Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KRISIS TIROID

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Gadar

Dosen Pembimbing

Oleh :
Ega Pirman Agustin
2106277018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS

2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KRISIS TIROID

A. Defenisi
Krisis tiroid adalah bentuk lanjut dari hipertiroidisme yang sering
berhubungan dengan stres fisiologi atau psikologi. Krisis tiroid adalah keadaan
krisis terburuk dari status tirotoksik. Penurunan kondisi yang sangat cepat dan
kematian dapat terjai jika tidak segera ditangani. (Hudak & Gallo 1996).

Krisis tiroid merupakan ekserbasi keadaan hipertiroidisme yang


mengancam jiwa yang diakibatkan oleh dekompensasi dari satu atau lebih sistem
organ (Bakta dan Sustika,1999)
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling
berat mengancam jiwa, umumnya ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit
Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor
pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus,
stressemosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis, tromboemboli paru,
penyakitserebrovaskuler/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
B. Etiologi
1. Operasi dan urut atau pijat pada kelenjar tiroid atau gondok dan operasi pada
bagian tubuh lainnya pada penderita hipertiroid yang belum terkontrol
hormon tiroidnya
2. Infeksi
3. Stroke
4. Trauma. Pada kasus trauma, dilaporkan bahwa pencekikan pada leher dapat
memicu terjadinya krisis tiroid meskipun tidak ada riwayat hipertiroidisme
sebelumnya.
5. Penyakit grave, toxic multinodular, dan “Solitary toxic adenoma”
6. Tiroiditis
7. Penyakit troboblastik
8. Ambilan hormon tiroid secara berlebihan
9. Pemakaian yodium yang berlebihan
10. Kanker pituitari
11. Obat-obatan seperti Amiodarone
12. Stop obat anti tiroid pada pemakaian anti-tiroid
C. Tanda dan gejala
1. Takikardia (lebih dari 130x/menit)
2. Suhu tubuh lebih dari 37,7 ˚ C
3. Gejala hipertiroidisme yang berlebihan (Diaphoresis, Kelemahan,
Eksoftalamus, Amenore)
4. Penurunan BB, diare, nyeri abdomen (sistem gastrointestinal)
5. Psikosis, somnolen, koma (neurologi)
6. Edema, nyeri dada, dipsnea, palpitasi (kardiovaskuler)
D. Pathway

Hipertiroid kronis Penyakit graves


Faktor pemicu lainnya:
infeksi, trauma,
Produksi LATS tiroidektomi, kehamilan
Penurunan TSH
Penurunan perfusi
serebral
Tirotoksikosis
Peningkatan T3 dan T4
yang berlangsung lama Agitasi kejang koma

Peningkatan aktivitas
SSP

Krisis tiroid

Peningkatan hormon Kekurangan Peningkatan hormon Peningkatan hormon Peningkatan Peningkatan


tiroid volume cairan tiroid tiroid metabolisme basal hormon tiroid

Peningkatan Sering lapar Peningkatan transkrip


peningkatan enzim peningkatan enzim
Keringat berlebih transkrip Ca-ATP ase Ca-ATP ase dalam
Na/K-ATP ase Na/K-ATP ase
dalam retikulum retikulum sarkoplasma
Nafsu makan
sarkoplasma
meningkat
Peningkatan Peningkatan 171 Peningkatan
metabolisme basal metabolisme panas peristaltik usus
Peningkatan Peningkatan suhu Penurunan Protcolisis + peningkatan Lipolisis
penggunaan O2 tubuh (tiroksikosis) reabsorpsi pembentukan & ekskresi

BB turun
Hiperventilasi Gangguan motilitas
Hiperpireksia (>38,5̊
usus
C/>41̊C) Masa otot berkurang
Sesak nafas, dipsnea (pemecahan matriks Ketidakseimbanga n
otot dan tulang) nutrisi kurang dari
Diare
kebutuhan tubuh
Hipertermia
Ketidakefektifan
pola nafas Intoleransi aktivitas

Peningkatan
kontriktilitas jantung
dan frekuensi denyut
Penurunan curah jantung jantung

Takikardi,
Nyeri dada, edema peningkatan volume
palpitasi sekuncup

Peningkatan GFR, Peningkatan CO2


RPF, reabsorpsi dan sistolik jantung
natrium
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a. Koreksi hipertiroidisme
1. Menghambat sintesis hormon tiroid
Obat yang dipilih adalah propilitiourasil (PTU) atau metimazol. PTU
lebih banyak dipilih karena dapat menghambat konversi T4 menjadi
T3 di perifer. PTU diberikan lewat selang NGT dengan dosis awal
600-1000 mg kemudian diikuti 200-250 mg tiap 4 jam. Metimazol
diberikan dengan dosis awal 60-100 mg.
2. Menghambat sekresi hormon yang telah terbentuk
Obat pilihan adalah larutan kalium iodida pekat (SSKI) dengan dosis 5
tetes tiap 6 jam atau larutan lugol 30 tetes per hari dengan dosis terbagi
4.
3. Menghambat konversi T4 menjadi T3 di perifer
Obat yang digunakan adalah PTU, ipodate, propanolol, dan
kortikosteroid.
4. Menurunkan kadar hormon secara langsung
Dengan plasmaferesis, tukar plasma dialisis secara peritoneal, transfusi
tukar, dan charcoal plasma perfusion hal ini dilakukan apabila
pengobatan konvensional tidak berhasil.
5. Terapi depinitif
Yodium radioaktif dan pembedahan (tiroidektomi subtotal atau total)
b. Menormalkan dekompensasi homeostatis
1) Terapi suportif
a. Dehidrasi dan keseimbangan elektrolit segera diobati dengan cairan
intravena
b. Glukosa untuk kalori dan cadangan glikogen
c. Multivitamin, terutama vitamin B
d. Obat aritmia, gagal jantung kongestif
e. Lakukan pemantauan invasif bila diperlukan
f. Obat hipertermia (asetaminofen, aspirin tidak dianjurkan karena
dapat meningkatkan kadar T3 dan T4)
g. Glukokortikoid
h. Sedasi jika perlu
2) Obat anti-adregenik
Yang tergolong obat ini adalah beta bloker, reserpin, dan guatidin.
Reserpin dan guatidin kini praktis tidak dipakai lagi, diganti dengan beta
bloker yang paling banyak digunakan adalah propanolol. Penggunaan
propanolol ini tidak ditujukan untuk mengobati hipertiroid, tetapi
mengatasi gejala yang dimediasi katekolamin. Tujuan dari terapi ini
adalah untuk menurunkan konsusmsi oksigen miokardium, penurunan
frekuensi jantung, dan meningkatkan curah jantung.

c. Pengobatan faktor pencetus


Obati secara agresif faktor pencetus yang diketahui, terutama mencari fokus
infeksi, misalnya dilakukan kultur darah, urine dan sputum juga foto dada.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Tujuan penatalaksanaan keperawatan mencakup, mengenali efek dari krisis
yang timbul, memantau hasil klinis secara tepat, dan memberikan perawatan
suportif untuk pasien dan keluarga. Intervensi keperawatan berfokus pada
hipermetabolisme yang dapat menyebabkan dekompensasi sistem organ,
keseimbangan cairan dan elektrolit, dan memburuknya status neurologis. Ini
termasuk penurunan stimulasi eksternal yang tidak perlu, penurunan konsumsi
oksigen secara keseluruhan dengan memberikan tingkat aktivitas yang sesuai,
pemantauan kriteria hasil. Setelah periode krisis, intervensi diarahkan pada
penyuluhan pasien dan keluarga dan pencegahan proses memburuknya
penyakit.

F. Pengkajian keperawatan
Tanda dan gejala krisis tiroid adalah bervariasi dan non-spesifik. Tanda klik yang
dapat dilihat dari peningkatan metabolisme adalah demam, takikardi, tremor,
delirium, stuppor, coma, dan hiperpireksia
1. B1 (Breathing)
Peningkatan respirasi dapat diakibatkan oleh peningkatan kebutuhan oksigen
sebagai bentuk kompensasi peningkatan laju metabolisme yang ditandai
dengan takipnea.
2. B2 (Blood)
Peningkatan metabolisme menstimulasi produksi katekolamin yang
mengakibatkan kontraktilitas jantung, denyut nadi dan cardiac output. Ini
mengakibatkan peningkatan pemakaian oksigen dan nutrisi. Peningkatan
produksi panas membuat dilatasi pembuluh darah sehingga pada pasien
didapatkan palpitasi, takikardia, dan peningkatan tekanan darah. Pada
auskultasi jantung terdengar mur-mur sistolik pada area pulmonal dan aorta.
Dan dapat terjadi disritmia, atrial fibrilasi, dan atrial flutter. Serta krisis
tiroid dapat menyebabkan angina pectoris dan gagal jantung.
3. B3 (Brain)
Peningkatan metabolisme di serebral mengakibatkan pasien menjadi iritabel,
penurunan kesadaran, agitasi, takut. Pasien juga dapat mengalami delirium,
kejang, stupor, apatis, depresi dan bisa menyebabkan koma.
4. B4 (Bladder)
Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia)
5. B5 (Bowel)
Peningkatan metabolisme dan degradasi lemak dapat mengakibatkan
kehilangan berat badan. Krisis tiroid juga dapat mengakibatkan motilitas
usus sehingga pasien dapat mengalami diare, nyeri perut, mual dan muntah.
6. B6 (Bone)
Degradasi protein dalam muskuloskeletal menyebabkan kelemahan, dan
kehilangan BB

G. Diagnosa keperawatan
1. Deficit volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik
2. Hipertermi berhubungan dengan hipermetabolik
3. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan hipertiroidisme
4. Penurunan curah cantung berhubungan dengan gagal jantung
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan proses pembakaran lemak meningkat
6. Diare berhubungan dengan gangguan motilitas usus
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
8. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dipsnea
H. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Intervensi


Keperawata Tujuan dan kriteria hasil
n
1 Pola nafas Pola nafas Pemantauan Respirasi
tidak efektif Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam inspirasi dan ekspirasi Observasi:
D.0005 yang tidak memberikan ventilasi adekuat membaik  Monitor pola nafas, monitor
Kriteria Hasil: saturasi oksigen
Menuru Cukup Sedang Cukup Meningkat  Monitor frekuensi, irama,
n menuru meningkat kedalaman dan upaya napas
n  Monitor adanya sumbatan
1. Dipsnea jalan napas
1 2 3 4 5 Teurapeutik
 Atur interval pemantauan
2. Penggunaan otot bantu napas respirasi sesuai kondisi
1 2 3 4 5 pasien
3. Frekuensi nafas Edukasi
1 2 3 4 5  Jelaskan tujuan dan prosedur
4. Kedalaman nafas pemantauan
1 2 3 4 5  Informasikan hasil
pemantauan jika perlu
Terapi oksigen
Observasi
 Monitor kecepatan aliran
oksigen
 Monitor posisi alat terapi
oksigen
 Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
 Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Teurapeutik
 Bersihkan sekret pada mulut,
hidung dan trakea, jika perlu
 Pertahankan kepatenan jalan
napas
 Berikan ksigen jika
perlu Edukasi
 Ajarkan keluarga cara
menggunakan O2 di rumah
Kolaborasi
2 Hipertermia Termoregulasi Manajemen Hipertermia
D.0130 Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan suhu tubuh Observasi:
tetap berada pada rentang normal  Identifikasi penyebab
Kriteria Hasil: hipertermia (mis.
Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Dehidrasi, terpapar
Menurun lingkungan panas,
1. Menggigil penggunaan inkubator)
1 2 3 4 5  Monitor suhu tubuh
2.  Monitor kadar elektrolit
Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik  Monitor haluaran urine
Membaik  Monitor komplikasi
3. Suhu Tubuh akibat hipertermia
1 2 3 4 5 Teurapeutik:
4. Suhu Kulit  Sediakan lingkungan
1 2 3 4 5 yang dingin
 Longgarkan atau
lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu
3 Risiko Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan Manajemen Cairan
ketidakseim keseimbangan cairan meningkat Observasi:
bangan Kriteria Hasil:  Monitor status hidrasi
cairan Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup sedang Meningkat  Monitor berat badan
 D.00 1. Asupan Cairan harian
36 1 2 3 4 5  Monitor berat badan
2. Haluaran Urine sebelum dan sesudah
1 2 3 4 5 dialisis
Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun  Monitor status dinamik
3. Edema Teurapeutik
1 2 3 4 5  Catat intake output dan
4. Asites hityung balance cairan
1 2 3 4 5  Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan
 Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
4 Diare Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Manajemen Diare
D.0020 eliminasi fekal membaik Observasi:
Kriteria Hasil:  Identifikasi penyebab
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup meningkat diare
Meningkat  Identifikasi riwayat
1. Control pengeluaran feses pemberian makanan
1 2 3 4 5  Identifikasi gejala
2. Keluhan defekasi lama dan sulit invaginasi
1 2 3 4 5  Monitor warna, volume,
3. Mengejan saat defekasi frekuensi dan konsistensi
1 2 3 4 5 tinja
 Monitor tanda dan gejala
hypovelmia,
 Monitor iritasi dan
ulserasi kulit di daerah
parineal
 Monitor jumlah
pengeluaran diare
 Monitor keamanan
penyiap makanan
Teurapeutik
 Berikan asupan cairan
oral
 Anjurkan jalur intravena
 Berikan cairan intravena
 Ambil sampel
pemeriksaan darah untuk
pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
 Ambil sampel feses
untuk kultru,jika perlu
Edukasi
 Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
 Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengundang
luktosa
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
5 Intoleransi Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Manajemen Energi
Aktivitas toleransi aktivitas meningkat Observasi:
D.0056 Kriteria Hasil:  Identifikasi gangguan
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat fungsi tubuh yang
Meningkat mengakibatkan kelelahan
1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari  Monitor pola dan jam
1 2 3 4 5 tidur
2. Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah  Monitor kelelahan fisik
1 2 3 4 5 dan emosional
3. Keluhan lelah Edukasi:
1 2 3 4 5  Anjurkan tirah baring
4. Dispnea saat aktivitas  Anjurkan melakukan
1 2 3 4 5 aktivitas secara bertahap
Teurapeutik
 Sediakan lingkngan yang
nyaman dan rendah
stimulus
 Lakukan latihan rentang
gerakan pasif dan atau
aktif
 Berikan aktivitas ditraksi
yang menenangkan
 Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
mengingatkan asupan
makanan
6 Defisit Tujuan: Setelah dialakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam status nutrisi Manajemen Nutrisi
nutrisi terpenihu Observasi:
D.0019 Kriteria Hasil:  Identifikasi status nutrisi
Menurun Cukup menurun Sedang Cukup meningkat Meningkat  Identifikasi alergi dan
1. Porsi makanan yang dihabiskan intoleransi makanan
1 2 3 4 5  Identifikasi perlunya
2. Berat badan atau IMT penggunaan selang
1 2 3 4 5 nasogastrik
3. Frekuensi makan  Monitor asupan makanan
1 2 3 4 5  Monitor berat
4. Nafsu makan badan Teurapeutik
1 2 3 4 5  Lakukan oral hygiene
5. Perasaan cepat kenyang sebelum makan
1 2 3 4 5  Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric, jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk
jika mampu
 Anjurkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien ynag dibutuhkan

7 Penurunan Tujuan: setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Perawatan Jantung
Curah ketidakadekuatan jantung memompa darah meningkat. Observasi:
Jantung Kriteria Hasil:  Identifikasi tanda dan
D.0008 Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup menurun Menurun gejala primer penurunan
1. Tekanan darah curah jantung
1 2 3 4 5  Identifikasi tanda dan
2. CRT gejala sekunder
1 2 3 4 5 penurunan curah jantung
Meningkat Cukup meningkat Sedang Cukup menurun Menurun  Monitor tekanan darah
3. Palpitasi  Monitor intake dan
1 2 3 4 5 output cairan
4. Gambaran EKG aritmia  Monitor saturasi oksigen
1 2 3 4 5  Monitor keluhan nyeri
5. Lelah dada
1 2 3 4 5  Monitor EKG 12
sandapan
Teurapeutik
 Posisikan pasien semi
fowler atau fowler
dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
 Berikan diet jantung tang
sesuai
 Fasilitas pasien dan
keluarga untuk
memotivasi gaya hidup
sehat
 Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres,
jika perlu
 Berikan dukungan
emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen>94%
Edukasi
 Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktifitas
fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti
merokok
 Anjurkan pasien dan
keluarga mengukur berat
badan
 Anjurkan pasien dengan
keluarga mengukur
intake dan output cairan
harian
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
aritmia, jika perlu
 Rujuk ke program pasien

8. Resiko Tujuan dan Kriteria hasil: Setelah dialakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam Manajemen Nutrisi
perfusi tidak terjadi resiko perfusi serebral tidak efektif Observasi:
serebral  Identifikasi penyebab
tidak efektif peningkatan TIK
D.0017  Monitor tanda atau
gejala TIK
 Monitor MAP
Teurapeutik
 Berikan posisi semi
fowler
 Hindari pemberian cairan
hipotonik
 Cegah terjadinya kejang
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
pemberian sedasi dan
antikonvulsan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
diuretik osmosis, jika
perlu.

Anda mungkin juga menyukai