Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

1. Konsep Dasar Penyakit


1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on
Detection (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara
95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105
dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg
atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).

1.2 Klasifikasi Hipertensi


Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149
mmHg dan diastolik 91-94 mmHg
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan
95mmHg
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection
and Treatment of Hipertension, yaitu:
a. Diastolik
< 85 mmHg : Tekanan darah normal
85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
>115 mmHg : Hipertensi berat
b. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
< 140 mmHg : Tekanan darah normal
140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
> 160 mmHg : Hipertensi sistolik terisolasi
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah
yang mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada
penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang
ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan
timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina),
ginjal, jantung, dan pembuluh darah). Tingginya tekanan darah bervariasi,
yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah, diantaranya yaitu:
1.1 Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera
dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan
organ target akut atau progresif target akut atau progresif. Kenaikan
TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan
di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu
menit/jam.
1.2 Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif
bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target
progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam.
Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam
(penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam
hitungan jam sampai hari).
1.3 Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output
atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress lingkungan: hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis
pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,
system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya
yaitu: umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin
(laki-laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih
banyak dari kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam yang
tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan berlebihan, stres,
merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine,
prednison, epineprin).
b. Hipertensi sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal,
diabetes melitus, stroke.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan- perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

1.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang
diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga
terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan
darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung. (Suyono, Slamet. 1996).
1.5 Pathway

Patofisiologi: Umur, jenis kelamin, gaya


hidup, obesitas

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak Pembuluh Retina


darah

Suplai O2 otak Retensi pembuluh Spasme


Sistemik
menurun darah otak arteriole

Gangguan perfusi jaringan Peningkatan TIK Vasokontriksi Diplopia

Afterload
Nyeri kepala Risiko
meningkat
cedera

Gangguan pola
Penurunan curah jantung
tidur
1.6 Tanda Dan Gejala
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing lemas,
kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran
menurun. Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas

1.7 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji
hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor resiko seperti: hipokoagulabilitas,
anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang
perfusi / fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar
ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi
diuretik.
e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat
menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme
primer (penyebab).
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM.
j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi.
k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya
hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan
menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi
pada area katup, pembesaran jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti
penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu
ginjal, perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal
tab, CAT scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi
klinis pasien

1.8 Komplikasi
Efek pada organ, otak (pemekaran pembuluh darah, perdarahan,
kematian sel otak: stroke), ginjal (malam banyak kencing, kerusakan sel
ginjal, gagal ginjal), jantung (membesar, sesak nafas, cepat lelah, gagal
jantung).
1.9 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi: diet destriksi garam secara
moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, diet rendah kolesterol dan
rendah asam lemak jenuh.
a. Penurunan berat badan
b. Penurunan asupan etanol
c. Menghentikan merokok
d. Latihan fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu:
a) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
b) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72- 87 % dari denyut nadi maksimal yang
disebut zona latihan.
c) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam
zona latihan.
d) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5
x perminggu.
e. Edukasi psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi
meliputi:
a) Tehnik BiofeedbackBiofeedback adalah suatu tehnik yang
dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda
mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama
dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
b) Tehnik relaksasiRelaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik
yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau
kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
f. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan
pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi
umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (Joint National Committee On Detection, Evaluation And
Treatment Of High Blood Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa
obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat
ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


2.1 Pengkajian Keperawatan
Proses pengakajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi
terus menerus dan keputusan professional yang mengandung arti terhadap
informasi yang dikumpulkan. Pengumpulan data keluarga berasal dari
berbagai sumber wawancara, observasi rumah keluarga dan fasilitasnya,
pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga.
a. Data umum
Berisi data nama kepala keluarga (KK), alamat dan telepon, pekerjaan
kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga,
genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi
keluarga, dan aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang
belum terpenuhioleh keluarga serta kendala-kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegaha penyakit
termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang bias
digunakan keluarga dan pengalaman terhadapa pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic
tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan momunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluraga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan Keluarga dan interaksi dalam masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasiltas yang dimilki
keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik,
fasilitas psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan
fasilitas social atau dukungan dari masyarakat setempat
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
oranglain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,
yangberhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
persaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya.
2) Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta
perilaku.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian,perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatankeluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit,menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak?
b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga?
c) Metodeyang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga?
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga

f. Stres dan koping keluarga


1) Stressor jangka pendek
Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari enam bulan.
2) Stressor jangka panjang
Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari enam bulan.
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Stressor dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap stressor
4) Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menhadapi
permasalahan/stress.
5) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan menegnai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permaslahan/stress.
g. Pemeriksaan fisik (Head to toe)
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode
yang digunakan samadengan pemeriksaan fisik head to toe.
h. Harapan keluarga
2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis
ke system keluarga dan subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian
keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah
kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki
kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan
pendidikan dan pengalaman (Friedman, 2010).
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga
dengan masalah hipertensi adalah sebagai berikut:
1) Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah
2) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
ketidakmampuan keuarga dalam mengenal masalah
3) Ketidakefektifan pola koping keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
4) Defesiensi pengetahuan ansietas berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah

2.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,
diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga,
dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi
alternative dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak
bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu
dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
Menurut Padila (2012) intervensi keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, rencana
intervensi serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria
standar. Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai,
rasional dan menunjukkan waktu.
Tabel 1. Rencana asuhan keperawatan keluarga
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana tindakan
keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. Nyeri berhubungan Setelah 1. Setelah • Keluarga • Hipertensi • Kaji pengetahuan
dengan dilakukan dilakukan mampu merupakan tentang Hipertensi.
krtidakmampuan kunjungan kunjungan menyebutkan peningkatan • Diskusikan dengan
keluarga dalam sebanyak 2 x 1 x 45 defenisi tekanan darah keluarga tentang
merawat keluarga 45 menit menit Hipertensi dimana tekanan pengertian hipertensi
yang sakit keluarga keluarga dengan bahasa darah terjadi diatas dengan menggunakan
mampu mampu sendiri. normal yaitu lebih leafleat/ lembar balik.
mengenal mengenal dari 140/90 mmHg. • Evaluasi kembali
masalah masalah pengertian ipertensi
kesehatan Hipertensi pada keluarga.
tentang • Berikan pujian pada
Hipertensi. keluarga atas jawaban
yang benar.
• Keluarga • Penyebab : faktor • Mengakaji pengetahuan
mampu genetik dan tentang penyebab
menyebutkan pengaruh Hipertensi
penyebab dari lingkungan seperti : • Diskusikan dengan
Hipertensi stress, kegemukan, keluarga tentang
merokok, aktivitas penyebab hipertensi
fisik yang kurang, • Evaluasi kembali
dan penyebab dan faktor
konsumsi garam resiko Hipertensi.
dalam jumlah besar Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
• Keluarga • Tanda dan gejala : • Kaji pengetahuan
mampu Nyeri kepala saat tentang tanda dan gejala
menyebutkan terjaga, kadang – Hipertensi.
tanda dan gejala kadang disertai • Diskusikan dengan
Hipertensi. mual dan muntah, keluarga tentang tanda
pemandangan dan gejala Hipertensi
kabur, adanya dengan menggunakan
pembengkakan leaflet/ lembar balik
• Evaluasi kembali tanda
dan gejala Hipertensi
pada keluarga.
• Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.

2. Setelah • Keluarga • Keluarga memberi • Kaji keputusan yang


dilakukan mampu keputusan untuk diambil oleh keluarga
kunjungan memutuskan merawat keluarga Diskusikan dengan
1x45 menit merawat yang sakit keluarga tentang
keluarga yang keputusan yang telah
keluarga
sakit dibuat
mampu
mengambil • Evaluasi kembali
keputusan tentang keputusan yang
untuk telah dibuat
merawat • Berikan pujian pada
klien. keluarga atas jawaban
yang benar.
3. Setelah 1 x • Keluarga • Keluarga • Kaji pengetahuan
45 menit mampu mengatakan mampu keluarga tentang cara
keluarga merawat merawat anggota merawat anggota
mampu anggota keluarga yang sakit keluarga yang sakit.
keluarga yang
merawat • Diskusikan dengan
diri sendiri sakit. keluarga tentang
dan
merawat anggota
anggota
keluarga yang sakit .
keluarga
yang sakit. • Evaluasi kembali
tentang merawat anggota
keluarga yang sakit.
• Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
• Keluarga • Perawatan • Kaji pengetahuan
mampu Hipertensi keluarga tentang cara
mendemontras 1. Teknik relaksasi merawat anggota
ikan cara 2. Kompres hangat keluarga yang sakit
perawatan pada kepala bagian • Demontrasikan cara
Hipertensi. belakang perawatan Hipertensi.
3. Menghindari posisi • Evaluasi kembali
secara mendadak tentang merawat
4. Pengobatan secara anggota keluarga yang
teratur sakit.
• Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.

• Kaji pengetahuan
4. Setelah 1 x • Keluarga dapat • Lingkungan yang keluarga tentang
45 menit menyebutkan dapat menunjang pencegahan dan
keluarga 2 dari 4 kesehatan : penularan Hipertensi.
mampu lingkungan 1. Lingkungan
• Diskusikan bersama
memodifik yang rumah yang
keluarga bagaimana
asi mendukung nyaman
lingkungan yang dapat
lingkungan kesehatan 2. Hindari
menunjang kesehatan.
untuk kebisingan
• Evaluasi kembali
menunjang 3. Hindari
tentang bagaimana
kesehatan permasalahan
lingkungan yang dapat
keluarga. yang dapat
menunjang kesehatan
meningkatkan terhadap semua anggota
emosi keluarga.
4. Istirahat yang • Berikan pujian pada
cukup keluarga atas jawaban
5. Dapat yang benar.
mengendalikan
emosi dan
menikmati hidup.

5. Setelah 1x Keluarga mampu • Memanfaatkan • Kaji pengetahuan


20 menit menyebutkan 1 fasilitas kesehatan keluarga tentang
keluarga dari 2 keuntungan untuk mencegah manfaat fasilitas
mampu fasilitas kesehatan. sedini mungkin kesehatan
memanfaat masalah Hipertensi • Dsikusikan bersama
kan pada keluarga. keluarga bagaimana
fasilitas • Untuk mengetahui memanfaatkan fasilitas
kesehatan. dan memeriksa pelayanan kesehatan.
masalah kesehatan. • Evaluasi kembali
• Sebagai pelayanan bagaimana
pengobatan memanfaatkan fasilitas
kesehatan pada semua
anggota keluarga
• Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
3. Defesiensi Setelah 1. Setelah • Keluarga • Hipertensi • Kaji pengetahuan
pengetahuan dilakukan dilakukan mampu merupakan tentang Hipertensi.
kunjungan
berhubungan kunjungan 1 menyebutkan peningkatan • Diskusikan
sebanyak 5 x
dengan x 45 menit defenisi tekanan darah dengan keluarga
45 menit
ketidakmampuan keluarga mampu keluarga Hipertensi dimana tekanan tentang pengertian
keluarga mengenal mampu dengan bahasa darah terjadi diatas Hipertensi dengan
merawat
masalah mengenal sendiri. normal yaitu lebih menggunakan
keluarga yang
masalah dari 140/90 mmHg. leafleat/ lembar
sakit Hipertensi.
Hipertensi balik.
• Evaluasi kembali
pengertian Hipertensi
pada keluarga
• Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.

• Keluarga • Penyebab : faktor


• Mengakaji pengetahuan
mampu genetik dan
tentang penyebab
menyebutkan pengaruh ingkungan Hipertensi
penyebab dari seperti : stress,
• Diskusikan dengan
Hipertensi kegemukan,
keluarga tentang
merokok, aktivitas penyebab hipertensi
fisik yang kurang,
dan konsumsi • Evaluasi kembali
penyebab dan faktor
garam dalam jumlah resiko Hipertensi.
besar
• Keluarga Tanda dan gejala : • Kaji pengetahuan
mampu Nyeri kepala saat tentang tanda dan gejala
menyebutkan terjaga, kadang – Hipertensi.
tanda dan gejala kadang disertai mual • Diskusikan dengan
Hipertensi. dan muntah, keluarga tentang tanda
pemandangan kabur, dan gejala Hipertensi
adanya pembengkakan dengan menggunakan
leaflet/ lembar balik
• Evaluasi kembali tanda
dan gejala Hipertensi
pada keluarga.
• Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.

2.Setelah Keluarga memberi • Kaji keputusan yang


dilakukan • Keluarga diambil oleh keluarga
mampu keputusan untuk
kunjungan 1 merawat keluarga yang • Diskusikan dengan
x 45 menit memutuskan keluarga tentang
merawat sakit
keluarga keputusan yang telah
mampu keluarga yang dibuat
mengambil sakit • Evaluasi kembali
keputusan tentang keputusan yang
untuk telah dibuat
merawat • Berikan pujian pada
klien. keluarga atas jawaban
yang benar.
3. Setelah 1 x • Keluarga • Keluarga • Kaji pengetahuan
45 menit mampu mengatakanmampu keluarga tentang cara
keluarga merawat merawat anggota merawat anggota
mampu anggota keluarga yang sakit keluarga yang sakit.
merawat diri keluarga yang • Diskusikan dengan
sendiri dan sakit. keluarga tentang
anggota merawat anggota
keluarga yang keluarga yang sakit .
sakit. • Evaluasi kembali
tentang merawat
anggota keluarga yang
sakit.
• Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.

• Kaji pengetahuan
• Keluarga 1. Mengidentifikasi keluarga tentang cara
mampu faktor eksternal dan merawat anggota
melakukan internal yang dapat keluarga yang sakit
perawatan di meningkatkan atau • Demontrasikan cara
rumah mengurangi perawatan Hipertensi.
motivasi untuk • Evaluasi kembali
perilaku sehat tentang merawat
anggota keluarga yang
sakit.
2. Tentukan • Berikan pujian pada
pengetahuan kesehatan keluarga atas jawaban
dan gaya hidup yang benar.
perilaku saat ini pada
individu atau keluatga

4. Setelah 1 x • Keluarga dapat • Lingkungan yang • Kaji pengetahuan


45 menit menyebutkan dapat menunjang keluarga tentang
keluarga 2 dari 4 kesehatan : pencegahan dan
mampu lingkungan 1. Lingkungan rumah penularan Hipertensi.
memodifik yang yang nyaman • Diskusikan bersama
asi mendukung 2. Hindari kebisingan keluarga bagaimana
lingkungan kesehatan 3. Hindari lingkungan yang dapat
untuk permasalahan yang menunjang kesehatan.
menunjang dapat • Evaluasi kembali
kesehatan meningkatkan tentang bagaimana
keluarga. emosi lingkungan yang dapat
4. Istirahat yang menunjang kesehatan
cukup terhadap semua anggota
5. Dapat keluarga.
mengendalikan • Berikan pujian pada
emosi dan keluarga atas jawaban
menikmati hidup yang benar.
5. Setelah 1 x Keluarga mampu • Memanfaatkan • Kaji pengetahuan
45 menit menyebutkan 1 fasilitas kesehatan keluarga tentang
keluarga dari 2 keuntungan untuk mencegah manfaat fasilitas
mampu fasilitas kesehatan. sedini mungkin kesehatan
memanfaat masalah Hipertensi • Dsikusikan bersama
kan fasilitas pada keluarga. keluarga bagaimana
kesehatan • Untuk mengetahui memanfaatkan fasilitas
dan memeriksa pelayanan kesehatan.
masalah kesehatan. • Evaluasi kembali
• Sebagai pelayanan bagaimana
pengobatan memanfaatkan fasilitas
kesehatan pada semua
anggota keluarga
• Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition.
Oxford: Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition.
PPNI, TIM Pokja SDKI DPP. (2017). SDKI. Dewan Penguru Pusat Persatuan
Perawat Nasiona Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan edisi 1 cetakan 2. Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
PPNI, TIM POKJA SLKI DPP. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI.
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang

Anda mungkin juga menyukai