OLEH :
KADEK MEISA RUSPITA DEWI
(P07120216045)
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DIABETES MELITUS (DM)
I. Latar Belakang
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup
yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif. Diabetes Melitus
(DM) adalah salah satu dari penyakit degeneratif tersebut. DM adalah penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat
dari kurangnya sekresi insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya (American Diabetes
Assosiation, 2003).
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh
kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun
absolut. Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin (Brunner &
Suddarth, 2011).
Menurut laporan WHO, prevalensi DM di Indonesia beranjak naik dari tahun
ke tahun. Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita
diabetes melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan posisi urutan
diatasnya yaitu India (31,7 juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika Serikat
(17,7 juta jiwa). Prevalensi penderita diabetes mellitus di Indonesia mengalami
kenaikan drastis dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030 (Darmono, 2008). Sicree, Shaw, dan Zimmet (2009), dalam International
Diabetes Foundation IDF mengemukakan bahwa, penderita DM 58,7 juta jiwa, yang
merupakan 7,6 % dari total populasi pendudik Asia Tenggara. Perkiraan jumlah
penderita DM tahun 2030 akan meningkat 2,5 % dari jumlah penduduk DM pada
tahun 2010. Penderita DM di dunia saat ini mencapai 285 juta orang, separuhnya
berada pada usia 20-60 tahun (Departemen Kesehatan [DepKes], 2012).
Kenaikkan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit diabetes atau
kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2.000 jumlahh
penduduk dunia yang menderita diabetes sudah mencapai 171,230,000 orang dan
pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penderita diabetes di dunia akan mencapai
1
jumlah 366,210,100 orang atau naik sebesar 114% dalam kurun waktu 30
tahun.Indonesia menduduki tempat ke 4 terbesar dengan pertumbuhan sebesar 152%
atau dari 8.426.000 orang pada tahun 2.000 menjadi 21.257.000 orang di tahun 2030.
Jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta
orang, dan pada tahun 2013, proposi penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun
dengan Diabetes Mellitus adalah 6,9%. Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia
beranjak naik dari tahun ke tahun. Penderita yang terkena bukan hanya yang berusia
senja, namun banyak pula yang masih berusia produktif. Prevalensi Diabetes Mellitus
berdasarkan diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai bertambahnya umur,
namun mulai umur ≥65 tahun cendrung menurun. Prevalensi Diabetes Mellitus pada
perempuan cendrung lebih tinggi dari pada laki-laki, di perkotaan cendurung lebih
tinggi dari pada di pedesaan, serta cendrung lebih tinggi pada masyarakat pendidikan
tinggi ( Yosephvera, 2014).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada tahun 2011, jumlah
penderita DM di Bali tercatat sekitar 2280 kasus dan jumlah ini meningkat pada tahun
2012 yaitu sebanyak 3004 kasus dengan 52% jumlah kasus merupakan DM tipe II
yaitu sebanyak 1469 kasus.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya
menambahkan, jumlah penderita diabetes di Bali menduduki peringkat kedua dibawah
penderita hipertensi. Tahun 2011 lalu, jumlah penderita diabetes di Bali tercatat 2210
kasus. (Tribun Bali)
Perkembangan kasus Diabetes Melitus, khususnya di bagian rawat
inapInternaRumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang di dapat dari catatan rekam medik
menunjukkan tahun 2010 jumlah kasusDiabetes Melitus 517 orang, terdiri dari laki-
laki sebanyak 248 orang, perempuan 269 orang dan meninggal sebanyak 15 orang.
Tahun 2011 ditemukan 652 orang, laki-laki sebanyak 469 orang, perempuan 183
orang dan 7 orang meninggal dunia. Tahun 2012 ditemukan 721 orang terdiri dari
laki-laki sebanyak 429 orang, perempuan 292 orang dan meninggal dunia tercatat 10
orang.Dari keseluruhan data yang diperoleh sekitar 60,9% adalah kasus lama dan
39,1% merupakan kasus baru.
Diabetes melitus terbagi atas diabetes melitus tipe I dan diabetes melitus tipe
II. Pada DM Tipe I pankreas hanya menghasilkan sedikit atau sama sekali tidak
menghasilkan insulin sehinggga penderita selamanya akan tergantung terhadap insulin
dari luar. DM Tipe I ini biasa terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Diabetes melitus
2
tipe II adalah keadaan dimana pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang lebih dari
normal tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya. Biasanya DM tipe II ini
terjadi pada usia diatas 30 tahun, karena kadar gula darah cenderung meningkat secara
ringan, tetapi progresif setelah usia 50 tahun terutama pada orang dengan pola hidup
yang tidak sehat dan kurang melakukan aktivitas fisik (Smeltzer dan Suzanne, 2002).
Pola hidup yang tidak sehat dan kurang melakukan aktivitas fisik dapat
mengakibatkan kadar glukosa yang tidak terkendali dan tidak tertangani dengan baik.
Hal ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi, baik makrovaskuler maupun
mikrovaskuler (Tandra, 2008). Komplikasi kronik dari DM bisa mengenai
makrovaskuler (rusaknya pembuluh darah besar) meliputi penyakit seperti serangan
jantung, stroke, dan insufiensi aliran darah ke tungkai. Komplikasi mikrovaskuler
(rusaknya pembuluh darah kecil) meliputi kerusakan pada mata (retinopati) yang
lama-kelamaan dapat mengakibatkan kebutaan, kerusakan ginjal (nefropati) yang
berakhir pada gagal ginjal, dan juga kerusakan pada syaraf (neuropati) yang dapat
mengakibatkan pasien diabetes mengalami gejala dengan penurunan sensitivitas kaki
(Echeverry,2007). Gangguan sensitivitas ini akan disebabkan oleh berkurangnya
aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan
degenerasi dari serabut saraf. Kerusakan sistem saraf (neuropati) ditandai dengan
gangguan rasa getar, rasa sakit, rasa kram, kesemutan, rasa baal, rangsangan termal
atau suhu dan hilangnya refleks tendo pada kaki sehingga menyebabkan gangguan
mekanisme protektif pada kaki. (Yunir, 2005).
Penanganan neuropati dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu penyuluhan atau
edukasi, pengobatan nyeri, dan perawatan kaki (Tandra, 2008). Penyuluhan atau
edukasi diberikan kepada penderita diabetes mellitus berupa pengontrolan pola
makan. Pengobatan nyeri dengan memberikan obat analgetik serta perawatan kaki
dengan latihan fisik dan senam kaki. Salah satu tindakan yang harus dilakukan dalam
perawatan kaki secara dini adalah memotong kuku yang benar, pemakaian alas kaki
yang baik, dan menjaga kebersihan kaki, serta melakukan senam kaki diabetes,
(Soegondo, dkk., 2009).
Senam kaki diabetes adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk membantu melancarkan peredaran darah kaki dan dapat
menurunkan derajat neuropati (Suriadi, 2004). Senam kaki ini memiliki banyak
manfaat baik bagi pasien yang mengalami neuropati maupun yang belum
mengalaminya. Diantaranya dapat memperkuat otot-otot kecil, otot betis, dan otot
3
paha, serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering dialami oleh penderita
diabetes melitus (Wibisono, 2009). Senam kaki diabetes ini dapat diberikan kepada
DM Tipe 1 dan DM Tipe 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa
diabetes melitus sebagai tindakan pencegahan dini. Gerakkan dalam senam kaki
diabetik seperti yang di sampaikan dalam American Diabetes Assosiation tahun 2011
dapat mengurangi keluhan dari neuropati sensorik seperti rasa pegal, kesemutan di
kaki. Manfaat lain dari senam kaki adalah meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
serta dapat membuat otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi (Soegondo , et.al.
2009). Kontraksi otot ini akan menyebabkan terbukanya kanal ion yang
mengakibatkan ion positif dapat masuk. Masuknya ion positif akan mempermudah
aliran dan penghantaran impuls saraf (Guyton dan Hall, 2006).
II. TUJUAN
A. Tujuan instruksional umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Pencegahan dan Penanganan Diabetes
Melitus selama 60 menit diharapkan sasaran dapat mengetahui dan memahami
diabetes mellitus serta dapat mengimplementasikan senam kaki diabetes dengan
baik dan rutin.
B. Tujuan instruksional khusus ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Pencegahan Dan Penanganan
Diabetes Melitus selama 60 menit diharapkan sasaran dapat:
1. Menjelaskan pengertian diabetes melitus dengan baik dan benar
2. Menyebutkan dan menjelaskan penyebab diabetes melitus
3. Memahami dan mengidentifikasikantanda dan gejala dari diabetes melitus
4. Menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi diabetes mellitus
5. Menyebutkan komplikasi yang ditimbulkan diabetes mellitus
6. Menyebutkan, menerapkan pencegahan dan penanganan diabetes melitus
7. Menyebutkan, menerapkan dan mendemonstrasikan tahapan dalam senam
kaki diabetes.
III. MATERI PENYULUHAN
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian diabetes melitus
2. Penyebab diabetes melitus
3. Tanda dan gejala dari diabetes melitus
4
4. Klasifikasi diabetes mellitus
5. Komplikasi yang ditimbulkan diabetes melitus
6. Pencegahan dan penanganan diabetes melitus
7. Tata cara pelaksanaan senam kaki diabetes (Senam Diabetik)
IV. KEGIATAN
5
3 Evaluasi 15 menit - Menjawab pertanyaan Sasaran merasa
yang diajukan pasien antusias saat bertanya
dan keluarga pasien
Sasaran mampu
- Memberikan menjawab semua
pertanyaan seputar pertanyaan dengan
materi yang telah baik
disampaikan
4 Penutup 2 menit - Penyampaian Terima Sasaran berterima
Kasih kasih atas kedatangan
- Salam Penutup kami
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
VI. MEDIA
1. Leaflet
VII. ALAT
1. Kursi
2. Koran bekas
VIII. SUMBER:
Anonim. 2013. Diabetes melitus :Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya. Available :
http://info-kesehatan.net/diabetes melitus-gejala-penyebab-dan-pencegahannya/
Diakses pada 16 September 2015 pukul 20.00.
Anonim. 2012. Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes Di Dunia Versi WHO.
Available:http://indodiabetes.com/data-statistik-jumlah-penderita-diabetes-di-
dunia-versi-who.html. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016 pukul 05.30 wita
Nofriadi Lyse, Mse. Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap Penurunan Derajat
Neuropati Pasien Diabetes Mellitus Diwilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang.
6
Maret 2016. Available: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2392/ Diakes pada
tanggal 5 Oktober 2016 Pukul 23.06
Brunner &Suddart, 2001. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, Edisi 8 Volume 2.
EGC: Jakarta.
AskandarTjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus, FakultasKedokteran
UNAIR RSUD DrSotomo, Surabaya
IrawanSusiloImim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes Mellitus, CahayaRemadja
Bandung.
Johnson. M, 2000, Diabetes TerapidanPencegahanya,IKAPI, Bandung
Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar IlmuPenyakitDalamJilid I, BalaiPenerbit ,
FKUI, Jakarta
Sidarwan, S, 2002, PetunjukPraktisPengelolaan DM Perkeni 2002, FKUI-RSU
pnCipto Jakarta.
Smaltzer, Bare, 2001, KeperawatanMedikalBedah, Volume 2, EGC, Jakarta
Sukarja, I Made.2014. Jurnal Grma Keperawatan. Available : http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEMA%20KEPERAWATAN/DESEMBER
%202014/ARTIKEL%20I%20Made%20Sukarja%20dkk,.pdf . Diakses pada
tanggal 12 Oktober 2016 pukul 05.30 wita
IX. PESERTA
Tn.W dan Anggota Keluarga Tn.W di Banjar Babakan Desa Sukawati Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar
X. WAKTU
Hari : Jumat
Tanggal : 26 Oktober 2018
Jam : 12.00 WITA
7
Setting Tempat :
Penyuluh
A Peserta A
B. Proses penyuluhan :
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan
sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan
bertanya sebanyak 50% dari jumlah audience dan 50% bisa menjawab
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
sasaran yang akan diharapkan penyuluhan
3. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
4. Sasaran diharapkan kehadirannya 80 % dari jumlah anggota keluarga dan
tidak ada yang meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung.
8
C. Hasil penyuluhan :
1. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan
2. Sasaran paham dan bisa mempraktekkannya di rumah mengenai senam kaki
diabetes dengan baik dan rutin yaitu sebanyak 3-4 kali seminggu untuk
mengontrol kadar gula darah dan memperlancar aliran darah di kaki.
9
Lampiran I
10
2. Diabetes tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang
berhubungan dengan proses terjadinya diabetes melitus II. Faktor-faktoriniadalah :
a. Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.
b. Obesitas
c. Riwayatkeluarga
(IrawanSusiloImim, dkk, 2000)Penyebab Diabetes Melitus
1. Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan ditularkan. Anggota
keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini
dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli
kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks.
Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum
perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya
2. Usia
Pada orang-orang yang berusia diatas 45 tahun, fungsi organ tubuh semakin menurun,
hal ini diakibatkan aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi
berkurang dan sensitifitas sel-sel jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin.
3. Kegemukan
Obesitas merupakan salah satu penyebab utama diabetes. Studi menunjukkan bahwa
60 sampai 85% dari penderita diabetes cenderung kelebihan berat badan. Di Amerika
Serikat, sekitar 80 persen tipe -2 non-insulin dependent diabetes dilaporkan terjadi
karena kelebihan berat badan. Kelebihan lemak mencegah insulin bekerja dengan
baik. Jaringan lemak lebih banyak dalam tubuh, . Insulin memungkinkan gula dalam
darah untuk memasuki sel dengan bertindak pada situs reseptor pada permukaan sel.
Orang tua sering cenderung menambah berat badan, dan waktu yang sama, banyak
dari mereka mengembangkan dan bentuk ringan dari diabetes karena yang kelebihan
berat badan
4. Kurang gerak
Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk
terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat
sistem sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di
dalam tubuh yang lambat laun berat badan menjadi berlebih. Olahraga dapat
11
dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan sensitifitas sel
terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak
dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus.
5. Pola makan
Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat
perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi
penyebab Diabetes Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi
yang minim.
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak
ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala
jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi
pankreas.
12
3. Pandangan menjadi kabur
13
7. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit sembuh
D. Komplikasi DM
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik sehingga gula
darah selalu tinggi adalah :
1. Kardiopati diabetic
Kardiopati diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes. Glukosa darah
yang tinggi dalam jangka waktu panjang akan menaikkan kadar kolesterol dan
trigliserida darah. Lama-kelamaan akan terjadi aterosklerosis atau penyempitan
pembuluh darah. Maka bagi para penderita diabet perlu pemeriksaan kadar kolesterol
dan trigliserida darah secara rutin. Usahakan tidak makan nasi pada malam hari.
Gantilah dengan makan kentang atau bisa juga pisang kepok rebus atau bisa juga
konsumsi sayur dan buah-buahan. Penyempitan pembuluh darah koroner
menyebabkan infark jantung dengan gejala antara lain nyeri dada. Karena diabetes
juga merusak sistem saraf, rasa nyeri kadang-kadang tidak terasa. Serangan yang
tidak terasa ini disebut silent infraction atau silent heart attack. Kematian akibat
kelainan jantung dan pembuluh darah pada penderita diabetes kira-kira dua hingga
tiga kali lipat lebih besar dibanding bukan penderita diabetes., pengendalian kadar
gula dalam darah belum cukup untuk mencegah gangguan jantung pada penderita
diabetes. Gangren dan impotensi Penderita diabetes yang kadar glukosanya tidak
terkontrol respons imunnya menurun. Akibatnya, penderita rentan terhadap infeksi,
seperti infeksi saluran kencing, infeksi paru serta infeksi kaki. Banyak hal yang
menyebabkan kaki penderita diabetes mudah kena infeksi, terkena knalpot, lecet
14
akibat sepatu sesak, luka kecil saat memotong kuku, kompres kaki yang terlalu panas.
Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes kronis dan dikenal sebagai
penyulit gangren atau ulkus. Jika dibiarkan, infeksi akan mengakibatkan pembusukan
pada bagian luka karena tidak mendapat aliran darah. Pasalnya, pembuluh darah
penderita diabetes banyak tersumbat atau menyempit. Jika luka membusuk, mau tidak
mau bagian yang terinfeksi harus diamputasi. Penderita diabetes yang terkena gangren
perlu dikontrol ketat gula darahnya serta diberi antibiotika. Penanganan gangren perlu
kerja sama dengan dokter bedah.
Impotensi juga menjadi momok bagi penderita diabetes, impotensi disebabkan
pembuluh darah mengalami kebocoran sehingga penis tidak bisa ereksi. Impotensi
pada penderita diabetes juga bisa disebabkan oleh faktor psikologis atau gabungan
organis dan psikologis.
2. Nefropati diabetik
Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput
penyaring darah. Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring
(glomerulus). Setiap unit penyaring memiliki membran/selaput penyaring. Kadar gula
darah tinggi secara perlahan akan merusak selaput penyaring ini. Gula yang tinggi
dalam darah akan bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur dan fungsi sel,
termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein rusak dan terjadi
kebocoran protein ke urin (albuminuria). Hal ini berpengaruh buruk pada ginjal.
Penderita diabetes tipe 1 secara bertahap akan sampai pada kondisi nefropati
diabetik atau gangguan ginjal akibat diabetes. Sekitar lima sampai 15 persen diabetes
tipe 2 juga berisiko mengalami kondisi ini. Gangguan ginjal, menyebabkan fungsi
ekskresi, filtrasi dan hormonal ginjal terganggu. Akibat terganggunya pengeluaran
zat-zat racun lewat urin, zat racun tertimbun di tubuh. Tubuh membengkak dan timbul
risiko kematian.
Ginjal juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi mematangkan
sel darah merah. Gangguan pada ginjal menyebabkan penderita mengalami anemia.
Pengobatan progresif sejak dini bisa menunda bahkan menghentikan progresivitas
penyakit. Repotnya penderita umumnya baru berobat saat gangguan ginjal sudah
lanjut atau terjadi makroalbuminuria (300 mg albumin dalam urin per 24 jam).
Pengobatan meliputi kontrol tekanan darah. Tindakan ini dianggap paling penting
untuk melindungi fungsi ginjal. Biasanya menggunakan penghambat enzim
pengonversi angiotensin (ACE inhibitors) dan atau penghambat reseptor angiotensin
15
(ARBs). Selain itu dilakukan pengendalian kadar gula darah dan pembatasan asupan
protein (0,6-0,8 gram per kilogram berat badan per hari).
Penderita yang telah sampai tahap gagal ginjal memerlukan hemodialisis atau
transplantasi ginjal. Gejala nefropati diabetes baru terasa saat kerusakan ginjal telah
parah berupa bengkak pada kaki dan wajah, mual, muntah, lesu, sakit kepala, gatal,
sering cegukan, mengalami penurunan berat badan.
Penderita nefropati harus menghindari zat yang bisa memperparah kerusakan
ginjal, misalnya pewarna kontras yang digunakan untuk rontgen, obat anti-inflamasi
nonsteroid serta obat-obatan yang belum diketahui efek sampingnya.
3. Retinopati diabetik
Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Yang terutama adalah
retinopati diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi
makan retina. Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang
membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak yang disebut eksudat. Selain itu
terjadi cabang-cabang abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang
sehat. Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati lensa
mata. Cahaya yang difokuskan akan membentuk bayangan yang akan dibawa ke otak
oleh saraf optik. Bila pembuluh darah mata bocor atau terbentuk jaringan parut di
retina, bayangan yang dikirim ke otak menjadi kabur. Gangguan penglihatan makin
berat jika cairan yang bocor mengumpul di fovea, pusat retina yang menjalankan
fungsi penglihatan sentral. Akibatnya, penglihatan kabur saat membaca, melihat
obyek yang dekat serta obyek yang lurus di depan mata.
Pembuluh darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah mengaburkan vitreus,
materi jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah mata. Hal ini
menyebabkan cahaya yang menembus lensa terhalang dan tidak sampai ke retina atau
mengalami distorsi. Jaringan parut yang terbentuk dari pembuluh darah yang pecah di
korpus vitreum dapat mengerut dan menarik retina, sehingga retina lepas dari bagian
belakang mata. Pembuluh darah bisa muncul di iris (selaput pelangi mata)
menyebabkan glaukoma. Risiko terjadinya retinopati diabetik cukup tinggi. Sekitar 60
persen orang yang menderita diabetes 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan
pembuluh darah pada mata. Pemeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop serta
angiografi fluoresen yaitu foto rontgen mata menggunakan zat fluoresen untuk
mengetahui kebocoran pembuluh darah. Pengobatan dilakukan dengan bedah laser
oftalmologi. Yaitu, penggunaan sinar laser untuk menutup pembuluh darah yang
16
bocor, sehingga tidak terbentuk pembuluh darah abnormal yang rapuh. Selain itu bisa
dilakukan vitrektomi yaitu tindakan mengeluarkan vitreus yang dipenuhi darah dan
menggantinya dengan cairan jernih. Penderita retinopati hanya boleh berolahraga
ringan dan harus menghindari gerakan membungkuk sampai kepala di bawah.
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Persiapan Alat :Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan dalam
posisi duduk), hanskun.
b. Persiapan Klien :Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam
kaki
c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, Jaga
privacy pasien
d. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat cuci tangan
22
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai
c. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
23
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan
secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
e. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.
f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
24
Gambar 5. Jari-jari kaki di lantai
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
i. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
25
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada
pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari
angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian. Gerakan ini
sama dengan posisi tidur.
26
7. Dokumentasi Tindakan
a. Respon klien
b. Tindakan yang dilakukan klien sesuai atau tidak dengan prosedur
c. Kemampuan klien melakukan senam kaki
27
Lampiran 2
EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan diabetes melitus ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari diabetes melitus ?
3. Apa sajakah hal-hal yang menyebabkan diabetes melitus ?
4. Apa sajakah tanda dan gejala dari diabetes melitus ?
5. Apa sajakah komplikasi yang ditimbulkan diabetes melitus ? Jelaskan !
6. Bagaimanakah cara mencegah dan menangani diabetes melitus ?
7. Makanan apa sajakah yang boleh dikonsumsi penderita diabetes mellitus ?
8. Apa itu senam kaki diabetes?
9. Apa tujuan dari senam kaki diabetes?
10. Bagaimanakah cara melakukan senam kaki diabetes ?
B. Kunci Jawaban
1. Diabetes Mellitusadalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relatif (Arjatmo, 2002).
2. Klasifikasi Diabetes Melitus dan Penyebabnya yaitu DM tipe 1 dan DM tipe
3. Penyebab Diabetes Melitus :
a. Keturunan
b. Usia
c. Kegemukan
d. Kurang gerak
e. Pola makan
f. Alkoholisme
g. Obat-obatan
4. Tanda Dan Gejala Diabetes Melitus :
a. Sering merasa haus
b. Sering kencing terutama malam hari
c. Pandangan menjadi kabur
d. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk
e. Penurunan berat badan
28
f. Kulit terasa kering
g. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit sembuh
h. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
i. Mual dan muntah
5. Komplikasi DM yaitu :
a. Kardiopati diabetic adalah gangguan jantung akibat diabetes.
b. Nefropati diabetikadalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput
penyaring darah.
c. Retinopati diabetikDiabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Yang
terutama adalah retinopati diabetik. Pengobatan dan Pencegahan DM
6. Cara mencegah dan menangani DM yaitu Ada 5 komponen dalam penatalaksaan
diabetes :
a. Perencanaan diet penatalaksanaan nutrisi pada diabetes diarahkan untuk mencapai
tujuan berikut:Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vtamin dan
mineral), Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai, Memenuhi
kebutuhan energy, Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang
aman dan praktis, Menurunkan kadar lemak darah jika kadar meningkat.
b. LatihanManfaat dilakukannya latihan bagi penderita diabetes :Mengendalikan
kadar glukosa darah, Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah kegemukan),
Membantu mengurangi stess, Memperkuat otot dan jantung, Meningkatkan kadar
kolesterol baik (HDL)Membantu menurunkan tekanan darah
c. Pemantauan , Pada penderita diabetes diperlukan pemantauan kadar glukosa
darah secara mandiri agar tidak terjadi komplikasi yang nantinya menimbulkan
akibat yang fatal, penderita diabetes kini dapat mengatur terapinya untuk
mengendaliakan kadar glukosa darah secara optimal.
d. Terapi (jika diperlukan)
e. PendidikanEdukasi diabetes adalah pelatihan mengenai pengetahuan dan
keterampilan bagi penderita DM dengan tujuan merubah perilaku pasien untuk
meningkat pengetahuan pasien dalam mengatasi penyakitnya.
7. Makanan Yang Dipantang Dan Diperbolehkan yaitu
Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :
a) Manisan Buah
b) Gula pasir
29
c) Susu Kental Manis
d) Madu
e) Abon
f) Kecap
g) Sirup
h) Es Krim
Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI ;
a) Nasi
b) Singkong
c) Roti
d) Telur
e) Tempe
f) Tahu
g) Kacang Hijau
h) Kacang Tanah
i) Ikan
Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :
a) Kol
b) Tomat
c) Kangkung
d) Oyong
e) Bayam
f) KacangPanjang
g) Pepaya
h) Jeruk
i) Pisang
j) Labu Siam
8. Senam Kaki Diabetes Melitusmerupakan upaya pencegahan primer terjadinya lukapada
kaki diabetes. Salah satu tindakan yang harus dilakukan dalamperawatan kaki untuk
mengetahui adanya kelainan kaki secara dini adalahdengan melakukan senam kaki
diabetes, disamping memotong kuku yangbenar, pemakaian alas kaki yang baik, dan
menjaga kebersihan kaki(Soegondo, et al. 2004).
9. Tujuan melakukan senam kaki diabetes adalah Secara garis besar tujuan dari senam kaki
diabetik adalah:
30
c. Memperbaiki sirkulasi darah
d. Memperkuat otot-otot kecil
e. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
10. Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus dengan
tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita
Diabetes Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.
b. Kontraindikasi
1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri dada.
2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.
11. Cara melakukan senam kaki diabetes
a. Persiapan Alat :Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan dalam
posisi duduk), hanskun.
b. Persiapan Klien :Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam
kaki
c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, Jaga
privacy pasien
d. Prosedur Pelaksanaan :
1) Perawat cuci tangan
2) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai
3) Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
4) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan
secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
5) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.
31
6) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
7) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
8) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
9) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
10) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
11) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki ,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara
bergantian. Gerakan ini sama dengan posisi tidur
12) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan
kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja. Lalu
robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran. Sebagian koran
di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kakiPindahkan kumpulan
sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas
pada bagian kertas yang utuh.Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi
bentuk bola
32
Denpasar, 26 Oktober 2018
Mengetahui,
Pembimbing Praktik. Mahasiswa
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
33