TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Infeksi cacing yang disebut dengan helminthiasis adalah infeksi yang disebabkan
oleh satu atau lebih cacing parasite pada usus manusia. Nematode merupakan
penyebab infeksi cacing yang masih banyak terjadi di Indonesia. Indonesia sendiri
memiliki beberapa faktor penunjang untuk kehidupan cacing parasite. Faktor yang
ditemukan adalah keadaan alam serta iklim, sosial ekonomi, pendidikan, kepadatan
pendudk serta masih berkembang kebiasaan yang kurang baik. berdasarkan fungsi
tanah pada siklus hidup cacing, nematode usus dibagi menjadi dua kelompok.5
2
3
persekolahan dengan pelaporan yang didapat sebesar 267 juta anak dan 568 juta usia
sekolah yang bertempat tinggal pada daerah tropis. Pervalensi terbesar pertama ialah
Ascariasi lumbricoides sebesar 78% ditemukan di Sumatra, 79% Kalimantan, 88%
Sulawesi, 92% Nusa Tenggara Barat, 90% di Jawa Barat. Pervalensi terbesar kedua
yaitu Trichuris trichiura untuk Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi 83%, Nusa
Tenggara Barat 84% dan Jawa Barat sebesar 91%. Sedangkan prevalensi cacing
tambang atau Hookworm berkisar 30% sampai 50% di berbagai daerah di
Indonesia.1,6,7
2.3. Etiologi
Etiologi cacingan yang paling sering terjadi adalah sanitasi yang buruk. Di
Indonesia sendiri masih kurangnya kesadaran diri untuk menjaga kebersihan baik diri
sendiri maupun lingkungan. Sehingga infeksi cacing di Indonesia masih sangat tinggi
apalagi pada kelompok balita anak usia sekolah dikarenakan, sanitasi yang buruk,
kurang bersihnya lingkungan tempat tinggal, mengonsumsi makan dan minuman
yang terkontaminasi, tidak menggunakan alas kaki saat berjalan di tanah,
mengkonsumsi makan yang masih kurang kematangannya.6
2.4. Klasifikasi
Filum cacing terbagi 2, Platyhelminthes dan nemathelminthes. Platyhelminthes
sendiri terdiri dari kelas Cestoda atau cacing pita dan kelas Trematoda atau cacing
daun. Dari golongan Platyhelminthes, Cestoda yang paling sering menginfeksi
dengan genus Taenia spp, sedangakan Trematoda yang paling sering menginfeksi
dari genus Schistosoma spp. Filum Nemathelminthes terdiri dari kelas Nematoda,
terdiri dari nematoda usus dan nematoda jaringan. Nematode usus yang sering
menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necrator americanus,
Ancylostoma duodenal dan Enterobius vermicularis. Sedangkan dari nematode
jaringan yang paling sering menginfeksi adalah Filariasis yang menyebabkan
gangguan saluran limfe.8,9
4
Pada pemeriksaan sedian tinja, dapat ditemukan dua macam telur dari Ascaris
lumbricoides.
1. Telur yang dibuahi (fertilized egg)
Berbentuk oval atau bulat berukuran sekitar 70 mikron. Telur dengan kulit
ganda berbatas tegas, kulit luar tampak kasar, berwarna coklat, dan tertutup oleh
tonjolan-onjolan kecil. Kulit bagian dalam tampak lebih halus, tebal dan tidak
berwarna. Telur ini juga memiliki masa bulat bergranula yang terletak di bagian
tengah.9
2. Telur tidak dibuahi (unfertilized egg)
Telur dengan ukuran 88-94x44 mikron dengan dinding telur terdiri dari dua
lapisan dan tidak memiliki lapisain lipouidal. Telur yang tidak dibuahi depenuhi
dengan granula amorf pada bagian dalamnya. Telur yang dibuahi atau tidak
dibuahi dapat ditemukan dengan lapisan albuminoid yang terkelupas. Telur ini
dikenal sebagai decorticocated egg.9
6
Gambar 2.3 Telur Ascaris lumbricoides, (A) infertile, (B) unfertile, (C) decorticocated 10
2.4.1.3.Siklus Hidup
Proses penularan yang terjadi kepada manusia dimulai dari telur yang
dihasilkan oleh satu ekor cacing betina Ascaris lumbricoides mencapai 200.000 telur
dalam sehari. Telur yang telah dibuahi akan dikeluarkan melalui tinja dan jatuh pada
tanah. Telur ini memerlukan waktu 3 minggu pada suhu 25°C-30°C untuk menjadi
matang. Telur yang matang tidak menetas dalam tanah dan dapat hidup selama
beberapa tahun. Telur ini akan tertelan oleh manusia dan menetas menjadi larva
dalam usus manusia. Larva tersebut akan menembus dinding usus halus menuju ke
sistem peredaran darah. Larva kemudian menuju paru-pary, trakea, faring dan akan
tertelan masuk ke esophagus ingga sampai ke usus halus dan menjadi cacing dewasa.
Perjalanan siklus ini berlangsung selama 65-70 hari.8,9
7
2.4.1.5.Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan feses untuk menilai karakteristik.
Cacing betina dewasa mengeluarkan beanyak telur sehingga specimen feses tunggal
biasanya cukuo untuk menemukan telur di dalamnya. Apabila ditemukan telur cacing
tanpa dibuahi, maka tetap diberikan terapi untuk mengurangi risiko sakit yang terkait
dengan migrasi. Larva Ascaris lumbricoides yang bermigrasi ke paru menimbulkan
eosinophilia darah perifer seta infiltrate paru pada pemeriksaan radiografi dada.
Pemeriksaan sputum memperlihatkan eosinophil dan Kristal Charcot-Leyden.8,9
Pemeriksaan foto polos abdomen, follo through dan barium enema kadang
dapat memperlihatkan cacing dewasa dalam usus halus sebagai gambaran radiolusen
yang memanjang. Cacing dewasa yang masuk ke dalam ductus hepar, empedu atau
pankreas dapat dilihat dengan ultrasonografi, Endoscopic Retrograde Cholangio-
Pancreatography (ERCP) atau ST_scan. Larva dan sel eosinophil dapat ditemukan
dalam sputum atau cairan lambung pada sindrom Loeffer.8,9
Diagnosis banding dari infeksi cacing Ascaris lumbricoide termasuk penyebab
lain dari verminous pneumonia, misalnya strongiloidiasis, toxocariasis (visceral
larva migrans) dan infeksi cacing tambang.9
2.4.1.6.Pengobatan
Pengobatan pada infeksi cacing Ascaris lumbricoides dapat diberikan obat
pilihan yaitu abendazol dan mebendazol.9
Abendazol pada anak berusia diatas 2 tahun diberikan sosis 400 mg/oral dosis
tunggal.
Mebendazole 500 mg/oral dosis tunggal atau diberikan 2x100 mg selama 3 hari.
WHO merekomendasikan:
o Abendazol untuk anak usia 12-24 bulan, dosis 200 mg tunggal/oral
o Pirantel pamoat dosis 10-11 mg/kgBB tunggal,maksimal 1 gram
9
2.4.1.7.Pencegahan
Berdasarkan siklus hidup dan sifat telur cacing ini, maka upaya pencegahan
yang dapat dilakukan adalah penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan
tepat, setra Hygine keluarag dan pribadi seperti:9
a. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman
b. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan serta sesudah buang
air besar, tangan dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun
c. Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan, hendaklah
dicuci bersih dan disiram lagi dengan air hangat.
d. Sebaiknya memakan makanan yang dimasak dengan baik
e. Biasakan menggunakan WC
f. Mengadakan kemoterapi masal setiap 6 bulan sekali didaerah endemic yang
rawan terhapat aksariasis.
2.4.1.8.Prognosis
Selama tidak terjasi obstruksi oleh cacing dewasa yang bermigrasi, penyakit
ini mempunyai prognosis yang baik. tanpa pengobatan, infeksi cacing dapat sembuh
sendiri dalam waktu 2,5 tahun. Akan tetapi dengan pengobatan kesembuhan diperoleh
pada kasus 80-90%.9
10
terjadi bila keadaan sekitarnya optimum atau sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
kehidupan bebas dari parasite ini, misalkan di negara tropis dengan iklim lembab.
Siklus langsung sering terjadi di negeri yang lebih dingin dengan keadaan yang
kurang menguntungkan parasite ini.9,11,12
3. Autoinfeksi
Larva rhabditiform yang non-infektif yang normal keluar bersama tinja dan
alami transformasi menjadi larva filariform infektif selama masih berada dalam
saluran usus atau pada permukaan perianal. Larva ini kemudian melakukan penetrasi
ke dalam dinding usus besar atau kulit dengan mengulangi siklus hidupnya kembali.
Siklus ini dapat dipertahankan pada tingkat rendah pada seseorang dalam jangka
waktu bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala.9,11,12
2. Paru-paru
Migrasi larva ke paru-paru dapat merangsang timbulnya gejala tergantung dari
banyaknya larva yang ada dan intensitas repon imunnya. Ada yang Asimptomatis ada
yang sampai pneumonia.9,11,12
3. Usus (gastrointestinal symptom)
Gejala yang terjadi pada saluran pencernaan yang biasanya timbul seperti;
anoreksia, berat badan menurun, muntah, diare kronik, kontipasi, terkadang terjadi
obstruksi pada usus. Pada infeksi yang berat akan terjadi kerusakan mukosa usus,
dengan gejala ulkus peptikum. Dari infeksi kronik beberapa kasus dapat berlangsung
hingga 30 tahun sebagai akibat kemampuan larva untuk melakukan autoinfeksi.9,11,12
2.4.2.5.Diagnosis
14
2.4.2.7.Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan tergantung pada sanitasi pembunagan tinja dan
perlindungan terhadap kulit dari tanah yang terkontaminasi, misalkan dengan
pemakaian alas kaki. Menjelaskan kepada masyarakat mengenai cara penularan dan
cara pembuatan serta pemakaian jamban yang baik dan benar. Kondisi lingkungan
harus diperhatikan merupakan perhatian utama bagi pemerintah setempat. Tindakan
yang dapat diambil dan dilakukan ialah, menyediakan air bersih, memperkenalkan
dan mengembangkan sistem sanitasi dan dapat dipergunakan bagi semua masyarakat,
serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dengan program penyuluhan.9,11,12
2.4.3.1.Toksonomi
Sub kingdom : Metazoa
Filum : Nematoda
Kelas : Adenophorea
Ordo : Trichocephalida
Famili : Trichuridea
Genus : Trichuris
Spesies : Trichuris trichiura
2.4.3.2.Morfologi
Cacing dewasa Trichuris trichiura berukuran panjang 35-55 cm dengan 2/5
bagian posterior gemuk menyerupai pegangan cambuk dan 3/5 bagian anterior kecil
panjang seperti cambuk. Cacing dewasa jantan berukuran panjang 4cm dengan ekor
melingkar dan memiliki sebuah spiculla yang retraktil. Cacing dewasa betina
berukuran panjang 5 cm dengan ekor sedikit melengkung dan berujung tumpul. Telur
Tricguris trichiura memiliki ukuran 50-54 x 22-23 mikron. Telur ini berbentuk
seperti tong anggur (barrel shape) atau lemon shape dengan dua buah mucoid plug
(sumbatan yang jernih) pada kedua ujungnya. Dinding telur berwarna kecoklatan
sementara kedua ujaungnya berwarna bening. Telur Trichuris trichiurayang keluar
bersama tinja mengandung sel telur yang bersegmen. Telur ini akan mengalami
embrionisasi dan mengandung larva setelah 10-14 hari berada di tanah.9,14
16
2.4.3.6.Pengobatan
Infeksi yang disebabkan oleh Trichuris trichiura sulit diobati. Antihelmintik
seperti tiabendazol dan ditiazanin tidak memberikan hasil yang memuaskan.9,14
Pengobatan infeksi tricuriasis adalah albendazol, mebendazol dan oksantel pamoat.
19
1. Untuk anak usia 6-14 tahun, oksantel pamoat dengan dosis 20 mg/kgbb ditambah
400 mg albendazol diberikan setiap hari berurut-turut.
2. Oksantel pamoat dengan dosis tunggal 20 mg/kgbb
3. Albendazol dengan dosis tunggal 400mg
4. Albendazol dengan dosis tunggal 500mg atau 2x100mg selama 3 hari
2.4.3.7.Pencegahan
Pada daerah endemic, infeksi dapat dicegah dengan pengobatan penderita
Trichuriasis, pembuatan jamban yang baik dan benar, pendidikan tentang sanitasi dan
kebersihan perorangan utamnya pada adank-anak. Kegiatan mencuci tangan sebelum
makan dan mencuci sayuran yang hendak dikonsusmsi sangat penting bila tanaman
tersebut memakai tinja sebagai pupuk.9,14
2.4.4.2.Morfologi
Cacing dewasa jantan berukuran panjang 7-11 mmx lebar 0,-0,5 mm. cacing
dewasa Ancylostoma duodenale cenderung lebih besar dari pada Necator americanus.
Cacing dewasa Ancylostoma duodenale berbentuk seerti hurup “C” sedangkan
Necator americanus berbentuk huruf “S”. Ancylostoma duodenale mempunyai dua
pasang gigi pada rongga mulutnya sedangkan Necator americanus mempunyai
20
sepasang kitin. Cacing dewasa jantan memiliki alat kelamin berupa bursa copulatrix.
5,9,17
naik ke trakea, faring dan terltelan masuk ke esophagus hingga berakhir sampai di
usus halus berkembang menjadi cacing dewasa.17,19
Cacing dewasa melekat di mukosa usus halus dengan menggunakan struktur
mulut sementara sebelum struktur mulut permanen yang khas terbentuk. Cacing
dewasa betina mulai mengeluarkan telur lima bulan setelah permulaan infeksi
meskipun periode prepaten dapat berlangsung 6 sampai 10 bulan. Apabila Lrva
filariform Ancylostoma duodenale tertelan, maka larva dapat berkembang menjadi
cacing dewasa dalam usus tanpa melalui siklus paru-paru. Cacing tambang khusunya
Necator americanus dapat hidup selama beberapa tahun sedangkan Ancylostoma
duodenale hanya dapat bertahan hidup selama beberapa bulan. 9,17,19
2.4.4.5.Diagnosis
Eosinifilia marupakan indikasi adanya perkembangan cacing tambang dewasa
dalam usus. Infeksi cacing tambang intestinal dideteksi dengan identifikasi telur yang
khas dalam feses. Banyak individu simtomatik yang mensekresi banyak telur
sehingga teknik konsentrasi feses tidak bisa digunakan unuk mendeteksi infeksi klinis
yang relevan. Telur Ancylostoma duonenale dan Necrator americanus terlihat serupa
dibawah mikroskop cahaya dan tidak mudah dibedakan berdasarkan morfologi.17,19
2.4.4.6.Pengobatan
Dapat diberikan obat-obatan seperti; 9,17,19
Albendazol 400mg dosis tunggal, sedangkan untuk anak usia kurang dari 2 tahun
dosisnya 200 mg tunggal
Mebendazol 2x100 mg selama 3 hari
Pirate pamoat 11 mg/kgBB/hari selama 3 hari
2.4.4.7.Pencegahan
Pembuanagan feses pada jamban atau tempat pembuangan kotoran yang
memenuhi standar kesehatan
Memakai sandal, sepatu, atau alas kaki jika keluar rumah
Higienitas dan sanitasi yang baik
24
hari. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan mati
setelah kopulasi dan cacing betina setelah bertelur. Daur hidup cacing mulai dari
tertelannya telur yang infektif sampai menjadi cacing dewwasa gravid yang
bermigrasi ke perianal dan memerlukan waktu kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan.20,21
yang tidak mencuci tangan akan sering terinfeksi. Telur cacing ini akan tertelan dan
masuk ke usus dan berkembang biak dan mengeluarkan banyak telur, seekor cacing
betina bertelur sampai puluhan ribu/hari. Terdapat empat cara penularan, yaitu;20,21
1. Langsung dari anus ke mulut melalui tangan yang terkontaminasi oleh telur
cacing, misalnya anak merasa gatal kemudian telur tertempel pada kuku jari dan
pada saat makan tidak mencuci tangan.
2. Orang yang satu tempat tidur sengan pasien yang terinfeksi, telur dapat menempel
pada sarung banal, selimut, atau tempat-tempat yang terkontaminasi
3. Melalui udara, misalkan telur yang ada di sekitar tempat tidur waktu dibersihkan
dapat terhirup
4. Retroinfeksi keadaan saat telur di sekitar anus segera menetas, kemudian larva
masuk ke usus melalui anus.
2.4.5.5.Diagnosis
Diagnosis untuk E. vermicularis dapat dilakukan dengan melihat adanya telur
cacing di daerah anus. Untuk melakukan tes ini biasanya dilakukan dengan semacam
plastic perekat atau selotip, sehingga tes ini dinamakan “tape test”. Selotip ini akan
ditempelkan pada daerah anus penderita. Jika terdapat telur cacing, maka telur-
telunya akan menempel pada selotip. Setelah itu, selotip diletakan pada kaca objek
sehingga dapat diamati di bawah mikroskop.20,21
Diagnosis ini sangat baik dilakukan pada pagi hari, disaat pasien bagun dari
tidurnya, dikarenakan waktu bagun pasien belum membersihkan daerah anusnya.
Terdapat anjuran untuk melakukan diagnosis semacam ini selama 3 hari berturut-turut
untuk meningkatkan kemungkinan mendapat telur cacing. Dikarenakan penderita juga
sering mengaruk daerah anus, maka diagnosis juga bisa ditegakan dengan
pengambilan sampel dari kuku pasien.20,21
28
2.4.5.6.Pengobatan
Obat cacing harus diberikan kepada orang terinfeksi dan anggota keluarganya.20,21
Dosis tunggal mebendazol (100 mg/oral untuk semua usia) diulang selama 2
minggu menghasilkan angka kesembuhan 90-100%
Pilihan regimen terapi lain termasuk dosis tunggal albendazol (400mg/oral untuk
semua usia) diulang dalam 2 minggu atau dosis tunggal pirantel pamoat (11
mg/kgBB/oral, maksimal 1gr)
Mandi pagi menghilangakan telur dalam jumlah besar
Sering mengganti pakaian, baju tidur, dan seprei agar menurunkan kontaminasi
telur dan dapat menurunkan risiko autoinfeksi.
2.4.5.7.Pencegahan
Melakukan pengobatan masal di rumah dan disekolah penderita
29
Melakukan perbaiakn higine dan sanitasi (mencuci tangan dengan sabun saat
sebelum makan, setelah BAB, setelah mengganti popok bayi, sebelum mengolah
makanan, menggunting kuku secara berkala)
Mencuci pakaian, handuk, alas tidur menggunakan air hangat dan djemur di
bawah sinar matahari secara langsung
Penderita dianjurkan mandi menggunkaan air hangat dan lebih baik menggunakan
shower.
2.4.6. Taenia
Terdapat tiga spesies penting cacing pita; Taenia solium, Taenia saginata dan
Taenia asiatica. Perbedaan pada ketiga spesies ini adalah:
Tabel 2.1 perbedaan antara Taenia solium, Taenia saginata dan Taenia asiatica.
Taenia solium Taenia saginata Taenia asiatica
Inang definitif Usus halus manusia Usus halus manusia Usus halus manusia
Inang antara Babi dan manusia Sapi, kambing, domba Babi (utama), sapi
Nama tahap larva Cysticercus cellulose Cysticercus bovis Cysticercus t.s taiwanensis
Panjang x lebar (3-8)x0,01 meter (4-15)x0,01 meter 4-8 meter
Jumlah segmen 700-1000 1000-2000 712
Jumlah telur 30.000-50.000 tiap segmen >100.000 tiap segmen
2.4.6.1.Taksonomi
Sub kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophylidea
Family : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : Taenia solium, Taenia saginata dan Taenia asiatica.
30
Neurosistiserkosis adalah infeksi sistem saraf pusat akibat sistiserkus dari larva
Taenia solium. Neurosistiserkosis merupakan faktor risiko penyebab strok,
epilepsy dan kelainan pada tengkorak. Diagnosis berdasarkan gejala klinis,
serologi dan ditemukan telur dalam feses.8,19,23
2.4.6.4.Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakan dengan penemuan proglotid (segmen tubuh) atau
telur dalam tinja atau daerah perianal dengan cara swab. Telur Taenia saginata sulit
dibedakan dengan telur Taenia solium, tetapi proglotid gravidnya dapat dibedakan
berdasarkan jumlah lateral uterus atau scolexnya yang tidak mempunyai kait-kait.8,19,23
2.4.6.5.Pengobatan
Infeksi cacing dewasa dapat diberikan dengan praziquantel 5-10
mg/kgBB/oral sekali. Alternative lain dapat diberikan niklosamid 50 mg/kgBB/oral
diberikan sekali untuk anak. Kedua obat ini efektivitasnya >90% dalam tatalaksana
taeniasis. Jika tidak tersedia kedua obat ini dapat diberikan abendazol. Parasite pada
umumnya menghilang sehari setelah pemberian obat.8,19,23
2.4.6.6.Pencegahan
Memaak daging sampai matang sempurna
Memeriksa daging akan adanya cysticercosis
Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati dan mencegah kontaminasi
tanah dengan tinja manusia.
2.5. Diagnosis
Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakan dari anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap pasien.
2.5.1 Anamnesis
Biasanya pasien akan datang dengan keluhan lemah, lesu, diare, nyeri perut,
kurang nafsu makan, demam dan lainnya. Tanyakan pada orang tua pasien:26
3. Apakah pasien memakai alas kaki, sarung tangan, atau pelingung lainny saat
bermain atau melakukan aktivitas lainnya?
4. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan?
5. Pupuk apakah yang digunakan dalam berkebun atau bertani?
6. Bagaimana cara pengolahan bahan makanan di rumah?
7. Ada tidaknya penggunaan obat atau pernakah berobat ke rumah sakit atau
puskesmas setempat?
2.5.2 Pemeriksaan Fisik
Hasil dari pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada infeksi cacing
Nematoda antara lain: 26
1. Observasi
Kesadaran pasien: sadar, gelisah dan laiinya
Gaya berjalan pasien saat memasuki ruangan; sambil meggaruk-garuk
daerah sekitar perianal atau ditopang oleh keluarganya
2. Inspeksi
Kondisi tubuh pasien; lemah, lemas, kurus/malnutrisi
Keadaan kulit; pucat, vesikel, makulopapula
Malaise
Anemis, konjungtiva palpebral inferior pucat
Kesulitan dalam bernafas
3. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah abdomen
Denyut nadi yang lemah
Adanya demam
4. Perkusi batas-batas organ
5. Auskultasi dinilai adanya bunyi ronkhi kasar, serta suara jantung melemah.
2.5.3 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
35
2.6. Komplikasi
Walaupun telah diobati, cacingan dapat menyebabkan komplikasi yang parah
bagi anak seperti anemia dan gizi buruk.26,27
a. Cacingan dengan anemia
Jika penderita infeksi cacing ditemui menderita anemia, maka lakukan
tatalaksana sesuai dengan penyebebnya atau cacing penginfeksinya.
b. Cacingan dengan gizi buruk
Jika ditemukan penderita infeksi cacing dengan gizi buruk maka tangani sesuai
dengan tatalaksana anak gizi buruk. Jika anak gizi buruk berumur 4 tahun atau
lebih dan belum pernah mendapatkan pengobatan cacing dalam 6 bulan terakhir,
dengan hasil pemeriksaan tinja positif, maka beri pirantel pamoat di klinik
sebagai dosis tunggal (diberikan pada fase transisi).
Tabel 2.2 Dosis Pirantel Pamoat untuk anak dengan gizi buruk
Umur Berat Badan Pirantel Pamoat (125mg/tab) dosis tunggal
4-9 bulan 6-<8 kg ½ tablet
9-12 bulan 8-<10 kg ¾ tablet
1-3 tahun 10-<14 kg 1 tablet
3-5 tahun 13-<19 kg 1 ½ tablet