Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN INDIVIDU AS CLIENT

GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI

Laporan Pendahuluan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan
Keluarga

Oleh :

Ayu Lestari

J.0105.20.043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2021
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014).
B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan
perifer. Akan tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
1. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
2. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress karena lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah (Aspiani, 2016).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya.
Diderita oleh seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan
lebih ditunukan bagi penderita esensial. Hipertensi primer disebabkan oleh
sebagai berikut :
a) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.

b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis
kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam
lebih banyak dari kulit putih).
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan
atau makan berlebih,stress, merokok, minum alcohol,minum obat-
obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi
akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau
akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke
ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara
langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak
langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila
dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di
angkat,tekanan darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain
ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang
menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup,
dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan volume sekuncup
akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena hipersensitivitas system
saraf simpatis aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa
diketahui penyebab-nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi
oral juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2016).
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi, yaitu :

1. Mengeluh sakit kepala, 4. Gelisah


pusing 5. Mual muntah
2. Lemas, kelelahan 6. Epistaksis
3. Sesak nafas 7. Kesadaran menurun

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre ganglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi
epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat,
yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung menyebabkan
hipertensi (Aspiani, 2016)

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Hb/ Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b) BUN/ kreatin : memberi informasi tentang perfusi dan ginjal.
c) Glucosa : hiperglikemia (DM adalah pencetus hipertensi) dapat di
akibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d) Urinalisasi : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal
ganda.
2. Ctscan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan
ginjal
5. Photo dada : menunjukan distruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
F. Komplikasi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):
1. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
2. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan nefron akan terganggu sehingga
menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya membrane glomerulus , protein
akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang
dan menyebabkan edema.
3. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahi berkurang.
4. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga kebutaan.
5. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri
atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis (pengerasan
pembuluh darah).
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk mengurangi faktor resiko terjadinya hipertensi dan komflikasi
dari hipertensi perlu adanya modifikasi gaya hidup diantaranya yaitu:
1. Pengaturan diet
a) Diet rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan
darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam
dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat
pada dinding vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur
d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
2. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat
badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban
kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan
bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi
ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif
untuk menurunkan tekanan darah.
3. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
4. Berhenti merokok (Aspiani, 2016)
Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

1. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.


2. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat
reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis
Ca dan diuretic
3. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan
inhibitor ACE.
4. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.
5. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja sama.
6. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE
(dengan disfungsi sistolik).

H. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a Identitas klien
(1).Identitas klienMeliputi :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
(2).Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta
status hubungan dengan pasien
b Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
c Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang
menyerta biasanya : sakit kepala, pusing, penglihatan buram, mual,
detak jantung tak teratur, nyeri dada.
d Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit
ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
e Riwayat kesehatan keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih,
dan penyakit menurun seperti diabetes militus, asma, dan lain-lain
2. Pemeriksaan fisik
a. Sistem kardiovaskuler/ sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit cebrovaskuler, episode palpitasi.
Tanda : kenaikan TD, nadi denyutan jelas, murmur stenosis valvular,
distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler lambat atau tertunda.
b. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa lalu)
c. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/ pusing, berdenyut, gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur, epistakis)
Tanda : status mental, orientasi pola/isi bicara, efek, proses piker,
penurunan kekuatan genggaman tangan.
d. Pernapasan
Gejala : dispnea, takipneu, ortopneu, batuk dengan tanpa sputum,
riwayat merokok.
Tanda : distress pernapasan/ penggunaan otot aksesori pernapasan
bunyi nafas tambahan seperti mengi, sianosis.

3. Analisa data

No Data Masalah
1 1. Kurang menunjukkan perilaku Ketidakefektifan
adaftif terhadap lingkungan pemeliharaan
2. Kurang menunjukkan pemahaman kesehatan
tentang prilaku sehat
3. Tidak mampu menjalankan perilaku
sehat
4. Memiliki riwayat perilaku mencari
bantuan kesehatan yang kurang
5. Kurang menunjukkan minat untuk
meningkatkan perilaku sehat
6. Tidak memiliki system pendukung
(support system)
2 1. Keluhan pusing. Perilaku kesehatan
2. Berdenyut, sakit kepala subokspital cenderung beresiko
(terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa
jam).
3. Riwayat keluarga
4. TD : >140/90 mmhg
5. BB diatas batas normal

3 2. Menunjukkan perilaku tidak sesuai Kurangnya


anjuran pengetahuan tentang
3. Menunjukkan persepsi yang keliru penyakit
terhadap masalah
4. Menjelanai pemeriksaan yang tidak
tepat

Diagnosa keperawatan

No Kode Diagnosa
1 00080 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2 00099 Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3 00063 Kurangnya pengetahuan tentang penyakit

Intervensi

Diagnosa Keperawatan
Data Intervensi Keperawatan
Kode Diagnosa

1. Kurang menunjukkan 00080 Ketidakefektifan Edukasi Kesehatan Mengenai perilaku


perilaku adaftif terhadap pemeliharaan kesehatan hidup sehat
lingkungan 1. Idenifikasi kesiapan dan
2. Kurang menunjukkan kemampuan menerima informasi
pemahaman tentang 2. Identifikasi factor-faktor yang
prilaku sehat dapat meningkat dan menurunkan
3. Tidak mampu motivasi perilaku hidup bersih dan
menjalankan perilaku sehat
sehat 3. Sediakan maeri dan media
4. Memiliki riwayat pendidikan kesehatan
perilaku mencari bantuan 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
kesehatan yang kurang sesuai kesepakatan
5. Kurang menunjukkan 5. Berikan kesempatan klien untuk
minat untuk bertanya
meningkatkan perilaku 6. Jelaskan factor resiko yang dapat
sehat mempengaruhi kesehatan
6. Tidak memiliki system 7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
pendukung (support sehat
system) 8. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Edukasi program Pengobatan
1. Identifikasi penggunaan
pengobatab tradisional dan
kemungkinan efek terhadap
kesehatan
2. Fasilitasi informasi tertulis atau
gambar untuk meningkatkan
pemahaman
3. Berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik
dan benar
4. Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada pasien
selama pengobatan
5. Informasikan fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan selama
pengobatan
6. Ajarkan kemampuan melakukan
pengobatan mandiri (self
medication )
1. Keluhan pusing. 00099 Perilaku kesehatan Dukungan Kepatuhan program
cenderung beresiko pengobatan
2. Berdenyut, sakit kepala
1. Identifikasi keptuhan menjalani
subokspital (terjadi saat program pengobatan
2. Buat komitmen menjalani program
bangun dan menghilang
pengobatan dengan baik
secara spontan setelah 3. Dokumentasikan aktivitas selama
proses pengobatan
beberapa jam).
4. Diskusikan hal-hal yang dapat
3. Riwayat keluarga mendukung atau menghambat
berjalannya program pengobatan
4. TD : >140/90 mmhg
5. Libatkan keluarga untuk
5. BB diatas batas normal mendukung program pengobatan
yang dijalani
6. Informasikan program pengobatan
yang harus dijalani
7. Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
8. Anjurkan pasen dan keluarga
melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat
Edukasi program Pengobatan
7. Identifikasi penggunaan
pengobatab tradisional dan
kemungkinan efek terhadap
kesehatan
8. Fasilitasi informasi tertulis atau
gambar untuk meningkatkan
pemahaman
9. Berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik
dan benar
10. Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada pasien
selama pengobatan
11. Informasikan fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan selama
pengobatan
Ajarkan kemampuan melakukan
pengobatan mandiri (self
medication )
1. Menanyakan mengenai 00063 Kurangnya pengetahuan Edukasi Kesehatan mengenai hipertensi
hipertensi tentang penyakit 1. Idenifikasi kesiapan dan
2. Menunjukkan perilaku kemampuan menerima informasi
tidak sesuai anjuran 2. Identifikasi factor-faktor yang
3. Menunjukkan persepsi dapat meningkat dan menurunkan
yang keliru terhadap motivasi perilaku hidup bersih dan
masalah sehat
4. Menjelani pemeriksaan 3. Sediakan maeri dan media
yang tidak tepat pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan klien untuk
bertanya
6. Jelaskan factor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

Anda mungkin juga menyukai