Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi akibat

peningkatan kadar glukosa dalam darah karena hormon insulin tidak bisa

digunakan secara efektif atau tubuh tidak bisa atau tidak cukup dalam

menghasilkan hormone insulin. Diabetes merupakan penyebab kematian

kedelapan pada kedua jenis kelamin dam penyebab kematian kelima pada

perempuan (WHO,2012). Pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa dengan

diabetes, meningkat 4 kali lipat dari 108 juta di 1980an dan tahun 2040

diperkirakan akan menjadi 642 juta (IDF Atlas, 2015).

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolism yang dialami

seseorang karena peningkatan kadar glukosa dalam darah. Penyakit ini

disebabkan karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

(Santoso, 2006). Insulin berfungsi menurunkan kadar gula darah, dengan

demikian seseorang harus makan dalam jumlah sedikit tapi sering

sehingga insulin dapat bekerja secara optimal (Alimoeso,2012).

Berdasarkan tipenya Diabetes Melitus (DM) dibagi menjadi dua yaitu,

Diabetes Melitus tipe I yang disebabkan ketiadaan insulin yang absolut

akan timbulnya autoimun, dan Diabetes Melitus Tipe II timbul akibat

adanya kelainan dalam resistensi insulin (Corvin,2008).

Diabetes Melitus Tipe II merupakan kombinasi dari

ketidakmampuan sel untuk merespon insulin (resistensi insulin) dan


kompensasi sekresi insulin yang tidak memadai, sehingga menyebabkan

kegagalan penyerapan glukosa kedalam otot dan hati. Diabetes Melitus

Tipe II paling banyak ditemui sekitar 90-95% dari pasien DM. Diabetes

Melitus Tipe II merupakan suatu penyakit kronik yang tidak bisa

disembuhkan secara total yang berakibat pada Health Related Quality of

Life (HRQOL), kulitas hidup pasien dapat dipengaruhi oleh faktor

demografi seperti usia, jenis kelamin, faktor medis yaitu terapi pengobatan

dan komplikasi (Raudatusalamah & fitri,2012).

Secara global terdapat sekitar 425 juta jiwa atau 8,8% jiwa

diperkirakan telah menderita penyakit Diabetes Melitus, jika hal ini terus

berlanjut diproyeksikan pada tahun 2045 pasien Diabetes Melitus menjadi

629 juta jiwa sehingga dapat mengakibatkan terjadi peningkatan kasus

pasien Diabetes Melitus hingga ke wilayah yang tingkat pendapatannya

menengah sampai tingkat pendapatan rendah. Indonesia tercatat sebagai

Negara dengan pasien Diabetes Melitus yang menduduki peringkat ke

enam dari sepuluh besar Negara didunia yang penduduknya sudah

terdiagnosis diabetes mellitus (IDF,2017).

Diabetes merupakan penyebab kematian ke delapan pada kedua

jenis kelamin dan penyebab kematian ke lima pada perempuan

(WHO,2012). Pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa dengan diabetes

meningkat 4 kali lipat dari 108 juta di 1980an dan tahun 2040 diperkirakan

akan menjadi 642 juta (IDF Atlas,2015).


Tingginya jumlah penderita Diabetes Melitus (DM), antara lain

disebabkan adanya perubahan gaya hidup masyarakat karena kurangnya

pengetahuan dan pendidikan rendah, kesadaran untuk menjaga kesehatan,

mengatur pola makan dan minimnya aktifitas fisik juga bisa menjadi

faktor penyebab prevelensi Diabetes Melitus (DM) dimasyarakat. Hal ini

jika diabaikan maka akan beresiko bertambah penyakit Diabetes Melitus

(DM) sehingga jatuh pada keadaan yang lebih berat dengan munculnya

komplikasi Diabetes Melitus (DM) (Tamher & Noorkasiani,2009).

Dampak dari hiperglikemi yang terjadi dari waktu ke waktu dapat

menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan

pembuluh darah. Komplikasi Diabetes Melitus (DM) yang sering terjadi

antara lain penyebab utama gagal ginjal, retinopati diabetikum, neuropati

(kerusakan syaraf) dikaki yang meningkatkan kejadian ulkus di kaki,

infeksi bahkan kerusakan untuk amputasi kaki. Meningkatnya resiko

jantung dan stroke dan resiko kematian penderita Diabetes Melitus (DM)

(Departemen Kesehatan RI,2014).

Seorang penderita Diabetes Melitus (DM) akan beresiko

mengalami luka pada kaki sebesar 15-20% dengan tingkat kekambuhan

50-70% dalam 5 tahun, dimana 85% penderita yang mengalami luka pada

kaki akan menjalani amputasi (Kale,2015). Pengelolaan penyakit Diabetes

Melitus (DM) dikenal dengan empat pilar utama yaitu penyuluhan atau

edukasi,terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas fisik dan intervensi

farmakologis. Keempat pilar pengelolaan tersebut dapat diterapkan pada


semua jenis tipe Diabetes Melitus termasuk Diabetes Melitus tipe II

(PERKENI,2015). Salah satu penatalaksaan Diabetes Melitus yaiu latiha

jasmani yang sangat penting karena efeknya dapat menurunkan kadar

glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot

memperbaiki pemakaian insulin (Smeltzer % Brenda,2002). Latihan

jasmani akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, maka

akan lebih banyak jalan-jalan kapiler terbuka sehingga lebih banyak

tersedia reseptor insulin dan reseptor menjadi aktif yang akan berpengaruh

terhadap penurunan glukosa darah pada pasien diabetes (Soegondo, 2013).

Latihan jasmani atau olahraga yang dianjurkan adalah senam kaki

diabetes mellitus. Senam kaki bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi

darah sehingga nutrisi kejaringan lebih lancer, memperkuat otot-otot kecil,

otot betis dan otot paha, menurunkan kadar glukosa darah dan serta

mengatasi keterbatasan gerak sendi yang dialami oleh penderita Diabetes

Melitus (Sutedjo,2010). Senam kaki Diabetes Melitus bisa dilakukan

dengan posisi berdiri, duduk dan tidur dengan menggerakan kaki dan sendi

misalnya dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan

kaki (soegondo,2013).

Seorang penderita DM harus selalu memperhatikan dan menjaga

kebersihan kaki, melatihnya secara baik walaupun belum terjadi

komplikasi. Jika tidak dirawat atau dilakukan terapi seperti senam kaki,

dikhawatirkan suatu saat kaki penderita akan mengalami gangguan

peredaran darah dan kerusakan syaraf yang menyebabkan berkurangnya


sensitivitas terhadap rasa sakit, sehingga penderita mudah mengalami

cedera tanpa ia sadari. Kadar glukosa darah yang selalu tinggi dan rasa

sakit yang hampir tidak dirasakan (Hidayat dkk, 2014).

Di Indonesia prevelensi diabetes mellitus sekitar 12 juta penderita

(6,9%) di Jawa Barat diabetes mellitus menduduki peingkat ke 12 dengan

jumlah penderita sebanyak 418,110 (1,3%) (RisKesDas,2013). Riskesdas

2018 menunjukan prevelensi penyakit tidak menular berdasarkan

pemeriksaan gula darah, diabetes mellitus di Indonesia naik dari 6,9%

menjadi 8,5% (RisKesDas, 2018). Prevelensi Diabetes Melitus di Jawa

Barat naik dari 1,3% menjadi 1,7% (Kemenkes RI 2018).

Berdasarkan hasil penelitian Graceistin Ruben dkk dengan judul “

Pengaruh Senam Kaki Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2”. Penelitian ini menggunakan metode Pre

Eksperimental dengan metode One Group Pre Test Post Test Design.

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 56 orang,

menggunakan total sampling. Hasil penelitian menggunakan uji t-test

paired samples test didapatkan nilai p=0,000<a=0,05 menunjukan adanya

pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan kadar gula pasien

Diabetes Melitus Tipe II. Pada penelitian ini berpendapat bahwa senam

kaki yang dilakukan oleh penderita DM berpengaruh pada penurunan

kadar gula darah. Aktivitas yang dilakukan penderita dapat menekan

terjadinya kenaikan gula darah.


B. Rumusan Masalah

Seiring berjalannya waktu semakin banyak diketahui manfaat dari

senam kaki diabetes, senam kaki diabetes selain dapat menurunkan kadar

gula darah ,senam kaki juga melancarkan sirkulasi darah sehingga nutrisi

kejaringan lebih lancar, memperkuat otot-otot kecil, otot betis dan otot

paha, dan serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang dialami oleh

penderita Diabetes Melitus.

Dengan dukungan teori, pengamatan dan studi literature yang

dilakukan pada pasien DM tipe II yang dilakukan penerapan senam kaki

diabetes untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus

Tipe II. Penulis tertarik untuk menggali pertanyaan penelitian :

1. Bagaimana proses penurunan kadar gula darah dengan menggunakan

senam kaki diabetes ?

2. Bagaimana prosedur senam kaki diabetes untuk menurunkan kadar

gula darah pada pasien diabetes mellitus ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuiya pengaruh senam kaki untuk menurunkan kadar gula darah

pada pasien diabetes mellitus

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya proses penurunan kadar gula darah melalui senam

kaki diabetes
b. Diketahuinya prosedur senam kaki diabetes untuk menurunkan

kadar gula darah pasien diabetes mellitus

D. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian dalam literature review ini yaitu

semua jenis penlitian yang menggunakan penerapan senam kaki diabetes

untuk membantu menurunkan kadar gula darah pada pasien DM tipe II.

E. Metode Penelitian

1. Manfaat Teori Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagan masukan

dan sumber referensi tentang keperawatan medical bedah khususnya

tentang pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus Tipe II sehingga dapat digunakan

sebagai bahan perbaikan maupun peningkatan.

2. Manfaat praktek bagi masyarakat, pemerintah/stake holder

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah

dalam penanganan dalam mengatasi maslaah kadar gula darah pada

penderita diabetes mellitus. hasil penelitian ini juga mampu menjadi

referensi masyarakat untuk menambah sumber informasi untuk

mendeteksi lebih dini untuk pencegahan komplikasi lanjut dari

diabetes mellitus tipe II. .hasil penelitian ini juga mampu menjadi

referensi masyarakat untuk mengatasi masalah atau mengontrol kadar

gula pasien dengan menggunakan terapi senam kaki diabetes.

Anda mungkin juga menyukai