Anda di halaman 1dari 3

P-PDPI, 21 Nov 2018 00:00:00

PRESS RELEASE PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA


DALAM RANGKA MEMPERINGATI WORLD COPD DAY 2018 / HARI PPOK SEDUNIA
PADA TANGGAL 21 NOVEMBER 2018
NEVER TOO EARLY, NEVER TOO LATE.
Its always the right time to address airways disease
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD) adalah suatu penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang telah menjadi
masalah utama pada kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. World COPD
Day pertama kali diperingati pada tahun 2002, dan rutin diperingati setiap tahun hingga
saat ini. Pada prinsipnya, peringatan ini bertujuan membantu menginspirasi para
penderita PPOK dan orang terdekat yang terlibat dalam perawatannya, untuk
meningkatkan kwalitas hidup penderita PPOK secara menyeluruh, dan meningkatkan
kesadaran masyarakat umum terhadap PPOK.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan penyakit progresif dan mengancam jiwa yang
diperkirakan mempengaruhi lebih dari 251 juta orang di seluruh dunia. Sedangkan
prevalensi di Indonesia menurut Riskesdas 2013 adalah 3,7% atau sekitar 9,2 juta
penduduk. Saat ini menjadi penyebab utama keempat kematian di dunia, menyebabkan
lebih dari 3 juta kematian setiap tahunnya. PPOK diperkirakan akan menjadi penyebab
utama ketiga kematian di dunia pada tahun 2020. Kesadaran dan stigma masyarakat
terhadap penyakit ini masih sangat terbatas, begitu terdiagnosis, mereka tidak tahu cara
mengatasi dan bagaimana perawatannya lebih lanjut. Sungguh sesuatu yang
disayangkan, lebih dari dua pertiga penderita PPOK tidak menyadari bahwa mereka
sedang menderita penyakit ini.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap PPOK merupakan masalah utama dalam
menekan penyakit pernapasan ini. Tahap awal PPOK sering kali tidak dikenali karena
banyak penderita menganggap gejala seperti sesak napas, batuk kronis dan adanya
dahak sebagai kondisi normal yang terjadi seiring bertambahnya usia atau akibat umum
dari merokok. Sedangkan, pada tahap akhir dari PPOK, sebagian besar penderita sering
merasa putus asa karena gejala dan penurunan kwalitas hidup yang dialaminya.
Hari ini merupakan World COPD Day yang ke-17, diselengarakan oleh Global Initiative
for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) bekerjasama dengan profesional
kesehatan dan penderita PPOK seluruh dunia. Sebuah peringatan yang diadakan setiap
bulan november untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap PPOK dan
meningkatkan perawatannya. Seperti peringatan pada tahun-tahun sebelumnya, pada
World COPD Day tahun ini diadakan ratusan kegiatan sosial di negara-negara seluruh
dunia termasuk Indonesia. Penyebaran informasi melalui media sosial dan elektronik,
sosialisasi kepada masyarakat umum, peningkatan pemahaman para penderita, dan
sosialisasi pengetahuan terbaru mengenai PPOK kepada profesional kesehatan
merupakan beberapa contoh kegiatan untuk satu tujuan yang sama, yang
diselenggarakan di wilayah Indonesia yang sebagian besar dipelopori oleh Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Adapun tema World COPD Day tahun 2018 ini adalah Never too early, Never too late. Its
always the right time to adress airways disease, yang apabila diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia berarti tidak pernah terlalu dini, tidak pernah terlalu terlambat.
Kapanpun adalah waktu yang tepat untuk mengenali penyakit saluran pernapasan.
Never too early; PPOK paling sering terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Namun,
berbagai faktor dapat berpengaruh pada perkembangan penyakit ini, bahkan sejak masih
dalam kandungan, yaitu gangguan tumbuh kembang organ pernapasan. Infeksi saluran
napas berulang pada masa awal kehidupan juga berkontribusi pada perkembangan
PPOK. Di seluruh dunia, faktor risiko yang paling sering ditemui untuk PPOK adalah asap
rokok dengan berbagai variasi jenis dan komposisinya. Faktor risiko penting lainnya
termasuk debu dan bahan kimia di tempat kerja dan asap dari bahan bakar untuk
memasak pada tempat tinggal dengan ventilasi yang buruk, terutama di negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Dengan adanya faktor-faktor tersebut, tidak ada kata
terlalu dini untuk mencegah dan mengenali PPOK.
Never too late; Tanpa pengobatan, PPOK merupakan penyakit progresif yang semakin
memburuk seiring berjalannya waktu. Sesungguhnya, pengobatan PPOK paling efektif
ketika dimulai pada awal perjalanan penyakit. Namun, pada semua tahap penyakit, telah
tersedia pengobatan untuk mencegah perburukan, mengurangi gejala terutama sesak
napas dan memungkinkan penderita untuk berpartisipasi lebih banyak dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga menjadi penting untuk diketahui oleh siapapun bahwa tidak ada
kata terlambat untuk mengobati PPOK.
Kesadaran masyarakat yang baik terhadap PPOK akan menjadi pintu masuk bagi
penurunan beban kesehatan akibat penyakit ini. Masyarakat harus mengenal dan
memahami PPOK dan penyakit jalan napas lainnya yang dapat berkembang menjadi
PPOK, mulai dari faktor risiko, deteksi dini hingga pengobatan pada berbagai tahapan
penyakit. Berbagai komponen masyarakat terutama profesional kesehatan memiliki
peran vital untuk tujuan mulia ini. Tidak ada batasan tempat maupun waktu, kapanpun
merupakan waktu yang tepat untuk mengenali penyakit saluran pernapasan.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mempunyai visi dan misi sebagai organisasi
profesi yang akan terus memperjuangkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan
pernapasan dengan berbagai sosialisasi yang terus dilakukan untuk memperkenalkan
PPOK kepada masyarakat. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia akan selalu berperan
aktif dalam tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk PPOK. Dalam
upaya preventif terhadap penyakit PPOK maka bentuk pencegahan yang dapat dilakukan
adalah berhenti merokok. Pelayanan multidisiplin mulai dari penyuluhan, pemberian
farmakoterapi, hingga kolaborasi dengan bagian rehabilitasi medik dan kesehatan jiwa
merupakan bentuk keseriusan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang
memerlukan bantuan dalam mewujudkan niatnya untuk berhenti merokok. Metode
skrining berupa pemeriksaan spirometri juga dilakukan agar dapat menjaring pasien
PPOK sejak dini. Bagi pasien yang terdiagnosis PPOK, pelayanan kesehatan secara
menyeluruh juga terus diberikan dalam rangka memperbaiki status kesehatan dan
meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia juga
turut mengusulkan dan mendorong ketersediaan obat-obatan PPOK dalam bentuk
inhaler yang terjangkau oleh masyarakat luas dalam program BPJS. Sehingga
diharapkan segala upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk PPOK dapat
terlaksana dan tercapai.
Jakarta, 21 November 2018
Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR
Sumber : http://klikpdpi.com/aktifitaspdpi/home/content.php?module=aktifitas

Anda mungkin juga menyukai