Anda di halaman 1dari 102

KATA PENGANTAR

Hak-hak atas tanah memberi kewenangan untuk


mempergunakan tanah untuk kepentingan yang langsung
berhubungan dengan penggunaan tanah menurut peraturan
dan perundangan. Hak-hak atas tanah selain memberikan
wewenang kepada pemegang hak untuk memanfaatkan
tanahnya juga memberikan kewajiban yang harus dipenuhi dan
larangan yang harus dipatuhi. Untuk memastikan kewajiban
dan larangan tersebut perlu adanya kegiatan pengawasan dan
pengendalian terhadap tanah yang telah diberikan Hak Atas
Tanah oleh negara.
Pengawasan dan pengendalian hak atas tanah ini bertujuan untuk
mengoptimalkan penguasaan tanah, pemilikan tanah, penggunaan tanah dan
pemanfaatan tanah. Selain itu kegiatan pengawasan dan pengendalian juga
bertujuan untuk memastikan pemegang hak melaksanakan kewajiban
sebagaimana tercantum dalam keputusan pemberian Hak Atas Tanah dan/atau
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang sesuai tugas
pokok dan fungsinya melakukan pengendalian dan penertiban terhadap tanah
yang telah diberikan hak oleh negara melalui pengawasan dan pengendalian
tanah. Mengingat adanya tuntutan data dan informasi hasil pengendalian hak
atas tanah yang menyeluruh dan tuntutan penggunaan teknologi dan informasi
maka tata cara pengawasan dan pengendalian hak atas tanah perlu
disempurnakan, sehingga pada 2022 ini perlu adanya revisi Petunjuk Teknis
Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah.
Semoga dengan adanya Petunjuk Teknis ini dapat menjadi pedoman bagi
pelaksana kegiatan pengawasan dan pengendalian hak atas tanah sehingga
hasilnya dapat memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia pada umumnya.

Jakarta, 2022

Direktur Jenderal Pengendalian


dan Penertiban Tanah dan Ruang

Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP.


NIP. 19651015 199102 1 001

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Dasar Hukum ............................................................................................... 2
C. Pengertian .................................................................................................... 4
D. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 5
E. Sasaran ........................................................................................................ 6
F. Ruang Lingkup ............................................................................................. 6

BAB II PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ............................. 7


A. Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan
Atas Tanah .................................................................................................... 7
B. Pelaksana Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar
Penguasaan Atas Tanah................................................................................. 7
C. Tahapan Pelaksanaan ................................................................................... 8
1. Inventarisasi Data Subjek dan Objek ..................................................... 10
2. Penetapan Objek Pengawasan dan Pengendalian ................................... 10
3. Pengumpulan Dokumen ........................................................................ 11
4. Pemantauan Indikatif ............................................................................ 12
5. Pemantauan Definitif............................................................................. 19
6. Pengolahan Data ................................................................................... 26
7. Analisis ................................................................................................. 28
8. Klarifikasi.............................................................................................. 30
9. Penyusunan Pertimbangan/Rekomendasi ............................................. 30
10. Pelaporan .............................................................................................. 31
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 32

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT ii


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah ....................................................... 9
Gambar 2. Hasil Delineasi Terhadap Area yang Tidak Sesuai dengan Peruntukan
HAT/DPAT ............................................................................................... 14
Gambar 3. Contoh Pemanfaatan Tanah yang Tidak Terlihat Jelas Karena Tertutup
Awan ........................................................................................................ 14
Gambar 4. Contoh Bagian Bidang Tanah yang Tidak Mengikuti Batas Alamiah ........ 15
Gambar 5. Contoh Ukuran Spasial Bidang Tidak Sesuai dengan Luas Bidang HAT .. 15
Gambar 6. Contoh Pola Area Kawasan Industri yang Mirip Perumahan ..................... 16
Gambar 7. Contoh Pola Tanam HGU yang Sama Pada Area Berbatasan Langsung
Tetapi Bukan Bagian dari HGU ................................................................ 16
Gambar 8. Contoh Pola Ruang yang Tidak Sesuai dengan Peruntukan Pemberian
Hak .......................................................................................................... 16
Gambar 9. Contoh Hasil Interpretasi Jenis Pemanfaatan yang Belum Terlihat Jelas . 17
Gambar 10. Contoh Kebun Plasma yang Berada di Luar HGU ..................................... 17
Gambar 11. Contoh Patok Tanda Batas yang Tidak Terlihat dengan Citra ................... 18
Gambar 12. Contoh Upaya Pemeliharaan Lingkungan Hidup yang Tidak Terlihat
dengan Citra ............................................................................................ 18
Gambar 13. Contoh Jaringan Jalan dan Air Dalam HGU Tidak Jelas
Terhubung dengan Perkampungan Sekitar .............................................. 19
Gambar 14. Contoh Hasil Tracking Penguasaan Tanah ............................................... 21
Gambar 15. Contoh Dokumentasi Penguasaan Pihak Lain .......................................... 22
Gambar 16. Contoh Dokumentasi Penguasaan Pemegang Hak .................................... 22
Gambar 17. Contoh Dokumentasi Penggunaan Kelapa Sawit ...................................... 23
Gambar 18. Contoh Dokumentasi Penggunaan Karet .................................................. 23
Gambar 19. Contoh Dokumentasi Batas Inti dan Plasma ............................................ 24
Gambar 20. Contoh Dokumentasi Pengamatan Tanda Batas ....................................... 24
Gambar 21. Contoh Dokumentasi Area Konservasi ..................................................... 25
Gambar 22. Contoh Dokumentasi Alat Pengendali Kebakaran ..................................... 26
Gambar 23. Contoh Hasil Pengolahan Foto Drone ....................................................... 27

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT iii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format SK Penetapan Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas


Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 2. Format Tabulasi Data Subjek dan Objek Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 3 Format Surat Pemberitahuan Berakhirnya Hak

Lampiran 4. Berita Acara Pemantauan Lapang Kegiatan Pengawasan dan


Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 5. Peta Kerja Lapangan

Lampiran 6. Format Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian


Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 7. Standar Data

Lampiran 8. Format Telaahan Staf Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 9. Format Lembar Kendali Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 10. Format Peta Definitif Hasil Pemantauan

Lampiran 11. Indikator Rekomendasi

Lampiran 12. Format Surat Rekomendasi

Lampiran 13. Format Tabulasi Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 14. Format Pelaporan Hasil Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT iv


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria menyebutkan bahwa atas dasar
hak menguasai dari Negara ditentukan adanya macam-macam hak atas
permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan
dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama dengan
orang lain serta badan-badan hukum. Selanjutnya di dalam ayat (2)
disebutkan bahwa Hak Atas Tanah (HAT) memberi wewenang untuk
mempergunakan tanah yang bersangkutan demikian pula tubuh bumi
dan air serta ruang yang ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk
kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu
dalam batas-batas menurut undang-undang ini dan peraturan-peraturan
hukum lain yang lebih tinggi.
Hak-hak atas tanah disamping memberikan wewenang kepada
pemegang hak nya untuk mempergunakan namun juga memberikan
kewajiban yang harus dilaksanakan dan larangan yang harus dipatuhi
oleh pemegang HAT sebagaimana tersebut dalam Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas
Tanah. Dalam rangka untuk memastikan pelaksanaan kewajiban tersebut
maka diperlukan pengendalian dan pengawasan melalui kegiatan
pemantauan dan evaluasi hak atas tanah.
Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian hak atas
tanah/dasar penguasaan atas tanah dilakukan untuk memastikan setiap
HAT/DPAT dapat memberikan kontribusi dalam upaya mewujudkan
tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Selain itu kegiatan
pengawasan dan pengendalian hak atas tanah dilakukan untuk
mengoptimalkan penguasaan tanah, pemilikan tanah, penggunaan tanah,
dan pemanfaatan tanah, serta memastikan pemegang hak melaksanakan
kewajiban sebagaimana tercantum dalam keputusan pemberian hak atas
tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 1


Namun kurangnya kesadaran oleh pemegang hak untuk memenuhi
kewajiban sebagaimana yang disebut dalam surat keputusan pemberian
hak atas tanah dan peraturan perundangan lainnya menimbulkan
dampak negatif diantaranya timbulnya sengketa dan konflik dengan
masyarakat, perorangan, badan hukum, atau lembaga, penguasaan
tanah melebihi batas hak, penguasaan tanah oleh yang bukan berhak,
pemanfaatan tanah tidak sesuai dengan peruntukan pemberian hak,
tanah tidak dimanfaatkan, tanda batas tidak terpasang dan terpelihara,
pemegang HGU tidak membangun plasma, dan terjadi kerusakan
lingkungan hidup.
Pemantauan HAT/DPAT selama ini dilakukan secara sporadis,
sehingga jumlah bidang tanah yang dipantau masih terbatas. Mengingat
adanya tuntutan data dan informasi hasil pengendalian hak atas tanah
yang menyeluruh dan tuntutan penggunaan teknologi dan informasi
maka tata cara pengawasan dan pengendalian hak atas tanah perlu
disempurnakan. Sehingga, dalam rangka memberikan pedoman
pelaksanaan kegiatan tersebut, maka petunjuk teknis sebelumnya
dipandang perlu untuk dilakukan revisi.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;


3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
5. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan;
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 2


Tanah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Terlantar;
11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
12. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-II/2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.33/Menhut-II/2010 tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan
Produksi Yang Dapat Dikonversi;
14. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian
Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah jo. Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran
Tanah;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 15 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelepasan Atau
Pembatalan Hak Guna Usaha Atau Hak Pakai Pada Lahan yang
Terbakar;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin Lokasi;
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 3


Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Terlantar.

C. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT
ini, yang dimaksud dengan:
1. Pengawasan dan Pengendalian adalah proses dan cara untuk
mengawasi dan mengendalikan;
2. Pemantauan adalah kegiatan mengamati, mengidentifikasi serta
mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul
untuk dapat diambil suatu tindakan;
3. Evaluasi adalah proses menilai, menjelaskan, memperoleh, serta
menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan;
4. Hak Atas Tanah adalah hak yang diperoleh dari hubungan hukum
antara pemegang hak dengan Tanah termasuk ruang di atas Tanah,
dan/atau ruang di bawah Tanah untuk menguasai, memiliki,
menggunakan, dan memanfaatkan, serta memelihara Tanah, ruang di
atas Tanah, dan/atau ruang di bawah Tanah;
5. Dasar Penguasaan Atas Tanah adalah izin/keputusan/surat dari
pejabat yang berwenang yang menjadi dasar bagi orang atau badan
hukum untuk menguasai, menggunakan, atau memanfaatkan tanah.
6. Tanah Negara adalah tanah yang tidak dilekati dengan suatu hak atas
tanah, bukan merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat,
bukan merupakan tanah wakaf, dan/atau bukan merupakan Barang
Milik Negara/Daerah/Desa atau BUMN/ BUMD;
7. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang
tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan
mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya;
8. Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah
dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak
pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 4


9. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data
yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada
haknya;
10. Penguasaan tanah adalah hubungan hukum antara orang per prang,
kelompok orang, bdan hukum, atau instansi pemerintah dengan
tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
11. Pemilikan Tanah adalah hubungan hukum orang per orang, kelompok
orang, atau badan hukum, yang dilengkapi dengan bukti kepemilikan,
baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar;
12. Penggunaan tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang
merupakan bentuk alami maupun buatan manusia;
13. Pemanfaatan tanah adalah kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah
tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya;
14. Peruntukan tanah adalah keputusan terhadap suatu bidang tanah
guna dimanfaatkan bagi tujuan penggunaan tertentu;
15. Tanah Telantar adalah tanah hak, tanah Hak Pengelolaan, dan tanah
yang diperoleh berdasarkan DPAT, yang sengaja tidak diusahakan,
tidak dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara;
16. Pemantauan indikatif adalah pemantauan yang dilakukan melalui
interpretasi citra satelit;
17. Pemantauan definitif adalah pemantauan yang dilakukan melalui
survei lapang untuk mengetahui keakuratan citra satelit;
18. Kementerian ATR/BPN adalah Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini Direktorat
Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah
Tertentu, Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang;
19. Kanwil adalah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi;
20. Kantah adalah Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

D. Maksud dan Tujuan


Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah
dimaksudkan agar petugas pelaksana melakukan kegiatan Pengawasan

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 5


dan Pengendalian Hak Atas Tanah secara akurat dan akuntabel.
Sedangkan tujuan petunjuk teknis ini adalah terwujudnya
pemahaman secara substansial terhadap ketentuan-ketentuan terkait
pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT dan kesamaan proses
pelaksanaannya di Kantor Pertanahan, di Kantor Wilayah BPN dan di
Kementerian ATR/BPN.

E. Sasaran
Sasaran yang ingin diwujudkan dengan di terbitkannya Petunjuk
Teknis Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT ini adalah:
1. Terlaksananya pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT;
2. Tersusunnya pertimbangan/rekomendasi hasil pengawasan dan
pengendalian HAT/DPAT.

F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada juknis ini adalah:
1. Objek pengawasan dan pengendalian meliputi Hak Atas Tanah dan
Dasar Penguasaan Atas Tanah;
2. Pelaksana pengawasan dan pengendalian; yaitu unit kerja yang
membidangi pengendalian pertanahan baik di pusat (Kementerian
ATR/BPN) maupun di daerah (Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan),
baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun secara kontraktual;
3. Tahapan Kegiatan; meliputi penetapan objek, pemantauan indikatif,
pemantauan definitif, pengolahan data, analisis, klarifikasi,
pertimbangan/rekomendasi, dan pelaporan.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 6


BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
HAK ATAS TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH

A. Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar


Penguasaan Atas Tanah
Objek pengawasan dan pengendalian terdiri dari Hak Atas Tanah dan
Dasar Penguasaan Atas Tanah. Objek Hak Atas Tanah sebagaimana
dimaksud meliputi:
a. Hak Milik;
b. Hak Guna Usaha;
c. Hak Guna Bangunan; dan
d. Hak Pakai.
Objek Dasar Penguasaan Atas Tanah sebagaimana dimaksud
meliputi:
a. Akta jual beli atas hak tanah yang sudah bersertipikat yang belum
dibalik nama;
b. Akta jual beli atas hak milik adat yang belum diterbitkan
sertipikatnya;
c. Surat izin menghuni;
d. Risalah lelang;
e. Keputusan pelepasan kawasan hutan; dan
f. Bukti penguasaan lainnya dari pejabat yang berwenang.

B. Pelaksana Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas


Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah
Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT di Kantor
Pertanahan dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Seksi Pengendalian
dan Penanganan Sengketa. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian
HAT/DPAT di Kantor Wilayah BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan
oleh Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa. Sedangkan
kegiatan Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT di Kantor
Kementerian ATR/BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktorat
Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah
Tertentu.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 7


Kegiatan pengawasan dan pengendalian DPAT dilaksanakan oleh
Kantor Pertanahan dan dikoordinasikan oleh Seksi Pengendalian dan
Penanganan Sengketa. Dalam hal terdapat kebijakan Menteri yang
bersifat strategis, Menteri melalui Direktur Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang dapat melaksanakan pengawasan dan
pengendalian DPAT.
Dalam hal pelimpahan kewenangan, Kepala Kantor Wilayah BPN
dapat melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT
untuk tingkat pusat. Kepala Kantor Pertanahan dapat melaksanakan
kegiatan pengawasan dan pengendalian untuk tingkat provinsi dan
tingkat pusat. Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud
dituangkan dalam bentuk tertulis.
Penunjukan pelaksana pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT
dituangkan dalam Surat Tugas oleh kepala unit kerja masing-masing.
Petugas pelaksana yang ditunjuk adalah petugas pelaksana di lingkungan
unit yang membidangi pengendalian pertanahan, dapat menambah
personil dari unit lain, atau dapat melibatkan tenaga ahli/pihak ketiga.

C. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan baik di Kantor Pertanahan, di Kantor Wilayah
BPN dan di Kantor Kementerian ATR/BPN terdiri dari penetapan objek
pengawasan dan pengendalian, pemantauan indikatif, pemantauan
definitif, pengolahan data, analisis, klarifikasi, penyusunan
pertimbangan/rekomendasi, dan pelaporan. Adapun tahapan
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut:

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 8


Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 9


1. Inventarisasi Data Subjek dan Objek
Kegiatan dalam rangka inventarisasi data subjek dan objek HAT/DPAT
bersumber dari:
a. Aplikasi Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP);
b. Data Hasil Verifikasi, Validasi, dan Integrasi Bidang Tanah Ditjen
Survei dan Pemetaan Tanah Dan Ruang;
c. Daftar-daftar umum maupun peta pendaftaran tanah pada Kantor
Pertanahan, Kantor Wilayah BPN, Kementerian ATR/BPN maupun unit
kerja terkait lainnya; dan
Data sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c dilakukan
tabulasi berdasarkan jenis hak, subjek hak, kelengkapan data spasial dan
tekstual, jangka waktu hak diberikan, dan luas tanah. Apabila terdapat
permasalahan atas objek bidang tanah dimaksud, maka dapat
ditambahkan pada kolom tersendiri.

2. Penetapan Objek Pengawasan dan Pengendalian


Objek pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT harus memenuhi
seluruh kriteria sebagai berikut:
a. Tidak termasuk dalam Basis Data Terindikasi Terlantar;
b. Belum berakhir haknya untuk HAT yang berjangka waktu;
c. Terdapat permasalahan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan atau
pemanfaatan tanah;
d. Belum pernah dilakukan tahapan Penertiban Tanah Terlantar
(Identifikasi, Panitia C, Peringatan, dan Usulan Penetapan Tanah
Terlantar);
e. Tidak sedang dalam sita jaminan dari penegak hukum atau pengadilan;

Dalam hal pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT dilakukan


secara sistematis, maka penetapan objek dilakukan terhadap semua
bidang tanah yang berada dalam satu wilayah administrasi.
Kegiatan dalam rangka penetapan objek pengawasan dan
pengendalian meliputi:
a. Penyusunan konsep Surat Keputusan (SK) penetapan objek
pengawasan dan pengendalian dengan format sebagaimana Lampiran
1;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 10


b. Penetapan objek pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh Menteri
melalui Direktur Jenderal, Kepala Kantor Wilayah BPN, dan Kantor
Pertanahan sesuai dengan kewenangan pemberian haknya atau
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh Menteri;
c. Pengesahan/penandatanganan SK oleh Kepala Unit Kerja masing-
masing. Apabila kegiatannya ada di Kantor Pertanahan sementara
anggarannya berada di Kantor Wilayah BPN, maka SK penetapan objek
pengawasan dan pengendalian ditandatangani oleh Kepala Kantor
Wilayah BPN;
d. Surat Keputusan dilampiri tabulasi sebagaimana dimaksud pada
format sebagaimana Lampiran 2.

3. Pengumpulan Dokumen
Dokumen HAT/DPAT yang dikumpulkan meliputi data tekstual dan
data spasial:
Data tekstual sebagaimana dimaksud meliputi:
a. Salinan SK Pemberian HAT/DPAT;
b. Buku Tanah;
c. Surat Ukur/Gambar Ukur;
d. Warkah pendaftaran tanah;
e. Dokumen tanggung jawab sosial dan lingkungan;
f. Dokumen pembangunan plasma;
g. Laporan tahunan penguasaan tanah, pemilikan tanah, penggunaan
tanah, dan/atau pemanfaatan tanah serta pemenuhan kewajiban;
h. Dokumen rencana tata ruang; dan/atau
i. Data pendukung lainnya.

Data spasial sebagaimana dimaksud meliputi:


a. Peta bidang tanah;
b. Peta pendaftaran tanah/izin lokasi/pelepasan kawasan hutan;
c. Surat Ukur/Gambar Ukur;
d. Peta Rencana Tata Ruang (RTR);
e. Peta citra;
f. Peta penguasaan tanah;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 11


g. Peta pemanfaatan tanah; dan/atau
h. Data spasial lainnya yang diperlukan.
Data tekstual dan spasial diperoleh dari Kantor Pertanahan, Kantor
Wilayah BPN, Pemegang HAT/DPAT, dan instansi lain yang terkait.

4. Pemantauan Indikatif
Pemantauan indikatif dilakukan dengan interpretasi citra satelit.
Interpretasi citra satelit dilakukan untuk menghasilkan peta indikatif
pemantauan evaluasi HAT/DPAT. Interpretasi citra satelit menggunakan
citra resolusi tinggi dengan resolusi spasial paling rendah sebesar 0,5 (nol
koma lima) meter. Apabila citra tidak tersedia, interpretasi dapat
dilakukan dengan citra resolusi spasial paling rendah 2,5 (dua koma lima)
meter.
Proses pemantauan indikatif dapat dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan sistem informasi pengendalian hak atas tanah.
Kegiatan pemantauan indikatif dapat dilakukan melalui tahapan:
a. Tumpang susun objek dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT)
1) Persiapan alat dan bahan, meliputi:
- Komputer dan aplikasi ArcGIS,
- Data spasial HAT/DPAT;
- Data citra satelit resolusi tinggi;
- Data spasial Rencana Tata Ruang.
2) Tumpang susun data spasial HAT/DPAT dengan data citra satelit
resolusi tinggi; dan
3) Tumpang susun data spasial HAT/DPAT dengan data spasial
Rencana Tata Ruang.
b. Interpretasi citra
Interpretasi citra dilakukan dengan mengamati kondisi pemanfaatan
tanah untuk mengetahui:
a. kesesuaian dengan peruntukan HAT/DPAT;
b. kesesuaian dengan RTR.
Unsur-unsur yang menjadi panduan dalam melakukan interpretasi
citra adalah sebagai berikut:

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 12


1) Tekstur: Sebuah bentuk frekuensi perubahan rona pada citra.
Akan dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang dan halus.
Contohnya hutan yang bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang
dan permukaan air bertekstur halus;
2) Bentuk: Merupakan gambar yang mudah dikenali. Seperti gedung
yang punya bentuk seperti persegi panjang atau gedung sekolah
yang berbentuk letter L;
3) Ukuran: Jarak, luas, tinggi lereng dan volume adalah berbagai
bentuk poin yang harus diperhatikan dalam menentukan ukuran
sebuah objek. Ukuran dapat dijadikan pembeda antar objek
misalnya, ukuran rumah atau pemukiman relatif lebih kecil
dibanding gedung perkantoran;
4) Pola: Unsur ini bisa membantu kita membedakan objek alami atau
bentukan manusia, karena keduanya tentu memiliki pola yang
sangat berbeda. Seperti pola aliran sungai yang tentu saja alami.
Atau pola perumahan yang terjajar dengan rapi;
5) Bayangan: Unsur ini akan menyembunyikan detail atau objek yang
berada di daerah gelap. Hal ini bisa menjadi kunci pengenalan yang
penting untuk beberapa objek, seperti halnya menara. Menara akan
lebih mudah dikenali jika kita bisa melihat bayangannya dari foto
yang diambil dari udara;
6) Situs: adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
Seperti komplek perkantoran di dalam perkebunan; dan
7) Asosiasi: Unsur ini akan menunjukkan keterkaitan antara objek
yang satu dengan objek lainnya. Adanya pabrik pengolahan kelapa
sawit dengan perkebunan kelapa sawit.
c. Delineasi peta
Delineasi dilakukan terhadap:
a. jenis penggunaan dan/atau pemanfaatan hak atas tanah; dan
b. indikasi pemanfaatan melebihi batas HAT/DPAT.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 13


Hasil delineasi dimaksud selanjutnya dilakukan simbologi berupa
arsiran terhadap area yang tidak sesuai dengan peruntukan
HAT/DPAT dan RTR.

Gambar 2. Hasil Delineasi Terhadap Area yang Tidak Sesuai


dengan Peruntukan HAT/DPAT

Hasil interpretasi dan delineasi digunakan sebagai dasar peringatan


dini terhadap hak atas tanah yang akan berakhir haknya dengan
memberitahukan kepada pemegang hak sesuai format sebagaimana
Lampiran 3.
Dalam hal hasil interpretasi citra satelit telah akurat maka tidak
perlu dilakukan pemantauan definitif dan dapat langsung dilakukan
pengolahan dan analisis data terhadap peta indikatif. Hasil pemantauan
indikatif yang perlu dilakukan pemantauan definitif yaitu memenuhi
sebagian atau keseluruhan kriteria sebagai berikut:
1) Pemanfaatan tanah tidak terlihat jelas karena tertutup awan;

Gambar 3. Contoh Pemanfaatan Tanah yang Tidak Terlihat Jelas


Karena Tertutup Awan

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 14


2) Bentuk bidang tanah meragukan;
a) Tidak mengikuti batas alamiah

Gambar 4. Contoh Bagian Bidang Tanah yang Tidak


Mengikuti Batas Alamiah

b) Ukuran spasial bidang tidak sesuai dengan luas bidang HAT/DPAT

Luas HGU 3.436,61 Ha


Luas Spasial 3.131 Ha

Gambar 5. Contoh Ukuran Spasial Bidang Tidak Sesuai dengan


Luas Bidang HAT

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 15


c) Pola penggunaan HAT/DPAT yang mirip dengan pola penggunaan
lainnya

Gambar 6. Contoh Pola Area Kawasan Industri yang Mirip Perumahan

3) Pola tanam HGU yang sama pada area berbatasan langsung namun
bukan bagian dari HGU (terindikasi melebihi batas hak);

Gambar 7. Contoh Pola Tanam HGU yang Sama Pada Area


Berbatasan Langsung Tetapi bukan Bagian dari HGU

4) Pola ruang tidak sesuai dengan peruntukan pemberian hak

Kawasan Permukiman
Kawasan Permukiman

Kawasan Perkebunan

Gambar 8. Contoh Pola Ruang yang Tidak Sesuai dengan


Peruntukan Pemberian Hak

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 16


Selain kriteria di atas, petugas pemantauan dapat menentukan
kriteria pemantauan indikatif yang diteruskan pemantauan definitif
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap perlu misalnya:
1) Hasil interpretasi jenis pemanfaatan yang belum terlihat jelas;

Perkebunan kopi yang terlihat seperti semak

Gambar 9. Contoh Hasil Interpretasi Jenis Pemanfaatan


yang Belum Terlihat Jelas

2) Belum ada informasi ada tidaknya kebun plasma;

Data awal

Gambar 10. Contoh Kebun Plasma yang Berada di Luar HGU

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 17


3) Belum diketahui patok tanda batas terpasang/terpelihara atau tidak,
karena tidak terlihat dengan citra;

Gambar 11. Contoh Patok Tanda Batas yang Tidak Terlihat dengan Citra

4) Bentuk upaya pemeliharaan lingkungan hidup tidak seluruhnya


terlihat dengan citra;

High Conservation Value


(HCV) yang luasnya kecil

Gambar 12. Contoh Upaya Pemeliharaan Lingkungan Hidup yang


Tidak Terlihat Dengan Citra

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 18


5) Jaringan jalan dan air dalam HGU tidak terlihat jelas terhubung
dengan perkampungan sekitar; dan/atau

Perkampungan

Bidang HAT

Akses jalan penghubung antar dua


kampung terindikasi tertutup bidang HGU

Gambar 13. Contoh Jaringan Jalan dan Air Dalam HGU Tidak Jelas
Terhubung dengan Perkampungan Sekitar

Kriteria-kriteria di atas menjadi dasar untuk melakukan


pemantauan definitif.

5. Pemantauan Definitif
Pemantauan definitif dilakukan dengan survei lapang. Survei lapang
dilakukan untuk memastikan keakuratan interpretasi citra satelit dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Penyusunan jadwal;
Jadwal pelaksanaan pemantauan HAT/DPAT disusun berdasarkan
tahapan dalam 1 (satu) tahun anggaran. Perubahan jadwal dapat
dilakukan pada saat berjalannya pelaksanaan kegiatan disesuaikan
dengan kondisi dan pertimbangan lainnya, antara lain terkait
ketersediaan SDM, mobilisasi tim, dan kapasitas kerja.
b. Penyiapan alat dan bahan;
1) Alat yang harus disiapkan diantaranya adalah GPS handheld,
drone, kamera, aplikasi yang membantu dalam pelaksanaan
pemantauan, dan ATK;
2) Penyiapan bahan pemantauan antara lain:
a) Data spasial dan tekstual HAT/DPAT;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 19


b) Data citra satelit resolusi tinggi;
c) Formulir berita acara pemantauan lapang sebagaimana format
Lampiran 4;
d) Dokumen pendukung lainnya.
c. Pembuatan peta kerja
Peta kerja dibuat berdasarkan peta indikatif dan lokasi yang terindikasi
memenuhi kriteria pemantauan definitif. Skala peta kerja
menyesuaikan luas bidang tanah. Format peta kerja sesuai dengan
Lampiran 5.
d. Pemberitahuan kepada pemegang hak;
Pemberitahuan kepada pemegang hak tentang pelaksanaan
pemantauan definitif disampaikan melalui surat dengan format sesuai
dengan Lampiran 6. Pemberitahuan disampaikan kepada pemegang
hak sesuai alamat atau domisili pemegang hak. Dalam hal alamat atau
domisili Pemegang Hak tidak diketahui atau tidak sesuai,
pemberitahuan dilakukan melalui:
1) Kantor pertanahan setempat; dan
2) Kantor desa/kelurahan setempat.
e. Penyiapan bahan administrasi.
Bahan administrasi yang disiapkan berupa surat tugas dan Surat
Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). Surat tugas dan SPPD tersebut
ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja masing-masing.
f. Pengamatan di lapangan.
Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan pemantauan antara lain :
1) Penguasaan tanah
a) Pengamatan penguasaan tanah dilakukan terhadap:
- Penguasaan oleh pemegang hak
- Penguasaan oleh pihak lain
- Penguasaan melebihi batas hak
b) Data yang diambil adalah koordinat batas penguasaan tanah
oleh pemegang hak termasuk penguasaan pihak lain atas
bidang tanah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendelineasi
penguasaan tanah pada HAT/DPAT tersebut;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 20


c) Jika penguasaan atas bidang tanah tidak seluruhnya, perlu
diketahui alasannya;
d) Batas penguasaan tanah oleh pemegang hak dan penguasaan
pihak lain, dipetakan dengan melakukan:
- Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;
- Delineasi penguasaan tanah pada peta kerja saat
pemantauan sepanjang dapat teridentifikasi pada citra yang
ada;

Gambar 14. Contoh Hasil Tracking Penguasaan Tanah

e) Penguasaan tanah oleh pemegang hak;


f) Riwayat penguasaan dan pemilikan tanah terhadap
ketidaksesuaian subjek secara fisik dengan subjek yang
tercantum di dalam sertipikat/buku tanah;
g) Penguasaan tanah oleh masyarakat/pihak lain, dengan
membandingkan:
- Alas hak yang dimiliki pemegang hak;
- Alas hak yang dimiliki masyarakat/pihak lain.
h) Riwayat penguasaan tanah oleh masyarakat;
i) Ada tidaknya sengketa/perkara di pengadilan termasuk
kemajuan penyelesaian sengketa/perkara atas tanah tersebut;
j) Terhadap penguasaan tanah melebihi batas hak, pengamatan
dilakukan dengan menggali informasi dari pemegang hak,
pemegang hak lain yang berbatasan, dan/atau masyarakat
setempat;
k) Hasil pengamatan dari kegiatan ini dapat berupa:
- Data tekstual dan spasial penguasaan tanah;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 21


- Dokumentasi (foto dan video).

Gambar 15. Contoh Dokumentasi Penguasaan Pihak Lain

Gambar 16. Contoh Dokumentasi Penguasaan Pemegang Hak

2) Pemanfaatan tanah
Pengamatan dilakukan terhadap kondisi eksisting semua jenis
pemanfaatan tanah. Hal hal yang diamati adalah:
- Pemanfaatan tanah oleh pemegang hak dan atau pihak lain;
- Perkembangan pemanfaatan tanah oleh pemegang hak;
- Perubahan penggunaan tanah dan dokumennya;
- Fisik tanah yang terdiri dari kemampuan tanah dan topografi;
dan
- Hal lain sesuai kebutuhan.
Batas pemanfaatan dipetakan dengan melakukan:
- Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;
- Delineasi pemanfaatan tanah pada peta kerja saat
pemantauan;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 22


Selanjutnya hasil pengamatan terhadap pemanfaatan juga
didokumentasikan menurut kondisi faktual.

Gambar 17. Contoh Dokumentasi Penggunaan Kelapa Sawit

Gambar 18. Contoh Dokumentasi Penggunaan Karet

3) Pembangunan plasma;
Pengamatan terhadap pembangunan plasma/kebun masyarakat
sekitar dilakukan terhadap HGU perkebunan dengan luas lebih
dari 250 Hektar dengan subjek hak berupa badan hukum. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Agraria dan tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 pemegang hak
mempunyai kewajiban membangun plasma paling sedikit 20% dari
luas tanah yang dimohon HGU dalam bentuk kemitraan.
Hal yang diamati adalah:
- Pelaksanaan pembangunan plasma;
- Luas plasma yang terbangun;
- Pemanfaatan plasma;
Pengamatan terhadap pembangunan plasma disertai dengan
menggali data dan informasi mengenai:

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 23


- Status hak plasma;
- Subjek hak plasma;
- Dokumen terkait plasma baik data tekstual maupun data
spasial plasma kepada pemegang hak.

Inti

Plasma

Gambar 19. Contoh Dokumentasi Batas Inti dan Plasma

4) Pemasangan dan Pemeliharaan Tanda Batas


Pengamatan tanda batas dilakukan terhadap:
- Jenis, jumlah, bentuk, dan kondisi tanda batas;
- Bentuk pengamanan atas tanah misalnya parit, pemagaran
keliling, atau batas alam dan buatan lainnya;
- Upaya pemeliharaan tanda batas, termasuk alasan apabila
tanda batas tidak terpasang atau terpelihara;
- Posisi koordinat tanda batas dan didokumentasikan, dengan
sampel minimal 3 (tiga) buah.

Gambar 20. Contoh Dokumentasi Pengamatan Tanda Batas

5) Pemeliharaan Lingkungan Hidup;


Pengamatan pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan terhadap:
- Pengelolaan limbah, arah pembuangan limbah, kolam limbah,
dan pemanfaatan limbah dari aktivitas yang ada di atas objek
pemantauan;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 24


- Lahan konservasi;
- Sistem drainase; dan
- Pemeliharaan lingkungan hidup lainnya.
Data dimaksud didukung dengan dokumen yang disahkan dari
instansi yang berwenang.

Gambar 21. Contoh Dokumentasi Area Konservasi

Disamping melakukan pengamatan terhadap aspek-aspek tersebut di


atas, pengamatan juga dapat dilakukan terhadap kewajiban lain sesuai
dengan keputusan pemberian haknya maupun yang diatur dalam
peraturan perundangan yang berlaku yaitu:
1) Pelaksanaan fungsi sosial;
Pengamatan fungsi sosial dilakukan terhadap
- Keberadaan hak atas tanah terhadap akses jalan/sumber
air/jalan air;
- Pelaksanaan Coorporate Social Resposibility (CSR);
- Data lain terkait fungsi sosial tanah.
2) Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran
lahan pada area HGU;
Pengamatan ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian
kebakaran lahan pada area HGU dilakukan terhadap:
- Menara pantau;
- Mobil pemadam kebakaran;
- Alat pemadam kebakaran; dan

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 25


- Alat pelindung diri pemadam kebakaran.

Gambar 22. Contoh Dokumentasi Alat Pengendali Kebakaran

Hasil pemantauan definitif dituangkan dalam berita acara lapang dan


ditandatangani oleh petugas pemantauan dan pihak pemegang hak. Jika
pemegang hak tidak diketahui keberadaannya, maka pada berita acara
diberi catatan oleh petugas pemantauan. Sedangkan apabila pemegang
hak atau yang mewakili tidak bersedia menandatangani, maka pada berita
acara dicantumkan alasan tidak bersedia menandatanganinya.

6. Pengolahan Data
Pengolahan data sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap:
a. Hasil pemantauan objek;
Hasil pemantauan objek terdiri dari koordinat-koordinat titik maupun
area penguasaan tanah, pemanfaatan tanah, plasma, dan aspek lain
yang menunjukkan lokasi, serta dokumentasi atas objek yg diamati.
b. Informasi;
Informasi sebagaimana dimaksud berupa informasi terkait penguasaan
tanah, penggunaan tanah, dan/atau pemanfaatan tanah yang
diperoleh dari pemegang hak maupun pihak lain.
c. Dokumen
Dokumen sebagaimana dimaksud berupa:
1) akta pendirian;
2) dokumen perencanaan peruntukkan tanah, Penggunaan Tanah,
dan Pemanfaatan Tanah;
3) pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan; dan/atau
4) dokumen pendukung lainnya.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 26


Pengolahan data dilakukan terhadap data tekstual maupun spasial.
Pengolahan data tekstual dilakukan dengan menyusun dan mengolah
dokumen hasil pemantauan objek. Sedangkan pengolahan data spasial
dilakukan dengan mengolah peta hasil pemantauan objek.
a. Pengolahan Data Tekstual
Pengolahan data tekstual dilakukan dengan menyusun hasil
pengamatan di lapangan, serta informasi dan dokumen yang diperoleh
dari pemegang hak, masyarakat, dan pemerintah setempat.
b. Pengolahan Data Spasial
Pengolahan data spasial meliputi:
1) Meletakkan posisi SU/GS berdasarkan hasil koordinat yang
diambil di lapangan;
2) Perbaikan peta bidang tanah dengan mengacu data SU/GS yang
dibandingkan dengan data spasial yang bersumber dari KKP atau
peta pendaftaran;
3) Mendelineasi hasil pengamatan fisik lapangan;
4) Memasukkan data hasil pengamatan lapangan berupa data
drone/GPS Handheld (marking dan tracking);

Gambar 23. Contoh Hasil Pengolahan Foto Drone


5) Plotting hasil pemantauan lapang (penguasaan, pemanfaatan,
RTRW, dan plasma) ke dalam peta bidang tanah;
6) Tumpang susun data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta
Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial penguasaan
tanah hasil pemantauan.
Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas penguasaan tanah
oleh pemegang Hak Atas Tanah dan/atau pihak lain,

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 27


sengketa/permasalahan, termasuk yang di luar Hak Atas Tanah-
nya. Hasil kegiatannya berupa Peta Penguasaan Tanah Hasil
Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT.
7) Tumpang susun data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta
Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial pemanfaatan
tanah saat ini. Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas
pemanfaatan tanah yang dilaksanakan oleh pemegang HAT/DPAT
dan/atau pihak lain. Hasil kegiatannya berupa Peta Pemanfaatan
Tanah.
8) Tumpang susun data spasial Pemanfaatan Tanah hasil
Pemantauan dengan Peta Rencana Tata Ruang.
Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan objek
pemantauan dengan Rencana Tata Ruang yang berlaku. Hasil
Kegiatan ini berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan tanah dengan
Rencana Tata Ruangnya.
9) Tumpang susun data spasial plasma dengan data spasial
penguasaan tanah.
Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas penguasaan tanah
pada bidang plasma. Hasil kegiatannya berupa Peta Penguasaan
Plasma.
10) Tumpang susun data spasial plasma dengan data spasial
pemanfaatan tanah.
Kegiatan ini untuk mengetahui pemanfaatan tanah pada bidang
plasma. Hasil kegiatannya berupa Peta Pemanfaatan Plasma.
11) Tumpang susun data spasial pemanfaatan plasma dengan data
spasial Rencana Tata Ruang.
Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan plasma
dengan Rencana Tata Ruang. Hasil kegiatannya berupa Peta
Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana Tata Ruang.
Pengolahan data spasial dilakukan sesuai dengan standar data
sebagaimana pada Lampiran 7.

7. Analisis
Analisis dilakukan terhadap hasil:

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 28


a. pemantauan indikatif yang tidak ditindaklanjuti dengan pemantauan
definitif; dan
b. pemantauan indikatif yang ditindaklanjuti dengan pemantauan
definitif.
Analisis dilakukan terhadap data tekstual maupun spasial. Analisis secara
tekstual dilakukan dengan menyusun telaahan staf sedangkan analisis
spasial dilakukan dengan tumpang susun peta hasil pengolahan data. Hal-
hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan analisis
Bahan yang disiapkan meliputi:
1) Data hasil pengolahan pemantauan lapangan;
2) Dokumen pendukung dan/atau informasi lainnya;
3) Peraturan-peraturan yang terkait.
b. Penyusunan telaahan staf
Telaahan staf disusun berdasarkan hasil pemantauan yang
selanjutnya dianalisis kesesuaiannya dengan kewajiban maupun
larangan pemegang hak sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Analisis dimaksud dilakukan terhadap:
- Penguasaan Tanah oleh Pemegang Hak;
- Kesesuaian Penggunaan Tanah dan Pemanfaatan Tanah dengan
peruntukan pemberian haknya;
- Kesesuaian Penggunaan Tanah dan Pemanfaatan Tanah dengan
peruntukan RTR; dan/atau
- Pelaksanaan kewajiban dan kepatuhan larangan Pemegang Hak
dan/atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Format dan isi telaahan staf sebagaimana Lampiran 8. Berdasarkan
hasil analisa pada telaahan staf, dibuat kesimpulan yang tertuang
dalam lembar kendali dengan format sebagaimana Lampiran 9.
Analisis menghasilkan telaahan staf dan peta definitif hasil
pemantauan. Format peta definitif hasil pemantauan sebagaimana
Lampiran 10. Peta definitif hasil pemantauan terdiri dari:
- Peta penguasaan tanah;

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 29


- Peta kesesuaian pemanfaatan tanah;
- Peta kesesuaian RTR;
- Peta plasma (HGU).

8. Klarifikasi
Klarifikasi dilakukan untuk meminta keterangan kepada:
a. Pemegang hak; dan/atau
b. Unit kerja/instansi terkait;
Klarifikasi dilakukan terhadap:
a. Indikasi tidak dipenuhinya kewajiban dan ketidakpatuhan terhadap
larangan sebagai pemegang hak;
b. Alasan tidak dipenuhinya kewajiban dan tidak dipatuhinya larangan;
dan
c. Rencana tindak lanjut hasil pemantauan objek.

9. Penyusunan Pertimbangan/Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang telah diklarifikasikan, disusun
rekomendasi berupa:
a. Pertimbangan untuk proses perpanjangan atau pembaruan HAT;
b. Pertimbangan untuk proses pembatalan HAT;
c. Pertimbangan untuk proses pendaftaran HAT;
d. Rekomendasi penertiban HAT yang terlah berakhir jangka waktunya;
e. Rekomendasi penertiban HAT yang melebihi batas penguasaan tanah
dan pemilikan tanah;
f. Rekomendasi penertiban tanah terlantar;
g. Rekomendasi penyesuaian dengan RTR; dan
h. Rekomendasi lain yang bersifat kasuistik.
Pertimbangan/rekomendasi sebagaimana tersebut di atas disusun dengan
mempertimbangkan indikator-indikator yang diuraikan pada tabel
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 11. Pertimbangan/rekomendasi
dituangkan dalam surat yang ditanda-tangani oleh kepala unit kerja
terkait dengan format sebagaimana Lampiran 12.
Pertimbangan/rekomendasi disampaikan oleh kepala unit kerja kepada:
a. Pemegang Hak; dan/atau

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 30


b. Kepala unit kerja atau instansi terkait.

10. Pelaporan
Laporan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian hak atas tanah,
paling sedikit memuat:
a. Tahapan pelaksanaan;
b. Hasil pelaksanaan; dan
Hasil pelaksanaan meliputi:
- Pertimbangan/rekomendasi;
- Peta penguasaan, peta pemanfaatan, peta kesesuaian pemanfaatan
dengan rencana tata ruang, dan peta plasma (HGU); dan
- Tabulasi hasil pengawasan dan pengendalian dengan format
sebagaimana Lampiran 13.
c. Hambatan/kendala/masalah dalam pelaksanaan serta
penyelesaiannya.

Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang


(PPTR) menyampaikan laporan kepada Menteri secara berkala setiap akhir
tahun dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Kepala Kantor
Wilayah dan Kepala Kantor Pertanahan menyampaikan laporan kepada
Menteri melalui Direktur Jenderal PPTR secara berkala setiap akhir tahun
dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Penyampaian laporan dapat
dilakukan melalui sistem elektronik. Laporan disusun menurut format
sebagaimana Lampiran 14.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 31


BAB III
PENUTUP

Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan Pengawasan dan


Pengendalian HAT/DPAT disesuaikan dengan petunjuk teknis ini dan
atau kebutuhan dalam alokasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
pada tahun berjalan dan atau sumber pendanaan lain sesuai ketentuan
yang berlaku. Pelaksanaan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian
HAT/DPAT yang dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknis tahun
sebelumnya masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam petunjuk teknis ini, namun pelaporannya
menyesuaikan dengan ketentuan dalam petunjuk teknis yang baru.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 32


PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 33
LAMPIRAN
Lampiran 1. Format SK Penetapan Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

KOP
SURAT

KEPUTUSAN ..............(1)

NOMOR : ........................ (2)


TENTANG
PENETAPAN OBJEK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS
TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH
PADA ............................... (3)
TAHUN ..... (4)

DIREKTUR/KEPALA …… (5)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengawasan dan pengendalian


hak atas tanah, maka dipandang perlu untuk
menetapkan objek kegiatan dimaksud;
b. bahwa untuk menunjuk objek hak pengawasan dan
pengendalian hak atas tanah/dasar penguasaan atas
tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan ………… (6);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang


Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman
5. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang
Perkebunan
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004
tentang Penatagunaan Tanah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021
tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar;
11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
12. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang
Badan Pertanahan Nasional
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-
II/2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2010
tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan
Produksi Yang Dapat Dikonversi
14. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas
Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah jo.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas
Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pelepasan Atau Pembatalan Hak
Guna Usaha Atau Hak Pakai Pada Lahan yang
Terbakar
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2019
tentang Izin Lokasi
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan
Hak Atas Tanah
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan
Kawasan dan Tanah Terlantar
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN ..................... (7) TENTANG OBJEK
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS
TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH PADA ………. (8)
TAHUN ......... (9)
PERTAMA : Menunjuk Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas
Tanah yang tercantum pada lampiran keputusan ini
sebagai objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah …… (10)
KEDUA : Apabila objek yang sudah ditetapkan sebagaimana pada
Diktum PERTAMA di kemudian hari ternyata tidak
sesuai dengan kriteria, maka dapat diganti dengan
objek baru yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan
KETIGA : Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah …….. (11) Tahun
....... (12) sebagaimana dimaksud pada Diktum
PERTAMA dibiayai oleh Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA)....... (13)
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di …………..
(14
Pada tanggal ……………

……………….
…………..…., (15)

…………………
NIP. …………………. (16)
Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;
2. Dan seterusnya
Lampiran Surat Keputusan (SK) ...... (17)
Nomor ............................................. (18)
Tanggal............................................ (19)

Daftar Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar


Penguasaan Atas Tanah
Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan
dan Wilayah Tertentu Tahun Anggaran …. (20)
(21)
Jenis Hak Nomor Hak
Nama
No Atas Atas Luas Letak
Pemegang
Tanah/DPAT Tanah/DPAT (Ha) Tanah
HAT/DPAT
1 2 3 4 5 6

1.

2.

Ditetapkan di …………..
Pada tanggal ……………

……………………(23)
NIP. ………………….(24)
Petunjuk Pengisian:
1. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
2. Diisi dengan no. urut SK di masing-masing unit kerja
3. Diisi dengan nama unit kerja
4. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
5. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
6. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
7. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
8. Diisi dengan Nama Unit Kerja
9. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
10. Diisi dengan nama unit kerja
11. Diisi dengan nama unit kerja
12. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
13. Diisi dengan Nomor DIPA
14. Tempat dan Tanggal penandatanagan surat keputusan
15. Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
16. Nama dan NIP Kepala Unit Kerja
Keterangan Lampiran SK:
17. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
18. Diisi dengan no. urut SK dan tanggal di masing-masing unit kerja
19. Diisi dengan tanggal keluar lampiran
20. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
21. Diisi dengan
a. Kolom 1 diisi nomor urut
b. Kolom 2 diisi jenis Hak Atas Tanah/DPAT
c.Kolom 3 diisi nomor Hak Atas Tanah/DPAT
d.Kolom 4 diisi nama Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT
e.Kolom 5 diisi luas (ha) Hak Atas Tanah/DPAT
f.Kolom 6 diisi letak Hak Atas Tanah (Desa/Kelurahan, Kecamatan,
dan Kabupaten/Kota)
22. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Surat Keputusan
Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah
23. Diisi dengan Nama pejabat yang menandatangani
24. Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani
Lampiran 2. Format Tabulasi Data Subjek dan Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas
Tanah

TABEL HASIL INVENTARISASI DATA SUBJEK DAN OBJEK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS TANAH
DIREKTORAT/KANTOR ............... (1)
TAHUN ........(2)
(3)
DATA SUBYEK LETAK SK PEMBERIAN HAK SERTIPIKAT/BUKU TANAH PERMASALAHAN
NO NAMA ALAMAT JENIS HAK KABUPATEN/ KECAMATAN NOMOR SK PERUNTUKAN NOMOR HAK TANGGAL PERTANAHAN
LUAS
PROVINSI ASAL HAK (ADA/TIDAK) KETERANGAN
PEMEGANG HAK PEMEGANG HAK KOTA KELURAHAN TGL SK SESUAI HAK TGL TERBIT BERAKHIR HAK (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
JL. OPI Raya No. Ogan Jejawi Tanah 11/HGU/BPN 2023012130001
1. PT. ABC Sumatera Kebun Karet 20 Maret 2035 285,200
A11 HGU Komering Ilir Negara RI/2000 Tidak ada
Selatan
Pedu 20 Maret 2000 20 Maret 2000

Ditetapkan di ............... (4)


Pada tanggal ……………
………………. (5)
…………..….,

…………………… (6)
NIP. ………………….
Petunjuk Pengisian Tabulasi Data Awal Objek Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah/DPAT:
1. Diisi dengan Unit Kerja.
2. Diisi dengan tahun
3. Tabel diisi dengan :
a. Kolom 1 diisi No. Urut,
b. Kolom 2 diisi Nama Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT,
c. Kolom 3 diisi Alamat Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT,
d. Kolom 4 diisi Jenis Hak (HGU,HGB, HM, HP),
e. Kolom 5 diisi Letak Bidang Tanah (Provinsi),
f. Kolom 6 diisi Letak Bidang Tanah (Kabupaten/Kota),
g. Kolom 7 diisi Letak Bidang Tanah (Kecamatan dan Kelurahan),
h. Kolom 8 diisi Asal Hak Atas Tanah/DPAT,
i. Kolom 9 diisi Nomor SK dan Tanggal SK Hak Atas Tanah/DPAT,
j. Kolom 10 diisi Peruntukan Sesuai Hak Atas Tanah/DPAT,
k. Kolom 11 diisi Nomor dan Tanggal Terbit Hak Atas Tanah/DPAT,
l. Kolom 12 diisi Tanggal Berakhir Hak Atas Tanah/DPAT,
m. Kolom 13 diisi Luas Hak Atas Tanah/DPAT dalam satuan hektar (ha),
n. Kolom 14 diisi Permasalah Pertanahan,
o. Kolom 15 diisi Keterangan.
4. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Tabulasi Data
Awal Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/DPAT.
5. Diisi dengan Nama Jabatan Kepala Unit Kerja.
6. Diisi dengan Nama dan NIP Kepala Unit Kerja.
Lampiran 3. Format Surat Pemberitahuan Berakhirnya Hak

FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN BERAKHIRNYA HAK


KOP SURAT

.......,..................................
(1)

Nomor : (2)
Sifat : Penting
Lampiran : (3)
Perihal : Pemberitahuan Berakhirnya Hak

Kepada Yth. (4)

Berdasarkan pemantauan indikatif kegiatan pengawasan dan


pengendalian Hak Atas Tanah, bahwa bidang tanah ……(5) Nomor … seluas
… (6) Ha, atas nama PT. X yang terletak di ……… (7) (peta terlampir) diperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Sebagian/seluruh …… (5) seluas …. Ha tidak dimanfaatkan sesuai
dengan peruntukan pemberian haknya yaitu ……………. (8) karena
kondisi saat ini masih berupa ……………….(9)
2. Sebagian/seluruh ……. (5) seluas ….. Ha terindikasi tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang (RTRW) yaitu berdasarkan Perda Nomor
………………… (10)
Mengingat HAT Nomor …. a.n………. (11) akan berakhir jangka waktu
haknya tanggal …. bulan ….. tahun ….. (12), maka Saudara selaku pemegang
hak agar mengajukan permohonan perpanjangan hak. Apabila masih
terdapat sebagian/seluruh HAT yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan
peruntukannya, maka terhadap bagian yang tidak dimanfaatkan tersebut
akan dilakukan penertiban melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan
perundangan yang berlaku.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya

…………………......(13)

Nama .................(14)
NIP. (15)
Petunjuk Pengisian: Surat Pemberitahuan Berakhirnya Hak

1. Diisi dengan tempat dan tanggal surat pemberitahuan dibuat


2. Diisi dengan nomor surat
3. Diisi dengan perihal
4. Diisi dengan nama dan alamat pemegang HAT/DPAT
5. Diisi dengan jenis HAT/DPAT
6. Diisi dengan nomor dan luas HAT/DPAT
7. Diisi dengan Lokasi Bidang HAT/DPAT yang terdiri dari Desa,
Kecamatan dan Kabupaten
8. Diisi dengan peruntukan hak sesuai surat keputusan pemberian hak
9. Diisi kondisi eksisting HAT/DPAT
10. Diisi dengan nomor perda
11. Diisi dengan nomor dan nama subjek HAT/DPAT
12. Diisi dengan tanggal, bulan, tahun berakhir HAT/DPAT
13. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani
14. Diisi dengan nama pejabat yang menandatangani
15. Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani
Lampiran 4. Berita Acara Pemantauan Lapang Kegiatan Pengawasan dan
Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

BERITA ACARA PEMANTAUAN LAPANG KEGIATAN


PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS
TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH

Dasar : ........................................................................................................
........................................................................................................
................................................................................................... (1)

Pada hari …………… tanggal ………....................................... (2) telah


dilakukan pemantauan lapang terhadap :

1. Pemegang Hak (3)


a. Nama : ……...........................................................................
b. Alamat : ……...........................................................................
: ……...........................................................................

2. SK Pemberian Hak/Izin *) (4)


a. Nomor : ……..........................................................................
b. Tanggal : ……..........................................................................
3. Sertipikat (5)

a. Jenis Hak : …............................................................................

b. Nomor Hak : …............................................................................

c. Tgl. Berakhir Hak : …............................................................................

4. Luas : …..........................................................(Ha/M2) (6)

5. Letak Tanah (7)

a. Desa/Kelurahan : ................................................................................
................................................................................

b. Kecamatan : ……..........................................................................

c. Kabupaten/Kota : ……..........................................................................

d. Provinsi : ……..........................................................................

6. Peruntukan : ……......................................................................(8)
Hasil Pengamatan Lapang :

1. Penguasaan Tanah (9)


a. Kondisi Penguasaan : Dikuasai seluruh/sebagian
Tanah
b. Penguasaan pihak lain : Perorang/Badan Hukum/Masyarakat
Sebutkan .............................................
.............................................................
.............................................................
c. Luas yang dikuasai : - Pemegang Hak ....................... (Ha/M2)
- Pihak lain .............................. (Ha/M2)
d. Penguasaan Tanah : Ada/tidak, jika ada :
di Luar Batas Hak - Luas : ± .................... (Ha/M2)
- Sudah sertipikat/belum*)
Jika sudah sebutkan jenis hak dan
nomornya : …………………………….
……………………………………………
Jika belum bersertipikat, kondisi
pengurusan/perizinan *):
.......................................................
.......................................................
e. Lainnya, sebutkan : .............................................................
.............................................................
.............................................................
2. Tanda Batas (10)
a. Jenis : Pilar/Patok Besi/Patok Paralon/Pagar
Tembok /Pagar Kayu/Lainnya sebutkan
.............................................................
.............................................................

b. Pemasangan Tanda : - Telah dipasang Seluruh/sebagian


Batas - Jumlah ............................. buah/sisi
- Lainnya: ..........................................

c. Pemeliharaan Tanda : - Dipelihara/Tidak*),


Batas - Seluruh/sebagian*)
- Jumlah ............................. buah/sisi
- Lainnya : .........................................
…………………………………………………

d. Gambaran Batas : ............................................................


Alamiah ............................................................
............................................................

e. Bentuk Pengamanan Pembangunan parit keliling untuk HAT/


Objek pemagaran keliling/ lainnya*), sebutkan :
.................................................................
....................................................................

3. Pemanfaatan dan Penggunaan Tanah (11)

a. Pemanfaatan Tanah : - Seluruh/Sebagian *)


- Dimanfaatkan dengan baik/tidak *)
jika sebagian atau tidak dimanfaatkan,
sebutkan alasannya :
............................................................
............................................................
...........................................................
b. Sistem Pembukaan : ................................................................
Lahan ................................................................

c. Penggunaan Saat ini : ................................................................


................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................

d. Komoditi (jika HGU) : .................................................................

e. Kondisi Pemeliharaan : - Seluruh/Sebagian *)


- Dipelihara dengan baik/tidak *)
jika sebagian atau tidak dipelihara,
sebutkan alasannya :
.............................................................
.............................................................
.............................................................

f. Fisik Tanah : Kemampuan Tanah :


………………………………………………………
………………………………………………………
Topografi :
………………………………………………………
………………………………………………………

g. Lainnya : ..................................................................
..................................................................
………………………………………………………

4. Pelaksanaan Fungsi Sosial Tanah (12)

a. Menutup Akses Jalan : Ya/Tidak *), jika ya sebutkan alasannya:


..................................................................
..................................................................
b. Menutup Jalan Air : Ya/Tidak *), jika ya sebutkan alasannya:
..................................................................
....................................................................

c. Pelaksanaan CSR : ....................................................................


....................................................................
....................................................................

d. Plasma (jika HGU) - Luas Plasma Yang Wajib dipenuhi:


........................................ (Ha/M2) *)
- Luas Plasma Yang Telah
Dilaksanakan ................... (Ha/M2) *)
- Alasan belum melaksanakan plasma :
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………

e. Pengelolaan dan Sudah/Belum (jika sudah, nomor dan


penyerahan fasum dan tanggal berita acara
fasos (jika perumahan) penyerahannya)..........................................
Seluruh/Sebagian*)....................................
……………………………………………………....
……………………………………………………....
f. Lainnya (sebutkan) ..................................................................
..................................................................
………………………………………………………

5. Pelaksanaan Pemeliharaan : Ada/Tidak*) (13)


Lingkungan Hidup
a. Menjaga Kesuburan : ..................................................................
Tanah ..................................................................
..................................................................

b. Daerah Konservasi : ..................................................................


..................................................................
..................................................................
c. Penanggulangan : Sarana:......................................................
Kebakaran ……………………………………………………...
……………………………………………………...
Prasarana:.................................................
……………………………………………………...
……………………………………………………...
Pembentukan Satgas:................................
……………………………………………………...
……………………………………………………...
c. Lainnya ..................................................................
..................................................................
..................................................................
6. Permasalahan : Ada/Tidak*) (14)
a. Konflik : (Sebutkan Dengan Siapa)
..................................................................
..................................................................

b. Sengketa : - Perorangan/Badan Hukum (Sebutkan


Dengan Siapa)
.............................................................
.............................................................

- Sengketa Batas/Pemilikan/Lainnya
(sebutkan)
.............................................................
.............................................................
c. Perkara : - Berperkara dengan Perorang/Badan
Hukum (Sebutkan Dengan Siapa)
.............................................................
.............................................................
- Nomor Perkara : ...................................
- Tanggal Perkara : …..............................

d. Penyelesaian : ..................................................................
Permasalahan Yang ..................................................................
Telah dilakukan ..................................................................
..................................................................

7. Kesesuaian Dengan RTRW : Sesuai/Tidak sesuai *) dengan Perda


Nomor ................................................. (15)

8. Lainnya

a. Pengusahaan atas Tanah : - Diusahakan sendiri seluruh/ sebagian*)


- Jika sebagian atau seluruh *) diusahakan
kepada pihak lain (sebutkan dengan
siapa dan caranya (disewakan/perjanjian
lainnya)*)
sebutkan.............................................
..........................................................(16)
- Luas yang diusahakan oleh pihak
lain .................................. (Ha/M2) *)
- Kegiatan yang diusahakan pihak
lain:......................................................
............................................................
b. Laporan Tahunan : - Di SK disebutkan /Tidak *)
- Dilaksanakan/Tidak *), jika tidak maka
sebutkan alasannya :
............................................................
............................................................
............................................................
c. Pendaftaran Tanah : - Didaftarkan/tidak *), jika tidak maka
sebutkan alasannya :
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................

d. Lainnya : ..................................................................
..................................................................
..................................................................
..................................................................
................................................................

Demikian Berita Acara Pemantauan Lapang ini dibuat untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya
Petugas Pelaksana Pemantauan (17) Pemegang Hak atas Tanah/DPAT (18)

1.

Nama................................................
NIP.................................................... Nama.....................................
Jabatan....................................
2.

Nama................................................
NIP......................................................
3.

Nama................................................
NIP....................................................
4.

Nama................................................
NIP....................................................
5.

Nama................................................
NIP....................................................

*) Coret yang tidak perlu


Catatan: (19)
Petunjuk Pengisian Berita Acara Pemantauan Lapang:
1. Diisi yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan pengawasan dan
pengendalian:
a. Jika dalam rangka melaksanakan program maka dasar pelaksanaan
kegiatan adalah maka pada kolom dasar tersebut diisi dengan data
SK Penetapan Lokasi dan Nomor MAK DIPA masing-masing unit
kerja sebagai asal sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan;
b. Jika dalam melaksanakan pelayanan pertanahan (permohonan
pemantauan dan evaluasi dalam rangka rekomendasi
perpanjangan/pembaharuan hak) maka pada kolom dasar tersebut
diisi dengan data surat permohonan (tanggal, nomor, perihal dan
asal surat), serta sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan;
c. Jika dalam menindalanjuti laporan masyarakat, badan hukum,
dan/atau instansi maka pada kolom dasar tersebut diisi dengan data
surat laporan (tanggal, nomor, perihal dan asal surat), serta sumber
pembiayaan pelaksanaan kegiatan).
2. Diisi waktu pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian baik
hari maupun tanggal yang ditulis dengan huruf dan angka.
3. Diisi Nama Pemegang Hak dan alamat pemegang hak
4. Diisi Nomor dan tanggal SK Pemberian Hak/Izin
Perubahan Penggunaan Tanah dari objek yang dipantau.
5. Diisi jenis hak, nomor dan tanggal sertipikat hak atas tanah objek yang
dipantau.
6. Diisi luas objek pemantauan
7. Diisi letak tanah objek yang dipantau (kelurahan/desa, kecamatan, dan
provinsi)
8. Diisi peruntukan objek pemantauan sesuai SK pemberian hak/IPPT
9. Diisi kondisi penguasaan objek pemantauan. Jika terdapat hal lain
terkait penguasaan tanah yang belum masuk baris di atas, maka dicatat
pada baris 1.e. Misal pemegang hak (perorangan) telah menjadi warga
negara asing (WNA) sehingga tidak sesuai lagi dengan hak atas tanah
yang sesuai dengan UU No. 5 tahun 1960. Maka pada baris lainnya yang
dicatat sekurang-kurangnya mengenai lamanya telah menjadi WNA.
10. Diisi terkait tanda batas mengenai jenis, kondisi pemasangan, kondisi
pemeliharaan, gambaran alamiah (batas alamiah), dan bentuk
pengamanan objek.
11. Diisi mengenai pemanfaatan dan penggunaan tanah objek pemantauan.
Jika terdapat hal lain terkait pemanfaatan dan penggunaan tanah yang
belum masuk baris di atas, maka dicatat pada baris 3.h.
12. Diisi terkait pelaksanaan fungsi sosial tanah. Jika terdapat hal lain
terkait pelaksanaan fungsi sosial tanah yang belum masuk baris di atas,
maka dicatat pada baris 4.e.
13. Diisi berkenaan pemeliharaan lingkungan hidup.
14. Diisi terkait permasalahan yang terjadi pada objek pemantauan.
15. Diisi kesesuaian dengan RTRW berdasarkan RTRWKK ter-update. Jika
belum punya RTRW Kabupaten/Kota maka menggunakan RTRW Provinsi
ter-update.
16. Diisi terkait hal lain yang berkenaan dengan kewajiban pemegang hak
yang belum tercantum dalam kolom pengisian berita acara tersebut. . Jika
terdapat hal lain terkait pelaksanaan kewajiban pemegang hak yang
belum ada pada baris ini maka maka dicatat pada baris 9. f.
17. Diisi nama, NIP dan tanda tangan petugas pemantauan. Jika petugas
pemantauan lebih dari dua, maka dapat ditambahkan di bawahnya.
18. Diisi nama pemegang hak/nama dan jabatan (jika badan hukum)/nama
dan NIP jika instansi sebagai pemegang hak serta pemegang hak
menandatangani berita acara tersebut (minimal manager kebun/bagian
legal/setingkat), dibubuhi dengan cap/stempel badan hukum/instansi.
19. Diisi terkait hal lain :
a. berisi catatan yang menurut pandangan petugas pemantauan perlu
dicatat;
b. setiap keterangan yang dicatat oleh petugas pemantauan sebagaimana
yang dimaksud huruf a yang memerlukan dokumen pembuktian maka
petugas pemantauan dapat meminta dokumen tersebut kepada
pemegang hak. Apabila pemegang hak tidak bersedia atau tidak dapat
memberikan dokumen tersebut, maka alasan pemegang hak tersebut
dicatat dalam berita acara ini;
c. tambahan lain dari kolom sebelumnya apabila pada kolom tidak
mencukupi;
d. alasan pemegang hak tidak menandatangani berita acara lapangan.
Pada alasan tidak mau menandatangani berita acara dapat dibubuhi
tanda tangan/paraf pemegang hak.
Lampiran 5. Peta Kerja Lapangan
A. Ukuran Peta
Peta kerja lapangan dibuat dalam format kertas A3 dengan ukuran
sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
Dalam hal tidak tersedia kertas A3, maka peta kerja lapangan dapat di
buat pada format kertas A4.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


❖ Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan
tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah (1)
Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah diisi dengan jenis dan nomor Hak
Atas Tanah sesuai dengan lokasi tanah yang dilakukan monitoring.
Misalnya:
- Tanah yang berasal dari HGU Nomor 1, maka pada angka (1)
ditulis “Hak Guna Usaha Nomor 1”.
- Tanah yang berasal dari DPAT, sebagai contoh Ijin Lokasi, nomor
2/Pem.2/IX/2014 maka pada angka (1) ditulis “Ijin Lokasi Nomor
2/Pem.2/IX/2014”.
c. Pemegang Hak Atas Tanah (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang hak atas tanah yang
tercantum dalam Sertifikat/SK Pemberian Hak Atas Tanah atau
Buku Tanah, baik perseorangan ataupun badan hukum.
❖ Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang
digunakan untuk memetakan bidang tanah yang sesuai atau tidak
sesuai peruntukan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30
cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000,
1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana
panjang ruas dari angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas
dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada setiap ruas skala grafis,
bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran bidang tanah yang sebenarnya di lapangan yang mewakili
ruas garis 1 cm, 2 cm dan kelipatannya sesuai dengan skala angka
sebagaimana yang tertulis pada huruf a, serta diujung kanan
dituliskan satuan ukurannya.
❖ Letak Tanah
a. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak tanah yang
dipantau.
b. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan nama Kabupaten/Kota
letak objek tanahnya. Apabila terdapat Kabupaten dan Kota
memiliki nama yang sama, maka penulisan wilayah administrasi
kabupaten hanya dituliskan nama kabupatennya saja. Sedangkan
penulisan wilayah administrasi kota, diawali dengan kata “Kota”
sebelum nama kota tersebut. Misalnya:
- Penulisan Kabupaten Bandung Kab/Kota : Bandung
- Penulisan Kota Bandung Kab/Kota : Kota Bandung
c. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak objek
tanahnya.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu
“Desa” atau “Kelurahan” dan di belakangnya dituliskan nama
Desa/ Kelurahan letak tanah yang dilakukan monitoring.
❖ Legenda (9)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewarnaan/pengarsiran
pada peta. Pewarnaan/pengarsiran yang ditampilkan pada masing-
masing peta perlu dibedakan menurut keterangannya.
❖ Kriteria (10)
Kriteria berisi informasi tentang kondisi bidang tanah yang terlihat
tidak akurat dari interpretasi citra satelit. Beberapa kriteria yang
dimaksud sebagai berikut:
1. Objek bidang tanah tidak terlihat jelas;
2. Tidak mengikuti batas alamiah;
3. Ukuran bidang yang tidak sesuai;
4. Pola tanam (HGU) atau pola bangunan (HGB);
5. Pola tanam yang sama pada area yang berbatasan langsung namun
bukan bagian dari HAT;
6. Hasil interpretasi jenis pemanfaatan yang belum terlihat jelas;
7. Belum ada informasi ada tidaknya kebun plasma;
8. Belum diketahui patok tanda batas terpasang/terpelihara atau
tidak, karena tidak terlihat dengan citra;
9. Bentuk upaya pemeliharaan lingkungan hidup tidak seluruhnya
terlihat dengan citra;
10. Jaringan jalan dan air dalam HGU tidak terlihat jelas terhubung
dengan perkampungan sekitar; dan/atau
11. Pola ruang tidak sesuai dengan peruntukan pemberian.
❖ Catatan (11)
Catatan berisi informasi penting terkait bidang tanah yang dipantau.
Lampiran 6. Format Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

KOP SURAT

........................,.....................................20... (1)

Nomor : (2)
Sifat :
Lampiran : (3)
Perihal : Surat Pemberitahuan

Kepada Yth. (4)


(5)

Dalam rangka pengawasan dan pengendalian Hak Atas Tanah (HAT) di…………
(6), dengan ini diberitahukan kepada Saudara bahwa pada tanggal …….. s/d……..
(7), kami akan melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap objek Hak ……
(8) sebagai berikut:

Nama Pemegang Hak : …………..…………………………..…(9)


Nomor SK. Pemberian HAT : …………………………….…………..(10)
Jenis dan Nomor Sertipikat HAT : ……………………………..………….(11)
Luas Tanah : ………………………………HA/M2 (12)
Tanggal Berakhir Hak : ………………………………..……….(13)
Letak Tanah : ……………………………..………….(14)

Terkait dengan hal tersebut, diminta kepada Saudara untuk menyiapkan


salinan dokumen yang diperlukan sebagai berikut:
1. Surat Keputusan Pemberian/Perpanjangan Hak;
2. Sertipikat Hak Atas Tanah;
3. Gambar Situasi/Surat Ukur/Peta Bidang Tanah;
4. Akta Pendirian Badan hukum;
5. Proposal Permohonan Hak Atas Tanah;
6. Izin Lokasi, dan perizinan terkait lainnya;
7. Laporan Tahunan Pemanfaatan HAT;
8. Dokumen CSR (Corporate Sosial Responsibility);
9. Dokumen Plasma (Untuk HGU);
10. Peta Pemanfaatan Tanah;
11. Data pendukung lainnya.
Disamping menyiapkan dokumen sebagaimana tersebut di atas, dalam rangka
pelaksanaan pemantauan lapang di lokasi hak atas tanah, diminta kepada Saudara
untuk menyiapkan personil minimal yang mengetahui secara pasti letak tanda batas
bidang tanah, penguasaan dan pemanfaatan tanah, serta personil minimal kepala
bagian legal yang bertindak atas nama direksi untuk menandatangi Berita Acara
Pemantauan Lapang Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/DPAT.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, apabila surat pemberitahuan ini telah
sampai kepada Saudara, diharapkan dapat melapor dan menghubungi …… (15).
Demikian untuk diketahui, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.

…………………......(16)

Nama................. .(17)
NIP. (18)
Petunjuk Pengisian: Surat Pemberitahuan
1. Diisi dengan Tempat dan tanggal surat pemberitahuan dibuat
2. Diisi dengan Nomor surat
3. Diisi dengan jumlah lampiran
4. Diisi dengan pemegang hak atas tanah atau pemerintah
desa/kelurahan setempat
5. Diisi dengan alamat pemegang hak atas tanah atau pemerintah
desa/kelurahan setempat
6. Diisi dengan unit kerja
7. Diisi dengan waktu pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
8. Diisi dengan Jenis Hak
9. Diisi dengan Nama Pemegang Hak
10. Diisi dengan Nomor SK.Pemberian Hak Atas Tanah/DPAT
11. Diisi dengan Jenis dan Nomor Sertipikat Hak Atas Tanah/DPAT
12. Diisi dengan Luas Tanah
13. Diisi dengan Tanggal Berakhir Hak
14. Diisi dengan Letak Tanah
15. Diisi dengan Contact Person
16. Diisi dengan Nama Jabatan Kepala unit kerja
17. Diisi dengan nama pejabat yang menandatangani surat pemberitahuan
18. Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani surat pemberitahuan
Lampiran 7. Standar Data

STANDAR DATA

A. Skala Peta
Peta hasil pengawasan dan pengendalian menghasilkan peta tematik yang
menyajikan fakta-fakta pada saat dilakukan pemantauan yaitu data
penguasaan tanah, penggunaan tanah seperti gedung, bangunan,
perkebunan, sawah, tambang, dan kesesuaian dengan penataan ruang.
Untuk kebutuhan pemantauan, input data diperoleh dari pengukuran dan
pemetaan kadastral (bidang hak atas tanah yang memiliki ketelitian peta
skala besar yaitu 1 : 1.000 – 1 : 2.500), maka pantauan menghasilkan
ketelitian data yang lebih rendah yaitu skala 1 : 5.000 – 1 : 10.000.
Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga analisis akan mengolah
data dalam ketelitian yang sama. Tahap perencanaan dilakukan untuk
menentukan objek pemantauan menggunakan peta dasar (basemap) citra
satelit yang sama dengan peta kerja ke lapangan. Tahap pelaksanaan
memerlukan alat pendukung identifikasi objek yaitu GPS Handheld yang
diketahui sudah sesuai dengan ketelitian data dimaksud. Penggunaan data
dan informasi yang tepat yang dihasilkan dari tahap pelaksanaan hingga
tahap analisis menjadi sangat penting sebagai dasar dikeluarkannya suatu
kebijakan/rekomendasi.

B. Sistem Koordinat
Sistem koordinat pengelolaan data hasil pengawasan dan pengendalian
adalah geografis (lintang dan bujur) dengan datum WGS 1984 dan proyeksi
peta adalah Universal Transverse Mercator (UTM).

C. Penyimpanan File
Penyimpanan file bertujuan untuk menyamakan seluruh penyimpanan yang
nantinya memudahkan dalam proses inventarisasi dan dalam proses
penyimpaan. Setiap file dibuat dengan satuan per provinsi kemudian struktur
direktori untuk penyimpanan file dimulai dari nama kabupaten. Nama
kabupaten mempunyai sub direktori nama pemegang hak. Nama pemegang
hak dibagi menjadi beberapa sub direktori yaitu FOTO berupa foto
dokumentasi di lapangan, SCAN berisi data dokumen berupa scanan seperti
buku tanah dan lainnya, MXD berupa gabungan data spasial dalam satuan
layout peta, SHP berisi data shapefile, dan ALBUM PETA yaitu peta hasil
export shapefile.
Provinsi X
Kabupaten X
PT X HGU 00
ALBUM PETA
FOTO
MXD
Peta Penguasaan Tanah
Peta Penggunaan Tanah
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang
Peta Penguasaan Plasma
Peta Penggunaan Plasma
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana Tata Ruang
SCAN
SHP

Gambar 1. Struktur Penyimpanan File

D. Penamaan Layer, Entitas, dan Field


Untuk mempermudah proses import kedalam sistem informasi geografis,
penamaan layer harus konsisten. Jika penamaan layer dan tipe entitasnya
tidak konsisten, maka logika pemrograman dalam proses import sulit untuk
diterapkan. Selain nama layer, tipe entitas yang terdapat pada suatu layer
juga harus sama. Sebagai contoh, layer batas penguasaan tanah tidak boleh
memiliki entitas selain polygon. Hal ini dilakukan untuk menjamin tidak ada
kesalahan penempatan entitas pada suatu layer. Standar penamaan layer
dan entitas tersebut adalah sebagai berikut:
Layer penguasaan tanah dalam format shapefile adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Penamaan Layer Penguasaan Tanah


Nama Tipe Kombinasi
Layer Entitas R,G,B
penguasaan Polygon -
penggunaan Polygon -
rtrw Polygon -

Pengisian atribut (field) peta dilakukan dengan mengisi database file (.shp)
sesuai pedoman pengisian yang telah distandarkan. Tabel entitas layer
penguasaan tanah kebun inti dan penguasaan tanah plasma dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Entitas Penguasaan Tanah Kebun Inti
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Data Karakter
penguasaan Text 50 diisi: “Pemegang hak” atau
“Perorang” atau “Masyarakat”
atau “Badan Hukum” atau
“Pemerintah Daerah” atau {data
penguasaan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T

Tabel 3. Entitas Penguasaan Tanah Plasma


Nama Tipe Panjang Keterangan
Field Data Karakter
penguasaan Text 50 diisi: “Pemegang hak” atau
“Perorang” atau “Masyarakat”
atau “Badan Hukum” atau
“Pemerintah Daerah” atau {data
penguasaan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T

Pengisian data atribut kolom penguasaan disesuaikan dengan hasil


pemantauan dilapangan (contoh: terdapat poligon penguasaan masyarakat,
maka di isi “masyarakat”).
Kolom kesesuaian di isi berdasarkan kesesuaian penguasaan tanah, jika
tanah dikuasai oleh pemegang hak maka di isi huruf “Y”, sebaliknya jika
tanah dikuasai selain pemegang hak maka di isi dengan huruf “T”.

Tabel entitas layer penggunaan tanah kebun inti dan penggunaan tanah
plasma dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Entitas Penggunaan Tanah Kebun Inti


Nama Tipe Panjang Keteran
Field Data Karakter gan
penggunaan Text 50 diisi: “Kelapa Sawit” atau “Kebun
Karet” atau “Kebun Kopi” atau
“Emplasemen” atau “Pabrik” atau
“Tambang” atau
{data penggunaan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T
Tabel 5. Entitas Penggunaan Tanah Plasma
Nama Tipe Panjang Keterangan
Field Data Karakter
penggunaan Text 50 diisi: “Kelapa Sawit” atau “Kebun
Karet” atau “Kebun Kopi” atau
“Emplasemen” atau “Pabrik” atau
“Tambang” atau {data penggunaan
lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T

Pengisian data atribut kolom penggunaan disesuaikan dengan hasil


pemantauan dilapangan (contoh: terdapat poligon penggunaan saat ini kebun
sawit, maka di isi “kelapa sawit”).
Kolom kesesuaian di isi berdasarkan kesesuaian penggunaan tanah saat ini
dengan peruntukan di Surat Keputusan Pemberian Hak, jika penggunaan
tanah telah sesuai maka di isi dengan huruf “Y”, sebaliknya jika tidak maka
di isi dengan huruf “T”.
Tabel entitas kesesuaian pemanfaatan tanah dengan rencana tata ruang dan
kesesuaian pemanfaatan plasma dengan rencana tata ruang dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Entitas Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang


Nama Tipe Panjang Keterangan
Field Data Karakter
rtrw Text 50 diisi: “Kawasan Perkebunan” atau
“Kawasan Hutan Lindung” atau
“Kawasan Industri” atau {data
kawasan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T

Tabel 7. Entitas Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana Tata Ruang


Nama Tipe Panjang Keterangan
Field Data Karakter
rtrw Text 50 diisi: “Kawasan Perkebunan” atau
“Kawasan Hutan Lindung” atau
“Kawasan Industri” atau {data
kawasan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T
Pengisian data atribut kolom RTRW disesuaikan dengan hasil overlay dengan
Peta RTRW Kabupaten/Kota (contoh: terdapat poligon yang tumpang tindih
terhadap Kawasan Hutan Lindung, maka diisi “Kawasan Hutan Lindung”).
Kolom kesesuaian di isi berdasarkan kesesuaian pemanfaatan terhadap Peta
RTRW kabupaten/kota yang sedang berlaku. Dikatakan sesuai jika dalam
Surat Keputusan Pemberian Hak diperuntukan untuk perkebunan kelapa
sawit kemudian bertampalan terhadap Kawasan Perkebunan pada Peta
RTRW kabupaten/kota, maka di isi huruf “Y”, sebaliknya jika bertampalan
dengan Kawasan selain perkebunan maka di isi dengan huruf “T”.
Lampiran 8. Format Telaahan Staf Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

TELAAHAN STAF TENTANG


HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
HAK………(1) NOMOR .................... (2)
ATAS NAMA ................ (3)
YANG TERLETAK DI DESA …………………(4), KECAMATAN ...............(5),
KOTA ………….(6), PROVINSI.......... (7)

I TELAAH STAF SEBAGAI DOKUMEN HASIL PEMANTAUAN LAPANG


Telaah staf ini merupakan telaah yang disajikan oleh
petugas……………….(8), yang turun langsung ke lapangan sebagaimana
yang bertanda tangan pada lembar akhir telaah staf ini. Telaah staf ini
merupakan dokumen hasil monitoring, evaluasi, dan pemantauan lapang
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta analisis dokumen
pendukung berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku oleh petugas setelah mempertimbangkan aspek pengendalian dan
pemantauan pertanahan, sehingga rekomendasi yang diberikan oleh
…………………….(9) terhindar dari masalah dikemudian hari.

II DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
104; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 89; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 8705);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan,
Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 28; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6630);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Terlantar; (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 30; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6632);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian
Ketidaksesuaian Tata Ruang Kawasan Hutan, Izin dan/atau Hak Atas
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6655);
12. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 83);
13. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
14. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas
Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah jo. Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak
Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 15 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelepasan Atau
Pembatalan Hak Guna Usaha Atau Hak Pakai Pada Lahan yang Terbakar;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin Lokasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1085);
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pertimbangan Teknis Pertanahan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 331);
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak
Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 1202).
III DATA SUBYEK DAN OBJEK

1. Subyek Hak :
a. Nama Pemegang Hak Atas Tanah .......................... (10)
b. Alamat .................................................................. (11)

2. Objek Hak :
a. Nomor, Tanggal SK : ……………(12)
b. Nomor, Tanggal Sertipikat : ……………(13)
c. Letak Tanah : ……………(14)
d. Luas Tanah : ……………(15)
e. Tanggal berakhir Hak : ……………(16)
f. Nomor, Tanggal Gambar Situasi/Surat : ……………(17)
Ukur
g. Peruntukan tanah berdasarkan SK Hak : ……………(18)

IV DATA PENDUKUNG (TERLAMPIR)

1. …………(19)
2. ………….
3. dan seterusnya

V HASIL PEMANTAUAN
Hasil Pemantauan Terhadap Pemegang HGU Nomor 00 atas nama PT. X
adalah sebagai berikut :
1. Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor YY tanggal ZZ tentang Pemberian Hak Guna Usaha Atas
Nama PT. X, perolehan tanah HGU dimaksud berasal dari tanah negara
bebas atau pemberian ganti kerugian kepada masyarakat;
2. Pemegang hak membuka tanahnya dengan cara mekanisasi
menggunakan alat berat;
Pemegang hak pernah membuka tanahnya dengan cara mekanisasi
menggunakan alat berat, namun tidak berlanjut dengan kondisi tanah
kembali menjadi semak;
Pemegang hak belum membuka tanahnya karena masih berupa semak
secara keseluruhan;
3. Bahwa, PT. X menguasai sebagian tanah HGU nomor 00 seluas ± … Ha
dan sebagian dikuasai masyarakat seluas ± … Ha. PT. X juga menguasai
tanah diluar objek yang dipantau seluas … Ha yang masih dalam
pengurusan perizinan.
4. Bahwa HGU nomor 00 telah dimanfaatkan seluruhnya untuk
perkebunan kelapa sawit seluas ± … Ha dan fasilitas pendukungnya
berupa … seluas ± … Ha dan … seluas ± … Ha;
Bahwa HGU Nomor 00 telah dimanfaatkan sebagian untuk perkebunan
kelapa sawit seluas ± … Ha dan fasilitas pendukungnya berupa … seluas
± … Ha. Terdapat penggunaan lain berupa kebun karet seluas ± … Ha,
dan kebun campur oleh masyarakat seluas ± … Ha;
Bahwa HGU Nomor 00 belum dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa
sawit dengan kondisi penggunaan dan pemanfaatan tanah berupa
semak seluas ± … Ha, dan kebun campur oleh masyarakat seluas ± …
Ha. Pada areal yang berupa semak, sebagian direncanakan digunakan
sebagai High Carbon Stock (HCS) seluas ± … Ha dan High Conservation
Value (HCV) seluas ± … Ha;
5. Bahwa pemegang hak belum mengusahakan sendiri atas seluruh tanah
Hak Guna Usahanya;
6. Bahwa pemegang hak telah memasang tanda batas berupa pilar-pilar
sebanyak 100 buah. Pemantauan atas pemelirahaan tanda batas
tersebut yang dilakukan secara acak diketahui terdapat tanda batas
yang hilang dan rusak. Pada HGU nomor 00 terdapat batas alamiah
berupa jalan dan sungai. Bentuk pengamanan objek HGU 00 terhadap
batas pihak lain berupa pembangunan parit dan jalan yang mengelilingi
batas HGU tersebut;
7. Bahwa HGU Nomor 00 secara keseluruhan terletak pada topografi datar
dengan kemiringan 0-8%;
8. Bahwa pemegang hak tidak menutup akses jalan maupun air kepada
masyarakat sekitar. Adapun jalan yang dibuka secara terbatas, menurut
keterangan pemegang hak beralasan untuk menjaga keamanan. Selain
itu keberadaan perkebunan ini pemegang hak menggunakan tenaga
masyarakat setempat sebagai karyawan tidak tetap atau tenaga
administrasi pada perkebunan tersebut;
9. Bahwa pemegang hak menjaga kesuburan tanahnya dengan
pemupukan secara berkala baik organik maupun anorganik dan
menanam tanaman kacang-kacangan. Pupuk organik yang digunakan
dengan memanfaatkan limbah sawit;
10. Bahwa di dalam areal HGU terdapat areal konservasi berupa HCV
sempadan sungai, hutan konservasi, dan lainnya;
11. Berdasarkan dokumen rekapitulasi data bantuan CSR PT. X, pemegang
hak telah melaksanakan kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR)
antara lain berupa bantuan kegiatan keagamaan paskah, ramadan dan
MTQ, bantuan kegiatan perayaan adat, bantuan BBM solar untuk
penerangan kegiatan ibadah dan kegiatan sosial;
12. Bahwa pemegang HGU Nomor 00 belum melaksanakan pembangunan
kebun masyarakat sekitar (plasma) paling sedikit 20% dari total luas
HGU (jika telah melaksanakan langsung sebut berapa luasnya, tanpa
menyebut paling sedikit 20%);
13. Bahwa pemegang hak telah menyediakan sarana dan prasarana
penanggulangan kebakaran hutan dan lahan berupa apar, damkar,
menara pantau dan telah dibentuk satgas penanggulangan kebakaran
lahan;
14. Pada HGU Nomor 00 terdapat permasalahan pertanahan berupa
sengketa, konflik, dan perkara (kalau ada) penguasaan tanah;
15. Bahwa pada bidang HGU Nomor 00 telah sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten …
Nomor YY Tahun ZZ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten …
yaitu berada pada kawasan perkebunan seluas ± … Ha;
16. Bahwa pemegang HGU Nomor 00 belum menyampaikan laporan setiap
tahun mengenai penggunaan dan pemanfatan tanah kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi … dengan tembusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten … dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
17. dan seterusnya (20)

VI ANALISA PEMENUHAN KEWAJIBAN PEMEGANG HAT


1. Pemegang hak tidak menguasai secara fisik tanah Hak Guna Usahanya
secara keseluruhan sehingga terdapat penguasaan tanah oleh
masyarakat. Dengan demikian, pemegang hak tidak memenuhi
kewajiban atau persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 64 ayat (1),
dan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Aatas Tanah;
2. Bahwa pemegang hak dalam membuka tanahnya dengan cara-cara yang
dibenarkan yaitu dengan cara mekanisasi menggunakan alat berat,
bukan pembakaran. Dengan demikian, pemegang hak telah memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf m
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor YY dan mematuhi
larangan sebagaimana diatur dalam Pasal 28 huruf c Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
Tanah, Satuan Rumah Susun, serta persyaratan sebagaimana Pasal 64
ayat (1), dan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Aatas Tanah;
3. Bahwa pemegang hak telah memperoleh HGU dimaksud lebih dari 2
(dua) tahun, namun belum melaksanakan usaha perkebunan dengan
memanfaatkan seluruh tanahnya sesuai peruntukan dan persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya sebagai
perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian, pemegang hak tidak
memenuhi kewajiban dan mematuhi larangan sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDUA huruf e Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor YY, Pasal 27 huruf a dan Pasal 28 huruf e Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah, serta Pasal 200
ayat (1) huruf d Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
4. Bahwa pemegang hak telah mengusahakan sendiri seluruh tanah guna
usaha dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria
yang ditetapkan oleh instansi teknis. Dengan demikian, pemegang hak
tidak memenuhi kewajiban dan mematuhi larangan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf f Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor YY dan diatur dalam Pasal 27 huruf b dan
Pasal 28 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah;
5. Berdasarkan hasil pemantauan secara acak, tanda batas bidang tidak
terpasang dan terpelihara seluruhnya. Dengan demikian, pemegang hak
tidak memenuhi kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEDUA huruf c Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor YY, dan Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah;
6. Bahwa pemegang hak belum menyediakan prasarana lingkungan dan
fasilitas tanah di sekitar lingkungan area HGU. Dengan demikian,
pemegang hak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDUA huruf g Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor YY dan Pasal 27 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor
18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
7. Bahwa pemegang hak tidak memelihara kesuburan tanahnya, mencegah
kerusakan dan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup.
Dengan demikian, pemegang hak tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf h Keputusan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor YY
dan dan diatur dalam Pasal 27 huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah
Susun, dan Pendaftaran Tanah;
8. Bahwa pemegang hak telah memberikan jalan keluar atau jalan air atau
kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung.
Dengan demikian, pemegang hak telah memenuhi kewajiban dan
mematuhi larangan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA
huruf b Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor YY, serta
Pasal 27 huruf e dan Pasal 28 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah
Susun, dan Pendaftaran Tanah;
9. Pemegang hak belum melakukan pengelolaan, pemeliharaan, dan
pengawasan serta mempertahankan fungsi kawasan konservasi bernilai
tinggi HCV, fungsi konservasi sempadan, serta konservasi lainnya.
Dengan demikian pemegang hak belum malaksanakan kewajiban
sebagaimana ketentuan Pasal 27 huruf f dan g Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah,
Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah, serta Pasal 64 ayat (1),
dan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Aatas Tanah;
10. Bahwa pemegang hak telah melaksanakan kegiatan Coorporate Social
Responsibility (CSR) berdasarkan dokumen Laporan CSR PT. X Semester
I Tahun 2020. Dengan demikian, pemegang hak telah memenuhi
kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta persyaratan
sebagaimana Pasal 64 ayat (1), dan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas
Tanah;
11. Bahwa peruntukan tanah HGU telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten … Nomor YY
Tahun ZZ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten … yaitu
berada pada kawasan perkebunan seluas ± … Ha. Dengan demikian,
tidak terdapat tumpang tindih atau ketidaksesuaian peruntukan antara
hak atas tanah dengan RTRW sebagaimana Pasal 12 Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian
Ketidaksesuaian Tata ruang, Kawasan Hutan, Izin, dan/atau Hak Atas
Tanah, dan pemegang hak telah memenuhi kewajiban sebagaimana
diatur dalam Pasal 27 huruf h Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun,
dan Pendaftaran Tanah;
12. Bahwa pemegang hak belum melaksanakan pembangunan kebun
plasma bagi masyarakat sekitar 20% dari total luas HGU. Dengan
demikian, pemegang hak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur
dalam Pasal 27 huruf i Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah, serta persyaratan sebagaimana Pasal 64 ayat (1),
Pasal 73 ayat (1), dan Pasal 82 Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
13. Bahwa pemegang hak tidak menyediakan sarana dan prasarana
pengendalian kebakaran sebagaimana diatur dalam Pasal 13, Pasal 14,
dan Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang
Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang
Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan, serta persyaratan
sebagaimana Pasal 64 ayat (1), Pasal 73 ayat (1), dan Pasal 200 ayat (1)
huruf g Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
14. Bahwa pemegang hak belum menyampaikan laporan setiap tahun
mengenai penggunaan dan pemanfatannya kepada Kepala Kantor
Wilayah BPN Provinsi …. dengan tembusan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten …. dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional. Dengan demikian, pemegang hak tidak memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf f
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor YY dan Pasal 27
huruf j Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran
Tanah;
15. dan seterusnya...........(21)

VII KESIMPULAN DAN SARAN REKOMENDASI


Berdasarkan hasil pemantauan dan analisa terhadap HGU Nomor
00/Kabupaten … atas nama PT. X seluas …… Ha terletak di Desa …,
Kecamatan …, Kabupaten …, Provinsi …, dapat disimpulkan dan
selanjutnya direkomendasikan hal- hal sebagai berikut:
1. Kesimpulan
a. Pemegang hak telah memenuhi kewajiban dan mematuhi larangan
sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan pemberian
haknya maupun berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku yaitu:
1) Membuka tanahnya dengan cara-cara yang dibenarkan yaitu
dengan cara mekanisasi menggunakan alat berat, bukan
pembakaran;
2) Mengusahakan sendiri seluruh tanah HGU dengan baik sesuai
dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan
kriteria yang ditetapkan oleh instansi teknis;
3) Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain
bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung;
4) Melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR)
bagi masyarakat sekitar;
5) Tidak terdapat tumpang tindih atau ketidaksesuaian
peruntukan antara hak atas tanah dengan RTRW.

b. Pemegang hak tidak melaksanakan kewajiban dan mematuhi


larangan sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan
pemberian haknya maupun berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku yaitu:
1) Menguasai seluruh bidang yang diberikan HGU;
2) Melaksanakan usaha …. sesuai peruntukannya dalam waktu
2 (dua) tahun sejak diberikan hak, dan tidak menelantarkan
tanahnya;
3) Memasang dan memelihara seluruh tanda batas bidang tanah;
4) Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan
fasilitas tanah;
5) Memelihara kesuburan tanahnya, mencegah kerusakan dan
menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup;
6) Melakukan pengelolaan, pemeliharaan, dan pengawasan serta
mempertahankan fungsi kawasan konservasi bernilai tinggi
HCV, fungsi konservasi sempadan, serta konservasi lainnya;
7) Memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar
(plasma) sesuai ketentuan yang berlaku yaitu paling sedikit
20% dari luas HGU atau ± …. Ha;
8) Mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta
menyediakan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran
lahan;
9) Menyampaikan laporan setiap akhir tahun mengenai
penggunaan dan pemanfaatan HGU kepada Kepala Kantor
Wilayah BPN Provinsi …. dengan tembusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten …. dan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
2. Saran Rekomendasi
a. Pemegang hak agar segera memenuhi kewajiban sebagai
berikut:
1) Menyelesaikan permasalahan penguasaan tanah di area
HGU sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
2) Melaksanakan usaha …. dengan memanfaatkan seluruh
tanahnya sesuai peruntukannya sebagai …. , dan tidak
menelantarkan tanahnya;
3) Memasang tanda batas HGU dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dan
memeliharanya secara periodik;
4) Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan
fasilitas tanah;
5) Memelihara kesuburan tanahnya, mencegah kerusakan dan
menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup;
6) Melakukan pengelolaan, pemeliharaan, dan pengawasan
serta mempertahankan fungsi kawasan konservasi bernilai
tinggi HCV, fungsi konservasi sempadan, serta konservasi
lainnya;
7) Memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar
paling sedikit seluas 20% dari total luas HGU yang diberikan
atau seluas ± …. Ha;
8) Mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta
menyediakan sarana dan prasarana pengendalian
kebakaran lahan;
9) Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten … dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten …
terkait adanya ketidaksesuaian antara hak atas tanah
dengan RTRW;
10) Menyampaikan laporan tertulis setiap tahun mengenai
penggunaan HGU kepada Kepala Kantor Wilayah BPN
Provinsi …. dengan tembusan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten …. dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional.
b. Menyampaikan rencana dan melaporkan perkembangan
pemenuhan kewajiban sebagaimana dimaksud pada huruf a
kepada … (22) cq. … (23) dengan tembusan kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi … dan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten …, serta melalui email … (24).

Lembar Pengesahan Kantor Pertanahan/Kantor Wilayah/Pusat

………………….,…………………………….. (25)

Yang Membuat Telaah Staf

Petugas Pemantau Petugas Pemantau

ttd ttd

Nama Nama
NIP. NIP.
Petunjuk Pengisian Telaahan Staf:
1. Diisi jenis hak atas tanah
2. Diisi nomor hak atas tanah
3. Diisi nama pemegang hak atas tanah
4. Diisi nama desa/kelurahan letak lokasi objek pemantauan
5. Diisi nama kecamatan letak lokasi objek pemantauan
6. Diisi nama kota/kabupaten letak lokasi objek pemantauan
7. Diisi nama provinsi letak lokasi objek pemantauan
8. Diisi nama unit kerja
9. Diisi nama jabatan unit kerja
10. Diisi nama pemegang hak atas tanah
11. Diisi alamat pemegang hak atas tanah
12. Diisi nomor dan tanggal surat keputusan hak
13. Diisi nomor hak atas tanah/Kabupaten dan tanggal sertipikat hak
14. Diisi letak hak atas tanah
15. Diisi luas hak atas tanah
16. Diisi sesuai tanggal berakhirnya hak
17. Diisi nomor dan tanggal surat ukur/gambar situasi/peta bidang tanah
18. Diisi sesuai peruntukan sebagaimana tecantum dalam surat
keputusan
19. Diisi data pendukung kegiatan pengawasan dan pengendalian hak
atas tanah
20. Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan pemantauan lapang antara
lain: penguasaan tanah, tanda batas, pemanfaatan dan penggunaan
tanah, pelaksanaan fungsi sosial tanah, pemeliharaan lingkungan
hidup, permasalahan tanah, kesesuaian RTRW, dan lainnya
21. Diisi analisa terkait kewajiban pemenuhan hak sebagaimana dalam
peraturan perundangan yang berlaku dan surat keputusan
pemberian hak atas tanah
22. Diisi nama unit kerja
23. Diisi nama unit kerja
24. Diisi email resmi unit kerja
25. Diisi tempat dan tanggal pembuatan telaah staf
Lampiran 9. Format Lembar Kendali Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak
Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

LEMBAR KENDALI
HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
HAK………(1) NOMOR .................... (2)
ATAS NAMA ................ (3)
YANG TERLETAK DI DESA …………………(4), KECAMATAN ............... (5),
KOTA ………….(6), PROVINSI .......... (7)

Hasil (8)
Hal yang Tidak
No Di Luar Ket (9)
dipantau Seluruhnya Sebagian Sama
Hak
Sekali
1. Penguasaan tanah

Hal yang Hasil (8)


No Ket (9)
dipantau Sesuai Tidak
2. Kesesuaian
pemanfaatan
tanah dengan
peruntukan dalam
Keputusan
pemberian haknya

3. Kesesuaian
pemanfaatan
tanah dengan
peruntukan RTRW

4. Kesesuaian data
hasil pemantauan
dengan data di
KKP dan sertipikat
/surat ukur

Hasil (8)
Sudah
Hal yang Telah
No namun Belum Ket (9)
dipantau mencapai
belum dibangun
20%
20%
5. Pelaksanaan
pembangunan
plasma
Hasil (8)
Hal yang Belum
No Ket (9)
dipantau Seluruhnya Sebagian sama
sekali
6. Pemeliharaan
tanda batas dan
pengamanan
tanah

Hal yang Hasil (8)


No Ket (9)
dipantau Ya Tidak
7. Pelaksanaan
fungsi sosial
8. Pelaksanaan
pemeliharaan
lingkungan hidup
9. Ketersediaan
sarana dan
prasarana
pengendalian
kebakaran lahan
pada area HGU

Petunjuk Pengisian Lembar Kendali:


1. Diisi jenis hak atas tanah
2. Diisi nomor hak atas tanah
3. Diisi nama pemegang hak atas tanah
4. Diisi nama desa/kelurahan letak lokasi objek pemantauan
5. Diisi nama kecamatan letak lokasi objek pemantauan
6. Diisi nama kota/kabupaten letak lokasi objek pemantauan
7. Diisi nama provinsi letak lokasi objek pemantauan
8. Diisi hasil pemantauan (√)
9. Diisi keterangan tambahan lainnya
Lampiran 10. Format Peta Definitif Hasil Pemantauan
a. Format Peta Penguasaan Tanah
b. Format Peta Pemanfaatan Tanah
c. Format Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang
d. Format Peta Penguasaan Plasma
e. Format Peta Pemanfatan Plasma
f. Format Peta Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana Tata Ruang
PETUNJUK PENGGAMBARAN LAYOUT PETA HASIL
PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAK ATAS TANAH/DASAR
PENGUASAAN ATAS TANAH

A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Plasma Ruang dengan Rencana Tata
Ruang Hasil Pengendalian HAT dibuat dalam format kertas A3 dengan
ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
Dalam hal tidak tersedia kertas A3, maka peta dapat dibuat pada format
kertas A4.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


❖ Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan
tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah (1)
Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah diisi dengan jenis dan nomor
Hak Atas Tanah sesuai dengan lokasi tanah yang dilakukan
monitoring.
Misalnya : - Tanah yang berasal dari HGB Nomor 1, maka pada
angka (1)
ditulis “Hak Guna Bangunan Nomor 1”.
- Tanah yang berasal dari DPAT, sebagai contoh Ijin
Lokasi, nomor 1/Pem.2/IV/2011 maka pada angka
(1) ditulis “ Ijin Lokasi Nomor 1/Pem.2/IV/2011”.
c. Pemegang Hak Atas Tanah (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang hak atas tanah yang
tercantum dalam Sertipikat/SK Pemberian Hak Atas Tanah atau
Buku Tanah, baik perseorangan ataupun badan hukum.
❖ Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang
digunakan untuk memetakan bidang tanah yang sesuai atau tidak
sesuai peruntukan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30
cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000,
1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana
panjang ruas dari angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas
dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada setiap ruas skala grafis,
bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran bidang tanah yang sebenarnya di lapangan yang mewakili
ruas garis 1 cm, 2 cm dan kelipatannya sesuai dengan skala angka
sebagaimana yang tertulis pada huruf a, serta di ujung kanan
dituliskan satuan ukurannya (menyesuaikan area yang dilakukan
monitoring).

❖ Letak Tanah
b. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak tanah yang
dipantau dan dievaluasi.
c. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan nama Kabupaten/Kota
letak objek tanahnya. Apabila terdapat Kabupaten dan Kota
memiliki nama yang sama, maka penulisan wilayah administrasi
kabupaten hanya dituliskan nama kabupatennya saja. Sedangkan
penulisan wilayah administrasi kota, diawali dengan kata “Kota”
sebelum nama kota tersebut. Misalnya:
- Penulisan Kabupaten Semarang
Kab/Kota : Semarang
- Penulisan Kota Semarang
Kab/Kota : Kota Semarang
d. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak objek
tanahnya
e. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu
“Desa” atau “Kelurahan” dan di belakangnya dituliskan nama
Desa/Kelurahan letak tanah yang dilakukan monitoring.
❖ Petunjuk Lembar Peta (9)
Pada Indeks Peta digambarkan lembar peta yang menunjukkan posisi
relatif objek tanah pada lembar peta dengan memberikan garis tebal
pada lembar yang memuat objek tanah tersebut. Posisi relatif tanah
tersebut digambarkan pada peta Kabupaten/Kota, dan ditambahkan
label nama Kabupaten/Kota letak objek tanah tersebut dan juga label
nama Kabupaten/Kota yang berbatasan langsung.
❖ Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan
pewaranaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta Penguasaan Tanah
Hasil Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah keterangan yang
perlu dimuat adalah:
a. Batas Kabupaten/Kota (disertai label nama Kabupaten/Kota yang
berbatasan langsung)
b. Batas Kecamatan (disertai label nama Kecamatan yang berbatasan
langsung)
c. Batas Desa/Kelurahan (disertai label nama Desa/Kelurahan yang
berbatasan langsung)
d. Jalan Arteri/Kolektor
e. Sungai Besar/Permanen
f. Penggambaran simbol batas bidang HAT yang dilakukan
pengawasan dan pengendalian menggunakan Style “Boundary
National” dari ESRI pada ArcMap dengan outline color berwarna
“Solar Yellow”

Keterangan yang dimuat disesuaikan dengan kondisi tanah saat


dilakukan pemantauan dan evaluasi. Pewarnaan/pengarsiran yang
ditampilkan pada masing-masing peta perlu dibedakan menurut
keterangannya.
g. Penguasaan tanah yang dibagi menjadi:
- Penguasaan tanah oleh pemegang hak yang sesuai dengan
sertipikat/SK pemberian HAT beserta luasannya dalam satuan
Hektar;
- Penguasaan tanah oleh pemegang hak yang di luar sertipikat/SK
pemberian HAT beserta luasannya dalam satuan Hektar;
- Tanah dikuasai pihak lain (masyarakat) beserta luasannya dalam
satuan Hektar;
- Tanah dikuasai pihak lain (badan hukum) beserta luasannya
dalam satuan Hektar;
- Tanah dikuasai pihak lain (perorangan) beserta luasannya dalam
satuan Hektar.

h. Pemanfaatan Tanah dibagi menjadi:


- Pemanfaatan tanah sesuai peruntukkan dengan luasan total,
beserta penjabaran jenis pemanfaatan dan luasannya masing-
masing dalam satuan Hektar;
- Pemanfaatan tanah tidak sesuai peruntukkan dengan luasan
total, beserta penjabaran jenis pemanfaatan saat pemantauan
dan luasannya masing-masing dalam satuan Hektar;
- Tanah belum dimanfaatkan beserta luasannya dalam satuan
Hektar.
i. Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang dibagi
menjadi:
- Pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang dengan luasan
total, beserta jenis peruntukkan tata ruang dan luasannya
masing-masing dalam satuan Hektar;
- Pemanfaatan tanah tidak sesuai rencana tata ruang dengan
luasan total, beserta jenis peruntukkan tata ruang dan
luasannya masing-masing dalam satuan Hektar.
j. Untuk Peta Kebun Plasma HGU mengikuti poin f-h sesuai dengan
tema masing-masing peta.
k. Jika lokasi Kebun Plasma bersebelahan dengan HGU Inti, maka
bidang HGU ditampilkan dalam peta;
l. Jika lokasi Kebun Plasma jauh dari HGU Inti, bidang HGU tidak
perlu ditampilkan dalam peta
❖ Unit Kerja Pembuat Peta (11) dan Alamat Unit Kerja (12)
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi
pembuat dengan huruf kapital semua yaitu, “KEMENTERIAN
AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL”,
kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit
kerja (12), dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri
tulisan.
❖ Nama Kegiatan (13) dan Tahun Pelaksanaan Kegiatan (14)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri
dengan Peta tersebut, dalam hal ini adalah Kegiatan Pemantauan dan
Evaluasi Hak Atas Tanah.
❖ Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta
(15), tanda tangan, nama lengkap (16), dan NIP pembuat peta (17).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan
peta (18), tanda tangan, nama lengkap (19), dan NIP pejabat
pemeriksa peta (20).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan
tanggal pengesahan peta (21), Direktur/Kepala unit kerja (22),
tanda tangan, nama lengkap pejabat (23) dan NIP yang
mengesahkan peta (24).
❖ Sumber Peta (25)
Kolom sumber peta diisi dengan sumber data spasial yang
ditampilkan dalam peta. Sumber peta diurutkan dengan nomor 1, 2,
3 dst. sesuai dengan banyaknya sumber peta yang digunakan.
Lampiran 11. Indikator Rekomendasi

Rekomendasi
NO Indikator
Pemegang Hak Unit Kerja
Menyelesaikan permasalahan sengketa,
Menyelesaikan permasalahan
Terdapat penguasaan masyarakat/pihak konflik, dan perkara penguasaan tanah
1 penguasaan tanah dengan
lain sesuai dengan tugas, pokok, dan
masyarakat/pihak lain
fungsinya

Terdapat penguasaan dan/atau Mengajukan permohonan pendaftaran


Mendaftarkan tanah yang melebihi
2 pemanfaatan melebihi batas hak tanah kepada Kantor Pertanahan
batas hak
setempat

Tanah tidak dimanfaatkan Memanfaatkan dan tidak menelantarkan Melakukan penertiban terhadap tanah
3
seluruh tanahnya yang tidak dimanfaatkan
- Memanfaatkan tanah sesuai dengan
Tanah dimanfaatkan tidak sesuai peruntukan pemberian haknya Melakukan penertiban terhadap tanah
4 peruntukan yang tidak sesuai dengan peruntukan
- Mengajukan izin perubahan pemberian haknya
peruntukan penggunaan tanah
Menyelesaikan permasalahan
ketidaksesuaian peruntukan pemberian
Tumpang tindih pemanfaatan dengan Memanfaatkan sesuai dengan
5 hak dengan izin/konsesi tambang
izin/konsesi tambang peruntukan pemberian haknya
sesuai mekanisme yang diatur dalam PP
No 43 Tahun 2021
Mengusahakan sendiri seluruh tanah
dengan baik sesuai dengan kelayakan Melakukan penertiban terhadap tanah
6 Tanah tidak diusahakan sendiri
usaha berdasarkan kriteria yang yang tidak diusahakan sendiri
ditetapkan oleh instansi teknis
Memfasilitasi pembangunan kebun
7 Plasma belum dibangun (HGU) masyarakat sekitar/plasma paling Tidak melakukan perpanjangan HGU
sedikit 20% dari luas haknya
Rekomendasi
NO Indikator
Pemegang Hak Unit Kerja

Plasma sudah dibangun tetapi belum Memenuhi luas kebun masyarakat


8 memenuhi 20% dari luas hak (HGU) sekitar/plasma agar mencapai 20% dari Tidak melakukan perpanjangan HGU
luas haknya
Memasang tanda batas dengan bentuk
Terdapat tanda batas yang Melakukan rekonstruksi batas
dan ukuran sesuai dengan peraturan
9 hilang/rusak/tidak dipasang berdasarkan permohonan pemegang
yang berlaku dan memeliharanya secara
hak
periodik

Lingkungan tidak terpelihara/tidak ada Melakukan penelitian lebih lanjut


Membangun dan memelihara prasarana
10 upaya pemeliharaan sebagai bahan pertimbangan untuk
lingkungan dan fasilitas tanah
perpanjangan hak

Akses jalan/air masyarakat sekitar Melakukan penelitian lebih lanjut


Membuka/membangun akses jalan dan
11 tertutup sebagai bahan pertimbangan untuk
air untuk masyarakat sekitar
perpanjangan hak
Melakukan penelitian lebih lanjut
Areal konservasi yang tidak terpelihara Memelihara areal konservasi yang
12 sebagai bahan pertimbangan untuk
berada dalam bidang hak atas tanahnya
perpanjangan hak
Membuat pernyataan dan/atau
Areal konservasi yang tidak jelas Melakukan penelitian lebih lanjut
keterangan mengenai areal konservasi
13 legalitasnya sebagai bahan pertimbangan untuk
yang disahkan oleh instansi yang
perpanjangan hak
berwenang
Menyelesaikan permasalahan
Peruntukan hak tidak sesuai dengan ketidaksesuaian peruntukan pemberian
Menggunakan dan memanfaatkan tanah
14 peruntukan RTRW yang berlaku hak dengan peruntukan RTRWsesuai
sesuai peruntukan rencana tata ruang
mekanisme yang diatur dalam PP No 43
Tahun 2021

Hak Atas Tanah masuk kawasan hutan Memanfaatkan tanah sesuai dengan Menyelesaikan permasalahan
15
pemberian haknya ketidaksesuaian peruntukan pemberian
Rekomendasi
NO Indikator
Pemegang Hak Unit Kerja
hak dengan kawasan hutan sesuai
mekanisme yang diatur dalam PP No 43
Tahun 2021

Pemegang hak tidak menyampaikan Menyampaikan laporan penggunaan dan


Melakukan penelitian lebih lanjut
laporan penggunaan dan pemanfaatan pemanfaatan hak atas tanah tiap tahun
16 terhadap penggunaan dan pemanfaatan
tanah secara periodik kepada Kantor Wilayah dengan
hak atas tanah
tembusan kepada Kantah dan Menteri

Pemegang hak tidak menyediakan Mencegah terjadinya kebakaran hutan Melakukan penelitian lebih lanjut
sarana prasarana kebakaran hutan dan dan lahan serta menyediakan sarana terhadap pemenuhan kewajiban
17
lahan dan prasarana pengendalian kebakaran pemegang hak sebagai bahan
lahan pertimbangan untuk perpanjangan hak
Melakukan penelitian lebih lanjut
Pemegang hak tidak melaksanakan Melaksanakan tanggung jawab sosial
terhadap pemenuhan kewajiban
18 tanggung jawab sosial dan lingkungan dan lingkungan (CSR) bagi masyarakat
pemegang hak sebagai bahan
sekitar
pertimbangan untuk perpanjangan hak
Lampiran 12. Format Surat Rekomendasi

FORMAT SURAT REKOMENDASI


KOP SURAT

.......,..................................
(1)

Nomor : (2)
Sifat : Penting
Lampiran : (3)
Perihal : Rekomendasi

Kepada Yth. (4)

Berdasarkan hasil pengawasan dan pengendalian hak atas tanah pada


bidang tanah HGU Nomor 00 seluas … Ha, atas nama PT. … (5) yang terletak
di … (6) (peta terlampir), terdapat kewajiban Saudara selaku pemegang HGU
dimaksud yang belum dipenuhi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yaitu:
…… (7)
1. Bahwa pemegang hak telah memperoleh HGU dimaksud lebih dari 2 (dua)
tahun dengan peruntukan sebagai perkebunan kelapa sawit. Namun,
seluruh area HGU dimaksud tidak dimanfaatkan sesuai peruntukannya,
dan saat ini masih berupa tanah kosong
2. Pemegang hak tidak mengusahakan sendiri seluruh tanah HGU dengan
baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang
ditetapkan oleh instansi teknis;
3. Pemegang hak tidak mendaftarkan perubahan komoditas tanah Hak
Guna Usaha kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten …;
4. Tanda batas HGU dimaksud tidak terpasang dan tidak terpelihara dengan
baik;
5. Pemegang hak tidak membangun dan memelihara prasarana lingkungan
dan fasilitas yang ada dalam lingkungan areal HGU;
6. Pemegang hak tidak memelihara tanah, termasuk menambah kesuburan
dan mencegah kerusakannya serta menjaga kelestarian lingkungan
hidup;
7. Pemegang hak tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
(CSR) bagi masyarakat sekitar;
8. Terdapat tumpang tindih atau ketidaksesuaian peruntukan antara hak
atas tanah dengan RTRW yaitu berada dalam kawasan lindung seluas ±
… Ha;
9. Pemegang hak belum memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat
sekitar paling sedikit 20% (dua puluh) persen dari total luas tanah yang
dimohon HGU untuk masyarakat sekitar dalam bentuk kemitraan
(plasma);
10. Pemegang hak tidak menyediakan sarana dan prasarana pengendalian
kebakaran hutan dan lahan di lokasi HGU sebagai upaya pencegahan.
….. (8)
Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai Pasal 27 dan Pasal 28
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak
Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah, Pasal 12
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian
Ketidaksesuaian Tata Ruang Kawasan Hutan, Izin dan/atau Hak Atas Tanah,
Pasal 64, Pasal 73, Pasal 82, dan Pasal 200 Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 tahun 2021 tentang
Pengaturan dan Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah,
dan Pasal 18 s.d. 23 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, dengan ini kami sampaikan
teguran kepada Saudara agar segera melaksanakan kewajiban yang belum
terpenuhi dengan rekomendasi sebagai berikut:
1. Melaksanakan usaha perkebunan dengan memanfaatkan seluruh
tanahnya sesuai peruntukannya, dan tidak menelantarkan tanahnya;
2. Mengusahakan sendiri seluruh tanah HGU dengan baik sesuai dengan
kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh instansi
teknis;
3. Mendaftarkan perubahan penggunaan (komoditas) tanah HGU pada
Kantor Pertanahan Kabupaten … dengan tembusan kepada Kepala Kantor
Wilayah BPN Provinsi … dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional;
4. Memasang tanda batas HGU dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan dan memeliharanya secara periodik;
5. Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah;
6. Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan, dan menjaga
kelestarian lingkungan hidup;
7. Mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta menyediakan
sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan;
8. Melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) bagi
masyarakat sekitar;
9. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur dan
Kantor Pertanahan Kabupaten … terkait penyelesaian ketidaksesuaian
antara Hak Atas Tanah dengan RTRW;
10. Memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar (plasma) sesuai
ketentuan yang berlaku yaitu paling sedikit 20% dari luas HGU.
Apabila Saudara tidak mengindahkan rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada angka … sampai dengan angka … (9), maka akan dilakukan
penertiban melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan perundangan
yang berlaku.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya

…………………......(10)

Nama .................(11)
NIP. (12)

Tembusan:
……………… (13)

Petunjuk Pengisian: Surat Rekomendasi


1. Diisi dengan tempat dan tanggal surat pemberitahuan dibuat
2. Diisi dengan nomor surat
3. Diisi dengan jumlah lampiran
4. Diisi dengan nama dan alamat pemegang hak atas tanah
5. Diisi dengan Jenis Hak, Nomor Hak, Luas Hak dan disesuaikan
dengan bidang hak yang dilakukan pengawasan dan
pengendalian (HAT)
6. Diisi dengan Lokasi Bidang hak atas tanah yang terdiri dari Desa,
Kecamatan dan Kabupaten
7. Diisi dengan daftar kewajiban yang belum dilakukan/pelanggaran yang
dilakukan oleh pemegang hak sesuai dengan yang tercantum pada
Petunjuk Teknis Pengendalian HAT
8. Diisi dengan daftar rekomendasi sesuai dengan kewajiban yang belum
dilakukan/pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang hak sesuai dengan
yang tercantum pada Petunjuk Teknis Pengendalian HAT
9. Diisi dengan nomor poin daftar pelanggaran
10. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani
11. Diisi dengan nama pejabat yang menandatangani
12. Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani
13. Diisi dengan nama unit kerja yang ditujukan
Lampiran 13. Format Tabulasi Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas/Dasar Penguasaan Atas Tanah

PENGUASAAN
PEMANFAATAN TANAH PLASMA RTRW REKOMENDASI
TANAH

PENGUA
KAB SAAN Luas
LU Luas Luas
UPA MELEBI yang Luas Luas
PEMEGANG NO AS PERUNT yang Luas Plasm Luas Luas
NO TEN Luas HI dima yang yang Luas
HAK HAK (H UKAN SK dikuas yang a Plasma yang
/KO yang BATAS nfaa tidak seluruhn Plas Penyeles Penertiban Pembangu
a) ai dimanfa yang yang tidak Pendaftara
TA dikuasi HAK (Ha) tkan dimanfa ya tidak ma aian Tanah nan
pemeg atkan sudah belum sesuai n Tanah
pihak selur atkan dimanfa 20 % sengketa Terlantar Plasma
ang sebagian diban dipenuh RTRW
lain (Ha) uhn sebagian atkan (Ha)
hak (Ha) gun i (Ha) (Ha)
ya (Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
(Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
-
Perkebu
29
TEB nan 58,8
1 PT. XX 1 4, 60,04 234,02 0 0 60,04 234,02 0 0 58,812 0
O Kelapa 12
06
Sawit
-
Perkebu
97
TEB nan 195,
2 PT. YY 3 7, 741,25 236,68 0 0 741,25 236,68 0 0 195,586 0
O Kelapa 586
93
Sawit

TOTAL
Petunjuk Pengisian Tabulasi Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas/ Dasar
Penguasaan Atas Tanah:
Tabel diisi dengan :
a. Kolom 1 diisi No. Urut,
b. Kolom 2 diisi Nama Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT,
c. Kolom 3 diisi Nomor Hak Atas Tanah/DPAT,
d. Kolom 4 diisi Letak Bidang Tanah (Kabupaten/Kota),
e. Kolom 5 diisi Luas Hak Atas Tanah/DPAT dalam satuan hektar (ha),
f. Kolom 6 diisi Peruntukan Sesuai Surat Keputusan Pemberian Hak Atas
Tanah/DPAT,
g. Kolom 7 diisi Luas Tanah yang Dikuasai oleh Pihak Lain dalam satuan
hektar (ha),
h. Kolom 8 diisi Luas Tanah yang Dikuasai Pemegang Hak dalam satuan
hektar (ha),
i. Kolom 9 diisi Luas Tanah yang Dikuasai Pemegang Hak Melebihi Batas Hak
dalam satuan hektar (ha),
j. Kolom 10 diisi Luas Tanah yang Dimanfaatkan Seluruhnya dalam satuan
hektar (ha),
k. Kolom 11 diisi Luas Tanah yang Dimanfaatkan Sebagian dalam satuan
hektar (ha),
l. Kolom 12 diisi Luas Tanah yang Tidak Dimanfaatkan Sebagian dalam
satuan hektar (ha),
m. Kolom 13 diisi Luas Tanah yang Seluruhnya Tidak Dimanfaatkan dalam
satuan hektar (ha),
n. Kolom 14 diisi Luas Plasma yang harus dipenuhi 20 % dalam satuan hektar
(ha),
o. Kolom 15 diisi Luas Plasma yang Sudah Dibangun dalam satuan hektar (ha),
p. Kolom 16 diisi Luas Plasma yang Belum Dipenuhi dalam satuan hektar (ha),
q. Kolom 17 diisi Luas Tanah yang Tidak Sesuai RTRW dalam satuan hektar
(ha),
r. Kolom 18 diisi centang Rekomendasi Penyelesaian Sengketa jika Terdapat
Sengketa Penguasaan Tanah,
s. Kolom 19 diisi centang Rekomendasi Pendaftaran Tanah jika Terdapat
Penguasaan Melebihi Batas Hak,
t. Kolom 20 diisi centang Rekomendasi Penertiban Tanah Terlantar jika
Terdapat Pemanfaatan Tanah yang Tidak Sesuai dengan Peruntukan Hak
Atas Tanah/DPAT,
u. Kolom 21 diisi centang Rekomendasi Pembangunan Plasma jika Pemegang
Hak Belum Membangun Plasma minimal 20% dari Luas HGU.
Lampiran 14. Format Laporan Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak
Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

FORMAT LAPORAN KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


HAK ATAS TANAH

I. PENDAHULUAN
Berisi tentang dasar pelaksanaan kegiatan Pengawasan dan
Pengendalian Hak Atas Tanah.
II. DASAR HUKUM
Berisi tentang peraturan-peraturan yang menjadi acuan dalam
melaksanakan kegiatan ini.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Berisi tentang maksud dilakukannya kegiatan ini serta tujuan kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah.
IV. RUANG LINGKUP
Berisi tentang batasan-batasan yang ada pada kegiatan ini, termasuk
kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan.
V. OBJEK
Berisi tentang deskripsi objek yang akan dilakukan pada kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah. Deskripsi meliputi:
1. Nama Pemegang Hak
2. Nomor Hak
3. Letak, luas ojyek
4. Informasi penting lainnya yang dianggap penting.
VI. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. PERSIAPAN
Berisi tentang penyiapan bahan (data tekstual dan spasial), petugas
yang akan melaksanakan kegiatan ini, dan penetapan objek/lokasi
pelaksanaan kegiatan.
2. PEMANTAUAN INDIKATIF
Berisi tentang pemantauan indikatif yang dilakukan dengan
intepretasi citra satelit.
3. PEMANTAUAN DEFINITIF
Berisi tentang survei lapang. Survei lapang dilakukan untuk
memastikan keakuratan intepretasi citra satelit
4. PENGOLAHAN DATA
Berisi hal-hal apa saja yang dilakukan untuk mengolah data hasil
pemantauan.
5. ANALISIS
Berisi analisis data tekstual dan spasial
6. KLARIFIKASI
Berisi permintaan keterangan kepada pemegang hak dan unit kerja
dan/atau instansi tekait
7. PENYUSUNAN PERTIMBANGAN/REKOMENDASI
Berisi pertimbangan/rekomendasi yang akan disampaikan kepada
pemegang dan/atau unit kerja terkait
8. TARGET WAKTU DAN ANGGARAN
Berisi waktu pelaksanaan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah mulai dari Persiapan sampai dengan Pelaporan,
serta serapan anggaran kegiatan ini.
VII. HASIL YANG DICAPAI
Berisi hasil pemantauan lapang dalam bentuk tekstual dan spasial
berupa peta penguasaan tanah, peta kesesuaian pamanfaatan tanah,
peta kesesuaian pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruang dan
peta penguasaan plasma, peta kesesuaian pamanfaatan plasma, peta
kesesuaian pemanfaatan plasma dengan Rencana Tata Ruang.
VIII. PENUTUP
Berisi kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi dan saran tindak lanjut
atas objek dimaksud.
IX. LAMPIRAN
Berisi tabel dan peta.

Anda mungkin juga menyukai