Tutorial kelompok 5B
Kelompok 5B
1. Dini gustiarini (1561050004)
Ancylostoma ceylanicum
Cacing Tambang (Hookworm)
Terdapat 5 spesies
Spesies Hospes
Rongga mulut Besar, terdapat 2 pasang gigi Besar, terdapat benda kitin
Ukuran
Morfologi
Panjang
♀ 6,1 – 8,4 mm 14 mm 15 - 18 mm
♂ 4,7 – 6,3 mm 10 mm 9 - 12 mm
Nematoda Usus
Nematoda usus yang ditularkan melalui tanah → soil transmitted
helminths.
Kelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Family : Ascarididae
Genus : Ascaris
Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung
ekornya (posterior).
Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin
atau gelang kopulasi.
Strongyloides stercoralis
Kosmopolitan pada penyebarannya, tetapi terutama ditemukan di daerah yang
beriklim panas.
Klasifikasi
Phylum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Strongylida
Family : Strongyloididae
Genus : Strongyloides
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : Adenophorea
Ordo : Enoplida
Famili : Trichinelloidea
Genus : Trichuris
➢ Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya ±3/5 dari panjang seluruh
tubuh.
➢ Bagian posterior bentuknya lebih gemuk dan cacing betina bentuknya membulat
tumpul, sedangkan jantan melingkar dan terdapat satu spikulum.
➢ Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum (caecum) dengan satu
spikulum dengan bagian anteriornya yang seperti cambuk masuk kedalam mukosa
usus.
Larva cacing tambang ini memiliki kelangsungan hidup yang pendek di dalam tanah yaitu 1-
2 minggu. Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun
sangat penting dalam penyebaran infeksi penyakit ini. Larva spesies ini memerlukan oksigen
dalam pertumbuhannya, oleh karena itu olahan tanah dalam bentuk apapun di lahan
pertanian dan perkebunan akan menguntungkan pertumbuhan larva.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur dengan suhu optimum
32°C-38°C. Untuk menghindari infeksi dapat dicegah dengan memakai sandal atau sepatu
bila keluar rumah.
Penyakit yang ditimbulkan
•Ruam adalah inflamasi dan perubahan warna yang terjadi pada kulit manusia. Timbulnya
gatal-gatal, benjol, mengelupas, bersisik, atau terjadi iritasi adalah bentuk-bentuk reaksi
pada kulit yang dimasuki oleh cacing tambang
Pneumonia
•Pada jejenum cacing tambang menempel dan memakan sari sari makanan. Dan
mengakibatkan okulta mukosa pada usus rusak dan menyebabkan pendarahan
• anemia juga terjadi akibat kekurangan zat besi dan kehilangan protein
Gejala yang ditimbulkan
1. Ruam
Ketika larva menembus kulit, akan ada sensasi seperti digelitik atau dicubit kadang gatal dan
perih. Sensasi ini bisa bertahan selama 30 menit. Pada tempat masuknya cacing tambang ke
bawah permukaan kulit, bisa muncul ruam kemerahan yang menonjol. Larva bisa diam
(dorman) selama berbulan-bulan, namun bisa segera bermigrasi.
Begitu larva mulai bermigrasi, maka dapat dilihat jejas/jejak pergerakan larva dengan jalur
seperti ular, dengan permukaan kulit yang terangkat, berwarna merah muda atau merah
daging, dengan lebar hanya 2-3 mm, dan berjarak sekitar 3-4 cm dari titik penetrasi. Hal ini
disebabkan oleh respons alergi sistem pertahan tubuh terhadap larva atau buangannya.
Jalur larva ini bisa bertambah dari 2 mm hingga 2 cm per hari, tergantung spesiesnya. Dan hasil
dari lesi kulit ini bisa menyebabkan gatal yang hebat.
2. Pneumonia
c. mengalami muntah-muntah
b. mudah lelah
d. sakit kepala
f. sesak napas
h. wajah pucat
Pencegahan
Pilih daging dan ikan yang segar dan simpan dengan baik
Buah dan sayuran harus dicuci secara saksama sebelum dikonsumsi
Jika terinfeksi, basuh bagian anus Anda pada pagi hari
Ganti pakaian dalam dan seprei setiap hari
Cuci pakaian tidur, seprei, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas
Hindari menggaruk di sekitar anus yang gatal
Pencegahan
Rawat kuku dengan mengguntingnya secara teratur
Jangan menggigit kuku
Cuci tangan secara teratur
Hindari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa sarung tangan
Mengonsumsi obat cacing setiap 6 bulan
Buanglah kotoran hewan peliharaan pada tempat pembuangan khusus
DAFTAR PUSTAKA
● Brooker S, Bundy DAP. Soil-transmitted helminths (geohelminths). In: Cook GC, Zumla A, editors.
Manson’s Tropical Diseases. 22nd ed. London: Saunders; 2009.
● Supali, Taniawati, dkk. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Ed. 4 : Nematoda Usus. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. 2008