PENDAHULUAN “ASMA”
Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan KMB
Oleh :
Adi Trisna Putra
1. DEFINISI
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
obstruksi jalan nafas, yang revelsibel dan kronis, dengan karakteristik adanya
Jadi asma atau reactive air way disease (RAD) adalah penyakit
obstruksi pada jalan napas yang bersifat reversible kronis yang ditandai dengan
bronchopasme dengan karakte ristik adanya mengi dimana trakea dan bronchi
1. Genetik
alergi ini penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar
1. Alergen
tiga, yaitu:
dan sebagainya.
3. Perubahan cuaca
4. Lingkungan kerja
5. Olahraga
6. Stress
3. Patofisiologi Asma
Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu, asap
rokok, bulu binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Benda- benda
Pembengkakan yang hampir merata pada semua bagian pada semua bagian
sesak nafas.
masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen yang dari darah. kondisi
ini akan berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita pucat
sering batuk dengan produksi mucus yang cukup banyak (Harwina Widya
Astuti 2010).
Antigen yang terikat IGE Edema mukosa, sekresi
Mengeluarkan mediator: Permiabilitas
Factor pencetus Permukaan sel mast produktif, kontriksi otot polos
histamine,platelet, bradikinin kapiler meningkat
-allergen meningat
-Stress
-cuaca
Spasme otot
polos sekresi
kelenjar bronkus
Konsentrasi O2 dalam
darah menurun
Penyempitan/obs
hiperkapnea Gelisah - ansietas
truksi proksimal
dari pd tahap hipoksemia
ekpirasi dan
inpirasi
Suplai O2, keotak koma
Ketidakefektifan
bersihan jalan
Penurunan curah jantung Tekanan darah menurun
nafas Penyempitan jalan
pernafasan
1. Stadium Dini
2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
g. Sianosis
6. KOMPLIKASI
Asma yang tidak ditangani dengan baik dapat memiliki efek buruk pada kualitas hidup
seseorang. Kondisi tersebut bisa mengakibatkan kelelahan, kinerja menurun, masalah
psikologis termasuk stress, kecemasan, dan depresi. Dalam kasus yang jarang terjadi ,
asma dapat menyebabkan sejumlah komplikasi pernapasan serius, termasuk:
1) Pneumonia(infeksi paru-paru);
2) Kerusakan sebagian atau seluruh paru-paru;
3) Gagal napas, di mana kadar oksigen dalam darah menjadi sangat rendah atau kadar
karbondioksida menjadi sangat tinggi;
Status asthmaticus(serangan asma berat yang tidak merespons pengobatan
7. KLASIFIKASI
8. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Hal lain yang perlu dikaji dari identitas klien ini adalah nama, umur,
b. Keluhan utama
meliputi sesak napas, bernapas terasa berat pada dada, dan adanya
tekanan darah.
f. Riwayat pengobatan
9. PEMERIKSAAN FISIK
1. Sistem pernafasan
Perhatikan tanda-tanda asma yang paling sering muncul, seperti mengi,pada asma yang
sangat berat, mengi tidak terdengar; klien dalam keadaan sianosis; dan kondisi kesadaran
menurun.
a. Inspeksi : klien terlihat gelisah, sesak (napas cuping hidung, napas cepat, retraksi sela
iga, retraksi epigastrium, retraksi supranatural), sianosis.
b. Palpasi : biasanya tidak terdapat kelainan yang nyata (pada serangan berat, dapt terjadi
pulpus paradoksus).
c. Perkusi : biasanya tidak terdapat kelainan yang nyata
d. Auskultasi : ekspirasi memanjang, mengi (wheezing), ronchi.
2. Sistem Pencernaan
Pada saat di inspeksi di area mulut dan tenggorokan : bibir tampak pucat, bibir tampak
kering, tidak mampu mengunyah, mengigit, menelan dan dapat berbicara dengan jelas.
Lidah tampak bersih, tidak terdapat pembengkakan pada gusi, tidak terdapat oedema warna
kulit abdomen sama dengan warna kulit lainnya, tidak terdapat lesi, pada saat di palpasi
turgor abdomen kurang dari 3 detik, terdapat nyeri tekan di pada saat auskultasi bising usus
3. Sistem kardiovaskuler
Pada jantung : Nadi dari batasan tidak normal, tekanan dan tidak teratur, klien mengatakan
tidak mempunyai penyakit jantung, ada suara tambahan.
4. Sistem perkemihan
Terjadinya perubahan eliminasi BAK, jumlah urine output biasanya menurun. Kaji adanya
retensi atau inkontinensia urine dengan cara palpasi abdomen bawah atau pengamatan
terhadap pola berkemih dan keluhan klien.
5. Sistem persyarafan
Kesadaran kepada klien, penurunan sensori, nyeri, reflex,.
6. Sistem Muskuluskeletal
a. Ektremitas Atas
Bentuk dan ukuran simestris sama panjang, integritas kulit baik, pergerakan ditemukan
klien keletihan, perasaan nyeri pada tulang – tulang dan intolerance aktivitas pada
sesak napas hebat.
b. Ekstremitas Bawah
Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas bawah simetris sama panjang, tida ada lesi,
intergritas kulit baik.
a. Pengobatan farmakologi
terbutalin/bricasama.
2. Santin/teofilin (Aminofilin)
ii. Kromalin
iii. Ketolifen
i. Memberikan penyuluhan
Do:
1.Tekanan darah berubah
>20%dari kondisi terkait
2.Gambaran EKG menunjukkan
aritmia sat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukan
iskemia
4. Sianosis
Mayor Penyempitan jalan pernapasan Pola nafas tidak efektif
Ds:
1.Dispnea
Peningkatan kerja otot
Do: pernapasan
1. Penggunaan otot bantu
pernapasan Ketidakefektifan pola napas
2. Fase ekpirasi memanjang
3. Pola napas abnormal
Minor
Ds:
1.Ortopnea
Do:
1.Pernapasan pursed-lip
2.Pernapasan cuping hidung
3.Tekanan ekspirasi menurun
4. Eksursi dda berubah
5. Kapasitas vital menurun
6.Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat
Mayor Hiperkapnea Ansietas
Ds:
1.Merasa bingung Gelisah
2.Merasa khawatir dengan
akibat kondisi yang hadapi
3. Sulit berkonsentrasi Ansietas
Do:
1.Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3.Sulit tidur
Minor
Ds:
1.Mengeluh pusing
2.Anoreksia
3.Palpitasi
4.Merasa tidak berdaya
Do:
1.Frekuensi napas meningkat
2.Frekuensi nadi meningkat
3.Tekanan darah meningkat
4.Diaforesis
5.Tremor
6.Muka tampak pucat
7.Suara bergetar
8.Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10.Berorientasi pada masa
lalu.
14. INTERVENSI
7.memaksimalkan
bernafas dan
menurunkan kerja nafas,
memberikan kelembaban
pada membran mukosa
dan membantu
pengenceran sekret.
DAFTAR PUSTAKA
Mulia & J, M., t.thn. Perkembangan Patogenesis dan Pengobatan Asma Bronhial. Jurnal
kedokteran trisakti, Volume 19, p. 3.
Nurarif, A. H. & Kusama, H., 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Nic. edisi revisi jilid 1 penyunt. Jogjakarta: Mediation.
PPNI, T. P. S., 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia . Dalam: Jakarta: s.n.
RI, D., 2009. pedoman pengendalian penyakit asma. Indonesia: s.n.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (t.thn.). Standar Diagnosis Keperawatan indonesia (1 ed.). jakarta
: persatuan perawat Nasional Indonesia.