Anda di halaman 1dari 23

STUDI KASUS PENYAKIT

CKD
DEPO CENGKIR
Oleh:
KIKI AYUMELA : 16340030
Kajian pustaka

Definisi
Chronic kidney disease (CKD) didefinisikan sebagai adanya kerusakan
ginjal yang ditandai dengan ekskresi albumin abnormal atau
penurunan fungsi ginjal yang dilihat dengan pemeriksaan laju filtrasi
glomerulus (LPG) yang berlangsung lebih dari 3 bulan (Thomas et al,
2009)
Kajian pustaka

Etiologi
Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan tekanan
darah tinggi, yaitu sekitar dua pertiga dari seluruh kasus (National
Kidney Foundation, 2015). Keadaan lain yang dapat menyebabkan
kerusakan ginjal diantaranya adalah penyakit peradangan seperti
glomerulonefritis, penyakit ginjal polikistik, malformasi saat
perkembangan janin dalam rahim ibu, lupus, obstruksi akibat batu
ginjal, tumor atau pembesaran kelenjar prostat, dan infeksi saluran
kemih yang berulang (Wilson, 2005).
Kajian pustaka
Patofisiologi
Patofisiologi CKD pada awalnya dilihat dari penyakit yang mendasari,
pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi structural dan fungsional
nefron yang masih tersisa sebagai upaya kompensasi. Hal ini mengakibatkan
terjadinya hiperfiltrasi yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran
darah glomerulus. Proses kompensasi ini kemudian diikuti oleh proses
maladaptasi yaitu sklerois nefron. Dengan adanya peningkatan aktivitas aksi
rennin-angiotensin-aldosteron, ikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya
hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas tersebut (Suwitra 2014). Pada stadium
dini penyakit ginjal kronik terjadi kehilangan daya cadang ginjal.
Kajian pustaka
Patofisiologi lanjutan
Kemudian terjadi penurunan fungsi nefron yang ditandai dengan peningkatan
kadar urea dan kreatinin serum. Pada keadaan LFG sebesar 60% pasien masih
asimptomatik. Selanjutnya pada pada LFG sebesar 30% mulai timbul keluhan
pada pasien seperti nokturia, badan lemah, mual nafsu makan berkurang dan
penurunan berat badan. Setelah kadar LFG dibawah 30% pasien
memperlihatkan gejala uremia yang nyata seperti, anemia, peningkatan tekanan
darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, gangguan keseimbangan
elektrolit. Pada saat LFG dibawah 15% terjadi gejala dan komplikasi serius,
pada tahap ini pasien sudah membutuhkan terapi pengganti ginjal (Renal
Replacement therapy) antara lain hemodialisis, peritoneal dialysis atau
transplatasi ginjal ( Suwitra 2014).
Kajian pustaka
Penatalaksanaan :
Pengobatan pada Penyakit ginjal kronik bertujuan untuk memperlambat
perkembangan penyait menjadi End-Stage Renal Disease (ESRD). kontrol
tekanan darah menggunakan Angiotensin- Converting Enzyme (ACE) Inhibitors
atau Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs) secara efektif dapat membantu
memperlambat perkembangan dari PGK. Selain itu control glikemik pada pasien
dengan diabetes dapat menghambat perkembangan dari PGK (Turner et al.,
2012).Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi, terapi spesifik terhadap
penyakit yang mendasarinya, penecegahan dan terapi terhadap kondisi
komorbid, pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskuar,
pencegahan dan terapi terhadap komplikasi, terapi pengganti ginjal berupa
dialisis atau transplantasi ginjal.
Kajian pustaka
Penatalaksanaan lanjutan
Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya diberikan ketika sebelum terjadi
penurunan LFG, sehingga tidak terjadi perburukan ginjal. Jika sudah terjadi
penurunan LFG maka terapi terhadap penyakit dasarnya ini sudah tidak banyak
bermanfaat. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid juga penting.
Sedangkan untuk terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik
stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit (Suwitra, 2014).
Hemodialisis Ada 3 jenis terapi pengganti ginjal untuk pasien dengan End-
Stage Renal Disease yaitu, Hemodialisis (HD), peritoneal dialisis, dan
transplantasi ginjal.
Kasus 1
ISIAN PEMANTAUAN PASIEN
Identitas pasien
Nama :M
No RM : 315289
Ruang : Cengkir
Umur : 58 tahun
BB/TB :-
Tgl Masuk : 14-6-2017
Tgl Keluar : 15-6-2017
Sistem Pembayaran : BPJS
Outcome Klinik : APS
Kasus 1
Analisis subjektif
PERINCIAN PASIEN RIWAYAT
Keluhan Utama: penurunan RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA: -
kesadaran,pasien tampak RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
kebingungan, sulit untuk diajak CKD
komunikasi, sesak nafas, kaki RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
bengkak DM, Hipertensi
Problem Medik :- RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
Penyakit Penyerta: diabetes Alergi Obat :-
melitus dan hipertensi Lain-lain :-
ANALISIS KASUS
SUBJEKTIF
Tgl Subjektif
Riwayat Keluarga
Tidak ada
14/6/17 Pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien tampak
kebingungan sulit untuk diajak bicara, muka pucat, sesak
Riwayat penyakit nafas, kaki bengkak
sekarang dan
dahulu
DM, Hipertensi 15/6/17 Kesadaran mulai pulih, Sesak nya menurun

Riwayat
penggunaan obat
dan alergi obat
Tidak ada
ANALISIS KASUS
OBJEKTIF (cont)
Data laboratorium

Panel Nilai normal tgl


Pemeriksaan
Diagnosa Tanda tanda 14/6/17
CKD dengan vital
Hematologi
riwayat DM dan Parameter 14/6/17 15/6/17
Hipertensi Leukosit 3,800-10,600 20,000
TD (...mmHg) 180/90 130/80
Eritrosit 4,4-5,9 2,4
S (...C) 37,4 36,7 Hemoglobin 13,2-17,3 6,9
Hematokrit 40-52 22,8
N (...x/mnt) 96 -
Trombosit 150,000-400,000 405,00
RR (...x/mnt) 28 -
0
MCV 80-100 95,5
MCH 28-33 28,7
ANALISIS KASUS OBJEKTIF (cont)
Panel Nilai normal tgl

Pemeriksaan
14/6/17 Data laboratorium
MCHC 33-36 30,3
Lanjutan Kimia klinik
Glukosa darah

Glukosa sewaktu 74-180 78


Fungsi Ginjal 24,6
Ureum 303 13-43
Kreatinin 0,8-1,3 22,44
Fungsi hati
SGOT <38 19
SGPT <40 17
Terapi penggunaan obat

Terapi Rute Dosis Tanggal

14/6/17 15/6/17

NaCl :EAS Intravena 1:1 Ya Ya

Furosemid Inj Intravena 1x20 mg Ya Ya

Valesco Intravena 1x80 mg Ya Ya

Transfuse Intravena Ya Ya
PRC

Terdapat DRP
DRUG RELATED PROBLEMS
DRPs Faktual

Tgl Penyebab DRPs Jenis DRPs Tindak lanjut

14/6/17 Terjadi DRP yaitu adanya Dilakukan Adanya jarak interval waktu
interaksi antara valesco dengan
monitoring kadar pemberian antara furosemid
furosemid dimana valesco
dapat meningkatkan dan serum potasium dengan valesco
furosemid dapat menurunkan
kadar serum potasium
15/6/17 Terjadi DRP yaitu adanya Dilakukan Adanya jarak interval waktu
interaksi antara valesco dengan monitoring kadar pemberian antara furosemid
furosemid dimana valesco serum potasium dengan valesco
dapat meningkatkan dan
furosemid dapat menurunkan
kadar serum potasium
KASUS DUA
ISIAN PEMANTAUAN PASIEN
Identitas pasien
Nama : Ny. Kartiyah
No RM : 315349
Ruang : Cengkir
Umur : 60 tahun
BB/TB :
Tgl Masuk : 15-6-2017 jam 03.10
Tgl Keluar : 15-6-2017 jam 19.15
Sistem Pembayaran : BPJS
Outcome Klinik : Meninggal dunia
KASUS DUA
Analisis subjektif

RIWAYAT
PERINCIAN PASIEN RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA: -
Keluhan Utama: Sesak memberat RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: -
sejak 1 hari, memiliki riwayat CKD on RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : -
HD selama 5 tahun RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
Problem Medik :- Alergi Obat :-
Penyakit Penyerta :- Lain-lain :-
ANALISIS KASUS
SUBJEKTIF
Tgl Subjektif
Riwayat Keluarga
Tidak ada
15/6/17 Sesak nafas yang semakin memberat sehingga pasien
menjadi gaduh dan gelisah, dada berdebar
Riwayat penyakit
sekarang dan
dahulu
Tidak ada

Riwayat
penggunaan obat
dan alergi obat
Tidak ada
ANALISIS KASUS
OBJEKTIF (cont)
Data laboratorium

Panel Nilai normal tgl


Pemeriksaan
Diagnosa Tanda tanda 15/6/17
vital
CKD On HD Parameter 15/6/17
Hematologi

Leukosit 3,800-11,000 10,000


TD (...mmHg) 150/100
Eritrosit 3,8-5,2 3,2
S (...C) 36,7 Hemoglobin 11,7-15,5 9,5
Hematokrit 35- 47 30,9
N (...x/mnt) 140
Trombosit 150,000-400,000 139,000
RR (...x/mnt) 30
MCV 80-100 96,5
MCH 28-33 29,5
ANALISIS KASUS OBJEKTIF (cont)
Panel Nilai normal tgl

Pemeriksaan
15/6/17 Data laboratorium
MCHC 33-36 30,8
Lanjutan Kimia klinik
Glukosa darah

Glukosa sewaktu 74-180 19


Fungsi Ginjal
Ureum 13-43 144
Kreatinin 0,6-1,2 7,80
Fungsi hati
SGOT <31 4086
SGPT <31 2168
Terapi penggunaan obat

Terapi Rute Dosis


Tanggal
15/6/17

NaCl :EAS Intravena 1:1 Ya

Furosemid Inj Intravena 1x20 mg Ya

Valsartan Intravena 1x80 mg Ya

Digoksin 3x1/2 Ya

ISDN 2x1 Ya

Terdapat ada DRP


Terapi penggunaan obat

Tgl Penyebab DRPs Jenis DRPs Tindak lanjut

15/6/17 Terjadi DRP yaitu adanya interaksi Adanya Adanya jarak


antara valsartan dengan furosemid interaksi interval waktu
dimana valsartan dapat meningkatkan obat pemberian
dan furosemid dapat menurunkan kadar antara furosemid
serum potasium dengan
valsartan.
Dilakukan
monitoring kadar
serum potasium

Terdapat ada DRP


.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai