Anda di halaman 1dari 15

1

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN D
DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
DI RUANG MELATI RSMY KOTA BENGKULU

DISUSUN
NAMA : NOVI ZARAH PADILA
NIM : P05120319034
PRODI : SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN
NERS

Pembimbing pendidikkan : Pembimbing Lahan :

( ) ( )

Widia Lestari.S.Kp.M.Sc. NS.Yuli Subekti


,S.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
dengan judul “Perubahan-perubahan pada Lansia”.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah

Bengkulu, 2021

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ………………………………………….…...………….2

DAFTAR ISI ………..………………………………………….…...………….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..……………………………………………….….…….4

1.2 Rumusan Masalah………………………………..………...….………...4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lansia.......................................……………..……………….5

2.2 Perubahan-perubahan Pada Lansia .............................……....……….....9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA…………………… ……….……………………………14


4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menua (menjadi tua) adalah proses menghilangnya kemampuan pada jaringan lunak
secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadapinfeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. (Constaindes dalam Darmojo& Martono. 2006). Hal tersebut dipicu oleh
peningkatan reaksi radikal bebas atau sistem penawar racun yang akan berubah seiring
dengan berjalannya usia. Proses penuaan pada setiap individu memiliki kecepatan yang
berbeda-beda tergantung sikap maupun kemauan dalam mengendalikan proses penuaan.
Dalam hal ini pola hidup seseorang dapat memberikan andil yang cukup besar dalam proses
penuaan. Tidak jarang seseorang yang berusia lanjut masih terlihattetap semangat, energik,
optimis dan tidak merasa tua bahkan selalu berusaha mempertahankan diri untuk dapat
tampil lebih muda. (Darmojo& Martono. 2006).
Proses menua pada manusia merupakan peristiwa yang alamiah yang tidak dapat di
hindari dan menjadi lansia yang sehat merupakan suatu rahmat. (Mangoenprasodjo. 2005).
Menjadi tua adalah suatu proses yang natural dan kadang-kadang tidak terlihat mencolok,
penuaan akan terjadi di semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan
mengalami kemunduran dalam waktu yang bersamaan. (Pudjiastuti. 2003).
Pada usia lanjut, akan terjadi penurunan kondisi fisikatau biologis, kondisi psikologis
dan kondisi perubahan sosial. Para usia lanjut, maupun masyarakat beranggapan bahwa
seakan-akan tugasnya sudah selesai, mereka berhenti bekerja dan semakin mengundurkan
diri dalam pergaulan bermasyarakat. (Tamherdan Noorkasiani. 2009)

1.2 Rumusan Masalah


a. Jelaskan apa yang dimaksud Lanjut Usia (Lansia) ?
b. Jelaskan apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia?
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Usia Lanjut

a. Pengertian Usia Lanjut

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Umur yang dijadikan patokan sebagai
lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Adapun menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat ada 4 tahapan mengenai batasan umur yaitu,
usia pertengahan (middle age) usia antara 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) usia antara 60-
74 tahun, lanjut usia tua (old) usia antara 75-90 tahun, sedangkan usia sangat tua (very old)
usia diatas 90 tahun. Sehingga dapat di simpulkan bahwa di sebut lanjut usia adalah
seseorang yang telah berumur 65 tahun keatas (Mubarak, 2006).

Batasan umur lanjut usia di Indonesia adalah 60 tahun keatas, hal ini di pertegas
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahterahan lanjut usia pada Bab
1 Pasal 1 Ayat 2 (Nugroho, 2008).

b. Proses Menua

Menurut Constantindes dalam Nugroho, (2008) mengatakan bahwa proses menua


adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses
menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap
individu tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari
luar tubuh.
6

Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap
infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan stuktural yang disebut
sebagai penyakit degeneratif seperti, hipertensi, aterosklerosis, diabetes militus dan kanker
yang akan menyebabkan kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang
dramatik seperti strok, infark miokard, koma asidosis, metastasis kanker dan sebagainya
(Martono & Darmojo, 2004).
Menurut Stanley dan Patricia (2002) beberapa teori tentang penuaan
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu:
a. Teori Biologis, yaitu teori yang mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan,
termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan
kematian.perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan
seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan untuk berfungsi secara adekuat
dan melawan penyakit.
 Teori Genetika
Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama dipengaruhi oleh
pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode etik. Penuaan
adalah suatu proses yang secara tidak sadar di wariskan yang berjalan dari waktu
mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan
panjang usia telah ditentukan sebelumnya.
 Teori dipakai dan rusak
Teori ini terjadi karena kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel- sel tubuh
menjadi lelah (pemakaian). Pada teori ini juga dapat terjadinya peningkatan jumlah
kolagen dalam tubuh lansia, tidak adanya perlindungan terhadap radiasi, penyakit
dan kekurangan gizi (Maryam, 2008). Sedangkan menurut Leuckenotte (2000),
menjelaskan bahwa teori ini pada dasarnya mencerminkan keyakinan bahwa organ-
organ dan jaringan memiliki jumlah energi yang tersedia dan pada akhirnya energi
itu diberikan untuk di keluarkan
 Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya, karsinogen dari
industri cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam
proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan,
dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan
faktor utama dalam penuaan.
 Teori Imunitas
7

Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan
dengan penuaan. Ketika orang bartamdah tua,pertahanan mereka lebih rentan untuk
menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya
fungsi imun, terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh.
 Teori Neuroendokrin
Teori-teori biologi penuaan, berhubungan dengan hal-hal seperti yang telah terjadi
pad struktur dan sel.

b. Teori Psikologis, teori ini memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan prilaku
yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada
kerusakan anatomis. Perubahan sosiolgis dikombinasikan dengan perubahan
psikologis.
 Teori Kepribadian
Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur dalam tahun-
tahun akhir kehidupannya dan telah merangsang penelitian yang pantas di
pertimbangkan. Teori kepribadian menyebutkan aspek- aspek pertumbuhan
psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia.
 Teori Tugas perkembangan
Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan
seseorang sebagai kehidupan yang di jalani dengan integritas. Dengan kondisi tidak
adanya pencapaian pada perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik,
maka lansia tersebut beresiko untuk disibukkan denagn rasa penyesalan atau putus
asa.
 Teori Disengagement (Teori Pembebasan)
Yaitu suatu proses yang menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran
bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Seperti kemiskinan yang diderita oleh lansia
dan menurunnya derajat kesehatan yang mengakibatkan seorang lansia secara
perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan di sekitarnya.
 Teori Aktifitas
Lawan langsung dari teori pembebasan adalah teori aktifitas penuaan, yang
berpandapat bahwa jalan menuju panuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif.
 Teori Kontinuitas
Teori ini juga dikenal dengan teori perkembangan. Teori ini menekankan pada
kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk
8

memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap penuaan.

2.2 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia


Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Pemahaman persepsi lansia
tentang status kesehatan esensial untuk pengkajian yang akurat dan untuk pengembangan
intervensi yang relevan secara klinis. Konsep lansia tentang kesehatan umumnya
bergantung pada persepsi pribadi terhadap kemampuan fungsional. Karna itu, lansia yang
terlibat dalam aktifitas kehidupan sehari-hari biasanya menganggap dirinya sehat,
sedangkan mereka yang aktifitasnya terbatas karena kerusakan fisik, emosional atau sosial
mungkin merasa dirinya sakit (Potter, 2005).
Perubahan fisiologis bervariasi pada setiap lansia, perubahan fisiologis umum yang
diantisipasi pada lansia. Perubahan fisiologis ini bukan proses patologi. Perubahan ini
terjadi pada semua orang tetapi pada kecepatan yang berbeda dan bergantung keadaan
dalam kehidupan.
Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia yang dipengaruhi oleh faktor
kejiwaan sosial, ekonomi dan medik. Perubahan tersebut akan terlihat dalam jaringan dan
organ tubuh seperti kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok,
penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh, pendengaran berkurang, indra perasa
menurun, daya penciuman berkurang, tinggi badan menyusut karena proses osteoporosis
yang berakibat pada perubahan badan menjadi bungkuk, tulang menjadi keropos, masa dan
kekuatannya berkurang dan mudah patah, elastisitas paru berkurang, nafas menjadi pendek,
terjadi pengurangan fungsi organ didalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan
menjadi tekanan darah tinggi otot jantung bekerja tidak efisien, adanya penurunan organ
reproduksi, terutama pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada
pria, serta seksualitas tidak terlalu menurun.
Menurut Maryam (2008), perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia adalah
a. Perubahan fisik

1) Sel

Perubahan sel pada lanjut usia meliputi :

Terjadinya penurunan jumlah sel, terjadi perubahan ukuran sel, berkurangnya jumlah
cairan dalam tubuh dan berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein di
otak, otot, ginjal, darah, dan hati, penurunan jumlah sel pada otak, terganggunya
mekanisme perbaikan sel, serta otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.
9

2) Sistem Persyarafan

Perubahan persyarafan meliputi :

Berat otak yang menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel syaraf otaknya dalam setiap
harinya), cepat menurunnya hubungan persyarapan, lambat dalam respon dan waktu untuk
bereaksi khususnya dengan stress, mengecilnya syaraf panca indra, berkurangnya
penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa lebih
sensitif terhadap perubahan suhu dengan ketahanan terhadap sentuhan, serta kurang
sensitive terhadap sentuan.
3) Sistem Pendengaran

Perubahan pada sistem pendengaran meliputi :


Terjadinya presbiakusis (gangguan dalam pendengaran) yaitu gangguan dalam pendengaran
pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara, nada-nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit mengerti kata-kata.
4) Sistem Penglihatan
Perubahan pada sistem penglihatan meliputi :
Timbulnya sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis
(bola), terjadi kekeruhan pada lensa yang menyebabkan katarak, meningkatnya ambang,
pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat pada
cahaya gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang, serta menurunnya
daya untuk membedakan warna biru atau hijau. Pada mata bagian dalam, perubahan yang
terjadi adalah ukuran pupil menurun dan reaksi terhadap cahaya berkurang dan juga
terhadap akomodasi, lensa menguning dan berangsur-angsur menjadi lebih buram
mengakibatkan katarak, sehingga memengaruhi kemampuan untuk menerima dan
membedakan warna-warna. Kadang warna gelap seperti coklat, hitam, dan marun tampak
sama.
Pandangan dalam area yang suram dan adaptasi terhadap kegelapan berkurang (sulit
melihat dalam cahaya gelap) menempatkan lansia pada risiko cedera. Sementara cahaya
menyilaukan dapat menyebabkan nyeri dan membatasi kemampuan untuk membedakan
objek-objek dengan jelas, semua hal itu dapat mempengaruhi kemampuan fungsional para
lansia sehingga dapat menyebabkan lansia terjatuh.

5) Sistem Kardiovaskuler

Perubahan pada sistem kardiovaskuler meliputi :


10

Terjadinya penurunan elastisitas dinding aorta, katup jantung menebal dan menjadi kaku,
menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah yang menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi yang dapat mengakibatkan
tekanan darah menurun (dari tidur ke duduk dan dari duduk ke berdiri) yang
mengakibatkan resistensi pembuluh darah perifer.
6) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

Perubahan pada sistem pengaturan tempertur tubuh meliputi :

Pada pengaturan sistem tubuh, hipotalamus dianggap bekerja sebagai thermostat, yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang
mempengaruhinya, perubahan yang sering ditemui antara lain temperature suhu tubuh
menurun (hipotermia) secara fisiologik kurang lebih 35oC, ini akan mengakibatkan
metabolisme yang menurun. Keterbatasan refleks mengigil dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
7) Sistem Respirasi

Perubahan sistem respirasi meliputi :


Otot pernapasan mengalami kelemahan akibat atropi, aktivitas silia menurun, paru
kehilangan elastisitas, berkurangnya elastisitas bronkus, oksigen pada arteri menurun, karbon
dioksida pada arteri tidak berganti, reflek dan kemampuan batuk berkurang, sensitivitas
terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun, sering terjadi emfisema senilis, kemampuan
pegas dinding dada dan kekuatan otot pernapasan menurun seiring pertambahan usia.
8) Sistem Pencernaan

Perubahan pada sistem pecernaan, meliputi :

Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang bisa terjadi setelah umur 30
tahun, indra pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin,
asam dan pahit, esophagus melebar, rasa lapar nenurun, asam lambung menurun, motilitas
dan waktu pengosongan lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul
konstipasi, fungsi absorpsi melemah, hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan
menurun, aliran darah berkurang.
9). Sistem Perkemihan
Perubahan pada sistem perkemihan antara lain ginjal yang merupakan alat untuk
mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urine, darah masuk keginjal disaring oleh
11

satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tempatnya di glomerulus), kemudian
mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50% sehingga
fungsi tubulus berkurang, akibatnya, kemampuan mengkonsentrasi urine menurun, berat
jenis urine menurun.
Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, sehingga kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan buang air seni meningkat. Vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga
terkadang menyebabkan retensi urine pada pria.

9) Sistem Endokrin

Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin meliputi:

Produksi semua hormon turun, aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya
pertukaran zat menurun, Produksi aldosteron menurun, Sekresi hormon kelamin, misalnya
progesterone, estrogen, dan testoteron menurun.
10) Sistem Integumen

Perubahan pada sistem integumen, meliputi :

Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, Permukaan kulit cenderung
kusam, kasar, dan bersisi, Timbul bercak pigmentasi, Kulit kepala dan rambut menipis dan
berwarna kelabu, Berkurangnya elestisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi,
Kuku jari menjadi keras dan rapuh, Jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang.
11)Sistem musculoskeletal
Perubahan pada sistem musculoskeletal meliputi :

Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh, kekuatan dan stabilitas tulang
menurun, terjadi kifosis, gangguan gaya berjalan, tendon mengerut dan mengalami
sklerosis, atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi lamban, otot
kram, dan manjadi tremor, aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.

Semua perubahan tersebut dapat mengakibatkan kelambanan dalam gerak, langkah


kaki yang pendek, penurunan irama. Kaki yang tidak dapat menapak dengan kuat dan lebih
cenderung gampang goyah, perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah atau
terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba
sehingga memudahkan jatuh.
Sedangkan perubahan yang terjadi pada sistem neurologis lansia menurut Darmojo, (2004)
yaitu adanya perubahan dari sistem persarafan dapat dipicu oleh gangguan dari stimulasi
12

dan inisiasi terhadap respon dan pertambahan usia. Perubahan pada lansia dapat
diasumsikan terjadi respon yang lambat yang dapat mengganggu dalam beraktivitas akan
menurun disebabkan antara lain oleh motivasi, kesehatan, dan pengaruh dari lingkungan.
Pada lansia yang mengalami kemunduran dalam kemampuan mempertahankan posisi
mereka dan menghindari kemungkinan jatuh. Terdapat kemampuan untuk mempertahankan
posisi dipengaruhi oleh tiga fungsi yaitu: Keseimbangan (Balance), Postur tubuh,
Kemampuan berpindah. Adapun gangguan yang sering muncul pada lansia diantaranya
dizziness, sinkop, hipotermi dan hipertermi, gangguan tidur, delirium, dan demensia, salah
satu bentuk dari demensia pada lansia adalah alzheimers disease yang penyebabnya belum
di ketahui.
Sedangkan menurut Kushariyadi (2010), perubahan yang terjadi pada sistem
neurologis lansia adalah perubahan pada lansia dari cara bicara dan berkomunikasi,
perubahan pada pola tidur lansia, perubahan status mental, perubahan status memori,
perubahan kepribadian dan kehilangan keseimbangan (gangguan cara berjalan).

b. Perubahan Mental
Faktor–faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu perubahan fisik khususnya
organ perasa kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), dan lingkungan.
Kenangan (memory) terdiri dari kenangan jangka panjang (berjam–jam sampai berhari–hari
yang lalu mencakup beberapa perubahan),dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10
menit, kenangan buruk). I.Q. (Intellegentian Quantion ) tidak berubah dengan informasi
matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan
psikomotor (terjadinya perubahan pada daya membayangkan karena tekanan–teanan dari
faktor waktu).
Semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis,
begitu juga otak. Perubahan ini disebabkan karena fungsi neuron di otak secara progresif.
Kehilangan fungsi ini akibat menurunnya aliran darah ke otak, lapisan otak terlihat
berkabut dan metabolisme di otak lambat. Selanjutnya sangat sedikit yang di ketahui
tentang pengaruhnya terhadap perubahan fungsi kognitif pada lanjut usia. Perubahan
kognitif yang di alami lanjut usia adalah demensia, dan delirium.
13

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses menua pada manusia merupakan peristiwa yang alamiah yang tidak dapat di
hindari dan menjadi lansia yang sehat merupakan suatu rahmat. (Mangoenprasodjo. 2005).
Menjadi tua adalah suatu proses yang natural dan kadang-kadang tidak terlihat mencolok,
penuaan akan terjadi di semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan
mengalami kemunduran dalam waktu yang bersamaan. (Pudjiastuti. 2003).
Pada usia lanjut, akan terjadi penurunan kondisi fisikatau biologis, kondisi psikologis
dan kondisi perubahan sosial. Para usia lanjut, maupun masyarakat beranggapan bahwa
seakan-akan tugasnya sudah selesai, mereka berhenti bekerja dan semakin mengundurkan
diri dalam pergaulan bermasyarakat. (Tamherdan Noorkasiani. 2009)
14

DAFTAR PUSTAKA

Erin, Hanssen. 2000. Exercise and the Eldery: An Important Prescription. TOH, Civic
Campus.

Farizati Karim. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan.


Depkes RI.

Kathy Gunter. 2002. Healthy, Active Aging: Physical Activity Guidelines for Older Adults.
Oregon State University.

Megan Johnston. 2008. Participation of Eldery in Cardiac Rehabilitation: Exercise


Consideration for the Eldery. Current Issue in Cardiac Rehabilitation and
Prevention, Vol.16, No.3:1-3.

Nina Waaler. 2007. It’s Never Too Late: Physical Activity and Elderly People.
Norwegian Knowledge Centre for the Health Services.

Wojtek Chodzo. 2000. The Active Aging Blueprint: a National Initiative for the
Promotion of Successful Aging. Departement of Kinesiology University of Illinois,
USA.
15

15

Anda mungkin juga menyukai