Anda di halaman 1dari 10

ATLAS PARASITOLOGI NEMATODA

Tugas ini untuk memenuhi mata kuliah : Parasitologi I

Dosen Pengampu:
- Dewi Inderiati, S.Si, M.Biomed
- Citra Amaniah Anhar, M.Si

Disusun Oleh:
Nama: Widi Dwi Kuncoro
NIM: P3.73.34.2.21.051
Prodi: D-IV Teknologi Laboratorium Medis

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III
2022
A. Nematoda STH (Soil Transmitted Helminthes)
Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan golongan cacing yang
bentuk penularan penyakit cacing itu sendiri membutuhkan tanah sebagai
media perkembangbiakannya dengan didukung oleh kondisi tertentu. Kondisi
yang dapat mendukung perkembangbiakan cacing tersebut tergantung dari
jenis cacing itu sendiri. Cacing yang masuk dalam golongan STH yakni
Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale,
Trichuris trichiura, dan Strongyloides stercoralis.

1. Ascaris Lumbricoides
Ascariasis adalah infeksi kecacingan yang disebabkan oleh
Cacing Ascaris lumbricoides.
- Morfologi
Cacing A. lumbricoides berwarna merah berbentuk
silinder. Cacing jantan lebih kecil ukurannya daripada cacing
betina. Pada stadium dewasa, cacing ini akan hidup dan
berkembang didalam rongga usus kecil.
Cacing jantan berukuran 15-25 cm x 3 mm disertai ujung
posteriornya yang melengkung ke arah ventral dan diikuti
adanya penonjolan spikula yang berukuran sekitar 2 mm.
Selain itu, di bagian ujung posterior cacing juga terdapat
banyak papil-papil kecil
Cacing betina berukuran 25-35 cm x 4 mm dengan
ujung posteriornya yang lurus. Cacing ini memiliki 3 buah
bibir, masing-masing satu dibagian dorsal dan dua lagi
dibagian ventrolateral.
- Telur Cacing Ascaris Lumbricoides
2. Cacing Cambuk (Trichuris Trichiura)
Trichuris trichiura adalah nematoda usus atau cacing usus yang
ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminth) yang dapat
meyebabkan penyakit trichuriasis, cacing ini disebut juga
Trichocephalus dispar, Whip worm, Trichocephalus hominis, dan
cacing cambuk karena bentuknya yang menyerupai cambuk.

- Morfologi
 cacing dewasa berbentuk seperti cambuk dimana 3/5 dari
panjang tubuhnya (sebelah anterior) tipis seperti benang,
pada ujungnya terdapat kepala (trix = rambut, aura= ekor,
cephalus = kepala), esophagus sempit berdinding tipis terdiri
satu lapis sel, tidak memiliki bulbus esophagus. Bagian
anterior yang halus ini akan menancapkan dirinya pada
mukosa usus.
 2/5 bagian (sebelah posterior) terlihat lebih tebal, berisi
usus dan perangkat alat kelamin
 cacing jantan panjangnya ± 4 cm
 cacing betina panjangnya ± 5 cm
 ujung posterior cacing jantan melingkar / melengkung ke
arah ventral dengan sebuah spicula di ujungnya
 ujung posterior cacing betina lurus dan tumpul membulat
- Telur Cacing Trichuris Trichiura
berbentuk oval ukuran : panjang ± 50 μm dan lebar ± 23 μm,
dinding 2 lapis : lapisan luar berwarna kekuningan dan lapisan
dalam transparan, telur berisi embrio, Pada masing-masing
kutubnya dilengkapi tutup (plug) transparan. Telur berisi masa
bergranula yang seragam, berwarna kuning. Di tanah telur
dapat berkembang menjadi telur berembrio (berisi larva) yang
bersifat infektif.

3. Cacing Tambang (Hookworms)


Cacing tambang adalah cacing yang berasal dari anggota family
Ancylostomatidae yang mempunyai alat pemotong pada mulut
berupa tonjolan seperti gigi pada genus Ancylostoma dan lempeng
pemotong pada genus Necator. Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus merupakan cacing tambang yang menginfeksi
manusia sedangkan Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma
ceylanicum, dan Ancylostoma caninum merupakan cacing tambang
yang menginfeksi binatang (anjing dan kucing).

- Morfologi
Walaupun terdiri dari beberapa spesies, cacing ini mempunyai
morfologi yang hampir sama, perbedaan tiap spesies bisa dilihat
dari susunan gigi / lempeng pemotong.
 ukuran : panjang ± 1 cm
 berwarna putih kekuningan
 Badan melengkung seperti huruf S atau C
 Ujung posterior cacing betina lurus dan meruncing ujung
posterior cacing jantan membesar karena adanya bursa
kopulatoris yang terdiri dari : bursa rays / vili dorsal,
spicula, dan gubernaculum
 Perbedaan antar spesies hook worm :
 Ancylostoma duodenale → mempunyai 2 pasang gigi besar
 Necator americanus → mempunyai sepasang lempeng
pemotong
 Ancylostoma brazilliense → mempunyai 1 pasang gigi
besar dan 1 pasang gigi kecil
 Ancylostoma ceylanicum → mempunyai 1 pasang gigi
besar dan 1 pasang gigi sedang
 Ancylostoma caninum → mempunyai 3 pasang gigi besar

- Telur Hookworms
 berbentuk oval
 ukuran : panjang ± 60 μm dan lebar ± 40 μm
 dinding 1 lapis tipis dan transparan
 isi telur tergantung umur : Tipe A → berisi pembelahan
sel (1 – 4 sel), Tipe B → berisi pembelahan sel (> 4 sel),
Tipe C → berisi larva
4. Cacing Strongyloides Stercoralis
Strongyloides stercoralis adalah nematoda usus atau cacing usus
yang dapat menyebabkan penyakit Strongyloidiasis. Cacing ini
penyebarannya sangat luas (kosmopolit) tetapi tingkat insidensinya
rendah. Cacing ini juga disebut dengan Thread worm atau cacing
benang. Cacing ini mempunyai sifa partenogenesis yaitu cacing
betina hanya dibuahi 1 kali dan selanjutnya dapat menghasilkan telur
untuk seterusnya.
- Morfologi
Ciri-ciri larva rhabditiform Strongyloides stercoralis : panjang ±
225 μm, cavum bucalis pendek, lebar dan terbuka, esophagus
1/3 dari panjang tubuh, mempunyai 2 bulbus esophagus, ujung

posterior runcing.

Ciri-ciri larva filariform Strongyloides stercoralis : panjang ± 700


μm, cavum bucalis tertutup, esophagus 1/2 dari panjang tubuh,
tidak mempunyai bulbus, esophagus ujung posterior tumpul
dan bertakik

Strongyloides stercoralis dewasa betina berbentuk seperti


benang halus yang tidak berwarna, tembus sinar dan
mempunyai kutikel yang bergaris- garis. Cacing betina
parasitik mempunyai ukuran panjang tubuh sekitar 2,2 mm dan
lebar 0,04 mm. Rongga mulut cacing pendek, dan memiliki
esophagus yang panjang, langsing dan berbentuk silindrik.
Terdapat sepasang uterus yang mengandung satu rangkaian
telur yang sudah bersegmen
Strongyloides stercoralis dewasa jantan mempunyai ukuran
0,7 mm dan lebar 40 – 50 μm. Pada bagian anterior tubuhnya
terlihat adanya buccal cavity yang pendek atau bahkan tidak
ada. Esofagusnya bertipe rhabditiform. Terdapat sepasang
spicule yang diliputi 26 gubernaculum, disamping itu dapat
pula ditemukan adanya anal papillae. ujung posterior
melengkung ke arah ventral

- Telur Strongyloides Stercoralis


Telur berbentuk ellipsoid, panjangnya 40-85 μm dengan
dinding tipis yang berisi larva. Pada betina gravid, telur-
telurnya terlihat jelas di dalam tubuhnya yang terletak antero-
posterior dalam satu berkas (5-10 telur).
Telur berukuran panjang 55 m dan lebar 30 m. bercangkang
tipis, transparan dan oval. Mereka berisi larva yang siap
menetas. Segera setelah telur diletakkan, larva rhabditiform
mulai menetas dan menuju ke lumen usus dari mana mereka

dikeluarkan bersama feses.


B. Nematoda Non STH (Non Soil Transmitted Helminthes)
merupakan nematoda usus yang di dalam siklus hidupnya tidak membutuhkan
tanah, ada 3 jenis spesies yang termasuk kelompok ini yaitu : Enterobius
vermicularis (cacing kremi) menimbulkan 9 enterobiasis dan Trichnella spiralis
dapat menimbulkan Trichinosis serta parasit yang paling baru ditemukan yaitu
Cappilaria phillipinensis.

5. Enterobius Vermucilaris
Enterobius vermicularis adalah cacing yang dapat masuk ke tubuh melalui
makanan, pakaian, bantal, sprai serta inhalasi debu yang mengandung telur yang
kemudian akan bersarang di usus dan akan dihancurkan oleh enzim usus, telur
yang lolos akan berkembang menjadi larva dewasa.Nama umum yang dipakai
untuk cacing ini ada banyak, seperti Enterobius vermicularis, Pinworm, Buttworm,
Seatworm, Threadworm, dan dalam bahasa indonesia disebut Cacing Kremi.
Kemudian penyakit yang ditimbulkannya disebut Oxyuriasis atau Enterobiasis.
Penyakit ini dapat menulari siapapun, namun yang seringkali terinfeksi adalah anak
kecil. Hal ini bisa disebabkan karena mereka belum bisa menjaga pola hidup bersih
dan sehat dan tubuhnya masih rentan terhadap penyakit.
Morfologi :
 Cacing betina berukuran panjang 8 – 13 mm lebar 0,3 – 0,5 mm dan
mempunyai ekor yang meruncing.
 Bentuk jantan lebih kecil dan berukuran panjang 2 -5 mm, lebar 0,1 –
0,2 mm dan mempunyai ujung kaudal yang melengkung.

Kadang-kadang cacing betina dapat bemigrasi ke vagina. Diperkirakan juga


bahaya setelah meletakkan telur-telurnya, cacing betina kembali masuk ke dalam
usus; tetapi hal ini belum terbukti. Kadang-kadang apabila bolus tinja keluar dari
anus, cacing dewasa dapat melekat pada tinja dan dapat ditemukan
dipermukaannya. Untuk diagnosis infeksi ini, cacing dewasa dapat di ambil dengan
pita perekat. Meskipun telur biasanya tidak diletakkan di dalam usus, beberapa
telur dapat ditemukan di dalam tinja. Telur tersebut menjadi matang dan infektif
dalam waktu beberapa jam.15 Telur cacing kremi tampak seperti bola tangan
(American Football) dengan satu sisi mendatar. Bentuknya lonjong, bagian lateral
tertekan, datar di satu sisi dan berukuran panjang 50-60µm, lebar 20-30µm.

Anda mungkin juga menyukai