A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC) sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg,
hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).
B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik). Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari
eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur bertambah maka TD meningkat),
jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari
kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan
atau makan berlebihan, stres, merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine,
prednison, epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes melitus,
stroke.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional
pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo,
1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis.
Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka
akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya
perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron
yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah.
Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung. (Suyono, Slamet. 1996).
Pathway terlampir.
H. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi
pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang
berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi
berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil
mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KELUARGA
I. DATA UMUM :
1. Nama Kepala keluarga : Tn. Sahir
2. Umur : 43 Tahun
3. Alamat/Telepon : Dusun Malimongan Desa Pekalobean
4. Pekerjaan : Petani
5. Pendidikan : SD
6. Tipe keluarga : Extended Family ( Keluarga Besar )
7. Komposisi Keluarga
Nama Jenis Tanggal Pendidikan Pekerjaan Hubungan
Kelami lahir/Um
n u
r
Nurlia P 11-07-1976 SD IRT ISTRI
46 Tahun
Purnawati Sahir P 10-11-1995 SMA WIRAUSAHA ANAK
27 Tahun
Irwan L 11-04-2000 SMA PETANI ANAK
22 Tahun
Hendriawan L 16-04-2006 SMP PELAJAR ANAK
16 Tahun
Erwinsyah L 30-01-2012 TK PELAJAR ANAK
11 Tahun
Juliana P 11-05-2000 SMA WIRAUSAHA FAMILY LAIN
22 Tahun
Genogram :
7
0
Keterangan :
= Perempuan = Meninggal
= Klien
Keterangan generasi :
Generasi pertama : Ayah dan Ibu Tn. S telah meninggal dunia dikarenakan faktor usia (lansia
akhir) sedangkan Ayah dan Ibu Ny. N keduanya masih hidup dan sekarang berusia 70 tahun
Generasi kedua : Tn. S memiliki 4 saudara kandung yang dimana 3 laki dan 1 perempuan. Tn.
S merupakan anak pertama dikeluarganya yang saat ini berusia 43 tahun sedang menderita
penyakit Hipertensi sedangkan Ny. N merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara, umur Ny. N
sekarang 46 tahun
Generasi ketiga : Tn. S dan Ny. N mempunyai 4 orang anak. Anak pertama berusia 27 tahun
belum menikah, anak ke 2 berusia 22 tahun sudah menikah, anak ke 3 berusia 16 tahun
sebagai pelajar dan anak ke 4 berusia 11 tahun yang sekarang masih duduk dibangku sekolah
dasar. Ke 4 anak Tn. S tidak mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan Tn. S
Latar belakang budaya : Suku yang dianut oleh Tn. S adalah suku Kajang sementara istrinya yaitu
Ny. N menganut suku asli Duri tapi Tn. S menyesuaikan diri dengan suku
Duri karena ia tinggal di tempat mayoritas suku Duri
Agama dan keyakinan : Agama yang dianut oleh keluarga Tn. S adalah Agama Islam. Keluarga Tn.
S tidak memiliki keyakinan yang bertentangan dengan tindakan keperawatan
dan kesehatan.
Status ekonomi : Tn. S bekerja sebagai petani selain bekerja sebagai petani Tn. S memiliki
usaha lain yaitu menjual berbagai macam sembako. Tn. S mengatakan
penghasilan perbulan yaitu >Rp. 3.000.000 dan uang tersebut cukup untuk
kebutuhan keluarga sehari-hari.
Aktivitas rekrea waktu : Keluarga Tn. S memanfaatkan waktu luang dengan nonton TV, menjual ,
luang dan terkadang ke rumah kerabat yang ada didekat rumah untuk ngobrol
Karakteristik : Rumah Tn. S bagian halamam depan tidak mempunya tumbuhan pepohonan
lingkungan maupun bunga melainkan terdapat pon bensin mini. Sedangkan di samping
rumah Tn. S terdapat tummbuhan labu siam yang sangat terawat. Lingkungan
di sekitar rumah Tn. S sangat bersih karena Tn. S dan keluarga rajin
membersihkan.
IV.STRUKTUR KELUARGA
Pola komunikasi : Pola komunikasi yang digunakan keluarga Tn. S adalah terbuka yang
dimana pengambil keputusan adalah kepala keluarga, bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa duri. Frekuensi komunikasi dalam keluarga
dilakukan setiap hari dan selama ini tidak ada masalah yang ditutupi untuk di
diskusikan antar anggota keluarga ataupun masalah komunikasi yang berarti
dalam keluarga
Struktur : Tn. S mengatakan bahwa yang mengambil keputusan dalam keluarga
kekuasaan keluarga adalah Tn. S selaku kepala keluarga. Dimana keputusan tersebut sudah
dibicara sebelumnya dengan Ny. N dan anaknya. Tn. S mengatakan dalam
keluarga saling menghargai satu sama lain, saling membantu dan saling
mendukung.
Struktur peran : Struktur peran Tn. S (Formal dan Informal )
Formal : Menjadi seorang ayah dan kepala keluarga. Yang dimana memiliki
tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya.
Informal : Menjadi anggota masyarakat Dusun Malimongan. Tn. S dan Ny.
N selalu ikut serta dalam kegiatan yang diadakan di dusun malimongan
seperti gotong royong dan pengajian yang diadakan
Struktur nilai : Tn. S mengatakan Norma yang berlaku dalam keluarganya yaitu disesuaikan
dengan agama yang dianut oleh keluarganya. Dan keluarga Tn. S memiliki
peraturan yaitu dalam keluarganya dimana setiap anggota keluarga harus
saling menghormati.
V. FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif : Keluarga Tn. S termasuk keluarga yang humoris dan saling menyayangi satu
sama lain. Interaksi dalam anggota keluarga terjalin sangat baik.
Fungsi sosialisasi : Keluarga Tn. S mengatakan selalu mengikuti kegiatan yang diadakan di
Dusun Malimongan. Di waktu luang Tn. S memanfaatkan waktu untuk
berinteraksi dengan tetangga maupunkerabat dengan alasan hubungan sosial
tetap terjaga agar kita bisa saling tolong menolong satu sama lain.
Fungsi reproduksi : Keluarga Tn. S mengatakan tidak ingin lagi menambah keturunan dikarena
sudah tua.
Sukma
ANALISA DATA
Analisa Data Problen Etiologi
DS : Manajemen kesehatan Ketidak mampuan keluarga
- Tn. S mengatakan rasa keluarga tidak efektif mengenal masalah kesehatan
berat ditengkuk
- Tn. S mengatakan sering
merasa pusing
- Tn.S mengatakan tidak
memahami masalah
kesehatan yang diderita
- Tn. S mengatakan
mengomsumsi obat yang
dibeli di kios untuk
mengurangi rasa berat
ditengkuk
- Tn. S mengatakan tidak
pernah mengomsumsi
obat-obat herbal
DO :
- Tekanan darah : 150/90
mmHg
- Gejala penyakit anggota
keluarga semakin
memberat
- Aktivitas keluarga untuk
mengatasimasalah
kesehatan tidak tepat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan yang tepat,
merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan
SKORING
Diagnosis keperawatan: Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Tn. S
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Kriteria Skor Total Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3x1 3 Masalah adalah aktual karena
sudah terjadi
Tidak/kurang
sehat
2. PRIORITAS MASALAH
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan yang tepat,
merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan
RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Rencana Intervensi
O keperawatan
keluarga
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Manajemen Setelah di 1.Keluarga Verbal Hipertensi dapat didefinisikan 1. Kaji pengetahuan keluarga
kesehatan lakukan mampu sebagai tekanan darah persisten tentang :
keluarga tidak proses mengenal dimana tekanan sistoliknya di atas a. Hipertensi
efektif pada keperawat masalah 140 mmHg dan diastolik di atas 90 b. Tanda dan gejala hipertensi
keluarga Tn. S an selama kesehatan mmHg. Pada populasi lansia, c. Penyebab hipertensi
khususnya Tn. S 5 hari hipertensi didefinisikan sebagai 2. Tanyakan kembali pada
berhubungan kondisi tekanan sistolik 160 mmHg dan keluarga tentang penyakit
dengan ketidak Tn. S tekanan diastolik 90 mmHg. hipertensi
mampuan dapat (Smeltzer, 2001). 3. Berikan keluarga respon positif
keluarga membaik Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi
mengenal klinis beberapa pasien yang
masalah menderita hipertensi yaitu:
kesehatan, Peningkatan tekanan darah > 140/90
membuat mmHg, mengeluh sakit kepala, rasa
keputusan yang berat ditengkuk, pusing, lemas,
tepat, merawat kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual
anggota keluarga muntah, epistaksis, kesadaran
yang sakit, menurun.
memodifikasi Pada umumnya hipertensi tidak
lingkungan, dan mempunyai penyebab yang spesifik
memanfaatkan (idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai
fasilitas respon peningkatan cardiac output
kesehatan atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi
terhadap stress atau kelainan
eksresi atau transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level
insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan
arterosklerosis pada orang tua
serta pelebaran pembuluh darah.
2.Mengam Verbal Tekanan darah tinggi dapat 1. Jelaskan pada keluarga akibat
bil menyebabkan pembuluh darah otak jika penyakit tidak ditangani
keputusan mengeras, hingga aliran darah di otak dengan benar
mengenai menjadi kurang lancar. Dalam jangka 2. Motivasi keluarga untuk
tindakan panjan, kondisi ini dapat mengambil keputusan
kesehatan menyebabkan stroke ringan (TIA). 3. Tanyakan kembali pada
Jika tidak ditangani, hipertensi yang keluarga tentang keputusan
sudah menyebabkan TIA berisiko yang baik untuk keperawatan
tinggi menimbulkan stroke. Efek pada penyakit yang di derita
pada organ, otak (pemekaran 4. Berikan respon positif pada
pembuluh darah, perdarahan, keluarga
kematian sel otak: stroke), ginjal
(malam banyak kencing, kerusakan
sel ginjal, gagal ginjal), jantung
(membesar, sesak nafas, cepat lelah,
gagal jantung).
Anjurkan keluarga Tn. S untuk tidak
mengomsumsi obat bebas yang dibeli
di kios tanpa memeriksakan terlebih
dahulu dikarena hal tersebut dapat
membahayakan kesehatan.
3.Kemamp Motorik Cara pemakaian daun salam sebagai 1. Ajarkan metode tentang cara
uan penanganan antihipertensi adalah sebagai membuat dan merawat
keluarga berikut : anggota keluarga yang sakit
merawat Siapkan 1 genggam daun salam atau dengan rebusan daun salam
anggota sekitar 10 – 15 lembar daun salam 2. Tanyakan kembali pada
keluarga muda yang sudah di cuci keluarga tentang cara
yang sakit Siapkan 600 ml atau 3 gelas air membuat dan merawat
Rebus daun salam dengan api sedang anggota keluarga yang sakit
diminum
Air rebusan salam diminum 2 hari
sekali sebelum makan.
(Edi J, Sufrifa Y, Mira GR.
Hipertensi Kandas Berkat Herbal.
Jakarta: F Media (Imprint Agromedia
Pustaka); 2013.)
4. Kema Verbal Modifikasi lingkungan pada penderita 1. Anjurkan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan dan
mpuan hipertensi yaitu dengan menciptakan
selalu mengupayakan pola
keluar lingkungan yang bersih, sehat hingga hidup sehat.
2. Tanyakan kembali kepada
ga mencegah stress dan emosi yang
keluarga tentang modifikasi
memo berlebihan. lingkungan yang di berikan
3. Berikan respon positif pada
difikas Memodifikasi pola hidup sehat yaitu keluarga
i dengan
lingku 1. Menerapkan Pola Makan Sehat
ngan Rendah Garam
2. Rutin berolahraga
3. Menjaga berat badan ideal
4. Mengelolah stres
5. Tidak merokok dan minum
alkohol
6. Kurangi minum minuman
berkafein
7. Rutin memeriksakan tekanan
darah
5.Kemamp Verbal Menganjurkan Tn. S dan keluarga Tn. S 1. Anjurkan keluarga untuk
uan Untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan memeriksakan anggota
keluarga ketika terdapat tanda dan gejala keluarga yang menderita
memanfaa hipertensi sangat di harapkan untuk hipertensi
tkan mendapatkan penanganan yang tepat 2. Tanyakan kembali kepada
fasilitas pada penderita hipertensi khususnya Tn.S keluarga tentang pentingnya
kesehatan memeriksakan anggota
keluarga yang menderita
hipertensi
3. Berikan respon positif
terhadap keluarga
berhubungan dengan ketidak mampuan 15:10 hipertensi, tanda dan gejala serta penyebab hipertensi
O:
keluarga mengenal masalah kesehatan,
- Tn. S dan keluarga mampu mengenal masalah
membuat keputusan yang tepat, merawat
kesehatan keluarga
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
A:
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
- Masalah teratasi
kesehatan ( keluarga mampu mengenal masalah kesehatan )
P:
- Intervensi TUK I dihentikan
membuat keputusan yang tepat, merawat Tn, S dan keluarga memahami akibat jika penyakit
hipertensi tidak ditangani yaitu berpotensi terkena stroke
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
2. Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
Hasil :
kesehatan
Tn. S dan keluarga termotivasi untuk mengambil keputusan
yang benar untuk menangani hipertensi
3. Menanyakan kembali pada keluarga tentang keputusan
untuk perawatan pada penyakit yang di derita
Hasil :
Tn. S dan keluarga mengambil keputusan yang tepat
untuk menangani hipertensi
4. Memberikan respon positif pada keluarga
Hasil :
Memberikan pujian atau apresiasi pada Tn. S dan
keluaraga Tn. S karena telah menjawab dengan benar
berhubungan dengan ketidak mampuan 15:00 WITA jika penyakit tidak ditangani dengan benar
keluarga mengenal masalah kesehatan, - Tn. S mengatakan tidak laki mengomsusmsi obat yang
berhubungan dengan ketidak mampuan 15:15 merawat Tn. S yang menderita penyakit Hipertensi
O:
keluarga mengenal masalah kesehatan,
- Keluarga Tn. S mampu secara mandiri membuat
membuat keputusan yang tepat, merawat
olahan rebusan daun salam dengan benar
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas A:
kesehatan - Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit)
P:
- Intervensi TUK III dihentikan
berhubungan dengan ketidak mampuan 15:30 makanan yang sehat dan menghindari makanan yang
dapat meningkatkan penyakit Hipertensi
keluarga mengenal masalah kesehatan,
O:
membuat keputusan yang tepat, merawat
- Keluarga Tn. S mampu memodifikasi lingkungan
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas dengan baik
kesehatan A:
- Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga memodivikasi lingkungan)
P:
- Intervensi TUK IV dihentikan
Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn.S mengatakan tidak
memahami masalah kesehatan
yang diderita
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
Tindakan keperawatan : 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang :
a. Hipertensi
b. Tanda dan gejala hipertensi
c. Penyebab hipertensi
2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang
penyakit hipertensi
a. Hipertensi
b. Tanda dan gejala hipertensi
c. Penyebab hipertensi
Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
- Tn. S mengatakan mengomsumsi
obat yang dibeli di kios untuk
mengurangi rasa berat ditengkuk
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
Tindakan keperawatan : 1. Jelaskan pada keluarga akibat jika penyakit
tidak ditangani dengan benar
2. Motivasi keluarga untuk mengambil
keputusan
3. Tanyakan kembali pada keluarga tentang
keputusan yang baik untuk keperawatan
pada penyakit yang di derita
4. Berikan respon positif pada keluarga
Tujuan : Tn. S dan keluarga mampu mengambil keputusan
yang tepat mengenai penyakitnya
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pertama selama 25 menit didapatkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
a. Keluarga mampu mengambil keputusan yang
tepat mengenai penyakitnya
Media, alat dan bahan : Leaflet
Metode : Diskusi (tanya jawab)
Evaluasi : S:
- Tn. S dan keluarga mengatakan
memahami akibat jika penyakit tidak
ditangani dengan benar
- Tn. S mengatakan tidak laki
mengomsusmsi obat yang di beli bebas
di warung
O:
- Keluarga Tn. S mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk keluarga
yang menderita penyakit ipertensi
A:
- Masalah teratasi
( keluarga mampu mengambil keputusan
yang tepat )
P:
- Intervensi TUK II dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke 3 Rabu/15/2023
Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
- Keluarga tidak mampu merawat
anggota keluarga yang sakit yaitu
Tn. S
Tindakan keperawatan : 1. Ajarkan metode tentang cara membuat dan
merawat anggota keluarga yang sakit dengan
rebusan daun salam
2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang
cara membuat dan merawat anggota
keluarga yang sakit dengan rebusan daun
salam
3. Berikan respon positif pada keluarga
Tujuan : Keluarga Tn. S mampu merawat anggota keluarga
yang sakit dengan baik terutama Tn. S
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pertama selama 25 menit didapatkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
b. Keluarga mampu merawat anggota keluarga
yang sakit dengan baik
Media, alat dan bahan : Leaflet
Metode : Diskusi (tanya jawab)
Evaluasi : S:
- Keluarga Tn. S mengatakan memahami
cara untuk merawat Tn. S yang
menderita penyakit Hipertensi
O:
- Keluarga Tn. S mampu secara mandiri
membuat olahan rebusan daun salam
dengan benar
A:
- Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit)
P:
- Intervensi TUK III dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke 4 Kamis/16/2023
Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
- Tn. S mengatakan mengomsumsi
obat yang dibeli di kios untuk
mengurangi rasa berat ditengkuk
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
- Keluarga tidak mampu
memodifikasi lingkungan
Tindakan keperawatan : 1. Anjurkan keluarga untuk memodifikasi
lingkungan dan selalu mengupayakan pola
hidup sehat.
2. Tanyakan kembali kepada keluarga tentang
modifikasi lingkungan yang di berikan
3. Berikan respon positif pada keluarga
Tujuan : Keluarga Tn. S mampu memodifikasi lingkungan
dengan baik
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pertama selama 25 menit didapatkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
a. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan di
sekitar Tn. S dengan baik
Media, alat dan bahan : Leaflet
Metode : Diskusi (tanya jawab)
Evaluasi : S:
- Keluarga Tn. S mengatakan Tn. S
mengomsumsi makanan yang sehat dan
menghindari makanan yang dapat
meningkatkan penyakit Hipertensi
O:
- Keluarga Tn. S mampu memodifikasi
lingkungan dengan baik
A:
- Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga memodivikasi
lingkungan)
P:
- Intervensi TUK IV dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke 5 Jum’at/17/2023
Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
- Tn. S mengatakan tidak pernah
memeriksakan kesehatannya di
pelayanan kesehatan terdekat
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
Tindakan keperawatan : 1. Anjurkan keluarga untuk memeriksakan
anggota keluarga yang menderita hipertensi
2. Tanyakan kembali kepada keluarga tentang
pentingnya memeriksakan anggota keluarga
yang menderita hipertensi
3. Berikan respon positif terhadap keluarga
ANALISA DATA
Diagnosa
SLKI SIKI
Data Keperawatan