Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC) sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg,
hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).

B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik). Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.  Namun ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport  Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari
eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur bertambah maka TD meningkat),
jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari
kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan
atau makan berlebihan, stres, merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine,
prednison, epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes melitus,
stroke.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional
pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo,
1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis.
Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka
akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya
perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron
yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah.
Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung. (Suyono, Slamet. 1996).
Pathway terlampir.

D. Tanda Dan Gejala


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah,
epistaksis, kesadaran menurun.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
2. Sakit kepala
3. Pusing / migraine
4. Rasa berat ditengkuk
5. Penyempitan pembuluh darah
6. Sukar tidur
7. Lemah dan lelah
8. Nokturia
9. Azotemia
10. Sulit bernafas saat beraktivitas
E. Komplikasi
Efek pada organ, otak (pemekaran pembuluh darah, perdarahan, kematian sel otak: stroke),
ginjal (malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal ginjal), jantung (membesar, sesak nafas,
cepat lelah, gagal jantung).
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab)
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri
ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana) untuk
menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
G. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
diet destriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, diet rendah kolesterol dan
rendah asam lemak jenuh.
2. Penurunan berat badan
3. Penurunan asupan etanol
4. Menghentikan merokok
5. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari
denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25
menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5
x perminggu
6. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak
normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat
otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan).
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
7. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, Usa,
1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau
penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan
keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

H. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi
pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang
berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi
berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil
mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KELUARGA

I. DATA UMUM :
1. Nama Kepala keluarga : Tn. Sahir
2. Umur : 43 Tahun
3. Alamat/Telepon : Dusun Malimongan Desa Pekalobean
4. Pekerjaan : Petani
5. Pendidikan : SD
6. Tipe keluarga : Extended Family ( Keluarga Besar )
7. Komposisi Keluarga
Nama Jenis Tanggal Pendidikan Pekerjaan Hubungan
Kelami lahir/Um
n u
r
Nurlia P 11-07-1976 SD IRT ISTRI
46 Tahun
Purnawati Sahir P 10-11-1995 SMA WIRAUSAHA ANAK
27 Tahun
Irwan L 11-04-2000 SMA PETANI ANAK
22 Tahun
Hendriawan L 16-04-2006 SMP PELAJAR ANAK
16 Tahun
Erwinsyah L 30-01-2012 TK PELAJAR ANAK
11 Tahun
Juliana P 11-05-2000 SMA WIRAUSAHA FAMILY LAIN
22 Tahun
Genogram :
7
0
Keterangan :

= Laki-laki = Tinggal serumah

= Perempuan = Meninggal

= Menikah ? = Umur tidak diketahui

= Klien

Keterangan generasi :

 Generasi pertama : Ayah dan Ibu Tn. S telah meninggal dunia dikarenakan faktor usia (lansia
akhir) sedangkan Ayah dan Ibu Ny. N keduanya masih hidup dan sekarang berusia 70 tahun
 Generasi kedua : Tn. S memiliki 4 saudara kandung yang dimana 3 laki dan 1 perempuan. Tn.
S merupakan anak pertama dikeluarganya yang saat ini berusia 43 tahun sedang menderita
penyakit Hipertensi sedangkan Ny. N merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara, umur Ny. N
sekarang 46 tahun
 Generasi ketiga : Tn. S dan Ny. N mempunyai 4 orang anak. Anak pertama berusia 27 tahun
belum menikah, anak ke 2 berusia 22 tahun sudah menikah, anak ke 3 berusia 16 tahun
sebagai pelajar dan anak ke 4 berusia 11 tahun yang sekarang masih duduk dibangku sekolah
dasar. Ke 4 anak Tn. S tidak mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan Tn. S

Latar belakang budaya : Suku yang dianut oleh Tn. S adalah suku Kajang sementara istrinya yaitu
Ny. N menganut suku asli Duri tapi Tn. S menyesuaikan diri dengan suku
Duri karena ia tinggal di tempat mayoritas suku Duri
Agama dan keyakinan : Agama yang dianut oleh keluarga Tn. S adalah Agama Islam. Keluarga Tn.
S tidak memiliki keyakinan yang bertentangan dengan tindakan keperawatan
dan kesehatan.
Status ekonomi : Tn. S bekerja sebagai petani selain bekerja sebagai petani Tn. S memiliki
usaha lain yaitu menjual berbagai macam sembako. Tn. S mengatakan
penghasilan perbulan yaitu >Rp. 3.000.000 dan uang tersebut cukup untuk
kebutuhan keluarga sehari-hari.
Aktivitas rekrea waktu : Keluarga Tn. S memanfaatkan waktu luang dengan nonton TV, menjual ,
luang dan terkadang ke rumah kerabat yang ada didekat rumah untuk ngobrol

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap perkembangan : Family Launcing Young Adul’s
keluarga saat ini Tn. S memiliki 4 anak , anak pertama Tn. S yaitu Ny. P (27 tahun ) belum
menikah yang saat ini bekerja di kalimantan sebagai wirausaha dan tinggal
berpisah dengan kelurga saat ini dan anak terakhir dari keluarga Tn. S juga
belum menikah dan masih berstatus sebagai pelajar
Riwayat keluarga inti : Di keluarga Tn. S yang mempunyai keluhan hanya Tn. S . Keluhan sudah
dirasakan sejak 1 bulan terakhir yaitu merasa berat ditengkuk, sering pusing
dan hanya meminum obat bebas yang dibeli di kios. Setelah dilakukan
pemeriksaan Tekanan Darah Tn. S yaitu 150/90 . Hingga saat ini Tn. S
menngatakan masih sering sering merasakan berat di area tengkuk dan pusing
Riwayat : Tn. S mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit turunan
keluarga
sebelumnya
III. DATA LINGKUNGAN
Karakteristik rumah : Rumah yang ditempati oleh Tn. S dan keluarga adalah milik sendiri. Rumah
sebesar 9x16 m2 itu sangat bersih dan terawat. Terdapat 3 kamar tidur, ruang
tamu, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi. Rumah Tn. S memiliki
ventilasi yang baik dan pencahayaan didalam rumah juga baik, kamar mandi
bersih, air yang digunakan adalah mata air yang mengalir dari atas gunung,
tempat penampungan air berupa ember terbuka dan air llimbah di buang di
got. Rumah Tn. S beratap seng dan dinding yang terbuat dari kayu serta lantai
rumah yang terbuat dari kayu juga. Tn. S dan keluarga tidak memiliki rencana
untuk pindah rumah.

Karakteristik : Rumah Tn. S bagian halamam depan tidak mempunya tumbuhan pepohonan
lingkungan maupun bunga melainkan terdapat pon bensin mini. Sedangkan di samping
rumah Tn. S terdapat tummbuhan labu siam yang sangat terawat. Lingkungan
di sekitar rumah Tn. S sangat bersih karena Tn. S dan keluarga rajin
membersihkan.
IV.STRUKTUR KELUARGA
Pola komunikasi : Pola komunikasi yang digunakan keluarga Tn. S adalah terbuka yang
dimana pengambil keputusan adalah kepala keluarga, bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa duri. Frekuensi komunikasi dalam keluarga
dilakukan setiap hari dan selama ini tidak ada masalah yang ditutupi untuk di
diskusikan antar anggota keluarga ataupun masalah komunikasi yang berarti
dalam keluarga
Struktur : Tn. S mengatakan bahwa yang mengambil keputusan dalam keluarga
kekuasaan keluarga adalah Tn. S selaku kepala keluarga. Dimana keputusan tersebut sudah
dibicara sebelumnya dengan Ny. N dan anaknya. Tn. S mengatakan dalam
keluarga saling menghargai satu sama lain, saling membantu dan saling
mendukung.
Struktur peran : Struktur peran Tn. S (Formal dan Informal )
Formal : Menjadi seorang ayah dan kepala keluarga. Yang dimana memiliki
tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya.
Informal : Menjadi anggota masyarakat Dusun Malimongan. Tn. S dan Ny.
N selalu ikut serta dalam kegiatan yang diadakan di dusun malimongan
seperti gotong royong dan pengajian yang diadakan
Struktur nilai : Tn. S mengatakan Norma yang berlaku dalam keluarganya yaitu disesuaikan
dengan agama yang dianut oleh keluarganya. Dan keluarga Tn. S memiliki
peraturan yaitu dalam keluarganya dimana setiap anggota keluarga harus
saling menghormati.
V. FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif : Keluarga Tn. S termasuk keluarga yang humoris dan saling menyayangi satu
sama lain. Interaksi dalam anggota keluarga terjalin sangat baik.

Fungsi sosialisasi : Keluarga Tn. S mengatakan selalu mengikuti kegiatan yang diadakan di
Dusun Malimongan. Di waktu luang Tn. S memanfaatkan waktu untuk
berinteraksi dengan tetangga maupunkerabat dengan alasan hubungan sosial
tetap terjaga agar kita bisa saling tolong menolong satu sama lain.
Fungsi reproduksi : Keluarga Tn. S mengatakan tidak ingin lagi menambah keturunan dikarena
sudah tua.

Fungsi perawatan : Fungsi Keluarga


keluarga 1. Mengenal masalah kesehatan
Tn. S mengatakan tidak mengetahui penyakit yang dideritanya walaupun
keluhan sering muncul dan hanya berfikir hanya kecapean
2. Mengambil keputusan mengenai masalah kesehatan
Tn. S mengatakan tidak pernah memeriksakan kesehatannya dan apabila
keluhan muncul ia hanya meminum obat bebas yang dibeli di kios
3. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. S tidak pernah melakukan perawatan khusus selama ini
karena Tn. S mengatakan hanya kecapean
4. Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. S mengatakan kondisi rumah dalam keadaan baik dan
lingkungan bersih
5. Kemampuan memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
Ny. N mengatakan Tn. S belum pernah memeriksakan kesehatan
mengenai keluhan yang dirasakan ke Rumah Sakit, Puskesmas / Pustu
terdekat.
VI.STRES KOPING KELUARGA
Kondisi stress Stressor Keluarga
dan koping A. Stressor jangka pendek
keluarga Yang menjadi stressor jangka pendek keluarga Tn. S yaitu anak
terakhirnya belum menikah
B. Stressor jangka panjang
Yang menjadi stressor jangka panjang keluarga Tn. S yaitu
penyakitnya yang suatu saat akan semakin parah
Koping Keluarga
A. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. S mengatakan jika jika keluarga memiliki masalah,
keluarga lebih suka untuk membicarakan masalah tersebut secara
bersama-sama untuk memecahkan masalah tersebut
B. Strategi adaptasi disfungsional
Jika keluarga Tn. S mengalami masalah seperti sekarang mereka lebih
mengesampingkan masalah tersebut sebelum menjadi parah
VII. PEMERIKSAAN FISIK (fokus pada klien sakit)
Hasil Pemeriksaan Fisik
pemeriksaa ( Tn. Sahir )
TD 150/90 mmHg
n
N 80 x/mnt
P 24 x/mnt
BB 68 Kg
Kepala Normal
Rambut Sedikit beruban
Konjungtiva Anemis
Sklera Putih
Telinga Simetris (tidak ada gangguan pendengaran)
Mulut Mukosa mulut lembab
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada Simetris kanan dan kiri
Abdomen Tidak ada lesi
Ekstremitas Normal
Kulit Sawo matang, lembab
Minggu 12 Februari 2023
Mahasiswa

Sukma

ANALISA DATA
Analisa Data Problen Etiologi
DS : Manajemen kesehatan Ketidak mampuan keluarga
- Tn. S mengatakan rasa keluarga tidak efektif mengenal masalah kesehatan

berat ditengkuk
- Tn. S mengatakan sering
merasa pusing
- Tn.S mengatakan tidak
memahami masalah
kesehatan yang diderita
- Tn. S mengatakan
mengomsumsi obat yang
dibeli di kios untuk
mengurangi rasa berat
ditengkuk
- Tn. S mengatakan tidak
pernah mengomsumsi
obat-obat herbal

DO :
- Tekanan darah : 150/90
mmHg
- Gejala penyakit anggota
keluarga semakin
memberat
- Aktivitas keluarga untuk
mengatasimasalah
kesehatan tidak tepat

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan yang tepat,
merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan

SKORING
Diagnosis keperawatan: Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Tn. S
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Kriteria Skor Total Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3x1 3 Masalah adalah aktual karena
sudah terjadi
Tidak/kurang
sehat

2. Kemungkina 1/2x2 1 Tingkat pengetahuan keluarga


Tn. S yang kurang, yang tidak
masalah dapat
mengetahui penyakit yang
diubah : diderita Tn. S dan hanya
mengomsumsi obat bebas yang
Hanya sebagian
dibeli dikios.
3. Kemungkinan 1/3x1 1/3 Masalah yang terjadi di
keluarga Tn. S dapat dicegah
masalah dapat
dengan memberikan informasi
dicegah : mengenai penyakit yang
diderita
Rendah
4. Menonjolnya 2/2x1 1 Masalah di keluarga Tn. S harus
segera ditangani dikarenakan
masalah: Masalah
dapat menimbulkan masalah
berat, harus segera yang lain yang dapat
mengganggu kesehatan
ditangani
Jumlah 5 1/3

2. PRIORITAS MASALAH
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan yang tepat,
merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan
RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Rencana Intervensi
O keperawatan
keluarga
Umum Khusus Kriteria Standar

1 Manajemen Setelah di 1.Keluarga Verbal  Hipertensi dapat didefinisikan 1. Kaji pengetahuan keluarga
kesehatan lakukan mampu sebagai tekanan darah persisten tentang :
keluarga tidak proses mengenal dimana tekanan sistoliknya di atas a. Hipertensi
efektif pada keperawat masalah 140 mmHg dan diastolik di atas 90 b. Tanda dan gejala hipertensi
keluarga Tn. S an selama kesehatan mmHg. Pada populasi lansia, c. Penyebab hipertensi
khususnya Tn. S 5 hari hipertensi didefinisikan sebagai 2. Tanyakan kembali pada
berhubungan kondisi tekanan sistolik 160 mmHg dan keluarga tentang penyakit
dengan ketidak Tn. S tekanan diastolik 90 mmHg. hipertensi
mampuan dapat (Smeltzer, 2001). 3. Berikan keluarga respon positif
keluarga membaik  Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi
mengenal klinis beberapa pasien yang
masalah menderita hipertensi yaitu:
kesehatan, Peningkatan tekanan darah > 140/90
membuat mmHg, mengeluh sakit kepala, rasa
keputusan yang berat ditengkuk, pusing, lemas,
tepat, merawat kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual
anggota keluarga muntah, epistaksis, kesadaran
yang sakit, menurun.
memodifikasi  Pada umumnya hipertensi tidak
lingkungan, dan mempunyai penyebab yang spesifik
memanfaatkan (idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai
fasilitas respon peningkatan cardiac output
kesehatan atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi
terhadap stress atau kelainan
eksresi atau transport  Na.
2. Obesitas: terkait dengan level
insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan
arterosklerosis pada orang tua
serta pelebaran pembuluh darah.

2.Mengam Verbal  Tekanan darah tinggi dapat 1. Jelaskan pada keluarga akibat
bil menyebabkan pembuluh darah otak jika penyakit tidak ditangani
keputusan mengeras, hingga aliran darah di otak dengan benar
mengenai menjadi kurang lancar. Dalam jangka 2. Motivasi keluarga untuk
tindakan panjan, kondisi ini dapat mengambil keputusan
kesehatan menyebabkan stroke ringan (TIA). 3. Tanyakan kembali pada
Jika tidak ditangani, hipertensi yang keluarga tentang keputusan
sudah menyebabkan TIA berisiko yang baik untuk keperawatan
tinggi menimbulkan stroke. Efek pada penyakit yang di derita
pada organ, otak (pemekaran 4. Berikan respon positif pada
pembuluh darah, perdarahan, keluarga
kematian sel otak: stroke), ginjal
(malam banyak kencing, kerusakan
sel ginjal, gagal ginjal), jantung
(membesar, sesak nafas, cepat lelah,
gagal jantung).
 Anjurkan keluarga Tn. S untuk tidak
mengomsumsi obat bebas yang dibeli
di kios tanpa memeriksakan terlebih
dahulu dikarena hal tersebut dapat
membahayakan kesehatan.
3.Kemamp Motorik Cara pemakaian daun salam sebagai 1. Ajarkan metode tentang cara
uan penanganan antihipertensi adalah sebagai membuat dan merawat
keluarga berikut : anggota keluarga yang sakit
merawat  Siapkan 1 genggam daun salam atau dengan rebusan daun salam
anggota sekitar 10 – 15 lembar daun salam 2. Tanyakan kembali pada
keluarga muda yang sudah di cuci keluarga tentang cara
yang sakit  Siapkan 600 ml atau 3 gelas air membuat dan merawat
 Rebus daun salam dengan api sedang anggota keluarga yang sakit

 Tunggu beberapa saat sampai air dengan rebusan daun salam

menjadi 300ml 3. Berikan respon positif pada

 Setelah dingin air rebusan dapat keluarga

diminum
 Air rebusan salam diminum 2 hari
sekali sebelum makan.
(Edi J, Sufrifa Y, Mira GR.
Hipertensi Kandas Berkat Herbal.
Jakarta: F Media (Imprint Agromedia
Pustaka); 2013.)
4. Kema Verbal  Modifikasi lingkungan pada penderita 1. Anjurkan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan dan
mpuan hipertensi yaitu dengan menciptakan
selalu mengupayakan pola
keluar lingkungan yang bersih, sehat hingga hidup sehat.
2. Tanyakan kembali kepada
ga mencegah stress dan emosi yang
keluarga tentang modifikasi
memo berlebihan. lingkungan yang di berikan
3. Berikan respon positif pada
difikas  Memodifikasi pola hidup sehat yaitu keluarga
i dengan
lingku 1. Menerapkan Pola Makan Sehat
ngan Rendah Garam
2. Rutin berolahraga
3. Menjaga berat badan ideal
4. Mengelolah stres
5. Tidak merokok dan minum
alkohol
6. Kurangi minum minuman
berkafein
7. Rutin memeriksakan tekanan
darah
5.Kemamp Verbal Menganjurkan Tn. S dan keluarga Tn. S 1. Anjurkan keluarga untuk
uan Untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan memeriksakan anggota
keluarga ketika terdapat tanda dan gejala keluarga yang menderita
memanfaa hipertensi sangat di harapkan untuk hipertensi
tkan mendapatkan penanganan yang tepat 2. Tanyakan kembali kepada
fasilitas pada penderita hipertensi khususnya Tn.S keluarga tentang pentingnya
kesehatan memeriksakan anggota
keluarga yang menderita
hipertensi
3. Berikan respon positif
terhadap keluarga

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TUK I


NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Tindakan Keperawatan dan Hasil
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Senin TUK 1
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 13 Februari 2023 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang :
berhubungan dengan ketidak mampuan 17:00 WITA a. Hipertensi
keluarga mengenal masalah kesehatan, b. Tanda dan gejala hipertensi
membuat keputusan yang tepat, merawat c. Penyebab hipertensi
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi Hasil :
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas Tn. S dan keluarga Tn. S mengetahui tentang
kesehatan penyakit Hipertensi, tanda dan gejala serta
penyebab hipertensi.
2. Menanyakan kembali pada keluarga tentang:
b. Hipertensi
b. Tanda dan gejala hipertensi
c. Penyebab hipertensi
Hasil :
- Hipertensi adalah tekanan darah tinggi apabila
tekanan darah >140/90 dinamakan hipertensi
- Tanda dan Gejala
mengeluh sakit kepala, rasa berat ditengkuk,
pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah,
mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
- Penyebab Hipertensi
Genetik , obesitas ,dan stress
3. Memberikan keluarga respon positif
Hasil :
Memberikan pujian atau apresiasi pada Tn. S dan
keluaraga Tn. S karena telah menjawab dengan benar
EVALUASI KEPERAWATAN TUK I

NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Evaluasi


1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Selasa S:
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 14 Februari 2023 - Tn. S dan keluarga mengatakan memahami apa itu

berhubungan dengan ketidak mampuan 15:10 hipertensi, tanda dan gejala serta penyebab hipertensi
O:
keluarga mengenal masalah kesehatan,
- Tn. S dan keluarga mampu mengenal masalah
membuat keputusan yang tepat, merawat
kesehatan keluarga
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
A:
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
- Masalah teratasi
kesehatan ( keluarga mampu mengenal masalah kesehatan )
P:
- Intervensi TUK I dihentikan

Lanjutkan Intervensi TUK II

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TUK II


NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Tindakan Keperawatan dan Hasil
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Selasa TUK 1I
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 14 Februari 2023 1. Menjelaskan pada keluarga akibat jika penyakit tidak

berhubungan dengan ketidak mampuan 17:25 WITA ditangani dengan benar


keluarga mengenal masalah kesehatan, Hasil :

membuat keputusan yang tepat, merawat Tn, S dan keluarga memahami akibat jika penyakit
hipertensi tidak ditangani yaitu berpotensi terkena stroke
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
2. Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
Hasil :
kesehatan
Tn. S dan keluarga termotivasi untuk mengambil keputusan
yang benar untuk menangani hipertensi
3. Menanyakan kembali pada keluarga tentang keputusan
untuk perawatan pada penyakit yang di derita
Hasil :
Tn. S dan keluarga mengambil keputusan yang tepat
untuk menangani hipertensi
4. Memberikan respon positif pada keluarga
Hasil :
Memberikan pujian atau apresiasi pada Tn. S dan
keluaraga Tn. S karena telah menjawab dengan benar

EVALUASI KEPERAWATAN TUK II

NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Evaluasi


1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Rabu S:
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 15 Februari 2023 - Tn. S dan keluarga mengatakan memahami akibat

berhubungan dengan ketidak mampuan 15:00 WITA jika penyakit tidak ditangani dengan benar
keluarga mengenal masalah kesehatan, - Tn. S mengatakan tidak laki mengomsusmsi obat yang

membuat keputusan yang tepat, merawat di beli bebas di warung


O:
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
- Keluarga Tn. S mampu mengambil keputusan yang
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan tepat untuk keluarga yang menderita penyakit ipertensi
A:
- Masalah teratasi
( keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat )
P:
- Intervensi TUK II dihentikan

Lanjutkan Intervensi TUK III

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TUK III


NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Tindakan Keperawatan dan Hasil
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Rabu TUK 1II
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 15 Februari 2023 1. Mengajarkan metode tentang cara membuat dan
berhubungan dengan ketidak mampuan 17:25 WITA merawat anggota keluarga yang sakit dengan rebusan
keluarga mengenal masalah kesehatan, daun salam
membuat keputusan yang tepat, merawat Hasil :
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi Tn, S dan keluarga mampu memahami cara membuat
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas serta merawat anggota keluarga yang sakit dengan
rebusan daun salam
kesehatan 2. Menanyakan kembali pada keluarga tentang cara
membuat dan merawat anggota keluarga yang sakit
dengan rebusan daun salam
Hasil :
Keluarga Tn. S mampu menjelaskan dan
mempraktekkan kembali cara merebus daun salam
yang telah di ajarkan
Cara pemakaian daun salam sebagai penanganan
antihipertensi adalah sebagai berikut :
 Siapkan 1 genggam daun salam atau sekitar 10 – 15
lembar daun salam muda yang sudah di cuci
 Siapkan 600 ml atau 3 gelas air
 Rebus daun salam dengan api sedang
 Tunggu beberapa saat sampai air menjadi 300ml
 Setelah dingin air rebusan dapat diminum
 Air rebusan salam diminum 2 hari sekali sebelum
makan.
3. Memberikan respon positif pada keluarga
Hasil :
Memberikan pujian atau apresiasi pada Tn. S dan
keluaraga Tn. S karena dapat mempraktekkan yang
telah diajarkan sebelumnya dengan benar

EVALUASI KEPERAWATAN TUK III

NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Evaluasi


1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Kamis S:
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 16 Februari 2023 - Keluarga Tn. S mengatakan memahami cara untuk

berhubungan dengan ketidak mampuan 15:15 merawat Tn. S yang menderita penyakit Hipertensi
O:
keluarga mengenal masalah kesehatan,
- Keluarga Tn. S mampu secara mandiri membuat
membuat keputusan yang tepat, merawat
olahan rebusan daun salam dengan benar
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas A:
kesehatan - Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit)
P:
- Intervensi TUK III dihentikan

Lanjutkan Intervensi TUK IV

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TUK IV


NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Tindakan Keperawatan dan Hasil
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Kamis TUK 1V
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 16 Februari 2023 1. Menganjurkan keluarga untuk memodifikasi
17:25 WITA lingkungan dan selalu mengupayakan pola hidup sehat.
berhubungan dengan ketidak mampuan Hasil :
keluarga mengenal masalah kesehatan, Keluarga TN. S mampu memahami cara untuk
membuat keputusan yang tepat, merawat memodifikasi lingkungan dan memodifikasi pola hidup
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi sehat
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas 2. Menanyakan kembali kepada keluarga tentang
kesehatan modifikasi lingkungan yang di berikan
Hasil :
Keluarga Tn. S mampu menjelaskan tentang modifikasi
lingkungan yang telah diajarkan
Memodifikasi pola hidup sehat yaitu dengan
 Menerapkan Pola Makan Sehat Rendah Garam
 Rutin berolahraga
 Menjaga berat badan ideal
 Mengelolah stres
 Tidak merokok dan minum alkohol
 Kurangi minum minuman berkafein
 Rutin memeriksakan tekanan darah
3. Berikan respon positif pada keluarga
Hasil :
Memberikan pujian atau apresiasi pada Tn. S dan
keluaraga Tn. S karena telah menjawab dengan benar
EVALUASI KEPERAWATAN TUK IV

NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Evaluasi


1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Jum’at S:
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 17 Februari 2023 - Keluarga Tn. S mengatakan Tn. S mengomsumsi

berhubungan dengan ketidak mampuan 15:30 makanan yang sehat dan menghindari makanan yang
dapat meningkatkan penyakit Hipertensi
keluarga mengenal masalah kesehatan,
O:
membuat keputusan yang tepat, merawat
- Keluarga Tn. S mampu memodifikasi lingkungan
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas dengan baik
kesehatan A:
- Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga memodivikasi lingkungan)
P:
- Intervensi TUK IV dihentikan

Lanjutkan Intervensi TUK V

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TUK V


NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Tindakan Keperawatan dan Hasil
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Jum’at TUK V
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 17 Februari 2023 1. Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan anggota
berhubungan dengan ketidak mampuan 17:35 WITA keluarga yang menderita hipertensi
keluarga mengenal masalah kesehatan, Hasil :
membuat keputusan yang tepat, merawat Keluarga Tn. S dapat memahami apa yang di sarankan
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke sarana
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
kesehatan 2. Menanyakan kembali kepada keluarga tentang
pentingnya memeriksakan anggota keluarga yang
menderita hipertensi
Hasil :
Keluarga Tn. S mampu menjelaskan tentang
pentingnya memanfaatkan fasilitas kesehatan ketika
sudah ada tanda dan gejala hipertensi yang dirasakan
3. Menberikan respon positif terhadap keluarga
Hasil :
Memberikan pujian atau apresiasi pada Tn. S dan
keluaraga Tn. S karena telah menjawab dengan benar

EVALUASI KEPERAWATAN TUK IV

NO Diagnosa Keperawatan Hari / Tanggal Evaluasi


1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Sabtu S:
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S 17 Februari 2023 - Tn. S mengatakan ingin memeriksakan kesehatannya

berhubungan dengan ketidak mampuan 16:00 WITA di pelayanan kesehatan terdekat


O:
keluarga mengenal masalah kesehatan,
- Keluarga Tn. S mampu memanfaatkan fasilitas
membuat keputusan yang tepat, merawat
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi kesehatan yang ada
lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas A:

kesehatan - Masalah Teratasi


( Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan)
P:
- Intervensi TUK V dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke 1 Senin/13/2023

Masalah Keperawatan Keluarga : Manajemen kesehatan keluarga tidak


Efektif pada keluarga Tn. S khususnya
Tn. S berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
Pertemuan Ke- : Satu (1)
Tingkat Kemandirian Keluarga Saat Ini :I

Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn.S mengatakan tidak
memahami masalah kesehatan
yang diderita
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
Tindakan keperawatan : 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang :
a. Hipertensi
b. Tanda dan gejala hipertensi
c. Penyebab hipertensi
2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang
penyakit hipertensi
a. Hipertensi
b. Tanda dan gejala hipertensi
c. Penyebab hipertensi

3. Berikan keluarga respon positif


Tujuan : Tn. S dan keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan keluarga
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pertama selama 25 menit didapatkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
a. Keluarga mampu mengenali masalah
kesehatan dengan baik
Media, alat dan bahan : Leaflet
Metode : Diskusi
Evaluasi : S:
- Tn. S dan keluarga mengatakan
memahami apa itu hipertensi, tanda
dan gejala serta penyebab hipertensi
O:
- Tn. S dan keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan keluarga
A:
- Masalah teratasi
( keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan )
P:
- Intervensi TUK I dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke 2 Selasa/14/2023

Masalah Keperawatan Keluarga : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif


pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S
berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga mengambil keputusan yang tepat
Pertemuan Ke- : Dua (II)
Tingkat Kemandirian Keluarga Saat Ini : II

Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
- Tn. S mengatakan mengomsumsi
obat yang dibeli di kios untuk
mengurangi rasa berat ditengkuk
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
Tindakan keperawatan : 1. Jelaskan pada keluarga akibat jika penyakit
tidak ditangani dengan benar
2. Motivasi keluarga untuk mengambil
keputusan
3. Tanyakan kembali pada keluarga tentang
keputusan yang baik untuk keperawatan
pada penyakit yang di derita
4. Berikan respon positif pada keluarga
Tujuan : Tn. S dan keluarga mampu mengambil keputusan
yang tepat mengenai penyakitnya
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pertama selama 25 menit didapatkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
a. Keluarga mampu mengambil keputusan yang
tepat mengenai penyakitnya
Media, alat dan bahan : Leaflet
Metode : Diskusi (tanya jawab)
Evaluasi : S:
- Tn. S dan keluarga mengatakan
memahami akibat jika penyakit tidak
ditangani dengan benar
- Tn. S mengatakan tidak laki
mengomsusmsi obat yang di beli bebas
di warung
O:
- Keluarga Tn. S mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk keluarga
yang menderita penyakit ipertensi
A:
- Masalah teratasi
( keluarga mampu mengambil keputusan
yang tepat )
P:
- Intervensi TUK II dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke 3 Rabu/15/2023

Masalah Keperawatan Keluarga : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif


pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S
berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Pertemuan Ke- : Tiga (III)
Tingkat Kemandirian Keluarga Saat Ini : III

Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
- Keluarga tidak mampu merawat
anggota keluarga yang sakit yaitu
Tn. S
Tindakan keperawatan : 1. Ajarkan metode tentang cara membuat dan
merawat anggota keluarga yang sakit dengan
rebusan daun salam
2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang
cara membuat dan merawat anggota
keluarga yang sakit dengan rebusan daun
salam
3. Berikan respon positif pada keluarga
Tujuan : Keluarga Tn. S mampu merawat anggota keluarga
yang sakit dengan baik terutama Tn. S
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pertama selama 25 menit didapatkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
b. Keluarga mampu merawat anggota keluarga
yang sakit dengan baik
Media, alat dan bahan : Leaflet
Metode : Diskusi (tanya jawab)
Evaluasi : S:
- Keluarga Tn. S mengatakan memahami
cara untuk merawat Tn. S yang
menderita penyakit Hipertensi
O:
- Keluarga Tn. S mampu secara mandiri
membuat olahan rebusan daun salam
dengan benar
A:
- Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit)
P:
- Intervensi TUK III dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke 4 Kamis/16/2023

Masalah Keperawatan Keluarga : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif


pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S
berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga memodifikasi lingkungan
Pertemuan Ke- : Empat (IV)
Tingkat Kemandirian Keluarga Saat Ini : IV

Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
- Tn. S mengatakan mengomsumsi
obat yang dibeli di kios untuk
mengurangi rasa berat ditengkuk
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
- Keluarga tidak mampu
memodifikasi lingkungan
Tindakan keperawatan : 1. Anjurkan keluarga untuk memodifikasi
lingkungan dan selalu mengupayakan pola
hidup sehat.
2. Tanyakan kembali kepada keluarga tentang
modifikasi lingkungan yang di berikan
3. Berikan respon positif pada keluarga
Tujuan : Keluarga Tn. S mampu memodifikasi lingkungan
dengan baik
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pertama selama 25 menit didapatkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
a. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan di
sekitar Tn. S dengan baik
Media, alat dan bahan : Leaflet
Metode : Diskusi (tanya jawab)
Evaluasi : S:
- Keluarga Tn. S mengatakan Tn. S
mengomsumsi makanan yang sehat dan
menghindari makanan yang dapat
meningkatkan penyakit Hipertensi
O:
- Keluarga Tn. S mampu memodifikasi
lingkungan dengan baik
A:
- Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga memodivikasi
lingkungan)
P:
- Intervensi TUK IV dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke 5 Jum’at/17/2023

Masalah Keperawatan Keluarga : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif


pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S
berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga memodifikasi lingkungan
Pertemuan Ke- : Empat (IV)
Tingkat Kemandirian Keluarga Saat Ini : IV

Proses Keperawatan
Kondisi keluarga / klien : DS :
- Tn. S mengatakan rasa berat
ditengkuk
- Tn. S mengatakan tidak pernah
memeriksakan kesehatannya di
pelayanan kesehatan terdekat
DO :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
Tindakan keperawatan : 1. Anjurkan keluarga untuk memeriksakan
anggota keluarga yang menderita hipertensi
2. Tanyakan kembali kepada keluarga tentang
pentingnya memeriksakan anggota keluarga
yang menderita hipertensi
3. Berikan respon positif terhadap keluarga

Tujuan : Keluarga Tn. S mampu memanfaatkan fasilitas


kesehatan terdekat dengan baik
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pertama selama 25 menit didapatkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
b. Keluarga mampu memafaatkan fasilitas
kesehatan terdekat dengan baik
Media, alat dan bahan : Leaflet
Metode : Diskusi (tanya jawab)
Evaluasi : S:
- Tn. S mengatakan ingin memeriksakan
kesehatannya di pelayanan kesehatan
terdekat
O:
- Keluarga Tn. S mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada
A:
- Masalah Teratasi
( Kemampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan)
P:
- Intervensi TUK V dihentikan

ANALISA DATA

Hari/ Tanggal : Senin 6 Februari 2023 Inisial Klien : Tn. B


Data Fokus Diagnosa Keperawatan
DS : Gangguan Pola Tidur
- Tn. B mengatakan sering terjaga
- Tn. B mengatakan sulit tidur karena
batuk
- Tn. B mengatakan kemampuan
beraktivitas menurun
DO :
- Tn. B nampak lemah
- Tn. B nampak lesuh
Resiko Jatuh dibuktikan dengan faktor Resiko Jatuh
resiko:
- Usia > atau sama dengan 65 tahun (pada
dewasa)
- Kekuatan otot menurun

Diagnosa
SLKI SIKI
Data Keperawatan

Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi

Anda mungkin juga menyukai