Yusrizal Pamungkas
E.0105.18.042
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gangguan serius pada sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah
berkontraksi karena kontraksi otot memiliki sifat seperti insulin. Maka dari
darah dan penurunan berat badan pada diabetes mellitus tipe 2 (ilyas,
2011). Kedua tipe diabetes mellitus ini baik tipe 1 atau tipe 2 sama-sama
sangat berbahaya jika tidak segera di kontrol kadar gula darahnya dan akan
alami 1-2 kali per minggu, kadar gula darah yang terlalu rendah
asidosis.
Dm pada tahun 2014 telah mencapai 387 juta orang dan jumlah penderita
DM ini diperkirakan akan menjadi 592 juta pada tahun 2035 (WHO,
2014).
hingga 2045 sebanyak 84%, dengan jumlah penderita yang akan mencapai
151 juta jiwa pada tahun 2045. Sedangkan Indonesia menduduki peringkat
ke-6 di dunia dengan jumlah diabetes sebanyak 10,3 juta jiwa (IDF, 2017).
2013 sebanyak 6,9 % dari jumlah penduduk, menjadi 8,5 % pada tahun
menjadi 1,8 % pada tahun 2018. Sementara itu, hasil Riset Kesehatan
Atlas IDF tahun 2010, Indonesia menduduki peringkat 9 dengan 7,6 juta
100% dan terendah di kabupaten ciamis 0,01%. Hal ini yang menjadi
penyebab tinginya angka kejadian diabetes milletus di jawa barat. Hal ini
herbal, terapi nutrisi medis dan Latihan jasmani atau olahraga (pakeni &
Kowalak, 2015).
penyuluhan atau edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas
memperkuat otot-otot kecil, otot betis dan otot paha, menurunkan kadar
gula darah serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang di alami oleh
bisa dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur dengan dengan
senam kaki diabetes seperti yang disampaikan dalam 3rd National Diabetes
gerak sendi, latihan seperti senam kaki diabetes dapat membuat otot-otot
otot menjadi lebih aktif dan peka lalu membuat reseptor insulin menjadi
terjadi penurunan kadar glukosa darah sehingga kadar hasil gula darah pun
berubah, dan hal ini juga di latar belakangi oleh faktor kontinuitas atau
terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe
menggunakan Pre Test Post Test Dsign. Sampel yang di gunakan adalah
kaki diabetes terhadap perubahan kadar gula pasien diabetes mellitus tipe
2. Berdasarkan hasil uji Paired Sample t-test di proleh nilai p=0,00 untuk
itu bererti nilai p=0,00 lebih kecil dari pada nilai α=0,05 maka Ho di tolak
yang berarti ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan kadar
ternyata senam kaki dapat mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki juga
dapat meningkatkan kekuatan pada otot paha, betis, dan juaga mengatasi
senam kaki untuk memperbaiki sirkulasi darah maka penulis tertarik untuk
kaki?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
senam kaki
gula darah
D. Luar Lingkup
memperlancar kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus type II.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
darah.
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah ini tergolong
penyakit kronis. Hal ini ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam
hidupnya. Tipe I ini adalah jenis diabetes yang tidak begitu umum,
Mellitus)
bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan
Diabetes tipe II ini terbagi dua bentuk, yaitu, obesitas dan non
5) Malnutrisi.
6) Infeksi
d. Diabetes kehamilan
kontrol gula darah, dan memeriksa diri ke dokter agar tidak terjadi
3. Etiologi
hormonal.
dengan faktor eksternal seperti gaya hidup yang salah dan obesitas.
Peningkatan glukosa dalam darah menyebabkan osmolalitas darah
5. Manifestasi Klinis
a. Gejala khas
4. Lemas.
b. Gejala lain:
1. Gatal-gatal.
2. Mata kabur.
4. Impotensia.
yaitu gejala khas diabetes, dan yang tidak termasuk kelompok itu.
turun dan menjadi kurus . Beberapa keluhan dan gejala klasik pada
Kadar glukosa darah yang tinggi, jika kadar gula darah melebihi
nilai ambang ginjal (> 180 mg/dl) gula akan keluar bersama urine, untuk
menjaga agar.
7. Komplikasi.
kategori, yaitu:
1. Komplikasi akut
Gangguang keseimbangan kadar gula darah dalam jangka waktu
a. Hipoglikemi
diabetes.
oleh kontrol glukosa darah yang buruk dalam waktu yang lama
hiperhormosisteinemia.
2) Penyakit serebrovaskuler
perifer dua hingga tiga kali lipat diabandingkan pasien non DM.
d. Komplikasi mikrovaskuler
1) Retinopati diabetik
3) Nefropati
4) Neuropati diabetes
Adalah gangguan klinis maupun sublkinis yang terjadi pada
akut.
DM tipe 2 di Indonesia
1. Edukasi
protein 10%-20%, Natrium kurang dari 3g, dan diet cukup serat
sekitar 25g/hari.
3. Latihan Jasmani
insulin.
4. Intervensi Farmakologis
Belum Pasti
Bukan DM DM
DM
Plasma ≥20
<100 100-199
Glukosa vena 0
sewaktu Plasma ≥20
Kadar <90 90-199
kepiler 0
Darah
(mg/dL) Plasma ≥12
<100 100-125
Glukosa vena 6
puasa Plasma ≥10
<90 90-99
kapiler 0
Sumber : Kemenkes, 2014
b. Uji Toleransi Glukosa Oral
Tes toleransi glukosa oral adalah tes yang mengukur kadar
glukosa darah sebelum dan dua jam setelah mengkonsumsi glukosa
sebanyak 75 gram yang dilarutkan dalam 300 mL air.
Klasifikasi Hasil Uji Toleransi Glukosa Oral
Hasil Hasil Uji Toleransi Glukosa Oral
Normal Kurang dari 140 mg/dL
Prediabetes 140 – 199 mg/dL
Diabetes Sama atau lebih dari 200
Sumber : ADA (2014)
c. Uji HbA1C
Uji HbA1C yaitu mengukur kadar glukosa darah rata-rata
dalam 2-3 bulan terakhir. Uji ini lebih sering digunakan untuk
mengontrol kadar glukosa darah pada penderita diabetes.
Klasifikasi Kadar HbA1C
Hasil Kadar HBA1C
Normal Kurang dari 5,7%
Prediabetes 5,7 – 6,4%
Diabetes Sama atau lebih dari 6,5%
Sumber : ADA (2014)