Anda di halaman 1dari 34

Cacing tambang

Tutorial kelompok 5B
Kelompok 5B
1. Dini gustiarini (1561050004)

2. Anggi izdihar mahaswari (1561050048)

3. Hingar pramesti ( 1561050056)

4. Elisabeth gracelia juliet (1561050088)

5. Muhammad syauqi mirza (1561050097)

6. Reynaldi allen (1561050110)

7. Lavenia rerung (1561050176)


Tujuan pembelajaran:

Mahasiswa mengetahui dan memahami:

1. Klasifikasi dari cacing tambang

2. Siklus hidup cacing tambang

3. Cara masuk ke dalam tubuh

4. Penyakit yang ditimbulkan oleh cacing tambang

5. Faktor penyebab dari cacing tambang

6. Gejala gejala yang ditimbulkan dari cacing tambang


Hipotesa
1. Hubungan antara kebiasaan dengan keluhan di skenario.

2. Tidak ada hubungan antara usia dengan penyakit.


Klasifikasi Hookworm
Kingdom: Animalia Genus : Necator/Ancylostoma
Phylum : Nematoda Species: Necator americanus
Class : Secernentea Ancylostoma
duodenale
Order : Strongiloidae
Ancylostoma braziliensis
Family : Ancylostomatidae
Ancylostoma caninum

Ancylostoma ceylanicum
Cacing Tambang (Hookworm)
Terdapat 5 spesies

Spesies Hospes

1 Necator americanus Manusia

2 Ancylostoma duodenale Manusia

3 Ancylostoma braziliense Kucing, anjing

4 Ancylostoma ceylanicum Anjing, kucing

5 Ancylostoma caninum Anjing, kucing


Necator americanus & Ancylostoma duodenale

Ancylostoma duodenale Necator americanus

Bentuk badan Menyerupai huruf C Menyerupai huruf S

Rongga mulut Besar, terdapat 2 pasang gigi Besar, terdapat benda kitin

Memiliki plat-plat pemotong sentral besar serta


Memiliki plat-plat pemotong dorsal yang
licin dan semilunar bentuknya sepanjang pinggir
mengelilingi pinggir sebelah dalam mulut.
bebas.

Vulva, sedikit kearah anterior dari pertengahan


Memiliki kutikula yang mempunyai garis-
tubuh.
garis melintang.

Terdapat sepasang papillae, masing-


masing satu pada sisi tubuh dekat Tidak ada duri pada ujung ekor
pertengahan esofagus.
Ukuran : ± 60x40 mikron
Bentuk : Bujur & berdinding tipis (terdapat beberapa sel
di dalamnya)

Larva Rabditiform Larva Filariform


Panjangnya ± 250 mikron ± 600 mikron
Karakteristik Cacing Tambang
Karakteristik Ancylostoma duodenale Necator americanus

Ukuran

♀ 1,0 - 1,3 cm 0,9 - 1,1 cm

♂ 0,8 - 1,1 cm 0,7 - 0,9 cm

Usia 1 tahun 3 - 5 tahun

Lokasi Usus Halus Usus Halus

Masa prepaten 53 hari 49 - 56 hari

jumlah telur/ cacing 10.000 - 25.000 5.000 - 10.000


betina/ hari

Rute Infeksi Oral, perkutan Perkutan


A. duodenale
A. duodenale
N. americanus
N. americanus
Ancylostoma branziliense Ancylostoma caninum Ancylostoma ceylanicum

Distribusi Geografi Tropik & subtropik Tropik & subtropik Tropik

Pada Kucing 72% 24% (50 ekor)

Pada Anjing 18% 68% 37%

Morfologi

2 pasang gigi, tidak 2 pasang gigi, tidak


Mulut 3 pasang gigi
sama besar sama besar

Panjang

♀ 6,1 – 8,4 mm 14 mm 15 - 18 mm

♂ 4,7 – 6,3 mm 10 mm 9 - 12 mm
Nematoda Usus
Nematoda usus yang ditularkan melalui tanah → soil transmitted
helminths.

Diantaranya : Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Ascaris


lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis
Klasifikasi
Phylum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Ascaridida

Family : Ascarididae

Genus : Ascaris

Species : Ascaris lumbricoides


Morfologi
Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, betina sekitar 22-35 cm.

Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung
ekornya (posterior).

Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin
atau gelang kopulasi.
Strongyloides stercoralis
Kosmopolitan pada penyebarannya, tetapi terutama ditemukan di daerah yang
beriklim panas.

Klasifikasi

Phylum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Strongylida

Family : Strongyloididae

Genus : Strongyloides

Species : Strongyloides stercoralis


Morfologi
Cacing betina kecil, langsing seperti benang dan ukurannya kira-kira 2mm,
dengan kedua ujungnya runcing.

Cacing jantan lebih besar

Saluran pencernaan terdiri dari kapsul bukal kecil, esofagus panjang


memanjang melalui pertigaan anterior tubuh, dan usus yang tipis.
Trichuris trichiura
Klasifikasi

Phylum : Nemathelminthes

Class : Nematoda

Subclass : Adenophorea

Ordo : Enoplida

Famili : Trichinelloidea

Genus : Trichuris

Species : Trichuris trichiura


Morfologi
➢ Cacing betina panjangnya ±5 cm, sedangkan cacing jantan ±4 cm.

➢ Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya ±3/5 dari panjang seluruh
tubuh.

➢ Bagian posterior bentuknya lebih gemuk dan cacing betina bentuknya membulat
tumpul, sedangkan jantan melingkar dan terdapat satu spikulum.

➢ Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum (caecum) dengan satu
spikulum dengan bagian anteriornya yang seperti cambuk masuk kedalam mukosa
usus.

➢ Seekor cacing betina ±3000 – 10.000 butir telur/hari.

➢ Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan


semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar
berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih.
Cara Masuk ke Dalam Tubuh
1. Masuk secara langsung
Pada tipe ini, telur berembrio masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia. Telur-telur cacing
menetas dan dapat menginfeksi dalam waktu 2-3 jam.
Penularan terjadi secara oral dan tidak ada perkembangan selama di dalam tanah, dimana tanah berguna
sebagai media penularan telur cacing.

2. Perlu modifikasi namun masuknya secara langsung


Telur dari feses berada dalam bentuk non infektif dan mengalami periode perkembangannya di dalam
tanah untuk menjadi telur berembrio. Telur yang menetas mengeluarkan larva yang akan menembus
membran mukosa lambung, masuk ke sirkulasi darah menuju ke paru-paru. Larva akan melewati saluran
pernapasan atas dan masuk ke oesophagus lalu menuju usus untuk berkembang menjadi cacing dewasa.
3. Penetrasi melalui kulit
Pada tipe ini, telur cacing mengkontaminasi tanah. Di dalam tanah, telur akan menetas
menjadi larva yang infektif sebelum menembus kulit untuk tumbuh dewasa dan hidup di
dalam usus halus.

Larva cacing tambang ini memiliki kelangsungan hidup yang pendek di dalam tanah yaitu 1-
2 minggu. Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun
sangat penting dalam penyebaran infeksi penyakit ini. Larva spesies ini memerlukan oksigen
dalam pertumbuhannya, oleh karena itu olahan tanah dalam bentuk apapun di lahan
pertanian dan perkebunan akan menguntungkan pertumbuhan larva.

Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur dengan suhu optimum
32°C-38°C. Untuk menghindari infeksi dapat dicegah dengan memakai sandal atau sepatu
bila keluar rumah.
Penyakit yang ditimbulkan
•Ruam adalah inflamasi dan perubahan warna yang terjadi pada kulit manusia. Timbulnya
gatal-gatal, benjol, mengelupas, bersisik, atau terjadi iritasi adalah bentuk-bentuk reaksi
pada kulit yang dimasuki oleh cacing tambang
Pneumonia

•Radang paru-paru atau pneumonia adalah kondisi inflamasi pada paru-utamanya


memengaruhi kantung-kantung udara mikroskopik yang dikenal sebagai alveolus.
Anemia

•Pada jejenum cacing tambang menempel dan memakan sari sari makanan. Dan
mengakibatkan okulta mukosa pada usus rusak dan menyebabkan pendarahan
• anemia juga terjadi akibat kekurangan zat besi dan kehilangan protein
Gejala yang ditimbulkan
1. Ruam
Ketika larva menembus kulit, akan ada sensasi seperti digelitik atau dicubit kadang gatal dan
perih. Sensasi ini bisa bertahan selama 30 menit. Pada tempat masuknya cacing tambang ke
bawah permukaan kulit, bisa muncul ruam kemerahan yang menonjol. Larva bisa diam
(dorman) selama berbulan-bulan, namun bisa segera bermigrasi.
Begitu larva mulai bermigrasi, maka dapat dilihat jejas/jejak pergerakan larva dengan jalur
seperti ular, dengan permukaan kulit yang terangkat, berwarna merah muda atau merah
daging, dengan lebar hanya 2-3 mm, dan berjarak sekitar 3-4 cm dari titik penetrasi. Hal ini
disebabkan oleh respons alergi sistem pertahan tubuh terhadap larva atau buangannya.
Jalur larva ini bisa bertambah dari 2 mm hingga 2 cm per hari, tergantung spesiesnya. Dan hasil
dari lesi kulit ini bisa menyebabkan gatal yang hebat.
2. Pneumonia

a. mengalami sakit atau pusing kepala

b. mengalami rasa mual

c. mengalami muntah-muntah

d. nafsu makan hilang

e. mengalami rasa nyeri pada sendi

f. perdetakan jantung semakin cepat

g. mengalami rasa sakit ketika menarik nafas


3. Anemia

a. kelopak mata pucat

b. mudah lelah

c. sering merasa mual

d. sakit kepala

e. ujung jari pucat

f. sesak napas

g. denyut jantung tidak teratur

h. wajah pucat
Pencegahan
Pilih daging dan ikan yang segar dan simpan dengan baik
Buah dan sayuran harus dicuci secara saksama sebelum dikonsumsi
Jika terinfeksi, basuh bagian anus Anda pada pagi hari
Ganti pakaian dalam dan seprei setiap hari
Cuci pakaian tidur, seprei, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas
Hindari menggaruk di sekitar anus yang gatal
Pencegahan
Rawat kuku dengan mengguntingnya secara teratur
Jangan menggigit kuku
Cuci tangan secara teratur
Hindari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa sarung tangan
Mengonsumsi obat cacing setiap 6 bulan
Buanglah kotoran hewan peliharaan pada tempat pembuangan khusus
DAFTAR PUSTAKA
● Brooker S, Bundy DAP. Soil-transmitted helminths (geohelminths). In: Cook GC, Zumla A, editors.
Manson’s Tropical Diseases. 22nd ed. London: Saunders; 2009.
● Supali, Taniawati, dkk. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Ed. 4 : Nematoda Usus. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. 2008

Anda mungkin juga menyukai