Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BIOSTATISTIK

(Konsep Uji Hipotesis dan Estimasi)

Tugas Mata Kuliah : Biostatistik


Dosen Pengampuh : Dr. Demsa Simbolon, MMK
Disusun Kelompok 9 :
Venisa Gustiani, SST

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM


MAGISTER (S2) FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN KOTA BENGKULU
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Uji Hipotesis dan Estimasi”,walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu teman-teman dalam
rangka pemahaman yang lebih seksama dari materi yang disajikan.
Dalam materi ini disajikan secara ringkas hal- hal yang perlu diketahui yang
berkaitan dengan materi pengujian hipotesis. Kami sangat menyadari bahwa apa yang
disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun kami yakin bahwa materi ini akan
sangat bermaanfaat bagi teman-teman guna membantu kelancaran dan kemudahan dalam
memahami materi yang disajikan. Kami senantiasa akan berupaya memperbaiki makalah ini
sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis guna
penyempurnaan makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Bengkulu, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................................................1


C. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................2
A. Pengertian Pengujian Hipotesis.....................................................................................................2

B. Kegunaan Pengujian Hipotesis ................................................................................................................ 3


C. Prosedur Pengujian Hipotesis...................................................................................................................4
D. Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis................................................................................................................7
E. Kesalahan dalam pengujian hipotesis.........................................................................................14
F. Konsep Estimaasi........................................................................................................................15
G. Jenis-Jenis estimasi.....................................................................................................................15
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................20

iii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita
deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah
terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika
adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data.
Untuk memperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian.
Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah
pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan
menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan
atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis dan estimasi. Banyak
sekali macam-macam konsep hipotesis dan estimasi ini. Terkadang dalam penelitian
pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan juga kesalahan dalam melakukan
penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis penelitian akan
dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian uji hipotesis dan estimasi?
b. Apa kegunaan pengujian hipotesis?
c. Apa jenis kesalahan dan penentuan taraf nyata pada pengujian hipotesis dan
estimasi?
d. Bagaimana cara prosedur pengujian hipotesis?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk :
a. Mengetahui konsep hipotesis, estimasi dan pengujiannya
b. Mengetahui kegunaan hipotesis penelitian
c. Mengetahui jenis-jenis pengujian hipotesis
d. Mengetahui teknik dalam pengujian hipotesis

1
BAB II PEMBAHASAN
1. UJI HIPOTESIS
A. Pengertian Pengujian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau
di bawah , Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai
bukti. Sehingga hipotesis dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan
dapat dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan
umum, kesimpulan yang masih sangat sementara.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi
yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat
berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu
parameter, seperti rata- rata, varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis
statistik harus diuji, karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat diterima atau
ditolak. Hipotesis statistik akan diterima jika hasil pengujian membenarkan
pernyataannya dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.
Menurut Kerlinger (1973:18) dan Tuckman (1982:5) mengartikan hipotesis
adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih. Selanjutnya
menurut Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan
mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk
melakukan pengecekannya. Atas dasar dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi
kebenarannya.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1)
yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan
menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian
dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata dilapangan. Hipotesis
alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif. Hipotesis nol adalah
pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter
dengan statistik. Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan kalimat negatif. Nilai
Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.

2
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian
hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa
benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan
dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari
statistik inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut,
pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut
dapat terselesaikan.
B. Kegunaan Pengujian Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian,
setidaknya ada empat yaitu :
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada
pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus
melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan,
untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta
tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola,
yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas
selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana
dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena
hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahihannya) melalui
penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu kita untuk memperluas
pengetahuan.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji
dalam penelitian.
Pernyataan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai
dengan suatu pernyataan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan
dapat diuji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar
guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid
secara nyata“? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam
pernyataan tersebut “komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid,
menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata“ atau yang lebih
spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan
mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak menerima

3
komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat
melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubungan antara kedua variabel
tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga
menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut.
Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang
harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada
hubungannya dengan pernyataan tertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi
fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan sampel
serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis juga dapat menunjukkan
analisis statistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan
analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas,
dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagai contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang latihan pra sekolah bagi
anak- anak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesis ini
menunjukkan metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus
digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik yang
mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas
bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil belajar
dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah
mengalami program pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak
mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rata kedua
kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atau teknik analis variansi, agar
dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara
terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut.
Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-
jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih berarti
dan mudah dibaca.
C. Prosedur Pengujian Hipotesis
Prosedur pengujian hipotesis statistik adalah langkah-langkah yang dipergunakan
dalam menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-langkah

4
pengujian hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu sebagai berikut:
i. Hipotesis nol / nihil (HO)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu
pernyataan yang akan diuji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau
perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
ii. Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan
atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif,
timbul 3 keadaan berikut :
1. H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
2. H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
3. H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.
Secara umum, formulasi hipotesis dapat di tuliskan :

Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif


(Ha) ditolak. Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) diterima
(benar) maka hipotesis nol (H0) ditolak.
b. Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis

5
terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan,
semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis
nol benar.
Besaran yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan
dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf
nyata dituliskan sebagai α 0,01, α 0,05, α 0,1. Besarnya nilai α bergantung pada
keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan
(yang menyebabkan resiko) yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut
disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah
penolakan ( region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata digunakan untuk menentukan nilai
distribusi yang digunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z),
distribusi t, dan distribusi X². Nilai itu sudah disediakan dalam bentuk tabel
disebut nilai kritis.
c. Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai
kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang dimaksud
dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian.
i. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis.
ii. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis.
Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini :

d. Menentukan Nilai Uji Statistik


Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi
tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk
menduga parameter data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi.

6
Misalkan, akan diuji parameter populasi (P), maka yang pertama-tama dihitung
adalah statistik sampel (S)
e. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau
penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan
kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau
nilai kritis.
i. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
ii. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut :
Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha)
Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai tabel.
Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.
Langkah 4 : Melakukan uji statistik
Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0.
D. Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dibedakanatas beberapa jenis berdasarkan
kriteria yang menyertainya.
a. Berdasarkan Jenis Parameternya
Didasarkan atas jenis parameter yang di gunakan, pengujian hipotesis dapat
di bedakan atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut .
i. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
Pengujian hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis
mengenai rata-rata populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya :
1. Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sample besar (n >
30), uji statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian
hipotesisnya adalah sebagai berikut.
a. Formulasi hipotesis
i. Ho : µ = µo H1 : µ > µo
ii. Ho : µ = µo H1 : µ < µo
iii. Ho : µ = µo H1 : µ ≠ µo

7
b. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z table (Zα)
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian nilai Zα atau Zα/2
ditentukan dari tabel.
c. Kriteria Pengujian
i. Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ > µo

Ho di terima jika Zo ≤ Zα

Ho di tolak jika Zo > Zα
ii. Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ < µo

Ho di terima jika Zo ≥ - Zα

Ho di tolak jika Zo < - Zα
iii. Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ ≠ µo

Ho di terima jika - Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2

Ho di tolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2
d. Uji Statistik
(1). Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :

(2). Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :

e. Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai
dengan kriteria pengujiannya).
i. Jika H0 diterima maka H1 di tolak
ii. Jika H0 di tolak maka H1 di terima
2. Sampel Kecil (n ≤ 30)

8
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah
sebagai berikut.
a. Formulasi hipotesis
1) Ho : µ = µo H1 : µ > µo
2) Ho : µ = µo H1 : µ < µo
3) Ho : µ = µo H1 : µ ≠ µo
b. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t- tabel
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas, yaitu
db = n – 1, lalu menentukan nilai tα;n-1 atau tα/2;n-1 ditentukan dari tabel.
c. Kriteria Pengujian
a) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ > µo
1. Ho diterima jika to ≤ tα
2. Ho ditolak jika to > tα
b) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ < µo
1. Ho diterima jika to ≥ - tα
2. Ho ditolak jika to < - tα
c) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ ≠ µo
1. Ho diterima jika - tα/2 ≤ to ≤ tα/2
2. Ho ditolak jika to > tα/2 atau to < - tα/2
d. Uji Statistik
1) Simpangan baku populasi ( σ ) diketahui :

2) Simpangan baku populasi ( σ ) tidak diketahui :


e. Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho(sesuai dengan

9
kriteria pengujiannya).
i. Jika H0 diterima maka H1 ditolak
ii. Jika H0 ditolak maka H1 diterima
ii. Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-Rata
1) Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n >
30), uji statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian
hipotesisnya adalah sebagai berikut.
a) Formulasi hipotesis
1.
Ho : µ = µo H1 : µ > µo
2.
Ho : µ = µo H1 : µ < µo
3.
Ho : µ = µo H1 : µ ≠ µo
b) Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Zα)
Mengambil nilai α sesuai soal, kemudian nilai Zα atau Zα/2 ditentukan
dari tabel.
c) Kriteria Pengujian
1.
Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2

Ho diterima jika Zo ≤ Zα

Ho ditolak jika Zo > Zα
2.
Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2

Ho diterima jika Zo ≥ - Zα

Ho ditolak jika Zo < - Zα
3.
Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2

Ho diterima jika - Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2

Ho ditolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2
d) Uji Statistik
(1). Simpangan baku populasi ( σ ) diketahui :

10
(2). Simpangan baku populasi ( σ ) tidak diketahui :

e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan
kriteria pengujiannya).
a)
Jika H0 diterima maka H1 ditolak
b)
Jika H0 ditolak maka H1 diterima
2). Sampel kecil ( n ≤ 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30),
uji statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah
sebagai berikut.
a) Formulasi hipotesis
1. Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ > µ2
2. Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ < µ2
3. Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ ≠ µ2
b) Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t tabel (tα)
Mengambil nilai α sesuai soal, kemudian nilai tα atau tα/2 ditentukan dari
tabel.
c) Kriteria Pengujian
1. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2

Ho diterima jika to ≤ tα

Ho ditolak jika to > tα
2. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2
 Ho diterima jika to ≥ tα
 Ho ditolak jika Zo < - tα
3. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2
 Ho diterima jika - tα/2 ≤ to ≤ tα/2
 Ho ditolak jika to > tα/2 atau to < - tα/2

11
d) Uji Statistik
i. Untuk Pengamatan tidak berpasangan
ii.

Untuk Pengamatan berpasangan

Keterangan :
d = rata-rata dari nilai d
sd = simpangan baku dari nilai d n = banyaknya pasangan
db = n-1
e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan
kriteria pengujiannya).
a)
Jika H0 diterima maka H1 ditolak
b)
Jika H0 ditolak maka H1 diterima
iii. Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata
1) Pengujian hipotesis tentang proporsi
Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis
mengenai proporsi populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
a) Pengujian hipotesis satu proporsi
b) Pengujian hipotesis beda dua proporsi
c) Pengujian hipotesis beda tiga proporsi
2) Pengujian hipotesis tentang varians
Pengujian hipotesis tentang varians adalah pengujian hipotesis
mengenai rata rata populasi yang di dasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
a) Pengujian hipotesis tentang satu varians
b) Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians
b. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
Didasarkan atas ukuran sampelnya, pengujian hipotesis dapat dibedakan atas dua

12
jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Pengujian hipotesis sampel besar
Pengujian hipotesis sampel besar adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan sampel lebih besar dari 30 (n > 30).
b) Pengujian hipotesis sampel kecil
Pengujian hipotesis sampel kecil adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan sampel lebih kecil atau sama dengan 30 (n ≤ 30).
c. Berdasarkan Jenis Distribusinya
Didasarkan atas jenis distribusi yang digunakan, pengujian hipotesis dapat
dibedakan atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
Pengujian hipotesis dengan distribusi Z adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan distribusi Z sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut
tabel normal standard. Hasil uji statistik ini kemudian di bandingkan dengan
nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang
dikemukakan.
b) Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel t-
student. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk
menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan.
c) Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio) adalah pengujian hipotesis
yang menggunakan distribusi F (F-ratio) sebagai uji statistik. Tabel
pengujiannya disebut tabel F. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan
dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho)
yang dikemukakan.
d. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
Didasarkan atas arah atau bentuk formulasi hipotesisnya, pengujian hipotesis
dibedakan atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis
nol (Ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi
“tidak sama dengan” (Ho = dan H1 ≠)

13
b) Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis
nol (Ho) berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan
hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “lebih kecil” atau “lebih kecil atau sama
dengan” (Ho = atau Ho ≥ dan H1 < atau H1 ≤ ). Kalimat “lebih kecil atau
sama dengan” sinonim dengan kata “paling sedikit atau paling kecil”.
c) Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan
Pengujian hipotesis pihak kanan adalah pengujian hipotesis di mana
hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” atau “lebih kecil atau sama
dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “lebih besar” atau “lebih
besar atau sama dengan” (Ho = atau Ho ≤ dan H1 > atau H1 ≥). Kalimat
“lebih besar atau sama dengan” sinonim dengan kata “paling banyak atau
paling besar”.
E. Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Dalam menaksir paramater populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan
akan terdapat dua kesalahan, yaitu :
1. Kesalahan Tipe I adalah kesalahan dalam menolak hipotesis Ho yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan.
2. Kesalahan Tipe II adalah kesalahan dalam menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak).
Berikut dapat dilihat tabel hubungan antara keputusan menolak atau menerima Ho :
Tabel 1. Hubungan Antara Keputusan Menolak dan Menerima Hipotesis

1. Keputusan menerima hipotesis Ho yang benar, berarti tidak terjadi kesalahan.


2. Keputusan menerima hipotesis Ho yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II
(Beta).

14
3. Keputusan menolak hipotesis Ho yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I
(Alpha).
4. Keputusan menolak hipotesis Ho yang salah, berarti tidak terjadi kesalahan.
Tingkat kesalahan ini selanjutnya dinamakan tingkat signifikansi / taraf
signifikansi /level of significant (lihat Taraf Significant). Dalam prakteknya tingkat
signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu. Dalam pengujian hipotesis
kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa persen kesalahan untuk menolak
hipotesis nol yang benar (biasa menggunakan nilai Alpha).
2. TEORI ESTIMASI
A. Konsep Estimasi
Pengertian estimasi suatu metode dimana kita dapat memperkirakan nilai
populasi dengan memakai nilai sampel. Misalnya rata-rata sampel digunakan untuk
menaksir rata-rata populasi proporsi sampel untuk menaksir proporsi populasi (p) dan
jumlah ciri tertentu sampel menaksir jumlah ciri tertentu populasi. Nilai penduga
disebut dengan astimator, sedangkan hasil estimasi disebut dengan estimasi secara
statistik
Perhatikan Gambar 7.1 mengenai estimasi.

Gambar 7.1 menunjukkan bagaimana kita melakukan pendugaan terhadap


parameter populasi yang belum kita ketahui, dengan memakai data statistik di sampel
yang sudah kita ketahui dengan melakukan penelitian. Nah, dalam melakukan
estimasi, kita memakai beberapa estimator. Estimator adalah statistik yang
digunakan untuk melakukan estimasi parameter populasi.
B. Jenis jenis estimasi
Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis estimasi yaitu :
1.
Estimasi titik
Di awal modul ini kita sudah mencoba melihat pengertian dari estimasi. Ternyata
dalam statistik dikenal ada dua jenis estimasi, yaitu estimasi titik dan estimasi interval.
Nah kita coba bahas satu per satu mengenai jenis estimasi tersebut. Estimasi titik adalah

15
suatu nilai tunggal yang dihitung berdasar pengukuran sampel yang akan dipakai untuk
menduga nilai tunggal yang ada di tingkat populasi, yang belum kita ketahui. Kita bisa,
memakai nilai rata- rata atau mean sebagai estimator, standar deviasi maupun variance.
Ketiga pengukuran tersebut merupakan estimator yang baik karena cara pembentukan
mean sampel dari nilai-nilai sampel sama dengan cara pembentukan mean populasi.
Secara sederhana bisa kita katakan bahwa rata- rata dari rata-rata sejumlah sampel akan
sama nilainya dengan rata-rata di populasi (distribusi sampling). Masih bingung?
Baiklah kita lihat dalam contoh berikut ini.
Katakanlah ada seorang peneliti yang melakukan penelitian terhadap 100 orang yang
mengikuti tes ujian masuk kursus komputer. Ke-100 orang tersebut dibagi dalam 5
kelompok. Ternyata dari hasil penelitian tersebut didapat data sebagai berikut:
Tabel 7.1.

Rata-rata Nilai yang Didapat

Kelompok Nilai Rata-rata


(Sampel)
I 9
II 8
III 9
IV 8
V 6

Berdasar Tabel 7.1 kita tahu bahwa kelompok I terdiri dari 20 orang,
demikian pula kelompok lainnya. Dari 20 orang dalam tiap kelompok dihitung
rata-rata nilai yang didapat. Kemudian, kita coba menghitung rata- rata yang
didapat oleh setiap kelompok. Nah rata-rata dari kelima kelompok itu, cenderung
akan menyamai rata-rata dari 100 orang peserta tersebut (populasinya). Dengan
demikian, kita dapat menduga bahwa rata-rata di tingkat populasi adalah
(9+8+9+8+6):5 =8.

16
Apabila kita mencoba menghitung contoh kasus dari peneliti tadi maka
kita dapat menghitung bahwa nilai variance dari populasi tersebut adalah:
Nilai Rata-rata (X  X)2
9 (9-8)2 = 1
8 (8-8)2 = 0
9 (9-8)2 = 1
8 (8-8)2 = 0
6 (6-8)2 = 4

1 0 1 0  4 6
 1, 5

5 1 4

Standar deviasi, rumusnya: Standard Deviasi:


S= S2
Dalam contoh kasus dari peneliti tadi maka nilai standar deviasi dari
populasi tersebut adalah 1,5 = 1,22225.
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata, dan standar deviasi maka kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa estimasi titik untuk rata-rata nilai ujian masuk
peserta adalah 8, dengan standar deviasi 1,22225.
2.
ESTIMASI TITIK TERHADAP PROPORSI POPULASI
Pada bagian sebelumnya kita sudah mempelajari cara menghitung estimasi
titik untuk nilai tertentu yang nilainya sudah kita ketahui (sudah pasti). Namun,
sering kali kita juga melakukan pendugaan terhadap sesuatu hal yang proporsi

17
populasinya tidak kita ketahui. Contohnya, apabila suatu ketika Anda ingin
menduga berapa banyak pemirsa televisi yang menonton acara pertandingan final
sepak bola piala Eropa tahun 2000. Nah, untuk mewakili proporsi pemirsa
televisi yang menonton pertandingan final sepak bola itu kita gunakan rumus
Variance proporsi:
S2 = npq

Keterangan :
S2 = variance proporsi
n = Jumlah percobaan (sampel)
p = Proporsi sampel sukses x
q = Proporsi sampel gagal (I -p)

Standard deviasi proporsi: S = S2

pq
Standard error proporsi: Sp = ( )

n
Kita coba terapkan rumus-rumus proporsi tersebut dalam contoh. Dari data
suatu biro penelitian, diketahui ada sebanyak 900 mahasiswa UT yang ingin
menonton pertandingan final sepak bola. Ternyata setelah dilakukan penelitian,
hanya ada 576 warga yang bisa menonton final sepak bola tersebut. Dengan
demikian, estimasi titik terhadap proporsi jumlah pemirsa yang menonton
pertandingan final adalah:

18
BAB III KESIMPULAN

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau di
bawah , Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Sehingga
dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan
atau dugaan yang sifatnya masih sementara.Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang
dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam
pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan
bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko.
· A. Prosedur Pengujian hipotesis

19
Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha).
Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.
Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.
Langkah 4 : Melakukan uji statistik
Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0.
B. Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis
1. Berdasarkan Jenis Parameternya
a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
b. Pengujian hipotesis tentang proporsi
c. Pengujian hipotesis tentang varians
2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
a. Pengujian hipotesis sampel besar (n > 30).
b. Pengujian hipotesis sampel kecil (n ≤ 30).
3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
c. Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat)
d. Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)
4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
a. Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
b. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
c. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan

20
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua.
Bandung : Alfabeta
Dajan, Anto, 1986. “Pengantar Metode Statistik Jilid II”. Jakarta : LP3ES . Furqon. 1999.
Statistika Terapan Untuk Penelitian. AFABETA:Bandung
Iqbal, M Hasan. 2002. Pokok-pokok materi statistik 2 (statistik intensif). Jakarta : Bumi
Aksara
Saputro, Budi. 2013. Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, Jenis-jenis, dan Pengujian Hipotesis.
[online] (http://saputro64.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-fungsi-ciri-ciri-jenis-
jenis_4796.html
Tapehe, yusuf. 2011. Statistika dan Rancangan Percobaan. Jakarta : EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai