KASUS I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi
Oleh :
CIMAHI
2021
KASUS WORKSHOP SDKI, SLKI, SIKI
KASUS 1
Seorang laki-laki berusia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit paru dengan keluhan sesak
napas yang semakin memberat. Hasil pengkajian didapatkan pasien batuk disertai produksi
sputum berwarna putih dan kental, penggunaan otot bantu pernapasan (+), retraksi dinding
dada (+), bagian apeks kanan dan kiri paru fremitus menurun, ronkhi (+), RR 30x/menit.
Dua tahun SMRS, hasil pemeriksaan BTA (+), pada tiga kali pemeriksaan. Pasien memiliki
kebiasaan merokok 12 batang/hari. Berat badan satu tahun yang lalu 70 Kg, turun menjadi 44
Kg dengan tinggi badan 165 cm. Pasien mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun. Diet
yang diberikan makanan biasa 2.500 KKal.
Pasien bekerja sebagai buruh pabrik, memiliki satu orang istri dan 4 orang anak. Istri pasien
bekerja sebagai buruh cuci. 3 orang anak pasien masih duduk di bangku sekolah. Sejak
mengalami sakit, pasien tidak mampu lagi bekerja dengan maksimal. Pasien juga mengurangi
berkumpul dengan tetangga karena batuk-batuk.
1. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan dan lakukan pengelompokan data
berdasarkan subkategori diagnosis keperawatan
2. Lakukan penegakan diagnosis keperawatan pada kasus tersebut dan urutkan sesuai
prioritas
3. Susun rencana keperawatan meliputi diagnosis, luaran dan intervensi keperawatan
1. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan dan lakukan pengelompokan
data berdasarkan subkategori diagnosis keperawatan
Fisiologis Respirasi DS :
- sesak napas yang semakin memberat
DO :
- pasien batuk disertai produksi sputum berwarna putih
dan kental, penggunaan otot bantu pernapasan (+),
retraksi dinding dada (+), bagian apeks kanan dan kiri
paru fremitus menurun, ronkhi (+), RR 30x/menit, hasil
foto thoraks kesan infiltrat di kedua lapang paru, hasil
pemeriksaan BTA (+) pada tiga kali pemeriksaan.
Sirkulasi DO :
- Hb 8,9gr/dl, Eritrosit 2,83x106/μL, pH 7,30, HCO3-
17,8 mEq/L, BE -6, GDS 76 mg/dL
Nutrisi dan Cairan DS :
- Berat badan satu tahun yang lalu 70 Kg, turun menjadi
44 Kg dengan tinggi badan 165 cm. Pasien
mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun.
Eliminasi
Neurosensori
Reproduksi dan DS :
Seksualitas - Pasien bekerja sebagai buruh pabrik, memiliki satu
orang istri dan 4 orang anak. Istri pasien bekerja
sebagai buruh cuci. 3 orang anak pasien masih duduk di
bangku sekolah. Sejak mengalami sakit, pasien tidak
mampu lagi bekerja dengan maksimal.
Psikologis Nyeri dan
Kenyamanan
Integritas Ego
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Penyuluhan dan DS :
Pembelajaran - Pasien memiliki kebiasaan merokok 12 batang/hari.
1) Diagnosis Keperawatan
a) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan, merokok aktif d.d Klien
mengeluh sesak napas yang semakin memberat, Pasien batuk disertai produksi sputum
berwarna putih dan kental, Penggunaan otot bantu pernapasan (+), Retraksi dinding dada (+),
Bagian apeks kanan dan kiri paru fremitus menurun, Ronkhi (+), RR 30x/menit.
b) Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru d.d Retraksi dinding dada (+),
penggunaan otot bantu pernapasan (+), RR 30x/menit
c) Defisit Nutrisi b.d Peningkatan kebutuhan metabolisme d.d Pasien mengeluh mual dan nafsu
makan menurun, Berat badan satu tahun yang lalu 70 Kg, turun menjadi 44 Kg dengan tinggi
badan 165 cm.
Intervensi pendukung
Manajemen Isolasi
Observasi
- Identifikasi pasien-pasien yang
membutuhkan isolasi
- Lakukan skrining pasien isolasi dengan
kriteria (mis. Batuk >2 minggu, suhu
>37°C, riwayat perjalanan dari wilayah
endemik)
Terapeutik
- Tempatkan satu pasien untuk satu kamar
- Pasang poster kewaspadaan standar di
pintu kamar pasien
- Sediakan seluruh kebutuhan harian dan
pemeriksaan sederhana di kamar pasien
- Dekontaminasi alat-alat kesehatan
sesegera mungkin setelah digunakan
- Lakukan kebersihan tangan pada 5
momen
- Pasang alat proteksi diri sesuai SOP
- Lepaskan alat proteksi diri segera setelah
kontak dengan pasien
- Pakaikan pakaian sendiri dan dicuci pada
suhu 60oC
- Masukan bahan-bahan linen yang terkena
cairan tubuh ke dalam troli infeksius
- Minimalkan kontak dengan pasien, sesuai
kebutuhan
- Bersihkan kamar dan lingkungan sekitar
setiap hari dengan desinfektan
- Batasi transportasi pasien sseperlunya
- Pakaikan masker selama proses
transportasi pasien
- Batasi pengunjung
- Pastikan kamar pasien selalu dalam
kondisi bertekanan negatif
- Hindari pengunjung berusia dibawah 12
tahun
Edukasi
- Ajarkan kebersihan tangan kepada
keluarga dan pengunjung
- Anjurkan keluarga atau pengunjung
melapor sebelum ke kamar pasie
- Anjurkan keluarga atau pengunjung
melakukan kenersihan tangan sebelum
masuk dan sesudah meninggalkan kamar
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
intervensi keperawatan Observasi
selama 3x24 jam maka - Identifikasi status nutrisi
status nutrisi membaik - Identifikasi alergi dan intoleransi
dengan kriteria hasil : makanan
1. Porsi makan yang - Identifikasi makanan yang disukai
dihabiskan, kekuatan - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
otot pengunyah, serum nutrien
albumin, verbalisasi - Identifikasi perlunya penggunaan selang
keinginan untuk nasogastrik
meningkatkan nutrisi, - Monitor asupan makanan
pengetahuan tentang - Monitor BB
pemilihan makanan - Monitor hasil pemeriksaan lab
dan minuman yang Terapeutik
sehat, pengetahuan - Lakukan oral hygine sebelum makan, jika
tentang standar asupan perlu
nutrisi yang tepat, - Fasilitasi menentukan pedoman diet
penyiapan dan - Sajikan makanan secara menarik dan
penyimpanan makanan suhu yang sesuai
dan minuman yang - Berikan makanan tinggi serat untuk
aman, sikap terhadap mencegah konstipasi
makanan/minuman - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
sesuai dengan tujuan protein
kesehatan meningkat - Berikam suplemen makanan, jika perlu
2. Perasaan cepat - Hentikan pemberian makanan melalui
kenyang dan nyeri selang nasogastrik jika asupan oral dapat
abdomen, sariawan, ditoleransi
rambut rontok, diare Edukasi
menurun - Anjurkan posisi duduk, jika perlu
3. BB, IMT, frekuensi - Ajarkan diet yang diprogramkan
makan, nafsu makan Kolaborasi
membaik - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu