TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi Soil-transmitted helminthes (STH) adalah salah satu infeksi yang paling
merupakan hospes bagi beberapa nematoda usus yang sejumlah besar ditularkan
melalui tanah disebut soil transmitted helminthes. Mereka ditularkan oleh telur
mempunyai sanitasi yang buruk. Spesies utama yang menginfeksi manusia adalah
Telur yang melekat pada sayuran dan tertelan ketika sayuran tidak
6
7
2.1.1.1 Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Famili : Ascarididae
Genus : Ascaris
Spesies : A. lumbricoides
(Myers dkk, 2017)
2.1.1.2 Morfologi
melengkung. Cacing betina mempunyai panjang 22-35 cm dan memiliki lebar 0,3-
0,6 cm. Cacing jantan dewasa mempunyai ukuran yang lebih kecil dengan panjang
12-13 cm dan lebar 0,2-0,4 cm, juga mempunyai warna yang sama dengan cacing
betina, tetapi mempunyai ekor yang melengkung kearah ventral (Sutanto dkk,
2013).
8
Pada ujung anterior, ia mempunyai tiga bibir dengan gigi-gigi kecil atau
di dalam rongga badan. Cacing jantan mempunyai dua buah speculum yang dapat
keluar dari kloaka dan pada cacing betina, vulva terbuka pada perbatasan
sepertiga badan anterior dan tengah, bagian ini lebih kecil dan dikenal sebagai
albuminoid yang tebal dan kasar di bagian terluar dan berfungsi sebagai
sehingga hanya tinggal dua lapisan saja, dan disebut dengan telur
decorticated.
b. Telur yang unfertil berukuran agak lebih besar daripada yang fertil,
sekitar 200.000 telur per hari, bersama dengan tinja. Telur infertil dapat dicerna
namun tidak infektif. Telur fertil menjadi embrio dan infektif setelah 18 hari sampai
bertanah). Jika telur infektif tertelan, larva menetas dan menginvasi mukosa usus,
kecil, larva berkembang menjadi cacing dewasa, diperlukan waktu antara 2 dan 3
bulan setelah menelan telur infektif untuk oviposisi oleh betina dewasa dan cacing
inflammasi berupa infiltrat yang tampak pada foto toraks dan akan menghilang
dalam waktu tiga minggu. Terdapat gejala pneumonia atau radang paru seperti
mengi, dyspnea, batuk kering, demam, dan pada infeksi berat dapat timbul dahak
yang disertai darah. Pnemonia yang disertai eosinofilia dan peningkatan IgE
disebut sindrom Loefller. Larva yang mati di hati dapat menimbulkan granuloma
eosinofilia.
Fase intestinal
klinis. Jika terdapat gejala klinis biasanya tidak khas yaitu mual, nafsu makan
berkurang, diare atau konstipasi, lesu, tidak bergairah dan kurang konsentrasi.
Efek yang serius terjadi bila cacing menggumpal dalam usus sehingga
terjadi obstruksi usus (ileus). Selain itu cacing dewasa dapat masuk ke lumen usus
buntu dan dapat menimbulkan apendisitis akut atau gangrene. Jika cacing dewasa
masuk dan menyumbat saluran empedu dapat terjadi kolik, kolesistitis, kolangitis,
pangkreatitis dan abses hati. Selain bermigrasi ke organ, cacing dewasa dapat
bermigrasi keluar melalui anus, mulut atau hidung. Migrasi cacing dewasa dapat
11
terjadi karena rangsangan seperti demam tinggi atau obat-obatan (Kemenkes RI,
2012).
2.1.1.5 Diagnosis
sediaan basah tinja langsung. Penghitungan telur per gram tinja dengan teknik
Selain itu, diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri melalui mulut,
2.1.1.6 Terapi
Dosis albendazol untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun adalah 400 mg
per oral. WHO merekomendasikan dosis 200 mg untuk anak usia 12-24 bulan.
Dosis mebendazol untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun yaitu 500 mg.
digunakan untuk ascariasis dengan dosis 10-11 mg/kgBB per oral, dosis
2.1.2.1 Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Kelas : Adenophorea
Sub kelas : Enoplia
Ordo : Trichocephalida
Famili : Trichuridae
Genus : Trichuris
Spesies : T.trichuira
2.1.2.2 Morfologi
pada kutubnya terdapat operkulum yaitu semacam penutup yang jernih dan
menonjol. Dindingnya terdiri atas dua lapisan, bagian dalam jernih, bagian luar
tubuhnya tebal seperti tangkai cambuk dan 3/5 bagian anterior yang kecil seperti
13
rambut. Cacing betina lebih panjang daripada yang jantan; berukuran 3,5-5 cm
Telur yang belum memiliki embrio keluar bersama tinja. Pada tanah, telur
Kemudian membelah menjadi telur embrio; telur menjadi matang dalam 15 sampai
30 hari. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk yang
infektif. Cara infeksi langsung apabila secara kebetulan hospes menelan telur
matang. Larva menetas dalam usus kecil, dan menjadi cacing dewasa di usus.
Cacing dewasa (sekitar 4 cm) hidup dalam sekum dan naik ke usus.
14
Cacing dewasa tetap berada di lokasi itu, dengan bagian anterior yang berulir ke
mukosa. Cacing betina mulai bertelur 60 sampai 70 hari setelah infeksi. Cacing
betina bertelur di sekum antara 3.000 dan 20.000 telur per hari. Jangka hidup
ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis yang jelas atau sama sekali tanpa
gejala. Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing tersebar di seluruh kolon
mengejan dengan kuat dan sering timbul pada waktu defekasi. Selain itu penderita
dapat mengalami diare yang diselingi sindrom disentri atau kolitis kronis, sehingga
berat badan turun. Bagian anterior cacing yang masuk ke dalam mukosa usus
2.1.2.5 Diagnosis
Penghitugan telur per gram tinja dengan teknik katokatz dipakai sebagai pedoman
2.1.2.6 Terapi
Obat untuk trikuriasis adalah albendazol 400 mg selama tiga hari atau
2.1.3.1 Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Strongylida
Familia : Ancylosmomaidea dan Ucinariidae
Genus : Ancylostoma dan Necator
Spesies : A.duodenale
N.americanus
(Fetouh dan Hays, 2017)
2.1.3.2 Morfologi
jantan ± 0,8 cm. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks. Bentuk badan
huruf C.
berbentuk oval ataupun ellipsoid. Ia mempunyai satu lapis dinding tipis dan
trasnparan. Bila baru keluar melalui tinja, intinya terdiri atas 4-8 sel (Kemenkes RI,
2012).
Telur dikeluarkan bersama feses dan pada lingkungan yang sesuai telur
menetas mengeluarkan larva rhabditiform dalam waktu 1-2 hari. Larva rhabditiform
tumbuh menjadi larva filariform dalam waktu ± 3 hari. Larva filariform bertahan
hidup 7-8 minggu di tanah dan dapat menembus kulit. Infeksi terjadi apabila larva
filariform menembus kulit. Infeksi A.duodenale juga dapat terjadi dengan menelan
larva filariform.
17
dan terbawa aliran ke jantung dan paru. Di paru, larva menembus dinding
pembuluh darah, lalu dinding alveolus kemudian masuk rongga alveolus dan naik
ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus menuju faring. Di faring, larva akan
esofagus menuju ke usus halus. Di usus halus, larva akan tumbuh menjadi dewasa
Stadium larva
Bila larva filariform dalam jumlah besar menembus kulit, maka terjadi
perubahan kulit disebut “ground itch” yaitu reaksi local eritematosa dengan papul-
wakana dengan gejala mual, muntah, iritasi faringeal, batuk, sakit leher, dan suara
serak. Larva cacing di paru dapat menimbulkan pnemonitis dengan gejala yang
Stadium dewasa
darah karena invasi parasit di mukosa dan submukosa usus halus. Gejala
tergantung spesies dan jumlah cacing serta keadaan gizi penderita. Seekor
kematian, tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja turun (Kemenkes RI,
2012).
2.1.3.5 Diagnosis
keluhan tidak enak di perut yang tidak khas, tampak pucat karena anemia, perut
2.1.3.6 Terapi
Obat untuk infeksi cacing tambang adalah albendazol dosis tunggal 400
mg oral atau mebendazol 2x100 mg/ hari atau pirantel pamoat 11 mg/ kgBB,
maksimum 1 gram. Mebendazol dan pirantel pamoat diberikan selama tiga hari
usia 12-24 bulan. Untuk meningkatkan kadar haemoglobin perlu diberikan asupan
2.1.4.1 Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Rhabditida
Famili : Strongyloididae
Genus : Strongyloides
Spesies : S.stercoralis
(Myers dkk, 2017)
2.1.4.2 Morfologi
Gambar 2.8 Kiri: Cacing betina S.stercoralis dengan deretan telur dalam
tubuhnya. Kanan: Larva filariform (CDC, 2015)
Cacing dewasa sebagai parasit terdiri atas cacing betina yang memiliki
ukuran 2,2 mm x 50 m, dengan rongga bukal pendek dan esofagus panjang dan
ramping. Telur cacing S.stercoralis mirip seperti telur cacing tambang, memiliki
mengandung embrio.
dan bulbus esofagus yang mengisi ¼ anterior tubuh. Larva ini biasa ditemukan
20
bersama tinja. Larva filariform merupakan stadium infektif, lebih panjang dan
Siklus langsung:
filariform. Jika larva filariform menembus kulit manusia, larva tumbuh dan masuk
ke dalam peredaran darah vena, kemudian melalui jantung kanan sampai ke paru.
Dari paru, parasit mulai menjadi dewasa dan menembus alveolus, masuk ke
21
trakea dan laring. Sesudah sampai di laring terjadi refleks batuk, sehingga parasit
tertelan kemudian sampai di usus halus bagian atas dan menjadi dewasa. Cacing
Pada siklus ini, larva rhabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan
dan cacing betina bentuk bebas. Bentuk bebas lebih gemuk dari bentuk parasitik.
larva rhabditiform. Larva rhabditiform dalam waktu beberapa hari dapat menjadi
larva filariform yang infektif dan masuk ke dalam hospes baru, atau larva
rhabditiform tersebut mengulangi fase hidup bebas. Siklus tidak langsung ini terjadi
yang dibutuhkan untuk kehidupan bebas parasit ini, misalnya di negeri tropis
Autoinfeksi:
daerah sekitar anus (perianal). Jika larva filariform menembus mukosa usus atau
kulit perianal, maka terjadi daur perkembangan di dalam hospes. Autoinfeksi dapat
Apabila larva filariform menembus kulit dalam jumlah besar, akan timbul
kelainan kulit yang dinamakan creeping eruption yang sering disertai rasa gatal
yang hebat.
22
pada infeksi sedang apabila cacing dewasa betina bersarang di dalam mukosa
epigastrium, disertai rasa mual dan muntah, diare bergantian dengan konstipasi.
Pada infeksi berat dan kronis, berat badan akan menurun, anemia, disentri
menahun, serta demam ringan yang disebabkan infeksi bakteri sekunder ke dalam
2.1.4.5 Diagnosis
aspirasi cairan duodenum memberi hasil yang lebih akurat, tetapi menyakitkan
2.1.4.6 Terapi
dua kali berturut-turut. Mebendazol dengan dosis dan cara pengobatan sama
dengan pada trikuriasis. Pyrvvinium pamoate dengan dosis 3x50 mg/kgBB perhari,
2.1.5.1 Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Famili : Toxocaridae
Genus : Toxocara
Spesies : Toxocara canis
Toxocara cati
(Myers dkk, 2017)
2.1.5.2 Morfologi
sebangsanya. Ukuran Toxocara cati jantan 4-6 cm, sedangkan betina 4-12 cm dan
mempunyai cervical alae yang relatif lebar dengan kepala cacing seolah-olah
berbentuk ujung anak panah. Telurnya mempunyai dinding yang agak tipis dan
lumbricoides yaitu mempunyai tiga bibir. Cacing dewasa jantan panjangnya 4-6
cm, sedangkan betina 6-10 cm. Toxocara canis mempunyai ciri khas berupa
tinja dari host definitive, kemudian tumbuh menjadi berembrio dan infektif di
lingkungan. Setelah tertelan oleh anjing, telur infektif menetas dan larva
menembus dinding usus. Pada anjing yang lebih muda, larva bermigrasi melalui
di usus kecil. Pada anjing yang lebih tua, infeksi paten juga dapat terjadi, tetapi
larval encystment di jaringan lebih umum. Tahap encysted yang diaktifkan pada
halus anjing.
25
Toxocara canis juga dapat ditularkan melalui konsumsi paratenic host: telur
tertelan oleh mamalia kecil (misalnya kelinci) menetas dan larva menembus
dinding usus dan bermigrasi ke berbagai jaringan di mana mereka encyst. Siklus
hidup selesai apabila anjing makan host ini dan larva berkembang menjadi cacing
dewasa dan bertelur di usus kecil. Manusia adalah accidental host yang terinfeksi
paratenic host. Setelah tertelan, telur menetas dan larva menembus dinding usus
dan dibawa oleh sirkulasi ke berbagai jaringan (hati, jantung, paru-paru, otak, otot,
tersebut, mereka dapat menyebabkan reaksi lokal berat yang merupakan dasar
Terutama terjadi pada anak-anak usia 1-4 tahun. Hati merupakan organ
yang paling sering diserang, khusus pada hati ini terjadi kelainan granuloma dan
dan laju endap darah meninggi. Larva ditemukan dalam hati, otak, mata, sumsum
Manifestasi klinis tergantung pada jumlah larva, organ yang diserang, dan
2.1.5.5 Diagnosis
jaringan terutama sekali dari biopsi hati. Reaksi serologis dengan pemeriksaan EIA
antibodi spesifik terhadap antigen Toxocara sp. dan juga reaksi kulit dapat
2013).
2.1.5.6 Terapi
digunakan untuk terapi antihelmintik pada pasien dengan mengi atau mempunyai
gejala klinis yang lain daripada peradangan jaringan (Natadisastra dan Agoes,
2014).
2.1.6.1 Taksonomi
Kingdom : Chromalveolata
Phylum : Apicomplexa
Kelas : Conoidasida
Ordo : Eucoccidiorida
Famili : Sarcocystidae
Genus : Toxoplasma
Spesies : Toxoplasma gondii
2.1.6.2 Morfologi
Secara morfologi dikenal tiga bentuk yang dapat ditemukan dan diamati
yaitu:
1. Trofosoit:
diketahui fungsinya. Bentuk ini tak mempunyai alat gerak, tetapi ujungnya
2. Kista:
Dikelilingi oleh selaput yang terbentuk dari jaringan tubuh hospes, ukuran
hidup hospes.
3. Ookista:
Bentuk trofosoit dan kista dapat ditemukan dalam tubuh hospes definitif
maupun hospes perantara, sedang ookista dan bentuk-bentuk yang lain seperti
28
skison, gametosit dan merosoit hanya dapat ditemukan dalam lumen dan sel-sel
kucing. Ookista biasanya hanya menetas setelah 1-2 minggu, dan sebagian besar
dapat ditetaskan. Ookista mengambil 1-5 hari untuk bersporulasi di lingkungan dan
menjadi infektif. Intermediate host di alam (termasuk burung dan hewan pengerat)
menjadi terinfeksi setelah menelan tanah, air atau bahan tanaman yang
29
a. Parasitemia:
b. Pembentukan antibodi:
c. Fase kronik:
dibedakan dengan penyakit yang lain. Gejala yang sering tampak adalah berupa
interna atau disertai gejala serebral yang lain. Organ yang sering terkena adalah
dikonsumsi dan berada di saraf dan jaringan otot dan berkembang menjadi kista
yang menyimpan jaringan kista. Kucing juga dapat terinfeksi langsung dengan
dan permainan liar juga dapat terinfeksi jaringan kista setelah mengkonsumsi
ookista berspora di lingkungan. Manusia dapat terinfeksi melalui salah satu dari
beberapa rute:
otot rangka, miokardium, otak, dan mata; kista ini mungkin tetap ada sepanjang
kista dapat diamati di biopsi patri specimen. Diagnosis infeksi kongenital dapat
besar terjadi akibat penularan secara transplasental yaitu selama bayi berada
31
vitroesis.
infeksi kehamilan muda dapat menyebabkan abortus dan lahir mati (Staf
2.1.6.5 Diagnosis
dalam biopsi otak atau sumsum tulang, cairan serebrospinal dan ventrikel. Isolasi
parasit dari cairan badan menunjukkan kista dan tidak memastikan infeksi akut.
Tambahan, dapat dilakukan tes serologi, ELISA untuk mendeteksi antibody IgG
dan IgM. Akhir-akhir ini dikembangkan PCR untuk deteksi DNA parasit pada cairan
tubuh dan jaringan untuk diagnosis dini yang cepat dan tepat untuk
akut pada ibu hamil dan juga penderita immunokompromais (Sutanto dkk, 2013).
2.1.6.6 Terapi
selama satu bulan. Asam folat dapat diberikan untuk mencegah terjadinya
2.1.7 Fasciolidae
2.1.7.1 Taksonomi
Kingdom : Animalia
Sub kingdom: Bilateria
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Sub kelas : Digenea
Ordo : Echinostomida
Sub-ordo : Echinostomata
Famili : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Spesies : Fasciola hepatica
Fasciola gigantica
2.1.7.2 Morfologi
Fasciola hepatica mempunyai bentuk yang pipih seperti daun, ukuran 20-
tetapi Fasciola gigantica lebih besar dan panjang dengan ukuran 3,5-5 cm x 0,71-
dengan telur Fasciola hepatica dan mempunyai ukuran 160-190µ x 70-90µ (Staf
Telur menjadi embrio dalam air, dan melepaskan miracidia, untuk menyerang
intermediate host (siput) yang cocok, termasuk genera Galba, Fossaria dan
34
tubuh siput, berenang bebas dalam air dan menempel pada tumbuh-tumbuhan air
dan encyst sebagai metaserkaria (bentuk infektif) yang siap menginfeksi hospes
berikutnya.
metaserkaria. Manusia dapat terinfeksi dengan menelan tanaman air tawar yang
excyst di duodenum dan bermigrasi melalui dinding usus, rongga peritoneum, dan
menimbulkan kerusakan parenkim hati. Selama migrasi (fase akut) dapat tidak
bergejala atau menimbulkan gejala seperti demam, nyeri pada bagian kanan atas
sirosis periportal, sekresi prolin oleh cacing dewasa menjadi penyebab penebalan
memasaknya sehingga cacing muda tersebut melekat pada mukosa faring dan
2.1.7.5 Diagnosis
2.1.7.6 Terapi
mg selama 20 hari dan juga metronidazole 1.5 gram/ hari selama 13-21 hari
ini tidak seefektif seperti bila diberikan kepada infeksi trematoda lain karena ia tidak
FKUB, 2011).
36
Gambar 2.14: Selada (Lactuca sativa) memiliki daun yang berwarna hijau
segar, bergerigi, berombak dan sering dijadikan lalapan
(Harjana, 2013).
Selada merupakan salah satu tanaman sayur yang ditanam di daerah beriklim
sedang maupun daerah tropika dan termasuk tanaman semusim yang banyak
mengandung air. Sayuran ini biasa dikonsumsi sebagai lalap mentah dan dibuat
2.2.1 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Subdivisio : Spermatophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Lactuca
Species : Lactuca sativa L.
(Integrated Taxonomic Information System, ITIS)
37
insomnia. Kandungan gizi yang terdapat pada selada adalah serat, provitamin A
penentuan jarak tanam, pemberian pupuk dasar, dan penebaran benih di tempat
selada dengan air septic tank (Jayanty, 2015). Selain dengan air septic tank,
sayuran juga dipupuk dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik cocok
diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada. Pupuk organik banyak
penggunaan air septic tank dan pupuk organik pada sayuran ini, sebagaimana
2.3.1 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Subdivisio : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Ocimum L.
Species : Ocimum basilicum L.
(Integrated Taxonomic Information System, ITIS)
sebagai ramuan kuliner maupun perhiasan, namun juga mampu dijadikan sebagai
pengobatan. Khasiat daun kemangi sangat baik bagi melawan radikal bebas
karena mempunyai antioksidan yang berupa flavonoid dan juga eugenol yang
mampu mencegah pertumbuhan bakteri, virus dan jamur. Selain itu, daun kemangi
dapat membantu pertumbuhan tulang karena kandungan kalsium dan juga fosfor
Daun kemangi dapat membantu melancarkan aliran darah dalam tubuh kita
jantung dan juga pembuluh darah, sehingga menjaga aliran darah untuk tetap
penentuan jarak tanam, pemberian pupuk dasar, dan penebaran benih di tempat
Agar subur daun kemangi dapat diberi pupuk organik untuk meningkatkan
therapeutic property daun kemangi (Peter, 2012). Pupuk organik cocok diberikan
pada tanaman sayur daun seperti daun kemangi dan pupuk organik banyak
baik pada tanah terbuka maupun agak teduh dan tidak tahan pada kekeringan dan
41
ia lebih sering tumbuh liar, ditemukan di tepi jalan dan di tepi kebun (Tallamma,
2014).
oleh penggunaan pupuk organik pada sayuran ini, di mana diketahui telur cacing
biasanya ditemukan pada tinja manusia. Selain itu, daun kemangi tumbuh liar di
tepi jalan, dan meningkatkan resiko terjadinya kontaminasi dengan kotoran hewan,
sampah yang dibuang oleh masyarakat dan juga debu-debu dari kendaraan.
pada sayuran lalapan yaitu, kemangi (Ocimum basilicum), kol (Brassica oleracea
L. var. capitata. L.), selada (Lactuca sativa), dan terong (Solanum melongena
yang dijual di pasar tradisional, supermarket dan restoran di Kota Medan. Hasil
penelitian telur cacing pada sayuran lalapan yang diperoleh dari Dinas
Tabel 2.3: Hasil Pemeriksaan Telur Cacing Pada Sayuran Lalapan Di Pasar
Berdasarkan tabel 2.3, diketahui bahwa sayur lalapan seperti kemangi, kol dan
tidak terdapat telur cacing). Sedangkan selada tidak memenuhi syarat kesehatan
karena ditemukan telur cacing Ascaris lumbricoides. Sayur lalapan kemangi, kol
cacing dalam sampelnya). Sedangkan selada sekali lagi tidak memenuhi syarat
kesehatan karena adanya telur Trichuris trichiura yang ditemui. Sayur lalapan
kemangi, kol, selada dan terong di restoran memenuhi syarat kesehatan (dimana
Prinsip dasar pemeriksaan telur cacing dengan kedua metode ini sama dengan
adanya perbedaan berat jenis antara telur cacing dengan larutan yang akan
digunakan.
Pada metode flotasi, berat jenis larutan yang digunakan harus lebih besar
daripada berat jenis telur cacing yang berkisar 1,10 – 1,20 sehingga telur cacing
akan terapung pada permukaan larutan yang selanjutnya akan diambil untuk
dari metode ini adalah kista protozoa dan telur nematoda yang berdinding tipis
akan rusak dan terdistorsi dalam penampilan jika dibiarkan selama lebih dari 20
Kelebihan dari metode ini adalah cukup mudah pengerjaannya, lebih murah
daripada metode sentrifugasi dan dapat dilakukan meskipun tidak ada alat
karena tidak memerlukan alat yang lebih komplek. Larutan NaCl jenuh
memiliki berat jenis yang paling tinggi dengan larutan yang dibuat dari
waktu yang relatif lebih singkat karena telur yang terdapat dalam sampel
Larutan gula pekat memiliki berat jenis lebih tinggi (1,27) daripada larutan
NaCl dan larutan ZnSO4 (1,18). Karakteristik ini menjadi metode flotasi
yang efisien. Metode ini akan mengapungkan telur parasit dengan distorsi
minimal, termasuk beberapa telur padat seperti telur nematoda dan kista
44
protozoa (Knoll, 2011). Bagi protozoa, larutan gula pekat lebih baik
berkerut (Safitri, 2011). Kekurangannya, telur cacing dan cacing pita tidak
terdeteksi dengan baik dan hampir semua larva nematoda tidak dapat
Kelebihan metode ini adalah beberapa studi dan publikasi menyatakan metode
ini mampu menemukan jumlah telur lebih banyak dan jarang mendapatkan hasil
jenis, dimana partikel yang tersuspensi akan mengendap ke dasar wadah. Metode
ini digunakan untuk menemukan keberadaan telur cacing Trematoda dan Cestoda
(Bayadhi, 2012). Kelebihan dari metode ini sensitivitas deteksi kista dan telur
partikel tanah mungkin menutupi struktur parasit dan bentuk trofozoit parasit tidak
pada teknik ini yaitu telur cacing yang beroperkulum, larva cacing dan kista
(Jayanthy, 2015).
45
b. Konsentrasi sentrifus baik dengan air atau bahan kimia lebih efisien
daripada sedimen sederhana karena kista tidak dirusak oleh bahan kimia.
Parasit yang dapat ditemukan pada teknik ini yaitu telur Schistosoma dan
Idahosa, 2011 100 gram sayur dicuci dengan normal saline, kemudian air
Tripoli, Libya cucian didiamkan selama 10 jam. Setelah itu, disentrifugasi
pada 2.164 rpm selama 15 menit.
Adamu, 2011 200 gram sayur dicuci dengan 3 liter normal saline dan air
Maiduguri, basuhannya dibiarkan selama 9 jam agar proses sedimentasi
Northeastern Nigeria berjalan. Kemudian, disentrifugasi pada 2164 g selama 15
menit.
Said, 2012 Sayur dicuci dengan air keran, setelah itu didiamkan 6-7 menit
Alexandria, Egypt untuk sedimentasi lumpur dan debunya. Setelah itu, sampel
sayur diolesi dengan vigorous agitation diikuti dengan sonikasi
selama 30 menit dalam 1 liter fosfat buffer saline steril. Setelah
itu, disentrifugasi pada 2.000 rpm selama 30 menit.
Ezatpour, 2013 250 gram sayur dicuci dengan 1 liter normal saline (0.95%
Khorramabad, Iran NaCl). Kemudian, air cuciannya itu dibiarkan selama 12 jam
untuk proses sedimentasi dan disentrifugasi pada 2000 rpm
selama 15 menit.
Eraky, 2014 200 gr sayur dicuci dengan normal saline 1 liter. Air cucian
Benha, Egypt didiamkan selama 10 jam, lalu disaring. Setelah itu,
disentrifugasi pada 2.000 rpm selama 15 menit.
Tefera, 2014 200 gram sayur dicuci dengan 500 mL normal saline.
Jimma town, Kemudian air basuhan itu dibiarkan semalam dan
Southwest Ethiopia disentrifugasi pada 3000 rpm selama 5 menit.
Mohamed, 2016 Sayur dicuci dengan 10% formal saline dan juga air keran.
Khartoum state, Kemudian air basuhan sayur di transfer ke 12 ml conical glass
Sudan disentrifuse pada 3000 rpm selama 5 menit.
46
Kota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini
terletak pada ketinggian antara 400 - 667 meter diatas permukaan air laut. Kondisi
iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara
22,7ºC – 25,1ºC dan suhu maksimum mencapai 32,7ºC dan suhu minimum
112,06º - 112,07º Bujur Timur dan 7,06º - 8,02º Lintang Selatan, dengan batas
Kabupaten Malang.
47
Malang.
Malang.
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang ada empat macam, antara lain:
1. Bagian selatan termasuk dataran yang tinggi cukup luas, cocok untuk
industri.
pertanian.
4. Bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah
pendidikan.