Om Swastyastu
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya kami bisa menyelesaikan tugas tentang “Hipotesa dan Uji
Hipotesa” ini tepat waktu. Tak lupa juga saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian tugas ini.
Dengan selesainya makalah ini semoga makalah ini bermanfaat baik bagi
pendidikan kesehatan ataupun masyarakat luas. Seperti pepatah bilang tiada
gading yang tak retak semoga kesalahan-kesalahan baik dalam penulisan ataupun
isi dapat dimaklumi terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
A. Pengertian......................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis.
Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada
kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian,
maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu
seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar
terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.
(Arikunto, 2006). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan
1
membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin terjadi
dalam pengujian hipotesis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
2
kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori.
Hipotesis mengemukakan “pernyataan tentang harapan peneliti mengenai
hubungan-hubungan Antara variabel-variabel di dalam persoalan. (W.Gulo, 2002).
3
naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila
ternyata tidak terbukti. Berkaitan dengan hipotesis yang di rumuskan peneliti
dapat bersikap dua hal:
a. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel
penyebab dan variabel akibat.
c. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bias
menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan
mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun tidak selalu semua
penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting
sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau
kasus, dan penelitian development biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan
penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang
gejala-gejala sebanyak-banyaknya (Arikunto, 2006).
4
Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan
hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh
menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara
umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris. Harus dapat diuji
secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam
bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara
empiris.
2) Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau
lebih variabel.
3) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau
hasil penelitian yang relevan.
Jika……………………maka…………………
Contoh: Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik.
5
Contoh: Ada perbedaan anatar penduduk kota dan penduduk desa dalam cara
berpakaian.
Ada pengaruh………………terhadap…………
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan sttistik.
Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak
adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Pemberian nama “hipotesis nol”
atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan
antara dua variabel. Dengan kata lain, selisish verbal pertama dengan variabel
kedua adalah nol atau nihil.
Contoh: Tidak ada pengaruh jarak dari rumah kesekolah terhadap kerajinan
mengikuti kuliah.
Dalam pembuktian hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti
tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruhi
pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir
pengetesan hipotesis.
6
Secara umum hipotesis dapat diuji melalui dua cara, yaitu mencocokkan
dengan fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis.
Logika adalah cara menalar dimana data diamati dan dibagi-bagi, buktinya
dicari dan dipertimbangkan, dan kemudian kesimpulan diambil. Ada dua cara
dalam memberi alasan, yaitu cara deduktif, (dari umum menjadi spesifik), dan
cara induktif, (dari spesifik menuju umum).
a) Alasan deduktif
Alasan deduktif adalah cara memberi alasan dengan berfikir dan bertolak dari
pernyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus
atau spesifik. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya dengan jalan
menggunakan pola berfikir yang disebut sillogisma. Sillogisma berasal dari kota
Yunani yang berarti sama-sama. Suatu sillogisma terdiri dari tiga kalimat, dimana
dua kalimat pertama adalah dua proposisi atau premis dan kalimat terakhir adalah
suatu kesimpulan. Premis-premis gunanya untuk memberikan dasar atau alsan
agar memperoleh esimpulan pada kalimat ketiga.
b) Alasan induktif
Alasan induktif adalah cara berfikir untuk memberi alasan yang dimulai
dengan pernyataan-pernyataan yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi
yang bersifat umum. Alasan secara induktif banyak digunakan untuk menjajaki
aturan-aturan alamiah dari suatu fenomena. Alasan-alasan induktif banyak
digunakan dalam pembuktiannya.
7
Dalam alasan induktif, suatu kesimpulan umum ditarik dari pernyataan
spesifik. Misalnya, dari pengamatan bahwa ikan ada mulut, kodok ada mulut,
ayam ada mulut, kuda ada mulut, kambing ada mulut, burung ada mulut, maka
ditarik kesimpulan bahwa semua binatang ada mulut.
Dalam menguji hipotesis seacara konsistensi logis, tidak ada suatu ketentuan
apakah seorang peneliti harus menggunakan alasan deduktif atau induktif. Dengan
perkataan lain, dalam proses pengujian hipotesis peneliti tidak mempunyai
batasan yang nyata dalam memberikan alasan untuk menguji, mengutak-ngatik
data, serta variabel khas untuk menguji hipotesis ataupun dari suatu hal yang
umum diturunkannya ke sifat-sifat khas untuk menguji hipotesis.
c) Proses induksi dalam cara berfikir dapat membantu menghindari hal-hal yang
tidak relevan, dan induksi merupakan kunci untuk menyelesaikan teka-teki.
8
2) Menguji dengan Mencocokkan Fakta
Satu cara lagi menguji hipotesis adalah dengan mencocokkan fakta. Hal ini
sering dilakukan pada penelitian dengan metode percobaan. Si peneliti, dalam hal
ini, mengadakan percobaan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk
menguji hipotesisnya. Pada percobaan tersebut si peneliti menggunakan control.
Kontrol dalam suatu percobaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Control dalam percobaan juga dapat dikerjakan dengan seleksi, baik seleksi
bahan ataupun seleksi terhadap desain percobaan yang akan digunakan. Dalam
metode percobaan, si peneliti dapat memilih sesuka hati bahan-bahan yang
digunakan asal saja bahan tersebut sesuai dengan tujuan ( apakah menggunakan
cangkul, peptisida, rumpur, pupuk, dan sebagainya), ataupun masalah penelitian
yang dipilih (apakah pemupukan, penyiangan, penyemprotan, dan sebagainya).
Dengan desai percobaan yang dipilih jumlah replikasi dan perlakukan dapat di
atur, dan pengamatan dilakukan untuk menguji hipotesis. Jika data cocok dengan
hipotesis, maka hipotesis diterima. Sebaliknya, jika hasil percobaan tidak cocok
dengan hipotesis, maka hipotesis ditolak atau di simpan.
9
a. Pengujian Hipotesis Dua Pihak (two tail test)
Ho : β = 0
Ha : β ≠ 0
Pengujian hipotesis sisi kiri adalah pengujian hipotesis dimana Hipotesis Nol
(Ho) berbunyi “lebih besar atau sama dengan”. Secara simbolis dapat ditulis
sebagai berikut:
Ho : β 1 ≥ 0
Ha : β 1 < 0
Ho : β 1 ≤ 0
Ha : β 1 > 0
10
dua daerah kritik, yaitu di ekor kanan dan di ekor kiri kurva, masing-masing 2½
%.
Z= X - X
SD
a. Langka 1: Siapkan data hasil penelitian anda (data harus telah melalui prosedur
pengodean)
11
b. Copy data tersebut dan paste pada program SPSS. Pada program SPSS pilih
variabel view yang terletak pada sisi kiri bawah pada program SPSS.
c. Anda akan melihat menu seperti gambar 1.1. Pada menu “name” pada baris 1
tulis variabel x (independen) dan pada baris 2 variabel y (dependen).
Selanjutnya pilih menu values silahkan masukan kriteria penilaian baik itu
variabel x dan variabel y. lihat gambar 1.2 tekan ok.
12
d. Kembali pada menu “Data View” pada bagian bawah SPSS, secara otomatis
data angka menjadi huruf (sesuai dimasukan pada menu values). Pilih menu
Analyze > Descriptive Statistics > Crosstabs (lihat gambar 3).
e. Masukan variabel x pada rows dan variabel y pada column, pilih statistics
centang chi-square dan correlation > continue > ok
13
f. Berikut output uji hipotesis Chi-square dengan program SPSS
g. Yang harus diperhatikan adalah hasil Chi-Square dan Asymp Sig (taraf
signifikaan) lihat gambar Outpus SPSS pada yang telah diberi lingkaran merah.
14
h. Cara pengambilan keputusan
BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar.
Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun
hipotesis telah memenuhi syarat secara proposional, jika hipotesis tersebut masih
abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar
diuji secara nyata.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
Purwanto, Agus, Erwan & Sulistyastuti, Ratih, Dyah. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
17