Anda di halaman 1dari 9

KASUS WORKSHOP SDKI, SLKI, SIKI

KASUS I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

Oleh :

Agam Ismail Nugraha


J.0105.20.043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

CIMAHI

2021
KASUS WORKSHOP SDKI, SLKI, SIKI

KASUS 1

Seorang laki-laki berusia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit paru dengan keluhan sesak
napas yang semakin memberat. Hasil pengkajian didapatkan pasien batuk disertai produksi
sputum berwarna putih dan kental, penggunaan otot bantu pernapasan (+), retraksi dinding
dada (+), bagian apeks kanan dan kiri paru fremitus menurun, ronkhi (+), RR 30x/menit.

Dua tahun SMRS, hasil pemeriksaan BTA (+), pada tiga kali pemeriksaan. Pasien memiliki
kebiasaan merokok 12 batang/hari. Berat badan satu tahun yang lalu 70 Kg, turun menjadi 44
Kg dengan tinggi badan 165 cm. Pasien mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun. Diet
yang diberikan makanan biasa 2.500 KKal.

Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 8,9gr/dl, Leukosit 5,63x10^3/μL, Eritrosit 2,83x106/μL,


Trombosit 250.000/μL, Hematokrit 27 %, pH 7,30, PO2 90 mmHg, PCO2 39 mmHg, HCO3-
17,8 mEq/L, BE -6, Natrium 135 mEq/L, Kalium 4,20 mEq/L, Clorida 102,0 mEq/L, ureum
23 mg/dL, kreatinin 0,9 mg/dL, GDS 76 mg/dL. Hasil foto thoraks kesan infiltrat di kedua
lapang paru.

Pasien bekerja sebagai buruh pabrik, memiliki satu orang istri dan 4 orang anak. Istri pasien
bekerja sebagai buruh cuci. 3 orang anak pasien masih duduk di bangku sekolah. Sejak
mengalami sakit, pasien tidak mampu lagi bekerja dengan maksimal. Pasien juga mengurangi
berkumpul dengan tetangga karena batuk-batuk.
1. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan dan lakukan pengelompokan data
berdasarkan subkategori diagnosis keperawatan
2. Lakukan penegakan diagnosis keperawatan pada kasus tersebut dan urutkan sesuai
prioritas
3. Susun rencana keperawatan meliputi diagnosis, luaran dan intervensi keperawatan
1. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan dan lakukan pengelompokan
data berdasarkan subkategori diagnosis keperawatan

Kategori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif

Fisiologis Respirasi DS :
- sesak napas yang semakin memberat
DO :
- pasien batuk disertai produksi sputum berwarna putih
dan kental, penggunaan otot bantu pernapasan (+),
retraksi dinding dada (+), bagian apeks kanan dan kiri
paru fremitus menurun, ronkhi (+), RR 30x/menit, hasil
foto thoraks kesan infiltrat di kedua lapang paru, hasil
pemeriksaan BTA (+) pada tiga kali pemeriksaan.
Sirkulasi DO :
- Hb 8,9gr/dl, Eritrosit 2,83x106/μL, pH 7,30, HCO3-
17,8 mEq/L, BE -6, GDS 76 mg/dL
Nutrisi dan Cairan DS :
- Berat badan satu tahun yang lalu 70 Kg, turun menjadi
44 Kg dengan tinggi badan 165 cm. Pasien
mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun.
Eliminasi

Aktivitas dan Istirahat

Neurosensori

Reproduksi dan DS :
Seksualitas - Pasien bekerja sebagai buruh pabrik, memiliki satu
orang istri dan 4 orang anak. Istri pasien bekerja
sebagai buruh cuci. 3 orang anak pasien masih duduk di
bangku sekolah. Sejak mengalami sakit, pasien tidak
mampu lagi bekerja dengan maksimal.
Psikologis Nyeri dan
Kenyamanan

Integritas Ego
Pertumbuhan dan
Perkembangan

Perilaku Kebersihan Diri

Penyuluhan dan DS :
Pembelajaran - Pasien memiliki kebiasaan merokok 12 batang/hari.

Relasional Interaksi Sosial DS :


- Pasien juga mengurangi berkumpul dengan tetangga
karena batuk-batuk.
Lingkungan Keamanan dan
Proteksi

2. Lakukan penegakan diagnosis keperawatan pada kasus tersebut dan urutkan


sesuai prioritas

Data Subjektif dan Objektif Analisis Data Masalah Keperawatan

DS : Mycrobacterium tuberculosa masuk Bersihan jalan nafas tidak


efektif
- sesak napas yang semakin melalui jalan nafas menempel pada
memberat paru
DO : ↓
- pasien batuk disertai Merokok aktif
produksi sputum berwarna ↓
putih dan kental, Proses infeksi
penggunaan otot bantu ↓
pernapasan (+), retraksi TBC
dinding dada (+), bagian ↓
apeks kanan dan kiri paru Pasien batuk disertai produksi
fremitus menurun, ronkhi sputum berwarna putih dan kental,
(+), RR 30x/menit, hasil Bagian apeks kanan dan kiri paru
foto thoraks kesan infiltrat fremitus menurun, Ronkhi (+), BTA
di kedua lapang paru, hasil (+)
pemeriksaan BTA (+) pada ↓
tiga kali pemeriksaan. Bersihan jalan nafas tidak efektif
DS : Mycrobacterium tuberculosa masuk Pola nafas tidak efektif
- sesak napas yang semakin melalui jalan nafas menempel pada
memberat paru
DO : ↓
- pasien batuk disertai Merokok aktif
produksi sputum berwarna ↓
putih dan kental, Proses infeksi
penggunaan otot bantu ↓
pernapasan (+), retraksi TBC
dinding dada (+), bagian ↓
apeks kanan dan kiri paru Retraksi dinding dada (+),
fremitus menurun, ronkhi penggunaan otot bantu pernapasan
(+), RR 30x/menit, hasil (+), RR 30x/menit
foto thoraks kesan infiltrat ↓
di kedua lapang paru, hasil Pola nafas tidak efektif
pemeriksaan BTA (+) pada
tiga kali pemeriksaan.
DS : Mycrobacterium tuberculosa masuk Defisit nutrisi
- Berat badan satu tahun yang melalui jalan nafas menempel pada
lalu 70 Kg, turun menjadi paru
44 Kg dengan tinggi badan ↓
165 cm. Pasien Merokok aktif
mengeluhkan mual dan ↓
nafsu makan menurun. Proses infeksi

TBC

Pasien mengeluh mual dan nafsu
makan menurun, BB menurun (70
→ 44 kg)

Defisit nutrisi

3. Susun rencana keperawatan meliputi diagnosis, luaran dan intervensi


keperawatan

1) Diagnosis Keperawatan

a) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan, merokok aktif d.d Klien
mengeluh sesak napas yang semakin memberat, Pasien batuk disertai produksi sputum
berwarna putih dan kental, Penggunaan otot bantu pernapasan (+), Retraksi dinding dada (+),
Bagian apeks kanan dan kiri paru fremitus menurun, Ronkhi (+), RR 30x/menit.
b) Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru d.d Retraksi dinding dada (+),
penggunaan otot bantu pernapasan (+), RR 30x/menit
c) Defisit Nutrisi b.d Peningkatan kebutuhan metabolisme d.d Pasien mengeluh mual dan nafsu
makan menurun, Berat badan satu tahun yang lalu 70 Kg, turun menjadi 44 Kg dengan tinggi
badan 165 cm.

2) Rencana Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan Latihan batuk efektif
Nafas Tidak keperawatan selama 3x24 Observasi
Efektif
jam diharapkanbersihan - Identifikasi kemampuan batuk
jalan nafas meningkat - Monitor adanya retensi seputum
dengan kriteria hasil: - Monitor tanda dan gejala infeksi
1. Batuk efektif saluran nafas
meningkat Terapeutik
2. Produksi sputum, - atur posisi semi flowe
mengi, wheezing - Pasang peraks dan bengkok di
menurun pangkuan pasien
3. Dispnea, ortopnea, sulit - Buang sekret pada tempat sputum
bicara, sianosis Edukasi
membaik - Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
4. Frekuensi nafas efektif
membaik - Anjurkan tarik nafas melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir dibulatkan selama 8
detik
- Anjurkan mengulangi dengan tarik
nafas dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas dalam
ke-3
Kolaborasi
- Pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen pola nafas
efektif keperawatan selama 3x24 Observasi:
jam diharapkan pola nafas - Monitor pola nafas
membaik dengan kriteria - Monitor bunyi nafas
hasil: - Monitor sputum
1. Ventilasi semenit Terapeutik
membaik - Posisikan semi fowler atau fowler
2. Tekanan ekspirasi - Berikan minum hangat
membaik - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
3. Tekanan inspirasi - Lakukan penghisapan lendir kurang dari
membaik 15 detik
4. Dispnea menurun - Berikan oksiden, jika perlu
5. Penggunaan alat bantu Edukasi
pernafasan menurun - Anjurkan Asupan cairan 2000 ml/hari
6. Prekuensi nafas, - Ajarkan teknik batuk efektif
kedalaman nafas Kolaborasi
membaik - Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mokuliti, jika perlu

Intervensi pendukung
Manajemen Isolasi
Observasi
- Identifikasi pasien-pasien yang
membutuhkan isolasi
- Lakukan skrining pasien isolasi dengan
kriteria (mis. Batuk >2 minggu, suhu
>37°C, riwayat perjalanan dari wilayah
endemik)
Terapeutik
- Tempatkan satu pasien untuk satu kamar
- Pasang poster kewaspadaan standar di
pintu kamar pasien
- Sediakan seluruh kebutuhan harian dan
pemeriksaan sederhana di kamar pasien
- Dekontaminasi alat-alat kesehatan
sesegera mungkin setelah digunakan
- Lakukan kebersihan tangan pada 5
momen
- Pasang alat proteksi diri sesuai SOP
- Lepaskan alat proteksi diri segera setelah
kontak dengan pasien
- Pakaikan pakaian sendiri dan dicuci pada
suhu 60oC
- Masukan bahan-bahan linen yang terkena
cairan tubuh ke dalam troli infeksius
- Minimalkan kontak dengan pasien, sesuai
kebutuhan
- Bersihkan kamar dan lingkungan sekitar
setiap hari dengan desinfektan
- Batasi transportasi pasien sseperlunya
- Pakaikan masker selama proses
transportasi pasien
- Batasi pengunjung
- Pastikan kamar pasien selalu dalam
kondisi bertekanan negatif
- Hindari pengunjung berusia dibawah 12
tahun
Edukasi
- Ajarkan kebersihan tangan kepada
keluarga dan pengunjung
- Anjurkan keluarga atau pengunjung
melapor sebelum ke kamar pasie
- Anjurkan keluarga atau pengunjung
melakukan kenersihan tangan sebelum
masuk dan sesudah meninggalkan kamar
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
intervensi keperawatan Observasi
selama 3x24 jam maka - Identifikasi status nutrisi
status nutrisi membaik - Identifikasi alergi dan intoleransi
dengan kriteria hasil : makanan
1. Porsi makan yang - Identifikasi makanan yang disukai
dihabiskan, kekuatan - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
otot pengunyah, serum nutrien
albumin, verbalisasi - Identifikasi perlunya penggunaan selang
keinginan untuk nasogastrik
meningkatkan nutrisi, - Monitor asupan makanan
pengetahuan tentang - Monitor BB
pemilihan makanan - Monitor hasil pemeriksaan lab
dan minuman yang Terapeutik
sehat, pengetahuan - Lakukan oral hygine sebelum makan, jika
tentang standar asupan perlu
nutrisi yang tepat, - Fasilitasi menentukan pedoman diet
penyiapan dan - Sajikan makanan secara menarik dan
penyimpanan makanan suhu yang sesuai
dan minuman yang - Berikan makanan tinggi serat untuk
aman, sikap terhadap mencegah konstipasi
makanan/minuman - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
sesuai dengan tujuan protein
kesehatan meningkat - Berikam suplemen makanan, jika perlu
2. Perasaan cepat - Hentikan pemberian makanan melalui
kenyang dan nyeri selang nasogastrik jika asupan oral dapat
abdomen, sariawan, ditoleransi
rambut rontok, diare Edukasi
menurun - Anjurkan posisi duduk, jika perlu
3. BB, IMT, frekuensi - Ajarkan diet yang diprogramkan
makan, nafsu makan Kolaborasi
membaik - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai