2023
Lely P, Shafiyah A, Erika V, Nasywa P, Nur A, Katherin S, Junika A, Dini G, M. Akmal, Ria R,
Fathiyah N, Kharyssa A
Universitas Jambi
ABSTRACT
Based on data from the Ministry of Health as of December 6 2023, the average daily
COVID-19 cases increased by 35-40 cases. Meanwhile, there were between 60-131 COVID-19
patients being treated in hospital. With the current hospital occupancy rate of 0.06% and a death
rate of 0-3 cases per day. This increase in cases is dominated by the Omicron XBB 1.5
subvariant which is also the cause of the wave of COVID-19 infections in Europe and the United
States. Apart from the XBB variant, Indonesia has also detected the EG2 and EG5 subvariants.
Even though there is an increase, this case is still much lower than during the pandemic, which
reached 50,000 to 400,000 cases per week. Therefore, we formulated the percentage, the spread
of Covid cases due to EG.2 and EG.5, the causes of the increase in Covid-19 cases, efforts to
anticipate a spike in Covid-19 cases.
ABSTRAK
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian
COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus. Sementara, pasien COVID-19 yang dirawat di
rumah sakit tercatat antara 60-131 orang. Dengan tingkat keterisian rumah sakit saat ini sebesar
0.06% dan angka kematian 0-3 kasus per hari. Kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian
Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan
Amerika Serikat. Selain varian XBB Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2
dan EG5. Meskipun ada kenaikan, namun kasus ini masih jauh kebih rendah dibandingkan saat
pandemi yang mencapai 50.000 sampai 400.000 kasus per minggu. Oleh Karena itu kami
merumuskan persentase, penyebaran kasus covid akibat EG.2 dan EG.5, penyebab naiknya kasus
Covid-19, upaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Melansir data dari kemkes.go.id, terjadi kenaikan kasus pada akhir tahun yang
covid19.go.id, BNPB, dst, jumlah kasus dimana kembali menimbulkan tantangan.
konfirmasi positif COVID-19 di seluruh Peningkatan tingkat kesembuhan memang
Indonesia telah mencapai 6.812.127 orang. menjanjikan, namun perubahan perilaku
Selanjutnya yang meninggal disebabkan masyarakat dan ketersediaan vaksin masih
virus corona sebanyak 161.879 orang, dan menjadi titik fokus kritis dalam
8.245 masih dirawat (positif aktif), serta mempertahankan upaya pencegahan dan
6.642.003 orang dinyatakan sembuh. Jika pengendalian epidemi ini di masa
dibandingkan dengan ketika gelombang mendatang.
Omicron pertama kali menerjang Indonesia,
Pembahasan
jumlah kasus saat ini memang terpaut jauh
lebih kecil. Merujuk pada data Kemenkes, Grafik Kasus Konfirmasi COVID-19
Harian Indonesia (1 November-10
saat ini total kasus Covid aktif di Indonesia Desember 2023) menggambarkan
pekan ini mencapai 149. Dari keseluruhan peningkatan kasus sepanjang November,
angka tersebut, hanya 20% di antaranya dengan lonjakan signifikan pada awal
Desember, mencapai sekitar 100 kasus per
yang merupakan subvarian EG.2 dan EG.5,
minggu. Analisis data dari situs Infeksi
sisanya didominasi varian XBB 2. Emerging Kementerian Kesehatan
memperlihatkan bahwa subvarian EG.5,
Setelah mengamati Dinamika yang berasal dari varian omicron,
COVID-19 di Indonesia pada awal tahun mendominasi kasus-kasus tersebut. Kondisi
ini menjadi perhatian karena subvarian ini
2023 menunjukkan pemulihan yang
masuk dalam kategori variants of interest
signifikan pada awal tahun 2023, namun
(VOI), yang memiliki potensi untuk memengaruhi karakteristik klinis virus.
Grafik perkembangan kasus sepanjang tahun ini, infeksi dari akhir
kumulatif virus corona di Indonesia sejak Oktober hingga November memang
pandemi dimulai hingga mencapai meningkat.
6.812.127 kasus konfirmasi positif dan
161.879 kematian. Pembanding dengan Berdasarkan data Kemenkes yang
diterima BBC News Indonesia, peningkatan
gelombang Omicron sebelumnya
mulai terlihat pada periode 15-21 Oktober.
menunjukkan penurunan jumlah kasus aktif,
Kasus menyentuh angka 67, naik dari 50
namun subvarian EG.2 dan EG.5 masih
pada pekan sebelumnya. Setelah itu, kasus
menjadi perhatian dengan jumlah 20% dari
total kasus aktif. mingguan kembali naik menjadi 71 di pekan
selanjutnya. Kasus kembali melonjak
Dinamika COVID-19 di Indonesia menjadi 85 di minggu selanjutnya, dan lagi-
pada awal tahun 2023 menunjukkan lagi meningkat ke angka 93 di periode 5-11
pemulihan yang signifikan, tetapi kenaikan November. Di pekan-pekan selanjutnya,
kasus pada akhir tahun menciptakan kasus melonjak hingga menembus angka
tantangan baru. Tingkat kesembuhan yang lebih dari 100, yaitu 143 (12-18 November),
meningkat menjanjikan, tetapi perubahan 136 (19-25 November), dan 237 (26
perilaku masyarakat dan ketersediaan vaksin November-2 Desember).
tetap menjadi titik fokus kritis. Meskipun
total kasus aktif pekan ini mencapai 149, Penyebab Naiknya Kasus COVID-19
subvarian EG.2 dan EG.5 serta varian XBB Ada beberapa kemungkinan
2 memerlukan perhatian khusus. penyebab naiknya kasus Covid-19 tahun
2023. Pertama varian baru virus.
Penyebaran Kasus Covid Akibat EG.2 dan
Kemunculan varian baru virus corona dapat
EG.5
menjadi pemicu kenaikan kasus. Varian
Kasus Covid-19 di Indonesia yang lebih menular atau resisten terhadap
kembali meningkat sejak akhir Oktober vaksin dapat memperumit upaya
2023 lalu akibat kemunculan subvarian baru pengendalian. pendapat yang menjelaskan
dari Omicron, seperti EG.2 dan EG.5. Jika kenaikan kasus COVID-19, yaitu EG.2 dan
dibandingkan dengan ketika gelombang EG.5. Kedua, Peningkatan mobilitas
Omicron pertama kali menerjang Indonesia, penduduk, baik dalam negeri maupun lintas
jumlah kasus saat ini memang terpaut jauh batas, dapat meningkatkan risiko
lebih kecil. Merujuk pada data Kemenkes, penyebaran virus antar wilayah. Ketiga,
saat ini total kasus Covid aktif di Indonesia Penurunan kewaspadaan dan pelonggaran
pekan ini mencapai 149. Dari keseluruhan protokol kesehatan di tengah masyarakat
angka tersebut, hanya 20% di antaranya serta kurangnya penegakan aturan dapat
yang merupakan subvarian EG.2 dan EG.5, meningkatkan risiko penularan. Hal ini
sisanya didominasi varian XBB 2. Namun, sesuai dengan pendapat dr Erlina, yang
jika melihat tren jumlah kasus Covid mengatakan bahwa kenaikan COVID-19 di
Indonesia kali ini tidak terlepas dari longgarnya protokol kesehatan, selain itu
mobilisasi masyarakat sudah sangat penyebarannya tetap terkendali," ujar Dr.
tinggi dan tidak bisa kontrol. Masyarakat Roberts.
sudah mulai berkegiatan seperti biasa. Sudah
sering kegiatan luring. Juga ada 1. Pemerintah
kemungkinan bahwa titer antibodi juga Pertama, pemerintah melakukan
menurun karena sudah lama masyarakat pendekatan dan himbauan kepada
divaksin. Sudah lebih dari enam bulan dan masyarakat. Agar tetap waspada dan peduli
secara teori harusnya (antibodi) sudah terhadap diri sendiri dan lingkungannya.
menurun kembali. Masyarakat akan digalakkan untuk
melakukan PHBS (perilaku hidup bersih dan
Upaya Mengantisipasi Lonjakan Kasus
sehat) dan menerapkan protokol kesehatan.
Vaksin yang ada saat ini memang Dan jika ada yang sakit segera periksa,
tidak secara spesifik didesain untuk EG.5. isolasi mandiri atau menggunakan masker.
Namun, vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna,
Kedua, pemerintah berperan untuk
dan Novavax, memiliki versi yang ditujukan
untuk subvarian Omicron XBB.1.5, yang mewanti-wanti petugas kesehatan agar tetap
mirip dengan EG.5. waspada dan berkaca pada cara-cara
penanganan kesehatan selama masa pandemi
Menurut Dr. Roberts, kedua strain dulu. Selain itu, upaya juga dilakukan di
tersebut, EG.5 dan XBB.1.5, tidak identik, pintu masuk (ke Indonesia). Jadi kalau ada
namun mirip. Mengingat adanya sedikit masyarakat yang pergi ke negara-negara
kesamaan genetik, ia yakin suntikan booster yang sedang naik kasusnya, maka harus
mampu memberikan tingkat perlindungan berhati-hati dan harus melakukan karantina
yang baik. Melakukan tindakan pencegahan terlebih dahulu. Kalau tidak ada urgensi,
tetap penting, terutama untuk orang berusia lebih baik ditunda.
65 tahun ke atas, memiliki sistem imun yang
2. Masyarakat
lemah, atau memiliki kondisi medis yang
mendasarinya, seperti obesitas atau Tak hanya pemerintah, masyarakat
gangguan paru obstruktif kronik (PPOK). juga memikul tanggung jawab sendiri untuk
mencegah penularan dan peningkatan kasus
"Peningkatan kasus ke depan
mungkin masih ada, tapi tidak separah Covid. Salah satu caranya adalah dengan
selama puncak pandemi dua tahun lalu. melindungi kelompok dengan risiko tinggi,
Dengan sifat EG.5 yang merupakan virus yaitu manula, orang dengan komorbid, juga
ringan, dan ketersediaan obat untuk Covid- bayi dan anak-anak. Selain itu masyarakat
19, seperti Paxlovid, serta masih gencarnya juga bisa menghindari kerumunan dan
berupaya menjaga jarak, terutama
upaya suntikan booster di banyak negara,
menjelang musim libur Natal dan mentaati protokol kesehatan seperti
Tahun Baru 2023 mendatang dan senantiasa menggunakan masker.
KESIMPULAN SARAN