Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan ( A.Md.Kep ) di Program Studi DIII Keperawatan Universitas
Bhakti Kencana Bandung
Oleh :
NIM : AKX.17.111
B”ehan dari plagia sme den bukan hasil karya oraog Ia”iw
HemiLian sumt pemyataan ini snva briar dengan sesungguhnya.tanpa adâ paksaan
dari siapapun juga dan uniuL dipergpnakan sebagaimana mcstinya.
Pembimbing I
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran
sehingga dapat menyelsaikan karya tulis yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN POST SECTIO CAESAREA DENGAN
DIAGNOSA NYERI AKUT DI RUANGAN KALIMAYA BAWAH RSUD
DR.SLAMET GARUT” dengan sebaik-baiknya.
Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III
Keperawatan di Universitas Bhakti Kencana Bandung.
1. H. Mulyana, SH, M,Pd, MH.Kes, selaku ketua yayasan Adhi Guna Bhakti
Kencana Bandung.
2. Dr. Entris Sutrisno, M.Hkes.,Apt selaku rector Universitas Bhakti
Kencana.
3. Rd.Siti Jundiah, S.kep.,M.kep, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
4. Dede Nur Aziz Muslim, S,Kep.,Ners.,M.Kep Selaku Ketua Program Studi
Diploma III keperawatan Universitas Bhakti Kencana .
5. Inggrid Dirgahayu, S.Kp. MKM, Selaku Pembimbing Utama yang telah
membimbing dan memotivasi selama penulis menyelesaikan Proposal
Penelitian.
6. Novitasari Tf, S.Kep.,Ners.,M.Kep, Selaku Pembimbing Pendamping
yang telah membimbing dan memotivasi selama penulis menyelesaikan
Proposal Penelitian.
7. Dr.H. Husudo Dewo Adi spesialis Orthopedi, spine..Selaku Direktur
Utama Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menjalankan tugas akhir perkuliahan ini
8. Deti Fuji Adianti S,Kep.,Ners Selaku Ci ruangan Kalimaya Bawah yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam melakukan
kegiatan selama praktek keperawatan, di RSUD Dr..Slamet Garut.
9. Untuk kedua orangtua yang saya sayangi ayahanda Ucep dan Ibunda Iis
Nurhayati serta Kakak tercinta Ika Puspita Sari yang telah memberikan
doa yang tulus demi keberhasilan penulis, serta memberikan dorongan
semangat setiap hari dan membantu dalam memberikan material maupun
finansial, dan seluruh keluarga ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi.
10. Untuk sahabat teman seperjuanganku, Silvia Basri, Miranti, Anisa Fitri
Amelia, Rindy Nafa Claudia,Winda Widiawati, Nita Nur Khoerunisa,
Novitasari Agustin dan teman-teman seperjuangan DIII Keperawatan
angkatan 2017 yang selalu support dan dukungan dalam penyelesaian
proposal penelitian ini.
11. Untuk rekan karibku Devi lestari, Chaerunisa Hidayat, Riska Herlina,
Erna Nurhaipah dan Kakak ku Ernawati, yang selalu memotivasi penulis
dalam menyelesaikan proposal penelitian ini
12. Semua pihak yang terlibat yang telah membantu dalam penyusunan
proposal penelitian yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
4.2 Pembahasan.......................................................................................................122
4.2.1 Pengkajian.................................................................................................123
4.2.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................125
4.2.3 Intervensi..................................................................................................130
4.2.4 Implementasi.............................................................................................135
4.2.5 Evaluasi.....................................................................................................137
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................138
5.1 Kesimpulan......................................................................................................138
5.1.1 Pengkajian.................................................................................................138
5.1.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................139
5.1.3 Intervensi..................................................................................................140
5.1.4 Implementasi.............................................................................................140
5.1.5 Evaluasi.....................................................................................................140
5.2 SARAN...........................................................................................................141
5.2.1 Untuk Rumah Sakit...................................................................................141
5.2.2 Untuk Pendidikan.....................................................................................141
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Bagan Halaman
Lampiran V : Leaflate
DAFTAR SINGKATAN
SC : Sectio Caesarea
DM : Diabetes Militus
EKG : Elektrokardiogram
Mg : Miligram
BB : Berat Badan
KG : Kilogram
USG : Ultrasonography
Ml : Miligram
Cm : Sentimeter
PB : Panjang Badan
CC : Cubic Centimeter
IV : Intravena
TD :Tekanan Darah
Gr : Gram
TTV : Tanda-tanda Vital
C : Celsius
Latar Belakang : Sectio caesarea adalah suatu tindakan mengeluarkan janin dengan cara
membuat insisi pada dinding uterus melalui dinding perut berupa sayatan, Berdasarkan
data dari rekam medik di RSUD Dr. Slamet Garut Bulan Agustus 2019 - Januari 2020
menyebutkan bahwa persalinan dengan sectio caesarea adalah 803 kasus. Sedangan
indikasi dengan letak lintang berjumlah 36 kasus. Tujuan : untuk mendeskrifsikan
tentang asuhan keperawatan pada klien post sectio caesarea dengan masalah keperawatan
nyeri akut Di Ruangan Kalimaya Bawah RSUD Dr, Slamet Garut. Metode : Studi kasus
yaitu menejelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien post sectio caesarea dengan
nyeri akut di Ruangan Kalimaya Bawah RSUD Dr. Slamet Garut. Studi Kasus ini
dilakukan pada kedua klien dengan diagnosa nyeri akut, penulis mengumpulkan data
dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Hasil : setelah
dilakukan asuhan keperawatan dengan memberikan intervensi relaksasi pernafasan,
masalah keperawatan nyeri akut dapat teratasi dan ada penurunan skala nyeri. Diskusi :
Pada kedua klien ditemukan masalah nyeri akut berhubungan dengan Agens cedera fisik,
adapun perbedaan dan respon pada setiap klien, pada klien 1 skala nyeri 5(-10) dan klien
2 skala nyeri 6 (0-10), sehingga perawat melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif dan menambahkan intervensi relaksasi pernafasan evaluasi kedua klien sk
ala nyeri menjadi 2(0-10). Penulis menyarankan kepada perawat agar melakukan terapi
non farmakologi relaksasi pernafasan sebagai intervensi dalam melakukan asuhan
keperawatan.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
sectio caesarea sebesar 9,8% dari total 49,603 kelahiran dari tahun
yaitu nyeri paska sectio caesarea. Nyeri yang dirasakan ibu paska
2
sectio caesarea berasal dari luka sayatan yang terdapat diperut
bekas jahitan paska operasi, jika nyeri tidak diatasi secara adekuat,
Slamet Garut? ”
Garut.
1.4 Manfaat
nyeri akut.
a. Bagi perawat
nyeri akut.
akut.
TINJAUAN PUSTAKA
cara membuat insisi pada dinding uterus melalui dinding perut berupa
pembedahan melalui insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxom &
Wiliam, 2010).
2016):
os pubis.
2) Labia Mayora
3) Labia Minora
4) Clitoris
5) Vestibulum
genitalia interna.
7) Vagina.
(persetubuhan).
8) Perineum
2. Genitalia Interna
1) Uterus (Rahim)
dikeluarkan.
2) Serviks Uteri
3) Corpus Uteri
5) Vaskularisasi Uterus
6) Tuba Falopi
permukaan ovarium.
10) Mesosalping
11) Ovarium
2.1.2 Etiologi
Etiologi yang berasal dari ibu yaitu primi para tua disertai
2015)
2.1.3 Patofisiologi
Penurunan Kerja
Penurunan medulla
JaringanTerbuka
oblongata Jaringan Terputus
Nyeri
Bersihan jalan Resiko Infeksi
Konstipasi Gangguan eliminasi uri
nafas tidak
efektif
Psikologi
Penurunan progesterone
& estrogen
Penambahan anggota baru
Kontraksi uterus Merangsang pertumbuhan kelenjar susu & pertumbuhan
Involusi
Masa krisis Tuntutan anggota baru
Peningkatan hormone
Ejeksi ASI
Hb Kekurangan vol.caran & elektrolit
Kurang O2
Efektif Tidak Efektif
Resiko Syok (hipovolemik)
Kelemahan
Kurang informasi ttg perawatan payudara
Bengkak
Defisit
perawatan Ketidakefektifan
pemberian ASI
Deficiensi pengetahuan
Nutrisi bayi kurang dari
2. Pemantauan EKG
4. Elektrolit
5. Hemoglobin/Hematokrit
6. Golongan Darah
7. Urinalis
indikasi
2.1.5 Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan.
maupun darah.
4. Perawatan luka.
5. Perawatan payudara.
Perawatan payudara ini supaya produksi ASI lancar dan
Wiliam, 2010).
jam)
2) Ambulasi
3) Eliminasi
4) Kebersihan diri
1. Uterus
Tabel 1.1
Perubahan Uterus
2. Lochea
b. Lokia Sanguilenta
c. Lokia serosa
d. Lokia alba
3. Endometrium
4. Serviks
Setelah 7 hari setelah persalinan serviks menganga
6. Mamae/payudara
7. Sistem pencernaan
8. Sistem perkemihan
9. Sistem muskoloskeletal
1. Suhu tubuh
normal.
a) Adaptasi psikologis
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan ibu akan
Andriani, 2014)
merawat bayinya.
prostaglandin.
spinal melalui akar dorsal ( dorsal root ) serta sinaps dan pada
dorsal hom. Dorsal hom tersebut terdiri atas beberapa lapisan atau
Tabel 1.2
2008).
berikut
a. 0= Tidak nyeri
berikut
a. 0= Tidak nyeri
b. 1 = nyeri ringan
c. 2= nyeri sedang
f. 5= nyeri hebat
a. 0 = Tidak sakit
b. 2 = sedikit sakit
c. 4= agak mengganggu
d. 6= megganggu aktivitas
e. 8= sangat mengganggu
2.3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan Utama
sebagai berikut :
klien?
mengganggu aktifitas?
ditanyakan berupa :
merambat?
dari 1-10
previa.
caesarea.
1) Riwayat Obstetri
a) Riwayat kehamilan
b) Riwayat persalinan
et al, 2013).
seperti Hipertensi/Diabetes.
d. Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola nutrisi
et all, 2013)
c. Pola eliminasi
2013).
d. Pola hygiene
e. Aktivitas
a. Tanda-tanda vital
1) Temperatur
2) Nadi
berikutnya.
3) Pernafasan
Dahlan, 2014).
4) Tekanan Darah
Dahlan, 2014).
1. Kepala
pemeriksaan fisik meliputi bentuk kepala,
chloasma gravidarum.
2. Mata
2015).
3. Hidung
2015).
4. Telinga
5. Leher
Pemeriksaan leher meliputi ada pembengkakan
6. Dada
a. Paru-paru
wheezing.
b. Jantung
dan gallop
c. Payudara
7. Abdomen
Anikk, 2015)
8. Genitalia
Anik, 2015).
9. Anus
atau tidak
10. Integumen
tekstur, hiperpigmentasi
11. Ekstremitas
(+)
yaitu :
2016)
Table 1.4
Tanda 0 1 2
Appereac Biru Tubuh Merah
h (Warna Pucat Merah seluruh
kulit) Ekstremi tubuh
tas Biru
P ulse( Tidak Kurang Lebih
Denyut ada dari dari
jantung) 100x/me 100x/m
nit enit
Greemac Tidak Merintih Batuk,
e (Reaksi ada bersin
terhadap
rangsang
an)
Activity ( Lunglai Lemah Gerak
Tonus (Fleksi aktif
otot) ekstremit (Fleksi
as) kuat)
Respirati Tidak Tidak Tangis
on ada Teratur kuat
(Usaha
nafas)
Sumber (Yulianti Nila Trisna & Karmilan
Lestari,N,S, 2019).
Keterangan
a) Frekuensi pernafasan
c) Suhu
stabil.
1. Kepala
2. Wajah
laresasi, fasialis
3. Mata
4. Hidung
5. Mulut
Kaji kesimetrisannya, periksa apakah bibir sumbing,
Lestari,N,S, 2019).
6. Telinga
7. Leher
Lestari,N,S, 2019).
8. Dada
simetris dan sesuai dengan gerakan abdomen,
foramen ovale.
9. Abdomen
kering
10. Genitalia
4. Data penunjang
b. Urinalis
lahir, episiotomi).
9. Konstisipasi
10. Resiko syok (hipopolemik)
Tabel 2.1
Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan NOC NIC
jalan nafas. Airway suction
Definisi : 1. Respiratory status 1. Pastikan 1. Hidrasi yang
ketidakmampuan untuk ventilation kebutuhan adekuat
membersihkan sekresi atau 2. Respiratory status : oral/tracheal membantu
obsrtruksi dari saluran nafas Airway patency suctioning mempertaha
untuk mempertahankan Kriteria hasil : 2. Auskultasi nkan sekresi
bersihan jalan nafas. 1. Mendemonstrasika suara nafas tetap encer
Batasan Karakteristik : n batuk efektif dan sebelum dan
1. Tidak ada batuk suara nafas yang dan meningkatka
2. Suara nafas bersih, tidak ada sesudah n
tambahan sianosis dan suctioning ekspektorasi
3. Perubahan dyspnea (mampu 3. Informasik 2. Ronki dan
frekuensi nafas mengeluarkan an pada mengi
4. Perubahan irama sputum, mampu klien dan mengidentifi
nafas bernafas dengan keluarga kasikan
5. Sianosis mudah, tidak ada tentang sekresi dan
6. Kesulitan berbicara pursed lips) suctioning ketidakmam
atau mengeluarkan 2. Menunjukan jalan 4. Minta puan untuk
suara. nafas yang paten klien nafas membersihk
7. Penurunan bunyi (klien tidak merasa dalam an jalan
nafas. tercekik, irama sebelum nafas
8. Dispnea nafas, frekuensi, suctioning 3. Memberi
9. Sputum dalam pernafasan dalam dilakukan pengertian
jumlah yang rentang normal, 5. Berikan kepada
berlebihan tidak ada suara O2 dengan klien/
10. Batuk yang tidak nafas abnormal) mengguna keluarga
efektif 3. Mampu kan nasal tentang
11. Orthopneu mengidentifikasika untuk terapi yang
12. Gelisah n dan mencegah memfasilit dilakukan
13. Mata terbuka lebar faktor yang dapat asi suksion 4. Memaksimal
Faktor-faktor yang menghambat jalan nasotrakea kan upaya
berhubungan : nafas. l batuk,
1. Lingkungan 6. Gunakan ekspansi
a) Perokok pasif alat yang paru, dan
b) Mengisap asap steril drainase
2. Obstruksi jalan setiap 5. Oksigen
nafas. melakukan tambahan
a) Spasme jalan tindakan diperlukan
nafas. 7. Anjurkan selama
b) Mokus dalam pasien distress
jumlah untuk pernafasan
berlebihan istirahat 6. Menjaga
c) Eksudat dalam dan nafas keadaan
jalan alveoli dalam aseptic
d) Materi asing setelah 7. Memaksimal
dalam jalan kateter kan upaya
nafas dikeluarka batuk,
e) Adanya jalan n dari ekspansi
nafas buatan nasotrakea paru, dan
f) Sekresi l drainase
bertahan/sisa 8. Monitor 8. Mengetahui
sekresi. status keadaan
g) Sekresi dalam oksigen pernafasan
bronki pasien 9. Memfasilitas
52
3. Fisiologis 9. Ajarkan 10) Berik
a) Jalan nafas keluarga an
alergik bagaimana
b) Asma cara
c) Penyakit paru melakuakn
obstruksi suksion
kronik Airway
d) Hiperplasi management
dinding 1) Buka jalan
bronkial nafas,
e) Infeksi gunakan
f) Disfungsi teknik chin
neuromuscular lift atau
jaw thrust
bila perlu
2) Posisikan
pasien
untuk
memaksim
alkan
ventilasi
3) Identifikas
i pasien
perlunya
pemasanga
n alat jalan
nafas
buatan
4) Pasang
mayo bila
perlu
5) Lakukan
fisioterapi
dada jika
perlu
6) Keluarkan
secret
dengan
batuk atau
suction
7) Auskultasi
suara
nafas,
cepat
adanya
suara
tambahan
8) Lakukan
suction
pada mayo
9) Berikan
bronkodila
tor bila
perlu
i dalam pemberian terapi.
1. Untuk mempertahk an
jalan nafas
2. Mencegah lidah
mengobstruk si lidah
3. Menentukan jenis alat
bantu yang digunakan
4. Mempermud ah melakukan
pengeluaran sekresi
5. Meningkatk an ventilasi di
semua paru dan membantu
drainase sekresi
6. Membantu drainase
sekresi
7. Ronki dan mengi
mengidentifi kasikan
sekresi dan ketidakmam
puan untuk membersihk an
jalan nafas
8. Mempermud ah drainase
sekresi
9. Meningkatk an ventilasi
dan pengeluaran sekresi
10. Menjaga
kelemabapa n
pelembab 11. Membantu
udara mencairkan
kassa sekresi
basah sehingga
NaCl meningkatka
Lembab n
11) Atur intake ekspektorasi
untuk .
cairan
mengopti
malkan
keseimban
gan
lahir, episiotomi).
54
Tabel 2.2
Nyeri akut
55
atau diprediksi dan suhu ruangan, ketidaknyamanan
pencahayaan dan mengurangi
berlangsung <6 dan energi sehingga
kebisingan. meningkatkan
bulan. 8. Kurangi kemampuan
faktor koping
Batasan presipitasi 8. Membantu dalam
nyeri menegakan
karakteristik : 9. Pilih dan diagnosis dan
lakukan menentukan
1. Perubahan penanganan nyeri(farmako logi, non kebutuhan terapi
fatmakologi dan interpersonal) 9. Meningkatkan
selera istirahat,
10. Kaji tipe dan mengarahkan
makan sumber nyeri kembali
untuk perhatian dan
2. Perubahan menentukan meningkatkan
intervensi koping
tekanan 11. Ajarkan 10. Mempermudah
tentang teknik penentuan
darah non perencanaan
farmakologi 11. Seseorang
3. Perubahan melakukan
relaksasi
frekwensi pernafasan untuk
mengendalikan
jantung 12. Berikan nyeri, di dalam
analgetik tubuh tersebut
4. Perubahan untuk meningkatkan
mengurangi komponen saraf
frekwensi nyeri parasimpatik
secara stimulan
pernapasan maka hormone
adrenalin dan
5. Laporan kortisol yang
dapat
isyarat menyebabkan
stress akan
6. Diaphoresis menurun
sehingga
7. Perilaku distraksi (mis.,berjala n 13. Evaluasi meningkatkan
keefektifan konsentrasi sera
mondar- control nyeri merasa merasa
tenang untuk
mengatur napas
(Pratiwi, Ratna,
2012)
12. Meningkatkan
mandir kenyamanan dan
14. Tingkatkan memfasiliatsi
mencari istiraha kerja sama
dengan intervensi
orang lain terapeutik lain
13. Untuk
mengetahui
dan atau efektifitas
15. Kolaborasika pengontrolan
aktivitas n dengan nyeri
dokter jika 14. Mengurangi
lain, ada keluhan ketidaknyamanan
dan tindakan pada klien
aktivitas nyeri tidak 15. Nyeri hebat yang
berhasi tidak reda oleh
yang tindakan rutin
dapat
berulang) mengindikasikan
perkembangan
8. Mengekpres komplikasi dan
kebutuhan
ikan intervensi lebih
Analgesic lanjut
perilaku Administration
1. Tentukan
(mis.,gelisah lokasi,
karakteris 1. Untuk
, merengek. tik, mengevaluas
kualitas, i medikasi
Menangis) dan dan
derajat kemajuan
9. Masker nyeri penyembuha
sebelum n
wajah (mis., pemberia 2. Mengevalua
n obat. si
mata kurang 2. Cek keefektifan
intruksi terapi yang
bercahaya, dokter diberikan
tentang 3. Menentukan
tampak jenis jenis
obat, analgesik
kacau, dosis dan yang sesuai
frekuensi 4. Menentukan
gerakan 3. Pilih jenis rute
analgesic untuk
mata yang memberikan
diperluka terapi
terpencar n atau 5. Menentukan
kombinas rute yang
atau tetap i dari sesuai untuk
analgesic terapi
pada satu ketika 6. Untuk
pemberia mengetahui
fokus n lebih perkembang
dari Satu an atau
meringis) 4. Tentukan kefektifitasa
pilihan n terapi
10. Sikap analgesik 7. Menurunkan
tergantun ketidaknyam
melindungi g tipe dan an dan
beratnya memfasiliata
nyeri si kerja sama
area nyeri 5. Pilih rute dengan
pemberia intervensi
11. Fokus n secara terapeutik
IV,IM lain.
menyempit untuk 8. Untuk
pengobat mengetahui
(mis., an nyeri efektivitas
secara dari terapi
gangguan teratur farmakologi
6. Monitor
persepsi vital sign
sebelum
nyeri, dan
sesudah
hambatan „
7. Berikan
proses analgesic
tepat
berpikir, waktu
terutama
penurunan saat nyeri
hebat
intraksi 8. Evaluasi
evektifita
dengan s
analgesic
orang dan , tanda
dan
lingkungan) gejala.
12. Indikasi
nyeri yang
dapat
diamati
13. Perubahan
posisi untuk
menghindari
nyeri
melindungi
15. Dilatasi
pupil
58
16. Melaporkan
nyeri secara
verbal
17. Gangguan
tidur.
Faktor yang
berhungan
- agen cedera
(mis.,biologi
s,zat kimia,
fisik,
psikologis)
partum.
Table 2.3
59
1. Pilihan
intervens
i
bergantun
g pada
penyeba
b yang
mendasa
ri
2. Metode
pemberian
makan
dan
kebutuhan
kalori
ditentukan
60
3. menghindari peningkatan protein dan berdasarkan
makanan berat badan vitamin Fe stuasi
4. berat badan sesuai 4. Anjurkan pasien individual
20% atau dengan untuk dan
lebih tujuan meningkatkan kebutuhana
dibawah 7. Berat badan protein dan spesifik
berat badan ideal sesuai vitamin C 3. Meningkat
ideal dengan 5. Yakinkan diet kadefisit dan
5. kerapuhan tinggi badan yang dimakan memantau
kapiler 8. Mampu mengandung keefektifan
6. diare mengidentifi tinggi serat terapi nutrisi
7. kehilangan kasi untuk mencegah 4. Memaksimal
rambut kebutuhan konstisipasi kan asupan
berlebihan nutrisi 6. Berikan zat gizi
8. bising usus 9. Tidak ada makanan yang 5. Pertimbangk
hiperaktif tanda-tanda terpilih ( sudah an pilihan
9. kurang malnutrisi dikonsultasikan individual
makanan 10. Menunjukan denagn ahli dapat
10. kurang peningkatan gizi) memperbaik
informasi fungsi 7. Ajarkan pasien i asupan diet
11. kurang pengecapan bagaimana 6. Memaksimal
minat pada dari menelan membuat kan asupan
makanan 11. Tidak terjadi catatan zat gizi
12. penurunan penurunan makanan harian 7. Mengidentifi
berat badan berat badan 8. Monitor umlah aksi
dengan yang berarti. nutrisi dan toleransi
asupan kandungan makanan
makanan kalori dan
adekuat 9. Berikan difisiensi
13. kesalahan informasi serta
konsepsi tentang kebutuhan
14. kesalahan kebutuhan 8. Mengetahui
informasi nutrisi asiupan gizi
15. mambran 10. Kaji yang akan
mukosa kemampuan diberikan
pucat pasien untuk 9. Untuk
16. ketidakmam mendapatkan mengetahui
puan nutrisi yang pemahaman
memakan dibutuhkan nutrisi klien
makanan 10. Mengetahui
17. tonus otot adanya
menurun Nutrioning Monitoring ketidakseim
18. mengeluh 1. BB pasien bangan
gangguan dalam batas nutrisi
sensasi rasa normal
19. mengeluh 2. Monitor
asupan adanya 1. Menajaga
makanan penurunan keseimbanga
kurang dari berat badan n nutrisi
RDA 3. Monitor 2. Mengetahui
(recommend tipe dan adanya
ed daily jumlah ketidakseim
allowance) aktivitas bangan
20. cepat yang biasa nutrisi
kenyang dilakukan 3. Mengetahui
setelah 4. Monitor aktivitas
makan interaksi yang harus
21. sariawan anak atau dilakukan
rongga perut orangtua atau tidak
22. steatorea selama karena bisa
23. kelemahan makan membuang
otot 5. jadwalakan energy
pengunyah pengobatan 4. Lingkungan
24. kelemahan dan yang
otot untuk tindakan nyaman
menelan. tidak mempengaru
Faktor-faktor yang selama jam hi selama
berhubungan makan makan
1. faktor 6. Monitor 5. Memaksimal
biologis kulit kering kan asupan
2. faktor dan nutrisi
ekonomi perubahan 6. Asupan
3. ketdakmamp pigmentasi yang kurang
uan untuk 7. Monitor mempengaru
mengabsorb turgor kulit hi perubahan
si nutrien 8. Monitor fisik
4. ketidakmam pucat 7. Mengetahui
puan untuk kemerahan ketidakseim
mencerna dan bangan
makanan kekeringan nutrisi
5. ketidakmam jaringan 8. Asupan
puan konjungtiva yang kurang
menelan Monitor mempengaru
makanan mual dan hi perubahan
6. faktor muntah fisik
psikologis 9. Monitor 9. Mengukur
kalori dan keefektifan
intake bantuan
nutrisi nutrisi
10. Catat jika 10. Mengeahuii
lidah adanya
berwarna kekurangan
mengenta, vitamin B .
scariet
4. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d kurang pengetahuan ibu,
Tabel 2.4
61
kurang pengetahuan ibu, ineffective 1. Evaluasi pola 1. Meng
terhentinya proses 2. Breathing menghisap/mene etahui
menyesui. pattern lan bayi perke
Definisi : Ineffective 2. Tentukan mban
Ketidakpuasan atau 3. Breasfeeding keinginan Dan gan
kesulitan ibu, bayi, atau interrupted Motivasi Ibu bayi
anak menjalani proses Kriteria Hasil : untuk menyusui
pemberian ASI. 1. Kementapan dari bayi
Batasan Karakteristik : pemberian ASI : (misalnya reflex
1. Ketidakadekuatan Bayi : rooting,
suplai ASI perlekatan bayi menghisap dan
2. Bayi melengkung yang sesuai terjaga ) 2. Mene
menyesuaikan diri pada dan proses 3. Pantau integritas ntuka
dengan payudara menghisap dari kulit putting ibu n
3. Bayi menangis payudara ibu 4. Pantau berat renca
dalam jam untuk badan dan pola na
pertama setelah memperoleh eliminasi selanj
menyusui nutrisi selama 3 Bayi utnya
4. Bayi rewel dalam minggu pertama Breast 3. Kele
jam pertama pemberian ASI. mempertahankan mbaban
setelah menyusui 2. Kemantapan Examination dan
5. Ketidakmampuan pemberian ASI : Lacation Supresion kelembuta
bayi untuk latch- IBU : 1. Fasilitas proses n untuk
on pada payudara kemantapan ibu bantuan bayi
ibu secara tepat untuk membuat interaktif untuk
6. Menolak latching bayi melekat membantu 4. Melih
on dengan tetap keberhasilan at
7. Tidak resvonsive dan menyusu proses pemberian keekti
terhadap dari payudara asi fan
kenyamanan lain ibu untuk 2. Sediakan pemb
8. Ketidakcukupan memperoleh informasi tentang erian
pengosongan nutrisi selama 3 laktasi dan nutrisi
setiap payudara minggu pertama teknik memompa dan
setelah menyusui penderitaan ASI ASI (secara ASI
9. Ketidakcukupan 3. Pemeliharaan manual atau 1. Memb
kesempatan untuk pemberian ASI: dengan pompa antu
mengisap keberlangsunga elektrik , cara menge
payudara n pemberian mengumpulkan ktifkan
10. Kurang ASI untuk dan menyimpan pember
menambah beart menyediakan ASI ian
badan bayi nutrisi bagi 3. Ajarkan pngasuh terapi
11. Tidak tampak bayi/toddler. bayi mengenai 2. Ibu
tanda pelepasan 4. Penyapihan topic-topik, baru
ositosin Pemberian Asi : seperti mungk
12. Tampak 5. Diskontinuitas penyimpanan in
ketidakadekuatan progresif dan pencairan tidak
asupan susu pemberan ASI ASI dan menya
13. Luka puting yang 6. Pengetahuan penghindaran dari
menetap setelah Pemberian ASI member susu bahwa
minggu pertama : tingkat botol pada dua tentang
menyusui pemahaman jam sebelum ibu pember
14. Penurunan berat yang ditunjukan pulang ian
badan bayi terus- mengenai 4. Ajarkan orang ASI
menerus laktasi dan tua 3. Memb
15. Tidak menghisap pemberian mempersipkan, erikan
payudara teris- makan bayi menyimpan penget
menerus melalui proses menghangatkan ahuan
Faktor yang pemberian ASI dan dasar
berhubungan Ibu mengenali kemungkinan 4. Mengg
1. Deficit isyarat lapar pemberian antika
pengetahuan dari bayi tambahan susu ASI
2. Anomaly bayi dengan segera formula untuk
3. Bayi menerima ibu Lacation Counsling nutrisi
makanan mengindikasika 1. Sediakan pada
tambahan dengan n kepuasan informasi tentang bayi
putting buatan terhadap keuntungan dan
4. Diskontinuitas pemberian ASI kerugian 1. Menda
pemberian ASI ibu tidak pemberian ASI pat
5. Ambivalen ibu mengalami 2. Demonstrasikan dukung
6. Ansietas ibu nyeri tekan pada latihan an
7. Anomaly putting menghisap, jika berhub
payudara ibu mengenali perlu ungan
8. Keluarag tidak tanda-tanda 3. Diskusikan dengan
mendukung penurunan metode rasio
9. Pasangan tidak suplai ASI . alternative keberh
mendukung Pemberian asilan
10. Reflek menghisap makan bayi. ASI
buruk 2. Memb
11. Prematuritas erikan
12. Pembedahan penget
payudara ahuan
sebelumny untuk
13. Riwayat ibu
kegagalan 3. Mengg
menyusui antikan
sebelumnya. nutrisi
untuk
bayi
Tabel 2.5
keperawatan
Hambatan eliminasi NOC NIC
urine 1. Urinary Urinary Retention Care 1. Pola berkemih
Definisi : eliminatio 1. Lakukan mengidentifikas
Disfungsi eliminasi urine n penilaian kemih i karakteristik
Batasan karakteristik 2. Urinary yang kandung kemih
1. Disuria Continuenc komprehensif 2. Mengetahui
2. Sering berkemih e berfokus pada obat yang
3. Anyang- Kriteria Hasil : inkontinuitas sedang
3. Kandung
kemih
anyangan kosong (misalnya, digunakan
4. Nokturia secara penuh output urin, pola terapi
5. Inkontinensia berkemih, fungsi 3. Pemindaian
urine 4. Tidak ada kognitif, dan kandung kemih
6. Retensi urine residu urine masalah kencing bermanfaat
7. Dorongan >100-200 cc (praeksisten ) dalam
berkemih 5. Intake cairan 2. Memantau menentukan
Faktor yang dalam penggunaan pasca berkemih
berhubungana rentang obat dengan 4. Untuk
1. Penyebab normal sifat mempermudah
multiple 6. Bebas dari antikolinergik mengeluarkan
Kondisi terkait ISK atau property urin
1. Obstruksi 7. Tidak ada alpha agonis 5. Memantau
anatomik spasme 3. Sediakan waktu oengeluaran
2. Gangguan bladder yang cukup urin
sensorik motoric 8. Balance untuk 6. Mengetahui
3. Infeksi saluran cairan pengosongan perkembangan
kemih seimbang kandung kemih dari output dan
(10 menit) intake
4. Masukan kateter
kemih sesuai 7. Disfungsi
5. Anjurkan kandung kemih
pasien/Keluarga beragam, tetapi
untuk merekam dapat mencakup
outpun urin kehilangan
sesuai kontraksi
6. Memantau kandung kemih
asupan dan dan
keluaran ketidakmampua
7. Memantau n untuk
tingkat distensi merelaksasi
kandung kemih sfingter urine
dengab palpasi 8. Untuk
dan perkusi mengurangi
8. Menerapkan spastisitas
katerisasi kandung kemih
intermiten, dan gejala
sesuai perkemihan dan
9. Merujuk ke terkait yaitu
spesialis frekuensi,
kontinensian,ses urgensi,
uai inkontinensia,
dan nokturia.
9. Spesialis
kontinensia
membantu
membuat
rencana asuhan
individual
untuk
memenuhi
kebutuhan
spesifik klien
dengan
menggunakan
teknik dan
produk
kontinensia
terbaru.
7. Resiko infeksi b.d faktor resiko: episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan.
Tabel 2.7
Resiko Infeksi
Keperawatan
Tabel 2.8
9. Konstisipasi
Tabel 2.9
Konstisipasi
Keperawatan
Konstisipasi NOC NIC
Definisi : 1. Bowel Constipation/
Penurunan pada frekwensi elimination imoaction
normal defakasi yang 2. Hydration management
disertai oleh kesulitan atau Kriteria hasil : 1. monitor 1. Mendeteksi dini
pengeluaran tidak lengkap 1. Mempertahankan tanda dan keadaan
fases/atau pengeluaran fases bentuk feseslunak gejala konstipasi
yang kering, keras, dan setiap 1-3hari konstipasi 2. Menentukan
banyak. 2. Bebas dari 2. monitor kesiapan
Batasan Karakteristik ketidaknyamanan bising usus terhadap
1. Nyeri abdomen dan konstisipasi 3. monitor pemberian
2. Nyeri tekan 3. Mengidentifikasi feses makan peroral
abdomen dengan indicator untuk frekuensi, 3. Melihat
teraba resistensi mencegah konsistensi keektifan terapi
otot konstisipasi dan
3. Nyeri tekan 4. Feses lunak dan volume 4. Mencegah
abdomen tanpa berbentuk 4. konsultasi komplikaisi
teraba resistensi dengan
otot dokter
4. Anoraksia tentang
5. Penampilan tidak penurunan 5. Memberikan
khas pada dan pengetahuan
lansia(mis., peningkata dasar
perubahan pada n bising 6. Mendeteksi dini
status mental, usus penyebab
inkontinensia 5. jelaskan konstipasi
urunarius, jatuh etiologi
yang tidak dan 7. Merangsang
penyebabnya, rasionalisa eliminasi dan
peningkatan suhu si tindakan mencegah
tubuh) terhadap konstipasi
6. Borbogirigmi pasien defekasi
7. Darah merah pada 6. identifikasi
feses faktor 8. Membantu
8. Perubahan pada penyebab mengembalikan
pola defekasi dan fungsi usus
9. Penurunan kontribusi
frekwensi konstisipas
10. Penurunan volume i
fases 7. dukung 9. Melihat
11. Distensi abdomen intake perkembangan
12. Rasa rektal penuh cairan gejala
13. Rasa tekanan rectal 8. kolaborasi konstipasi
14. Keletihan umum kan
15. Feses keras dan pemberian 10. Melihat adanya
berbentuk laksatif perubahan
16. Sakit kepala 9. pantau
17. Bising usus tanda-
hiperaktif tanfda dan 11. Bising usus
18. Bising usus gejala biasanya tidak
hipoaktif konstipasi tidak terdengar
19. Peningkatan 10. Frekuensi, setelah prosedur
tekanan abdomen bentuk, 12. Melanjutkan
20. Tidak dapat volume rencana
makan, mual dan warna selanjutnya
21. Rembesan feses 11. Memantau
cair bising usus 13. Mengetahui
22. Nyeri pada saat 12. konsultasi adanya
defekasi kan komplikasi lain
23. Massa abdomen dengan 14. Mengetahui
yang dapat diraba dokter penyebab pada
24. Adanya feses tentang pasien
lunak, seperti pasta penurunan/ 15. Melunakan
didalam rectum kenaikan feses dan
25. Perkusi abdomen frekuensi merangsang
pekak bising usus peristaltic
26. Sering flatus 13. pantau
27. Mengejan pada tanda- 16. Melihat adanya
saat defekasi tanda dan perubahan
28. Tidak dapat gejala 17. Mendukung
mengeluarkan pecahnya adanya
feses usus dan/ perubahan pada
29. Muntah atau pasien
Faktor yang berhubungan peritonitis
Fungsional 14. jelaskan 18. Membantu
- kelemahan otot etiologi mengembalikan
abdomen masalah bising usus
- kebiasaan dan
mengabikan pemikiran
dorongan defekasi untuk 19. Untuk
- ketidakadekuatan tinddakan mempermudah
toileting(mis., untuk melunakan feses
batasan waktu pasien 20. Membantu
posisi untuk 15. mendoron mengembalikan
defekasi, privasi ) g fungsi usus
- kurang aktivitas meningkat 21. Merencanakan
fisik kan asupan tindakan
- kebiasaan cairan, selanjutnya
defekasi tidak kecuali 22. Memberi
teratur dikontrain pengetahuan
- perubahan dikasikan dasar
lingkungan saat ini 16. Anjurkan 23. Mendeteksi dini
Psikologis pasien/kel untuk konstipasi
14. Depresi, stress uarga 24. Memberi
71
emosi untuk pengetahuan
15. Konfusi mental mencatat dasar tentang
Farmakologi warna, pencegahan
16. Antasida volume,
mengandung frekuensi,
alumunium dan
17. Antikolinergik, konsistensi
Antikonvulsan tinja
18. Antidepresan 17. Ajarkan
19. Agens Antilipemik pasien/kel
20. garam bismuth uarga
21. kalsium karbonat bagaimana
22. penyekat saluran untuk
kalsium menjaga
23. diuretic, Garam buku
besi harian
24. Penyalaha gunaan makanan
laksatif 18. Anjurkan
25. Agens pasien/
antiinflamasi non keluarga
steroid untuk diet
26. Opiate, Fenotiazid, tinggi serat
sedative 19. anjurkan
27. Simpatomimetik pasien/
Mekanis keluarga
28. Ketidakseimbanga pada
n elektrolit penggunaa
29. Kemoroid n yang
30. Penyakit tepat dari
Hirschspung obat
31. Gangguan pencahar
neurologist 20. anjurkan
32. Obesitas pasien/
33. Obstruksi Pasca keluarga
Bedah pada
34. Kehamilan hubungan
35. Pembesaran prostat asupan
36. Abses rectal diet,
37. Fisura anak rektal olahraga,
38. Striktur anak rectal dan cairan
39. Prolaps rectal, sembelit/
ulkus rectal impaksi
40. Rektokel, tumor 21. menyarank
Fisiologis an pasien
41. Perubahan pola untuk
makan berkonsult
42. Perubahan asi dengan
makanan dokter jika
43. Penurunan sembelit
motilitas traktus atau
gastrointestinal impaksi
44. Dehidrasi terus ada
45. Ketidakadekuatan 22. menginfor
gigi geligi masikan
46. Ketidakadekuatan pasien
hygiene oral prosedur
47. Asupan serat tidak penghapus
cukup an manual
48. Asupan cairan dari tinja
tidak cuku 23. ajarkan
49. Kebiasaan makan pasien atau
buruk keluarga
tentang
proses
pencernaa
n yang
normal
24. ajarkan
pasien /
keluarga
tentang
kerangka
waktu
untuk
resolusi
sembelit.
Tabel 2.10
73
Resiko syok NOC NIC
(hipopolemik) 1. Syok Syok Prevention 1. Mengidentif
Definisi : prevention 1. Monitor ikasi dan
Rentan mengalami 2. Syok sirkulasi BP, efektifitas
ketidakcukupan aliran management warna kuli, serta
darah ke jaringan tubuh, Kriteria hasil : denyut kebutuhan
yang dapat 1. Nadi dalam jantung,HR, terapi
mengakibatkan disfungsi batas yang dan ritme, nadi 2. Menghindar
seluler yang mengancam diharapkan perifer, dan i adanya
jiwa, yang dapat 2. Irama kapiler refill hipoksemia
mengganggu kesehatan. jantung 2. Monitor tanda selama
Faktor resiko dalam batas inadekuat perdarahan
1. Akan yang oksigenasi 3. Mengetahui
dikembangkan diharapkan jaringan tanda dari
Kondisi terkait 3. Frekuensi 3. Monitor suhu syok
1. Hipotensi nafas dalam dan pernafasan hipovolemi
2. Hipovolemia batas yang 4. Monitor input k
3. Hipoksemia diharapkan dan output 4. Mengetahui
4. Hipoksia 4. Irama 5. Monitor tanda kasar
5. Infeksi pernafasan awal syok kehilangan
6. Sepsis dalam batas 6. Tempatkan cairan/darah
7. Sindrom respons yang pasien pada 5. Mengetahui
inflamasi diharapkan posisi supine, informasi
sistemik 5. Natrium kaki elevasi tanda dari
(systemic serum dbn untuk syok
inflammatory 6. Klorida peningkatan 6. Mengurangi
response serum dbn preload dengan pengeluaran
syndrome) 7. Klorida tepat berlebihan
serum dbn 7. Berikan cairan 7. Mengganti
8. Kalsium IV dan atau dan
serum dbn oral yang tepat mempertaha
9. Magnesium 8. Ajarkan nkan
serum dbn keluarga dan volume
10. PH darah pasien tentang sirkulasi
serum dbn tanda dan dan perfusi
Hidrasi : gejala 8. Memberika
1. Indicator : datangnya n
2. Mata cekung syok pengetahua
tidak 9. Ajarkan n dasar
ditemukan keluarga dan untuk tanda
3. Demam tidak pasien tentang geja syok
ditemukan langkah untuk 9. Memberika
4. TD dbn mengatasi n deteksi
5. Hematokrit gejala syok dini untuk
DBN Syok management atasi gejala
1. Monitor syok
tekanan nadi 1. Mengidentif
2. Onitor status ikasi dan
cairan, input efektifitas
output serta
3. Catat gas darah kebutuhan
4. EKG, sesuai terapi
5. Monitor nilai 2. Mengetahui
laboratorium kasar
(misalnya, kehilangan
CBC dengan cairam/tubu
diferensial) h
koagulasi 3. Mengidentif
profil,ABC, ikasi
tingkat laktat, efektivitas
budaya, dan serta
profil kimia kebutuhan
6. Masukan dan terapi
memelihara 4. Mengetahui
besarya perkembang
kebosanan an dan
akses IV mengethaui
efektifitas
serta
kebutuhan
terapi
5. Mempertah
ankan
volume
sirkulasi
dan perfusi
6.
Tabel 2.11
Resiko perdarahan
Tabel 2.12
Defisiensi pengetahuan