Anda di halaman 1dari 17

Demam Thypoid

Kelompok 3
Kelompok 3
Alfina Fitriani (P032014401002)
Alifa Fitri Rizki (P032014401003)
Amalia Syalsabila (P032014401004)
Annisa Regita (P032014401006)
Aurel Cicilia (P032014401007)
Kesya Aisyah WP (P032014401016)
Mafika Berliana (P032014401018)
Mashotlan Dalimunthe (P032014401020)
Milla Rahmawati (P032014401021)
Mimi Hariyani (P032014401022)
Navisya Putri (P032014401026)
Rima Mauliddiana (P032014401034)
Suci Rahmayati (P032014401037)

Dosen : Ns. Erni Forwaty, S. Kep, M. kep


Defenisi

Demam Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus


yang disebab kan oleh bakteri Salmonella thypi atau
Salmonella Parathypi A, B dan C. penularan demam tifoid
melalui fekan dan oral yang masuk ke tubuh manusia
melalaui makanan dan minuman yang trkontaminasi,
( Widoyono 2011).
Epidemiologi
Secara epidemiologi, penyebaran penyakit berbasis lingkungan
dikalangan anak sekolah indonesia tergolong sangat tinggi (nuruzzaman dan
syahrul, 2016). Hal ini terlihat dari banyaknya macam infeksi seperti diare,
dbd, cacingan, demam tifoid, serta berbagai dampak negatif sanitasi yang
tidak higenis yang masih menjangkiti anak-anak usia sekolah di
indonesia.

Terjadinya kejadian penyakit infeksi di negara berkembang


khususnya demam tifoid dihubungkan dengan masih rendahnya status sosial
ekonomi dan rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat hal ini
dapat mengakibatkan keadaankesehatan lingkungan menjadi buruk dan
status kesehatan menjadi semakin buruk (nurvina, 2013)
Lanjutan....
Epidemiologi demam tifoid di seluruh dunia saat ini diduga angka kejadiannya
antara 11-21 juta kasus per tahun dengan angka kematian mencapai 215.000. Demam
tifoid paling banyak dijumpai di negara-negara berpenghasilan rendah di benua Asia
tengah- selatan dan sisi selatan benua Afrika serta angka kejadiannya jauh lebih tinggi
dari negara maju. Demam tifoid juga paling banyak ditemukan di negara tropis dengan
sanitasi yang buruk, sulit akses air bersih dan pemukiman padat penduduk

Demam tifoid di Indonesia tergolong dalam penyakit endemik. Prevalensi demam


tifoid di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk
pertahun. Berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan
insidensi demam tifoid adalah 148.7 per 100.000 penduduk pertahun pada rentang
usia 2–4 tahun, 180.3 pada rentang usia 5–15 tahun dan 51.2 pada usia diatas 16
tahun
 
Etiologi

Etiologi penyebab demam tifoid adalah infeksi organisme


Salmonella enterica serovar Typhi (yang umum dikenal
sebagai Salmonella Typhi) melalui jalur fekal-oral dari
konsumsi makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini hanya
menyebar dari manusia ke manusia karena hanya manusia
yang mampu menjadi inangnya.
Patofisiologi

Patofisiologi demam typhoid melibatkan 4 proses kompleks mengikuti ingesti organisme Yaitu:

1. Penempelan dan invasi sel-sel M Peyer’s patch


2. mikroorganisme bertahan hidup dan bermultiplikasi di makrofag Peyer’s patch, nodus limfatikus
mesenterikus dan organ-organ ekstra intestinal sistem retikuloendotelial
3. mikroorganisme bertahan hidup di dalam aliran darah
4. produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar CAMP di dalam kripta usus dan menyebabkan
keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal. ( Soedarmo et al. 2010 )
Manifestasi Klinis
Nelwan (2012)

Penderita demam tifoid umumnya mengalami 7-14 hari tanpa keluhan atau
gejala. selanjutnya, mulai bermunculan keluhan atau gejala variative mulai
dari yang ringan dengan demam yang tidak tinggi, malaise, dan batuk
kering, sampai dengan gejala yang berat dengan demam yang berangsur
tinggi setiap harinya, rasa tidak nyaman di perut, serta beraneka ragam
keluhan lainnya
Lanjutan....

Gejala yang marak dijumpai yaitu demam disore hari dengan serangkaian keluhan klinis,
seperti anoreksia, myalgia (Nyeri Otot), nyeri abdomen, dan obstipasi (ketidakmampuan
mengosonngkan usus) . Gejala ini juga dapat disertai dengan lidah kotor, nyeri tekan perut, dan
pembengkakan pada stadium lebih lanjut dari hati atau limpa atau keduanya.

Sekitar 10-15% dari pasien akan mengalami komplikasi, terutama pada yang sudah sakit
selama lebih dari 2 minggu (Nelwan, 2012). Komplikasi yang sering dijumpai adalah reaktif
hepatitis, pendarahan gastrointestinal, perforasi usus, ensefalopati tifosa, serta gangguan pada
system tubuh lainnya.
Tanda dan Gejala

Gejala Klinis
a. Gejala klinis pada anak biasanya lebih ringan dibandingkan dewasa

b. Masa inkubasi kurang lebih 10 – 14 hari

c. Selama masa inkubasi : Gejala prodromal : anoreksia, letargia, mailise, dullness, nyeri
kepala, batuk, noon produktif, bradicardia.

d. Setelah masa inkubasi : Demam, gangguan pencernaan, gangguan kesadaran


Lanjutan...

Minggu II Gejala-gejala lebih


Minggu I Demam (meningkat jelas Demam Bradikardi relatif
perlahan2 terutama di sore hari)
1. Lidah berselaput
1. Nyeri kepala 2. Hepatosplenomegali
2. Anoreksia 3. Meteorismus
3. Obstipasi Atau diare 4. Gangguan mental: somnolen,
4. Mual muntah stupor, koma, delirium atau
5. Rasa tidak enak diperut psikosis Roseola (jarang
6. Epistaksis ditemukan pada orang
7. Batuk indonesia)
Komplikasi
Inawati(2008) menjelaskan 2 macam komplikasi demam typoid yaitu,komplikasi
interestinal dan komplikasi ekstra-interestinal.

Komplikasi Ekstraintestinal
1. kardiovaskular: kegagalan sirkulasi
perifer,miokarditis,thrombosis.
komplikasi interestinal 2. Darah :anemia hemolitik , trombositopenia.
3. paru:pneumonia,epiema dan pleuritis
4. hepar dan kandung empedu:hepatitis dan
1. Pendarahan usus kolesistitis
5. ginjal: glomerulonephritis,pielonefritis dan
2. Perforasi usus perinefritis.
3. Ileus paralitik 6. tulang :osteomyelitis,periostitis,spondylitis dan
artritis
7. Neuropsikiatrik:delirium,menginismus,meningiti
s,polyneuritis perifer
Pemeriksaan Penunjang

1. Hematologi Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus atau perforasi.
2. Tinja (feses) Ditemukian banyak eritrosit dalam tinja (Pra-Soup Stool), kadang-kadang darah (bloody stool).
3. Urinalis Tes Diazo Positif : Urine + Reagens Diazo + beberapa tetes ammonia 30% (dalam tabung
reaksi)→dikocok→buih berwarna merah atau merah muda (Djoko, 2009) Protein: bervariasi dari negatif sampai
positif (akibat demam).
4. Kimia Klinik Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai hepatitis akut.
Lanjutan......

5. Imunorologi

 Pemeriksaan Widal Uji widal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman S.thypi. Pada uji widal terjadi suatu
reaksi aglutinasi antara kuman S.thypi dengan antibodi yang disebut aglutinin

 Pemeriksaan Elisa Salmonella typhi/ paratyphi lgG dan lgM Merupakan uji imunologik yang lebih baru, yang
dianggap lebih sensitif dan spesifik dibandingkan uji Widal untuk mendeteksi Demam Tifoid/ Paratifoid. Sebagai
tes cepat (Rapid Test) hasilnya juga dapat segera di ketahui. Diagnosis Demam Tifoid/ Paratyphoid dinyatakan 1/
bila lgM positif menandakan infeksi akut; 2/jika lgG positif menandakan pernah kontak/ pernah terinfeksi/
reinfeksi/ daerah endemik.

6. Mikrobiologi Uji kultur merupakan baku emas (gold standard)


 untuk pemeriksaan demam tiroid/paratifoid. Interpretasi hasil :
 jika hasil positif maka diagnosis pasti untuk demam tifoid/ paratifoid. Sebalikanya jika hasil negatif, belum tentu
bukan demam tifoid/ paratifoid
Penatalaksanaan

1. Perawatan
 Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
 Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila komplikasi perdarahan.

2. Diet
 Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein
 Pada penderit aakut diberi bubur saring \
 Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
 Dilanjutkan denagnnasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.

3. Pengobatan
 Klorapenikol
 Tiampenikol
 Kotrimoxazol
 Amoxilin dan ampicilin.
Diagnosis Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berkaitan dengan proses infeksi salmonella typi


2. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat.
3. Kurangnya pengetahuna tentang penyakitnya berhubungan denag kurang informasi.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai