Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
GAMBARAN GEJALA KLINIS VERTIGO PADA COVID-19: REVIEW
ARTIKEL

BIDANG KEGIATAN
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:
Dwi Amalia Permadani 21801101020 2018
Helmi Yuliana Safitri 21801101019 2018
Jasmine Azhaara B.A 21801101092 2018

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


MALANG
2021
SCAN HALAMAN PENGESAHAN
GAMBARAN GEJALA KLINIS VERTIGO PADA COVID-19: REVIEW
ARTIKEL
Dwi Amalia1,2, Helmi Yuliana1,3, Jasmine Azhaara1,4, Shinta Kusumawati1,5
Pendidikan Dokter, Kedokteran, Universitas Islam Malang
Jl. Mayjen Haryono Gg. 10 No. 193, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang,
Jawa Timur, 65144
shinta@unisma.ac.id

ABSTRAK
Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah suatu penyakit yang berasal dari kota
Wuhan, China. Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat ke seluruh
dunia, terutama dalam bidang kesehatan. Virus yang berkembang pada akhir
Desember 2019 ini telah menyita banyak perhatian mulai dari segi ekonomi,
kesehatan, politik termasuk didalamnya sosial dan budaya. Virus jenis ini
dinamakan virus SARS-Cov-2. Penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang
beragam, termasuk di dalamnya vertigo. Vertigo dikaitkan dengan Covid-19
melalui hubungannya yang menyerang sistem keseimbangan yaitu, vestibuler.
Dalam hal ini, vertigo atau dizziness terbagi menjadi dua yaitu, sentral dan perifer.
(kurang punya diaz). Artikel ini mengambil metode penelitian secara literature
review (metode PRISMA) dengan cara mengkaji jurnal nasional, internasional
maupun penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan klinis antara vertigo dengan Covid-19.
Kata Kunci: Covid-19; Vertigo; vestibuler; Perifer; Sentral

ABSTRACT (nunggu abstrak yg atas fix baru di inggriskan)


Coronavirus 2019 (Covid-19) is a new entity that is causing problems in various
worlds, especially in the health sector. The virus that developed at the end of
December 2019 has attracted a lot of attention from an economic, health, political
perspective including social and cultural aspects. The absence of a drug or
vaccine that is clinically tested makes this disease has various clinical
manifestations, including vertigo. Vertigo in Covid-19 through which attacks the
balance system, namely, the vestibular. The study was conducted to see the
clinical relationship between vertigo and Covid-19 by reviewing several journals
that discuss Covid-19 and vertigo.
Key Word: Vertigo; Covid-19; vestibular

Pendahuluan
Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah entitas baru yang banyak
menimbulkan masalah di dunia kesehatan, terutama kalangan dokter karena
sifatnya yang berkembang sangat pesat. Virus ini sudah ada sejak lama namun
pada akhir 2019 berkembang menjadi penyakit mematikan yang dinamakan
Covid-19 dimana virus ini telah memakan banyak korban jiwa dari berbagai
kalangan dengan intensitas paling banyak menyerang pada orang dewasa dengan
penyakit komplikasi yang kompleks, salah satunya pernapasan.
Banyak sekali manifestasi klinis yang ditimbulkan dari Covid-19.
Belakangan ini, banyak studi yang menyebutkan bahwa vertigo menjadi salah satu
manifestasi klinis baru dari Covid-19. Dari beberapa studi tersebut menyebutkan
jika vertigo merupakan gejala non-spesifik dalam beberapa kasus. Berdasarkan
kasus yang dilaporkan Journal of American Medical Association (JAMA), gejala
yang timbul kebanyakan disebabkan karena adanya gangguan neurologis serta
lebih sering menyerang pada pasien dengan infeksi berat.
Neuritis vestibular yang biasa disebut juga sebagai neurolabyrinitis
vestibular merupakan suatu kondisi ringan yang bisa sembuh sendiri dengan
gejala klinis berupa vertigo, mual, muntah dan gangguan dari cara berjalan. Gejala
klinis ini timbul akibat dari inflamasi virus pasca paparan virus lain yang
mengakibatkan gangguan pada sistem vestibuler dan saraf kranial XIII
(vestibulokoklear).
Tujuan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran dan
mekanisme vertigo yang bisa menjadi salah satu manifestasi klinis dari Covid-19
agar masyarakat lebih waspada terhadap etiologi dan gejala klinis yang berakibat
penularan terhadap Covid-19.

Metode (alur prisma)


Dalam pembuatan artikel ilmiah ini, kami mencari referensi baik jurnal
nasional maupun internasional untuk mendapatkan data akurat mengenai topik
yang kami angkat untuk artikel ini. Kami mereview jurnal PubMed sebanyak ...
jurnal dari NCBI sebanyak ... penelitian seseorang sebanyak ... dari sekian banyak
jurnal yang kami gunakan sebagai referensi, hanya ada .. jurnal saja yang
mencakup atau membahas apa yang kami cari untuk artikel ilmiah ini.

Hasil dan Pembahasan


(dibuat langsung tanpa sub bab)
Covid-19
Coronavirus 2019 ( covid 19) merupakan suatu penyakit yang baru berasal dari
kota wuhan. Penyakit ini merupakan suatu penyakit dengan penyebaran yang sangat
CEPAT HINGGA ke seluruh dunia dan menjadi suatu penyakit menulas serius yang
dapat mempegaruhi kesehatan manusia. COVID-19 ini disebabkan oleh virus baru yang
bernama (SARS-Cov-2), virus ini dapat menyebabkan beberapa menifestasi serius
seperti gangguan pada sistem pernapasan yaitu batuk, gejala pada hidung, demam
dan sesak napas hinnga mengakibatkan kematian. Namun, pada beberapa kelompok
melaporkan bahwa SARS‐CoV‐2 dapat menginfeksi sistem saraf pusat melalui
bulbo olfaktorius yang diikuti dengan penyebaran ke seluruh otak dan sistem saraf
tepi. (sitasi)
SARS-CoV-2 ditemukan sebagai virus RNA untai positif genus beta
coronavirus dengan mahkota karena adanya peningkatan glikoprotein pada
amplop. Selain SARS-CoV-2 juga ada beberapa jenis virus corona yang telah
diidentifikasi pada manusia, yaitu HCoV-229E, HCoV-OC43, SARS-CoV,
HCoV-NL63, HCoV-HKU1, dan MERS-CoV.
Struktur genom virus ini memiliki pola seperti coronavirus yang juga
memiliki amplop dimana partikelnya berbentuk bulat atau elips dan seringkali
berbentuk polimorfik, berdiameter 60 nm sampai 140 nm . Sars-cov-2 memiliki 4
protein struktural terdiri dari spike (s) permukaan glikoprotein, membran (m),
envelop (E) dan nucloeocapsid (N) . permukaan glikoprotein ini sangat penting
untuk membantu penempelan ke sel inang.
Sekuens SARS-CoV-2 memiliki kemiripan dengan coronavirus yang
diisolasi pada kelelawar, sehingga muncul tanggapan bahwa SARS-CoV-2 berasal
dari kelelawar yang kemudian bermutasi dan menginfeksi manusia, mamalia serta
burung yang diduga sebagai reservoir perantara.
Virus ini sebagian besar dibagi menjadi empat genetik berdasar struktur
genomnya, yaitu α, β, γ, dan δ. Coronavirus α dan β hanya menginfeksi mamalia
seperti kelelawar dan hewan yang menggit, sedangkan pada gen γ dan δ
menginfeksi burung.

Transmisi (dipersingkat) 3/2 alinea digabung


Untuk pertama kalinya, COVID-19 dikaitkan dengan kejadian di Pasar
Makanan Laut Huanan di Wuhan, penularan dari hewan ke manusia secara
langsung yang dianggap sebagai mekanisme utama. Transmisi secara vertikal dari
ibu hamil kepada janin belum terbukti akurasinya, namun jika kemungkinan
terjadi maka peluang transmisi vertikal tergolong kecil. Pemeriksaan virologi
cairan amnion, darah tali pusar, dan air susu ibu pada ibu yang positif COVID-19
ditemukan negatif.
Selain transmisi secara langsung, beberapa studi juga menyebutkan
dugaan kemungkinan transmisi secara fekal-oral. SARS-CoV-2 telah terbukti
menginfeksi saluran cerna berdasarkan hasil biopsi dengan temuan sel epitel
gaster, duodenum, dan rektum. Virus dapat terdeteksi di feses, bahkan ada 23%
pasien yang dilaporkan virusnya tetap terdeteksi dalam feses walaupun sudah tak
terdeteksi pada sampel saluran napas.
Seperti halnya patogen pernapasan lainnya, termasuk flu dan rhinovirus,
penularan diyakini terjadi melalui tetesan droplet (partikel berdiameter> 5-10 μm)
dari batuk dan bersin. Transmisi aerosol juga dimungkinkan jika terjadi paparan
terus menerus terhadap peningkatan konsentrasi aerosol di ruang tertutup.
Berdasarkan data dari kasus pertama di Wuhan dan investigasi yang
dilakukan oleh CDC China dan CDC lokal, waktu inkubasi umumnya bisa dalam
3 hingga 7 hari (median 5,1 hari, mirip dengan SARS) dan hingga 2 minggu
sebagai Waktu terlama dari infeksi hingga gejala adalah 12,5 hari (95% CI, 9,2-
18).
Mekanisme Invasi SARS-CoV-2 dalam Sel Inang
Siklus hidup virus dengan inangnya terdiri dari 5 langkah, antara lain:
perlekatan, penetrasi, biosintesis, pematangan dan pelepasan. Setelah virus
mengikat reseptor inang (perlekatan), mereka memasuki sel inang melalui
endositosis atau fusi membran (penetrasi). Setelah isi virus dilepaskan dalam sel
inang, RNA virus memasuki nukleus untuk replikasi. MRNA virus digunakan
untuk membuat protein virus (biosintesis). Kemudian, partikel virus baru dibuat
(pematangan) dan dilepaskan.
Virus korona terdiri dari empat protein struktural, yaitu Spike (S),
membran (M), amplop (E) dan nukleokapsid (N). Spike terdiri dari glikoprotein
trimetrik transmembran yang menonjol dari permukaan virus, yang menentukan
keragaman virus corona dan tropisme inang. Spike terdiri dari dua sub unit
fungsional. yaitu Sub unit S1 bertanggung jawab untuk mengikat reseptor sel
inang dan Sub unit S2 untuk fusi membran virus dan sel.
Enzim pengubah angiotensin 2 (ACE2) diidentifikasi sebagai reseptor
fungsional untuk SARS-CoV. Analisis struktural dan fungsional menunjukkan
bahwa peningkatan SARS-CoV-2 juga terikat pada ACE2. Ekspresi ACE2 tinggi
pada paru-paru, jantung, ileum, ginjal dan kandung kemih. Di paru-paru, ACE2
sangat diekspresikan pada sel epitel paru. Setelah pengikatan SARS-CoV-2 ke
protein inang, protein mengalami pembelahan protease. Pembelahan ini terdiri
dari dua langkah, yaitu untuk mengaktifkan protein lonjakan SARS-CoV dan
MERS-CoV, yang terdiri dari pembelahan di situs pembelahan S1/S2 untuk
priming dan pembelahan untuk aktivasi di situs S2.
Ketika virus masuk ke dalam sel, antigen virus akan dipresentasikan ke
antigen presentation cells (APC). Presentasi antigen bergantung pada molekul
major histocompatibility complex (MHC) kelas I. Namun, MHC kelas II juga
turut berkontribusi. Presentasi antigen selanjutnya menstimulasi respons imunitas
humoral dan selular tubuh yang dimediasi oleh sel T dan sel B yang spesifik
terhadap virus. Pada respons imun humoral terbentuk IgM dan IgG terhadap
SARS-CoV. IgM SAR-CoV menghilang pada akhir minggu ke-12 sedangkan
pada IgG dapat bertahan jangka panjang. Hasil studi lain menunjukkan bahwa
setelah 4 tahun dapat ditemukan sel T CD4+ dan CD8+ memori yang spesifik
terhadap SARS-CoV, tetapi jumlahnya menurun secara bertahap tanpa adanya
antigen.
Respons imun yang terjadi pada pasien dengan manifestasi COVID-19
berat didapatkan peningkatan sel T CD38+HLA-DR+ (sel T teraktivasi), terutama
sel T CD8 pada hari ke 7-9. Selain itu didapatkan peningkatan antibody secreting
cells (ASCs) dan sel T helper folikuler di darah pada hari ke-7, tiga hari sebelum
resolusi gejala. Peningkatan IgM/IgG SARS-CoV-2 secara progresif juga
ditemukan dari hari ke-7 hingga hari ke-20. Perubahan imunologi tersebut
bertahan hingga 7 hari setelah gejala beresolusi. Ditemukan pula penurunan
monosit CD16+CD14+. Sel natural killer (NK) HLA-DR+CD3-CD56+ yang
teraktivasi dan monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1; CCL2) juga
ditemukan menurun, namun kadarnya sama dengan kontrol sehat. Pada pasien
dengan manifestasi COVID-19 yang tidak berat ini tidak ditemukan peningkatan
kemokin dan sitokin proinflamasi, meskipun pada saat bergejala.
Dalam suatu penelitian di Cina, dilakukan penghitungan pada limfosit
yang menunjukkan hasil limfosit lebih rendah, leukosit dan rasio neutrofil-limfosit
yang lebih tinggi. Sitokin proinflamasi yaitu TNF-α, IL-1 dan IL-6 serta IL-8 dan
penanda infeksi seperti prokalsitonin, ferritin dan C-reactive protein didapatkan
lebih tinggi pada kasus berat. Sedangkan pada sel T helper, T supresor, dan T
regulator ditemukan menurun dengan kadar T helper dan T regulator yang lebih
rendah. Laporan kasus lain dengan ARDS juga menunjukkan penurunan limfosit
T CD4 dan CD8. Limfosit CD4 dan CD8 tersebut berada dalam status
hiperaktivasi yang ditandai dengan tingginya proporsi fraksi HLA-DR+CD38+.
Limfosit T CD8 didapatkan mengandung granula sitotoksik dalam konsentrasi
tinggi (31,6% positif perforin, 64,2% positif granulisin, dan 30,5% positif
granulisin dan perforin). Selain itu ditemukan pula peningkatan konsentrasi Th17
CCR6+ yang proinflamasi.

Faktor Resiko (dipersingkat + sitasi)


Faktor resiko infeksi SARS COV-2 akan ditemukan penyakit komorbid
seperti hipertensi dan diabetes melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif.
Distribusi jenis kelamin yang lebih banyak pada laki-laki diduga terkait dengan
prevalensi perokok aktif yang lebih tinggi. Pada perokok, hipertensi, dan diabetes
melitus, diduga ada peningkatan ekspresi reseptor ACE2.
Menurut CDC, faktor lain dapat disebabkan oleh kontak erat pasien,
termasuk tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke
area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam
radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah.

Manifestasi Klinis (umum, spesifik)


Manifestasi klinis pada COVID-19 sangat bervariasi, mulai dari bentuk
asimtomatik atau simptomatik hingga kondisi klinis yang ditandai dengan
kegagalan pernapasan yang memerlukan ventilasi dan dukungan ruang ICU,
manifestasi multiorgan dan sistemik dalam hal sepsis, syok septik, dan sindrom
disfungsi multi organ (MODS). Pada temuan CT Scan thorax menunjukkan
adanya pneumoni.
Gejala ringan dari Covid-19 didefinisikan sebagai infeksi akut saluran
napas atas tanpa komplikasi yang dapat disertai dengan demam, fatigue, batuk
(dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorok, kongesti nasal,
hingga sakit kepala namun tidak sampai membutuhkan suplementasi oksigen.
Pada beberapa kasus, diare dan muntah juga dikeluhkan.
Manifestsi klinis lain yang menjadi penyerta pada Covid-19 diantaranya
ada peranan dari Angiotensin-Converting Enzym 2 (ACE-2). ACE-2 ini berperan
pada fungsi fisiologis seperti proliferasi sel, pengaturan tekanan darah dan respons
inflamasi. ACE-2 diekspresikan secara luas di paru-paru, ginjal, usus,
kardiovakular serta sistem saraf pusat (SSP). Selain itu, ada juga manifestasi
klinis lain, seperti hipoksia, koagulopati, respon imun dan disfungsi imun (X, K, J,
P, & Z, 2020).

Vertigo
Vertigo merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin (vertere)
yang artinya memutar. Secara umum, vertigo dikenal sebagai perasaan bergerak
atau halusinasi gerakan. Vertigo biasanya ditemukan sebagai keluhan-keluhan
berupa rasa berputar hebat dan biasanya terdapat rasa seperti didorong atau ditarik
menjauhi bidang vertikal.
Vertigo paling sering disebabkan oleh disfungsi pada sistem vestibular
akibat adanya lesi perifer maupun sentral seperti Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPV) dan Meniere Disease. BPPV terjadi akibat endapan kalsium atau
debris di kanal semisirkularis posterior yang dapat menyebabkan episode transien
dan berlangsung beberapa menit. Sedangkan pada penyakit meniere akan lebih
sering mengalami tinitus, gangguan pendengaran, dan aural fullness. Gejala pada
penyakit meniere diakibatkan oleh peningkatan volume endolimfe di kanal
setengah lingkaran.
Etiologi lain dari vertigo perifer adalah labirinitis akut dan neuritis
vestibular. Kedua gejala ini timbul akibat peradangan dan seringkali disebabkan
oleh infeksi virus. Penyebab vertigo lain yang diinduksi oleh virus termasuk
didalamnya ada Herpes zoster oticus. Pada herpes zoster oticus, vertigo terjadi
akibat reaktivasi virus Varicella-zoster (VZV) laten di ganglion genikulat yang
menyebabkan peradangan pada saraf vestibulocochlear (saraf ke XIII). Dalam hal
ini saraf wajah juga bisa terkena dan berakhir pada kelumpuhan wajah.
Selain yang disebutkan sebelumnya, vertigo perifer memiliki beberapa
penyebab lain yang cenderung tidak umum yaitu kolesteatoma, otosklerosis, dan
fistula perilimfatik. Kolesteatoma paling sering mengenai telinga bagian tengah
dan mastoid. Otosklerosis ditandai dengan pertumbuhan abnormal yang terdapat
pada telinga tengah, menyebabkan gangguan pendengaran konduktif yang
mempengaruhi koklea, juga menyebabkan tinnitus serta vertigo. Fistula
perilimfatik adalah penyebab lain vertigo perifer yang kurang umum dan
disebabkan oleh trauma.
Etiologi sentral dari vertigo jenis ini harus selalu diwaspadai. Stroke
iskemik atau hemoragik, terutama penyakit yang melibatkan sistem serebelum
atau vertebrobasilar yang dapat mengancam jiwa dan harus diperhatikan.
Penyebab sentral yang lebih serius lainnya termasuk tumor, terutama yang timbul
dari sudut cerebellopontine. Contoh tumor tersebut termasuk glioma batang otak,
medulloblastoma, dan schwannoma vestibular, yang dapat menyebabkan
gangguan pendengaran sensorineural serta gejala vertiginous. Selain itu juga dapat
diakibatkan oleh infeksi, trauma serta migrain.
Penyebab lain dari vertigo jenis sentral ini juga dapat diinduksi oleh
pemberian obat dan gangguan psikologis, termasuk suasana hati, kecemasan, dan
somatisasi. Obat-obatan yang sering dikaitkan dengan vertigo sentral termasuk
golongan obat antibiotik maupun antikonvulsan seperti fenitoin, fenorbarbital,
karbamazepin dan salisilat
Berdasarkan kelainan yang mendasari, vertigo diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok seperti pada bagan berikut:

Gambar 1. Klasifikasi vertigo berdasarkan kelainan yang


mendasarinya (Dikutip dari Joesoef, 2006)
Jusuf dkk (2008) mengemukakan bahwa gejala klinis vertigo perifer pada
57,1% penderita. Hal ini sesuai dengan Sri Sutami (2006) yang menyebutkan
bahwa 24-61% dari kasus vertigo adalah vertigo perifer.

Kesimpulan
Covid-19 merupakan suatu penyakit infeksi virus yang mempengaruhi
Sistem Saraf Pusat (SSP) yang merusak reseptor bau dan rasa yang di persarafi
oleh saraf kranial (saraf ke XIII Vestibulokoklear) serta juga bisa bermanifestasi
pada gangguan keseimbangan pendengaran. Gangguan keseimbangan ini juga
akan menyebabkan Vertigo (sensasi berputar hebat). Vertigo yang dialami pada
pasien Covid-19 adalah jenis vertigo perifer dan sentral, karena pada jenis ini
dapat menginduksi adanya infeksi virus dan peradangan pada sistem vestibular.

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih disampaikan kepada dr. Shinta Kusumawardani, Sp.S selaku dosen
pembimbing dalam penyusunan PKM Artikel Ilmiah (AI) yang berjudul
Gambaran Gejala Klinos Vertigo pada Covid-19: Review Artikel.

Daftar Pustaka
Zhonghua Liu Xing. 2020. The Epidemiological Characteristics of an Outbreak of
2019 Novel Coronavirus Disease (COVID-19) in China. Epidemiology
Working Group for NCIP Epidemic Response, Chinese Center for
Disease Control and Prevention. Doi: 10.3760/cma.j.issn.0254-
6450.2020.02.003. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32064853/ (Diakses
pada 24 Oktober 2020 pukul 12.33)
Zu, Yi Zue, Jiang, Meng Di dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19):
A Perspective from China. Department of Medical Imaging, Jinling
Hospital, Medical School of Nanjing University, China.
https://doi.org/10.1148/radiol.2020200490.
https://pubs.rsna.org/doi/full/10.1148/radiol.2020200490 (Diakses pada
24 Oktober 2020 pukul 18.43)
Saniasiaya, Jeyasakthy dan Kulasegarah, Jeyanthi. 2020. Dizziness and COVID-
19. doi: 10.1177/0145561320959573.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7492824/. (Diakses pada
26 Oktober 2020 pukul 22.06)
Baker, Barbara dan Carter, Tracy. 2020. Vertigo/Dizziness. Concord Hospital.
https://www.concordhospital.org/medical-services/rehabilitation/physical
-therapy/vertigo-dizziness/. (Diakses pada 29 Oktober 2020 pukul 21.51)
Yuki, Koichi, Fujiogi, Miho dan Koutsogjannaki, Sophia. 2020. COVID-19
Pathophysiology. doi: 10.1016/j.clim.2020.108427. Elsevier Public
Health Emergency Collection.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7169933/. (Diakses pada
24 Oktober 2020 pukul 11.09)
Imtara, Hamada, Bouhrim, Mohamed dkk. 2020. The Pathogenesis of
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Journal of Immunology
Research. doi: 10.1155/2020/1357983. (Diakses pada 27 Oktober 2020
pukul 16.22)
Stanton, Monia dan M. Freeman, Andrew. 2020. Vertigo.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482356/. (Diakses pada 2
November 2020 pada 10.43)
Susilo, Adityo, Djoko Santoso, Widayat dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019:
Review of Current Literatures. (Diakses pada 4 November 2020 pukul
22.45)
A Marill, Keith. 2018. Central Vertigo Clinical Presentation.
https://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical. (Diakses pada 4
November 2020 pukul 22.54)
X, Z., K, C., J, Z., P, H., & Z, H. (2020). Single-cell RNA-seq data analysis on the
receptor ACE2 expression reveals the potential risk of different human
organs vulnerable to 2019-nCoV infection. Front Med, 14:185-92.
Haiyang Yu, Tong Sun, Juan Feng. 2020. Complications and Pathophysiology of
COVID-19 in the Nervous System. Frontiers in Neurology.
(https://doi.org/10.3389/fneur.2020.573421)
Huon LK, Wang TC, Fang TY, Chuang LJ, Wang PC. Vertigo and stroke: a
national database survey. Otol Neurotol. 2012 Sep;33(7):1131-
5. [ PubMed]
Labuguen RH. Initial evaluation of vertigo. Am Fam Physician. 2006 Jan
15;73(2):244-51. [ PubMed]
Catur Bintoro, Aris. 2020. Kecepatan Rerata Alirah Darah Otak Sistem
Vertebrobasilar Pada Pasien Vertigo Sentral. Tesis. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro, Semarang.
Isman Jusuf, Muhammad dan H. Wahidji, Vickri. 2014. Bunga Rampai
Kedokteran. NajwaRizfa.Perc: Gorontalo. ISBN 978-602-70991-1-1
Anonym. 1962. Vertigo of Central Origin, Proceedings of the Royal Society of
Medincine. 55(5): 361-372. PMCID: PMC1896614. PMID: 19994159
L. thompson, Timothy, Amedee, Ronald. 2009. Vertigo: A Review of Common
Peripheral and Central Vestibular Disorders. The Ochsner Journal. 2009
Spring: 9(1): 20-26. PMCID: PMC3096243. PMID: 21603405
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota yang ditandatangani
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dwi Amalia Permadani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 21801101020
5 Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 09 September 1998
6 Alamat E-mail dwi.amalia637@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081216147245
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratandalam pengajuan PKM-AI.

Malang, 05 November 2020


Ketua Tim

(Dwi Amalia Permadani)


Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Helmi Yuliana Safitri
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 21801101019
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sumenep, 20 Juli 1999
6 Alamat E-mail helmiyulia83@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085748161531
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Baksi Sosial Panitia Sumbermanjing,
Oktober 2019
2 Sirkumsisi Panitia Malang, November
2019
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratandalam pengajuan PKM-AI.

Malang, 05 November 2020


Anggota Tim 1

(Helmi Yuliana Safitri)


Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Jasmine Azhaara B.A
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 21801101092
5 Tempat dan Tanggal Lahir Lumajang, 16 Juni 1999
6 Alamat E-mail Jasmineazhaara16@gmail.c
om
7 Nomor Telepon/HP 081212397591
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratandalam pengajuan PKM-AI.

Malang, 05 November 2020


Anggota Tim 2

(Jasmine Azhaara B.A)


Lampiran 1.2. Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dr. Shinta Kusumawardani, Sp.S
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi -
4 NIDN 0720108103
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bondowoso, 20 Oktober 1981
6 Alamat E-mail shinta@unisma.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 0823344734114
8 Alamat Kantor Jln. MT. Haryono No. 193 Malang
9 Nomor Telepon/Faks
10 Lulusan yang telah 1. Teknik pemeriksaan saraf kranialis
dihasilkan 2. Neurodegeneratif
3. Nuroemergensi
4. Neurovaskuler
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik S1/Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Fakultas Fakultas
Kedokteran Kedokteran
Universitas Universitas
Brawijaya Brawijaya
Jurusan/Prodi Pendidikan Pendidikan dokter
dokter umum spesialis saraf
Tahun Masuk- 2000-2006 2010-2014
Lulus
Judul Intoksikasi Pengaruh kadar
Skripsi/Tesis/Diserta subkronik prolaktin terhadap
si herbisida glifosat keluaran klinis
terhadap korteks pasien stroke
serebri tikus infark dengan
wistar penilaian NIHSS
Nama dr. Umi Kulsum, dr. Eko
Pembimbing/Promot M.Kes Arisetijono, Sp.S
or

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Fungsi Kognitif pada pekerja parkir HIMA 2018
Terminal Bus Arjosari Malang
Lampiran 3. Susunan Oraganiasai Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Studi ilmu waktu(jam/mi Uraian Tugas
nggu)
1 Dwi Amalia Pendidikan Kesehatan Mengerjakan tinjauan
Permadani/ Dokter pustaka poin B
21801101020

2 Helmi Pendidikan Kesehatan Mengerjakan tinjauan


Yuliana Dokter pustaka poin A
Safitri/2180
1101019
3 Jasmine Pendidikan Kesehatan Mengerjakan tinjauan
Azhaara Dokter pustaka poin C
B.A/218011
01092
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Dwi Amalia Permadani
NIM : 21801101020
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-AI saya dengan judul Gambaran
Gejala Klinis Vertigo pada Covid-19: Review Artikel yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas Negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar – benarnya.

Malang, 5 November 2020


Dosen Pembimbing, Yang menyatakan,

(dr. Shinta Kusumawati, Sp.S) (Dwi Amalia Permadani)


NPP. 152010198132226 NIM. 21801101020

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Malang

(dr. H. Arif Yahya)


NPP. 205.02.00003

Anda mungkin juga menyukai