Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Covid-19 merupakan jenis baru dari virus corona yang hingga saat ini belum
ditemukan vaksin untuk penyembuhan Covid-19 (Caroline, Januari 2020,
www.who.int). Menurut World Healt Organization Covid-19 adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh jenis corona virus, corona virus adalah suatu
kelompok yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa
jenis corona virus diketahui menyebabkan infeksi salurannafas pada manusia
mulai batuk, pilek hingga yang lebih serius adalah Midle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Covid-19 baru ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember tahun
2019. Pada tanggal 11 Maret 2020 World Healt Organization (WHO) menetapkan
wabah Covid-19 yang sebelumnya hanyaterjadi di Wuhan dan Tiongkok
ditingkatkan menjadi status pandemi karena penyebaran virus tersebut sudah
sampai ke negara-negara lain serta menjangkit banyak orang. Jumlah negara yang
menginformasi kasus positif saat status pandemi ditetapkan berjumlah 114 negara
dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Indonesia merupakan
salah satu negara yang terjangkit Covid-19 dengan kasus pertama terjadi pada
tanggal 2 Maret 2020 hingga data terakhir 22 April 2020 sebanyak 7.418
terkonfirmasi positif Covid-19 (Gloria, 22 April 2020,). Peningkatan jumlah kasus
yang cepat perharinya di Indonesia mengharuskan pemerintah mengambil langkah
untuk pencegahan penyebaran virus dengan social distancing atau jaga jarak sosial
dimana pemerintah menetapkan kebijakan meliburkan proses pembelajaran di
sekolah ataupun perkuliahan dengan mengganti pembelajaran berbasis daring,
tempat hiburan yang dibatasi serta beberapa perkantoran yang menerapkan Work
From Home (WFH) di awal kasus Covid-19 terjadi sebagai langkah pencegahan
penularan (Callistasia, 7 April 2020).
Pada tanggal 10 April 2020 pemerintah kembali menetapkan kebijakan yaitu
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah yang memiliki kasus
Covid-19 terbanyak atau berada pada wilayah zona merah serperi Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi dan wilayah lainya untuk menekan jumlah persebaran
Covid-19 (Wijaya, 7 April 2020).
Dalam pentapan pembatasan sosial berskala besar ada enam kegiatan inti
dalam aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yaitu peliburan sekolah
dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di
tempat umum atau fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial dan budaya,
pembatasan moda transportasi, dan pembatasan kegiatan lainya khusus terkait
aspek pertahanan dan keamanan (hukor.kemkes.go.id). Penetapan pembatasan
sosial berskala besar otomatis mengakibatkan banyak sektor terganggu seperti
sektor transportasi, pariwisata, pendidikan, hiburan, otomotif, kecantikan, ritel,
jasa hingga properti. Pertumbuhan perekonomian mengalami penurunan akibat
adanya pandemi Covid-19. Menteri keuangan Sri Mulyani memperkirakan
proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 2,3% karena virus corona,
namun kondisi terburuk yang terjadi ekonomi Indonesia akan minus hingga 0,4%
(Makki, 1 April 2020).

1.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi Covid-19
2) Untuk mengetahui etiologi Covid-19
3) Untuk mengetahui tanda dan gejala Covid-19
4) Untuk mengetahui patofisiologi dan pemeriksaan penunjang Covid-19
5) Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Covid-19
6) Untuk mengetahui asuhan keperawatan Covid-19
7) Untuk mengetahui pengkajian khusus pada pasien Covid-19
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Covid-19
Menurut Kemenkes RI (2020), Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar
virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan, sedang sampai
berat. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak
(civetcats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Di akhir tahun 2019
telah muncul jenis virus corona baru yakni coronavirus disease 2019 (COVID-
19).
Menurut WHO (2020a), penyakit coronavirus disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan.
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit
pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan
khusus. Orang tua dan orang-orang yang memiliki komorbit seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker memungkin
tertular COVID-19. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang
disebabkan oleh turunan coronavirus baru. ‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus,
dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019 novel
coronavirus’ atau ‘2019- nCoV.
Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus
yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa
jenis virus flu biasa (UNICEF, 2020). Menurut Sun et al., 2020, COVID-19
adalah penyakit coronavirus zoonosis ketiga yang diketahui setelah SARS dan
sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). Menurut Gennaro et al., 2020,
penyakit Virus Corona 2019 (COVID-19) adalah virus RNA, dengan penampakan
seperti mahkota di bawah mikroskop elektron karena adanya paku glikoprotein
pada amplopnya.
2.2 Etiologi Covid-19
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family
coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul
dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu:
protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S
(spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau
manusia. Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus,
gammacoronavirus, dan deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada 6
jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-229E
(alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63
(alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV
(betacoronavirus), dan MERS-CoV (betacoronavirus).
Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus
betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik,
dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa
virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang
menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas
dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan
nama penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2. Belum dipastikan berapa lama
virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi perilaku virus ini
menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya.
Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang
berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian
(Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama
72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada
tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-
COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan
dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan
yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali
khlorheksidin).
http://eprints.umm.ac.id/71800/63/BAB%20II.pdf
https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/2020/Juli/REV-
05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf

Anda mungkin juga menyukai