Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU

MK: PENULISAN ILMIAH

NAMA : STEFANLY RAMBEMBUOCH


NIM : 221111010243
KELAS : E

 TUGAS: Tentang Latar Belakang, dengan memasukkan referensi/sitasi dengan


menggunakan aplikasi Mendeley dalam bentuk Word.

 LATAR BELAKANG
Di awal tahun 2020, kemunculan virus baru bernama coronavirus disease atau biasa
disebut COVID-19 mengguncang dunia. COVID-19 dikatakan telah dimulai di China pada
tahun, tepatnya pada akhir Desember 2019 di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei (Yuliana,
2020:188). Virus tersebut diyakini ditularkan oleh kelelawar dan dapat ditularkan oleh 4.444
orang setelah memakan kelelawar sehingga menimbulkan gejala seperti pneumonia.
Berdasarkan data WHO tentang COVID-19, sejauh ini 4.444.216 negara terkonfirmasi
terpapar virus COVID-19, dengan 260.867.011 kasus positif corona, dan total 260.867.011
Jumlah kematian mencapai 5.200.267 (data per 30 November 2021). ).

Indonesia sendiri saat ini memiliki 4.256.409 kasus COVID-19, 4.444 COVID-19
kematian, hingga 143.830 dan 4.104.657 pasien sembuh (Sumber: data Kementerian
Kesehatan, situs resmi, November 2021 30 hari). Virus COVID-19 sulit dikenali karena
memiliki gejala yang sama dengan flu. Oleh karena itu, baterai 4.444 tes kesehatan,
termasuk tes cepat, usap, CT scan atau rontgen dada, harus dilakukan untuk mendeteksi
virus ini. Diperlukan antibodi yang kuat untuk melawan virus COVID-19, sehingga perlu
dilakukan rapid test untuk memastikan antibodi tersebut. Sampel lendir hidung kemudian
digunakan untuk melakukan tes swab, yang melakukan tes ini untuk mendeteksi virus
penyebab penyakit. atau tenggorokan. Selain CT scan, CT scan dapat melihat organ
dalam format tiga dimensi, dan dapat melihat berbagai tanda dan gejala penyakit, termasuk
COVID-19. Upaya pengobatan dan pencegahan terus dilakukan untuk melawan virus
COVID-19. Pemerintah kini menghimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi
dan terus menghimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, melakukan physical
distancing dan menggunakan masker saat keluar rumah.

Pada Februari 2021, varian COVID-19 baru muncul di India. dikenal sebagai B1617.2
atau varian delta. Varian delta pertama kali ditemukan di distrik Amravati di mana jumlah
kasus yang meningkat sangat pesat, sedangkan bagian lain India mengalami penurunan
kasus. Dalam beberapa bulan ke depan, varian Amravati ini menyebar ke 80 negara,
termasuk Indonesia (Vidya Pinandhita, 2021). Menurut Soumya Swaminathan (ahli WHO),
varian delta virus COVID-19 akan menjadi spesies dominan di dunia (Sumber: CNN
Indonesia, 2021). Di Inggris, peningkatan 4.444 kasus COVID-19 dengan varian delta
mencapai 75.953 (data per 21 Juni 2021), dan peningkatan kasus COVID-19 dengan varian
delta juga terjadi di Rusia dan Jerman. Data Profesor Tjandra Yoga Aditama, mantan
direktur Perlindungan Penyakit Menular WHO, 4.444 kasus di India meningkat 10.000 kasus
per hari, meningkat 40 kali lipat dalam 2.444 bulan. Di Indonesia, dimana varian ini pertama
kali menyebar di kota Kudus, Gunadi selaku ketua tim peneliti WGS FK-KMK UGM
memeriksa sampel yang diambil dari pasien di Kudus dan menguji 28 dari 34 kasus. delta.
Varian memperdagangkan virus Covid-19. Siti Nadia Tirmizi, Kabag Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Zoonosis, menemukan 148 kasus terinfeksi varian baru dan 107 dari
148 temuan dari 4.444 varian delta Covid-19 terindikasi kasus. Maret 2019 18 Juni 2021).
(Ansori, 2021)

 Ansori, A. N. A., 2021. 7 Rekomendasi Respons COVID-19 di Dunia yang Bisa


Diterapkan di Indonesia. 24 September.

Anda mungkin juga menyukai