DISUSUN OLEH :
Kelompok 12
Kiki ayu mela
(16340030)
(16340031)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak
asasi setiap warga negara, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman,
bermutu, bergizi, beragam dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli
masyarakat. Melihat betapa kompleksnya persyaratan yang harus dipenuhi diperlukan
suatu standar sehingga tidak merugikan dan membahayakan bagi konsumen, serta
menjamin terselenggaranya perdagangan yang jujur dan bertanggung jawab.
Pada saat ini sasaran pembangunan pangan antara lain membebaskan
masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan, memantapkan
kelembagaan yang sudah ada, penataan ulang (deregulasi) untuk peraturan dan
perundang-undangan yang mengatur pangan, mutu serta gizi masyarakat oleh industri
pangan maupun konsumen. Pangan yang aman mempunyai pengertian yang sangat
luas tetapi pada prinsipnya mempunyai batasan-batasan antara lain; bebas dari
mikroba patogen, bebas dari bahan beracun, bebas dari kontaminan, bebas dari
pemalsuan, bebas dari bahan-bahan yang dilarang oleh oleh agama, budaya, dan adat
istiadat, bebas dari perubahan kimia dan fisika, mempunyai nilai gizi yang tinggi dan
seimbang, mempunyai rasa enak dan menarik, tersedia dalam jumlah cukup, serta
mendapat sertifikasi SAH (sehat, aman, dan halal).
Rumah tangga sebagai basis masyarakat terkecil perlu mendapat perhatian dan
pembinaan yang baik, karena keberhasilan pembangunan nasional bertumpu pada
keberhasilan pembanguna manusia tersebut. Salah satunya adalah ketersediaan
pangan yang aman dan berkualitas. Dalam sistem kemasyarakatan terkecil ini yang
sangat berperan dalam pengambilan keputusan asupan gizi setiap hari adalah ibu
rumah tangga, sehingga pendidikan dan pembinaan mutlak diperlukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab tidak amannya makanan di lingkungan rumah.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Food safety
Food safety (keamanan pangan) diartikan sebagai kondisi pangan aman untuk
dikonsumsi. Food safety secara garis besar digolongkan menjadi 2 yaitu aman secara
rohani dan aman secara jasmani. Aman secara rohani berhubungan dengan kehalalan,
dan aman secara jasmani meliputi pangan itu bebas dari bahaya biologi atau
mikroorganisme yang membahayakan, bebas cemaran fisik dan bebas cemaran kimia.
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperluhkan untuk mencegah dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Food safety
a. Bahaya biologis atau mikrobiologis terdiri dari parasit (protozoa dan cacing),
virus, dan bakteri patogen yang dapat tumbuh dan berkembang di dalam bahan
pangan, sehingga dapat menyebabkan infeksi dan keracunan pada manusia
b. Bahaya kimia pada umunya disebabkan oleh adanya bahan kimia yang dapat
menimbulkan
terjadinya
intoksikasi.
Bahan
kimia
penyebab
keracunan
akibat pemanasan yang kurang maupun yang berlebih, dan penggorengan yang
berlebih atau penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang. Masalah keamanan
pangan yang timbul pada saat penyimpanan, transportasi, dan distribusi akibat
terjadinya kontaminan kembali oleh mikroba patogen, toksin mikroba atau cemaran
logam, dan bahan kimia.
Cara mengetahui tercemarnya bahan pangan antara lain:
a. Tanda-tanda yang mudah ditemukan antara lain berbau busuk atau tengik,
terdapat kotoran berupa kerikil, potongan kayu atau kaca atau terdapat
belatung.
b. Bahan-bahan lain yang tidak kasat mata yang dapat menyebabkan pangan
berbahaya bagi kesehatan, yaitu mikroorganisme misalnya virus atau bakteri
serta racun yang dihasilkannya, yang mungkin terdapat pada sayuran, susu,
kacang tanah, daging, ikan dan lain-lain. Kelompok mikroorganisme yang
menyebabkan bahaya tersebut biasa disebut patogen.
c. Pewarna, pengawet dan bahan tambahan lain dari jenis yang tidak
diperuntukkan untuk pangan seperti formalin yang akhir-akhir ini menjadi isu
di Indonesia.
2.4 Kunci Food Safety
Ada lima (5) kunci untuk keamanan pangan di lingkungan rumah menurut
World Health Organization (WHO) yaitu antara lain :
1. Jagalah kebersihan
Walaupun kebanyakan mkroba tidak menyebabkan gangguan kesehatan,
namun mikroa patogen tersebar luas di tanah, air, hewan, dan anusia. Mikroba ini
terbawa oleh pangan, serbet dan peralatan teruatama pada talenan yang dapat
mencemari pangan dan menyebabkan penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara:
Cucilah tangan sebelum mengolah pangan dan sesering mungkin selama
pengolahan pangan.
Cucilah tangan sesudah dari toilet.
Cuci dan sanitasi seluruh permukaan yang kontak dengan pangan dan alat
untuk pengolahan pangan.
Jagalah area dapur dan pangan dari serangga, hama, dan binatang lainnya.
2. Pisahkan Pangan Mentah dari Pangan Matang
digemari, mudah didapat, penjualnya terampil, jujur dan nyaman, dan tersedia
informasi rujukan)
3. Faktor penguat (ajakan teman dekat, dukungan orang tua, pimpinan, guru,
petugas kesehata, dll) yang menganjurkan konsumsi makanan yang aman.
2.6 Jenis Toksin dalam Pangan dan Pengaruhnya terhadap gizi dan Kesehatan
Zat toksik alamiah terdapat dalam bahan pangan hewani maupun nabati, yang
dapat menimbulkan keracunan. Beberapa yang termasuk dalam bahan pangan nabati
adalah zat penghambat protease, hemaglutinin, goitroge, dan sianogen. Zat
penghambat protease merupakan suatu protein yang banyak terdapat dalam kacangkacangan, kacang polong, kentang, ubi jalar, dan biji-bijian dapat menyebabkan
pembesaran kelenjar pakreas, akibat adanya hambatan terhadap enzim protease.
Hemaglutinin terutama dalam kacang-kacangan dan kacang polong famili
Legumenimose dan euphorbiaceae. Zat aktifnya berupa protein yang akan
menggumpalkan dan hemolisis sel darah merah. Berbeda dengan kedua senayawa
tersebut, goitrogen merupakan tioglukosida yang banyak terdapat dalam kol, lobak,
dan mustard. Senyawa ini menimbulkan hipertiroid dan pembengkakan kelenjar
tiroid. Sianogen banyak terkandung kacang-kacangan, buah berbiji keras dan
singkong. Zat toksiknya berupa glukosida diantaranya amigladin, linamasrin,
lotausralin, durin, taksifilian, proteasin. Wujud efek toksinnya berupa gangguan
neurologi karena sianogen menghambat pernafasan sel melalui ikatan-ikatan antar
sianida dan protein heme terutama sitokrom oksidase dan mitokondria.
Zat tambahan makanan digolongkan menjadi zat tambahan langsung dan zat
tambahan tidak langsung. Termasuk dalam tambahan langsung antara lain zat warna,
penyedap rasa dan aroma, pelembab, antioksidan, pengawet, pengemulsi, antigumpal,
pemucat, dan pengental. Zat pewarna makanan yang mempunyai efek toksik adalah
tartazina. Wujudnya berupa perangsangan perilaku hiperaktif pada anak urikaria atau
raum kulit, dengan mekanisme aksi yang sampai saat ini belum jelas. Zat makanan
tambahan lain yang perlu diwaspadai adalah antioksidan, misalnya BHA dan BHT,
karena kecendrungan efek karsinogenik terutama BHA. Kelebihan vitamin sebagai
suplemen gizi, juga dapat menimbulkan efek toksik, terutama Vitamin D dan A, untuk
vitamin D menyebabkan hiperkalsemia, stenosis aortik, nefrokalsinposis. Sedangkan
untuk vitamin A menyebabkan neksrosis hati.
Senyawa pencemar makanan yang sering menimbulkan masalah kesehatan
ialah botulinin, aflatoksin, merkuri, dan timah. Botulinin dihasilkan oleh bakteri
Clostridium
botulinum, karacunannya
c. Sebaiknya tahu putih yang terlalu keras justru patut diduga mengandung formalin.
Karena tahu putih yang tidak lembek dapat diduga ada kandungan formalin di
dalamnya.
d. Daging gelonggong (daging yang diisi air), daging seperti itu dapat dikenali dari
air yang menetes bila digantung. Warna daging yang asli masih merah segar dan
serat-serat di dalam daging juga tidak menggelembung. Selain itu pula harga yang
tidak wajar juga merupakan pertanda (lebih murah).
e. Daging ayam yang masih segar itu berwarna agak kekuning-kuningan, kalau
warnanya putih bersih justru dimungkinkan dari bekas ayam mati, apalagi kalau
ada warna biru seperti bekas memar serta bau sangat amis. Bahkan ada pula
daging ayam yang direndam formalin agar awet. Mengenali daging ayam
berformalin dengan menekan atau mendorongnya dengan jari telunjuk. Kalau
keluar lendir atau air berarti pernah direndam dengan formalin.Formalin dalam
makanan juga dapat dihilangkan. Caranya, makanan yang mencurigakan itu
direndam dengan air panas sekitar 30 menit atau dipanaskan dengan oven bersuhu
121 derajat tiga menit. Kalau ikan dapat direndam dengan air cuka 5 persen
selama 15 menit atau direndam air garam selama 30 menit untuk ikan asin
f. Cara mngenali ikan basi. Kalau ditekan justru lembek, warna insang tampak
merah tua, atau mata ikan justru terlihat bening, maka cirinya ikan itu basi atau
diberi formalin. Lebih aman membeli ikan yang masih hidup.
g. Jangan membeli makanan kaleng yang kemasan kalengnya sudah penyok. Kaleng
yang penyok akan mengubah konsentrasi di dalam kemasan, karena kaleng
penyok dapat mengandung racun.
h. Untuk snack (makanan ringan) yang banyak disukai anak-anak, perlu dilihat
komposisi zat warna-nya dan nomor registrasi. Hati-hati dengan warna-warna
mencolok dan perhatikan tanggal produk kadaluarsanya.
i. Satu lagi bahaya yang sering tak disadari adalah kemasan dari plastik, styrofoam,
dan melamin. Kalau kemasan itu diisi dengan bakso panas, soto panas, teh panas,
dan makanan atau minuman serba panas akan dapat menyebabkan
dengan kandungan kimia plastik yang dapat memacu penya
interaksi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penyebab timbulnya masalah keamanan pangan dimulai saat prapanen,
pascapanen, pengolahan (dirumah, restoran, atau industri rumah tangga),
penyimpanan, transportasi, dan distribusi sampai saat pangan disajikan kepada
konsumen.
2. Cara meningkatkan keamanan pangan dalam lingkungan rumah dapat
dilakukan dengan selalu mengikuti 5 kunci keamanan pangan menurut WHO
yaitu jagalah kebersihan, pisahkan pangan mentah dari pangan matang,
masaklah dengan benar, jagalah pangan pada suhu aman, dan gunakan air dan
bahan baku yang aman.
3.2 Saran
Sebaiknya pemerintah
atau
institusi
lain
yang
berwenang
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, F. 2004. Keamanan Pangan. Didalam Y.F. Baliwati, A. Khomsan, dan C.M.
Dwiriani (editor). Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Damayanthi,
E.
Pengawasan
Mutu
dan
Keamanan
Pangan.