PABRIK ES SIANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ahli Madya Gizi yang akan dihasilkan melalui penyelenggaraan
pendidikan D-III Gizi di dalam menjalankan tugas-tugasnya tidak akan terlepas
dari segi keamanan mutu pangan. Oleh karena itu maka dalam kurikulum
Program D-III Poltekkes Kemenkes Medan, pengetahuan tentang prinsip-prinsip
pengendalian dan standart manajemen mutu pangan seperti GMP, HACCP,
ISO, dan SNI diberikan dalam bentuk mata kuliah Pengawasan Mutu Makanan
(PMM) di semester V (lima). Setelah itu, di semester VI (enam) diikuti mata
kuliah Manejemen Mutu Pangan dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan dengan
bobot 2 SKS.
PKL mata kuliah Manajemen Mutu Pangan merupakan PKL dengan lokasi
praktek adalah perusahaan atau inarakan Manajemen Mtutu Pangan, PKL ini
diselenggarakan untuk memberikan pengalaman kerja dalam bentuk magang
bagi mahasiswa tentang Manajemen Mutu Pangan dilokasi praktek. Oleh karena
itu lokasi praktek merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan D-III
Gizi, untuk meningkatkan ketrampilan mahasiswa yang telah mendapatkan
pelajaran teori dikelas dan praktek di Laboratorium.
B. Tujuan PKL
1. Tujuan Umum
Pada akhir PKL mahasiwa mengetahui manajemen mutu pangan dilokasi
PKL
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan PKL, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan gambaran umum lokasi Pabrik Es Siantar, seperti status
perusahaan, struktur organisasi dan ketenagaan, jenis produk dan
pemasaran produk.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Pada waktu itu, bidang usaha yang dikelola oleh perusahaan ini adalah :
1. Pembangkit tenaga listrik, dimana pada waktu itu pengadaan listrik belum
ada di Pematang Siantar. Penggunaan tenaga listrik ini dimaksudkan untuk
memenuhi keebutuhan listrik dibeberapa tempat, seperti : Siantar Hotel,
kantor kantor, rumah sakit, perkebunan perkebunan milik belanda serta
kebutuhan masyarakat umum.
2. Siantar Ice Factory, yaitu pabrik penghasil es untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat umum. Sebagai usaha untuk memperluas usahanya, maka pada
tahun 1933 NV Ijs Fabriek Siantar membuka cabang di Padang Sidempuan
dengan nama yang sama dan bidang usahanya adalah pembangkit tenaga
listrik, Pabrik Teraso dan Siantar Ice Factory.
Pada tanggal 21 Januari 1959 NV Ijs Fabriek Siantar diubah namanya
menjadi PT. Pabrik Es Siantar dan Pembangkit Tenaga Listrik Sumatera
Utara, dengan alasan bahwa semua perusahaan asing yang berdiri pada
waktu itu harus dinasionalisasikan
Pada tahun 1967, saham dari perusahaan dibeli secara angsuran oleh
pengusaha pribumi dan pada tahun 1970, PT. Pabrik Es Siantar resmi
menjadi milik pengusaha Pribumi, yaitu J. Hutabarat dan pada tahun itu juga
untuk memperbesar dan memperlancar usahanya serta untuk menunjuang
sarana dan prasarana dibidang pemasaran, maka dibukalah cabang di Jln.
Sisingamangaraja, Medan. Dan berturut turut dibuka pula cabang
diantaranya di Tanjung Balai dan Siantar Hotel Parapat. Khususnya untuk
minuman soft drink banyak terjadi kemajuan, baik dalam jumlah produksi
maupun pemasaran.
minuman ringan (soft drink), dipasarkan oleh PT. Jasa harapan Barat dan
pada bulan Desember 1988, PT. Pabrik Es Siantar menyatukan pemasaran
7-up ( seven up ) dengan cap badak dan pepsi cola. Namun, pada saat ini
PT. Pabrik Es Siantar Hanya memproduksi jenis minuman soft drink yaitu
sarsaparila dan soda water.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Produksi
1. Bahan Baku
a. Bahan Baku Utama
1) Air bermutu tinggi
Air dari sumber mata air yang terletak di DAS ( Daerah Aliran Sungai )
sekitar sungai Bahbolon dengan kedalaman 100-150 meter. Sumber mata air
ini terletak dekat pabrik pengolahan sehingga air langsung dialirkan untuk
dijernihkan, diolah dan ditampung sebelum digunakan.
2) CO2
Gas penyegar ( pemberi karbonasi ) dan penghambat pertumbuhan
bakteri yang dikemas dalam bulk/tangki besi berkapasitas 30 Kg.
3) Gula Putih
Gula pasir yang digunakan dalam bahan baku pembuatan syrup,
pemasakan alami dan juga sebagai pengawet alami untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Gula yang dipakai adalah gula murni yang
terdiri dari sukrosa yang dibentuk oleh glukosa dan fruktosa dari tanaman
tebu. Gula yang dipakai adalah gula yang dikirim langsung dari lampung yang
dikemas dalam goni berukuran 100 Kg.
4) Garam Halus
NaCl yang digunakan harus punya ukuran partikel yang halus agar
lebih mudah larut dan tidak menghasilkan kotoran. Garam halus hanya
digunakan dalam pembuatan soda water.
4) Zat pewarna
penambahan zat pewarna yang dipakai hanya dalam pembuatan
limun Sarsaparilla sedangkan untuk pembuatan soda water tidak
diperlukan pewarna.
2) Activated carbon
Berfungsi untuk menyaring kotoran pada air, menyerap bau,
menurunkan dan menyerap gas-gas terlarut dalam air.
3) Cases ( Krat )
Krate yang dipakai adalah krate bekas yang diterima dari pasar
yang masih memenuhi syarat atau krate baru.
4) Botol
Wadah pengemas dari kaca yang dapat digunakan dari botol-botol
bekas yang kembali dari pasaran yang masih memenuhi syarat dan botol
baru produksi PT. IGLASS.
2. Proses Pengolahan
a. Air
1) Sumber Air
Bahan baku air yang digunakan untuk pembuatan soft drink
(minuman ringan) di PT. Pabrik Es Siantar menggunakan air yang berasal
dari mata air yang disebut dengan nama air umbul yaitu air yang didapat
dari kedalaman 130 meter yang terletak tepat didekat pabrik (dibawah
jembatan sungai babolon) dan digunakan sebagai treated water. Air
umbul yang digunakan sebagai bahan baku utama untuk pembuatan soft
drink karena memiliki kesadahan air yang rendah dan pH 6-7, juga karena
memiliki turbidity yang rendah sehingga tingkat kejernihannya tinggi dan
membuat proses pengolahan lebih menguntungkan.
2) Pengolahan air
Pengolahan air bersih yang digunakan PT. Pbrik Es Siantar adalah
dengan metode filtrasi langsung (saringan media pasir dan karbon aktif) dari
mata air pegunungan. Air umbul (mata air pegunungan) yang berasal dari
kedalaman 130 meter ditarik dengan pompa dengan system perpipaan
menuju kedua tempat :
Reservoir
Bak penampung
kadar kaporit atau klorin ( kalsium hipoklorit ) sebesar 0 ppm sebelum layak
untuk digunakan.
Cara menguji kadar kolorin dalam air yaitu dengan metode ortholidin.
Adapun prosedur pengujian total klorin dengan ortholidin adalah :
- Ambil sampel sebanyak 50 ml dan masukkan kedallam tabung reaksi
- Teteskan indicator ortholidin sebanyak 3 tetes, lalu amati perubahan
warna yang terjadi
- Kemudian hubungkan dengan clorinmeter. Sesuaikan dengan standart
yang digunakan oleh PT. pabrik Es Siantar ( 8,0 s/d 10,0 skala warna ).
Setelah diperoleh air bebas klorin yang telah melewati carbon filter, ir
dialirkan ke penyaring akhir yaitu Filter Sheet yang berisikan 12 lembar
lapisan batang yang memmiliki serat serat mikron berbentuk benang.
Gambar 2. Chlorimeter
b. Sirup
1) Bahan utama pembuatan sirup
Bahan utama pembuatan sirup ada 3, yaitu gula, air dan bahan Food
Addictive yang diatur perbandingannya dan takarannya sesuai dengan yang
dibutuhkan dan dikomposisikan sehingga dihasilkan sirup akhir.
Air yang digunakan dalam pembuatan sirup adalah air hasil olahan
(Treated water). Air disini berfungsi untuk melarutkan gula dan sebagai salah
satu dari komposisi sirup. Food Additive disini adalah essence dari
tannaman sarsaparilla (Smilax aristolochiaetolia).
Untuk gula yang digunakan dalam pembuatan sirup adalah gula Kristal
murni yang terdiri dari sukrosa yang bila dilarutkan dalam air dan dipanaskan
sebagian dari gula tersebut akan larut dan akan bercampur dengan air
menjadi sebuah larutan gula.
- Zat pewarna
Zat pewarna yang digunakan PT. Pabrik Es Siantar dalam pembuatan
sirup limun sarsaparilla adda 3 jenis warna, yaitu :
1) Brown
2) Red
3) Dark green
- Penambah asam
Asam yang ditambahkan adalah Citrid Acid yang berfungsi untuk
mengasamkan larutan serta memperkuat cita rasa asam pada
sirup.perbandingan yang digunakan disesuaikna dengan jumlah air dalam
tangki pemasakan, yaitu 5 : 1500 ( citrid acid : air ).
- Pemberi buih
Pada minuman ringan biasa, ditemukan buih berbentuk gas,
bergelembung, berbuih dan dapat meningkatkan volumenya apabila
dikocok. Ini disebabkan oleh CO2 dan juga Foaming Heading ( pemberi
buih ). Foaming heading ini ditambahkan dalam jumlah sedikit pada limun
sarsaparilla.
- Bahan pengawet
Sodium benzoate atau natrium benzoate ditambahkan kedalam limun
sarsaparilla yang berguna untuk membunuh mikroorganisme
perusak/pembusuk.
sebanyak 970 kg yang dimasukkan melalui bagian bibir atas heater dan
diaduk oleh motor pengaduk yang terdapat pada heater.
c. Es
1) Bahan baku
a) Air
Sumber air pada produksi es adalah sama dengan sumber air pada
produksi limun, dimana sebelum air digunakan terlebih dahulu dilakukan
penyaringan dengan menggunakan saringan pasir yang ditambah dengan
karbon aktif yang berfungsi untuk menghilangkan warna, baud an rasa
dari air tersebut. Air tersebut didistribusikan menggunakan system
perpipaan dan disalurkan kesetiap unit yang membutuhkan air, salah
satunya unit produksi es.
b) Garam
Garam yang digunakan dalam produksi es adalah garam non
iodium. Jumlah garam yang dibutuhkan untuk dilarutkan dalam air adalah
sebanyak 500 kg. pH larutan garam untuk pembekuan es adalah 16.
c) Amoniak (NH3)
NH3 digunakan dalam produksi es bertujuan agar air garam tidak
membeku walaupun suhunya sudah dingin.
2) Proses pembuatan es
Proses pembuatan es batangan tergolong sangat sederhana.
Adapun langkah-langkahnya antara lain :
a. Air yang dialirkan melalui pipa dimasukkan kedalam cetakan es
dengan lebar kotak 25 x 25 cm dan panjang cetakan sebesar 1,2
meter.
Gambar8. cetakan Es
b. Cetakan yang berisi air tersebut lalu direndam dalam bak berisi air
garam dengan pH larutan 16.
c. Kemudian air garam tersebut disenyawakan dengan amoniak, dimana
amoniak tersebut dialirkan melalui pipa kemudian dimasukkan
kedalam larutan garam.
d. Bak yang berisi air yang siap dicetak menjadi es tersebut kemudian
ditutup selama 36 jam agar bias dibekukan dalam larutan air garam
yang telah dicampur dengan amoniak (NH3).
Gambar 9. Balok es
3. Pembotolan (Bottling)
a. Bahan Baku Botol
Gelas merupakan kemasan inert, dimana gelas didefinisikan sebagai
suatu larutan silikat yang cocok dibentuk dengan pemanasan dan fusi,
dengan pendinginan untuk mencegah terjadinya kristalisasi. Gelas
merupakan suatu cairan amorf, yang biasanya terdiri dari 3 jenis oksida,
yaitu:
- Oksida silikat, membentuk gelas (pasir kualitas tinggi) > Fosfat tertentu
yang juga merupakan bahan pembentuk gelas.
- Oksida pencair (Natrium, Kalium, atau Litium oksida) pencampuran dari
oksida pencair dengan oksida pembentuk gelas menghasilkan suatu
produk yang larut dalam air.
- Untuk menurunkan kelarutan ini digunakan suatu kelompok oksida ketiga
yang dikenal sebagai oksida pemantap, pada umumnya adalah kalsium
dan magnesium.
Kemasan gelas ditutup dengan menggunakan tutup yang dibuat dari
kaleng dan aluminium dan dilapisi dengan gabus atau karton, dimana
suatu lempeng aluminium, kaleng, kertas, plastic, atau resin diletakkan
diatasnya.
b. BagianBagian Botol
Botol adalah suatu wadah yang terbuat dari kaca (silica) yang digunakan
sebagai tempat minuman atau penyimpanan lain. Pada PT. Pabrik Es Siantar
minuman yang diproduksi dikemas dalam kemasan kaca yang berbentuk
botol. Botol kosong secara fisik dapat diibagi menjadi 3 bagian, yaitu leher
(finis), badan (body), dan dasar (bottom).
Leher botol merupakan bagian botol yang berhubungan dengan caps
atau tutup. Leher botol mempunyai beberapa bagian spesifik yaitu : bibir
(sealing surface), glass lug, continous theta, transfer bead, vertical
neckringseam, dan neck ring partingline.Body merupakan bagian dari botol
dan terletak antara finish dan bottom. Badan botol terdiri dari : shoulder, heel,
side wall dan mold seam. Bottom adalah bagian dasar atau bawah dari botol
yang terdiri dari bottom dan bearing surface.
d. Proses pembotolan
Pada bagian ini, yang akan dibahas adalah tentang pembotolan yang
meliputi pencucian botol pada proses pembuatan minuman berkarbonasi seperti
soda water dan limun sarsaparilla.
Botol-botol yang digunakan berasal dari botol baru dan botol yang telah
digunakan bila masih memiliki kualitas layak pakai atau masih baik. Botol-botol
yang digunakan untuk tempat pengisian minuman harus bersih (bebas dari
kotoran dan kuman), tidak rusak atau pecah. Untuk itu sebelum digunakan botol-
botol harus dicuci terlebih dahulu.
Pada pencucian botol ini digunakan caustic soda yang dilarutkan dalam air
perendaman pada mesin pencuci botol. Penggunaan caustic soda pada proses
pencucian botol berfungsi sebagai :
Selain itu penambahan caustic soda pada pencucian juga ditujukan agar
botol yang keluar setelah dicuci memiliki permukaan yang kesat atau tidak licin,
dan membuat botol bersih mengkilat, sehingga tidak licin dipegang dan menarik
untuk dilihat.
i. Threemix
Sebelum dilakukan pengisian minuman ke dalam botol, dilakukan
pencampuran air, sirup, dan gas CO2 di mesin threemix. Mesin
ii. Filler
Langkah langkah pengisian minuman ke dalam botol adalah
sebagai berikut :
- Botol steril yang masuk terlebih dahulu melalui semacam mata bor
berputar yang berfungsi pengatur jarak masuk ke filler.
- Pembukaan alat penekan ( pressure counter ) pada filling valve ( kran
pengisi ) yang berotasi. Ini bertujuan agar tekanan pada mesin filler dapat
berpindah ke botol dengan tekanan yang sama.
- Didalam mesin, terdapat semacam selang dari pompa pengisi bertekanan
dengan slot penyemprot yang melingkar berjumlah 12 yang akan
menyemprotkan isi minuman ke dalam botol. Selain itu, ada juga
semacam klep pengatur volume isi botol yang bertujuan agar isi botol
tetap ( sama ketinggiannya ).
- Setelah pengisian selesai, filling valve ( kran pengisi ) ditutup dan begitu
seterusnya secara rotasi botol yang masuk ke dalam mesin filler.
- Botol setelah diisi diberi tekanan yang lebih rendah secara perlahan, botol
yang sudah diisi dialirkan ke mesin conveyor. Hal ini bertujuan untuk
menghindari timbulnya buih dan membuang buih agar berat bersih
minuman tidak berkurang/berlebih.
- Selanjutnya, botol langsung jalan ke mesin conveyor.
Gambar 14. Mesin Filler
iv. Packing
- Botol yang sudah melewati semua prosedur pengujian dan siap untuk
dipasarkan ke konsumen kemudian di packing dan disusun didalam krate
( 24 botol/krate ).
4. Penyimpanan
Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 prinsip
higiene dan sanitasi makanan. Setiap bahan makanan mempunyai
spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan banyaknya
makanan dan tempat penyimpanannya.
Adapun syarat syarat penyimpanan yang baik untuk makanan
ataupun minuman olahan antara lain :
a. Perhatikan suhu penyimpanan
Untuk penyimpanan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama
1 minggu, dapat disimpan di dalam ruang penyimpanan dengan suhu
70 - 100 C
b. Untuk minuman yang disimpan pada suhu kamar, makan sistematika
penyimpanan harus diatur seperti berikut ini :
1) Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
2) Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari
langit-langit
3) Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
4) Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO
(firs in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus
dikeluarkan lebih dulu
Metode penyimpanan syrup sarsaparilla dan soda water di pabrik
PT. Pematang Es Siantar dilakukan dalam suhu ruang. Syrup syrup yang
akan disimpan di gudang diletakkan diatas rak rak kayu.satu per satu
rak ak kayu yang berisi limun sarsaparilla maupun soda water diangkat
dan disimpan di gudang. Penyimpanan limun itu sendiri letaknya
berdekatan dengan mesin boiler, dimana kondisi ini dapat mempengaruhi
kualitas limun.
a. Toilet
Toilet karyawan yang tersedia di pabrik adalah 1 unit. Toilet pabrik terletak
di samping kantor administrasi yang terletak didepan pabrik.
c. Ruang istirahat
Ruang istirahat karyawan terdapat didalam gudang penyimpanan
minuman botol. Dimana setiap kali jam istirahat, seluruh karyawan dapat
beristirahat, baik itu tidur, duduk maupun makan siang di tempat tersebut.
krat yang sudah rusak akan didaur ulang kembali oleh perusahaan untuk
digunakan kembali, sehingga tidak mencemari lingkungan dengan pecahan
pecahan kaca dan krat rusak. Sedangkan perlakuan untuk limbah padat
seperti crown ( tutup botol ) dan sedotan akan dijual oleh perusahaan.
Pengumpulan limbah limbah padat yang dihasilkan oleh PT. Pabrik Es
Siantar dilakukan secara manual dan dikumpulkan di sebuah tempat.
a. Air
Air yang digunakan di PT. Pabrik Es Siantar diperoleh dari mata air
dalam tanah yang telah dilakukan proses penyaringan, pemeriksaan bertahap
secara continue melalui proses water primer. Pentuan mutu/kwalitas air harus
sesuai dengan syarat-syarat air seperti :
Syarat visual : tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
Syarat kimia : PH air harus normal
Syarat mikrobiologi : tidak mengandung E-coli dan cemaran mikroba lain:
b. Gula
Gula merupakan salah satu bahan baku utama yang sangat penting
dalam memberikan rasa pada produk minuman. Penentuan mutu bahan baku
gula dilakukan dengan cara :
visual : bebas dari benda-benda asing, berwarna putih bersih, tekstur
tidak menggumpal
kimia: kadar gula (birx) dan PH
terhadap warna, kadar gula, PH, kelembapan, kebersihan gula, dll kemudian
dibandingikan dengan standar yang ada pada perusahaan.
c. Consentrate/Essence
pada waktu pengisian limun yang dilakukan setiap setengah jam sekali
dengan alat pressure gauge teste.
Adapun kadar CO2 atau tekan CO2 dalam limu yang memenuhi
standar adalah :
Sarsaparilla : 3, 7 bar
Soda water : 4,5 bar
sampel . jika warna berubah menjadi pink ,maka tidak terdapat caustic
soda pada botol.
e) Memeriksa botol kotor atau tidak, dengan menggunakan sinar lampu atau
keur diatas rel
iii. pada karbon filter, pemberian karbon berfungsi untuk menghilangkan bau,
rasa, warna, sekaligus menghilangkan kaporit pada air.
iv. Dari karbon filter kemudian dialirkan kembali ke filterite dan disinilah air
proses yang lansung dapat digunakan.
Setelah diperoleh air yang berkualitas baik dan layak pakai, air yang
telah diproses tersebut tidak saja digunakan untuk minuman. Tetapi juga
digunakan untuk keperluan lain diperusahaan seperti sterilisasi alat, kebersihan
ruang produksi. Pada proses pembersihan dilakukan untuk membunuh MO
pada tangki, pipa dan peralatan yang digunakan selama proses produksi
dengan menggunakan air yang panas pada suhu 100 0 C. Pada suhu proses
sterilisasi alat- alat yang digunakan sebelum proses produksi dilakukan
merupakan salah satu titik kendali kritis yang harus diperhatikan demi
mencapai produk yang baik.
Salah satu sterilisasi alat yang digunakan adalah pada botol minuman
yang digunakan sebagai tempat minuman yang diproduksi. Pada tahap
pencucian botol merupakan salah satu tahap titik kendali kritis dalam proses
produksi. Proses pencucian botol akan diuraikan sebagai berikut:
i. Botol- botol kosong dikumpulkan dar daerah pemasaran produk ini, terlebih
dahulu dicuci dengan digunakan kembali. Botol-botol dicuci dengan
menggunakan mesin washer yang telah diberikan caustic soda.
ii. Setelah boto- botol keluar dari mesin washer, pada tahap selanjutnya botol-
botol akan diperiksa kembali dengan menggunakan lampu keur diatas
konfeyor. Disini salah satu karyawan bertugas untuk melihat apakah botol-
botol yang keluar dari mesin washer telah benar- benar bersih , jika didapati
botol yang masih kotor dengan penampakan adanya bintik-bintik ataupun
noda kotor pada botol, maka petugas tersebut akan menyisihkan botol
tersebut untuk dicuci kembali.
Pada tahap pembuatan sirup merupakan salah satu titik kendali kritis
yang betul-betul diperhatikan. Sebelum bahan-bahan dicampur ke dalam
tangki sirup, brix gula terlebih dahulu diperiksa dengan menggunakan
refraktometer. Setelah selesai penyaringan, maka ditambahkan bahan-
bahan pembuatan sirup termasuk gula cair, essence, zat pewarna dan zat
pengawet. Setelah dimasukkan diaduk agar homogeny.
Pada proses ini salah satu titik kritis yang harus diperhatikan
adalah pada saat pengisian limun ke dalam botol dan penutp botol
haruslaqh kuat agar sewaktu didistribusikan tidak tertumpah selama
diperjalanan
E. Pelabelan
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pananganan yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang disertakan
pada pangan, dimasukkan kedalam, ditempel pada atau merupakan bagian
kemasan pangan.
Peraturan label untuk pangan olah diatur dalam peraturan menteri
kesehatan RI No.79/Menkes/PER/III/1978. Peraturan ini telah dilengkapi dengan
UU RI no.7 tahun 1996 tentang pangan bab IV pasal 30 dan keputusan direktur
jendral pengawasan obat dan makanan (Dirjen POM) No.02240/B/SK/VII/9 yang
diterbitkan pada tanggal 2 juli 1996.
Isi label mencakup informasi yang harus dicantumkan pada label,
pernyataan (claim) pada label dan periklanan serta gambar pada label/iklan.
Label memuat sekurang-kurangnya keterangan mengenai :
1. Nama makanan atau nama produk
2. Komposisi atau daftar ingredient
3. Isi netto
4. Nama dan alamat pabrik atau inportir
5. Kode produksi
6. Tanggal kadaluarsa
7. Petunjuk atau cara penggunaan
8. Petunjuk atau cara penyimpanan
9. Nilai gizi
10. Tulisan atau pernyataan khusus
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT. Pabrik Es Siantar didirikan pada tanggal 01 februari 1916, dengan
nama NV Ijs Fabriek Siantar. Pabrik ini didirikan di kota Pematang Siantar
oleh Heinrich Surbeeck, seorang pria kelahiran Halau, Swiss. Pabrik ini
didirikan sebelumnya di Switzerland dengan nama Badak Holding
Company Switzerland.
2. Hasil produksi PT. PES ada 2, yaitu produksi minuman (limun dan soda
water) dan es.
3. Komposisi minuman sarsaparilla terdiri dari larutan gula, air, essence
sarsaparilla, CO2 dan sodium benzoat. Soda water terdiri dari air garam,
CO2 dan sodium bikarbonat.
4. Uji kualitas sirup dilaksanakan setiap 30 menit dengan melalui 4 indikator,
yaitu: 0Brix (Derajat Sirup), mengukur tekanan CO2, pengukuran suhu
sirup serta pengukuran tutup botol.
5. Para karyawan tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja yang
meliputi topi, sepatu boot dan masker, serta sarung tangan.
B. Saran
1. Sebaiknya di botol minuman tertera tanda SNI.
2. Pemakaian tanggal kadaluarsa serta komposisi bahan hendaknya tertera
pada botol.
3. Hendaknya head space, suhu, tekanan CO2 dan 0Brix diperhatikan.
4. Untuk meningkatkan kualitas minuman hendaknya dilakukan
penambahan terhadap uji laboratorium, salah satunya dengan
melakukan pemeriksaan E.coli di laboratorium pabrik