Anda di halaman 1dari 21

Perencanaan Kawasan Berorientasi

Transit (TOD)

Deliani Siregar
Sr Urban Planning, Gender, and Social Inclusion Associate ITDP Indonesia
deliani.siregar@itdp.org
Agenda

1. Profil ITDP
2. Fakta Pembangunan Kota di Indonesia
3. Perencanaan Kawasan Berorientasi Transit
Profil ITDP

Institute for Transportation and Development


Policy (ITDP) adalah Lembaga Non Profit (NGO)
yang didirikan tahun 1985 di New York untuk
menciptakan transportasi yang berkelanjutan dan
berkeadilan di seluruh dunia.

ITDP Indonesia telah melakukan pendampingan


beberapa kota di Indonesia terkait dengan isu:

1. Angkutan umum
2. Kendaraan tidak bermotor (sarana dan
prasarana pejalan kaki dan sepeda)
3. Aksesibilitas inklusif
4. Kendaraan bermotor berbasis listrik dan
integrasinya dalam lalu lintas perkotaan
5. Transit-oriented development
6. Transport demand management (electronic
road pricing dan parkir)
7. Sustainable urban design
Profil ITDP
Sejumlah dokumen panduan dan kegiatan asistensi teknis yang telah diberikan untuk Partner kami
Pemerintah Daerah dan Pusat di Indonesia

Peta jalan elektrifikasi ojek daring di


Jakarta

Mitra Kota dan Pendampingan

Jakarta | Surabaya | Medan | Bandung | Semarang


| Padang | Aceh | Makassar | Pekanbaru
Peta jalan elektrifikasi bus listrik di
Jakarta, Medan, dan Bandung
Fakta Pembangunan Kota di Indonesia
Ringkasan Isu Pembangunan Kota

Kebijakan Holistik Reformasi Angkot -


Pendanaan
Transportasi - Tata Ruang Perubahan prioritas alokasi pendanaan pada Transportasi Massal
Rencana Induk Sistem Transportasi
yang Berkelanjutan termasuk integrasi moda
transportasi berkelanjutan: Angkutan Umum Perkotaan
dan Kendaraan Tidak Bermotor yang harus Perlu didukung oleh kebijakan turunan misal
dan tata ruang, yang didukung dengan diikuti dengan peningkatan kapasitas untuk
penetapan action plan, komitmen pendanaan, Pedoman Teknis Pelaksanaan e.g. skema
implementasi dan pemanfaatan anggaran pelibatan operator angkot eksisting
dan monev dari Pemerintah Pusat - Daerah

Transportasi Tidak Angkutan Daring


Diarahkan sebagai pengumpan angkutan Elektrifikasi
Bermotor umum dengan adanya pembatasan jarak Kendaraan Bermotor
Pejalan kaki dan pesepeda; penguatan yakni maksimal 5 km berdasarkan hasil Percepatan peralihan menuju penggunaan
sepeda sebagai alternatif utama studi pengguna ojek daring Jabodetabek kendaraan rendah emisi
transportasi roda 2 dan benchmark di Malaysia

Pembatasan Penggunaan
Kendaraan Bermotor Pembatasan Kecepatan Penegakan Hukum
Isu keselamatan pengguna jalan; Aktivasi stakeholder lain dalam fungsi
Pribadi penetapan batas kecepatan tertentu pada pengawasan penyelenggaraan; termasuk
Pengelolaan ruang parkir dan kawasan tipe ruang jalan disertai dengan isu ETLE dan data kepemilikan kendaraan
dengan pembatasan kendaraan penegakan hukum oleh kepolisian
bermotor/kawasan rendah emisi
Urban Sprawl

1 Pembangunan jalan baru terus lanjut,


termasuk pembangunan jalan tol. Padahal
hal ini semakin membuat fungsi kota tidak
efisien dan semakin tidak berkeadilan.

Jalan baru bukan solusi kemacetan.

2 Perencanaan yang terpaku pada zonasi


(tidak berbaur), semakin mendorong
orang untuk membayar lebih banyak untuk
transportasi sehari-hari.

3 Tidak hanya terbatas pada absennya


layanan transportasi publik, tidak adanya
hunian yang terjangkau di dalam kota,
juga memaksa orang untuk tinggal jauh
dari kota dan melakukan perjalanan
komuter setiap harinya.
Perencanaan Kawasan Berorientasi Transit
Perencanaan Tata Ruang x Transportasi
Tujuan Perencanaan dan Implementasi

ALL USERS ALL AGES ALL ABILITIES ALL INCOME CLASSES

pesepeda

usaha
formal-informal
pejalan kaki
pengguna
transportasi
publik
pengguna
kendaraan
pribadi
Transit-Oriented Development (TOD)

Memastikan lebih banyak orang tinggal di dalam kota dan terjangkau oleh
layanan transportasi publik hingga lingkungan berjalan kaki dan bersepeda
yang aman, selamat, dan nyaman menjadi kunci penting dalam konsep TOD.

TOD juga bermaksud untuk memaksimalkan investasi infrastruktur yang


dikeluarkan kota terhadap angkutan umum massal yang ada dalam kota. Isu
keadilan dan prinsip prioritas menjadi landasan penerapan TOD.

Dalam perkembangannya, TOD juga serupa dengan 15-minutes neighbourhood.

Guna lahan bervariasi di dalam kawasan


Angkutan massal tersedia
(fungsi sosial-ekonomi)

Konektivitas tinggi di dalam


kawasan Pemadatan pertumbuhan dalam kawasan
untuk memaksimalkan penerimaan manfaat
Berjalan kaki menjadi pilihan utama penyelenggaraan angkutan umum
mobilitas di dalam kawasan
City for People: City for People:
Mendorong orang Membuat berjalan Bersepeda menjadi pilihan untuk
untuk BERALIH dari kaki, bersepeda, dan Peralihan moda akan otomatis terdorong dan
penggunaan menjangkau perjalanan lebih jauh
naik angkutan umum menimbulkan habit baru
kendaraan pribadi lebih menarik
Kawasan compact memperhatikan
keterhubungan antar bangunan
Produk Perencanaan Holistik Keruangan

1. Perlunya Dokumen Rencana Nasional/Daerah tentang Sistem


Transportasi Perkotaan yang holistik berdasarkan prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan, yang mencakup:
1. Pedoman penyusunan rencana sistem transportasi untuk
Pemerintah Daerah, termasuk:
○ Peta jalan penyediaan angkutan umum
○ Peta jalan penyediaan sarana dan prasarana pejalan kaki
dan pesepeda
○ Peta jalan penataan kawasan berorientasi transit
2. Skema pembiayaan dari Pemerintah Pusat untuk Pemerintah
Daerah dan skema pembiayaan lainnya untuk penyusunan
rencana sistem transportasi tingkat daerah dan
implementasinya

2. Prioritas dan alokasi dana (Dana Angkutan Umum Massal, Dana


Keselamatan Lalu Lintas, dan Dana Penyesuaian Terminal untuk Pihak
Contoh rencana nasional sistem transportasi perkotaan dari India,
Berkebutuhan Khusus) serta pembangunan infrastruktur serta sistem mencakup pedoman perencanaan sistem transportasi di tingkat
transportasi daerah yang selaras dengan peta jalan yang telah daerah, skema pembiayaan dari pemerintah pusat, dan skema
alokasi dana melalui badan perencanaan transportasi perkotaan di
disusun.
tingkat regional
Perencanaan & Manajemen Parkir
Manajemen parkir dimulai dari area TOD dan Pembangunan Baru

1. Parkir 0 (kecuali parkir disabilitas)


Seperti telah diterapkan di London, kebijakan parkir 0 kecuali untuk parkir
disabilitas pada gedung hingga area pembangunan baru sudah diterapkan

2. Pengurangan supply parkir kendaraan bermotor di area TOD


a. Menghilangkan suplai parkir on-street
b. Tidak memperpanjang izin fasilitas parkir off-street yang berlebih
(oleh DPMTSP/Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu)
c. Pengelola kawasan, pemerintah daerah, dan pemilik/pengelola
gedung bekerja sama dalam realokasi ruang parkir eksisting
d. Penegakan hukum untuk parkir liar (tepi jalan maupun off-street)

3. Penerapan tarif parkir yang lebih tinggi di kawasan TOD


a. Contoh di Jakarta adalah dengan implementasi Rapergub 31/2017
dan 102/2012 mengenai kenaikan tarif parkir untuk pengendalian
lalu lintas di fasilitas parkir swasta dan pemerintah
Strategi Pembatasan Kecepatan
Beberapa kota di dunia sudah menerapkan pembatasan kecepatan kendaraan seperti:
1. Fortaleza, Brazil yang menerapkan low speed zones dengan mengurangi batas atas kecepatan dari 60 km/jam menjadi 30 km/jam.
2. London, UK menerapkan batas atas kecepatan yakni 30 km/jam pada 37 ruas jalan di perkotaan.
3. Filipina menerapkan batas atas yakni 30 km/jam di jalan perkotaan, 20 km/jam pada area sekolah dan jalan dengan lalu lintas padat.
4. Utrecht, Belanda mengubah batas atas kecepatan dari 70 km/jam menjadi 30 km/jam di seluruh area perkotaan.

Perlunya membatasi kecepatan kendaraan pada jalan, khususnya kendaraan bermotor termasuk kendaraan bermotor
listrik (KBL-BB) untuk meningkatkan keselamatan seluruh pengguna jalan.

15 km 30 k
40 k

m m

Jalan tanpa trotoar, di mana pejalan Jalan dengan trotoar namun tanpa jalur Jalan dengan trotoar dan jalur sepeda
kaki berbagi jalan dengan kendaraan sepeda di mana pesepeda berbagi jalan terpisah, digunakan oleh berbagai
bermotor. dengan kendaraan bermotor. kendaraan bermotor secara bercampur.
TOD - set regulasi dan penataan ruang

● Subsidi BBM ● Peningkatan layanan


angkutan umum
● Tarif parkir rendah
● Tarif angkutan umum
● Tempat parkir yang terjangkau
berlimpah
● Stasiun multimoda
● Mudah dan
murahnya ● Penyediaan dan
kepemilikan pelebaran trotoar
kendaraan
bermotor ● Penyediaan sarana
dan prasarana sepeda

● Mixed use and


compact development

Perlunya paket kebijakan yang konsisten, dan


koordinasi antar lembaga pemerintah
Implementasi Kawasan Berorientasi Transit
Catatan dan Diskusi Tantangan Penerapan TOD
Tantangan Penyelenggaraan

2 1. Kepemilikan Lahan
2. Pendanaan
3. Infrastruktur dan Bangunan Eksisting
4. Valuasi Lahan
4 5. TOD vs TAD
Pendekatan Implementasi TOD

Perencanaan Partisipatif Sertifikasi TOD

Kepentingan bersama (utamanya terkait lahan); Transaksional;


Bottom-up process; dan Pengambil keputusan pemerintah; dan
Kolektif Individual
Perencanaan Partisipatif

● Pengelola TOD menyusun dokumen PRK bersama


dengan seluruh pemilik lahan.
● Dimungkinkan adanya mekanisme pengalihan kuasa
kepada kelompok masyarakat untuk lebih memudahkan.
● Dokumen PRK yang disahkan merupakan konsensus
bersama.
● Dilakukan untuk setiap Kawasan TOD yang sudah
ditetapkan.
Sertifikasi TOD

● Sertifikasi atas kawasan memberikan tekanan kepada


pengelolaan kawasan untuk menerapkan standar TOD
tertentu yang dapat diukur (dinilai).
● Sertifikasi dapat dilakukan sebagai bagian monitoring
dan evaluasi untuk merujuk pada kebijakan insentif dan
disinsentif tertentu (misal penambahan KLB).
● Sertifikasi dan/atau penilaian perlu dilakukan secara
berkala.
● Penilaian dilakukan dengan menggunakan matrik
penilaian secara obyektif.
Contoh Instrumen Penerapan

Kompensasi Disinsentif

● Bonus KLB
● Pembebasan pajak untuk kegiatan komersial di
lantai dasar ● Pajak dan/atau denda progresif untuk lahan “tidur”
● Penurunan kewajiban penyediaan parkir ● Kenaikan pajak parkir
● Keringanan, pengurangan, atau pembebasan pajak
● Pengurangan retribusi
● Penyusunan strategi pajak reklame
● Skema bagi hasil bagi untuk yang menerapkan
pemindahan kewenangan pengelolaan bangunan Sanksi

Transfer Air-Right ● Tidak terbitnya IMB dan/ata SLF


● Pembekuan atau pencabutan IMB
● Pembekuan atau pencabutan SLF
● Pembekuan atau pencabutan IPTB
● Mekanisme pemindahan hak bangun dari satu
● Penurunan golongan IPTB
persil ke persil lain yang masih ada di dalam satu
● Pengenaan denda
kawasan
● Pencabutan izin parkir
terima kasih

Prepared by:

Deliani Siregar, Senior Urban Planning, Gender and Social Inclusion Associate ITDP Indonesia
(deliani.siregar@itdp.org)

Anda mungkin juga menyukai