Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEAMANAN MAKANAN

PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN-A

Dosen Pengampu :
Bu Kusrini Wulandari, SKM., Mkes
Dra. Syarifah Miftahul EL Jannah, M. BIOMED.

Disusun Oleh :

2D3A

Kelompok 4

Adinda Rahmanita (P21345119002)

Alisa Zahron (P21345119007)

Angelita Epriliani (P21345119009)

Fachri Fahlevi Oktariawan (P21345119023)

Feby Maryana (P21345119026)

Gita Nur Anggraini (P21345119031)

Hasna Aulia Athifa (P21345119037)

PRODI DIPLOMA-III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
PEMBAHASAN MATERI

Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman


akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit gangguan kesehatan lainnya. Pada
dasarnya, keamanan makanan adalah upaya hygiene sanitasi makanan, gizi dan safety.
Hygiene sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap faktor makanan, orang, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan lainnya

Untuk keamanan makanan akan berbeda satu orang dengan orang lai, atau satu Negara
dengan Negara lain, sesuai dengan budaya dan kondisi masing-masing. Untuk itu perlu ada
peraturan yang harus dipatuhi bersama.

Di Indonesia dikenal standar dan persyaratan kesehatan untuk makanan. Standar dan
persyaratan kesehatan ini didasarkan atas peraturan perundang undangan yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Berdasarkan TAP MPR No. III/2000, urutan Peraturan Perundangan sebagai
berikut : UUD 1945, Tap MPR, Undang Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden
dan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan Anwar dkk (1989), mengamankan bahan makanan secara praktis menjaga
adanya “kerusakan” disamping juga terhindar adanya “pencemaran”, baik yang terbawa oleh
bahan makanan ataupun oleh faktor lingkungan yang akan masuk ke bahan makanan.

Bahan makanan dikatakan aman, bila memenuhi 4 kriteria :

1. Tingkat kematangan sesuai dengan yang diinginkan


2. Bebas dari pencemaran pada tahapan proses berikut
3. Bebas dari adanya perubahan secara fisik/kimia akibat faktor-faktor luar.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit penyebab penyakit.

1.1 Pengaruh Lingkungan Fisik

Macam-macam penyakit dapat ditularkan melalui makanan, karena keadaan


lingkungan yang tidak memiliki keamanan makanan yang baik salah satunya dari faktor
lingkungan fisik. Bahan pencemar makanan fisik adalah berupa kontaminan yang dapat
terlihat dengan kasat mata. Keberadaannya karena dibawa oleh hewan, manusia
maupun penjamah makanan yang mengelola makanan yang tidak hygienis (bersih),

2
bahan baku yang tercemar, atau juga peralatan yang aus. Bahaya dari lingkungan fisik
ini terdiri dari potongan kayu, batu, tanah, rambut, kuku, kaca, tusuk gigi, kotoran
hewan, bulu hewandan logam seperti staples dan paku. Hal ini dapat menyebabkan
cidera apabila tidak sengaja menggigit atau menelan “benda asing” yang tercampur
pada makanan. Meskipun bahaya fisik tidak selalu menimbulkan dampak pada sebagian
orangseperti penyakit atau gangguan kesehatan, tetapi bahaya ini dapat menjadi
pembawa atau carier bakteri-bakteri patogen dan tentunya dapat mengganggu nilai
estetika makanan yang akan dikonsumsi.

Lingkungan fisik adalah semua faktor fisik yang bersifat dapat mempengaruhi
kualita makanan, yaitu :
1. Air
Air sangat diperlukan dalam proses pengolahan makanan mulai dari
penyiapan hingga penyajian sehingga beresiko sebagai faktor penyebab penyakit.
Solusinya adalah dengan menggunakan air bersih sesuai syarat fisik, kimia dan
mikrobiologi.
2. Tanah
Tanah mengandung organisme yang dapat membahayakan jika terbawa
oleh binatang perantara dan menyentuh makanan. Contohnya adalah pembungkus
makanan yanng mengandung debu.
3. Udara
Adanya mikroorganisme di udara dapat terbawa oleh partikel debu atau
ludah yang disebarkan ketika bersin sehingga makanan dapat tercemar kapanpun.
Oleh karena itu, para penjamah makanan hendaknya menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti masker dan tutup kepala ketika dalam proses
pengolahan hingga penyajian. Makanan yang tersaji juga harus dalam kondisi
tertutup dengan tudung saji untuk menjaga keamanan pangan.

1.2 Pengaruh Lingkuangan Biologi

Kontaminasi biologis adalah organisme yang hidup dan menimbulkan


kontaminan dalam makanan. Jenis mikroorganisme yang sering menyebabkan
pencemaran makanan adalah bakteri (Clostridium perfringens. Streptokoki fecal,
Salmonella), fungi (Aspergillus, Pecillium, Fusarium), parasit (Entamoeba histolytica,
Taenia saginata, Trichinella spinalis), dan virus (virus hepatitis A/HAV).

3
Lingkungan Biologi adalah faktor-faktor biotik yang memengaruhi kualitas
makanan, meliputi:

a. Jasad renik termasuk mikroba seperti Staphylococcus dan parasit berupa telur
cacing.
b. Serangga dan tikus yang berperan sebagai vektor penyakit bagi manusia.
c. Manusia selaku penjaman makanan memiliki potensi yang besar dalam
menentukan sehat tidaknya makanan.

Hewan ternak sebagai bahan makanan harus yang sehat untuk mencegah bawaan
penyakit dari binatang. Tanaman yang digunakan sebagai bahan makanan juga harus
memenuhi syarat sebagai tanaman yang bebas dari penyakit dan memerlukan proses
pengolahan yang baik dan tepat.

1.3 Pengaruh Lingkungan Kimiawi

Keamanan pangan terancam oleh banyak kontaminan, yang dapat berasal dari
pencemaran lingkungan, seperti logam beracun dan senyawa organik berhalogen; bahan
kimia yang digunakan dalam produksi makanan, seperti pestisida dan obat-obatan
hewan; kontaminan yang terbentuk selama produksi makanan dan pemasakan;
kontaminan yang timbul dari kemasan makanan, atau racun alami dalam makanan
(Oskarsson, 2012). Environmental Protection Agency (1994) melaporkan bahwa
kandungan stirena pada styrofoam dapat menyebabkan karsinogenik pada manusia.
Menurut Firmansyah (2019), jenis bahan gabus styrofoam ini dapat melepaskan
monomer stiren jika dipakai untuk makanan panas, berlemak, berminyak, dan
beralkohol.
Efek merugikan dari kontaminan lingkungan dapat ditampilkan sebagai
toksisitas perkembangan dan gangguan endokrin, dengan janin dan anak-anak menjadi
kelompok sasaran yang rentan. Salah satu kontaminan, yang telah menarik banyak
perhatian, adalah bisphenol-A (BPA) dan terdapat kontroversi ilmiah tentang risiko
kesehatan dosis rendah dari BPA. BPA digunakan dalam produksi plastik polikarbonat
dan resin epoksi. Paparan manusia terutama dari makanan dan minuman kemasan. BPA
mengikat reseptor estrogen dan juga bekerja melalui mekanisme lain pada fungsi
endokrin (Oskarsson, 2012).

4
DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, Nurul. (2017). Penyehatan Makanan dan Minuman-A. Yogyakarta: Deepublish.

Environmental Protection Agency. 1994. Styrene Fact Sheet: Support Document. (PDF)

Firmansyah, Anang. 2019. Pemasaran Produk: Planning dan Strategy. Pasuruan: Qiara
Media.

Nurul amaliyah. 2017. Penyehatan Makanan dan Minuman-A. Yogyakarta : Deepublish

Oskarsson, Agneta. 2012. Environmental Contaminants and Food Safety. Acta Veterania
Scandinavica. Vol.54(Suppl 1): S5..

https://www.bakrie.ac.id/berita-itp/artikel-pangan/926-keamanan-pangan-dan-kesehatan-
masyarakat-1

https://shefocus.wordpress.com/2012/10/17/keamanan-higiene-pangan/

Anda mungkin juga menyukai