PENDAHULUAN
Salah satu penyebab penyakit menular yang harus diwaspdai yaitu virus. Dalam
20 tahun terakhir, penyakit menular yang ditularkan lewat virus menyebabkan
epidemi di seluruh dunia, contohnya severe acute respiratory syndrome coronavirus
(SARS-CoV) pada tahun 2002-2003, influenza H1N1 pada tahun 2009 dan Middle
East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) yang pertama kali ditemukan tahun 2012
di Saudi Arabia.1,2
Virus ini penjadi patogen utama penyebab outbreak penyakit pernapasan. Ini
adalah virus RNA rantai tunggal (single-stranded RNA) diisolasi dari beberpa jenis
hewan, terakhir disinyalir berasal dari kelelawar dan berpindah ke manusia. Asal dari
transmisi ini belum diketahui awalnya, apakah dapat berpindah dari manusia ke
manusia. Dengan jumlah kasus yang terus bertambah setiap harinya, dikonfirmasikan
bahwa transmisi pneumonia ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia. WHO
menumumkan Covid-19 menjadi pandemic dunia pertanggal 11 Maret 2020. 1,2
1
2
kasus Covid-19 mencapai ± 4 juta kasus. Puncak Covid-19 pada bulan Januari 2021
dengan jumlah kasus harian mencapai 14.000 kasus baru. Puncak kedua dari Covid-
19 pada bulan Juni 2021 dengan total kasus harian 51.000 kasus baru dengan angka
kematian ± 2000 kasus per hari. 1,2
Terdapat varian baru Covid-19 saat ini dengan varian B.1.1.529 yang diberi nama
Omicron. Varian ini memiliki setidaknya 30 substansi atau perubahan asam amino,
tiga delesi dan satu insersi kecil. Adanya mutasi dari varian omicron ini akan
mempengaruhi tes diagnostic (target gen S), daya penularan lebih cepat dan daya
netralisasi antibodi menurun. Penelitian in silico berupa docking studies, perubahan
reseptor binding domain varian omicron menyebabkan peningkatan afinitas SARS-
Cov-2 terhadap reseptor ACE2 pada manusia. 1,2,3
Studi yang dilakukan Chi-Wai dkk juga menunjukan bahwa tidak hanya replikasi
yang cepat pada saluran pernapasan saja, tetapi varian Omicron 10 kali lebih lambat
bereplikasi dari varian Delta pada perenkim paru. Hal ini memungkinkan tingkat
keparahan Covid-19 akibat varioan Omicron lebih ringan dibandingkan dengan
varian Delta. 3
Dimasa pandemic saat ini, tatlaksana COVID-19 perlu kerjasama dari berbagai
profesi dalam penanganannya. Diperlukan paduan tatalaksan sederhana dan mudah
4
dimengerti dan diterpkan oleh semua pihak di seluh Indonesia. Sebab kita
menghadapi virus yang belum diketahui dengan jelas sifatnya. 1,2,3