DIREKTORAT JENDERAL
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
2016
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (2) UUPA, hak menguasai dari Negara atas
sumberdaya agraria memberi wewenang untuk mengatur hubungan hukum penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. Pengaturan itu bertujuan untuk mewujudkan
keadilan, kebahagiaan, kemakmuran dalam rangka menjamin keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Dengan demikian, pemegang hak
atas tanah tidak hanya mempunyai hak untuk menggunakan tanah yang dikuasainya tetapi
juga berkewajiban menggunakan tanahnya sedemikian rupa sehingga baik secara langsung
dan tidak langsung memenuhi kepentingan umum, meningkatkan nilai ekonomi tanah, dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN mempunyai tugas melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap hak atas yang telah diberikan Negara kepada pemegang haknya.
Pemantauan dilakukan terhadap kewajiban-kewajiban pemegang hak sebagaimana tercantum
dalam SK Pemberian Haknya maupun kewajiban-kewajiban lain berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai pedoman bagi petugas
melaksanakan kegiatan dalam rangka Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah dan
Perizinan Pertanahan Tahun 2016, yang diselenggarakan oleh Kantor Pertanahan, Kantor
Wilayah BPN, dan Direktorat Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………... iii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................. iv
I PENDAHULUAN…………………………………………………………....... 1
II DASAR HUKUM……………………………………………………………… 1
III MAKSUD DAN TUJUAN…………………………………………………….. 3
IV SASARAN……………………………………………………………………… 3
V RUANG LINGKUP…………………………………………………………… 3
VI PENGERTIAN………………………………………………………………… 4
VII OBYEK………………………………………………………………………… 5
VIII TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN………………………………. 5
A. INVENTARISASI DATA HAK ATAS TANAH DI KANTOR
PERTANAHAN…………………………………………………………... 5
B. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERIAN HAK DAN 10
PERIZINAN DI KANTOR PERTANAHAN……………………………..
C. PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN PERTANAHAN DI
KANTOR WILAYAH BPN……………………………………………… 15
D. PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN PERTANAHAN DI
DIREKTORAT PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN
PERTANAHAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA
RUANG/BPN………………..…………………….…………………….. 18
IX PENUTUP……………………………………………………………………… 23
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR LAMPIRAN
4
I. Pendahuluan
Peningkatan jumlah penduduk yang membutuhkan tanah untuk pembangunan di
berbagai sektor baik pertanian maupun non pertanian telah menimbulkan berbagai
permasalahan terkait hak atas tanah. Beberapa permasalahan tersebut diantaranya:
meningkatnya kesenjangan penguasaan tanah oleh perorangan dan badan hukum; pemanfaatan
tanah yang tidak optimal sehingga menimbulkan tanah terlantar dan tanah kritis; tidak
terkendalinya perubahan penggunaan tanah dari pertanian ke non pertanian; terkendalanya
pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan bagi kepentingan umum; dan timbulnya
sengketa, konflik dan perkara terkait hak atas tanah antara masyarakat dengan badan hukum,
masyarakat dengan masyarakat, badan hukum dengan badan hukum, maupun masyarakat
dengan Negara.
Negara memberikan suatu hak atas tanah disertai syarat dan kewajiban yang harus
dipenuhi dan dilaksanakan oleh pemegang haknya. Dampak dari tidak dipenuhinya kewajiban-
kewajiban pemegang hak tersebut diantaranya adalah menurunnya kualitas fisik tanah maupun
lingkungan, penelantaran tanah, dan timbulnya sengketa dan konflik dengan masyarakat.
Maraknya kebakaran lahan dan hutan akhir-akhir ini menjadi contoh bagaimana pemegang Hak
Guna Usaha tidak memenuhi kewajibannya maupun ketentuan persyaratan yang diberikan
Negara kepadanya. Sedangkan di sisi lain juga terdapat Hak Guna Bangunan skala besar yang
tanahnya masih kosong karena tidak didirikan bangunan seperti persyaratan yang tercantum
dalam SK Pemberian haknya. Hal ini sangat bertentangan dengan tujuan Negara menentukan
dan mengatur hubungan hubungan hukum antara orang-orang dan badan hukum atas tanah
dengan tujuan untuk mencapai sebesar besar kemakmuran rakyat.
Kewajiban Negara menyelenggarakan pengaturan hubungan hukum hak atas tanah yang
pada hakikatnya merupakan perwujudan kehadiran Negara dalam menciptakan instrumen
hukum. Negara berwenang untuk membatalkan hak, sehingga tanahnya menjadi tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara. Dengan demikian, pemegang hak atas tanah tidak hanya
mempunyai hak untuk menggunakan tanah yang dikuasainya tetapi juga berkewajiban
menggunakan tanahnya sedemikian rupa sehingga baik secara langsung dan tidak langsung
memenuhi kepentingan umum, meningkatkan nilai ekonomi tanah, dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Pemberian hak atas tanah juga mengandung kewajiban penerima hak atas
tanah untuk menggunakan dan memanfaatkan tanahnya sebaik mungkin sesuai jenis hak yang
diberikan. Untuk itu diperlukan instrumen pemantauan dan evaluasi pada seluruh hak atas
tanah.
1
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
6. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan
Tanah Terlantar;
11. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
12. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;
13. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun
1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak
Pengelolaan;
14. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha
Perkebunan;
16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-II/2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2010 tentang Tata Cara Pelepasan
Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi;
17. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Pengaturan Pertanahan;
18. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011
tentang Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan Dalam Penerbitan Izin Lokasi,
Penetapan Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah;
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tta Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5
Tahun 2015 tentang Izin Lokasi;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8
Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang / Badan Pertanahan Nasional.
2
III. Maksud dan Tujuan
Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah dan Perizinan Pertanahan
Tahun 2016 dimaksudkan sebagai pedoman operasional bagi petugas pelaksana dalam
melakukan kegiatan dalam rangka pemantauan dan evaluasi pemberian hak atas tanah dan
perizinan agar pemegang hak atas tanah/perizinan memenuhi kewajiban-kewajiban sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku dan sesuai yang tercantum dalam Surat Keputusan
Pemberian hak/perizinannya.
Sedangkan tujuan dikeluarkannya petunjuk teknis ini adalah terwujudnya pemahaman
secara substansial dan kesamaan persepsi terhadap ketentuan-ketentuan terkait pengendalian
dan pemantauan pertanahan, maupun kesamaan persepsi dalam pelaksanaan kegiatan
inventarisasi data hak atas tanah di Kantor Pertanahan, kegiatan pemantauan dan evaluasi
pemberian hak dan perizinan di Kantor Pertanahan, serta kegiatan pengendalian dan
pemantauan pertanahan di Kantor Wilayah BPN.
IV. Sasaran
Hak atas tanah, Dasar Penguasaan Atas Tanah (DPAT), dan perizinan pertanahan harus
dipantau dan dievaluasi untuk memastikan terpenuhinya kewajiban-kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh pemegang hak terkait penggunaan dan pemanfaatan tanahnya, pelaksanaan
fungsi sosial hak atas tanah, pemeliharaan lingkungan hidup, serta kewajiban-kewajiban lain
yang dipersyaratkan dalam SK Pemberian hak/DPAT/Izinnya maupun peraturan perundangan
yang berlaku. Sasaran yang ingin diwujudkan dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis
Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah dan Perizinan Pertanahan Tahun 2016 ini adalah:
1. Terlaksananya pengelolaan data hak atas tanah;
2. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan kewajiban pemegang hak
atas tanah, DPAT, dan perizinan pertanahan;
3. Terlaksananya pengendalian dan pemantauan pertanahan;
4. Terlaksananya penyiapan rekomendasi hasil pemantauan dan evaluasi hak atas tanah,
DPAT, dan perizinan pertanahan.
V. Ruang Lingkup
Pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah dan Perizinan
Pertanahan ini meliputi wilayah kabupaten/kota yang selanjutnya diakumulasikan dalam
laporan provinsi dan menjadi bahan penyususunan kebijakan pengendalian di Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN RI secara nasional. Oleh karena itu, fungsi pengendalian berupa
pemantauan dan evaluasi tersebut memerlukan strategi, tata cara, prosedur, dan teknis
pelaksanaan di lapangan untuk memastikan bahwa kewajiban-kewajiban pemegang hak atas
3
tanah/DPAT/perizinan telah dipenuhi. Keakuratan data dan informasi yang dihasilkan dari
pelaksanaan kegiatan tersebut menjadi sangat penting sebagai dasar dikeluarkannya suatu
kebijakan.
VI. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah dan Perizinan
Pertanahan Tahun 2016 ini, yang dimaksud dengan:
1. Hak atas tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-undang Nomor
5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, selanjutnya disebut UUPA.
2. Dasar penguasaan atas tanah adalah izin/keputusan/surat dari pejabat yang berwenang yang
menjadi dasar bagi orang atau badan hukum untuk menguasai, menggunakan, atau
memanfaatkan tanah, dapat berupa Izin Lokasi atau Pelepasan Kawasan Hutan.
3. Perizinan Pertanahan adalah perizinan yang mensyaratkan Pertimbangan Teknis
Pertanahan dalam penerbitannya, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Kepala BPN
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan Dalam
Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah.
4. Tanah Negara atau tanah yang dikuasai langsung oleh Negara adalah tanah yang tidak
dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah.
5. Tanah Pertanian adalah bidang tanah yang digunakan untuk usaha pertanian yang meliputi
sawah, tegalan, ladang, kebun, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
6. Tanah Non Pertanian adalah bidang tanah yang digunakan untuk usaha non pertanian yang
meliputi perumahan, industri, jasa, perniagaan, dan perkantoran.
7. Pemegang Hak adalah pemegang hak atas tanah, pemegang Hak Pengelolaan, atau
pemegang izin/keputusan/surat dari pejabat yang berwenang yang menjadi dasar
penguasaan atas tanah.
8. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah
susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian
bangunan di atasnya.
9. Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah
susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang
membebaninya.
10. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik
suatu obyek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya.
4
VII. Obyek
Dalam Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah dan Perizinan
Pertanahan Tahun 2016 ini terdiri dari 3 kegiatan yang masing-masing objeknya berbeda.
Objek masing-masing kegiatan yaitu Inventarisasi Data Hak Atas Tanah, Pemantauan dan
Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan, serta Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan akan
dijelaskan lebih lanjut pada tata cara pelaksanaannya.
5
akurat, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat. Oleh karena itu,
kegiatan inventarisasi ini harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga
menghasilkan dokumen berkualitas yang layak dijadikan sebagai pedoman untuk
pelaksanaan kegiatan baik saat ini maupun di saat yang akan datang.
Kegiatan inventarisasi data hak atas tanah ini merupakan kegiatan Seksi
Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat Kantor Pertanahan di
seluruh Indonesia yang dikoordinasikan oleh masing Kantor Wilayah BPN Cq.
Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat. Namun demikian,
kegiatan ini memerlukan koordinasi dengan Seksi/Bidang terkait yaitu
Seksi/Bidang Survey Pengukuran dan Pemetaan, Seksi/Bidang Hak Tanah dan
Pendaftaran Tanah, maupun Sub/Bagian Tata Usaha. Oleh karena itu, perlu
koordinasi yang cukup kuat sehingga peran pimpinan dalam hal ini Kepala Kanwil
BPN dan Kepala Kantor Pertanahan sangat menentukan keberhasilan kegiatan.
1.2. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah menyediakan data hak atas tanah yang
terintegrasi sehingga menghasilkan informasi pertanahan yang akurat.
1.3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan inventarisasi data hak atas tanah adalah tersedianya
data hak atas tanah yang dapat menjadi bahan dan pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan yang terkait dengan pertanahan, sehingga diharapkan setiap Kantor
Pertanahan mempunyai basisdata hak atas tanah dalam 1 Kabupaten/Kota, baik
yang sudah maupun yang belum terinput dalam aplikasi Komputerisasi Kantor
Pertanahan (KKP).
6
1.5. Pengertian
a. Inventarisasi adalah pencatatan atau pengumpulan data tentang kegiatan atau
hasil yang dicapai (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
b. Hak Atas Tanah adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan
Hak Pakai sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
c. Data Tekstual adalah data yang memuat informasi yang tertulis, dalam hal ini
informasi hak atas tanah berupa jenis hak, nomor hak, nama pemegang hak,
penggunaan tanah, dan lain-lain.
d. Data Spasial adalah data yang memiliki gambaran wilayah yang terdapat di
permukaan bumi yang direpresentasikan dalam bentuk peta yang
bergeoreferensi (berkoordinat), dalam hal ini peta bidang atau kutipan dari peta
pendaftaran tanah.
7
2.3. Perencanaan Kegiatan
2.4. Anggaran
Anggaran untuk kegiatan inventarisasi data hak atas tanah bersumber pada
DIPA masing-masing Kantor Pertanahan dengan alokasi per 1 SP (Satuan
Pekerjaan) untuk 1 (satu) Kantor Pertanahan bervariasi berdasarkan kategori
wilayah yang telah ditentukan, dengan rincian penggunaan anggaran sebagaimana
terlampir pada Lampiran 2.
3. Pelaksanaan kegiatan
3.1. Objek
Objek yang diinventarisasi dalam kegiatan ini terdiri dari:
a. Data Tekstual
Data yang diinventarisir adalah Hak Milik, HGB, HGU, dan Hak Pakai.
b. Data Spasial
Data yang diinventarisir adalah peta berkoordinat masing-masing bidang, yang
dapat diambil dari peta bidang atau peta pendaftaran tanah. Dalam kegiatan
Inventarisasi Data Hak Atas Tanah ini, tidak semua hak dikumpulkan dan
dilaporkan petanya tetapi hanya pada objek tertentu yaitu:
1) Seluruh Hak Guna Usaha
2) Hak Guna Bangunan atas nama Badan Hukum dengan luas di atas 5000 m²
8
3.2. Perolehan Data
Data hak atas tanah yang diinventarisasi diperoleh dari 2 sumber yaitu:
a. Data Manual
Pengambilan data langsung dari buku tanah, daftar isian, buku hak, ataupun
bentuk lain yang merupakan inovasi Kantor Pertanahan setempat dalam
pengelolaan data. Perolehan secara langsung diperlukan untuk mengantisipasi
bidang-bidang tanah yang telah terbit haknya tetapi belum masuk aplikasi KKP.
b. Data Digital/elektronik
Pengambilan data dari aplikasi Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP).
Perpaduan sumber perolehan data manual dan data KKP perlu dilakukan
agar menghasilkan data yang lengkap dalam satu Kabupaten/Kota.
3.4. Hasil
Hasil dari kegiatan ini adalah data terkini hak atas tanah yang telah
diterbitkan di kabupaten/kota setempat. Data ini sangat diperlukan untuk:
a. Mengetahui jumlah maupun luas hak atas tanah yang telah diterbitkan;
b. Merencanakan kegiatan legalisasi asset;
c. Menyediakan data yang valid untuk keperluan internal maupun eksternal;
d. Menyiapkan data untuk pemantauan dan evaluasi pemenuhan kewajiban
pemegang hak atas tanah;
e. Mendukung pembangunan basisdata hak atas tanah.
4. Pelaporan
Hasil kegiatan inventarisasi data hak atas tanah dilaporkan ke Direktorat
Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN,
dengan tembusan Kantor Wilayah BPN masing-masing. Format laporan sebagaimana
9
tercantum pada Lampiran 4 dan laporan dibuat berupa hardcopy dan softcopy. Laporan
berupa hardcopy dikirim ke alamat : Direktorat Pengendalian dan Pemantauan
Pertanahan, Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
Tanah, Gedung Eks Kemenpera Lantai 7 Wing 3, Jalan Raden Patah No.1 Kebayoran
Baru Jakarta Selatan. Sedangkan laporan berupa softcopy dikirimkan ke alamat email :
pemantauan.bpnri@gmail.com.
2. Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan dilaksanakan dalam
beberapa tahapan, meliputi:
2.1. Persiapan
a. Penyiapan administrasi dan sarana penunjang, berupa:
1) Penetapan lokasi pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi yang
dituangkan dalam Surat Keputusan (SK), dengan format sesuai dengan
Lampiran 5. SK ini menunjuk pada hak atas tanah/DPAT/Perizinan
Pertanahan yang akan dilakukan kegiatan pemantauan lapang.
a) Penentuan prioritas obyek yang akan dilakukan pemantauan dan
evaluasi disusun berdasarkan jenis hak, kelengkapan data spasial dan
tekstual, lamanya hak diberikan, luasnya tanah hak/DPAT/Perizinan
Pertanahan, dan pemenuhan kewajiban pemegang
hak/DPAT/Perizinan Pertanahan, serta adanya permasalahan atas
obyek bidang tanah dimaksud.
10
b) SK Penetapan lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi
Pemberian Hak/Perizinan ditandatangani oleh Kepala Kantor
Pertanahan.
2) Penunjukan petugas pelaksana pemantauan dan evaluasi yang dituangkan
dalam Surat Keputusan/Surat Tugas. Penunjukan petugas dilakukan oleh
Kepala Kantor Pertanahan terhadap pegawai di lingkungan seksi yang
membidangi pengendalian dengan penambahan personil dari seksi lain
jika diperlukan selama anggaran memungkinkan;
3) Penyediaan ATK dan bahan penunjang komputer;
4) Penyiapan administrasi dan keuangan;
5) Peralatan pendukung yang diperlukan.
11
2.2. Pemantauan
Pemantauan dilakukan dengan melakukan survei lapang. Survei lapang
dimaksudkan untuk mengamati kondisi pemanfaatan tanah eksisting untuk
selanjutnya dibandingkan dengan data tekstual dan data spasial yang telah disiapkan
(format pemantauan lapang sesuai dengan Lampiran 7). Dalam pengamatan lapang,
petugas dapat meminta keterangan kepada pemegang hak/DPAT/Perizinan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Penguasaan tanah hak/DPAT/Perizinan oleh masyarakat, terkait sejak kapan
terjadinya penguasaan, perolehan tanah oleh perusahaan termasuk ada
tidaknya ganti rugi atas perolehan tanah tersebut;
b. Ada tidaknya sengketa/perkara di pengadilan termasuk kemajuan
penyelesaian sengketa/perkara atas tanah tersebut;
c. Riwayat penguasaan dan pemilikan tanah, termasuk ada tidaknya peralihan di
bawah tangan;
d. Ketidaksesuaian peruntukan dengan pemanfaatan tanah eksisting dengan
memastikan ada atau tidaknya izin mengenai :
1) perubahan penggunaan tanah dari pertanian ke non pertanian;
2) perubahan penggunaan tanah dari non pertanian ke pertanian;
3) perubahan antar komoditas tanaman;
4) perubahan antar bidang usaha non pertanian;
5) hal-hal lain yang dianggap penting.
e. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
f. Kewajiban pemegang hak/perizinan yang belum dan telah dilaksanakan.
Kewajiban pemegang hak atas tanah/perizinan yang dipantau adalah
kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam SK Pemberian hak atas
tanah/perizinannya, maupun kewajiban-kewajiban pemegang hak atas
tanah/perizinan menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, dan peraturan perundangan lainnya.
12
b. Pengolahan Data Spasial
Hasil pemantauan dan evaluasi diplot ke dalam Peta Hasil Pemantauan
dan Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan yang dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Melakukan overlay antara Peta Pendaftaran Tanah dengan Peta Penggunaan
Tanah dan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah;
2) Hasil overlay dibuat legenda baru untuk menghasilkan Peta Tematik Hasil
Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak/DPATPerizinan (contoh dan
petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 8).
2.4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap kewajiban yang sudah atau belum dipenuhi
oleh pemegang hak/DPAT sesuai SK pemberian hak/DPAT/perizinan sehingga
dapat diketahui sejauh mana tingkat kepatuhan pemegang hak terhadap pelaksanaan
kewajiban yang tercantum dalam SK pemberian hak/DPAT/Perizinannya.
Petugas pemantauan dan evaluasi pemberian hak dan perizinan selanjutnya
melaporkan hasilnya kepada Kepala Kantor Pertanahan melalui Kepala Seksi yang
terkait dengan tugas pemantauan dan evaluasi tersebut disertai saran yang dapat
dilakukan sebagai tindak lanjut atas hasil pemantauan dan evaluasi tersebut. Saran
rekomendasi yang diberikan dapat berupa:
c. Pembatalan hak / Izin Lokasi.
d. Pelaksanaan / peningkatan fungsi sosial hak atas tanah.
e. Pelaksanaan Coorporate Social Resposibility (CSR).
f. Pemberian status tanah terindikasi terlantar.
g. Hak atas tanah dapat diperpanjang atau diperbarui karena terpenuhinya
kewajiban-kewajiban pemegang hak.
2.5. Pelaporan
a. Penyusunan Laporan
Tahapan kegiatan dilaporkan secara periodik melalui aplikasi SKMPP
pada menu yang telah disediakan. Sedangkan pelaporan akhir dilakukan oleh
Kepala Kantor Pertanahan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN dengan
tembusan kepada Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan
Penguasaan Tanah dan Direktur Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan
(hardcopy dan softcopy). Format laporan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.
13
b. Pendokumentasian
Seluruh hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pemberian hak dan perizinan didokumentasikan dalam bentuk hardcopy
maupun softcopy sebagai bentuk pengamanan terhadap dokumen
pengendalian pertanahan.
Bulan (2016)
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Penyiapan administrasi dan
sarana penunjang
2. Pemantauan
3. Pengolahan Data
4. Evaluasi
5. Anggaran
Untuk pelaksanaan kegiatan ini, dialokasikan anggaran per 1 SP (Satuan
Pekerjaan) untuk 1 (satu) Kantor Pertanahan bervariasi berdasarkan kategori wilayah
yang telah ditentukan, dengan rincian penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud
pada Lampiran 10. Rencana Anggaran Biaya Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak
dan Perizinan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota Tahun 2016 ini telah dimasukkan
pada DIPA Kantor Pertanahan.
14
C. PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN PERTANAHAN DI KANTOR WILAYAH
BPN
Kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan dilaksanakan dalam beberapa tahapan,
meliputi:
1. Persiapan
a. Penyiapan administrasi dan sarana penunjang, berupa:
1) Penetapan lokasi pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pemantauan pertanahan
yang dituangkan dalam Surat Keputusan (SK), dimana format laporan sesuai
dengan Lampiran 11. SK ini menunjuk pada lokasi Kantor Pertanahan yang akan
dilakukan kegiatan pengendalian dan pemantauan pertanahan.
2) Prioritas lokasi Kantor Pertanahan yang akan dilakukan kegiatan pengendalian
dan pemantauan pertanahan ditetapkan berdasarkan pertimbangan luas objek
hak/DPAT, tingkat permasalahan objek, maupun pertimbangan penting lainnya;
3) Penetapan lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan
ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah BPN sesuai dengan hasil penyusunan
prioritas objek di atas. Jumlah yang ditetapkan sebagai target kegiatan
pengendalian dan pemantauan pertanahan tahun 2016 sebanyak 6 lokasi Kantor
Pertanahan, kecuali untuk DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta sebanyak 5 lokasi
Kantor Pertanahan.
4) Penunjukan petugas pelaksana kegiatan pengendalian dan pemantauan pertanahan
yang dituangkan dalam Surat Keputusan/Surat Tugas. Penunjukan petugas
dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN terhadap pegawai pada Bidang yang
melaksanakan tugas Pengendalian Pertanahan dengan penambahan personil dari
bidang lain jika diperlukan selama anggaran memungkinkan;
5) Penyediaan ATK dan bahan penunjang komputer;
6) Penyiapan administrasi dan keuangan;
7) Peralatan pendukung yang diperlukan.
c. Penyusunan jadwal
Jadwal pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pemantauan pertanahan
disusun dalam 1 tahun anggaran berjalan. Penyusunan jadwal ini dilakukan sebagai
15
salah satu alat kendali bagi pelaksana kegiatan agar realisasi pelaksanaan kegiatan
dalam satu tahun anggaran dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan di Kantor Wilayah
terdiri dari:
a. Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan memonitor pelaksanaan kegiatan
Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan pada seluruh Kantor
Pertanahan. Kanwil BPN agar memastikan setiap Kantor Pertanahan melaksanakan
kegiatan dimaksud dan mengendalikan pelaksanaannya sesuai dengan kerangka
waktu yang telah ditetapkan.
b. Pemantauan
Pemantauan dilakukan dengan melakukan survei lapang ke lokasi yang telah
direncanakan. Survei lapang ke lokasi bidang hak atas tanah dilakukan apabila
menurut pertimbangan Kanwil BPN dipandang perlu untuk mengecek kembali hasil
pemantauan yang telah dilakukan oleh Kantor Pertanahan, termasuk saran
rekomendasi yang diberikan terhadap hak atas tanah tersebut.
c. Pembinaan
Pembinaan pertanahan yang dilakukan oleh Kantor Wilayah BPN terdiri
dari:
1) Pembinaan kepada pelaksana kegiatan Kantor Pertanahan
Pembinaan kepada pelaksana kegiatan dapat berupa pengarahan,
bimbingan teknis, pendampingan, atau sosialisasi terkait kegiatan dan tata cara
pengendalian dan pemantauan pertanahan.
2) Pembinaan kepada pemegang hak atas tanah/DPAT yang menjadi objek
pemantauan
Kantor Wilayah BPN dapat melaksanakan pembinaan kepada
pemegang hak atas tanah apabila diperlukan. Pembinaan kepada para
pemegang hak atas tanah/ DPAT dilaksanakan dengan mengundang pemegang
hak atas tanah/DPAT dalam rangka sosialisasi tentang pengendalian kewajiban
pemegang hak atas tanah, atau dalam rangka meminta keterangan mengenai
kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.
16
3. Pengolahan dan Analisa Data
Data hasil pengendalian dan pemantauan pertanahan selanjutnya diolah dan
dianalisa untuk menyimpulkan ada tidaknya pelanggaran oleh pemegang hak atas
tanah/DPAT, ataupun ada tidaknya kewajiban yang belum dipenuhi pemegang hak atas
tanah/DPAT. Kepala Kantor Wilayah BPN melakukan teguran tertulis kepada
pemegang hak atas tanah/DPAT apabila berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi
dan atau saran dari Kepala Kantor Pertanahan terdapat pelanggaran oleh pemegang
hak/DPAT terhadap kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam SK Pemberian
Haknya, maupun terdapat kewajiban-kewajiban yang belum dipenuhi. Dalam teguran
tersebut harus disebutkan kewajiban yang harus segera dilaksanakan dan pemberitahuan
sanksi yang diterapkan apabila tidak mengindahkan teguran.
4. Pelaporan
a. Penyusunan Laporan
Laporan hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Kantor Wilayah BPN terdiri
dari 2 (dua) macam, yaitu:
1) Laporan rekapitulasi hasil pemantauan dan evaluasi seluruh Kantor Pertanahan;
2) Laporan hasil pengendalian dan pemantaua pertanahan di 5 atau 6 lokasi Kantor
Pertanahan beserta saran tindak lanjutnya.
Tahapan pelaksanaan kegiatan dilaporkan secara periodik melalui aplikasi
SKMPP pada menu yang telah disediakan. Sedangkan pelaporan akhir dilakukan
oleh Kepala Kantor Wilayah BPN kepada Direktur Pengendalian dan Pemantauan
Pertanahan dan Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
Tanah terkait hasil pengendalian dan pemantauan pertanahan beserta saran tindak
lanjut yang telah disusun dalam bentuk buku laporan (sesuai format pada Lampiran
12) yang dibuat dalam 3 eksemplar yaitu 1 laporan untuk Direktur Jenderal
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, 1 laporan (hardcopy dan
softcopy) untuk Direktur Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan, dan 1 laporan
untuk dokumentasi Kepala Kantor Wilayah BPN.
b. Pendokumentasian
Seluruh hasil pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pemantauan
pertanahan didokumentasikan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy sebagai
bentuk pengamanan terhadap dokumen pengendalian pertanahan.
5. Target Waktu
Agar kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan dapat berjalan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan, maka target waktu untuk tahapan pelaksanaan kegiatan
dimaksud adalah sebagai berikut:
17
Tabel 3 Target Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan
Bulan (2016)
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes
1. Penyiapan administrasi dan
sarana penunjang kegiatan
2. Pelaksanaan Kegiatan
pengendalian, pemantauan,
dan pembinaan
3. Pengolahan dan Analisa
Data
4. Penyusunan laporan hasil
pemantauan dan pembinaan
pertanahan
6. Anggaran
Untuk pelaksanaan kegiatan ini, dialokasikan anggaran per 1 SP (Satuan
Pekerjaan) untuk 1 (satu) Kantor Wilayah BPN bervariasi berdasarkan kategori wilayah
yang telah ditentukan, dengan rincian penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud
pada Lampiran 13. Rencana Anggaran Biaya Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan
di Kantor Wilayah BPN Tahun 2016 ini telah dimasukkan pada DIPA Kantor Wilayah
BPN.
18
b. Maksud dan Tujuan
Maksud pembangunan Basisdata Tanah Pertanian dan Non Pertanian adalah
menyediakan data hak atas tanah dan dasar penguasaaan atas tanah baik tanah
pertanian maupun non pertanian yang terintegrasi sehingga menghasilkan informasi
pertanahan yang akurat.
Sedangkan tujuan pembangunan Basisdata Tanah Pertanian dan Non Pertanian
adalah:
1) Menyediakan data untuk perencanaan kegiatan pertanahan;
2) Mendukung layanan kepada mesyarakat terkait informasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah;
3) Sebagai bahan pemantauan dan evaluasi pemenuhan kewajiban pemegang hak
atas tanah/DPAT;
4) Sebagai bahan pendukung identifikasi dan penelitian dalam rangka penertiban
tanah terlantar.
c. Metode
Tahapan yang dilakukan dalam membangun Basisdata Tanah Pertanian dan Non
Pertanian adalah:
1) Pembuatan format basisdata;
2) Pembuatan kerangka basisdata;
3) Inventarisasi Data HAT/DPAT oleh Kantor Pertanahan;
4) Laporan hasil inventarisasi Kantor Pertanahan ke Kantor Wilayah BPN;
5) Inventarisasi Laporan Kantah-Kantah oleh Kanwil BPN;
6) Laporan Kanwil BPN ke Kementerian ATR/BPN;
7) Verifikasi Data yang dikirim oleh Kanwil BPN;
8) Entry Data HAT/DPAT ke dalam kerangka Basisdata.
d. Hasil
Pembangunan Basisdata Tanah Pertanian dan Non Pertanian ini menghasilkan:
1) Data Tekstual Hak Atas Tanah/DPAT yang berisi subyek dan obyek hak/DPAT,
dasar pemberian hak/DPAT, peruntukan tanah, jangka waktu hak/DPAT, hak dan
kewajiban pemegang hak/DPAT, serta data yuridis lain yang tercantum dalam SK
Pemberian Hak maupun Buku Tanah;
2) Data Spasial Hak Atas Tanah yang berisi Peta Penguasaan Tanah, Peta Pemilikan
Tanah, Peta Penggunaan Tanah, dan Peta Pemanfaatan Tanah.
19
2. Inventarisasi hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan kewajiban
pemegang hak tanah/DPAT tanah pertanian dan non pertanian
Inventarisasi dilakukan dengan cara collecting data laporan daerah mengenai
hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan kewajiban pemegang hak tanah dan
DPAT atas tanah pertanian dan non pertanian sebagaimana telah diatur dalam surat
keputusan pemberian hak maupun DPAT.
20
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan dokumen berupa hasil analisa
terhadap pemenuhan kewajiban pemegang hak dan perizinan tanah pertanian dan tanah
non pertanian. Sedangkan maksud dari kegiatan ini adalah untuk memberikan
rekomendasi tindak lanjut pembinaan dan penertiban pemenuhan kewajiban pemegang
hak dan perizinan tanah pertanian dan tanah non pertanian berupa peningkatan fungsi
sosial dan lingkungan, penghapusan hak, pelepasan hak, pembatalan izin lokasi dan
indikasi tanah terlantar.
21
mengeluarkan Surat Edaran Nomor 2/SE/XII/2012 Tanggal 27 Desember 2012 tentang
Persyaratan Membangun Kebun Untuk Masyarakat Sekitar (Kebun Plasma) dan
Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR) Serta Legalisir Dokumen
Permohonan Pelayanan Pertanahan. Terhadap kewajiban membangun kebun plasma dan
melaksanakan CSR, sanksi yang diterapkan apabila pemegang hak tidak memenuhinya,
dapat berupa :
1) Penolakan perpanjangan hak;
2) Pemberian syarat pembangunan kebun plasma dan CSR pada saat pembaharuan
hak.
7. Target Waktu
Agar kegiatan inventarisasi, verifikasi, monitoring dan evaluasi kewajiban
pemegang hak atas tanah dan DPAT pertanian dan non pertanian dapat berjalan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan, maka target waktu untuk tahapan pelaksanaan
kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Target Waktu Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan
Bulan (2016)
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes
1. Pembangunan Basisdata
Tanah Pertanian dan Non
Pertanian
2. Inventarisasi hasil
pemantauan dan evaluasi
3. Verifikasi hasil pemantauan
dan evaluasi
4. Pemantauan dan evaluasi
terhadap pemenuhan
kewajiban pemegang hak
tanah dan DPAT
5. Analisa hasil pemantauan
dan evaluasi terhadap
pemenuhan kewajiban
pemegang hak tanah dan
DPAT
6. Penyiapan rekomendasi
tindak lanjut pembinaan dan
penertiban pemenuhan
kewajiban pemegang hak
tanah dan DPAT
7. Pelaporan
22
8. Pelaporan
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan inventarisasi, verifikasi, monitoring dan evaluasi
kewajiban pemegang hak atas tanah dan DPAT pertanian dan non pertanian memuat hal-
hal sebagai berikut:
a. Pembangunan dan pengembangan Basisdata Tanah Pertanian dan Non Pertanian;
b. Laporan hasil pemantauan yang dilakukan daerah;
c. Laporan hasil monitoring dan evaluasi ke daerah;
d. Rekomendasi atas objek yang dilaporkan daerah.
Laporan disusun pada akhir tahun anggaran dan dibuat 3 rangkap, yaitu untuk Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah, dan Direktur Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan.
9. Anggaran
Anggaran untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka Inventarisasi,
Verifikasi, Monitoring dan Evaluasi Kewajiban Pemegang Hak Tanah dan DPAT
Tanah Pertanian dan Non Pertanian adalah sebesar Rp. 897.706.000,- (delapan ratus
sembilan puluh tujuh juta tujuh ratus enam ribu rupiah).
IX. Penutup
Hal-hal yang menjadi kewajiban Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan dalam
rangka Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian dan Non Pertanian, agar mendapat perhatian
dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hambatan, kendala, dan masalah
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, agar dimasukkan dalam laporan-laporan yang diserahkan
kepada Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah cq.
Direktur Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan. Petunjuk teknis ini masih tetap berlaku
sepanjang belum dikeluarkannya petunjuk teknis baru sebagai penggantinya.
23
LAMPIRAN
Menimbang : a. bahwa dalam rangka kegiatan inventarisasi data hak atas tanah
dipandang perlu untuk menetapkan petugas yang terlibat dalam
kegiatan dimaksud;
b. bahwa untuk menunjuk petugas pelaksanaan kegiatan
inventarisasi data hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada
huruf a, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor
Kabupaten/Kota …;
Ditetapkan di …………..
Pada tanggal ……………
……………………
NIP. ………………….
1.
2.
3.
4.
LAMPIRAN 2. ANGGARAN KEGIATAN INVENTARISASI DATA HAK ATAS TANAH DI KANTOR PERTANAHAN
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-
masing satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan
jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
INVENTARISASI DATA HAK ATAS TANAH DI KANTOR PERTANAHAN
TAHUN ANGGARAN 2016
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-
masing satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan
jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
INVENTARISASI DATA HAK ATAS TANAH DI KANTOR PERTANAHAN
TAHUN ANGGARAN 2016
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-
masing satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan
jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
Lampiran 3. Format Data Inventarisasi Data Hak Atas Tanah
BASIS DATA HASIL INVENTARISASI HAK …….. TAHUN ………………….. , PROVINSI .............................
3
Lampiran 4. Format Laporan Kegiatan Inventarisasi Data Hak Atas Tanah di Kantor
Pertanahan.
I. PENDAHULUAN
Berisi tentang dasar pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data Hak Atas Tanah.
II. DASAR HUKUM
Berisi tentang peraturan-peraturan yang menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan ini.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Berisi tentang maksud dilakukannya kegiatan ini serta tujuan kegiatan Inventarisasi Data
Hak Atas Tanah.
IV. OBYEK
Berisi tentang deskripsi obyek yang akan dilakukan pada kegiatan Inventarisasi Data Hak
Atas Tanah.
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. PERSIAPAN
Berisi hal-hal dan bahan yang disiapkan dalam rangka kegiatan Inventarisasi Data
Hak Atas Tanah.
2. PENGOLAHAN DATA
Berisi langkah-langkah dan metode dalam pelaksanaan Inventarisasi Data Hak Atas
Tanah.
3. TARGET WAKTU DAN ANGGARAN
Berisi waktu pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data Hak Atas Tanah mulai dari
Persiapan sampai dengan Pelaporan, serta serapan anggaran kegiatan ini.
VI. HASIL YANG DICAPAI
Berisi hasil (output) dari kegiatan Inventarisasi Data Hak Atas Tanah.
VII. PENUTUP
Berisi kesimpulan yang didapat dari kegiatan Inventarisasi Data Hak Atas Tanah dan saran
tindak lanjutnya.
VIII. LAMPIRAN
Berisi data tekstual dan spasial (table dan peta) hasil kegiatan Inventarisasi Data Hak Atas
Tanah.
Lampiran 5. Format Surat Keputusan (SK) Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan
Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di …………..
Pada tanggal ……………
……………………
NIP. ………………….
Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ….. Tahun Anggaran ….
No dan Tanggal
No Nama Pemegang Hak Luas (Ha) Lokasi
Sertipikat
1.
2.
3.
4.
Lampiran 6. Format Data Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan.
*) Apabila terdapat informasi lain yang ingin ditambahkan, dapat diisi pada kolom keterangan.
Apabila pemegang hak tidak hadir dan tidak menandatangani isian ini, maka isian ini dianggap telah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Pemegang hak, Petugas Pemantauan dan Evaluasi
Pemberian Hak dan Perijinan,
( ) ( )
Lampiran 7. Format Pemantauan Lapang Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak dan Perijinan
contoh
3 Letak Tanah
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
4 Penggunaan Tanah : Pertanian/Non Pertanian *)
5 Peruntukan dalam RTRW saat ini :
6 Peruntukan sesuai SK :
7 Kewajiban Pemenuhan
a. Sesuai SK : a. Sesuai SK :
1) Menyediakan lahan konservasi 1) Tidak terdapat lahan konservasi
2) 2)
3) 3)
4) 4)
8 Permasalahan/Sengketa
1) Terdapat okupasi oleh masyarakat
2)
4)
Mengetahui
Petugas Pemantauan
1. ………………………
2. ………………………
3. ……………………… .............................................
NIP. ...............................................
KETERANGAN:
*) coret yang tidak perlu
Lampiran 8. Peta Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan.
PETA HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERIAN HAK DAN PERIZINAN
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
PETA HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAK ATAS TANAH
30 cm DAN PERIJINAN PERTANAHAN
JENIS HAK DAN NOMOR…… (1)
ATAS NAMA ................ (2)
U
PROVINSI : .............................
(5) KABUPATEN/KOTA :
............................. (6) KECAMATAN
: ............................. (7)
DESA/KEL : ............................. (8)
LEGENDA.......................(10)
25 cm
............
NIP. ............. (23)
1 cm 8 cm
PETUNJUK PENGGAMBARAN LAYOUT PETA
A. Ukuran Peta
Peta hasil monitoring dan evaluasi pemberian hak dan perijinan dibuat dalam format kertas A3
dengan ukuran sebagai berikut :
1. Bidang gambar 30 cm x 25 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
5. Legenda (10)
Legenda diisi dengan menggambarkan overlay batas bidang, RTRW dan penggunaan tanah
sehingga diperoleh tanah sesuai peruntukan, tanah tidak sesuai peruntukan dan tanah tidak
sesuai RTRW dan mencantumkan pemenuhan kewajiban kewajiban pemegang hak.
Sebagai contoh :
I. PENDAHULUAN
Berisi tentang dasar pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak dan
Perizinan.
II. DASAR HUKUM
Berisi tentang peraturan-peraturan yang menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan ini.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Berisi tentang maksud dilakukannya kegiatan ini serta tujuan kegiatan Pemantauan dan
Evaluasi Pemberian Hak dan Perizinan.
IV. RUANG LINGKUP
Berisi tentang batasan-batasan yang ada pada kegiatan ini, termasuk kegiatan apa saja yang
akan dilaksanakan.
V. OBYEK
Berisi tentang deskripsi obyek yang akan dilakukan pada kegiatan Pemantauan dan Evaluasi
Pemberian Hak dan Perizinan. Deskripsi meliputi :
1. Nama Pemegang Hak
2. Nomor Hak
3. Letak, luas obyek
4. Informasi penting lainnya yang dianggap penting.
VI. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. PERSIAPAN
Berisi tentang penyiapan bahan (data tekstual dan spasial), petugas yang akan
melaksanakan kegiatan ini, dan penetapan obyek/lokasi pelaksanaan kegiatan.
2. PEMANTAUAN LAPANG
Berisi tahapan yang dilakukan saat pemantauan di lokasi/obyek.
3. PENGOLAHAN DATA
Berisi hal-hal apa saja yang dilakukan untuk mengolah data hasil pemantauan.
4. EVALUASI
Berisi tentang analisa pemenuhan kewajiban-kewajiban pemegang hak.
5. TARGET WAKTU DAN ANGGARAN
Berisi waktu pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pemberian Hak dan
Perizinan mulai dari Persiapan sampai dengan Pelaporan, serta serapan anggaran
kegiatan ini.
VII. HASIL YANG DICAPAI
Berisi hasil pemantauan lapang dalam bentuk tekstual dan spasial.
VIII. PENUTUP
Berisi kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi dan saran tindak lanjut atas obyek dimaksud.
IX. LAMPIRAN
Berisi table dan peta.
LAMPIRAN 10. ANGGARAN KEGIATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERIAN HAK DAN PERIJINAN DI KANTOR PERTANAHAN
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh KPA
sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan profesional.
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh KPA
sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan profesional.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERIAN HAK DAN PERIJINAN DI KANTOR PERTANAHAN
TAHUN ANGGARAN 2016
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh KPA
sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan profesional.
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh KPA
sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan profesional.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERIAN HAK DAN PERIJINAN DI KANTOR PERTANAHAN
TAHUN ANGGARAN 2016
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh KPA
sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan profesional.
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker (mempertimbangkan biaya transportasi), dengan jumlah total
tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh KPA
sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan profesional.
Lampiran 11. Format Surat Keputusan (SK) Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian dan
Pemantauan Pertanahan.
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di …………..
Pada tanggal ……………
……………………
NIP. ………………….
1.
2.
3.
4.
Lampiran 12. Format Laporan Kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan di
Kantor Wilayah.
I. PENDAHULUAN
Berisi tentang dasar pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan di
Kantor Wilayah BPN.
II. DASAR HUKUM
Berisi tentang peraturan-peraturan yang menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan ini.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Berisi tentang maksud dilakukannya kegiatan ini serta tujuan kegiatan Pengendalian dan
Pemantauan Pertanahan di Kantor Wilayah BPN.
IV. OBYEK
Berisi tentang deskripsi kantor pertanahan/obyek yang akan dilakukan pada kegiatan
Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan di Kantor Wilayah BPN.
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. PERSIAPAN
Berisi bahan (data tekstual dan spasial yang telah disiapkan), petugas yang
melaksanakan kegiatan ini, dan penetapan kantor pertanahan/obyek pelaksanaan
kegiatan.
2. PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN
Berisi hal-hal yang dilakukan dalam rangka pengendalian, pemantauan dan
pembinaan pertanahan.
3. PENGOLAHAN DATA
Berisi metode dan tahapan yang dilakukan untuk mengolah data hasil pengendalian
dan pemantauan.
4. TARGET WAKTU DAN ANGGARAN
Berisi waktu pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan di
Kantor Wilayah BPN mulai dari persiapan sampai dengan pelaporan, serta serapan
anggaran kegiatan ini.
VI. HASIL YANG DICAPAI
Berisi hasil pengendalian dan pemantauan yang dilakukan serta evaluasi berupa saran
rekomendasi atas obyek pemantauan dan pembinaan.
VII. PENUTUP
Berisi kesimpulan hasil evaluasi terhadap pemantauan dan pembinaan yang dilakukan dan
saran tindak lanjutnya.
VIII. LAMPIRAN
Berisi tabel dan peta.
LAMPIRAN 13. ANGGARAN KEGIATAN PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN PERTANAHAN DI KANTOR WILAYAH
03 PELAPORAN 7,540,000
521211 Belanja Bahan
Rapat koordinasi 7,540,000
- makan rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 53,000 1,060,000
- snack rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 24,000 480,000
- uang saku rapat dalam kantor (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 300,000 6,000,000
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker, dengan jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
03 PELAPORAN 7,200,000
521211 Belanja Bahan
Rapat koordinasi 7,200,000
- makan rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 42,000 840,000
- snack rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 18,000 360,000
- uang saku rapat dalam kantor (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 300,000 6,000,000
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-
masing satker, dengan jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh KPA
sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan profesional.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN PERTANAHAN DI KANTOR WILAYAH
TAHUN ANGGARAN 2016
03 PELAPORAN 7,220,000
521211 Belanja Bahan
Rapat koordinasi 7,220,000
- makan rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 45,000 900,000
- snack rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 16,000 320,000
- uang saku rapat dalam kantor (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 300,000 6,000,000
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker, dengan jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
03 PELAPORAN 7,180,000
521211 Belanja Bahan
Rapat koordinasi 7,180,000
- makan rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 43,000 860,000
- snack rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 16,000 320,000
- uang saku rapat dalam kantor (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 300,000 6,000,000
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-
masing satker, dengan jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN PERTANAHAN DI KANTOR WILAYAH
TAHUN ANGGARAN 2016
03 PELAPORAN 7,160,000
521211 Belanja Bahan
Rapat koordinasi 7,160,000
- makan rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 43,000 860,000
- snack rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 15,000 300,000
- uang saku rapat dalam kantor (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 300,000 6,000,000
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-masing
satker, dengan jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.
03 PELAPORAN 15,860,000
521211 Belanja Bahan
Rapat koordinasi 15,860,000
- makan rapat (15 org x 10 kali) 150 Or/Kali 42,000 6,300,000
- snack rapat (15 org x 10 kali) 150 Or/Kali 16,000 2,400,000
Rapat Dalam Kantor
- makan rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 42,000 840,000
- snack rapat (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 16,000 320,000
- uang saku rapat dalam kantor (10 org x 2 kali) 20 Or/Kali 300,000 6,000,000
KETERANGAN:
- RAB dapat dilakukan penyesuaian tergantung kondisi masing-
masing satker, dengan jumlah total tetap
- Harga satuan yang tercantum di dalam kolom 4, sepanjang tidak
tercantum didalam SBM dan SBK, ditetapkan berdasarkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang dibuat oleh
KPA sesuai efesien, efektif, akuntabel, transparan, dan
profesional.