DISUSUN OLEH:
C. Patofisiologi
D. WOC
Hipertensi
vasokontraksi
Ansietas
gangguan sirkulasi
Intoleransi
Hipovolemia
aktivitas
E. Manifestasi Klinis
1) Sakit kepala.
2) Rasa pegal, kaku dan tidak nyaman pada tengkuk.
3) Berdebar atau detak jantung terasa cepat.
4) Telinga berdengung.
5) Lemas dan kelelahan.
6) Gelisah.
7) Mual.
8) Muntah.
9) Epistaksis.
10) Kesadaran menurun
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
b. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim
ginjal dengan gagal ginjal akut.
c. Darah perifer lengkap
d. Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
2) EKG
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Iskemia atau infark miocard
c. Peninggian gelombang P
d. Gangguan konduksi
3) Foto Rontgen
a. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
b. Pembendungan, lebar paru
c. Hipertrofi parenkim ginjal
d. Hipertrofi vascular ginjal (Aspiani, 2016)
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Hipertensi menurut Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (2014) dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Menggunakan obat-obatan, seperti amlodipine dan captopril. untuk
pemilihan obat, dosis obat, frekuensi minum obat serta penggunaan obat-
obatan Hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga
anda.
2) Memodifikasi gaya hidup dapat dilakukan seperti membatasi jumlah
asupan garam tidak lebih dari seperempat sampai setengah sendok teh atau
setara dengan 6 gram/hari, menurunkan berat badan (bagi yang mengalami
obesitas), menghindari minuman berkafein, merokok, minum minuman
beralkohol, dan pada penderita Hipertensi juga disarankan untuk
melakukan olahraga seperti jalan, lari, jogging, bersepeda santai selama
20-25 menit dengan freuensi 3-5x/minggu. Dan juga disarankan untuk
istirahat cukup sekitar 6-8 jam/hari serta dapat mengendalikan stress.
Ada beberapa makanan yang harus dihindari oleh penderita Hipertensi
seperti berikut:
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi seperti otak, minyak kelapa,
gajih/lemak.
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium seperti biskuit,
crackers, keripik dan makanan kering yang asin.
3) Makanan dan minuman dalam kaleng seperti sarden, sosis, kornet, soft
drink, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng,
4) Makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
5) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram
natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian,
tape.
H. Komplikasi
Adapun komplikasi Hipertensi menurut Aspiani (2016) adalah seperti
berikut :
1) Stroke Hemoragi dapat terjadi, akibat tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada Hipertensi kronis, apabila arteri
yang memeperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga
aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang, arteri otak yang
mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma.
2) Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang mengalami
aterosklerosis tidak menyuplai cukup oksigen ke miokardium, atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh
darah. Pada Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksgen
miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melewati ventrikel
sehingga terjadi distristmia, hipoksia jantung dan peningkatan resiko
pembentukan bekuan.
3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan darah
tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran
darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar
melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada Hipertensi kronis.
4) Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi pada penderita Hipertensi yang
meningkat cepat. Tekanan yang sangat tinggi dapat meningkatkan tekanan
kapiler dan mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan
saraf pusat. Neuron disekitarnya menjadi kolaps dan menyebabkan koma
serta kematian.
5) Kejang biasanya dapat terjadi pada wanita preeklamsia. Bayi yang lahir
biasa dengan berat badan lahir rendah akibat perfusi plasenta yang tidak
adekuat. Dapat juga mengalami hipoksia dan asidosis apabila ibu
mengalami kejang saat atau sebelum melahirkan.
1. Pengkajian Teoritis
a. Identitas klien
b. Riwayat Kesehatan
- Sekarang
c. Aktivitas / istirahat
- Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
- Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
d. Sirkulasi
1) Gejala :
b) Episode palpitasi
2) Tanda :
e. Integritas ego
f. Eliminasi
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan defekasi
perhari, ada tidaknya disuria, nocturia, urgensi, hematuria, retensi,
inkontinensia, apakah kateter indwelling atau kateter eksternal, dan lain-
lain. Pada pasien dengan gastritis didapatkan mengalami susah BAB,
distensi abdomen, diare, dan melena. Konstipasi juga dapat terjadi
(perubahan diet, dan penggunaan antasida).
g. Makanan / cairan
1) Gejala :
2) Tanda :
b) Adanya edema
c) Glikosuria
d) Neurosensori
3) Gejala :
4) Tanda :
h. Nyeri / ketidaknyamanan
i. Pernapasan
1) Gejala :
2) Tanda :
c) Sianosis
j. Keamanan
k. Pembelajaran / penyuluhan
Gejala :
1) Factor risiko keluarga: hipertensi,aterosklerosis, penyakit
jantung, diabetes mellitus.
l. Rencana pemulangan
2. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol Pola tidur (L.05045) Dukungan tidur (I.05174)
tidur d.d mengeluh sulit tidur Setelah dilakukan Rencana tindakan :
tindakan keperawatan Observasi :
diharapkan pasien
mampu : - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Keluhan sulit - Identifikasi faktor pengganggu
tidur (menurun) tidur(fisik dan/atau psikologis
- Keluhan sering - Identifikasi makanan dan minuman
terjaga (cukup yang mengganggu tidur(mis,kopi,
menurun) teh, alkohol, makan mendekati
- Keluhan pola tidur, minum banyak air sebelum
tidur berubah tidur)
(cukup Terapeutik :
menurun) - Batasi waktu tidur siang,jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
Edukasi ;
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Fasilitasi stress sebelum tidur
- Tetapmakanan/minuman yang
menggangu waktu tidur
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi
1, Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Edisi 1,Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
OLEH :
- Mata tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan pasien tentang input
penglihatan untuk keseimbangannya)
- Perputaran leher
Kaki klien tidak menyentuh sisi-sisinya
- Membungkuk
Klien mampu untuk membungkuk
- Berbalik
Klien mampu melakukan gerakan berbalik dengan seimbang
g. Penilaian Skala Risiko Jatuh Ontario Modified Sratify – Sydney
Scoring
Parameter Skrining Jawaban nilai
h. Kesehatan lingkungan
Penyediaan air bersih (MCK) :
(a) PDAM
(b) Sumur
(c) Mata Air
(d) Sungai
(e) lainnya……
Penyediaan air minum
(a) Air rebus sendiri
(b) Beli (aqua)
(c) Air biasa tanpa rebus
Pengelolaam jamban
(a) Bersama
(b) Kelompok
(c) Pribadi
(d) lainnya……
Jenis jamban
(a) Leher angsa
(b) Cemplung terbuka
(c) Cemplung Tertutup
(d) Lainnya......
Jarak dengan sumber air
(a) < 10 meter
(b) > 10 meter
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(a) Lancar
(b) Tidak lancer
Petugas sampah
(a) Ditimbun
(b) Dibakar
(c) Daur ulang
(d) Dibuang sembarang tempat
(e) Dikelola dinas
Pengelolaan binatang pengerat
(a) Tidak
(b) Ya, (*) dengan racun, (*) dengan alat, (*) lainnya ………
i. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
1) Apakah klien mengalami susah tidur : Iya
2) Ada masalah atau banyak pikiran : tidak
3) Apakah klien murung atau menangis sendiri : tidak
4) Apakah klien sering was-was atau khawatir : tidak
Lanjutkan pertanyaan tahap 2
Jika jawaban ya 1 atau lebih
Pertanyaan tahap 2
1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu
bulan : 60x/bulan
2) Ada masalah atau banyak pikiran : tidak
3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain : tidak
4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter : tidak
5) Cenderung mengurung diri : tidak
No Pernyataan
1. Apakah bapak/ibu sekarang ini merasa puas dengan ya
kehidupannya?
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak Tidak
kegiatan atau kesenangan akhir-akhir ini?
3. Apakah bapak/ibu sering merasa hampa/kosong Tidak
dalam hidup ini?
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ? Ya
5. Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan tidak
yang baik di masa depan ?
6. Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang Tidak
mengganggu terus menerus ?
7. Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik Ya
setiap saat ?
8. Apakah apak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk Tidak
akan terjadi pada anda ?
9. Apakah bapak/ibu merasa bahagia sebagian besar tidak
waktu?
10. Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu Tidak
berbuat apa-apa?
11. Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan Tidak
gelisah ?
12. Apakah bapak/ibu lebih senang tinggal dirumah Ya
dari pada keluar dan mengerjakan sesuatu ?
13. Apakah bapak/ibu sering mersa khawatir tentang Tidak
masa depan ?
14. Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering pelupa? tidak
15. Apakah bapak/ibu piker bahwa hidup bapak/ibu Ya
sekarang ini menyenangkan ?
16. Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus Tidak
asa ?
17. Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir- Tidak
akhir ini?
18. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang Tidak
masa lalu?
19. Apakah bapak/ibu merasa hidup ini Ya
menggembirakan?
20. Apakah sulit bagi bapak/ibu untuk memulai Tidak
kegiatan yang baru?
21. Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat ? tidak
22. Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak Tidak
ada harapan ?
23. Apakah bapak/ibu berpikir bahwa orang lain lebih Tidak
baik keadaannya dari pada bapak/ibu?
24. Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang Tidak
sepele ?
25. Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis ? tidak
26. Apakah bapak/ibu sulit berkosentrasi ? Tidak
27. Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun Ya
tidur dipagi hari ?
28. Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul di Tidak
pertemuan social ?
29. Apakah mudah bagi bapak/ibu membuat suatu Ya
keputusan ?
30. Apakah pikiran bapak/ibu masih tetap mudah dalam Tidak
memikirkan sesuatu seperti dulu ?
0 – 10 = Not Depressed
11 – 20 = Mild Depressed
21 – 30 = Severe Depresed
GDS 15 : 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 21, 22, 23 (cut off 5/6
indicated depression)
GDS 10 : 1, 2, 3, 8, 9, 10, 14, 21, 22, 23
GDS 4 : 1, 3, 8, 9 ( cut off ½ indicated depression)
Skor Total 24
Sumber : Burns, 1999. Assesment Scales in Old Age Psychiatry. Marthin
Dunitz Ltd. London, P.35
Skor :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : Probable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Definitif gangguan kognitif
Kesimpulan : Ny. S mempunyai skor 23, jadi klien dalam keadaan Probable gangguan kognitif
B. Analisa Data
No Data Interprestasi (Etiologi) Masalah keperawatan
(Problem)
1 DS : Agen pencidera fisik Nyeri Akut
Klien mengatakan leher belakang terasa
nyeri.
P : klien mengatakan Hipertensi
Q : nyerinya seperti dicengram
R : nyerinya berada leher bagian belakang
S : skala nyeri 4
T : tidak menentu
DO :
Klien tampak meringis saat ditekan
daerah yang nyeri.
Td : 206/112 mmHg
N :101
2 DS : Kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur
Klien mengatakan tidur 4-5 jam perhari
Klien mengatakan kadang sulit tidur
Klien mengatakan sering terbagun di
malam hari
DO :
Klien terlihat gelisah
TD: 206/112 mmHg
N : 101 x/menit
BB :55 Kg
S : 36,5 C
3 DS : Kurang terpapar informasi Defisit pengetahuan
Klien bertanya-tanya tentang masalah
yang di alami
DO :
Klien tampak kebingungan
Klien belum memahami tentang
masalah yang di alami
C. Renpra/NCP
No Diagnosa Diagnosis Keperawatan Outcome
Keperawatan Kode Diagnosis Kode Hasil
(SDKI)
1 Nyeri akut L. 08066 Setelah dilakukan tindakan I.08238 Manajemen nyeri
Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24
1. Identifikasi skala nyeri
agen pencidera fisik jam (6jam), diharapkan 2. Identifikasi respon nyeri non
verbal
berhubungan dengan tingkat nyeri menurun,
3. Identifikasi faktor yang
klien mengeluh nyeri dengan kriteria hasil : memperberat dan memperingan
nyeri
di bagian leher 1. Keluhan nyeri menurun
belakang P : Tekanan darah menurun Terapeutik
4. Kontrol lingkungan yang
Q: nyerinya seperti memperberat rasa nyeri
dicengkram menurun 5.Fasilitasi istirahat dan tidur
6. Pertimbangan jenis dan sumber
R : nyerinya berada di nyeri dalam pemilihan strategi
leher bagian belakang meredakan nyeri
Edukasi
6. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
7. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menganggu tidur