Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN COVID-19

DOSEN PEMBIMBING :

Dahrizal,S.Kp.,M.PH

PENYUSUN : KELOMPOK 5

Nama : Nim :

1.ADYNDA PUTRI WIJAYA P05120319002

2.ANNISA NURAINI P05120319007

3.MARSELA SAFITRI P05120319027

4.ALDA REIZA YONI P P05120319006

5.HADI YUDHA P P05120319014

6.VIRA DWI RIZKY P05120319041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI  ii

BAB I PENDAULUAN

1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Maslah
1.3  Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Covid-19


2.2  Dampak Virus Corona Pada Perekonomia
2.4 Upaya Pemerintah Dalam Menstabilkan Ekonomi
2.4  Upaya Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan
2.5 Upaya Pemerintah Dalam Bidang Pendidikan

BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan
3.2  Saran 
DAFTAR PUSTAKA 
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan

Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah dengan judul “Kebijakan


Pemerintah dalam Penanggulangan Covid-19“

Terima kasih disampaikan kepada Bapak/Ibu dosen mata kuliah yang telah membimbing
dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah

Bengkulu  9 juni 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN.
 
1.1 Latar Belakang
Corona virus (Covid-19) merupakan keluarga besar virus yang menyebab penyakit
infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-orang melalui tetesan
pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik
dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari atau dalam aerosol selama tiga
jam (Kemendagri, 2020:3). Sesuai hal tersebut, coronavirus hanya bisa berpindah melalui
perantara dengan media tangan, baju ataupun lainnya yang terkena tetesan batuk dan bersin.
Indonesia menjadi salah satu negara positif virus corona (Covid-19). Kasus pertama yang terjadi
di Indonesia dialami oleh dua warga Depok, Jawa Barat. Hal tersebut diumumkan langsung oleh
Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta pada hari senin, 2 maret 2020. Menurut
Bapak Joko Widodo, kedua warga tersebut merupakan seorang ibu usia 64 tahun dan putrinya
yang berusia 31 tahun. Keduanya diduga tertular virus corona karena adanya kontak dengan
warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Warga Jepang tersebut terdeteksi Corona setelah
meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia. Tim Kementrian Kesehatan (Kemenkes)
melakukan penelusuran terhadap warga lainnya yang sebelumnya melakukan interaksi dengan
warga negara Jepang tersebut selama di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap covid-19?
2. Upaya yang dilakaukan pemerintah menangguangi covid-19

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah terhadap covid-19.
2. Untuk mengetahui Upaya yang dilakaukan pemerintah menangguangi covid-19
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Covid-19

Kebijakan merupakan instrumen pemerintah, bukan saja dalam arti government yang
hanya menyangkut aparatur Negara, tetapi juga governance yang menyentuh pengelolaan
sumberdaya publik. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan
tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumberdaya alam,
finansial dan manusia demi kepentingan publik(Suharto, 2008).

Untuk mencegah penyebaran dan penularan virus Corona menyebar luas ke dalam
masyarakat, pemerintah membuat serangkain kebijakan untuk menanganinya. Kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah tersebut ada yang tertulis, dan ada pula yang tidak tertulis.

Kebijakan yang tertulis bentuknya misalnya seperti Undang-Undang (UU), Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden
(PERPRES), Peraturan Menteri (PERMEN), Peraturan Daerah (PERDA), Peraturan Bupati
(PERBUP), Peraturan Walikota (PERWALI), dan lain-lain termasuk di dalamnya adalah Surat
Keputusan (SK), dan Surat yang berasal dari pemerintah.

Contoh kebijakan tertulis seperti: KEPPRES No. 11/2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), PERPU Nomor 1 Tahun 2O2O
Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman
yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan; PP Nomor
21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Surat Edaran No. 57/2020 Tanggal 28
Mei 2020 Tentang Perpanjangan Pelaksanaan Kerja dari Rumah/Work From Home (WFH) bagi
Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga 4 Juni 2020; Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 12
Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) Sebagai Bencana Nasional,dan lain-lain. Merespon tren perkembangan penyebaran
dan penularan Corona yang terus meningkat, sejak tanggal 17 April 2020 Presiden
mengumumkan COVID-19 sebagai bencana nasional melalui KEPPRES No. 12 Tahun 2020.

Sedangkan kebijakan yang tidak tertulis bentuknya adalah ajakan tidak tertulis yang berasal
dari pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, yang berisi larangan
dan himbauan terkait dengan pencegahandan penangananCOVID-19.

2.2 Dampak Virus Corona Pada Perekonomian


Tidak hanya di bidang kesehatan, pandemi virus corona juga berdampak pada sektor-sektor
penting lainnya, salah satunya ekonomi. Pasalnya pandemi ini membuat hampir semua negara
menerapkan berbagai kebijakan pembatasan perdagangan dan mobilitas orang maupun barang,
akibatnya perekonomian pun lesu.
1. Sektor pariwisata sepi
Sektor pariwisata menjadi salah satu yang sangat terdampak akan virus corona. Kunjungan
wisatawan turun drastis karena banyak orang membatalkan liburan guna menghindari kontak
fisik dengan orang lain di kerumunan, wisatawan mancanegara pun sedikit karena banyak negara
sudah melarang warganya bepergian dan menerapkan lockdown. Walhasil, banyak hotel,
restoran, tempat wisata, bahkan maskapai penerbangan dan moda transportasi umum lainnya
kehilangan pendapatan.

2. Sektor perdagangan loyo


Krisis akibat virus corona juga berdampak pada menurunnya jumlah ekspor maupun impor. Hal
itu terlihat dari data neraca perdagangan Indonesia ke China (sebagai contoh) per Januari 2020
dari Badan Pusat Statistik (BPS). Yakni ekspor menurun 12,07% menjadi USD 2,24 miliar,
terutama pada ekspor minyak dan gas (migas) dan nonmigas. Sedangkan impor turun sebanyak
2,71% menjadi USD 4 miliar, terutama pada pada komoditas buah-buahan seperti apel dan
anggur.

2.3 Upaya Pemerintah Dalam Menstabilkan Ekonomi


Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengupayakan stabilitas sektor ekonomi,
ini dia di antaranya.
1. Meluncurkan paket stimulus fiskal jilid II yang mempermudah perizinan ekspor dan
impor berupa integrasi sistem perdagangan, perhubungan, dan bea cukai. Stimulus
tersebut berisi delapan paket, empat kebijakan terkait prosedur dan sisanya akan
berkaitan dengan fiskal. Kebijakan terkait prosedur, berkaitan dengan penyederhanaan
aturan larangan pembatasan dan tata niaga ekspo, termasuk di dalamnya pengurangan
larangan pembatasan, tata niaga impor, dan percepatan proses impor bagi total 500
perusahaan importir yang bereputasi baik memiliki proses logistik yang efisien.
Sedangkan kebijakan terkait fiskal meliputi relaksasi pajak penghasilan dan bea masuk.
2. Mempercepat penyaluran bantuan sosial (Bansos) yang dibagi dalam 12 bulan. Dana
BOS untuk sekolah juga langsung ditransfer ke rekening sekolah sebesar Rp4 triliun,
begitu pula dengan Dana Desa. 
3. Mempercepat realisasi belanja Kementerian/Lembaga, terutama untuk belanja bantuan
sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan kesehatan, serta belanja non
operasional
4. Mendorong dan mempercepat belanja padat karya untuk kegiatan produktif yang mampu
menyerap banyak tenaga kerja, misalnya seperti belanja infrastruktur di pusat maupun
daerah
5. Mengoptimalkan peran APBN untuk merespon situasi ekonomi (countercyclical) dalam
batasan yang aman dan terkendali
6. Mempercepat dan memperluas sasaran program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
7. Menganggarkan Rp1,5 triliun berupa subsidi bunga perumahan untuk menyerap 224 ribu
unit rumah yang ada sebagai tambahan stok sehingga menambah permintaan rumah
Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR).
8. Guna keperluan penanggulangan bencana, pemerintah membayarkan Rp21,8 miliar untuk
empat lokasi termasuk bantuan banjir, tanah longsor, dan 10 ribu masker untuk
penanganan virus corona. 
9. Mendorong terciptanya pusat pariwisata dengan berbagai program pendukung, misalnya
berupa percepatan pembangunan lima destinasi pariwisata super prioritas (Danau Toba,
Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika)

1.4 Upaya Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan


1. Terkait dukungan terhadap bidang kesehatan, anggaran Rp75 triliun itu akan digunakan
untuk perlindungan kepada tenaga kesehatan, seperti pengadaan alat pelindung diri
(APD). Anggaran juga akan digunakan untuk pembelian alat-alat kesehatan yang
dibutuhkan seperti alat uji coba, reagen, ventilator, hand sanitizer, dan lainnya.
2. Dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-19, sejumlah negara termasuk Indonesia
telah mempersiapkan vaksinasi. Hal ini pun disambut baik oleh banyak pihak, lantaran
bisa menjadi solusi awal penyelesaian penyebaran virus Corona di Tanah Air.

1.5 Upaya Pemerintah Dalam Bidang Pendidikan


Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan
dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara
umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam
upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19,” jelas Mendikbud dalam rapat
koordinasi (rakor) bersama Kepala Daerah seluruh Indonesia tentang Kebijakan Pembelajaran di
Masa Pandemi Covid-19, secara daring.
Bagi daerah yang berada di zona oranye dan merah dilarang melakukan pembelajaran tatap
muka di satuan pendidikan dan tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR). Prosedur
pengambilan keputusan pembelajaran tatap muka di zona kuning dan hijau, kata Mendikbud,
tetap dilakukan secara bertingkat seperti pada SKB sebelumnya.
BAB III
KESIMPULAN

Kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran penularan virus corona agar tidak menyebar
luas di dalam masyarakat, seperti: kebijakan berdiam diri di rumah, pembatasan
sosial,pembatasan fisik, penggunaan alat pelindung diri,menjaga kebersihan diri, bekerja dan
belajar di rumah; menunda semua kegiatan yang mengumpulkan orang banyak, pembatasan
sosial berskala besar hingga kebijakan pemberlakuan kebijakan newnormal, tidak akan berjalan
efektif jika pemerintah tidak menyiapkan informasi yang akurat terkait sumber dan penyebaran
virus corona serta penanganannya.yang jauh lebih penting adalah pemerintah selaku leader and
decision maker, harus menyiapkan skema kebijakan perlindungan sosial (social protection) tidak
hanya untuk paragolongan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (ppks) seperti: buruh
bangunan, buruh pabrik, buruh tani, nelayan, ojek, pedagang, karyawan, pekerja kontrak, pekerja
serabutan,petani, peternak, supir, wiraswasta, tetapi juga semua golongan kelas sosial
dalammasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Rantih . Kebijakan Pemerintah untuk Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi


(https://www.portonews.com/2020/konsumen/kebijakan-pemerintah-untuk-pendidikan-
indonesia-di-tengah-pandemi/)

Sulistia, Emi. Kebijakan Kemendikbud di Masa Pandemi.


(https://lpmpkaltara.kemdikbud.go.id/2020/09/04/kebijakan-kemendikbud-di-masa-pandemi/ )

Anda mungkin juga menyukai