DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : Fahada (1601010005)
Tuah Maisturi (1701010012)
Muhammad Zaky Ayani (1901010034)
UNIVERSITAS AL MUSLIM
FAKULTAS PERTANIAN 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. 1
BAB I PENDAHULAAN......................................................................... 4
Latar Belakang................................................................................................. 4
Tujuan dan Rumus Masalah............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 6
Pengertian Kadaluarsa...................................................................................... 6
Metode Kadaluarsa Bahan Pangan................................................................... 6
Faktor – faktor Kadaluarsa Produk bahan pangan............................................ 8
BAB III KESIMPULAN............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11
Kata Pengantar
Puji beserta syukur kehadirat Allah Swt yang telah menjadikan tujuh petala
langit dan tujuh petala bumi beserta isi keduanya, dan dengan izin Allah pada hari ini
saya telah menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Tanaman hias (palem
kuning)” lebih dan kurang saya minta maaf, kritik dan saran dari dosen berserta
kawan-kawan sangat kami harapkan bila ada kesilapan baik dalam pengetikan
maupun pengertiannya.
Wasalam
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum yang memuat asas-asas atau
kaidah kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang melindungi
kepentingan konsumen. Adapun hukum konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-
asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai
pihak satu sama lain yang berkaitan dengan barang dan/atau jasa konsumen dalam
pergaulan hidup. Hal ini juga tercantum didalam Undang-Undang No 8 Tahun 1999
mengenai perlindungan konsumen yang menyebutkan bahwa “ Perlindungan Konsumen
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen.”Oleh karena itu, berbicara mengenai perlindungan
konsumen berarti mempersoalkan mengenai jaminan ataupun kepastian mengenai
terpenuhinya hak-hak konsumen. Sebagaimana yang diketahui bahwa dengan adanya
Globalisasi dan perkembangan-perkembangan perekonomian yang terjadi secara pesat di
dalam era perekonomian modern ini. Terbukanya pasar internasional sebagai akibat
dari proses globalisasi ekonomi maka harus tetap menjamin peningkatan
kesejahteraan dan keselamatan telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari
barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Terbukanya pasar
internasional sebagai akibat dari proses globalisasi ekonomi maka harus tetap menjamin
peningkatan kesejahteraan dan keselamatan.
Masyarakat serta kepastian atas mutu dan keamanan terhadap barang dan/atau
jasa yang diperoleh oleh masyarakat di pasar. Sebagaimana diketahui bahwa akhir-akhir
ini banyak beredar makanan yang kadaluwarsa di pasar swalayan ataupun di tempat-
tempat penjualan makanan yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia, Sehingga
hal tersebut dapat merugikan kepentingan dari konsumen. Manfaat dari adanya
perkembangan era globalisasi pada pasar nasional yang seperti inilah pada pihak-pihak
tertentu dapat memberikan manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan
barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta hal ini akan semakin terbuka
lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa yang sesuai
dengan keinginan dan kemampuan dari konsumen. Karena konsumen tidak hanya
sekedar pembeli. Akan tetapi, semua orang (perorangan atau badan usaha) yang
mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Konsumen juga disebut sebagai pemakai kata
pemakai ini menekankan bahwa konsumen adalah sebagai konsumen akhir (Ultimate
Consumer).
Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan ketentuan
tersebut sekaligus menunjukkan bahwa barang dan/atau jasa yang dipakai tidak
secara langsung merupakan hasil dari transaksi jual beli. Artinya, yang diartikan
sebagai konsumen tidak selalu memberikan prestasinya dengan cara membayar uang
untuk memperoleh barang dan/atau jasa itu. Dengan kata lain, dasar hubungan hukum
antara konsumen dan pelaku usaha tidak harus kontraktual (The Privity Of Contract).
Akan tetapi, kedudukan konsumen yang sangat awam terhadap barang-barang yang
dikonsumsinya dan adanya kesulitan untuk meneliti sebelumnya mengenai keamanan
dan keselamatan di dalam mengkonsumsi barang tersebut. Kondisi dan fenomena
tersebut dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak
seimbang dan konsumen selalu berada pada posisi yang lemah. Untuk meningkatkan
harkat dan martabat konsumen maka perlu ditingkatkan kesadaran, pengetahuan,
kepedulian, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta
menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab. Maka
kewajiban untuk menjamin keamanan suatu produk agar tidak menimbulkan kerugian
bagi konsumen dibebankan kepada produsen dan pelaku usaha, karena pihak
produsen dan pelaku usahalah yang mengetahui komposisi dan masalah-masalah
yang menyangkut keamanan suatu produk tertentu dan keselamatan di dalam
mengkonsumsi produk tersebut. Kerugian-kerugian yang diderita oleh konsumen
merupakan akibat kurangnya tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen.
Seperti yang diketahui bahwa peredaran makanan kadaluarsa ini tidak hanya
terjadi di pasar-pasar tradisional akan tetapi juga banyak terjadi di pasar-pasar
swalayan besar. Seperti yang terjadi di awal bulan Oktober ini, petugas kepolisian
menggerebek sebuah pabrik yang terletak di Jalan Walu Delapan, Kaputri,
Cengkareng, Jawa Barat. Pabrik ini berkedok sebagai distributor. Shidarta, Hukum
Perlindungan konsumen Indonesia (Jakarta : Grasindo, 2004) Padahal sebenarnya,
pabrik ini mengolah makanan ringan dari bahan-bahan yang kadaluwarsa. Modusnya
adalah dengan mengumpulkan berbagai makanan ringan yang sudah kadaluwarsa
yang kemudian dimasak kembali menjadi makanan yang seolah-olah makanan
tersebut adalah makanan baru dan makanan tersebut diberi merek.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kadaluarsa
2. Untuk mengetahui metode kadaluarsa
3. Untuk mengetahui faktor produk pangan kadaluarsa
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kadaluarsa?
2. Apa saja metode – metode kadaluarsa?
3. Apa saja faktor - faktor produk pangan kadaluarsa?
BAB II
PEMBAHASAN
http://puangnidji.blogspot.com/2016/08/kadaluarsa-bahan-makanan.html
http://adibahlnajmy.blogspot.com/2016/05/makalah-perlindungan-konsumen-
tentang.html
https://inayahkesling.wordpress.com/2013/06/04/makanan-kadaluarsa/
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl6771/produk-pangan-
kadaluwarsa/
Herawati, Heny. 2008. Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal Litbang
Pertanian, 27(4)
https://food.detik.com/info-kuliner/d-3291663/produk-makanan-kadaluwarsa-bisa-
alami-penurunan-kualitas-ini-penjelasan-ahli-pangan