KRISIS TIROID
Dosen Pembimbing
Oleh :
Ega Pirman Agustin
2106277018
2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KRISIS TIROID
A. Defenisi
Krisis tiroid adalah bentuk lanjut dari hipertiroidisme yang sering
berhubungan dengan stres fisiologi atau psikologi. Krisis tiroid adalah keadaan
krisis terburuk dari status tirotoksik. Penurunan kondisi yang sangat cepat dan
kematian dapat terjai jika tidak segera ditangani. (Hudak & Gallo 1996).
Peningkatan aktivitas
SSP
Krisis tiroid
BB turun
Hiperventilasi Gangguan motilitas
Hiperpireksia (>38,5̊
usus
C/>41̊C) Masa otot berkurang
Sesak nafas, dipsnea (pemecahan matriks Ketidakseimbanga n
otot dan tulang) nutrisi kurang dari
Diare
kebutuhan tubuh
Hipertermia
Ketidakefektifan
pola nafas Intoleransi aktivitas
Peningkatan
kontriktilitas jantung
dan frekuensi denyut
Penurunan curah jantung jantung
Takikardi,
Nyeri dada, edema peningkatan volume
palpitasi sekuncup
F. Pengkajian keperawatan
Tanda dan gejala krisis tiroid adalah bervariasi dan non-spesifik. Tanda klik yang
dapat dilihat dari peningkatan metabolisme adalah demam, takikardi, tremor,
delirium, stuppor, coma, dan hiperpireksia
1. B1 (Breathing)
Peningkatan respirasi dapat diakibatkan oleh peningkatan kebutuhan oksigen
sebagai bentuk kompensasi peningkatan laju metabolisme yang ditandai
dengan takipnea.
2. B2 (Blood)
Peningkatan metabolisme menstimulasi produksi katekolamin yang
mengakibatkan kontraktilitas jantung, denyut nadi dan cardiac output. Ini
mengakibatkan peningkatan pemakaian oksigen dan nutrisi. Peningkatan
produksi panas membuat dilatasi pembuluh darah sehingga pada pasien
didapatkan palpitasi, takikardia, dan peningkatan tekanan darah. Pada
auskultasi jantung terdengar mur-mur sistolik pada area pulmonal dan aorta.
Dan dapat terjadi disritmia, atrial fibrilasi, dan atrial flutter. Serta krisis
tiroid dapat menyebabkan angina pectoris dan gagal jantung.
3. B3 (Brain)
Peningkatan metabolisme di serebral mengakibatkan pasien menjadi iritabel,
penurunan kesadaran, agitasi, takut. Pasien juga dapat mengalami delirium,
kejang, stupor, apatis, depresi dan bisa menyebabkan koma.
4. B4 (Bladder)
Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia)
5. B5 (Bowel)
Peningkatan metabolisme dan degradasi lemak dapat mengakibatkan
kehilangan berat badan. Krisis tiroid juga dapat mengakibatkan motilitas
usus sehingga pasien dapat mengalami diare, nyeri perut, mual dan muntah.
6. B6 (Bone)
Degradasi protein dalam muskuloskeletal menyebabkan kelemahan, dan
kehilangan BB
G. Diagnosa keperawatan
1. Deficit volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik
2. Hipertermi berhubungan dengan hipermetabolik
3. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan hipertiroidisme
4. Penurunan curah cantung berhubungan dengan gagal jantung
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan proses pembakaran lemak meningkat
6. Diare berhubungan dengan gangguan motilitas usus
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
8. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dipsnea
H. Rencana Keperawatan
7 Penurunan Tujuan: setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Perawatan Jantung
Curah ketidakadekuatan jantung memompa darah meningkat. Observasi:
Jantung Kriteria Hasil: Identifikasi tanda dan
D.0008 Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup menurun Menurun gejala primer penurunan
1. Tekanan darah curah jantung
1 2 3 4 5 Identifikasi tanda dan
2. CRT gejala sekunder
1 2 3 4 5 penurunan curah jantung
Meningkat Cukup meningkat Sedang Cukup menurun Menurun Monitor tekanan darah
3. Palpitasi Monitor intake dan
1 2 3 4 5 output cairan
4. Gambaran EKG aritmia Monitor saturasi oksigen
1 2 3 4 5 Monitor keluhan nyeri
5. Lelah dada
1 2 3 4 5 Monitor EKG 12
sandapan
Teurapeutik
Posisikan pasien semi
fowler atau fowler
dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
Berikan diet jantung tang
sesuai
Fasilitas pasien dan
keluarga untuk
memotivasi gaya hidup
sehat
Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres,
jika perlu
Berikan dukungan
emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen>94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktifitas
fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti
merokok
Anjurkan pasien dan
keluarga mengukur berat
badan
Anjurkan pasien dengan
keluarga mengukur
intake dan output cairan
harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
aritmia, jika perlu
Rujuk ke program pasien
8. Resiko Tujuan dan Kriteria hasil: Setelah dialakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam Manajemen Nutrisi
perfusi tidak terjadi resiko perfusi serebral tidak efektif Observasi:
serebral Identifikasi penyebab
tidak efektif peningkatan TIK
D.0017 Monitor tanda atau
gejala TIK
Monitor MAP
Teurapeutik
Berikan posisi semi
fowler
Hindari pemberian cairan
hipotonik
Cegah terjadinya kejang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan
pemberian sedasi dan
antikonvulsan, jika perlu
Kolaborasi pemberian
diuretik osmosis, jika
perlu.