Dosen Pengampu:
- Dewi Inderiati, S.Si, M.Biomed
- Citra Amaniah Anhar, M.Si
Disusun Oleh:
Nama: Widi Dwi Kuncoro
NIM: P3.73.34.2.21.051
Prodi: D-IV Teknologi Laboratorium Medis
1. Ascaris Lumbricoides
Ascariasis adalah infeksi kecacingan yang disebabkan oleh
Cacing Ascaris lumbricoides.
- Morfologi
Cacing A. lumbricoides berwarna merah berbentuk
silinder. Cacing jantan lebih kecil ukurannya daripada cacing
betina. Pada stadium dewasa, cacing ini akan hidup dan
berkembang didalam rongga usus kecil.
Cacing jantan berukuran 15-25 cm x 3 mm disertai ujung
posteriornya yang melengkung ke arah ventral dan diikuti
adanya penonjolan spikula yang berukuran sekitar 2 mm.
Selain itu, di bagian ujung posterior cacing juga terdapat
banyak papil-papil kecil
Cacing betina berukuran 25-35 cm x 4 mm dengan
ujung posteriornya yang lurus. Cacing ini memiliki 3 buah
bibir, masing-masing satu dibagian dorsal dan dua lagi
dibagian ventrolateral.
- Telur Cacing Ascaris Lumbricoides
2. Cacing Cambuk (Trichuris Trichiura)
Trichuris trichiura adalah nematoda usus atau cacing usus yang
ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminth) yang dapat
meyebabkan penyakit trichuriasis, cacing ini disebut juga
Trichocephalus dispar, Whip worm, Trichocephalus hominis, dan
cacing cambuk karena bentuknya yang menyerupai cambuk.
- Morfologi
cacing dewasa berbentuk seperti cambuk dimana 3/5 dari
panjang tubuhnya (sebelah anterior) tipis seperti benang,
pada ujungnya terdapat kepala (trix = rambut, aura= ekor,
cephalus = kepala), esophagus sempit berdinding tipis terdiri
satu lapis sel, tidak memiliki bulbus esophagus. Bagian
anterior yang halus ini akan menancapkan dirinya pada
mukosa usus.
2/5 bagian (sebelah posterior) terlihat lebih tebal, berisi
usus dan perangkat alat kelamin
cacing jantan panjangnya ± 4 cm
cacing betina panjangnya ± 5 cm
ujung posterior cacing jantan melingkar / melengkung ke
arah ventral dengan sebuah spicula di ujungnya
ujung posterior cacing betina lurus dan tumpul membulat
- Telur Cacing Trichuris Trichiura
berbentuk oval ukuran : panjang ± 50 μm dan lebar ± 23 μm,
dinding 2 lapis : lapisan luar berwarna kekuningan dan lapisan
dalam transparan, telur berisi embrio, Pada masing-masing
kutubnya dilengkapi tutup (plug) transparan. Telur berisi masa
bergranula yang seragam, berwarna kuning. Di tanah telur
dapat berkembang menjadi telur berembrio (berisi larva) yang
bersifat infektif.
- Morfologi
Walaupun terdiri dari beberapa spesies, cacing ini mempunyai
morfologi yang hampir sama, perbedaan tiap spesies bisa dilihat
dari susunan gigi / lempeng pemotong.
ukuran : panjang ± 1 cm
berwarna putih kekuningan
Badan melengkung seperti huruf S atau C
Ujung posterior cacing betina lurus dan meruncing ujung
posterior cacing jantan membesar karena adanya bursa
kopulatoris yang terdiri dari : bursa rays / vili dorsal,
spicula, dan gubernaculum
Perbedaan antar spesies hook worm :
Ancylostoma duodenale → mempunyai 2 pasang gigi besar
Necator americanus → mempunyai sepasang lempeng
pemotong
Ancylostoma brazilliense → mempunyai 1 pasang gigi
besar dan 1 pasang gigi kecil
Ancylostoma ceylanicum → mempunyai 1 pasang gigi
besar dan 1 pasang gigi sedang
Ancylostoma caninum → mempunyai 3 pasang gigi besar
- Telur Hookworms
berbentuk oval
ukuran : panjang ± 60 μm dan lebar ± 40 μm
dinding 1 lapis tipis dan transparan
isi telur tergantung umur : Tipe A → berisi pembelahan
sel (1 – 4 sel), Tipe B → berisi pembelahan sel (> 4 sel),
Tipe C → berisi larva
4. Cacing Strongyloides Stercoralis
Strongyloides stercoralis adalah nematoda usus atau cacing usus
yang dapat menyebabkan penyakit Strongyloidiasis. Cacing ini
penyebarannya sangat luas (kosmopolit) tetapi tingkat insidensinya
rendah. Cacing ini juga disebut dengan Thread worm atau cacing
benang. Cacing ini mempunyai sifa partenogenesis yaitu cacing
betina hanya dibuahi 1 kali dan selanjutnya dapat menghasilkan telur
untuk seterusnya.
- Morfologi
Ciri-ciri larva rhabditiform Strongyloides stercoralis : panjang ±
225 μm, cavum bucalis pendek, lebar dan terbuka, esophagus
1/3 dari panjang tubuh, mempunyai 2 bulbus esophagus, ujung
posterior runcing.
5. Enterobius Vermucilaris
Enterobius vermicularis adalah cacing yang dapat masuk ke tubuh melalui
makanan, pakaian, bantal, sprai serta inhalasi debu yang mengandung telur yang
kemudian akan bersarang di usus dan akan dihancurkan oleh enzim usus, telur
yang lolos akan berkembang menjadi larva dewasa.Nama umum yang dipakai
untuk cacing ini ada banyak, seperti Enterobius vermicularis, Pinworm, Buttworm,
Seatworm, Threadworm, dan dalam bahasa indonesia disebut Cacing Kremi.
Kemudian penyakit yang ditimbulkannya disebut Oxyuriasis atau Enterobiasis.
Penyakit ini dapat menulari siapapun, namun yang seringkali terinfeksi adalah anak
kecil. Hal ini bisa disebabkan karena mereka belum bisa menjaga pola hidup bersih
dan sehat dan tubuhnya masih rentan terhadap penyakit.
Morfologi :
Cacing betina berukuran panjang 8 – 13 mm lebar 0,3 – 0,5 mm dan
mempunyai ekor yang meruncing.
Bentuk jantan lebih kecil dan berukuran panjang 2 -5 mm, lebar 0,1 –
0,2 mm dan mempunyai ujung kaudal yang melengkung.