Anda di halaman 1dari 24

OM SWASTYASTU

NAMA
KELOMPO
K
I. Gusti Bagus Krishna M. U. W. (08)
2. Made Angga Danan JayA (18)
COVID-19

COVID-19 pandemi , juga dikenal sebagai pandemi coronavirus , adalah berkelanjutan pandemi global dari 


penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh akut sindrom pernafasan coronavirus 2
 (SARS-CoV-2). The virus pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan , Cina . The 
World Health Organization menyatakan Kesehatan Darurat Masyarakat Peduli Internasional mengenai
COVID-19 pada tanggal 30 Januari 2020, dan kemudian dinyatakan sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
Pada 6 Mei 2021, lebih dari 154  juta kasus telah dikonfirmasi, denganlebih dari 3,23  juta kematian
 dikaitkan dengan COVID-19, menjadikannya salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah .
JENIS VARIAN
COVID-19
Strain Virus

Strain virus corona pertama yang muncul di Wuhan, merupakan varian mutasi yang paling banyak seluruh dunia.
adalah strain L, Strain virus corona pertama yang muncul di Wuhan pada Desember 2019. Mutasi pertamanya yaitu
strain S muncul di awal tahun 2020, sedangkan, sejak pertengahan Januari 2020, ada strain V dan G. Strain G yang
paling luas bermutasi menjadi strain GR dan GH pada akhir Februari 2020. Strain G dan strain terkait, GR dan GH,
sejauh ini paling tersebar luas, mewakili 74% dari semua urutan gen yang dianalisis oleh peneliti. Jika melihat peta
penyebaran virus corona, strain G dan GR paling sering ditemukan di Eropa dan Italia. Di Amerika Utara, strain yang
paling tersebar luas adalah GH, sedangkan di Amerika Selatan kami lebih sering menemukan strain GR. Di Asia, di
mana strain Wuhan L awalnya muncul, penyebaran strain G, GH dan GR meningkat. Strain ini sampai ke Asia pada
awal Maret, lebih dari sebulan setelah penyebarannya di Eropa. Secara global, strain G, GH dan GR terus meningkat.
Strain S dapat ditemukan di beberapa area terlarang di AS dan Spanyol. Strain L dan V secara bertahap menghilang.
Selain enam jenis virus corona utama ini, para peneliti mengidentifikasi beberapa mutasi yang jarang terjadi, yang saat
ini tidak mengkhawatirkan tetapi tetap harus dipantau.
JENIS VARIAN
COVID-19
VIRUS B117

● Virus Corona B117 disebut-sebut lebih berbahaya dan lebih menular dibanding dengan virus sebelumnya.
Pasalnya pandemi Covid-19 yang belum hilang kini sudah ada varian baru virus corona.
● Corona B117 adalah bentuk mutasi dari virus Covid-19. Total ada 23 jenis mutasi dari virus ini dan akan
terus berkembang. Virus corona B117 pertama kali muncul di Inggris pada September 2020.
● Ilmuwan Inggris memprediksi virus ini lebih menular dibanding dengan virus sebelumya. Penularannya pun
tergolong lebih cepat. Hanya dalam kurun waktu 2 bulan sudah dilaporkan ada seperempat kasus di London,
lalu satu bulan kemudian naik menjadi tiga perempat.
● Virus corona B117 memiliki karakteristik yang lebih kuat dibanding dengan Covid-19. Kemampuan
berkembang biaknya pun terbilang lebih cepat. Menurut WHO sudah ada 60 negara yang sudah terdampak
wabah Corona B117,  Indonesia termasuk.
JENIS VARIAN
COVID-19
VIRUS
N439K
●Mutasi virus ini terdeteksi pertama kali di Skotlandia. Sebenarnya, N439K telah ditemukan di Indonesia pada
November 2020. Dari 500 sampel yang diambil di negara kita, N439K sejauh ini menghasilkan 48 kasus. Hampir
semuanya ditemukan di bulan Maret 2021. Sedangkan di dunia, N439K telah terdeteksi di lebih dari 30 negara.
Penemuan tersebut lebih dulu terjadi dibanding mutasi asal Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
● Meski sudah ditemukan beberapa bulan lalu, mutasi N439K belum mendapat perhatian penuh. Karena, hal ini
dianggap sebagai mutasi single oleh WHO. WHO akan membagikan informasi penting dari mutasi tersebut setelah
studi-studi yang dilakukan oleh peneliti selesai.
●Mutasi virus corona N439K dianggap sama dengan D614G yang juga ditemukan di Indonesia. Sebuah studi
melaporkan, N439K mampu bersembunyi atau melakukan kamuflase pada antibodi. Varian tersebut disinyalir melekat
● lebih kuat dengan ace receptor di tubuh manusia, sehingga berpotensi lebih menular.

● Sebuah studi berjudul Circulating SARS-CoV-2 Spike N439K Variants Maintain Fitness while Evading Antibody-mediated
Immunity melaporkan kondisi tersebut. Menurut peneliti, protein N439K telah meningkatkan pengikatan ke reseptor ACE2.
Virus N439K memiliki kesesuaian replikasi in vitro yang lebih mirip dan menyebabkan infeksi dibandingkan tipe awal
JENIS VARIAN
COVID-19
VIRUS Cluster 5

●Pemerintah Denmark menemukan, virus corona SARS-CoV-2 pemicu Covid-19


mengalami mutasi dalam tubuh hewan cerpelai dan membelah menjadi sedikitnya lima
strain yang berbeda. Itu sebabnya mutasinya disebut "Cluster 5". Yang membuat pakar
kesehatan cemas, adalah kenyataan virusnya sebagain resisten terhadap antibodi. Kasus
ini ditemukan pada 12 orang yang terinfeksi bulan Agustus dan September 2020 lalu.
●Strain Cluster 5 mengalami mutasi dalam gen yang berfungsi melakukan
kodifikasi pada protein seperti duri pada virus corona. "Duri" inilah yang digunakan
virus memasuki sel tubuh manusia. Protein duri ini menjadi fitur identifikasi yang
digunakan sejumlah vaksin, untuk mengganti reseptor dengan antibodi, agar jalan masuk
virus dikunci. Para ilmuwan mengkhawatirkan, mutasi ini bisa membuat vaksin corona
di masa depan menjadi tidak efektif.
JENIS VARIAN
COVID-19
Virus VOC 202012/01

Pada 14 Desember 2020, otoritas Inggris melaporkan kepada WHO bahwa mereka menemukan
varian baru, yang disebut SARS-CoV-2 VOC 202012/01. Ini pertama kali diidentifikasi di tenggara
Inggris. Laporan menunjukkan bahwavarian virus corona ini 70 persen lebih mudah ditularkan
daripada mutasi lainnya. Bahkan memaksa banyak negara untuk menangguhkan penerbangan ke dan
dari Inggris. Penelitian pendahulu telah menemukan bahwa varian Inggris telah meningkatkan
kemampuan transmisi. Tapi itu tidak menunjukkan adanya perubahan tingkat keparahan penyakitnya.
Dilaporkan juga bahwa varian VOC 202012/01 ditemukan di 31 negara.
JENIS VARIAN
COVID-19
Virus 501Y.V2

●Varian 501Y.V2 memiliki tingkat penularan lebih dari 50% dibanding


sebelumnya. Sampai saat ini virus tersebut sudah menular setidaknya dalam
20 negara sejak dilaporkan World Health Organization atau WHO pada
Desember 2020 lalu.
●Kemunculan varian baru ini, mendorong Afrika Selatan masuk ke
gelombang kedua pandemi Covid-19. Negara itu mengalami puncak kasus
harian di atas 21 ribu pada Januari 2021. Angka tersebut cukup tinggi
dibanding gelombang pertama, sebelum akhirnya mengalami penurunan
sebanyak 12 ribu kasus perharinya.
JENIS VARIAN
COVID-19
Virus Triple Mutasi India

● Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus memiliki sifat untuk bermutasi
atau mengubah strukturnya, tergantung dari skala penularannya. Jadi, semakin banyak virus
menyebar, semakin banyak virus itu bermutasi. Sejak penemuan virus korona pertama kali di
Wuhan, China, virus tersebut telah menyebar ke seluruh dunia dengan keganasan yang tak
tertandingi. Di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan, para peneliti menemukan varian baru virus
tersebut, yang dinamai menurut tempat penemuannya. 
● Kembali soal India, Para ilmuwan India juga telah meneliti sekuensing genom virus baru-baru
ini. Menurut laporan Indian Express, para peneliti India telah menemukan varian virus pada
Oktober tahun lalu. Secara ilmiah dikenal sebagai B.1.617. 
JENIS VARIAN
COVID-19
Virus Triple Mutasi India

● Laporan oleh Andersen Lab yang berbasis di San Diego, Amerika Serikat, pada 18 April lalu,
menunjukkan bahwa 298 dari total 566 urutan dalam garis keturunan B.1.617 telah terdeteksi
di India sejak garis keturunan ini diidentifikasi pada 5 Oktober; diikuti oleh Inggris (133) dan
Amerika Serikat (52). 
● "Data menunjukkan bahwa di West Bengal, strain B.1.617 ditemukan pada 133 dari 1373
sampel; diikuti oleh tiga negara bagian lainnya, yaitu Maharashtra (122/1931), Karnataka
(20/539), dan Gujarat (16/859)," tulis laporan tersebut. 
● Virus tersebut telah bermutasi lebih jauh dan memiliki tiga jenis mutasi - karenanya
dinamai triple mutant. Secara ilmiah dikenal sebagai B.1.618. Di India, disebut
"strain Bengal". Mutan ini telah menyebar di hampir semua bagian wilayah, seperti
Maharashtra, Delhi dan Chhattisgarh. 
JENIS-
JENIS
VAKSIN
COVID-19
Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin Sinova
Nama vaksin: CoronaVac
Negara asal: China
Bahan dasar: virus Corona (SARS-CoV-2) yang telah
dimatikan (inactivated virus)
Uji Klinis: fase III (selesai)
Lokasi: China, Indonesia, Brazil, Turki, Chile
Usia peserta: 18–59 tahun
Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 14 hari
Efikasi vaksin: 65,3% (di Indonesia), 91,25% (di
Turki)
Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin Oxford-AstraZeneca
Nama vaksin: AZD1222
Negara asal: Inggris
Bahan dasar: virus hasil rekayasa genetika (viral vector)
Uji klinis: fase III (hampir selesai)
Lokasi: Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Colombia, Peru,
Argentina
Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 4–12 minggu
Efikasi vaksin: 70,4% (sementara)
Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin Sinopharm
Nama Vaksin: BBIBP-CorV
Negara asal: China
Bahan dasar: virus Corona yang dimatikan (inactivated
virus)
Uji klinis: fase III (selesai)
Lokasi: China, Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain,
Jordan, Pakistan, Peru, Argentina
Usia peserta: 18–85 tahun
Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
Efikasi vaksin: 79,34% (di Uni Emirat Arab)
Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin Moderna
Nama Vaksin: mRNA-1273
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
Uji klinis: fase III (selesai)
Lokasi: Amerika Serikat
Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 28 hari
Efikasi vaksin: 94,1%
Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin Pfizer-BioNTech
Nama vaksin: BNT162b2
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
Uji klinis: fase III (selesai)
Lokasi: Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan,
Brazil, Argentina
Usia peserta: >16 tahun hingga >55 tahun
Dosis: 2 dosis (0,3 ml per dosis) dengan jarak 3 minggu
Efikasi vaksin: 95%
Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin Novavax
Nama vaksin: NVX-CoV2372
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: protein subunit
Uji klinis: fase III (belum selesai)
Lokasi: Inggris, India, Afrika Selatan, Meksiko
Usia peserta: 18–59 tahun
Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
Efikasi vaksin: belum diketahui
Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin Merah Putih – BioFarma

Bekerja sama dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman, PT


BioFarma masih terus melakukan pengembangan dan
penelitian terhadap vaksin COVID-19. Uji klinis terhadap
vaksin ini rencananya baru akan dimulai sekitar bulan Juni
2021.
Program Vaksin Pemerintah

Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia dilaksanakan dalam empat tahap dengan


mempertimbangkan ketersediaan, waktu kedatangan, dan profil keamanan vaksin.
Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang berusia ≥ 18
tahun. Kelompok penduduk berusia di bawah 18 tahun dapat diberikan vaksinasi apabila telah tersedia
data keamanan vaksin yang memadai dan persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use
authorization) atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Program Vaksin Pemerintah

a. Pada tahap pertama periode Januari-April 2021 sasaran vaksinasi Covid-19 adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga
kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada
fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan data Kemenkes per Januari 2021, vaksinasi untuk tenaga kesehaan di 34 provinsi
akan mencapai 1,4 juta tenaga kesehatan.

b. Tahap kedua, masih di periode waktu yang sama yakni Januari–April 2021, sasaran vaksinasi adalah petugas pelayanan publik
yaitu aparat TNI, Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang meliputi petugas di bandara, pelabuhan,
stasiun, terminal, perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat
secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di Indonesia, terdapat 17,4 juta penduduk yang memiliki profesi
sebagai petugas pelayanan publik.
Pada periode tahap kedua ini, kelompok usia lanjut yang berusia di atas 60 tahun juga akan menerima vaksin.
Berdasarkan data Kemenkes per Januari 2021 untuk program vaksinasi, jumlah lansia di Indonesia mencapai 21,5 juta jiwa.
Program Vaksin Pemerintah

c. Tahap ketiga dilaksanakan pada periode April 2021–Maret 2022 atau berlangsung selama satu tahun. Sasaran vaksinasi
pada tahap ini adalah masyarakat rentan dengan risiko penularan tinggi. Pada periode ini, jumlah penduduk yang akan
mendapatkan vaksin mencapai 63,8 juta jiwa.
d. Pada tahap keempat, masih di periode yang sama dengan tahap ketiga, yakni April 2021–Maret 2022, sasaran vaksinasi
pada tahap ini adalah masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan kluster sesuai dengan ketersediaan
vaksin. Di kelompok ini terdapat 77,2 juta jiwa.
 
APAKAH
ADA YANG
BERTANYA
?
OM SANTIH
SANTIH SANTIH
OM

Anda mungkin juga menyukai