Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trichinosis atau biasa disebut trichinellosis atau trichiniasis
merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh infeksi parasit
trichinella. Trichinosis pada manusia dapat terjadi karena memakan
daging mentah atau yang dimasak kurang matang (uncooked) yang telah
terinfeksi oleh larva cacing trichinella . Hampir diseluruh dunia
dilaporkan adanya penyakit yang disebabkan oleh trichinella spiralis.
Parasit ini pertama kali ditemukan dalam jaringan manusia sewaktu
otopsi pada permulaan tahun 1800-an, baru pada tahun 1860 Freidrich
von Zenker menyimpulkan bahwa infeksi disebabkan karena memakan
sosis mentah. Beberapa tahun kemudian, dibuktikan secara pasti bahwa
penyakit ini merupakan penyakit zoonosis (food born disease). Sekitar 11
juta orang terinfeksi Trichinella. Kejadian Trichinosis di AS telah
menurun secara dramatis dalam satu abad terakhir. Sejak 1996 sampai
2001, dilaporkan rata-rata terjadi 12 kasus pertahun di AS. Saat ini kasus
telah menurun karena adanya undang-undang yang melarang pemberian
sampah daging metah bagi babi, meningkatnya pembekuan komersial,
dan kesadaran masyarakat akan bahaya mengkonsumsi produk daging
babi mentah atau setangah matang. Oleh karena itu, perlu diperlukan
peningkatan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat terhadap
kemungkinan serangan trichinellosis baik pada ternak maupun
kemungkinan penularannya pada manusia . Didaerah endemik,
pengenadalian tikus menjadi penting untuk mencegah trichinosis, dengan
meminimalkan kontak langsung dan menjaga kebersihan hewan ternak.
Pemantauan ternak dapat dilakukan dengan melalui penyidikan
epidemologi dengan teknik diagnosa dini yang akurat, sehingga teknik
pengendalian trichinosis secara strategis dan berkelanjutan dikawasan
endemik dapat diterapkan .

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Trichinosis atau biasa disebut trichinellosis
2. Bagaimana siklus Trichinosis atau biasa disebut trichinellosis
3. Bagaimana cara berkembang biak Trichinosis atau biasa disebut
trichinellosis
4. Apa saja jenis-jenis dan klasifikasi Trichinosis atau biasa disebut
trichinellosis
5. Bagaimana cara penangulangan Trichinosis atau biasa disebut
trichinellosis
6. Bagaimana Cara Pencegahan Trichinosis atau biasa disebut trichinellosis
7. Bagaimana cara pengobatan Trichinosis atau biasa disebut trichinellosis

C. Manfaat Penulisan
1. Dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa pada umumnya untuk bisa
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Trichinella spiralis dan yang
berkaitan.
2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk lebih memahami
proses dan kehidupan Trichinella spiralis.
3. Memberi pemahaman kepada pembaca khususnya mahasiswa
terhadap adanya hubungan infeksi penyakit dengan siklus hidup
Trichinella spiralis
4. Mengeksplorasikan proses penularan dari Trichinella spiralis sehingga
terjadinya atau timbulnya sebuah penyakit.
5. Dapat melakukan pencegahan dan pengobatan yang disebabkan oleh
infeksi Trichinella spiralis.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

2
Sejarah Trichinosis atau biasa disebut trichinellosis atau trichiniasis
merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh infeksi parasit
Trichinella. Trichinosis pada manusia dapat terjadi karena memakan
daging mentah atau yang dimasak kurang matang (uncooked) yang telah
terinfeksi oleh larva cacing Trichinella. Hampir diseluruh dunia pernah
dilaporkan adanya penyakit yang disebabkan Trichinella spiralis. Parasit
ini pertama kali ditemukan dalam jaringan manusia sewaktu otopsi pada
permulaan tahun 1800-an, baru pada tahun 1860 Freidrich von Zenker
menyimpulkan bahwa infeksi disebabkan karena memakan sosis mentah.
Beberapa tahun kemudian, dibuktikan secara pasti bahwa penyakit ini
merupakan penyakit zoonosis (food born disease).Sekitar 11 juta orang
terinfeksi Trichinella. Kejadian trichinosis di AS telah menurun secara
dramatis dalam satu abad terakhir. Sejak 1997 sampai 2001, dilaporkan
rata-rata terjadi 12 kasus per tahun di Amerika Serikat. Saat ini jumlah
kasus telah menurun karena adanya undang-undang yang melarang
pemberian makanan sampah daging mentah untuk babi, meningkatnya
pembekuan komersial, dan kesadaran masyarakat akan bahaya
mengkonsumsi produk daging babi mentah atau setengah matang. Oleh
karena itu, perlu diupayakan peningkatan kewaspadaan dan kesadaran
masyarakat terhadap kemungkinan serangan trichinellosis baik pada
ternak maupun kemungkinan penularannya pada manusia. Di daerah
endemik, pengendalian tikus menjadi penting untuk mencegah
trichinosis, dengan meminimalkan kontak langsung dan menjaga
kebersihan pakan ternak. Pemantauan ternak dapat dilakukan dengan
melalui penyidikan epidemiologi dengan teknik diagnosa dini yang
akurat, sehingga teknik pengendalian trichinosis secara strategis dan
berkelanjutan di kawasan endemik dapat diterapkan .

B. Siklus Hidup

3
Bila larva yang infektif termakan oleh

hewan atau manusia, kapsul


kistanya akan lepas di usus halus. Larva yang terlepas
akan masuk keselaput lendir usus dan menjadi dewasa setelah 2 hari.
Cacing yang sudah dewasa kelamin itu keluar dari selaput lendir dan
masuk kelumen usus dimana terjadi perkawinan. Setelah kawin yang
jantan segera mati dan yang betina setelah pembuahan masuk ke mukosa
usus sampai kesaluran limfe dan mengeluarkan larva. Larva akan
mengikuti aliran limfe terus keductus thoracicus yang kemudian
mengikuti aliran darah dan sesudah melewati paru-paru terus tersebar ke
otot badan. Otot-otot yang banyak mengandung larva adalah diafragma,
lidah laring, mata, maseter, abdominalis dan intercostae. Larva yang
sudah mencapai otot ini mengubur diri dengan arah sejajar dengan serabut
otot, kemudian melingkar dan mengkista pada hari ke tujuh. Setelah 30
hari larva berukuran 0,8-1 mm dan melingkar menyerupai huruf S
didalam kista, lama kelamaan terjadi pengapuran sehingga dinding kista
makin sempurna. Larva didalamnya bisa tahan 11 tahun pada babi dan 31
tahun pada manusia.

C. Cara Berkembang Biak

4
Trichinosis atau biasa disebut trichinellosis adalah nematoda yang
relatif kecil dengan cacing betina dewasa berukuran 1,4-4 mm, jantan
dewasa 1,4-1,8 mm dan larva di otot sekitar 1mm Siklus hidup parasit ini
dimulai dengan infeksi fase enteral, yaitu ketika manusia atau binatang
memakan daging yang terkontaminasi dan mengandung larva otot
stadium I. Cairan pencernakan lambung (pepsin dan asam klorida)
menghancurkan kapsul selubung larva (capsule like cyst) dan melepaskan
larva lewat dan menuju usus halus dimana mereka menginvansi sel epitel
columnar, tidak lama kemudian, larva berganti kulit empat kali (10-28
jam setelah tertelan), berubah menjadi cacing dewasa. Kemudian terjadi
perkawinan (30-34 jam setelah tertelan), dan 5 hari kemudian bayi larva
lahir. Jumlah bayi larva baru lahir yang dihasilkan tergantung pada status
imun host yang terinfeksi dan jenis spesies parasit tersebut. Diperkirakan
500 -1.500 bayi larva lahir selama rentang kehidupan cacing betina
dewasa sebelum reaksi respon imun host memaksa mereka keluar dari
usus kecil. Fase parental dimulai saat infeksi larva yang baru, baru lahir
lewat dan masuk kedalam jaringan, masuk ke jaringan limfatik dan
kemudian memasuki sirkulasi darah pada duktus toraksikus. Larva ini
tersebar luas di jaringan melalui sirkulasi dan akhir nya membuat jalan
mereka sendiri melalui kapiler darah (pembuluh darah kecil) ke dalam
otot, yang merupakan awal fase infeksi otot. Setelah berada di otot,
mereka berkembang, menjadi infektif dalam waktu 15 hari dan tetap
infektif selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Di daerah
endemik, tikus dapat menyebabkan risiko trichinosis untuk hewan dalam
lingkungan sekitarnya karena mence-mari pakan mereka dan hewan-
hewan (seperti babi) mengais atau berburu hama (tikus) yang telah
terinfeksi. Pada suhu musim panas, setelah 4 minggu, larva infektif masih
ditemukan dalam pakan fermentasi. Di daerah endemik, pengendalian
tikus menjadi penting untuk mencegah trichinosis, dengan meminimalkan
kontak langsung dan menjaga kebersihan pakan.

D. Jenis-jenis Dan Klasifikasi Trichinella spiralis


Terdapat 3 jenis atau tipe Trichinella Spinalis, yaitu :

5
1. Trichinella Spiralis Spiralis, pada daerah iklim sedang dengan host
babi domestik sebagai sumber infeksi.
2. Trichinella Spiralis nativa, pada daerah artik pada hewan karnivora
seperti beruang kutub dan beruang laut.
3. Trichinella nelsoni pada daerah Afrika dan Eropa Selatan pada hewan
karnivora liar, dengan babi liar sebagai sumber penularan pada
manusia .
Trichinella Spinalis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Phylum : Nemathelminthes
2. Class : Nematoda
3. Subclass : Adenophorea
4. Ordo : Enoplida
5. Family : Trichinelloidea
6. Genus : Trichinella
7. Species : Trichinella Spinalis

E. Cara Penularan
Infeksi Trichinella spiralis terjadi karena makan daging babi

mentah atau kuran matang yang mengandung kista larva cacing trikina.
Karena pengaruh asam lambung daging kista pecah didalam usus dan
larva akan terlepas. Larva masuk kedalam mukosa usus dan berkembang
menjadi cacing dewasa dalam waktu 2 hari. Seekor cacing betina
Trichinella spiralis dapat melahirkan 1500 larva yang kemudian
memasuki aliran darah dan limfe ,menyebar kebagian organ ,terutama ke
otot-otot gerak misalnya otot lidah ,diafragma ,mata ,laring,otot bisep,otot
perut,deltoid dan otot gastroknemius. Penyebarab terutama terutama
terjadi pada otot yang miskin glikogen. Didaerah tersebut larva

6
membentuk kista dan tetap infektif dalam waktu lama. Pada bulan ke
enam sampai bulan ke sebilan kista akan mengalami pengapuran.

F. Pencegahan
1. Makanan sampah/sisa abattoir yang akan diberikan babi
dimasak lebih dahulu
2. Bahan makanan mengandung daging babi seperti sausage babi
dan sate babi perlu dimasak sampai matang untuk membunuh
larva cacing yang berada di dalam daging
3. Pada manusia memasak semua daging yang akan dikonsumsi
sampai 77C dan pembekuan daging ( - 15C selama 20 hari, -
23C selama 10 hari, - 30C selama 6 hari )
4. Daging disimpan dalam suhu 25 C selama 10 20 hari
menyebabkan larva cacing mati
5. Sanitasi pada pemeliharaan babi yang baik dan hewan liar
a. Kandang babi yang dibangun dirancang agar mencegah
tikus masuk bangunan
b. Ventilasi udara atau pipa air ditutupi dengan kawat strimin,
kurang lebih dengan lubang 1 cm
c. Daerah disekitar kandang dipangkas dari adanya vegetasi,
dari adanya kerikil, hingga tingginya kurang dari 10 m
d. Penyimpanan pakan pada tempat yang tertutup, yang tidak
memungkinkan tikus untuk masuk
e. Limbah makanan yang mengandung produk produk daging
dimasak sesuai dengan undang undang makanan limbah
f. Kandang babi jauh dari tempat pembuangan sampah,
kurang lebih radius 2 km bebas dari tempat sampah
6. Kontrol ketat terhadap binatang pengerat, khususnya tikus
yang merupakan reservoir infeksi penting pada ternak babi
7. Pastikan bahwa bangkai babi dikubur dengan benar, atau
dibakar dengan benar
8. Hindarkan babi kontak dengan hewan liar lain, hal ini penting
untuk pencegahan penularan baik dari dan ke binatang liar,
potensi reservoir infeksi
9. Jangan biarkan babi untuk makan mentah bangkai hewan
lainnya termasuk tikus, yang mungkin trinfeksi dengan
Trichinosis

7
10. Vaksin eksperimental untuk trichinosis sedang diteliti di babi
tapi belum tersedia, pemeliharaan ternak babi yang bagus
merupakan cara yang tersedia untuk mencegah trichinosis

G. Pengobatan
Pengobatan Trikinosis adalah untuk mengurangi keparahan gejala.
Hal ini bisa dilakukan dengan menganjurkan pasien untuk istirahat dan
memberikan obat-obatan untuk meredakan demam dan nyeri otot. Obat-
obatan yang paling sering diberikan adalah aspirin dan obat anti-
inflamasi. Steroid seperti prednisone dapat dijadikan alternatif untuk
kasus yang paling parah dari terjadinya peradangan otot, atau untuk
kasus-kasus rumit yang mencakup miokarditis.
Selain obat untuk menghilangkan rasa sakit, trichinosis dapat
diobati dengan obat anthelmintik. Obat cacing yang bisa digunakan
adalah mebendazole (Vermox) dan thiabendazole (Mintezol), telah
dilaporkan efektif dalam mengatasi larva usus, tetapi tidak terhadap larva
encysted pada otot. Secara khusus, thiabendazole akan lebih baik jika
diberikan kepada pasien kurang dari 24 jam setelah terkontaminasi

H. Kasus
Dikota LA tepatnya di Negara Amerikat Serikat sekitar tahun 2011,
ada seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun yang mempunyai masalah
disekitar ototnya Anak tersebut sering merasa kesakitan bahkan sudah
satu minggu terakhir sakitnya amat nya terasa sakit, setelah diperiksa ke
doktr terdekat dokter terkejut dengan ditemukannya beberapa gerombolan
cacing yang bersarang di otot tangannya . Setelah di telaah, ternyata
remaja tersebut menggemari makanan siap saji serupa burger dan hot dog
yang berisi daging babi . Hampir setiap hari anak tersebut selalu
mengkonsumsi makanan tersebut . Dokter mengatakan bahwa alasan iya
terkena penyakit Trichinosis dikarena karena mengkonsumsi makanan
siap saji tersebut yang didalamnya terkandung daging babi yang diolah
setengah matang, mempunyai kemungkinan daging babi tersebut terkena
cacing Trichinosis atau biasa disebut trichinellosis atau trichiniasis
(cacing otot) .
Cara kita sebagai menyikapi kasus diatas :

8
1. Lebih berhati-hati dalam memilih makanan khususnya daging babi.
2. Jika kita suka dan menggemari masakan yang mengandung daging
babi, setidaknya dimasak terlebih dahulu dengan keadan yang benar-
benar matang .
3. Jika kita mempunyai peternakan babi, jarak antar rumah dengan
kandangnya tidak terlalu dekat dan selalu menjaga kebersihannya,
memeriksa jika ada babi yang sakit, memberi Vaksin eksperimental
untuk, sanitasi kandang pun harus selalu diperhatikan .

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Trichinosis adalah penyakit yang umum di banyak hewan


karnivora dan omnivora liar di seluruh dunia, kecuali Australia. Karena
tindakan tegas oleh daging (daging babi) otoritas industri dan kesehatan
masyarakat, khususnya di negara-negara maju, angka kejadian penyakit
pada manusia telah menurun secara dramatis dalam beberapa dekade
terakhir. Misalnya, Amerika Serikat telah rata-rata hanya sekitar 12-20
kasus per tahun dalam dua dekade terakhir. Namun, ada wabah yang
terjadi secara sporadis di dunia ketika daging (terutama babi) adalah
tidak benar dimasak atau terkontaminasi dengan matang atau daging

9
mentah liar game. Jika sumber wabah adalah pemasok daging, ratusan
orang dapat terinfeksi seperti situasi yang terjadi di Polandia pada tahun
2007.

Trichinosis disebabkan oleh makan daging babi mentah atau


kurang matang dan permainan liar. Daging yang terkontaminasi terinfeksi
larva cacing disebut Trichinella spiralis.

B. Saran
1. Bagi penulis semoga dapat menambah sumber buku, sehingga materi
dapat lebih luas .
2. Bagi penulis semoga dengan di buat makalah ini dapa bermanfaat bagi
dirinya dan juga orang lain.
3. Bagi pembaca semoga materi yang disajikan dapat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-harinya dan dapat diaplikasikannya .

10
DAFTAR PUSTAKA

Soeharsono. 2005. Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia.


Volume 2. Yogyakarta : Kanisius.

http://contohmakalah4.blogspot.co.id/2013/06/mengetahui-tentang-
penyakit-trichinosis.html . Diakses pada tanggal 26 Oktober 2016
pukul 22.00 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai