LAPORAN ANTARA
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
1.
PENDAHULUAN
2.
KAJIAN TEORI
3. ANALISIS DATA
TANAH
2
PENDAHULUAN
LAPORAN ANTARA
3
LATAR BELAKANG
4
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan FS dan Basic Desain Reaktivasi Stasiun Pondok Rajeg berada pada Wilayah
Kota Depok.
Lokasi kegiatan FS dan Basic Desain Reaktivasi Stasiun Gunung Putri berada pada Wilayah
Kabupaten Bogor.
5
LOKASI STASIUN PONDOK RAJEG
Stasiun
Citayam
Stasiun Pondok
2,8 km Rajeg
Stasiun
Cibinong
1,6 km
1,3 km
Jalan Raya
Pondok Rajeg
Jalan Al Falah Jalan Raya
Bogor
6
FOTO UDARA STASIUN PONDOK
RAJEG
7
DOKUMENTASI STASIUN PONDOK
RAJEG
8
LOKASI STASIUN GUNUNG PUTRI
Stasiun
Cibinong
Stasiun Nambo
Stasiun Gunung
Putri
3,0 km
1,0 km
1,0 km 1,2 km
Jalan Mayor
Oking Jalan Raya Jalan Baru
Citeureup Bogasari Indocement
9
FOTO UDARA STASIUN GUNUNG
PUTRI
10
DOKUMENTASI STASIUN GUNUNG
PUTRI
11
PERATURAN DAN STANDAR PERENCANAAN
12
KAJIAN TEORI
LAPORAN ANTARA
13
Sondir/Cone Penetration Test (CPT)
14
Sondir/Cone Penetration Test (CPT)
15
Bor Dalam/Bor Mesin (Deep Boring)
16
Bor Dalam/Bor Mesin (Deep Boring)
Hasil uji SPT ini sangat bergantung pada alat yang digunakan dan
operator pelaksana uji. Faktor yang terpenting adalah efiensi tenaga
dari sistem yang digunakan. Secara teoritis tenaga sistem jatuh
bebas dengan massa dan tinggi jatuh tertentu adalah 48 kg/m, tetapi
besar tenaga sebenarnya lebih kecil karena pengaruh gesekan dan
eksetrisitas, yang nilainya tergantung pada tipe pemukulnya.
N SPT = 0 - 20 (Potensi likuifaksi besar)
Nilai N SPT diperoleh dari hasil uji SPT dilapangan. Nilai N
N SPT = 20 - 30 (Potensi likuifaksi sedang)
didefinsikan sebagai jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk
N SPT > 30 (Potensi likuifaksi tidak berarti)
memasukkan silinder split barrel sampler sedalam 30,5 cm pada
setiap pengujiannya. Berdasarkan nilai SPT, bahaya potensi
likuifaksi dapat dituliskan :
17
Pengujian di Labolatorium
18
Daya Dukung Tanah (SONDIR)
19
Daya dukung pondasi tiang tunggal dapat dihitung
Daya Dukung Tanah (BOR)
berdasarkan data lapangan dan data laboratorium yang
terdapat pada laporan penyelidikan tanah. Perhitungan daya
Daya Dukung Tanah Menggunakan Pondasi Dangkal, dukung pondasi berdasarkan data lapangan yaitu data sondir
Untuk pondasi dangkal pada tanah pasir maupun (CPT) Mayerhorf (1956) yang menyatakan bahwa Rumusan
lempung menurut Meyerhorf (1976) dihitungan dengan ini diambil angka keamanan 3 untuk tahanan ujung dan
persamaan berikut : angka keamanan 5 untuk gesekannya. Sehingga daya gukung
ijin pondasi dapat dinyatakan dalam :
dengan:
qult = kapasitas dukung ultimit pondasi
dengan,
qc = tahanan konus dari sondir
Ap = Luas penampang tiang
d = kedalaman pondasi
kll = Keliling tiang
B = lebar pondasi (diasumsikan 1 m)
JHL = Jumlah hambatan lekat
qp = Tahanan ujung tiang
20
ANALISIS DATA TANAH
LAPORAN ANTARA
21
LOKASI 1
Stasiun Pondok Rajeg
Hasil uji sondir memperlihatkan bahwa lapisan tanah dengan nilai qc = 200
kg/cm2 berada di kedalaman antara 9,00 – 10,00 m dari muka tanah setempat
titik uji. Jika diambil patokan, maka kedalaman tanah keras dimaksud adalah
pada kedalaman 9,40 m.
22
23
LOKASI 1
Stasiun Pondok Rajeg
24
LOKASI 1
Stasiun Pondok Rajeg
Pengujian Laboratoirum dilakukan untuk 2 (dua) contoh tanah Hasil uji terhadap sifat-sifat fisis dan mekanis tanah dari
masing – masing setiap titik. Pengujian dilakukan pada contoh
tanah teranggu/Disturbed Sample (DS) atau tidak contoh tanah tak terganggu pada uji pemboran. Sampel tak
terganggu/Undisturbed sampling (UDS). terganggu untuk titik uji BM-01 diambil di kedalaman 5 m, 10
Parameter dari sample tanah yang dilakukan pengujian di m, 15 m dan 20 m. Berdasarkan bor log, setelah kedalaman 20
laboratorium diantaranya: m tanah didominasi oleh lempung pasiran.
• Bulk Density
• Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)
• Kadar Air (Water Content)
• Analisis Saringan
• Atterberg Limits
• Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)
• Unconfined Compression Test
• Triaxial UU Test
• Penurunan Tanah (Konsolidasi)
25
Tabel 3. 3 Resume Hasil Pengujian Bor Dalam/Mesin
BH.1/UDS 1 BH.1/UDS 2 BH.1/UDS BH.1/UDS 2
No. Jenis Pengujian Simbol Satuan
4.50 - 5.00 m 9.00 - 9.50 m 14.50 - 15.00 m 19.00 - 19.50 m
1 Berat isi γ (gr/cm3 ) 1,68 1,68 1,67 1,52
2 Berat Jenis Gs - 2,61 2,6 2,63 2,65
3 Kadar Air W (%) 61,5 53,5 54,6 54,1
4 Angka Pori e 1,5 1,38 1,43 1,69
5 Derajat Kejenuhan Sr (%) 106,59 101,15 100,3 84,52
6 Batas Cair LL (%) 96,3 101,3 101,1 72,9
7 Batas Plastis PL (%) 53,47 55,48 55,33 48,87
8 Indek Plastis PI (%) 42,83 45,82 45,77 24,03
9 Batas Susut SL (%) - - - -
10 Susut Linear LS (%) - - - -
11 Analisa Saringan #200 (%) 94,22 93,15 92,92 75,61
12 Analisa Hydrometer (Pasir-Lanau-Lempung) KL cm/detik 10 - 46 - 44 10 - 50 - 40 10 - 50 - 40 25 - 62 - 13
13 Kelulusan Air (Falling Head) k cm/detik - - - -
14 Kelulusan Air (Constant Head) k cm/detik - - - -
Cv cm2/detik 6,23,E-03 7,51,E-03 6,81,E-03 -
15 Konsolidasi
Cc - 0,55 1,48 04.48
16 Kadar Organik (Tanah) KO (%) - - - -
17 Kadar Organik (Gambut) KO (%) - - - -
CaCl₂ (%) - - - -
18 pH Meter (Tanah)
H₂O
CaCl₂
19 pH Meter (Gambut)
H₂O (%) - - - -
20 Kadar Serat Gambut (%) - - - -
w opt (%)
21 Kepadatan Ringan
pd max (gr/cm3 ) - - - -
w opt (%)
22 Kepadatan Berat
pd max (gr/cm3 ) - - - -
23 CBR Modified Laboratorium Unsoaked CBR (%) - - - -
24 CBR Modified Laboratorium Soaked CBR (%) - - - -
25 Swelling Pressure γsp (kg/cm2) - - - -
C (kg/cm2) 0,02 0,06 0,01 0,009
26 Triaxial B ( UU ) / (Direct Shear)
ᵩ (ͦ ) 18,5 20,6 17,4 19
C (kg/cm2) - - - -
27 Triaxial ( CD )
ᵩ (ͦ ) - - - -
28 Klasifikasi AASHTO - - - - - -
26
29 Klasifikasi U.S.C.S - MH MH MH MH