Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI


PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) PAGAR DEWA
KOTA BENGKULU
14 FEBRUARI 2022-19 FEBRUARI 2022

DISUSUN OLEH:

RESI PURNAMA SARI


1826010040

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Ns. Rafidaini Sazarni Ratiyun,S.Kep,.M.Kep) ( Marlisa.Amd,Keb)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama


dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg (Kodim Nasrin, 2003 ).Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di
atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
Menurut Lismayanti (2018) hipertensi merupakan keadaan meningkatnya
tekanan darah secara kronis, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Apabila kondisi ini tidak diatasi dengan baik, maka akan berdampak terhadap
fungsi organ lain, terutama jantung, ginjal dan saraf. Hipertensi dapat terjadi
pada setiap orang, tidak mengenal jenis kelamin ataupun usia, tetapi
insidensinya meningkat pada usia diatas 40 tahun.

Suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan


yang melebihi batas normal yaitu tekanan darah systole >140 mmHg dan
diastole 90 mmHg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit
salah satu resiko tinggi yang bisa menjadi penyakit jantung, stroke dan gagal
ginjal (Lismayanti, 2017).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan kelainan
sirkulasi darah yang paling sering terjadi. Hipertensi kronis bisa mngantar
seseorang pada penyakit fatal seperti serangan jantung, stroke dan penyakit
ginjal (Wirawan, 2014).
Menurut Wade (2016) Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara
tetap, khususnya tekanan diastolik melebihi 95 milimeter air raksa yang tidak
bisa dihubungkan dengan penyebab organik tertentu
B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan
tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi
terjadinya hipertensi :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah
(Aspiani, 2016)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya
Diderita oleh seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan
pengobatan lebih ditunukan bagi penderita esensial. Hipertensi primer
disebabkan oleh faktor berikut ini.
1) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis
kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam
lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau
makan berlebih,stress, merokok, minum alcohol,minum obat-obatan
(efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi
akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau
akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke
ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara
langsungmeningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak
langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium.
Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang
terkena di angkat,tekanan darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain
ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal,
yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume
sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan volume
sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena
hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme primer (peningkatan
aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi yang berkaitan
dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder
(Aspiani, 2016).

C. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan
asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang


pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula
adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I


yang kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang
pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut
cenderung menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)

D. WOC

Umur jenis kelamin gaya hidup obesitas


Elasitas arteriosklerosis

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah Perubahan status

Perubahan struktur kesehatan

Pebyumbatan pembuluh darah

vasokontraksi
Ansietas
gangguan sirkulasi

otak Gingal Pembuluh Retina


darah
vasokontraksi Spasme
resistensi Suplai O2 pembuluh darah arteriole
pembuluh otak ginjal Sistemik Koroner
darah otak menurun Diplopia paparan
blood flow Vaspkontraksi Iskemia informasi
sinkop aliran darah miocard kurang
Nyeri menurun Afterload
akut meningkat Nyeri
respon RAA
kronis
Rangsangan Fatique
Perfusi Resiko
aldosteron
Perufer tidak tinggi Resiko jatuh
efektif Penurunan
Edema curah
Defisit
jantung
pengetahuan

Intoleransi
Hipovolemia
aktivitas
E. Manifestasi Klinis

Tidak semua Hipertensi menampakkan gejala yang spesifik selama


bertahun- tahun. Gejala ada jika menunjukkan adanya kerusakan vaskuler,
dengan tanda yang khas, sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah yang bersangkutan. Perubahan pada ginjal dapat
bermanifestasi, seperti nokturia (peningkatan buang air kecil pada malam
hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea dalam darah dan kreatinin)
(Aspiani, 2016).

Seperti penyakit degeneratif pada lanjut usia lainnya, hipertensi sering


tidak memberikan gejala apapun atau gejala yang timbul tersamar (insidious)
atau tersembunyi (occult). Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis
beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala,
pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis,
Kesadaran menurun

Menurut Amin (2015), gejala yang timbul karena penyakit Hipertensi


berbeda pada setiap orang, beberapa dari mereka bahkan tidak memiliki
gejala. Secara umum gejala yang dirasakan orang yang mengalami Hipertensi
adalah sebagai berikut :

1) Sakit kepala.
2) Rasa pegal, kaku dan tidak nyaman pada tengkuk.
3) Berdebar atau detak jantung terasa cepat.
4) Telinga berdengung.
5) Lemas dan kelelahan.
6) Gelisah.
7) Mual.
8) Muntah.
9) Epistaksis.
10) Kesadaran menurun
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
b. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim
ginjal dengan gagal ginjal akut.
c. Darah perifer lengkap
d. Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
2) EKG
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Iskemia atau infark miocard
c. Peninggian gelombang P
d. Gangguan konduksi
3) Foto Rontgen
a. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
b. Pembendungan, lebar paru
c. Hipertrofi parenkim ginjal
d. Hipertrofi vascular ginjal (Aspiani, 2016)

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Hipertensi menurut Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (2014) dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Menggunakan obat-obatan, seperti amlodipine dan captopril. untuk
pemilihan obat, dosis obat, frekuensi minum obat serta penggunaan obat-
obatan Hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga
anda.
2) Memodifikasi gaya hidup dapat dilakukan seperti membatasi jumlah
asupan garam tidak lebih dari seperempat sampai setengah sendok teh atau
setara dengan 6 gram/hari, menurunkan berat badan (bagi yang mengalami
obesitas), menghindari minuman berkafein, merokok, minum minuman
beralkohol, dan pada penderita Hipertensi juga disarankan untuk
melakukan olahraga seperti jalan, lari, jogging, bersepeda santai selama
20-25 menit dengan freuensi 3-5x/minggu. Dan juga disarankan untuk
istirahat cukup sekitar 6-8 jam/hari serta dapat mengendalikan stress.
Ada beberapa makanan yang harus dihindari oleh penderita Hipertensi
seperti berikut:
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi seperti otak, minyak kelapa,
gajih/lemak.
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium seperti biskuit,
crackers, keripik dan makanan kering yang asin.
3) Makanan dan minuman dalam kaleng seperti sarden, sosis, kornet, soft
drink, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng,
4) Makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
5) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram
natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian,
tape.

H. Komplikasi
Adapun komplikasi Hipertensi menurut Aspiani (2016) adalah seperti
berikut :
1) Stroke Hemoragi dapat terjadi, akibat tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada Hipertensi kronis, apabila arteri
yang memeperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga
aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang, arteri otak yang
mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma.
2) Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang mengalami
aterosklerosis tidak menyuplai cukup oksigen ke miokardium, atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh
darah. Pada Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksgen
miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melewati ventrikel
sehingga terjadi distristmia, hipoksia jantung dan peningkatan resiko
pembentukan bekuan.
3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan darah
tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran
darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar
melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada Hipertensi kronis.
4) Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi pada penderita Hipertensi yang
meningkat cepat. Tekanan yang sangat tinggi dapat meningkatkan tekanan
kapiler dan mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan
saraf pusat. Neuron disekitarnya menjadi kolaps dan menyebabkan koma
serta kematian.
5) Kejang biasanya dapat terjadi pada wanita preeklamsia. Bayi yang lahir
biasa dengan berat badan lahir rendah akibat perfusi plasenta yang tidak
adekuat. Dapat juga mengalami hipoksia dan asidosis apabila ibu
mengalami kejang saat atau sebelum melahirkan.

B. Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian Teoritis

a. Identitas klien

1) Identitas klien Meliputi :


Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik.

Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah,


palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah
lelah, dan impotensi.

b. Riwayat Kesehatan
- Sekarang

Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan


memberikan pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan
lain yang menyerta biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan
buram, mual ,detak jantung tak teratur,lemas,Nyeri dada.

- Riwayat kesehatan Dahulu


Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung,
penyakit ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat
pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat.
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi ,
penyakit metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi
saluran kemih, dan penyakit menurun seperti diabetes militus, asma,
dan lain-lain

c. Aktivitas / istirahat
- Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
- Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
d. Sirkulasi
1) Gejala :

a) Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/


katup dan penyakit serebrovaskuler

b) Episode palpitasi

2) Tanda :

a) Peningkatan tekanan darah

b) Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia


c) Murmur stenosis vulvular

d) Distensi vena jugularis

e) Kulit pucat,sianosis ,suhu dingin (vasokontriksi perifer)

f) Pengisian kapiler mungkin lambat / tertunda

e. Integritas ego

1) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress


multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).

2) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian,


tangisan meledak, otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan pola
bicara.

f. Eliminasi

Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan defekasi
perhari, ada tidaknya disuria, nocturia, urgensi, hematuria, retensi,
inkontinensia, apakah kateter indwelling atau kateter eksternal, dan lain-
lain. Pada pasien dengan gastritis didapatkan mengalami susah BAB,
distensi abdomen, diare, dan melena. Konstipasi juga dapat terjadi
(perubahan diet, dan penggunaan antasida).

g. Makanan / cairan

1) Gejala :

a) Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,


lemak serta kolesterol

b) Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini


(meningkat/turun)

c) Riwayat penggunaan diuretic

2) Tanda :

a) Berat badan normal atau obesitas

b) Adanya edema

c) Glikosuria
d) Neurosensori

3) Gejala :

a) Keluhan pening / pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital


(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam)

b) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan abur, epistakis)

4) Tanda :

a) Status mental, perubahan keterjagaanm orientasi, pola/ isi


bicara, efek, proses piker

b) Penurunan kekuatan genggaman tangan

h. Nyeri / ketidaknyamanan

Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit


kepala

i. Pernapasan

1) Gejala :

a) Disnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja, takipnea,


ortopnea. Dispnea

b) Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum

2) Tanda :

a) Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori pernapasan

b) Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)

c) Sianosis

j. Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi/ cara berjalan, hipotensi postural.

k. Pembelajaran / penyuluhan

Gejala :
1) Factor risiko keluarga: hipertensi,aterosklerosis, penyakit
jantung, diabetes mellitus.

2) Factor lain, seperti orang afrika-amerika, asia tenggara,


penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan
alcohol/obat.

l. Rencana pemulangan

Bantuan dengan pemantau diri tekanan darah/ perubahan dalam


terapi obat.

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisik berhubungan


dengan klien mengeluh nyeri di bagian leher belakang
2. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur d.d mengeluh sulit tidur
3. Defisit pengetahuan tentang hipertensi berhubungan dengan kurang
terpapar informasih di buktikan dengan menanyakan masalah yang di
hadapi.
3. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi


Hasil
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Tingkat nyeri Manajemen nyeri (I.08238 )
( L.08066)
pencidera fisik di buktikan dengan tampak Rencana tindakan :
Setelah di lakukan
meringis,gelisah,frekuensi nadi meningkat tindakan Observasi :
keperawatan di
- Identifikasi lokasi nyeridurasi,frekuensi
harapakan pasien :
- Keluhan nyeri ,intensitas nyeri
menurun
- Identifikasih skala nyeri
- Meringis menurun
- Gelisah menurun Terapeutik :
- Kesulitan tidur
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
menurun
mengurangi rasa nyeri
Edukasi :
- Jelaskan strategi meredakan nyeri

2. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol Pola tidur (L.05045) Dukungan tidur (I.05174)
tidur d.d mengeluh sulit tidur Setelah dilakukan Rencana tindakan :
tindakan keperawatan Observasi :
diharapkan pasien
mampu : - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Keluhan sulit - Identifikasi faktor pengganggu
tidur (menurun) tidur(fisik dan/atau psikologis
- Keluhan sering - Identifikasi makanan dan minuman
terjaga (cukup yang mengganggu tidur(mis,kopi,
menurun) teh, alkohol, makan mendekati
- Keluhan pola tidur, minum banyak air sebelum
tidur berubah tidur)
(cukup Terapeutik :
menurun) - Batasi waktu tidur siang,jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
Edukasi ;
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Fasilitasi stress sebelum tidur
- Tetapmakanan/minuman yang
menggangu waktu tidur

3. Defisit pengetahuan tentang hipertensi Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan ( I.12383 )


berhubungan dengan kurang terpapar (L.12111) Setelah Observasi :
informasih di buktikan dengan dilakukan pengkajian 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menanyakan masalah yang di hadapi. diharapkan tingkat menerima informasi
pengetahuan meningkat 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat
meningkat dan klien meningkatkan dan menjurunkan
mampu : motivasi prilaku hidup bersih dan
1. Prilaku sesuai sehat
anjuran meningkat Traupeutik :
2. Pengetahuan 3. Sediakan materi da media pendidikan
tentang suatu topic kesehatan
meningkat 4. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Prilaku sesuai
pengetahuan
meningkat
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.

Kemenkes.RI. (2014).Pusdatin Hipertensi. Infodatin, Hipertensi,


1–7.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi
1, Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Edisi 1,Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia

Rajca, A et all (2018). Pravalence of Hypertension Among Chronic Smokers:


Findings From The Early Lung Cancer Detection Programme Moltest
Bis. Arterial Hypertens, 2018, volume 22, No. 2.

Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah


LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.S DENGAN


HIPERTENSI DI WISMA FLAMBOYAN PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA PAGAR DEWA KOTA BENGKULU
14 FEBRUARI 2022- 19 FEBRUARI 2022

OLEH :

RESI PURNAMA SARI


NPM : 1826010040

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Ns. Rafidaini Sazarni Ratiyun. S.Kep.,M.Kep (Marlisa.Amd.Keb)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
A. Pengkajian
Nama Panti : Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Alamat Panti : Jl. H. Adam Malik No 9, Kec. Gading Cempaka., kota
bengkulu
Tanggal Masuk : Desember 2020
Tanggal Pengkajian : 14 februari 2022
No. Register :-
1. Identitas Klien
Nama : NY. Suprapti
Alamat : pucang sawit RT 01,RW 06
kecamatan jebres kota surakata
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 68 tahun
Status Perkawinan : Cerai (meninggal)
Agama : Islam
Suku : jawa
Pendidikan terakhir : d3
Lama tinggal di Panti :1 tahun
Sumber Pendapatan :-
Keluarga yang dapat dihubungi : Adiknya
Riwayat Pekerjaan : guru
2. Alasan Kunjungan ke Panti
Klien mengatakan masuk ke panti karna keinginanya sendiri,Ny.S
tidak memiliki anak
3. Riwayat Kesehatan
a. Masalah kesehatan dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat darah tinggi
b. Masalah Kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada bagian belakang leher,klien tampak
meringis saat di tekan daerah yang nyeri. dan nyeri nya datang tidak
menentu dan tiba-tiba, jika klien merasa pusing sakit kepala nya pasti
akan kambu. Klien mengatakan nyeri nya terasa, jika tekanan darah
naik.klien juga mengatakan tidak pernah tidur siang, jika saat tidur di
malam hari klien juga sering terbangun, klien tidur hanya 4-5 jam per
hari,klien juga bertanya-tanya tentang hipertensi.
c. Masalah kesehatan keluarga/keturunan
Klien mengatakan keluarga klien juga memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
d. Kebiasaan sehari-hari
a. Biologis
- Pola Makan
Frekuensi makan :
(a) 1 kali sehari
(b) 2 kali sehari
(c) 3 kali sehari
(d) 4 kali sehari
Jumlah makanan yang habis :
(a) 1 porsi yang habis
(b) ½ porsi yang dihabiskan
(c) < ½ porsi yang dihabiskan
(d) Lain-lain
Makanan tambahan :
(a) Dihabiskan
(b) Tidak dihabiskan
(c) Kadang dihabiskan
- Pola minum :
Frekuensi minum
(a) < 3 gelas sehari
(b) > 3 gelas sehari
Jenis minuman
(a) Air putih
(b) Teh
(c) Kopi
(d) Susu
- Pola tidur :
Jumlah waktu tidur
(a) < 4 jam
(b) 4 – 6 jam
(c) > 6 jam
Gangguan tidur berupa
(a) Insomnia
(b) Sering terbangun
(c) Sulit mengawali
(d) Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur
(a) Santai
(b) Diam saja
(c) Keterampilan
(d) Kegiatan keagamaan
- Pola eliminasi
Frekuensi BAB
(a) 1 kali sehari
(b) 2 kali sehari
(c) Lainnya ………
Konsistensi
(a) Encer
(b) Keras
(c) Lembek
Gangguan BAB
(a) Inkontinensia alvi
(b) Konstipasi
(c) Diare
(d) Tidak ada
Frekuensi BAK
(a) 1 – 3 kali sehari
(b) 4 – 6 kali sehari
(c) > 6 kali sehari
Warna urine
(a) Kuning jernih
(b) Putih jernih
(c) Kuning keruh
Gangguan BAK
(a) Inkontinensia urine
(b) Retensi urine
(c) Tidak ada
(d) Lainnya …………
- Aktifitas sehari-hari
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan
(a) Membantu kegiatan dapur
(b) Berkebun
(c) Pekerjaan rumah tangga
(d) Keterampilan tangan
(e) Tidak ada
b. Psikologis
- Keadaan emosi
Stabilitas emosi
1) Labil
2) Stabil
3) Iritabel
4) Datar
5) Apakah klien mengalami susah tidur : kadang-kadang
6) Ada masalah atau banyak pikiran : tidak
7) Apakah klien murung atau menangis sendiri : tidak
8) Apakah klien sering was-was atau khawatir : tidak
c. Sosial
- Dukungan keluarga
Frekuensi kunjungan keluarga
1) 1 kali/bulan
2) 2 kali/bulan
3) Tidak pernah
- Hubungan antar keluarga
- Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan orang lain dalam wisma :
1) Tidak dikenal
2) Sebatas kenal
3) Mampu berinteraksi
4) Mampu bekerjasama
Hubungan dengan orang lain di luar wisma di dalam panti
1) Tidak dikenal
2) Sebatas kenal
3) Mampu berinteraksi
4) Mampu bekerjasama
Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti
1) Selalu
2) Sering
3) Jarang
4) Tidak pernah
d. Spiritual/kultural
- Pelaksanaan ibadah
Klien mengatakan melakukan sholat 5 waktu dalam sehari.
- Keyakinan tentang kesehatan
Klien mengatakan dirinya akan sehat jika sudah tidak sakit lagi.
e. Pemeriksaan Fisik
Kaji bagaimana postur tulang belakang lansia :
(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis (4) Skoliosis
(5) Lordosis
- Tanda-tanda vital dan status gizi
Tingkat kesadaran: Composmentis
Suhu: 36,5°C
Tekanan darah: 206 / 112 mmHg
Nadi: 101 x/m
Respirasi: 21 x/m
Berat badan: 55 kg
Tinggi badan: 150 Cm
- Kebersihan perorangan (Pengkajian Head to Toe)
a. Kepala
Kebersihan : bersih
Kerontokan rambut : tidak
Keluhan : tidak
b. Mata
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Strabismus : tidak
Penglihatan : kabur
Peradangan : tidak
Riwayat katarak : tidak
Keluhan : tidak
c. Hidung
Bentuk : simetris
Peradangan : tidak
Penciuman : tidak terganggu
d. Mulut dan tenggorokan
Kebersihan : tidak bersih
Mukosa : lembab
Peradangan/stomatitis: tidak
Gigi geligi : ada karies, ompong
Radang gusi : tidak
Kesulitan mengunyah: Iya
Kesulitan menelan : tidak
e. Telinga
Kebersihan : bersih
Peradangan : tidak
Pendengaran : tidak
Keluhan lain : tidak
f. Leher
Pembesaran kelj. Tiroid: tidak
JVP : tidak
Kaku kuduk : tidak
g. Dada
Bentuk dada : normal chest
Retraksi : tidak
Wheezing : tidak
Ronchi : tidak
Suara jantung tambahan: tidak
Ictus cordis :-
h. Abdomen
Bentuk : flat
Nyeri tekan : tidak
Kembung : tidak
Bising usus :-
Massa : tidak
i. Genitalia
Kebersihan :-
Haemoroid :-
Hernia : Post Oprasi
j. Ektremitas
Kekuatan otot : 5 (melawan gravitasi dengan kekuatan
penuh)
5555 5555
5555 5555

Postur tubuh : kifosis


Rentang gerak : maksimal
Deformitas : tidak
Tremor : tidak
Edema kaki : tidak
Penggunaan alat bantu: tidak
Refleks
Reflex Kanan Kiri
Biseps + +
Triceps + +
Knee + +
Achiles + +
Ket : Reflex (+) : normal
Reflex (-) : menurun/meningkat
k. Integument
Kebersihan : bersih
Warna : tidak pucat
Kelembaban : kering/lembab
Gangguan pada kulit : tidak
f. Pengkajian keseimbangan untuk lansia (Tinneti, ME dan Ginter,
SF,1998)
a. Perubahan posisi atau gerakan kesimbangan
- Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analisis)*
Klien bangun dari duduk dengan gerakan yang seimbang
dan kekuatan penuh

- Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis)*


Klien duduk di kursi dengan posisi yang sesuai
- Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong
sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali).
Klien tidak melakukan gerakan setelah dilakukan dorongan

- Mata tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan pasien tentang input
penglihatan untuk keseimbangannya)

- Perputaran leher
Kaki klien tidak menyentuh sisi-sisinya

- Gerakan menggapai sesuatu


Klien mampu menggapai sesuatu dengan posisi yang seimbang

- Membungkuk
Klien mampu untuk membungkuk

b. Komponen gaya berjalan atau gerakan


- Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan
Klien mampu mengikuti perintah

- Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat


melangkah)
Kaki mampu melangkah dengan baik

- Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping


pasien)
Klien mampu mengikuti kontinuitas langkah dengan baik

- Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping


pasien)
Panjang langkah yang dilkukan oleh klien sama

- Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi


dari belakang klien)
Klien mampu berjalan dalam garis lurus

- Berbalik
Klien mampu melakukan gerakan berbalik dengan seimbang
g. Penilaian Skala Risiko Jatuh Ontario Modified Sratify – Sydney
Scoring
Parameter Skrining Jawaban nilai

Riwayat jatuh Ada dalam 1 bln terakhir Tidak 0


Status mental Disorientasi, sering salah Tidak 0
menyebutkan waktu
Penglihatan Menggunakan kacamata Tidak 0
Kebiasaan berkemih Tidak ada gangguan Ya 6
Transfer dari tempat tidur Memerlukan bantuan Tidak 0
ke kursi dan sebaliknya yang nyata
6
Total

Interpretasi dan kesimpulan :


1. 0 – 5 = Rendah
2. 6 – 16 = Sedang
3. 17 – 30 = Tinggi

Kesimpulan : Ny.S mendapatkan nilai 6 pada penilaian skala resiko


jatuh. Klien termasuk pada skala sedang

h. Kesehatan lingkungan
Penyediaan air bersih (MCK) :
(a) PDAM
(b) Sumur
(c) Mata Air
(d) Sungai
(e) lainnya……
Penyediaan air minum
(a) Air rebus sendiri
(b) Beli (aqua)
(c) Air biasa tanpa rebus
Pengelolaam jamban
(a) Bersama
(b) Kelompok
(c) Pribadi
(d) lainnya……
Jenis jamban
(a) Leher angsa
(b) Cemplung terbuka
(c) Cemplung Tertutup
(d) Lainnya......
Jarak dengan sumber air
(a) < 10 meter
(b) > 10 meter
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(a) Lancar
(b) Tidak lancer
Petugas sampah
(a) Ditimbun
(b) Dibakar
(c) Daur ulang
(d) Dibuang sembarang tempat
(e) Dikelola dinas
Pengelolaan binatang pengerat
(a) Tidak
(b) Ya, (*) dengan racun, (*) dengan alat, (*) lainnya ………
i. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
1) Apakah klien mengalami susah tidur : Iya
2) Ada masalah atau banyak pikiran : tidak
3) Apakah klien murung atau menangis sendiri : tidak
4) Apakah klien sering was-was atau khawatir : tidak
Lanjutkan pertanyaan tahap 2
Jika jawaban ya 1 atau lebih

Pertanyaan tahap 2
1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu
bulan : 60x/bulan
2) Ada masalah atau banyak pikiran : tidak
3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain : tidak
4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter : tidak
5) Cenderung mengurung diri : tidak

Lebih dari 1atau sama dengan 1 : tidak


Jawaban ya, maka masalah emosional : tidak
Ada atau ada gangguan emosional : tidak

j. Pengukuran tingkat depresi

Skala Depresi Geriatric (GDS), Yesavage dkk, 1983

No Pernyataan
1. Apakah bapak/ibu sekarang ini merasa puas dengan ya
kehidupannya?
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak Tidak
kegiatan atau kesenangan akhir-akhir ini?
3. Apakah bapak/ibu sering merasa hampa/kosong Tidak
dalam hidup ini?
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ? Ya
5. Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan tidak
yang baik di masa depan ?
6. Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang Tidak
mengganggu terus menerus ?
7. Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik Ya
setiap saat ?
8. Apakah apak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk Tidak
akan terjadi pada anda ?
9. Apakah bapak/ibu merasa bahagia sebagian besar tidak
waktu?
10. Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu Tidak
berbuat apa-apa?
11. Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan Tidak
gelisah ?
12. Apakah bapak/ibu lebih senang tinggal dirumah Ya
dari pada keluar dan mengerjakan sesuatu ?
13. Apakah bapak/ibu sering mersa khawatir tentang Tidak
masa depan ?
14. Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering pelupa? tidak
15. Apakah bapak/ibu piker bahwa hidup bapak/ibu Ya
sekarang ini menyenangkan ?
16. Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus Tidak
asa ?
17. Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir- Tidak
akhir ini?
18. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang Tidak
masa lalu?
19. Apakah bapak/ibu merasa hidup ini Ya
menggembirakan?
20. Apakah sulit bagi bapak/ibu untuk memulai Tidak
kegiatan yang baru?
21. Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat ? tidak
22. Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak Tidak
ada harapan ?
23. Apakah bapak/ibu berpikir bahwa orang lain lebih Tidak
baik keadaannya dari pada bapak/ibu?
24. Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang Tidak
sepele ?
25. Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis ? tidak
26. Apakah bapak/ibu sulit berkosentrasi ? Tidak
27. Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun Ya
tidur dipagi hari ?
28. Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul di Tidak
pertemuan social ?
29. Apakah mudah bagi bapak/ibu membuat suatu Ya
keputusan ?
30. Apakah pikiran bapak/ibu masih tetap mudah dalam Tidak
memikirkan sesuatu seperti dulu ?

Sumber : Burns. 1991. Assesment Scales in Old Age Psychiatry. Martin


Dunitz Ltd. London, P 2-3

0 – 10 = Not Depressed
11 – 20 = Mild Depressed
21 – 30 = Severe Depresed

Kesimpulan : Ny.S mendapatkan nilai 8 pada pengukuran GDS. Klien


termasuk pada Mild Depressed

GDS 15 : 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 21, 22, 23 (cut off 5/6
indicated depression)
GDS 10 : 1, 2, 3, 8, 9, 10, 14, 21, 22, 23
GDS 4 : 1, 3, 8, 9 ( cut off ½ indicated depression)

k. Pengukuran tingkat kerusakan intelektual


Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ); Pfeiffer E,


1975
Benar Salah Nomor Pertanyaan
√ 1. Tanggal berapa hari ini ?
√ 2. Hari apa sekarang ?
√ 3. Apa nama tempat ini ?
√ 4. Dimana alamat anda ?
√ 5. Berapa umur anda ?
√ 6. Kapan anda lahir ?
√ 7. Siapa Presiden Indonesia
√ 8. Siapa Presiden Indonesia sebelumnya?
√ 9. Siapa nama ibu anda ?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan
3 dari setiap angka baru, secara
menurun.
Jumlah

Sumber : Burns, 1999. Assesment Scales in Old Age Psychiatry. Marthin


Dunitz Ltd. London P.56- 57
Interpretasi :
Salah 0 – 2 : fungsi intelektual utuh
Salah 3 – 4 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 5 – 7 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 8 – 10 : fungsi intelektual kerusakan berat

Kesimpulan : klien tidak mempunyai jawaban salah pada pengukuran


SPMQ, sehingga klien memiliki fungsi intelektual utuh

l. Identifikasi aspek kognitif


Mini Mental State Examination (MMSE); Folstein MF, 1975
Skor Skor Orientasi
Maksimum Manula
5 5 Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun), berapa
dan (musim) apa?
5 5 Sekarang kita berada dimana? (jalan), (no. rumah),
(kota), (kabupaten), (propinsi).
REGISTRASI
3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1
detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah lansia
mengulang ke 3 nama tersebut. Berikan satu angka
untuk setiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulanglah penyebutan ke 3 nama tersebut, sampai ia
dapat mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah
percobaan dan catatlah (bola, kursi, sepatu)
(jumlah percobaan ……………………..)
ATENSI DAN KALKULASI
5 2 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke
bawah 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.
Berhenti setelah 5 hitungan. (93, 86, 79, 72, 65).
Kemungkinan lain : ejalah kata “dunia” dari akhir ke
awal (a-i-n-u-d).
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
3 3 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah
disebutkan di atas. Berikan 1 angka untuk setiap
jawaban yang benar.
BAHASA
9 6 a. apakah nama benda-benda ini ? (perlihatkan
pensil dan arloji) (2 angka)
b. ulanglah kalimat berikut : “ Jika Tidak Dan Atau
Tapi” (1 angka)
c. laksanakan 3 buah perintah ini : “peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakkan di lantai
(3 angka)
d. bacalah dan laksanakan perintah berikut :
“pejamkan mata anda” (1 angka).
e. Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
f. Tirulah gambar ini (1 angka)

Skor Total 24
Sumber : Burns, 1999. Assesment Scales in Old Age Psychiatry. Marthin
Dunitz Ltd. London, P.35

Skor :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : Probable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Definitif gangguan kognitif
Kesimpulan : Ny. S mempunyai skor 23, jadi klien dalam keadaan Probable gangguan kognitif

B. Analisa Data
No Data Interprestasi (Etiologi) Masalah keperawatan
(Problem)
1 DS : Agen pencidera fisik Nyeri Akut
 Klien mengatakan leher belakang terasa
nyeri.
 P : klien mengatakan Hipertensi
 Q : nyerinya seperti dicengram
 R : nyerinya berada leher bagian belakang
 S : skala nyeri 4
 T : tidak menentu
DO :
 Klien tampak meringis saat ditekan
daerah yang nyeri.
 Td : 206/112 mmHg
 N :101
2 DS : Kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur
 Klien mengatakan tidur 4-5 jam perhari
 Klien mengatakan kadang sulit tidur
 Klien mengatakan sering terbagun di
malam hari
 DO :
 Klien terlihat gelisah
 TD: 206/112 mmHg
 N : 101 x/menit
 BB :55 Kg
 S : 36,5 C
3 DS : Kurang terpapar informasi Defisit pengetahuan
 Klien bertanya-tanya tentang masalah
yang di alami
DO :
 Klien tampak kebingungan
 Klien belum memahami tentang
masalah yang di alami
C. Renpra/NCP
No Diagnosa Diagnosis Keperawatan Outcome
Keperawatan Kode Diagnosis Kode Hasil
(SDKI)
1 Nyeri akut L. 08066 Setelah dilakukan tindakan I.08238 Manajemen nyeri
Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24
1. Identifikasi skala nyeri
agen pencidera fisik jam (6jam), diharapkan 2. Identifikasi respon nyeri non
verbal
berhubungan dengan tingkat nyeri menurun,
3. Identifikasi faktor yang
klien mengeluh nyeri dengan kriteria hasil : memperberat dan memperingan
nyeri
di bagian leher 1. Keluhan nyeri menurun
belakang  P : Tekanan darah menurun Terapeutik
4. Kontrol lingkungan yang
 Q: nyerinya seperti memperberat rasa nyeri
dicengkram menurun 5.Fasilitasi istirahat dan tidur
6. Pertimbangan jenis dan sumber
 R : nyerinya berada di nyeri dalam pemilihan strategi
leher bagian belakang meredakan nyeri

 S : skala nyeri 1 Edukasi


7. Jelaskan penyebab,periode,dan
 T : muncul secara tiba-tiba
pemicu nyeri
menentu 8. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Tekanan darah membaik 9. Anjurkan memonitor nyeri
dalam batas normal. secara mandiri

2 Gangguan Pola L.05045 Setelah dilakukan tindakan I.05174 Dukungan tidur


keperawatan selama 3x 24 Observasi
Tidur b.d Kurang
jam (6jam), diharapkan pola 1.Identifikasi pola aktivitas dan
kontrol Tidur d.d tidur membaik : tidur
1. Keluhan sulit tidur 2. Identifikasi faktor pengganggu
Mengeluh Sulit
cukup meningkat tidur
Tidur di buktikan 2. Keluhan pola tidur 3. Identifikasi makanan dan
berubah meningkat minuman yang mengganggu
dengan klien
3.Kemampuan beraktivitas tidur
mengatakan tidur cukup meningkat Terapeutik
4. Batasi waktu tidur siang jika
hanya ku 4- 5jam
perlu
perhari 5. Lakukan prosedur untk
meningkatkan kenyamanan

Edukasi
6. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
7. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menganggu tidur

3 Defisit pengetahuan L.12111 Tingkat pengetahuan I.12383 Edukasi kesehatan


tentang hipertensi Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan pengkajian diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan
kurang terpapar tingkat pengetahuan kemampuan menerima
informasih di meningkat meningkat dan informasi
buktikan dengan klien mampu : 2. Identifikasi factor-faktor yang
menanyakan 1. Prilaku sesuai anjuran dapat meningkatkan dan
masalah yang di meningkat menjurunkan motivasi prilaku
hadapi 2. Pengetahuan tentang hidup bersih dan sehat
suatu topic Traupeutik
meningkat 3. Sediakan materi da media
3. Prilaku sesuai pendidikan kesehatan
pengetahuan 4. Berikan kesempatan untuk
meningkat bertanya
A. Catatan Perkembangan

No Hari / tanggal Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


dan waktu
1 Selasa Nyeri akut berhubungan Observasi S:
1.Mengidentifikasi skala nyeri
15/02/2022 dengan agen pencidera  Klien mengatakan masih nyeri
4. Mengidentifikasi respon nyeri
Pukul : 10.00 fisik berhubungan dengan non verbal O:
5. Mengidentifikasi faktor yang
WIB klien mengeluh nyeri di  Meringis masih terlihat
memperberat dan
bagian leher belakang memperingan nyeri  P : Hipertensi
Terapeutik  Q : nyerinya seperti dicengkram
6. Mengontrol lingkungan yang
 R : nyerinya berada leher bagian
memperberat rasa nyeri
7. Memfasilitasi istirahat dan belakang
tidur
8. Mempertimbangan jenis dan  S : skala nyeri 4
sumber nyeri dalam pemilihan  T : masih muncul secara tiba-tiba
strategi meredakan nyeri
A:
Edukasi  Masalah belum teratasi
9. Menjelaskan
penyebab,periode,dan pemicu P
nyeri
10. Menjelaskan strategi  Intervensi dilanjutkan
meredakan nyeri

2 Selasa Gangguan Pola Tidur b.d Dukungan tidur S:


Observasi :
16/02/2022 Kurang kontrol Tidur d.d  Klien mengatakan masih masih
1.Mengidentifikasi pola aktivitas
Pukul : 11.00 Mengeluh Sulit Tidur di dan tidur tidur 4-5 jam perhari
2. Mengidentifikasi faktor
WIB buktikan dengan klien  Klien mengatakan masih sering
pengganggu tidur
mengatakan tidur hanya ku 3. Mengidentifikasi makanan dan terbangun di malam hari
minuman yang mengganggu
4 – 5 jam perhari O:
tidur
 Meringis masih terlihat
Terapeutik :
4. Mematasi waktu tidur siang A :
jika perlu Klien tampak lelah
5. Melakukan prosedur untk
meningkatkan kenyamanan P
Intervensi dilanjutkan
Edukasi :
6. Menjelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
7. Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menganggu tidur
3. selasa 15/02/2021 Defisit pengetahuan Edukasi kesehatan S:
Pukul : 01.00 tentang hipertensi Observasi :  klien mengatakan sudah mulai
WIB berhubungan dengan 1. mengidentifikasi kesiapan paham tentang hipertensi
kurang terpapar informasih dan kemampuan menerima O:
di buktikan dengan informasi  klien tidak kebinguangan lagi
menanyakan masalah yang 2. mengidentifikasi factor- A :
di hadapi faktor yang dapat  Masalah teratasi
meningkatkan dan P :
menjurunkan motivasi  Intervensi di hentikan
prilaku hidup bersih dan
sehat
Traupeutik :
3. menyediakan materi da
media pendidikan
kesehatan
4. memberikan kesempatan
untuk bertanya
4 Rabu 16/02/2022 Nyeri akut berhubungan S:
Pukul : 10.00 dengan agen pencidera Observasi :  Klien mengatakan sudah tidak
WIB fisik berhubungan dengan 1.Mengidentifikasi skala nyeri merasakan nyeri lagi
klien mengeluh nyeri di 2.Mengidentifikasi respon nyeri O :
bagian leher belakang non verbal  Meringis sudah tidak terlihat
3.Mengidentifikasi faktor yang  P : Hipertensi
memperberat dan  Q : nyerinya seperti dicengkram
memperingan nyeri  R : nyerinya berada leher bagian
Terapeutik : belakang
4. Mengontrol lingkungan yang
 S : skala nyeri 1
memperberat rasa nyeri
 T : nyeri sudah tidak muncul secara
5. Memfasilitasi istirahat dan
tiba-tiba
tidur
A:
6. Mempertimbangan jenis dan
 Masalah teratasi
sumber nyeri dalam pemilihan
P:
strategi meredakan nyeri
Intervensi dilhentikan
Edukasi :
7. Menjelaskan
penyebab,periode,dan pemicu
nyeri
5
8. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
Rabu 16/02/2021 Gangguan Pola Tidur Dukungan tidur S:
Observasi
Pukul : 11.00 berhubungan dengan  Klien mengatakan tidur masih4-5
1.Mengidentifikasi pola aktivitas
WIB Kurang kontrol Tidur dan tidur jam
2. Mengidentifikasi faktor
dibuktikan dengan  Klien mengatakan masih sering
pengganggu tidur
Mengeluh Sulit Tidur di 3. Mengidentifikasi makanan dan terbagun di malam hari
minuman yang mengganggu
buktikan dengan klien O:
tidur
mengatakan tidur hanya 4- Terapeutik Klien masih terlihat lelah
4. Mematasi waktu tidur siang
5 jam perhari A:
jika perlu
5. Melakukan prosedur untk Masalah tidak teratasi
meningkatkan kenyamanan
P
Edukasi Intervensi dilanjutkan
6. Menjelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
7. Menganjurkan menghindari
6. makanan/minuman yang
menganggu tidur
Rabu 16/02/2021 Gangguan Pola Tidur Dukungan tidur S:
Observasi :
Pukul : 13.30 berhubungan dengan  Klien mengatakan malam tadi
1. Mengidentifikasi pola
WIB Kurang kontrol Tidur aktivitas dan tidur sudah lebih dari 4 jam
2. Mengidentifikasi faktor
dibuktikan dengan  Klien mengatakan tidak terbangun
pengganggu tidur
Mengeluh Sulit Tidur di 3. Mengidentifikasi makanan malam
dan minuman yang
buktikan dengan klien O:
mengganggu tidur
mengatakan tidur hanya  Klien sudah tidak tampak lelah
Terapeutik :
4-5 jam perhari 4. Mematasi waktu tidur A :
siang jika perlu Masalah teratasi
5. Melakukan prosedur untk
meningkatkan P:
kenyamanan Intervensi di hentikan
Edukasi :
6. Menjelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
7. Menganjurkan
menghindari
makanan/minuman yang
menganggu tidur
WISMA FLAMBOYAN
HASIL TENSI NENEK SUPRAPTI ( WISMA FLAMBOYAN)
NENEK ANA (WISMA FLAMBOYAN )

Anda mungkin juga menyukai