PERATURAN FASILITAS
INTEGARASI DAN PENGEMBANGAN
KAWASAN TRANSIT ORIENTED
DEVELOPMENT (TOD)
PERATURAN KAWASAN TRANSIT
ORIENTED DEVELOPMENT (TOD
1
LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
Pasal 61
Manajemen kebutuhan lalu lintas dilakukan secara simultan dan terintegrasi melalui strategi:
2
LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
3
LATAR BELAKANG
Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
Pasal 4 Huruf H:
Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menyelenggarakan fungsi:
f. pemberian rekomendasi penataan ruang yang berorientasi angkutan umum massal.
4
PENGATURAN TOD DI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
5
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
Pengembangan Berorientasi Angkutan Umum Massal atau Transit
Oriented Development (TOD) adalah konsep pengembangan Kawasan di
dalam dan di sekitar simpul transit agar bernilai tambah yang
menitikberatkan pada integrasi antarjaringan angkutan umum massal,
dan antara jaringan angkutan umum massal dengan jaringan moda
transportasi tidak bermotor, serta pengurangan penggunaan
kendaraan bermotor yang disertai pengembangan Kawasan campuran,
padat dengan intensitas pemanfaatan ruang sedang hingga tinggi.
6
KAWASAN TOD
Kawasan TOD adalah kawasan yang
DITETAPKAN dalam Rencana Tata
Ruang sebagai Kawasan terpusat
pada INTEGRASI inter dan antar
moda yang berada pada radius 400 m
sampai dengan 800 m dari simpul
angkutan umum massal yang
memiliki fungsi pemanfaatan ruang
CAMPURAN, PADAT dengan
INTENSITAS pemanfaatan ruang
sedang hingga tinggi.
7
PENGELOLA KAWASAN TOD
8
PRINSIP TRANSPORTASI DALAM PENGEMBANGAN
KAWASAN TOD
1. ANGKUTAN UMUM (public transport);
2. MENGHUBUNGKAN (connectivity);
3. BERJALAN KAKI (walk);
4. BERSEPEDA (cycle);
5. BERALIH MODA (shift);
9
01 ANGKUTAN UMUM
Ketersediaan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) dan angkutan umum lainnya
yang saling berpotongan/terintegrasi dalam Kawasan TOD
10
02 KETERHUBUNGAN
penyediaan fasilitas integrasi (fasilitas pejalan kaki, pesepeda dan/atau halte) dan
penyediaan akses
11
03 FASILITAS PEJALAN KAKI
Berupa jalur pedestrian dan pedestrian plaza yang dibangun diatas
permukaan tanah maupun di bawah tanah.
Fasilitas pejalan kaki yang dibangun diatas permukaan tanah dibuat dengan konsep
seamless yang nyaman dan aman yang pada level ground didukung dengan adanya
jalur tata hijau dan amenity zone, yaitu zona peletakan perabot jalan dan fasilitas
penunjang pada jalur pejalan kaki serta menghindari terjadinya konflik dengan
fungsi sirkulasi lainnya.
12
03 FASILITAS PEJALAN KAKI
Berupa jalur pedestrian dan pedestrian plaza yang dibangun diatas
permukaan tanah maupun di bawah tanah.
Fasilitas pejakan kaki yang dibangun dibawah permukaan tanah dilakukan melalui
penerapan konsep terpadu yang terhubung dengan concourse stasiun serta
mengintegrasikan konektivitas antar blok, antar kavling dan antar bangunan pada
Kawasan yang mempermudah pergerakan pejalan kaki menuju
stasiun/terminal/halte SAUM.
13
04 FASILITAS PESEPEDA
Berupa jalur/lajur sepeda dan parkir sepeda
14
05 PERALIHAN MODA/PENGATURAN PARKIR
Membedakan satuan kebutuhan parkir antara Hunian dengan Hunian khusus
MBR: (menjadi acuan khusus pada Andalalin Kawasan TOD)
Hunian menggunakan SRP untuk R4;
Hunian khusus MBR menggunakan SRP untuk R2
Kriteria pembatasan luas maksimum parkir
berdasarkan lokasi Kawasan TOD
• Berada di pusat kota dan bukan simpul awal perjalanan;
• Berada di pusat kota dan merupakan simpul awal perjalanan;
• Berada di lokasi bukan pusat kota dan bukan simpul awal perjalanan;
• Berada di lokasi bukan kota dan merupakan simpul awal perjalanan.
15
REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN TOD
Pasal 21 ayat (1)
Untuk memastikan pemenuhan
aspek transportasi dalam
penyelenggaran pengembangan
Kawasan TOD Kota dan Kawasan
TOD Sub Kota, Pengelola
Kawasan / Pemohon TOD
mengajukan permohonan
rekomendasi teknis kepada
Kepala BPTJ
16
PERATURAN FASILITAS INTEGRASI
17
FASILITAS INTEGRASI
Integrasi fisik dan pembayaran dari sudut pandang masyarakat dan badan usaha
18
FASILITAS INTEGRASI Tugas BPTJ (Perpres 103/2015)
19
KONSEP PENGEMBANGAN TOD KE DEPAN
DAS SEIN DAS SOLLEN
GAP
RENCANA AKSI:
1. INVENTARISASI PERMASALAHAN YANG
ADA;
2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN;
a. SIAPA MELAKUKAN APA?
b. KESIAPAN 5 M (MAN, MONEY,
MATERIAL, MACHINE, METHODE)
c. TARGET WAKTU PENYELESAIAN
d. METODE ANALISIS PENYELESAIAN
MASALAH YANG EFEKTIF
3. SOLUSI ALTERNATIF;
20
POINT TO DISCUSS
21
TERIMA KASIH
22