Dalam Acara :
Diskusi Panel Tantangan Implementasi
Kebijakan dan Pengembangan Kawasan
Transit Oriented Development
1975 2016
01
Urban Sprawl
02 Ketersediaan
Rasio Gini Tanah
Lahan yang
(kepemilikan tanah
masyarakat): Terbatas
0,49 *
Kebijakan pembangunan kawasan
03 perkotaan terintegrasi dengan sistem
Tren
Kemacetan yang transportasi massal
Pembangunan
semakin meningkat
Vertical Building
Sebagai upaya dalam mewujudkan kawasan perkotaan yang berkelanjutan, Pemerintah harus mulai menentukan arah
kebijakan pembangunan kawasan berbasis angkutan massal.
2
Pembangunan Kawasan Transit Bernilai Tinggi
Implementasi pembangunan berorientasi kawasan transit memiliki manfaat dalam meningkatkan land value capture kawasan
sekaligus perbaikan lingkungan
Pembangunan berlandasakan
Green Economy
Pengembangan Kawasan
Transit (TOD)
3
Konsep Transit Oriented Development (TOD)
Pengembangan kawasan TOD merupakan pendekatan pembangunan kawasan terpusat, campuran dan kepadatan tinggi yang
terintegrasi dengan simpul transit moda angkutan umum dalam radius pelayanan 400 – 800 meter.
Keutamaan dari konsep TOD akan mendorong terpusatnya kegiatan di perkotaan yang beragam dengan di dukung
fasilitas mobilitas kawasan untuk pejalan kaki dan penggunaan transportasi umum.
4
Arah Pengembangan Kawasan TOD
Mewujudkan
Integrasi fungsi & Kebijakan pembatasan kawasan
fasilitas kawasan Kawasan campuran penggunaan Penataan parkir campuran serta
dengan struktur ruang kendaraan bermotor
kawasan padat
dan terpusat yang
terintegrasi
dengan sistem
Konektivitas dan transportasi
Intensitas kepadatan Tata bangunan
kesatuan ruang serta kawasan tinggi Jaringan jalur pejalan kawasan
massal sebagai
bangunan di kawasan kaki upaya
menciptakan
compact city
5
Maksud dan Tujuan Permen Panduan Pengembangan Kawasan
Berorientasi Transit
Diterbitkannya Permen ATR/BPN No. 16 tahun 2017 dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah dalam menetapkan kawasan
TOD pada regulasi tata ruang di tingkat daerah sehingga dapat mewujudkan inklusivitas ekonomi kawasan bersamaan dengan
perbaikan kualitas lingkungan.
Peran dari K/L di daerah sangat vital dalam rangka menjaga dan mewujudkan lingkungan kawasan transit yang sesuai dengan
daya dukung lingkungan serta arahan tata ruang.
Badan Geologi
Kajian geologi teknik untuk mengetahui daya
dukung tanah dan batuan meliputi kajian
microzonasi (tingkat kegempaan), analisis
kerentanan serta risiko bencana lainnya
End User
Dinas Perhubungan Arahan pengembangan (Pengembang,
kawasan transit yang swasta,
Kajian pengembangan sistem transportasi
sesuai dengan daya pemerintah
massal, sistem multimoda, dan sarana
penunjangnya dukung lingkungan daerah)
7
Penentuan dan Penetapan Kawasan TOD
Panduan pengembangan kawasan transit ini juga membantu pemerintah dalam menentukan kawasan TOD yang potensial
berdasarkan tipologinya yang harus dituangkan dalam peraturan tata ruang di daerah.
Penentuan Lokasi Potensial Kawasan TOD Penentuan Tipologi Kawasan TOD Penetapan Lokasi Kawasan TOD
01 02 01 01
03 04 02 02
Kawasan Kawasan TOD terintegrasi
TOD dengan struktur & pola ruang
Sesuai arah Kawasan dengan Subkota serta ketentuan umum
pengemban-gan pusat kerentanan bencana peraturan zonasi
pelayan dan kegiatan rendah
05 03 03
8
Strategi Pengembangan Kawasan TOD
Konsep TOD dapat dikembangkan pada kawasan yang sudah terbangun maupun belum terbangun yang didasarkan atas
karakteristik pada lokasi TOD tersebut.
Kawasan Sudah Terbangun Kawasan atau Lahan Belum Terbangun
Redevelopment
Site
Pengembangan
dengan melakukan
peremajaan kawasan
meliputi
perancangan dan
pengembangan
kawasan TOD serta
penataan lingkungan
yang dilengkapi
Sebelum Sesudah fasilitas transit.
Infill Development
Site Sebelum Sesudah
Pengembangan
pada tanah yang
New Growth Area
kosong atau
terbengkalai di
antara tanah Pembangunan pada kawasan atau lahan yang belum terbangun
terbangun pada dengan pembukaan daerah-daerah baru yang luas dan umumnya di
radius daerah perbatasan pinggir kota/periphery.
pengembangan
Sebelum Sesudah kawasan TOD.
9
Kriteria Teknis Kawasan TOD
Adanya kriteria teknis dan perangkat penunjang pada panduan ini akan membantu pemerintah dalam mengembangkan
kawasan transit yang sesuai dengan konsep TOD dan karakteristik daerah itu sendiri.
Kriteria Teknis
KLB+
Perangkat zonna insentif dapat digunakan sebagai upaya internalisasi manfaat ekonomi yang diterima masyarakat atau sektor
swasta karena penetapan dan pengembangan kawasan TOD.
1 2 3 4
Kualitas dan standar Daya dukung Kawasan Keselamatan Pengaturan Garis Langit
fasilitas untuk publik yang lingkungan Operasi Penerbangan (Skyline) atau paling tinggi
dibangun (KKOP) 50% dari KLB yang
ditetapkan
15
Penunjang Pengembangan: Pengalihan Hak Membangun atau
Transfer Development Right (TDR)
Dengan Perangkat Pengalihan Hak Membangun (TDR), pemilik dari tanah yang mentransfer hak membangunnya yakni berupa
KLB, menerima kompensasi dari hasil penjualan hak yang dapat dialihkan sebagai imbalan atas pembatasan tanah mereka.
Keterangan:
Receiving Areas 1. Pemilik tanah mentransfer hak
Pengalihan Hak Membangun (TDR) KLB di lahannya ke developer
2. Developer memberikan
kompensasi atau membayar
Merupakan suatu perangkat untuk ke pemilik tanah
mendorong pengalihan secara sukarela
hak membangun dari suatu tempat yang 1
ingin dipertahankan atau dilindungi (sending
areas) menuju tempat atau kawasan yang
diharapkan untuk berkembang (receiving
areas)
Sending Areas
Perangkat zona pengenaan fiskal khusus ditujukan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada zona
tertentu yang berupa insentif dan disinsentif pada pemanfaatan ruang di kawasan TOD.
Fiscal zoning dapat menjadi perangkat insentif berupa Fiscal zoning dapat menjadi perangkat disinsentif berupa tarif
penyediaan hunian berimbang, penyediaan fasilitas fiscal yang tinggi untuk pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
moda transportasi dan fasilitas pejalan kaki untuk serta memaksa pemilik lahan merubah pemanfaatan ruang
pengembangan kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan karakter kawasan TOD.
sesuai kriteria kawasan TOD
17
Penunjang Pengembangan: Konsolidasi Tanah
Diharapkan dengan kegiatan konsolidasi tanah ini dapat mendorong penggunaan tanah lebih produkti dan efisien
dengan arah pembangunan ruang secara vertical sesuai dengan prinsip pengembangan TOD.
Konsep Konsolidasi Tanah Konsep Konsolidasi Tanah di Kawasan TOD
Kejelasan kelembagaan dalam pengelolaan kawasan akan membantu pemerintah dalam merumuskan cara
pendekatan dalam pengelolaan kawasan TOD yang ideal beserta peran dari masing-masing pihak.
(1) Pengelolaan Kawasan TOD dapat dilakukan oleh (1) Pemerintah Daerah harus terlibat dan berperan aktif
Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah dalam pengaturan Kawasan TOD sejak penentuan Kawasan
Daerah kabupaten/kota, kerjasama antar daerah, atau TOD hingga pengembangan Kawasan TOD sesuai dengan
melalui kerjasama antara Pemerintah/Pemerintah Daerah kewenangannya.
dengan badan usaha. (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah berperan untuk
(2) Dalam hal diperlukan kelembagaan untuk mengelola menciptakan iklim usaha yang sehat dan kondusif serta
Kawasan TOD, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin keberhasilan pengembangan Kawasan TOD.
dapat membentuk badan sesuai dengan (3) Pemerintah Daerah berperan dalam mengembangkan
kewenangannya atau menunjuk badan usaha milik perangkat penunjang untuk mewujudkan Kawasan TOD.
negara dan/atau badan usaha milik daerah yang (4) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan
merupakan operator utama sistem transportasi massal pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang
berkapasitas tinggi sesuai dengan peraturan perundang- Kawasan TOD.
undangan. (5) Dalam hal Kawasan TOD dikembangkan pada koridor
(3) Pengelolaan dan kelembagaan Kawasan TOD transportasi massal yang berkapasitas tinggi berbasis rel dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lintas wilayah, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang- provinsi berperan untuk menjamin beroperasinya sistem
undangan. transportasi massal.
19
Opsi Pembiayaan Alternatif dalam Pembangunan Kawasan TOD
Skema pembiayaan alternatif seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dapat dijadikan pertimbangan dalam
pembiayaan pengembangan kawasan TOD di indonesia mengingat kemampuan dari APBN/ABPD saat ini terbatas.
• Kerjasama antara • Tingkat Komersial Tinggi • Pembiayaan melalui • Pembiayaan oleh BUMD
pemerintah dengan • Jenis Kerjasama: penerbitan obligasi • B2B oleh BUMD
badan usaha. pembayaran tarif, bagi • Pertimbangan: Kesiapan • Pertimbangan:
• Alokasi risiko menjadi hasil, konsesi, dll daerah Kemampuan penyiapan,
penentu. pendanaan dan
• Pertimbangan: operasional BUMD
keterlibatan beberapa
pemangku kepentingan
Perpres Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha
No.38 tahun 2015 Transfer of Knowledge Project Delivery
Land Value Capture dapat menjadi salah satu metode pendanaan infrastruktuk publik berdasarkan adanya kenaikan nilai
lahan/bangunan karena adanya pembangunan infrastrukstur pada area tersebut.
Instrumen
Instrumen • Penjualan • Land Readjustment
• Pajak properti dan lahan Lahan/Sewa • Urban Development
• Betterment Charges • Pengembangan
• Tax Increment Financing Bersama
• Kenaikan KLB
Terdapat 3 skema dalam implemenasi Land Value Capture yang dapat diterapkan, yaitu:
1 TOD Keterangan
Hak Pengelolaan
• Badan usaha melakukan konstruksi fisik sarana dan prasarana
dan pemerintah memberikan reward berupa hak pengelolaan TOD
Badan
Pemerintah • Pemerintah dapat memberikan dukungan pembangunan sebagian
Usaha
kontruksi fisik untuk meningkatkan kelayakan proyek
Konstruksi
Fisik Dukungan
• Tantangan utama terdapat dalam hal ketersediaan lahan yang
Sarana dan membutuhkan dalam jumlah besar
Prasarana
2 Badan Keterangan
Pemerintah
Usaha • Badan usaha membentuk Joint Venture (JV) dengan Pemda
melalui BUMD nya
Joint Venture • JV ini yang akan melakukan pengelolaan TOD
• Tantangan utama terdapat dalam hal modal BUMD untuk bisa
memenuhi kebutuhan yang dipersyarakan
TOD
3 KLB
Reward Keterangan
KLB Baru • Skema ini mengharapkan terciptanya asset infrastruktur baru yang
Pemerintah
Pengembang dibangun oleh developer dengan reward kenaikan KLB
Konstruksi Pengelolaan • Pengelolaan asset akan dilakukan oleh pemerintah
Fisik Sarana / Aset
Prasarana
22
Terima Kasih