Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PEMBENTUKAN

PERATURAN FASILITAS
INTEGARASI DAN PENGEMBANGAN
KAWASAN TRANSIT ORIENTED
DEVELOPMENT (TOD)
PERATURAN KAWASAN TRANSIT
ORIENTED DEVELOPMENT (TOD

1
LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

Pasal 61
Manajemen kebutuhan lalu lintas dilakukan secara simultan dan terintegrasi melalui strategi:

a. mengendalikan lalu lintas di ruas jalan tertentu dan persimpangan;


b. mempengaruhi penggunaan kendaraan pribadi;
c. mendorong penggunaan kendaraan angkutan umum dan transportasi yang ramah lingkungan, serta
memfasilitasi peralihan moda dari penggunaan kendaraan pribadi ke penggunaan kendaraan angkutan
umum; dan
d. mempengaruhi pola perjalanan masyarakat dengan berbagai pilihan yang efektif dalam konteks moda, lokasi/
ruang, waktu, dan rute perjalanan;
e. mendorong dan memfasilitasi perencanaan terpadu antara tata ruang dan transportasi, baik yang
direncanakan maupun yang telah tersedia.

2
LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

Penjelasan Pasal 61 Huruf E:


Perencanaan terpadu antara tata ruang dan transportasi dapat berupa antara lain pengembangan tata
ruang dengan konsep pembangunan berorientasi angkutan umum (Transit Oriented
Development/TOD) dan konsep kota/kawasan terpadu mandiri (compact city).

3
LATAR BELAKANG
Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

Pasal 4 Huruf H:
Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menyelenggarakan fungsi:
f. pemberian rekomendasi penataan ruang yang berorientasi angkutan umum massal.

4
PENGATURAN TOD DI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Peraturan Kepala BPTJ Nomor


PR.377/AJ.208/BPTJ-2017 tentang
Pedoman Teknis Aspek Transportasi
dalam Penyelenggaraan Kawasan
Berorientasi Angkutan Umum di
Wilayah Jabodetabek

5
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
Pengembangan Berorientasi Angkutan Umum Massal atau Transit
Oriented Development (TOD) adalah konsep pengembangan Kawasan di
dalam dan di sekitar simpul transit agar bernilai tambah yang
menitikberatkan pada integrasi antarjaringan angkutan umum massal,
dan antara jaringan angkutan umum massal dengan jaringan moda
transportasi tidak bermotor, serta pengurangan penggunaan
kendaraan bermotor yang disertai pengembangan Kawasan campuran,
padat dengan intensitas pemanfaatan ruang sedang hingga tinggi.

6
KAWASAN TOD
Kawasan TOD adalah kawasan yang
DITETAPKAN dalam Rencana Tata
Ruang sebagai Kawasan terpusat
pada INTEGRASI inter dan antar
moda yang berada pada radius 400 m
sampai dengan 800 m dari simpul
angkutan umum massal yang
memiliki fungsi pemanfaatan ruang
CAMPURAN, PADAT dengan
INTENSITAS pemanfaatan ruang
sedang hingga tinggi.

7
PENGELOLA KAWASAN TOD

Pengelola Kawasan TOD adalah badan usaha atau lembaga


yang dibentuk/ditunjuk untuk mengelola Kawasan TOD

8
PRINSIP TRANSPORTASI DALAM PENGEMBANGAN
KAWASAN TOD
1. ANGKUTAN UMUM (public transport);
2. MENGHUBUNGKAN (connectivity);
3. BERJALAN KAKI (walk);
4. BERSEPEDA (cycle);
5. BERALIH MODA (shift);

9
01 ANGKUTAN UMUM
Ketersediaan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) dan angkutan umum lainnya
yang saling berpotongan/terintegrasi dalam Kawasan TOD

SAUM harus tersedia sekurang- Kepastian jam operasi, ketepatan


kurangnya satu pelayanan SAUM dalam waktu, dan kepastian frekuensi
1 Kawasan TOD pelayanan

10
02 KETERHUBUNGAN
penyediaan fasilitas integrasi (fasilitas pejalan kaki, pesepeda dan/atau halte) dan
penyediaan akses

Fasilitas integrasi harus memenuhi persyaratan aksesibilitas yang tinggi, rute


terpendek (shortes path), langsung, terkoneksi dan terintegrasi dengan
seluruh angkutan umum yang ada di Kawasan TOD;

Penyediaan akses bagi pejalan kaki dan pesepeda, yang memfasilitasi


pergerakan:
1. dari luar Kawasan TOD ke dalam Kawasan TOD;
2. dari dalam Kawasan TOD ke luar Kawasan TOD;
3. di dalam Kawasan TOD.

11
03 FASILITAS PEJALAN KAKI
Berupa jalur pedestrian dan pedestrian plaza yang dibangun diatas
permukaan tanah maupun di bawah tanah.

Fasilitas pejalan kaki yang dibangun diatas permukaan tanah dibuat dengan konsep
seamless yang nyaman dan aman yang pada level ground didukung dengan adanya
jalur tata hijau dan amenity zone, yaitu zona peletakan perabot jalan dan fasilitas
penunjang pada jalur pejalan kaki serta menghindari terjadinya konflik dengan
fungsi sirkulasi lainnya.

12
03 FASILITAS PEJALAN KAKI
Berupa jalur pedestrian dan pedestrian plaza yang dibangun diatas
permukaan tanah maupun di bawah tanah.

Fasilitas pejakan kaki yang dibangun dibawah permukaan tanah dilakukan melalui
penerapan konsep terpadu yang terhubung dengan concourse stasiun serta
mengintegrasikan konektivitas antar blok, antar kavling dan antar bangunan pada
Kawasan yang mempermudah pergerakan pejalan kaki menuju
stasiun/terminal/halte SAUM.

13
04 FASILITAS PESEPEDA
Berupa jalur/lajur sepeda dan parkir sepeda

• Harus mempertimbangkan aspek keamanan, kenyamanan, keindahan, dan


kemudahan;
• terhubung dengan tempat pergantian moda transportasi seperti stasiun/terminal
atau halte;
• Parkir sepeda harus memperhatikan lokasi yang mudah diakses, aman, dan
nyaman;
• Parkir sepeda ditempatkan sedekat mungkin pada Stasiun/terminal SAUM, Halte,
Bangunan Gedung.

14
05 PERALIHAN MODA/PENGATURAN PARKIR
Membedakan satuan kebutuhan parkir antara Hunian dengan Hunian khusus
MBR: (menjadi acuan khusus pada Andalalin Kawasan TOD)
Hunian menggunakan SRP untuk R4;
Hunian khusus MBR menggunakan SRP untuk R2
Kriteria pembatasan luas maksimum parkir
berdasarkan lokasi Kawasan TOD
• Berada di pusat kota dan bukan simpul awal perjalanan;
• Berada di pusat kota dan merupakan simpul awal perjalanan;
• Berada di lokasi bukan pusat kota dan bukan simpul awal perjalanan;
• Berada di lokasi bukan kota dan merupakan simpul awal perjalanan.

15
REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN TOD
Pasal 21 ayat (1)
Untuk memastikan pemenuhan
aspek transportasi dalam
penyelenggaran pengembangan
Kawasan TOD Kota dan Kawasan
TOD Sub Kota, Pengelola
Kawasan / Pemohon TOD
mengajukan permohonan
rekomendasi teknis kepada
Kepala BPTJ

16
PERATURAN FASILITAS INTEGRASI

17
FASILITAS INTEGRASI
Integrasi fisik dan pembayaran dari sudut pandang masyarakat dan badan usaha

Sudut Pandang Masyarakat Sudut Pandang Badan Usaha

Berpindah Moda dengan mulus Integrasi Kelembagaan


• Design stasiun & halte, • Manajemen asset, terutama stasiun & halte
Integrasi Fisik • Sinkronisasi jadwal & frekuensi layanan • Memaksimalkan pendapatan non-tiket
• Park-n-Ride (R4, R2, & Non-Motor)

Mengurangi ’biaya transaksi’ Kelembagaan Sistem Keuangan


Integrasi • Media/alat pembayaran non-tunai, • Cost-recovery & keberlanjutan operasional
Pembayaran • Tiket dan tarif terintegrasi berbasis zona • Arus kas subsidi operasional

18
FASILITAS INTEGRASI Tugas BPTJ (Perpres 103/2015)

Mengembangkan, mengelola, dan meningkatkan


pelayanan transportasi terintegrasi di JABODETABEK
dengan menerapkan tata kelola organisasi yang baik
Fungsi Fasilitasi Teknis, Pembiayaan, Manajemen
Fungsi Koordinasi dan sinkronisasi
• Penyediaan pelayanan angkutan umum
• Penyusunan rencana umum dan rencana JABODETABEK
program kegiatan K/L dan PEMDA
mengenai mobilitas perkotaan • Pengembangan sarana prasarana penunjang
JABODETABEK angkutan umum perkotaan JABODETABEK
• Perencanaan kebutuhan anggarannya • Pelaksanaan manajemen permintaan lalu
lintas JABODETABEK
Fungsi Perencanaan Kebijakan & Regulasi Fungsi Penegakan Kebijakan
• Penyusunan rencana pelaksanaan, • Perizinan angkutan umum lintas batas
kebutuhan anggaran, implementasi RITJ provinsi
• Usulan regulasi dan kebijakan • Monev dan pelaporan
transportasi yang terintegrasi
• Koreksi dan pemberian sanksi
• Rekomendasi penataan ruang
Fungsi Strategis Nasional
• Pelaksanaan kegiatan lain yang ditetapkan oleh
Menteri Perhubungan.

19
KONSEP PENGEMBANGAN TOD KE DEPAN
DAS SEIN DAS SOLLEN
GAP

RENCANA AKSI:
1. INVENTARISASI PERMASALAHAN YANG
ADA;
2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN;
a. SIAPA MELAKUKAN APA?
b. KESIAPAN 5 M (MAN, MONEY,
MATERIAL, MACHINE, METHODE)
c. TARGET WAKTU PENYELESAIAN
d. METODE ANALISIS PENYELESAIAN
MASALAH YANG EFEKTIF
3. SOLUSI ALTERNATIF;

20
POINT TO DISCUSS

• APAKAH PENGATURAN TOD DALAM ASPEK TRANSPORTASI PERLU


DITINGKATKAN MENJADI PERATURAN MENTERI?

• BAGAIMANA PERBANDINGAN SUBSTANSI PENGATURAN TOD YANG DIATUR


OLEH KEMENHUB DAN KEMENTERIAN ATR?

• MENGAPA STAKEHOLDER PEMBANGUNAN TOD DI WILAYAH JADOBETABEK


BELUM PERNAH MENGAJUKAN PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEPADA
KEPALA BPTJ?

21
TERIMA KASIH

22

Anda mungkin juga menyukai