penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East
COVID-19, adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah
corona muncul dan menyerang manusia pertama kali di provinsi Wuhan, China.
serupa sakit flu pada umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk, demam, letih,
sesak napas, dan tidak nafsu makan. Namun berbeda dengan influenza, virus
corona dapat berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah
dan gagal organ serta kematian. Kondisi darurat ini terutama terjadi pada pasien
penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat penting agar tidak menimbulkan
2. Pathogenesis
Pasien kanker dan penyakit hati kronik lebih rentan terhadap infeksi
SARS-CoV-2.45, 46 Kanker diasosiasikan dengan reaksi imunosupresif,
sitokin yang berlebihan, supresi induksi agen proinflamasi, dan gangguan
maturasi sel dendritik.47 Pasien dengan sirosis atau penyakit hati kronik juga
mengalami penurunan respons imun, sehingga lebih mudah terjangkit
COVID-19, dan dapat mengalami luaran yang lebih buruk.48 Studi Guan,
dkk. menemukan bahwa dari 261 pasien COVID-19 yang memiliki komorbid,
10 pasien di antaranya adalah dengan kanker dan 23 pasien dengan hepatitis
B.
Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk tinggal satu
rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit.
Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2
meter) dianggap sebagai risiko rendah.
4. Manifestasi Klinis
8. Pencegahan
a) Vaksin
Salah satu upaya yang sedang dikembangkan adalah pembuatan vaksin
guna membuat imunitas dan mencegah transmisi. Saat ini, sedang
berlangsung 2 uji klinis fase I vaksin COVID-19. Studi pertama dari
National Institute of Health (NIH) menggunakan mRNA-1273 dengan
dosis 25, 100, dan 250 µg. Studi kedua berasal dari China menggunakan
adenovirus type 5 vector dengan dosis ringan, sedang dan tinggi.
b) Deteksi Dini dan Isolasi
Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek atau pernah berkontak
dengan pasien yang positif COVID-19 harus segera berobat ke fasilitas
kesehatan. WHO juga sudah membuat instrumen penilaian risiko bagi
petugas kesehatan yang menangani pasien COVID-19 sebagai panduan
rekomendasi tindakan lanjutan. Bagi kelompok risiko tinggi,
direkomendasikan pemberhentian seluruh aktivitas yang berhubungan
dengan pasien selama 14 hari, pemeriksaan infeksi SARS-CoV-2 dan
isolasi. Pada kelompok risiko rendah, dihimbau melaksanakan pemantuan
mandiri setiap harinya terhadap suhu dan gejala pernapasan selama 14 hari
dan mencari bantuan jika keluhan memberat. Pada tingkat masyarakat,
usaha mitigasi meliputi pembatasan berpergian dan kumpul massa pada
acara besar (social distancing).
c) Higiene, Cuci Tangan, dan Disinfeksi
Rekomendasi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah
melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan
alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki
gejala batuk atau bersin, melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat
ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek. Rekomendasi jarak
yang harus dijaga adalah satu meter. Pasien rawat inap dengan kecurigaan
COVID-19 juga harus diberi jarak minimal satu meter dari pasien lainnya,
diberikan masker bedah, diajarkan etika batuk/bersin, dan diajarkan cuci
tangan.
d) Alat pelindung diri
SARS-CoV-2 menular terutama melalui droplet. Alat pelindung diri
(APD) merupakan salah satu metode efektif pencegahan penularan selama
penggunannya rasional. Komponen APD terdiri atas sarung tangan,
masker wajah, kacamata pelindung atau face shield, dan gaun nonsteril
lengan panjang. Alat pelindung diri akan efektif jika didukung dengan
kontrol administratif dan kontrol lingkungan.
e) Penggunaan Masker N95 dibandingkan Surgical Mask
Berdasarkan rekomendasi CDC, petugas kesehatan yang merawat pasien
yang terkonfirmasi atau diduga COVID-19 dapat menggunakan masker
N95 standar. Masker N95 juga digunakan ketika melakukan prosedur yang
dapat menghasilkan aerosol, misalnya intubasi, ventilasi, resusitasi
jantung-paru, nebulisasi, dan bronkoskopi. Masker N95 dapat menyaring
95% partikel ukuran 300 nm meskipun penyaringan ini masih lebih besar
dibandingkan ukuran SARS-CoV-2.
9. Prognosis
B. Pengatahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indramanusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba menurut (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan tentang berbagai cara dalam mencapai pemeliharaan
kesehatan, cara menghindari penyakit, maka akan meningkatkan pengetahuan
masyarakat (Priyanto,2018).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan
berarti seseorang yang berpendidikan rendahmutlak berpengetahuan rendah
pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap
seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka
akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO
(word health organization), salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri
patuh, tetapi ada sejumlah faktor yang menghambat kepatuhan terhadap saran
tentang kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Prihantana dkk, 2016).
Ketidakpatuhan adalah sejauh mana perilaku seseorang dan atau pemberi asuhan
sejalan atau tidak sejalan dengan rencana promosi kesehatan atau rencana
terapeutik yang disetujui antara orang tersebut (atau pemberi asuhan) dan
1. Judul Jurnal
Setiap jurnal harus memiliki judul yang jelas, mudah dipahami dan tidak
memiliki makna ganda. Dengan membaca judul pembaca akan mudah mengetahui
isi jurnal tanpa membaca keseluruhan isi junal. Pada judul terdapat variabel
dependen dan independen sebagai berikut :
Independen : Pengetahuan masyarakat
Dependen : kepatuhan menggunakan masker
Kelebihan Jurnal
a. Syarat judul jurnal tidak boleh lebih dari 20 kata, judul pada jurnal ini
sangat sudah baik dimana judul jurnal terdiri dari 15 kata, dan ditulis
secara jelas dan mudah dipahami. Judul jurnal menjelaskan hubungan
antara pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan penggunaan masker
sebagai upaya pencegahan penyakit covid-19 di Ngroggah.
b. Penulisan nama penulis pada jurnal ini ditulis dengan benar, tanpa
menggunakan gelar yaitu : Devi Pramita Sari, Nabila Sholihin Atiqoh.
2. Abstrak
Abstrak pada jurnal berfungsi menjelaskan secara tentang keseluruhan isi
jurnal. Penulisan absrak terdiri dari 250 kata yang berisi tentang latar belakang,
tujuan, metode, bahan, hasil, dan kesimpulan isi jurnal, serta kata kunci yang
memudahkan dalam penelusuran literasi secara tepat dan cepat.
Kelebihan Jurnal
a. Pada jurnal ini abstrak menjelaskan secara singkat dan jelas isi jurnal, dan
terdiri dari 188 kata
b. Pada jurnal ini abstrak ditulis beurutan yang terdiri dari latar belakang
sampai hasil dan kesimpulan dan disertai kata kunci.
3. Pendahuluan
Pendahuluan jurnal terdiri dari latar belakang penelitian, tujuan penelitian,
penelitian sejenis yang mendukung penelitian dan manfaat penelitian.
Pendahuluan terdiri dari 4-5 paragraf, dimana dalam setiap paragraf terdiri dari 4-
5 kalimat.
Kelebihan jurnal
a. Pada jurnal ini, dibahas fenomena yang sedang menjadi pendemi di dunia
saat ini yaitu hubungan pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan
menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penyakit covid-19 di
Ngroggah.
b. Pada jurnal ini, sudah terdapat penelitian lain yang sejenis yang
mendukung jurnal penelitian ini
4. Pernyataan Masalah
Dalam jurnal ini terdapat pernyataan masalah yaitu masih kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang kepatuhan Penggunaan masker sebagai upaya
pencegahan covid 19.
5. Tujuan Penelitian
Dalam jurnal ini dengan jelas memaparkan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan penggunaan
masker sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-19 Di Ngronggah.
Data Analisi dari penelitian ini sudah jelas, dilengkapi dengan tabel.
13. Simpulan/Diskusi
Kesimpulan yang disampaikan secara ringkas dan jelas serta berisi
penarikan informasi penting dari penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Temuan dari penelitian ini memberikan bukti kepada pemberi pelayanan
kesehatan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan
kepatuhan menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-19.
B. SARAN
1. Bagi perawat, dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai pentingnya menggunkan masker sehingga terjadi
peninggakatan pengetahuan masyarakat dan agar tidak terjadi
penularan covid-19 serta tidak terjadi kejadian berulang.
2. Bagi Satgas covid-19 wilayah, kepala puskesmas agar mencangkan
program pendidkian kesehatan berupa penyuluhan tentang covid-19
tentang pentingnya penggunaan masker pada masyarakat dan
menjadikan penggunaan masker merupakan suatu hal yang wajib
digunakan oleh masyarakat, agar mengurangi atau memutus mata
rantai penularan covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Adityo Susilo,dkk .2020. coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia - RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
Mona, Nailul. 2020. Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi
Efek Contagius (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal
sosial Humaniora Terapan. Vol 2 No.2. Universitas Indonesia : Proram
Studi Periklanan Kreatif Program Pendidikan Vokasi
Pramesti, Ayu C., Elsye Maria R., Ekorini Listiowati. (2017). Evaluasi
Pengetahuan dan Kepatuhan Perawat Terhadap Penggunaan Alat
Pelindung Diri di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Panembahan Senopati
Bantul.Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit. DOI :
10.18196/jmmr.6101.
Prihantana, dkk. 2016. Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kepatuhan
Pengobatan Pada Pasien Tuberkolosis Di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen. Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis. Vo. 2. No. 1. Poltekkes Bhakti
Mulia
Priyanto, Agus. 201. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
Pencegahan Kekambuhan Luka Diabetik. Jurnal Ners Dan Kebidanan
Vol. 5 No. 3 Kediri : STIKES Ganesha Husada
Riedel S, Morse S, Mietzner T, Miller S. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical
Microbiology. 28th ed. New York: McGrawHill Education/Medical; 2019.
p.617-22.
Sinuraya, dkk. 2018. Tingkat Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia. Vol. 7. No. 2. Sumedang: Universitas Padjajaran
Suryaningnorma
Wulandari. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Pasien Tuberkulosis Paru Tahap Lanjutan Untuk Minum Obat di RS
Rumah Sehat Terpadu Tahun 2015. Jurnal ARSI. Vol. 2. No.1. Jakarta :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Widiyani, R. (2020). Latar Belakang Virus Corona, Perkembangan hingga isu
terkini. Retrived from detik News:
https://news.detik.com/berita/d4943950/latar-
belakangviruscoronaperkembangan-hingga-isu-terkini Nuha Medika