkungan
2) Bersihkan thermometer
3) Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan angka
35°C
4) Beri gel pada ujung thermometer
5) Atur posisi klien dengan posisi Sims
6) Masukkan termometer ke dalam anus
7) Tahan termometer selama 2-4 menit
8) Angkat thermometer
9) Bersihkan thermometer
10) Baca dengan teliti
11) Bersihkan anus klien dari pelumas/gel
12) Bantu klien ke posisi semula
13) Cuci termometer dan letakkan kembali ketempatnya
4. Tahap terminasi
4) Cucitangan
B. Tujuan
C. Indikasi
3) Persiapan alat:
b. Stetoskop
c. Buku/alat tulis
d. Jam/alroji
2. TahapOrientasi
2) Identifikasi klien
3) Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan dicocokkan dengan gelang yang
dipakai oleh klien
Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
3. Tahap Kerja
4) Pasang mangset pada lengan atas sekitar 3cm di atas fossa cubiti
7) Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmhg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba
8) Kempeskan balon udara mangset secara perlahan
4. TahapTerminasi
B. Tujuan
C. Indikasi
1. Semua pasienbaru
D. ProsedurTindakan
1. Tahap PreInteraksi
3) Persiapan alat:
b. Buku catatan
c. Alat tulis.
2. Tahap orientasi
2) Identifikasi klien
3. Tahap kerja
1) Mencuci tangan
7) Mencatat hasilnya
4. Tahap terminasi
4) Cuci tangan
C. Indikasi
D. Prosedur Tindakan
3) Persiapan alat:
b. Buku catatan
c. Pulpen/pensil
2. Tahap Orientasi
1) Berikan salam terapeutik
2) Identifikasi klien
3) Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan dicocokkan dengan gelang
yang dipakai oleh klien
4) Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan,tempat)
3. Tahap kerja
3) Cuci tangan
4. Tahap terminasi
4) Cuci tangan
Nafas dalam adalah bernapas (inhalasi dan ekhalasi) untuk mengambil oksigen
secara maksimal.
B. Tujuan
1. Mengurangi nyeri
2. Memberikan kenyamanan
C. Prosedur Tindakan:
2. Tahap Orientasi
2) Identifikasi klien
3) Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan dicocokkan dengan gelang yang
dipakai oleh klien
4) Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan,tempat)
1) Atur posisi yang dirasa enak oleh klien (semi fowler) dengan lutut ditekuk,
punggung dan kepala diberi bantal atau posisi supine dengan kepala diberi
bantal dan lutut ditekuk, untuk membantu otot abdomen rileks.
2) Anjurkan klien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen,
untuk menambah kekuatan dan tahanan pada bagian otot perut
3) Latih pasien melakukan pernapasan perut (perintahkan klien menarik napas
dalam melalui hidung dengan mulut ditutup hingga 3hitungan)
4) Anjurkan klien tetap rileks. Meminta klien menahan napas hingga 3
hitungan
5) Perintahkan klien untuk mengerutkan bibir seperti sedang bersiul dan
mengeluarkan udara dengan pelan dan tenang hingga 3 hitungan
6) Anjurkan klien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi otot.
4. Tahap Terminasi
3) Akhiri kegiatan