Anda di halaman 1dari 14

Nematoda merupakan salah satu jenis cacing parasit yang paling sering ditemukan pada tubuh

manusia. Nematoda yang hidup dalam usus manusia disebut dengan nematoda usus. Nematoda
usus terdiri dari beberapa spesies, yang banyak ditemukan didaerah tropis dan tersebar diseluruh
dunia. Spesies tersebut diantaranya Ascaris lumbricoides, , Necator americanus, Strongyloides
stercoralis, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura, dll.

1. Ascaris Lumbricoides

a. Klasifikasi

§ Phylum : Nematoda

§ Kelas : Secernentea

§ Ordo : Ascaridida

§ Family : Ascarididae

§ Genus : Ascaris

§ Spesies : Ascaris Lumbricoides

b. Morfologi

Morfologi cacing A. Lumbricoides

 Ukuran cacing dewasa

 Jantan

 Betina

 Panjang 15-30 cm, lebar 0,2-0,4 cm

 Panjang 20-35 cm, lebar 0,3-0,6 cm

 Umur cacing dewasa

1 – 2 tahun

 Lokasi cacing dewasa

Usus Halus

 Ukuran telur

Panjang 60-70 µm, lebar 40-50 µm


 Jumlah telur/cacing betina/hari

± 200.000 telur

c. Siklus hidup

foto dan siklus hidup ascaris lumricoides

http://www.phsource.us/images/Helminths/Ascaris.gif

Usus manusia -> Cacing -> Telur Cacing -> Keluar bersama feses -> Tersebar -> Menempel
pada makanan -> Termakan -> Menetas -> Larva -> Menembus Usus -> Aliran Darah -> Jantung
-> Paru-Paru -> Kerongkongan -> Tertelan -> Usus Manusia -> Cacing Dewasa

Telur Ascaris yang berisi embrio diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada
tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.

d. Patologi dan Gejala Klinik

Gejala klinik oleh A. lumbricoides bergantung pada beberapa hal, antara lain beratnya infeksi,
keadaan penderita, daya tahan dan kerentanan penderita terhadap infeksi cacing.Gejala klinik
pada ascariasis dapat ditimbulkan oleh cacing dewasa ataupun oleh stadium larva. Cacing
dewasa, tinggal di antara lipatan mukosa usus halus, sehingga dapat menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa tidak enak pada perut berupa mual serta sakit perut yang tidak jelas.Kadang-
kadang cacing dewasa dapat terbawa kea rah mulut karena adanya kontraksi usus (regurgitasi)
dan dimuntahkan keluar melalui mulut atau hidung.Pada keadaan tertentu cacing dewasa
mengembara ke saluran empedu, apendiks, kadang-kadang dapat masuk juga ke tuba eustachii
ataupun terisap masuk ke bronkus.

Gangguan karena larva biasanya terjadi pada saat berada di paru, terutama pada orang yang
rentan terjadi perdarahan kecil di dinding alveolus dan timbul gangguan pada paru yang disertai
batuk, demam, dan eosinofilia. Pada foto toraks akan tampak infiltrat yang menghilang dalam
waktu 3 minggu. Keadaan tersebut disebut Sindrom Loeffler.

Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat keadaan
malnutrisi dan penurunan status kognitif pada anak sekolah dasar.Efek yang serius terjadi bila
cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus

e. Pencegahan dan Pengendalian

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

Hendaknya pembuangan tinja (feses) pada W.C. yang baik.

Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan.

Penerangan atau penyuluhan melalui sekolah, organisasi kemasyarakatan oleh guru-guru dan
pekerja-pekerja kesehatan.

Hendaknya jangan menggunakan tinja sebagai pupuk kecuali sudah dicampur dengan zat kimia
tertentu.

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan memutus siklus hidup Ascaris
lumbricoides. Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris
lumbricoides ini. Kurang disadarinya pemakaian jamban keluarga oleh masyarakat dapat
menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja disekitar halaman rumah, di bawah pohon dan di
tempat-tempat pembuangan sampah. Upaya pengendalian juga dapat dilakukan dengan
memberikan obat-obatan seperti yang diberikan secara perorangan maupun massal. Obat lama
yang pernah digunakan adalah piperasin, tiabendasol, heksilresorkimol, dan hetrazam.

2. Necator americanus

a. Klasifikasi

Phylum : Nemathelminthes

Class : Nematoda

Subclass : Adenophorea

Ordo : Enoplida
Famili : Rhabditoidea

Genus : Necator

Species : Necator americanus

b. Morfologi

Necator americanus memiliki buccal capsule yang sempit, pada dinding ventral terdapat
sepasang benda pemotong berbentuk bulan sabit (semilunar cutting plate) sedangkan sepasang
lagi kurang nyata terdapat pada dinding dorsal. Cacing jantan berukuran 7-9 mm x 0,3mm ,
memiliki bursa kopulasi bulat dengan dorsal rays dua cabang. Didapat dua spikula yang letaknya
berdempetan serta unjungnya terkait. Cacing betina, memiliki ukuran 9-11mm x 0,4mm , pada
ujung posterior tidak didapatkan spina kaudal, vulva terletak pada bagian anterior kira-kira
pertengahan tubuh.

Bentuk telur Necator americanus tidak dapat dibedakan dari Ancylostoma duodenale.Jumalah
telur perhari yang dihasilkan seekor cacing betina Necator americanus sekitar 9000– 10.000.

c. Siklus hidup

Telur cacing ini, keluar bersama dengan tinja. Di dalam tubuh manusia dengan waktu 1-1,5 hari
telur telah menetas dan mengeluarkan larva rabditiform kemudian dalam waktu sekitar 3 hari,
larva rabditiform berkembang menjadi larva filariform (bentuk infektif). Larva filariform dapat
tahan di dalam tanah selama 7-8 minggu. Infeksi pada manusia terjadi apabila larva filariform
menembus kulit atau tertelan.

Siklus hidup cacing ini dimulai dari larva filariform menembus kulit manusia kemudian masuk
ke kapiler darah dan berturut-turut menuju jantung kanan, paru-paru, bronkus, trakea, laring dan
terakhir dalam usus halus sampai menjadi dewasa.

d. Patologi dan Klinik

Infeksi cacing tambang hakikatnya adalah infeksi menahun sehingga sering tidak menimbulkan
gejala akut.Kerusakan jaringan dan gejala penyakit dapat disebabkanm baik oleh larva maupun
oleh cacing dewasa. Larva menembus kulit membentuk maculopapula dan eritem, sering disertai
rasa gatal yang hebat, disebut ground itch atau drew itch. Waktu larva berada dalam jumlah
banyak atau pada orang yang sensitif dapat menimbulkan pneumonitis.

Cacing dewasa melekat dan melukai mukosa usus, menimbulkan persaan tidak enak di perut,
mual , diare. Seekor cacing dewasa menghisap darah 0,2 – 0,3ml sehari sehingga dapat
menimbulkan anemia yang progresif, hipokrom, mikrositer, tipe defisiensi besi. Biasanya gejala
klinik timbul setelah tempak adanya anemi.Pada infeksi berat, Hb dapat turun sampai 2gr%,
penderita merasa sesak nafas waktu melakukan kegiatan, lemah dan pusing kepala.Terjadi
perubahan pada jantung yang mengalami hipertrofi, adanya bising katup serta nadi cepat.
Keadaan demikian akan dapat menimbulkan kelemahan jantung. Jika terjadi pada anak dapat
menimbulkan keterbelakangan fisik dan mental

e. Pencegahan dan Pengendalian

Ø Pencegahan:

· Menghindari kontak langsung dengan tanah dan tempat kotor lainnya.

· Hendaknya pembuangan feses pada tempat/WC yang baik.

· Melindungi orang yang mungkin mendapat infeksi.

· Pemberantasan melalui perbaikan sanitasi lingkungan

· Hendaknnya penggunaan tinja sebagai pupuk dilarang, kecuali tinja tersebut sudah
dicampur dengan zat kimia tertentu untuk membunuh parasitnya.

· Penerangan melalui sekolah-sekolah.

· Menjaga kebersihan diri.

· Selalu menggunakan sandal atau alas kaki ketika bepergian.

· Meminum vitamin B12 dan asamfolat.

Ø Pengendalian:

Pengendalian dilakukan dengan cara pengobatan. Pengobatan yang dilakukan yaitu melalui obat
pilihan bernama tetrakloretilen (juga infektif untuk Ancylostoma duodenale ). Obat lain yang
bisa digunakan adalah mebendazol, albendazol, pirantelpamoat, bitoskamat, dan befenium
hidrosinafoat.

3. Strongyloides stercoralis

a. Klasifikasi

Phylum : Nemathelminthes

Class : Nematoda
Subclass : Adenophorea

Ordo : Enoplida

Famili : Rhabiditoidea

Genus : Strongyloides

Species : Strongyloides stercoralis

b. Morfologi

Cacing ini disebut cacing benang, terdapat bentuk bebas di alam dan bentuk parasitik di dalam
intestinum vertebrata. Bentuk parasitik adalah parthenogenetik dan telur dapat berkembang di
luar tubuh hospes, langsung menjadi larva infektif yang bersifat parasitik atau dapat menjadi
bentuk larva bebas yang jantan dan betina. Bentuk bebas ditandai dengan adanya cacing jantan
dan betina dengan esofagus rabditiform, ujung posterior cacing betina meruncing ke ujung vulva
terletak di pertengahan tubuh. Bentuk parasitik ditandai dengan esofagus filariform tanpa bulbus
posterior, larva infektif dari generasi parasitik mampu menembus kulit dan ikut aliran darah.

Cacing dewasa betina hidup sebagai parasit di vilus duodenum dan yeyunum. Cacing betina
berbentuk filiform, halus, tidak berwarna dan panjangnya kira-kira 2 mm. Cacing dewasa betina
memiliki esofagus pendek dengan dua bulbus dan uterusnya berisi telur dengan ekor runcing.
Cara berkembang biaknya adalah secara parthenogenesis. Telur bentuk parasitik diletakkan di
mukosa usus, kemudian menetas menjadi larva rabditiform yang masuk ke rongga usus serta
dikeluarkan bersama tinja. Cacing dewasa jantan yang hidup bebas panjangnya kira-kira 1 mm,
esophagus pendek dengan 2 bulbus, ekor melingkar dengan spikulum. Larva rabditiform
panjangnya ± 225 mikron, ruang mulut: terbuka, pendek dan lebar. Esophagus dengan 2 bulbus,
ekor runcing. Larva Filariform bentuk infektif, panjangnya ± 700 mikron, langsing, tanpa sarung,
ruang mulut tertutup, esophagus menempati setengah panjang badan, bagian ekor berujung
tumpul berlekuk.

c. Siklus Hidup

Parasit ini mempunyai tiga siklus hidup:

1. Autoinfeksi

Telur menetas menjadi larva rabditiform di dalam mukosa usus -> di dalam usus larva
rabditiform tumbuh menjadi larva filariform -> larva filariform menembus mukosa usus, tumbuh
menjadi cacing dewasa.
2. Siklus Langsung

Sesudah 2 – 3 hari di tanah, larva rabditiform, berubah menjadi larva filaform dengan
bentuk langsing.Bila larva ini menembus kulit manusia, larva tumbuh,masuk ke dalam peredaran
darah veha kemudian melalui jantung sampai ke paru-paru. Dari paru, parasit yang mulai
dewasa,menembus alveolus, masuk ke trakea dan laring.Sesudah sampai di laring,tarjadi refleks
batuk, sehingga parasit tertelan, kemudian sampai di usus halus dan menjadi dewasa.

3. Siklus Tidak Langsung

Pada siklus ini, larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan
betina.Cacing betina berukuran 1mm x 0,06mm, dan yang jantan berukuran 0,75 mm x 0.04 mm.
Cacing betina mengalami pembuahan dan menghasilkan larva rabditiform yang kemudian
menjadi larva filaform. Larva ini masuk ke dalam hospes baru. Siklus tidak langsung ini terjadi
apabila lingkungan sekitarnya optimum yaitu sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan untuk
kehidupan bebas parasit ini, misalnya di negeri-negeri tropik beriklim rendah.

d. Patologi dan gejala Klinis

Bila larva filaform ini menembus kulit, timbul kelainan kulit yang dinamakan creeping
eruption yang disertai denagn rasa gatal yang hebat.

Cacing dewasa menyebabkan kelainan pada mukosa usus muda.Infeksi ringan pada umumnya
tidak menimbulkan gejala. Sedangkan pada infeksi sedang, dapat menyebabkan rasa sakit, di
daerah epigastrium tengah dan tidak menjalar. Mungkin ada mual dan muntah,diare dan
konstipasi yang saling bergantian.Pada cacing dewasa yang hidup sebagai parasit, dapat
ditemukan di seluruh traktus digestivus dan larvanya dapat ditemukan di bebagai alat dalam.

e. Pencegahan dan Pengendalian

Penularan strongiloidasisdapat dicegah dengan cara menghindari kontak dengan tanah, tinja atau
genangan air yang diduga terkontaminasi oleh larva infektif. Tindakan pencegahannya dilakukan
sesuai dengan pencegahan penularan infeksi cacing tambang pada umumnya seperti memakai
alat-alat yang menyehatkan untuk pembuangan kotoran manusia dan memakai sepatu atau alas
kaki waktu bekerja di kebun. Upaya pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara penularan, cara pembuatan serta pemakaian
jamban.
Pengendalian bisa dilakukan yaitu apabila diketahui seseorang positif terinfeksi, orang itu harus
segera diobati. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat mebendazol, pirantel pamoat
dan levamisol walaupun hasilnya kurang memuaskan. Saat ini obat yang banyak dipakai adalah
tiabendazol.

4. Ancylostoma duodenale

a. Klasifikasi

Phylum : Nemathelminthes

Class : Nematoda

Subclass : Secernemtea

Ordo : Rhabditida

Super famili : Rhabditoidea

Genus : Ancylostoma

Species : Ancylostoma duodenale

b. Morfologi

Bentuk menyerupai huruf C

Dimulutnya terdapat 2 pasang gigi ventral, 1 pasang gigi dorsal semilunar

♂ : panjang 1,0-1,3 cm, diameter ±0,6 mm,memiliki bursa kopulatriks, 2 buah spikula yang
sejajar

♀ : panjang 0,8-1,1 cm, diameter ±0,45 mm,ekor runcing

Warna putih kecoklatan atau agak merah muda

c. Siklus hidup

Telur cacing ini, keluar bersama dengan tinja. Di dalam tubuh manusia dengan waktu 1-1,5 hari
telur telah menetas dan mengeluarkan larva rabditiform kemudian dalam waktu sekitar 3 hari,
larva rabditiform berkembang menjadi larva filariform (bentuk infektif). Larva filariform dapat
tahan di dalam tanah selama 7-8 minggu. Infeksi pada manusia terjadi apabila larva filariform
menembus kulit atau tertelan.
Siklus hidup cacing ini dimulai dari larva filariform menembus kulit manusia kemudian masuk
ke kapiler darah dan berturut-turut menuju jantung kanan, paru-paru, bronkus, trakea, laring dan
terakhir dalam usus halus sampai menjadi dewasa

Gambar siklus hidup Ancylostoma duodenale

http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2008/wilson_marc/Hookworm_LifeCycle.gif

d. Penyakit dan gejala yang ditimbulkan

 Menimbulkan penyakit anemia

 Kurang gizi.

 Gejala yang ditimbulkan pusing, karena kekurangan darah .

 Pendarahan.

e. Pencegahan

 Menjaga kebersihan diri.

 Menghindari kontak langsung dengan tanah dan tempat kotor lainnya.

 Selalu menggunakan sandal atau alas kaki ketika bepergian.

 Meminum vitamin B12 dan asam folat.

5. Trichuris Trichiura
Trichuristrichiura, Biasa disebut trichocephalus dispar atau lebih dikenal dengan nama cacing
cambuk, karena secara menyeluruh bentuknya seperti cambuk. Hingga saat ini lebih dikenal
lebih dari 20 spesies trichuris spp, tetapi yang menginfeksi manusia hanya trichuris trichiura dan
trichuris vulpis. Cacing ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia bila
menginfeksi dalam jumlah yang banyak.

a. Klasifikasi

Phylum : Nemathelminthes

Class : Nematoda

Subclass : Adenophorea

Ordo : Enoplida

Famili : Trichinelloidea

Genus : Trichuris

Species : Trichuris trichiura

b. Morfologi

Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm. Bagian
enterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian
posterior bentuknya lebih gemuk dan cacing betina bentuknya membulat tumpul, sedangkan
pada cacing jantan melingkar dan terdapat satu spikulum. Cacing dewasa hidup di kolon
asendens dan sekum (caecum) dengan satu spikulum dengan bagian anteriornya yang seperti
cambuk masuk kedalam mukosa usus. Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur
setiap hari antara 3000 – 10.000 butir. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk
seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian
luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih.

c. Siklus Hidup

Cacing dewasa hidup di usus besar manusia -> telur keluar bersama tinja penderita -> di
tanah telur menjadi infektif -> infeksi terjadi melalui mulut dengan masuknya telur infektif
bersama makanan yang tercemar atau tangan yang kotor.

Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina melatakkan telur
kira-kira 30-90 hari.

Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut menjadi matang,
yaitu telur yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif, dalam waktu 3 samapai 6 minggu
dalam lingkungan yang lembab dan tempat yang teduh. Cara infektif secara langsung bila
kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam
usus halus. Sesudah dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon,
terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru.

d. Patologi dan Gejala Klinis

Cacing Trichuris pada manusia terutama hidup di sekum, akan tetapi dapat juga
ditemukan di kolon asendens. Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing ini tersebar di
seluruh kolon dan rrektum. Kadang-kadang terlihat di mukrosa rektum yang mengalami
prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi. Cacing ini memasukan kepalanya
ke dalam mukosa usus, hingga terjadi tyrauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa
usus. Pada tempat perlekatannya terjadi pendarahan. Di samping ini ternyata cacing ini
menghisap darah hospesnya, sehingga dapat menyebabkan anemia.

Penderita terutama anak dengan infeksi Trichuris yang berat dan menahun, menunjukan
gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disehuris yang berat dan
menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom
disentri, anemia, berat badan turun dan kadang-kadang disertai prolapsus rektum. Infeksi berat
Trichuris trichiura sering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau protozoa. Infeksi ringan
biasanya tidak memberikan gejala klinis jelas atau sma sekali tanpa gejala, parasit ini ditemukan
pada tinja secara rutin.

e. Pencegahan dan Pengendalian

Di daerah yang sangat endemik infeksi dapat dicegah dengan pengobatan penderita trikuriasis,
pembuatan jamban yang baik, pendidikan tentang sanitasi dan kebersihan perorangan, terutama
anak. Mencuci tangan sebelum makan, dan mencuci sayuran yang dimakan mentah adalah
penting apalagidinegeri yang memakai tinja sebagai pupuk.

Taksonomi Wuchereria bancrofti Kingdom : Animalia Filum : Nematoda Kelas : Secernentea


Ordo : Spirurida Famili : Onchocercidae Genus : Wuchereria Spesies : Wuchereria bancrofti
Pengertian Wuchereria  bancrofti Wuchereria bancrofti adalah salah satu nematoda jaringan yang
merupakan salah satu parasit manusia yang menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki
gajah). Penyebaran cacing ini kosmopolit terutama di daerah tropis dan sub tropis. Insidensi
tinggi terjadi di daerah sekitar pantai dan kota besar, karena hal ini berhubungan dengan
kebiasaan intermediate host / hospes perantara (nyamuk). Wuchereria bancrofti mempunyai
nama lain Filaria bancrofti, Filaria sanguinis hominis, Filaria sanguinis, Filaria nocturna, dan
Filaria pasifica. Siklus Hidup Wuchereria bancrofti siklus hidup Wuchereria bancrofti (sumber :
www.cdc.gov) Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia dengan melalui gigitan nyamuk (dari
genus Mansonia, Culex, Aedes, dan Anopheles). Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan
menjadi dewasa → cacing jantan dan betina melakukan kopulasi → cacing gravid mengeluarkan
larva mikrofilaria → mikrofilaria hidup di pembuluh darah dan pembuluh limfa → mikrofilaria
masuk ke dalam tubuh nyamuk saat nyamuk menghisap darah manusia → mikrofilaria
berkembang menjadi larva stadium 1 → larva stadium 2 → larva stadium 3 dan siap ditularkan.
Morfologi Wuchereria bancrofti mikrofilaria Wuchereria bancrofti pada sediaan darah tebal
dengan pewarnaan giemsa (sumber : www.cdc.gov) Ciri-ciri mikrofilaria Wuchereria bancrofti :
ukuran : panjang 230 – 300 μm dan lebar 7,5 – 10 μm mempunyai sheath / bersarung pada
tubuhnya mempunyai inti yang halus, sama besar dan tersusun teratur tanpa inti tambahan
(nukleus terminalis) pada ujung posterior ujung anterior tumpul membulat, ujung posterior
meruncing cephalic space → panjang : lebar = 1 : 1 lekukan badan halus cacing dewasa
Wuchereria bancrofti, kiri : jantan, kanan : betina (sumber : www.cdc.gov) Ciri-ciri filaria
Wuchereria bancrofti : berwarna putih kekuningan bentuk seperti benang ujung anterior dan
posterior tumpul mempunyai lapisan kutikula yang halus ukuran cacing betina : panjang ± 80
mm dan lebar ± 0,24 mm ukuran cacing jantan : panjang ± 40 mm dan lebar ± 0,1 mm ujung
posterior cacing betina tumpul ujung posterior cacing jantan runcing, melengkung ke arah
ventral, dan mempunyai 2 buah spicula Sifat Biologis Wuchereria bancrofti Habitat cacing
dewasa berada di dalam pembuluh limfa dan kelenjar limfa. Mikrofilaria didapatkan dalam darah
dan limfa. Predileksi cacing ini adalah jaringan limfa abdomen ke bawah. Dalam pembuluh /
kelenjar limfa filaria dapat melingkarkan tubuhnya sehingga menjadi suatu nodule (seperti
tumor) sehinggnya menimbulkan varises yaitu pelerbaran dari pembuluh yang abnormal.
Mikrofilaria dikeluarkan dari nodule langsung ke aliran limfa dan melalui ductus thoracicus
masuk ke aliran darah. Mikrofilaria mempunyai periodisitas nocturna, yaitu berada dalam
pembuluh darah pada waktu malam hari (jam 22.00 – 04.00). Hal ini perlu diingat untuk
mengambil sampel darah pada malam hari untuk diagnosis.

Sumber : https://medlab.id/wuchereria-bancrofti/

http://takbir014.blogspot.co.id/2016/01/nematoda-usus.html

Taksonomi Brugia malayi Kingdom : Animalia Filum : Nematoda Kelas : Secernentea Ordo :


Spirurida Famili : Onchocercidae Genus : Brugia Spesies : Brugia malayi Pengertian Brugia
malayi Brugia malayi adalah salah satu nematoda jaringan yang merupakan salah satu dari tiga
parasit manusia yang menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki gajah). Cacing ini pertama
kali ditemukan di Sulawesi oleh Brug sehingga disebut Brugia. Brugia malayi disebut juga
dengan Filaria malayi, dan Wuchereria malayi. Siklus Hidup Brugia malayi siklus hidup Brugia
malayi (sumber : www.cdc.gov) Siklus hidup parasit ini sama dengan siklus hidup Wuchereria
bancrofti. Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia dengan melalui gigitan nyamuk (dari
genus Mansonia, Culex, Aedes, dan Anopheles). Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan
menjadi dewasa → cacing jantan dan betina melakukan kopulasi → cacing gravid mengeluarkan
larva mikrofilaria → mikrofilaria hidup di pembuluh darah dan pembuluh limfa → mikrofilaria
masuk ke dalam tubuh nyamuk saat nyamuk menghisap darah manusia → mikrofilaria
berkembang menjadi larva stadium 1 → larva stadium 2 → larva stadium 3 dan siap ditularkan.
Morfologi Brugia malayi mikrofilaria Brugia malayi (sumber : www.cdc.gov) Ciri-ciri
mikrofilaria Brugia malayi : ukuran : panjang 170 – 260 μm dan lebar ± 6 μm mempunyai sarung
/ sheath ujung anterior membulat / tumpul dengan 2 buah stylet (alat pengebor) ujung posterior
runcing cephalic space → panjang : lebar = 2 : 1 inti tubur kasar, tersusun tidak teratur sampai
ujung posterior dengan 2 buah nukleus terminalis Ciri-ciri cacing dewasa / filaria Brugia malayi :
ukuran lebih kecil daripada Wuchereria bancrofti ukuran cacing betina : ± 160 μm dan lebar ±
55 μm ukuran cacing jantan : ± 90 μm dan lebar ± 25 μm bentuk seperti benang halus berwarna
putih kekuningan cacing jantan mempunyai sepasang papila yang besar di sebelah anterior
kloaka dan sepasang lagi di belakangnya dengan ukuran yang lebih kecil, spicula satu pasang
dengan ukuran yang tidak sama panjang

Sumber : https://medlab.id/brugia-malayi/

Taksonomi Oxyuris vermicularis Kingdom : Animalia Filum : Nematoda Kelas : Secernentea


Ordo : Oxyurida Famili : Oxyuridae Genus : Enterobius Spesies : Enterobius vermicularis
Pengertian Oxyuris vermicularis Oxyuris vermicularis adalah nematoda usus yang tipis, putih
yang habitatnya di usus besar dan rectum. Cacing ini penyebarannya sangat luas hampir
diseluruh dunia bisa dijumpai, tetapi frekuensinya jarang pada orang kulit hitam. Nama lain
Oxyuris vermicularis antara lain Enterobius vermicularis, pin worm, dan cacing kremi. Cacing
ini dapat menyebabkan penyakit yang disebut oxyuriasis. Siklus Hidup Oxyuris vermicularis
siklus hidup Oxyuris vermicularis (sumber : www.cdc.gov) Cacing dewasa hidup di dalam
rongga cecum, colon ascenden, dan appendix. Pada malam hari cacing betina mengembara ke
daerah anus (perianal) untuk meletakkan telur-telurnya, setelah 4 – 6 jam telur menjadi infektif.
Telur yang terdapat di perianal dengan perantaraan tangan / debu tertelan dan menetas menjadi
larva di usus halus, larva masuk ke cecum dan ileum bagian bawah dan menjadi dewasa (auto
infection). Selain secara peroral, Oxyuris vermicularis juga bisa masuk kembali ke tubuh
manusia melalui anus, dimana telur yang terdapat di perianal menetas dan larvanya masuk
kembali ke usus melalui anus (retro infection). Morfologi Oxyuris vermicularis telur Oxyuris
vermicularis (sumber : www.cdc.gov) Ciri-ciri telur : berbentuk oval asimetris, dengan salah satu
sisinya datar ukuran : panjang 50 – 60 μm dan lebar 20 – 32 μm dinding 2 lapis tipis dan
transparan : dinding luar merupakan lapisan albumin yang bersifat mechanical protection,
sedangkan dinding dalam merupakan lapisan lemak yang bersifat chemical protection telur selalu
berisi larva atas : Oxyuris vermicularis betina ; bawah : Oxyuris vermicularis jantan (sumber :
www.medical-labs.net) Ciri-ciri cacing dewasa : ukuran cacing jantan : panjang 2 – 5 mm dan
lebar 0,1 – 0,2 mm ukuran cacing betina : panjang 8 – 13 mm dan lebar 0,3 – 0,5 mm ujung
anterior lebih tumpul dibandingkan ujung posterior yang meruncing terdapat penebalan cuticula
(cephalic alae) pada ujung anterior mulut simple dengan 3 buah bibir ujung posterior cacing
jantan melengkung dengan sebuah spicula ujung posterior cacing betina lurus
Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/

Anda mungkin juga menyukai