Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gagal jantung kongestif adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolik secara abnormal. Kondisi ini disertai peninggian volume diastolic
secara abnormal. Gagal jantung kongestif menunjukkan adalah ketidakmampuan
jantung untuk untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Data
dari World Health Organization (WHO) tahun 2016 menunjukkan pada tahun 2015
terdapat 23 juta atau sekitar 54% kematian yang disebabkan gagal jantung atau
Congestive Heart Failure (CHF).
Prevalensi gagal jantung cenderung mengikuti pola eksponensial seiring usia,
karena bertambahnya usia seseorang akan mengakibatkan penurunan fungsi jantung.
Usia merupakan faktor resiko utama terhadap penyakit jantung dan penyakit kronis
lainnya termasuk gagal jantung. Pertambahan umur di karakteristikkan dengan
disfungsi progresif dari organ tubuh dan berefek pada kemampuan mempertahankan
homeostasis. Di negara berkembang seperti Indonesia penyakit gagal jantung
berhubungan erat dengan hipertensi.
Perempuan lebih beresiko mengalami hipertensi dibanding laki-laki. Dalam tubuh
perempuan hormonal lebih besar hingga menyebabkan peningkatan lemak dalam
tubuh atau obesitas. Selain itu obesitas perempuan juga dapat disebabkan karena
kurangnya aktivitas dan banyaknya waktu untuk bersantai di rumah. Penyakit gagal
jantung merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Kelangsungan hidup
pasien dengan gagal jantung dipengaruhi beratnya kondisi yang dialami masing-
masing pasien. Selain itu ketidakmampuan pasien gagal jantung kongestif
melakukan self care disebabkan oleh kurangnya pemahaman pasien gagal jantung
mengenai regimen pengobatan yang harus mereka jalani. Pernyataan ini didukung
juga oleh Roger. et. al (2002) dalam Studi kualitatif pemahaman pasien gagal
jantung tentang gejala –gejala dan terapi obat didapatkan, bahwa pasien memiliki
sedikit pemahaman tentang tujuan pengobatan, pasien khawatir tentang kualitas dan
kombinasi obat yang diresepkan, pasien tidak mampu atau kesulitan untuk
mengenali perbedaan antara efek obat dan gejala dari gagal jantung dan kurang
mengetahui tentang obat-obat yang dapat mengurangi gejala tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Ingin menggali apa saja upaya yang harus dilakukan oleh perawat kepada
pasien Gagal Jantung Kongestif dalam proses asuhan keperawatan.
2. Apa saja tindakan yang harus dilakukan pada pasien gagal jantung kongestif
dan pengobatan seperti apa yang cocok diberikan.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa itu gagal jantung kongestif.
2. Menegakkan diagnosa yang cocok sesuai dengan asuhan keperawatan.
3. Memberikan treatment sesuai dengan standar operasional prosedur tindakan
keperawatan.
4. Memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien CHF.
5. Memberikan gambaran peran keluarga dalam membantu menangani pasien
CHF.

1.4 Manfaat
1. Pasien
Meningkatkan pengetahuan pasien CHF untuk mengatasi gangguan sistem
kardiovaskuler.
2. Perawat
Menambah keluasan ilmu keperawatan untuk menerapkan pemberian asuhan
keperawatan pasien CHF
3. Rumah sakit
Memperoleh evaluasi mengenai penatalaksanaan yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan pembuatan kebijakan Rumah Sakit.
Bibliography

Anita Agustina¹, Y. A. (2014). Pengalaman Pasien Gagal Jantung Kongestif Dalam


Melaksanakan Perawatan Mandiri ( Self Care ). 3.

Nusadewiarti, M. D. (2020). Penatalaksanaan Holistik Penyakit Congestive Heart Failure


pada Wanita. 2.

Anda mungkin juga menyukai