INVENTARISASI , PENGADMINISTRASIAN
DAN PEMELIHARAAN DATA TANAH
TERINDIKASI TELANTAR
2022
Disusun Oleh :
Direktorat Penertiban Penguasaan,
Pemilikan dan Penggunaan Tanah
i
BAB III PENGADMINISTRASIAN DAN PEMELIHARAAN DATA
TANAH TERINDIKASI TELANTAR.
A. Pencatatan ....................................................................... 17
B. Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar ................ 17
1. Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan
dan Pemanfaatan .......................................................... 17
a. Persiapan ................................................................ 18
b. Pemantauan ............................................................ 20
c. Pengolahan Data ..................................................... 22
d. Evaluasi .................................................................. 23
e. Rekomendasi........................................................... 23
2. Penyesuaian ................................................................ 25
a. Sebab Penyesuaian .................................................. 25
b. Tata Cara Penyesuaian ............................................ 25
3. Penghapusan ................................................................ 25
a. Alasan Penghapusan ............................................... 25
b. Tata Cara Penghapusan .......................................... 27
C. Sistem Informasi Tanah Telantar (SI-TANTE) .................... 28
1. Input/Entry Data ......................................................... 29
a. Pelaksana ............................................................... 29
b. Input/Entry Data .................................................... 30
2. Updating Data............................................................. 31
a. Kementerian ATR/BPN........................................... 31
b. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional .......... 32
BAB IV PELAPORAN ............................................................................ 34
BAB V PENUTUP ................................................................................ 35
LAMPIRAN ............................................................................................. 36
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. 87
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB III PENGADMINISTRASIAN DAN PEMELIHARAAN DATA
TANAH TERINDIKASI TELANTAR.
A. Pencatatan ....................................................................... 17
B. Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar ................ 17
1. Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan
dan Pemanfaatan .......................................................... 17
a. Persiapan ................................................................ 18
b. Pemantauan ............................................................ 20
c. Pengolahan Data ..................................................... 22
d. Evaluasi .................................................................. 23
e. Rekomendasi........................................................... 23
2. Penyesuaian ................................................................ 25
a. Sebab Penyesuaian .................................................. 25
b. Tata Cara Penyesuaian ............................................ 25
3. Penghapusan ................................................................ 25
a. Alasan Penghapusan ............................................... 25
b. Tata Cara Penghapusan .......................................... 27
C. Sistem Informasi Tanah Telantar (SI-TANTE) .................... 28
1. Input/Entry Data ......................................................... 29
a. Pelaksana ............................................................... 29
b. Input/Entry Data .................................................... 30
2. Updating Data............................................................. 31
a. Kementerian ATR/BPN........................................... 31
b. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional .......... 32
BAB IV PELAPORAN ............................................................................ 34
BAB V PENUTUP ................................................................................ 35
LAMPIRAN ............................................................................................. 36
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. 87
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menyebut tanah
sebagai berikut:
1. Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud
dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas
permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada
dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-
sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.
2. Hak atas tanah yang diberikan oleh Negara kepada perseorangan
atau badan hukum harus digunakan/dimanfaatkan sesuai dengan
keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar
penguasaannya.
Kenyataannya banyak tanah yang tidak diusahakan/dipergunakan
sebagaimana mestinya, sehingga berpotensi menjadi tanah telantar.
Penelantaran tanah akan berdampak pada terhambatnya pencapaian
berbagai program pembangunan yang dapat menyebabkan timbulnya
kesenjangan sosial dan ekonomi serta menurunkan kualitas
lingkungan itu sendiri, sehingga penelantaran tanah ini harus dicegah,
ditertibkan dan didayagunakannya kembali.
Kegiatan penertiban penguasaan, pemilikan dan penggunaan
tanah, merupakan bagian dan fungsi dari Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Guna mendukung
kegiatan dimaksud, antara lain dibutuhkan data inventarisasi dan
pengelolaan basis data tanah terindikasi telantar yang valid dan ter-
update setiap saat. Untuk membangun data inventarisasi dan
pengelolaan basis data tanah terindikasi telantar diperlukan kegiatan
inventarisasi terhadap tanah-tanah terindikasi telantar yang baru serta
pemuktahiran terhadap data tanah terindikasi telantar yang sudah
ada. Karena itu dalam rangka menyediakan data inventarisasi dan
pengelolaan basis data tanah terindikasi telantar diperlukan petunjuk
1
teknis tentang penyusunan data Inventarisasi, Pengadministrasian dan
Pemeliharaan Data Tanah Terindikasi Telantar.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019
tentang Organisasi Kementerian Negara ;
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
7. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 113/P Tahun 2019
tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan
Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024;
9. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan
tanah telantar.
2
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Sebagai pedoman teknis bagi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
dalam menyiapkan data tanah terindikasi telantar yang dipakai
sebagai dasar kegiatan penertiban penguasaan, pemilikan dan
penggunaan tanah.
2. Tujuan
Tercapainya standardisasi pelaksanaan kegiatan inventarisasi,
pengadministrasian dan pemeliharaan data tanah terindikasi
telantar dalam rangka mewujudkan data tanah terindikasi telantar
yang valid yang dilakukan oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
D. Objek Kegiatan
Objek kegiatan inventarisasi, pengadministrasian dan
pemeliharaan data tanah terindikasi telantar meliputi tanah Hak Milik,
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak
Pengelolaan serta tanah yang telah memperoleh dasar penguasaan dari
pejabat yang berwenang sejak diterbitkan izin/keputusan/surat dasar
penguasaan tanah tersebut, yang tidak diusahakan, tidak
dipergunakan, tidak dimanfaatkan atau tidak dipelihara sesuai dengan
keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar
penguasaannya.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis inventarisasi, pengadministrasian
dan pemeliharaan data tanah terindikasi telantar ini meliputi :
1. Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar.
Merupakan kegiatan pra penertiban tanah telantar yang dilakukan
oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota, Kantor Wilayah Badan
Pertanahan, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN dalam
rangka memperoleh data tanah terindikasi telantar sebagai objek
penertiban penguasaan, pemilikan dan penggunaan tanah.
3
2. Pengadministrasian dan Pemeliharaan Data Tanah Terindikasi
Telantar.
Pengadministrasian dan pemeliharaan data tanah terindikasi
telantar dari hasil kegiatan inventarisasi tanah terindikasi telantar
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 maupun
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010, yang telah di input
ke dalam Sistem Informasi Tanah Telantar (SI-TANTE) dan
terintegrasi dengan Aplikasi Kegiatan Kantor Pertanahan (KKP).
F. Waktu Kegiatan
Kegiatan inventarisasi tanah terindikasi telantar dan Pemutakhiran
data tanah terindikasi telantar, maka perlu pengajuan rancangan
anggaran sesuai dengan banyaknya bidang tanah tahun berjalan untuk
pelaksanaan pemantauan lapang di tahun depan. Waktu pelaksanaan
masing-masing tahapan kegiatan tersebut sebagai berikut :
1 Verifikasi Laporan/Informasi
2 Pengumpulan Data
3 Penyusunan Rencana Jadwal
Penyiapan Administrasi dan
4
Sarana Penunjang
5 Pemantauan Lapang
6 Pengolahan Data
7 Laporan Hasil
1 Persiapan
2 Pemantauan
3 Pengolahan Data
4 Evaluasi
5 Rekomendasi
6 Penyesuaian
4
BAB II
INVENTARISASI TANAH TERINDIKASI TELANTAR
15
BAB III
PENGADMINISTRASIAN DAN PEMELIHARAAN DATA
TANAH TERINDIKASI TELANTAR
16
A. Pencatatan
Data hasil laporan inventarisasi tanah terindikasi telantar yang
sudah diterima oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional melalui Direktur Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang kemudian dicatat dalam:
1. Buku Tanah oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setelah
mendapatkan persetujuan dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q Direktur Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang melalui Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi sebagaimana Format
Lampiran 10; dan
2. Basis Data Tanah Terindikasi Telantar oleh Direktorat Penertiban
Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan Tanah, Direktorat Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang sebagaimana Format
Lampiran 11.
B. Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar
Data tanah terindikasi telantar yang ada di dalam basis data tanah
terindikasi telantar dapat dilakukan analisis data fisik dan data yuridis,
serta rekomendasi tindak lanjut Penertiban Tanah Telantar melalui
kegiatan Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar, sebagaimana
Diagram Gambar 3 dengan cara sebagai berikut:
1. Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan
Pemanfaatan.
Objek Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan
Pemanfaatan Tanah Terindikasi Telantar adalah Tanah Terindikasi
Telantar sebagaimana terdapat dalam Basis Data Tanah Terindikasi
Telantar, yang belum pernah dilakukan rangkaian kegiatan
penertiban (evaluasi, pemberitahuan, peringatan, dan usulan
penetapan).
Kegiatan Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan
Pemanfaatan Tanah Terindikasi Telantar dilaksanakan oleh
Direktorat Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan
Tanah, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan
Kantor Pertanahan Kabuten/Kota. Dalam hal terbatasnya sumber
17
daya manusia, pelaksanaan kegiatan Pemantauan Perubahan
Penguasaan, Peruntukan dan Pemanfaatan Tanah Terindikasi
Telantar ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf dari
seksi lainnya berdasarkan kebijakan pimpinan.
Kegiatan Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan
Pemanfaatan Tanah Terindikasi Telantar di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa. Penunjukan pelaksana
Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan Pemanfaatan
Tanah Terindikasi Telantar dituangkan dalam Surat Tugas oleh
kepala unit kerja terhadap pegawai di lingkungan unit yang
membidangi Pengendalian dan Penanganan Sengketa dengan
penambahan personil dari unit lain sesuai kebutuhan.
Tata cara pelaksanaan kegiatan baik di Kantor Wilayah maupun
di Pusat, pada dasarnya adalah sama. Tahapan kegiatan
Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan Pemanfaatan
Tanah Terindikasi Telantar adalah sebagai berikut:
a. Persiapan.
Kegiatan dalam rangka persiapan meliputi:
1) Penyusunan Rencana Jadwal.
Penyusunan rencana jadwal pelaksanaan kegiatan
pemantauan perubahan peruntukan, Penguasaan dan
Pemanfaatan tanah terindikasi telantar dalam 1 tahun
anggaran berjalan. Penyusunan rencana jadwal ini dilakukan
sebagai salah satu alat kendali bagi pelaksana kegiatan agar
realisasi pelaksanaan kegiatan dalam satu tahun anggaran
dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Perubahan jadwal dapat dilakukan sambil berjalannya
pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi dan
pertimbangan lainnya, misalnya antara lain terkait
ketersediaan SDM, mobilisasi tim, kapasitas kerja.
2) Pengumpulan Data Awal.
Kegiatan ini merupakan aktifitas untuk memperoleh
informasi/data awal dari Basis Data Tanah Telantar, yang
18
3) Batas penguasaan tanah oleh pemegang hak, penguasaan
pihak lain, dan penguasaan di luar batas Hak Atas Tanah-
nya dipetakan dengan melakukan:
a) Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;
b) Delineasi penguasaan tanah pada peta kerja saat
pemantauan sepanjang dapat terevaluasi pada citra yang
ada;
4) Hasil pengamatan dari kegiatan ini dapat berupa:
a) Data tekstual dan spasial penguasaan tanah;
b) Dokumentasi (foto lapang).
b. Tanda Batas dan Pengamanan Tanah
1) Data yang diambil dari kegiatan ini adalah tanda batas
berupa jenis, jumlah, telah dipasang/tidak, dipelihara/tidak,
dan alasan tidak/belum dipasang atau tidak dipelihara;
2) Bentuk pengamanan tanah perlu dipantau terkait
pembangunan parit keliling untuk HGU, pemagaran keliling,
atau gambaran batas alamiah;
3) Sampel tanda batas yang dipantau minimal 3 (tiga) buah dan
dokumentasi kondisi tanda batas yang terpasang.
c. Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Data yang diambil dari kegiatan ini adalah:
1) Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
beserta alasannya;
2) Data rencana pengusahaan, penggunaan atau peman-faatan
3) Komoditi tanaman;
4) Kemajuan/perkembangan pemanfaatan tanahnya;
5) Pemeliharaan atas tanaman/bangunan beserta alasannya;
6) Data lainnya yang menurut petugas pemantauan perlu
dicatat dan didokumentasikan.
Selanjutnya petugas pemantauan melaporkan hasil
pemantauan kepada atasan langsung dan menyampaikan berkas
pertanggungjawaban pelaksanaan perjalanan dinas dengan
melampirkan:
11
a) Surat Tugas pelaksanaan perjalanan dinas dan Surat Perintah
Perjalanan Dinas (SPPD);
b) Laporan perjalanan Dinas.
3. Pengolahan Data.
Pengolahan data hasil pemantauan lapang terdiri dari:
a. Pengolahan Data Tekstual
Kegiatan pengolahan data tekstual yaitu melakukan penyusunan
hasil pengamatan, keterangan pemegang hak/masyarakat/
pemerintah setempat, dan data pendukung lain yang diperoleh
saat pemantauan di lapangan meliputi:
1) Pengisian Daftar Isian Inventarisasi tanah Terindikasi Telantar
sebagaimana Format Lampiran 5; dan
2) Mengisi tabulasi data objek inventarisasi tanah terindikasi
telantar menurut wilayah kabupaten/kota dan jenis
HAT/HPL/DPAT sebagaimana Format Lampiran 1.
b. Pengolahan Data Spasial
Kegiatan pengolahan data spasial yaitu melakukan pembuatan
peta dari hasil pemantauan di lapangan meliputi:
1) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang
Tanah objek pemantauan dengan data spasial penguasaan
tanah hasil pemantauan. Kegiatan ini untuk mengetahui letak
dan batas penguasaan tanah oleh pemegang Hak Atas Tanah
dan/atau pihak lain, sengketa/permasalahan. Hasil
kegiatannya berupa Peta Penguasaan Tanah Hasil
Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar. Contoh dan
petunjuk penggambaran sebagaimana Format Lampiran 6;
2) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang
Tanah objek pemantauan dengan data spasial peruntukan
tanah saat ini hasil pemantauan. Kegiatan ini untuk
mengetahui letak dan batas peruntukan tanah yang
dilaksanakan oleh pemegang Hak Atas Tanah dan/atau pihak
lain. Hasil kegiatannya berupa Peta Kesesuaian Peruntukan
Tanah Hasil Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar. Contoh
dan petunjuk penggambaran sebagaimana Format Lampiran 7;
12
3) Overlay data spasial Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah hasil
Pemantauan dengan Peta Rencana Tata Ruang. Kegiatan ini
untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan objek
pemantauan dengan Rencana Tata Ruang saat ini. Hasil
Kegiatan ini berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan tanah
dengan Rencana Tata Ruangnya. Contoh dan petunjuk
penggambaran sebagaimana Format Lampiran 8.
D. Laporan Hasil
Laporan hasil inventarisasi tanah terindikasi telantar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
yaitu Kepala Kantor Pertanahan menyampaikan laporan hasil
inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar kepada Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional selanjutnya menyusun rekapitulasi data
laporan tersebut yang memenuhi kriteria objek penertiban tanah
telantar sebagaimana dalam Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20
Tahun 2021 dan menyampaikannya kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Direktur Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang sebagaimana
sistematika laporan pada Format Lampiran 9.
E. Penghapusan
Data tanah terindikasi telantar yang masuk dalam Basis Data
Tanah Terindikasi Telantar dapat diusulkan penghapusan dari Basis
Data Tanah Terindikasi Telantar oleh Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Belum Penertiban dan Belum Berakhir Hak
a. Tanah telah diusahakan, digunakan, dimanfaatkan atau
dipelihara sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan
pemberian hak atau dasar penguasaannya;
b. Tanah tidak dapat diusahakan, digunakan, dimanfaatkan atau
dipelihara sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan
13
pemberian hak atau dasar penguasaannya karena kondisi
tertentu yaitu :
1) Tanahnya musnah;
2) Tanahnya sudah dilepaskan oleh pemegang hak atas
tanah/DPAT;
3) Tanah yang telah beralih kepemilikannya (sebelum status
quo);
4) Hak Atas Tanahnya dibatalkan oleh putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
5) Tanah yang tidak dapat diusahakan, dipergunakan, atau
dimanfaatkan karena adanya perubahan Rencana Tata Ruang
Wilayah; dan
6) Tanah yang dinyatakan sebagai Hight Conservation Value
Forest (HCVF).
c. Terdapat kesalahan administrasi, seperti objek merupakan tanah
yang dikuasai pemerintah baik secara langsung maupun tidak
langsung dan sudah berstatus maupun belum berstatus Barang
Milik Negara/Daerah.
2. Belum Penertiban dan Sudah Berakhir Hak
Terhadap data tanah terindikasi telantar yang Belum
Penertiban dan Sudah Berakhir Hak lebih dari 2 (dua) tahun, dapat
dikeluarkan tanpa melalui usulan penghapusan dari Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional. Selanjutnya, dapat diusulkan
oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional menjadi objek
Penertiban Penguasaan Dan Pemilikan Tanah melalui Petunjuk
Teknis Pengendalian HGU Habis, Tanah Tidak Termanfaatkan Dan
Pelepasan Sebagian.
3. Optimalisasi/Pelepasan Tanah Telantar
Dalam hal terjadi pelepasan tanah telantar secara sukarela
oleh pemegang hak kepada Negara sebelum jangka waktunya
berakhir, Pelepasan Hak/HPL/ DPAT dibuat oleh dan dihadapan
pejabat yang berwenang dan dilaporkan kepada Menteri. Ketentuan
dan format pelepasan sebagian/seluruh Hak/Hak Pengelolaan/
DPAT mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
14
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah,
atau ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
F. Pembiayaan
Kegiatan inventarisasi dan pengelolaan basis data tanah
terindikasi telantar dibiayai dengan APBN atau APBD atau sumber
pembiayaan lain yang sah.
15
BAB III
PENGADMINISTRASIAN DAN PEMELIHARAAN DATA
TANAH TERINDIKASI TELANTAR
16
A. Pencatatan
Data hasil laporan inventarisasi tanah terindikasi telantar yang
sudah diterima oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional melalui Direktur Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang kemudian dicatat dalam:
1. Buku Tanah oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setelah
mendapatkan persetujuan dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q Direktur Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang melalui Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi sebagaimana Format
Lampiran 10; dan
2. Basis Data Tanah Terindikasi Telantar oleh Direktorat Penertiban
Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan Tanah, Direktorat Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang sebagaimana Format
Lampiran 11.
B. Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar
Data tanah terindikasi telantar yang ada di dalam basis data tanah
terindikasi telantar dapat dilakukan analisis data fisik dan data yuridis,
serta rekomendasi tindak lanjut Penertiban Tanah Telantar melalui
kegiatan Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar, sebagaimana
Diagram Gambar 3 dengan cara sebagai berikut:
1. Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan
Pemanfaatan.
Objek Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan
Pemanfaatan Tanah Terindikasi Telantar adalah Tanah Terindikasi
Telantar sebagaimana terdapat dalam Basis Data Tanah Terindikasi
Telantar, yang belum pernah dilakukan rangkaian kegiatan
penertiban (evaluasi, pemberitahuan, peringatan, dan usulan
penetapan).
Kegiatan Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan
Pemanfaatan Tanah Terindikasi Telantar dilaksanakan oleh
Direktorat Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan
Tanah, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan
Kantor Pertanahan Kabuten/Kota. Dalam hal terbatasnya sumber
17
daya manusia, pelaksanaan kegiatan Pemantauan Perubahan
Penguasaan, Peruntukan dan Pemanfaatan Tanah Terindikasi
Telantar ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf dari
seksi lainnya berdasarkan kebijakan pimpinan.
Kegiatan Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan
Pemanfaatan Tanah Terindikasi Telantar di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa. Penunjukan pelaksana
Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan Pemanfaatan
Tanah Terindikasi Telantar dituangkan dalam Surat Tugas oleh
kepala unit kerja terhadap pegawai di lingkungan unit yang
membidangi Pengendalian dan Penanganan Sengketa dengan
penambahan personil dari unit lain sesuai kebutuhan.
Tata cara pelaksanaan kegiatan baik di Kantor Wilayah maupun
di Pusat, pada dasarnya adalah sama. Tahapan kegiatan
Pemantauan Perubahan Penguasaan, Peruntukan dan Pemanfaatan
Tanah Terindikasi Telantar adalah sebagai berikut:
a. Persiapan.
Kegiatan dalam rangka persiapan meliputi:
1) Penyusunan Rencana Jadwal.
Penyusunan rencana jadwal pelaksanaan kegiatan
pemantauan perubahan peruntukan, Penguasaan dan
Pemanfaatan tanah terindikasi telantar dalam 1 tahun
anggaran berjalan. Penyusunan rencana jadwal ini dilakukan
sebagai salah satu alat kendali bagi pelaksana kegiatan agar
realisasi pelaksanaan kegiatan dalam satu tahun anggaran
dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Perubahan jadwal dapat dilakukan sambil berjalannya
pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi dan
pertimbangan lainnya, misalnya antara lain terkait
ketersediaan SDM, mobilisasi tim, kapasitas kerja.
2) Pengumpulan Data Awal.
Kegiatan ini merupakan aktifitas untuk memperoleh
informasi/data awal dari Basis Data Tanah Telantar, yang
18
akan dijadikan target pemantauan. Aktifitas kegiatan ini
antara lain:
a) Pemilihan objek pemantauan sesuai kriteria objek;
b) Mengumpulkan data pendukung (bila sudah tersedia)
antara lain SK. Pemberian Hak, Buku Tanah, dan Surat
Ukur/GS, Peta Bidang Tanah, Peta Citra Satelit;
c) Membuat tabulasi objek Pemutakhiran Data Tanah
Terindikasi Telantar sebagaimana Format Lampiran 12.
3) Penyiapan administrasi dan sarana penunjang, berupa:
a) Penetapan lokasi pelaksanaan kegiatan pemantauan
pemutakhiran data yang dituangkan dalam Surat
Keputusan (SK), dengan format sesuai dengan Format
Lampiran 13. Keputusan ini menunjuk pada bidang tanah
terindikasi telantar yang akan dilakukan kegiatan
pemantauan lapangan. SK Penetapan Lokasi Pemantauan
Pemutakhiran Data ditandatangani oleh kepala unit kerja,
apabila anggarannya terdapat pada masing-masing unit
kerja. Sedangkan, penganggarannya dipusatkan di Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional maka SK penetapan
lokasi ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah;
b) Penunjukan petugas pelaksana pemantauan yang
dituangkan dalam Surat Tugas. Penunjukan petugas
dilakukan oleh kepala unit kerja terhadap pegawai di
lingkungan unit yang membidangi Pengendalian dan
Penanganan Sengketa dan dengan penambahan personil
dari unit lain jika diperlukan selama anggaran
memungkinkan;
c) Pemberitahuan ke pemegang Hak Atas Tanah tentang
pelaksanaan pemantauan pemutakhiran data secara lisan
atau surat resmi. Format surat pemberitahuan dapat dilihat
pada Format Lampiran 14. Apabila alamat pemegang hak
tidak diketahui maka kegiatan pemantauan pemutakhiran
data tetap dapat dilaksanakan, pemberitahuan
disampaikan kepada Kepala Desa/Lurah;
19
d) Penyediaan ATK dan bahan penunjang komputer;
e) Penyiapan administrasi dan keuangan;
f) Peralatan pendukung yang diperlukan, antara lain
smartphone yang telah ter-instal aplikasi Avenza
Maps/kompas/GPS Handheld/kamera;
g) Pembuatan peta kerja lapang yang berisi informasi spasial
bidang tanah terindikasi telantar, delineasi penggunaan
tanah dari interpretasi citra satelit, dan desain titik/lokasi
sampel cek lapang; dan
h) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja
lain terkait dengan penyiapan bahan dan data.
Persiapan dilaksanakan melalui rapat dalam kantor, yang
membahas terkait penyusunan jadwal, penetapan lokasi,
penunjukan pelaksana kegiatan, dan koordinasi dengan instansi
terkait.
b. Pemantauan.
Pemantauan pemutakhiran data dilakukan dengan
melakukan survei lapangan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengamati perubahan penguasaan, peruntukan dan
pemanfaatan tanah terindikasi telantar di lokasi objek
pemantauan.
Keakuratan data dan informasi yang dihasilkan dari
pelaksanaan kegiatan menjadi sangat penting sebagai dasar
suatu kebijakan/rekomendasi. Oleh karenanya saat
pemantauan, petugas harus mampu memperoleh data dan
informasi yang akurat.
Aktivitas yang dilaksanakan oleh petugas pemantauan di
lapangan adalah:
1) Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan pemantauan
lapangan kepada pemegang Hak Atas Tanah atau yang
mewakilinya atau aparat desa/kelurahan;
2) Mengingatkan kembali kepada pemegang Hak Atas Tanah
tentang kewajiban yang harus dipenuhi sesuai SK Pemberian
20
Hak Atas Tanah dan atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
3) Mengamati objek pemantauan, mengambil data lapangan,
dan mengumpulkan data pendukung serta
mendokumentasikan data hasil lapangan.
Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan pemantauan
antara lain:
1) Penguasaan tanah
a) Data yang diambil saat mengamati terkait penguasaan
tanah adalah untuk mengetahui penguasaan atas bidang
tanah sesuai Hak Atas Tanah-nya: seluruhnya, sebagian,
atau tidak sama sekali;
b) Jika penguasaan atas bidang tanah sebagian atau tidak
sama sekali, perlu diketahui alasan dan luasan yang
dikuasainya, serta penguasaan tanah di luar Hak Atas
Tanah-nya: ada tidaknya, luas, dan status perizinannya;
c) Batas penguasaan tanah oleh pemegang hak, penguasaan
pihak lain, dan penguasaan di luar batas Hak Atas Tanah-
nya dipetakan dengan melakukan:
- Tracking dengan menggunakan GPS Handheld; dan
- Delineasi penguasaan tanah pada peta kerja saat
pemantauan sepanjang dapat diinterpretasi pada citra
satelit yang ada.
d) Hasil pengamatan dari kegiatan ini dapat berupa:
- Data tekstual dan spasial penguasaan tanah; dan
- Dokumentasi (foto lapang).
2) Tanda batas dan pengamanan tanah
a) Data yang diambil dari kegiatan ini adalah tanda batas
berupa jenis, jumlah, telah dipasang/tidak, dipelihara/
tidak, dan alasan tidak/belum dipasang atau tidak
dipelihara;
b) Bentuk pengamanan tanah perlu dipantau terkait
pembangunan parit keliling untuk HGU, pemagaran
keliling, atau gambaran batas alamiah; dan
21
c) Sampel tanda batas yang dipantau minimal 3 (tiga) buah
dan dokumentasi kondisi tanda batas yang terpasang.
3) Penggunaan/pemanfaatan tanah saat pemantauan. Data
yang diambil dari kegiatan ini adalah:
a) Data penggunaan/pemanfaatan tanah beserta alasannya;
b) Komoditi tanaman;
c) Kemajuan/perkembangan pemanfaatan tanahnya;
d) Pemeliharaan atas tanaman/bangunan beserta alasannya;
dan
e) Data lainnya yang menurut petugas pemantauan perlu
dicatat dan didokumentasikan.
Selanjutnya petugas pemantauan melaporkan hasil
pemantauan kepada atasan langsung dan menyampaikan berkas
pertanggungjawaban pelaksanaan perjalanan dinas dengan
melampirkan:
- Surat Tugas pelaksanaan perjalanan dinas dan SPPD; dan
- Laporan perjalanan Dinas.
c. Pengolahan Data.
Pengolahan data dimaksud terdiri dari:
1) Pengolahan Data Tekstual
Pengolahan data tekstual adalah melakukan penyusunan
hasil pengamatan, keterangan pemegang hak/masyarakat/
pemerintah setempat, dan data pendukung lain yang diperoleh
saat pemantauan di lapangan. Selanjutnya data yang disusun
tersebut dibuat resume hasil lapangan.
2) Pengolahan Data Spasial
Kegiatan pengolahan data spasial meliputi:
a) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang
Tanah objek pemantauan dengan data spasial penguasaan
tanah hasil pemantauan. Kegiatan ini untuk mengetahui
letak dan batas penguasaan tanah oleh pemegang Hak Atas
Tanah dan/ata u pihak lain, sengketa/permasalahan. Hasil
kegiatannya berupa Peta Penguasaan Tanah Pemutakhiran
22
Data. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana
Format Lampiran 15;
b) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang
Tanah objek pemantauan dengan data spasial peruntukan
tanah saat ini hasil pemantauan. Kegiatan ini untuk
mengetahui letak dan batas peruntukan tanah yang
dilaksanakan oleh pemegang Hak Atas Tanah dan/atau
pihak lain. Hasil kegiatannya berupa Peta Kesesuaian
Peruntukan Tanah Pemutakhiran Data. Contoh dan
petunjuk penggambaran sebagaimana Format Lampiran 16;
c) Overlay data spasial Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah
hasil Pemantauan dengan Peta Rencana Tata Ruang.
Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan
objek pemantauan dengan Rencana Tata Ruang saat ini.
Hasil Kegiatan ini berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan
tanah dengan Rencana Tata Ruangnya. Contoh dan
petunjuk penggambaran sebagaimana Format Lampiran 17.
d. Evaluasi.
Evaluasi merupakan tahapan lanjutan setelah
menyelesaikan pengolahan data. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan cara membandingkan hasil pemantauan berupa
penguasaan, peruntukan dan pemanfaatan tanah saat ini dengan
data dalam Basis Data Tanah Terindikasi Telantar. Termasuk
kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanahnya dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah setempat.
e. Rekomendasi.
Hasil pemantauan dan evaluasi di atas, selanjutnya
dilakukan analisa terhadap aspek administrasi, aspek fisik, dan
aspek yuridis atas penilaian terhadap kewajiban pemegang hak
atas tanah dalam memanfaatkannya sesuai dengan keadaan,
sifat dan tujuan pemberian hak atas tanahnya, serta kesesuaian
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah setempat. Hasil analisa ini
untuk menentukan rekomendasi yang tepat bagi pemegang Hak
Atas Tanah. Rekomendasi ini dijadikan dasar untuk tindak lanjut
23
pembinaan dan penertiban tanah telantar. Isi rekomendasi yang
diberikan antara lain berupa:
1) Tindakan penertiban tanah telantar;
2) Optimalisasi pemanfaatan tanah oleh pemegang hak atas
tanah;
3) Pelepasan sebagian tanah yang terindikasi telantar menjadi
tanah negara oleh pemegang hak atas tanah;
4) Penghapusan/Pengeluaran dari Basis Data Tanah Terindikasi
Telantar, bagi tanah yang telah dimanfaatkan sesuai dengan
peruntukannya secara keseluruhan;
5) Persetujuan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah;
dan
6) Rekomendasi lainnya.
Pemberian rekomendasi sebagaimana dimaksud di atas
dengan mempertimbangkan lamanya Hak Atas Tanah, besaran
pelanggarannya, niat baik pemegang hak untuk memenuhi
kewajibannya dan pertimbangan lainnya.
Pemberian status tanah terindikasi telantar diberikan
apabila hasil pemantauan dan evaluasi diketahui bahwa
pemegang hak tidak memanfaatkan tanahnya sehingga termasuk
kategori sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2021.
Persetujuan perpanjangan/pembaharuan hak atas tanah
tergantung kondisi pemanfaatan tanah oleh pemegang hak
berdasarkan tujuan dari pemberian haknya. Apabila terhadap
jangka waktu hak atas tanah yang akan berakhir, maka
rekomendasinya adalah persetujuan dapat/tidak dapat
diperpanjang atau hanya dapat diperpanjang atas sebagian tanah
yang telah digunakan. Demikian pula jangka waktu hak atas
tanah tersebut telah berakhir, maka rekomendasinya adalah
persetujuan dapat/tidak dapat diperbaharui atau hanya dapat
diperbaharui atas sebagian tanah yang telah digunakan.
Pemberian rekomendasi pelepasan sebagian/seluruh hak
atas tanah apabila pemegang hak atas tanah bersedia
24
melepaskan sebagian bidang tanahnya kepada negara, yang akan
dibuat dalam akta pelepasan di hadapan pejabat yang
berwenang.
Dokumen hasil analisa dan penyusunan rekomendasi
tersebut dituangkan dalam Telaahan Staf Hasil Pemantauan
Perubahan Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan Tanah
Terindikasi Telantar sebagaimana Format Lampiran 18. Kegiatan
penyusunan rekomendasi dilaksanakan melalui beberapa rapat
dengan memperhatikan tersedianya anggaran.
2. Penyesuaian.
a. Sebab Penyesuaian.
1) Perubahan Penguasaan, Pemilikan dan Pemanfaatan;
2) Perubahan peruntukan;
3) Adanya pencatatan lainnya (Blokir, Hak Tanggungan, dan lain
sebagainya); dan
4) Pemisahan/pemecahan bidang tanah
b. Tata Cara Penyesuaian.
Penyesuaian data tanah terindikasi telantar dilakukan oleh :
1) Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, dan melaporkan
kepada Direktorat Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan
Penggunaan Tanah; dan
2) Direktorat Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan
Tanah.
3. Penghapusan.
a. Alasan penghapusan.
Penghapusan data tanah terindikasi telantar dapat dilakukan
apabila :
1) Tanah telah diusahakan, digunakan, dimanfaatkan atau
dipelihara sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan
pemberian hak atau dasar penguasaannya;
2) Untuk sebagian atau seluruh bidang tanah yang tidak dapat
diusahakan, digunakan, dimanfaatkan atau dipelihara sesuai
dengan keadaan atau sifat dan tujuan pemberian hak atau
dasar penguasaannya karena kondisi tertentu, yaitu :
25
a) Tanahnya musnah;
b) Tanahnya sudah dilepaskan oleh pemegang hak atas
tanah/DPAT;
c) Tanah yang telah beralih kepemilikannya (sebelum status
quo);
d) Hak Atas Tanahnya dibatalkan oleh putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
e) Tanah yang dikuasai pemerintah baik secara langsung
maupun tidak langsung dan sudah berstatus maupun
belum berstatus Barang Milik Negara/Daerah yang tidak
sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak
dimanfaatkan sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan
pemberian haknya;
f) Tanah yang tidak dapat diusahakan, dipergunakan, atau
dimanfaatkan karena adanya perubahan Rencana Tata
Ruang Wilayah;
g) Tanah yang dinyatakan sebagai Hight Conservation Value
Forest (HCVF);
h) Tanah yang berada dalam kawasan rawan bencana sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
i) Tanah yang berada dalam area suaka margasatwa
dan/atau cagar budaya; dan
j) Tanah yang berada dalam kawasan lindung sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
3) Terdapat kesalahan administrasi, inventarisasi dan/atau
evaluasi.
a) Kesalahan administrasi :
- Pemegang hak belum 2 (dua) tahun menguasai
tanahnya;
- Objek merupakan Hak Guna Bangunan perorangan
yang tidak sengaja ditelantarkan;
- Objek merupakan tanah yang dikuasai pemerintah baik
secara langsung maupun tidak langsung dan sudah
26
Format Lampiran 1. Tabulasi Data Obyek Inventarisasi
(3)
SK Hak/Dasar Sertipikat Letak Tanah Luas Tanah Peruntukan Penguasaan Penggunaan Pemanfaatan Luas Tanah
Nama dan Alamat Penguasaan*) a. Nomor (SU/GS) Hak/Dasar Tanah SK Tanah Tanah Tanah Terindikasi Ket
No. a. Nomor b. Tanggal a. Kec. Penguasaan*)
Pemegang Hak/Dasar Telantar
Hak/Pemegang
b. Tanggal c. Tanggal b. Desa/ (Ha) (Ha)
Kelurahan Penguasaan*)
DPAT c. Jenis Hak/ Berakhi
Dasar r Hak
Penguasaan*
)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
4
5
dst
..……………………… (6)
NIP. ………………….
37
Petunjuk Pengisian Tabulasi Data Obyek Inventarisasi:
38
Format Lampiran 2. SK Penetapan Lokasi Inventarisasi
KEPALA …… (5)
39
Admin yang ditunjuk melaksanakan input/entry data
dengan diberikan User ID dan Password untuk dapat mengakses
aplikasi Sistem Informasi Tanah Telantar (SI-TANTE). Apabila
admin belum bisa mengakses Aplikasi SI-TANTE maka harus
registrasi ulang user aplikasi sebagaimana
Format Lampiran 20. Kemudian menghubungi Admin Akun
Pertanahan di masing-masing Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional untuk memastikan profil jabatan pegawai (Admin SI-
TANTE) sudah di setting ditempat unit kerja yang sesuai yaitu di
Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa, Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi.
b. Input/Entry Data
1) Register Kasus, meliputi :
a) Tanggal;
b) Jenis Hak;
c) Nomor Berkas;
d) Nama Kasus; dan
e) Subyek Kasus.
2) Bidang Tanah, meliputi :
a) Terdaftar :
- Nomor Induk Bidang;
- Nomor Sertipikat;
- Luas Tanah;
- Nomor dan Tanggal Surat Ukur;
- Provinsi;
- Kabupaten/Kota;
- Kecamatan;
- Desa/Kelurahan;
- Nomor Surat Keputusan;
- Tanggal Surat Keputusan;
- Jangka Waktu (Tahun);
- Tanggal Berakhir Hak;
- Peruntukan;
30
- Penggunaan;
- Penggunaan Saat Ini; dan
- Penandatangan (Sertipikat).
b) Tidak Terdaftar :
- Nomor DPAT;
- Luas;
- Provinsi;
- Kabupaten/Kota;
- Desa/Kelurahan;
- Nomor Surat Keputusan;
- Tanggal Surat Keputusan;
- Jangka Waktu (Tahun);
- Tanggal Berakhir;
- Peruntukan;
- Penggunaan;
- Penggunaan Saat Ini; dan
- Penandatangan (Surat Keputusan).
Pelaksanaan input/entry data tanah terindikasi telantar
selanjutnya mengikuti petunjuk yang ada dalam Aplikasi Sistem
Informasi Tanah Telantar (SI-TANTE).
2. Updating Data
Updating data dilakukan apabila dalam perkembangannya
terdapat perubahan baik data fisik maupun data yuridis, atau
terdapat penghapusan data. Updating data dilakukan oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
maupun Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
a. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
1) Pelaksana
a) Direktur Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan
Penggunaan Tanah bertanggungjawab atas pelaksanaan
updating data tanah terindikasi telantar di lingkungan
31
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;
b) Kepala Subdirektorat Potensi Penertiban Tanah bertugas
mengawasi pelaksanaan updating data; dan
c) Admin yang ditunjuk melaksanakan updating data
dengan diberikan User ID dan Password untuk dapat
mengakses aplikasi Sistem Informasi Tanah Telantar (SI-
TANTE).
2) Updating
Updating data tanah terindikasi telantar di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, meliputi :
a) Hasil Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan
Tanah :
- Penetapan Tanah Telantar;
- Pendayagunaan TCUN (Tanah Cadangan Umum Negara)
b) Penghapusan/Pengeluaran data
Pelaksanaan updating data selain merubah dan
menyesuaikan data tekstual dalam aplikasi juga memasukan
data dukung baik berupa data fisik maupun data yuridis yang
sebelumnya telah di-scan terlebih dahulu dalam format
portable document format (pdf).
b. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
1) Pelaksana
a) Kepala Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa,
Kantor Wilayah Badan Pertanahan bertanggungjawab
atas pelaksanaan updating data tanah terindikasi telantar
di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional;
b) Kepala Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa
bertugas mengawasi pelaksanaan updating data; dan
c) Admin yang ditunjuk melaksanakan updating data
dengan diberikan User ID dan Password untuk dapat
32
mengakses aplikasi Sistem Informasi Tanah Telantar (SI-
TANTE).
2) Updating
Updating data tanah terindikasi telantar di lingkungan
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, meliputi :
a) Hasil Pemutakhiran Data :
- Perubahan Penguasaan dan Pemanfaatan;
- Perubahan peruntukan;
- Perubahan kepemilikan; dan
- Adanya pencatatan lainnya
b) Hasil Penertiban Tanah Telantar :
- Penetapan Lokasi;
- Evaluasi dan Penelitian Lapang;
- Peringatan; dan
- Usul Penetapan Tanah Telantar.
Pelaksanaan updating data selain merubah dan
menyesuaikan data tekstual dalam aplikasi juga memasukan
data dukung baik berupa data fisik maupun data yuridis yang
sebelumnya telah di-scan terlebih dahulu dalam format pdf.
33
Format Lampiran 4. Peta Kerja Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar
43
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (14)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar.
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (15), tanda tangan,
nama lengkap (16), dan NIP pembuat peta (17).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (18), tanda tangan,
nama lengkap (19), dan NIP pejabat pemeriksa peta (20).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan peta
(21), Direktur/Kepala unit kerja (22), tanda tangan, nama lengkap pejabat (23) dan NIP
yang mengesahkan peta (24).
45
Format Lampiran 5. Daftar Isian Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar
DAFTAR ISIAN
INVENTARISASI TANAH TERINDIKASI TELANTAR
HAK ATAS TANAH (HAT) / DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH (DPAT)
46
5. Jenis dan luas penggunaan dan pemanfaatan tanah
a. Luas penggunaan tanah hak/DPAT*): ……………………..Ha, terdiri atas :
1) Jenis penggunaan tanah Semak Belukar luas …………… Ha
2) Jenis penggunaan tanah ……………………..luas ……..……. Ha
3) Jenis penggunaan tanah ……………………..luas ……..……. Ha
4) Jenis penggunaan tanah ……………………..luas ……..……. Ha
5) Jenis penggunaan tanah ……………………..luas ……..……. Ha
b. Luas penggunaan tanah yang :
1) sesuai dengan SK hak/DPAT*) : ………………Ha.
2) tidak sesuai dengan SK hak/DPAT*) : ………………Ha.
c. Luas tanah yang tidak/ belum diusahakan,
digunakan, dan dimanfaatkan : ………………Ha.
d. Luas tanah yang ditelantarkan (b.2+c) : ………………Ha.
e. Sebutkan alasan pemegang hak menelantarkan tanah (huruf d) :
1) Permasalahan penyebab terjadinya tanah telantar : ……………………..
2) Upaya penyelesaian yang telah dilakukan : ……………………..
6. Jenis dan luas Penguasaan Tanah (saat dilakukan identifikasi dan penelitian)
a. Luas tanah dikuasai pemegang hak : ………………Ha.
b. Luas tanah dikuasai pihak lain : ………………Ha.
c. Luas tanah dikuasai masyarakat : ………………Ha.
7. Apabila pemegang hak tidak memberikan data dan informasi atau tidak ditempat atau
tidak dapat dihubungi, maka identifikasi dan penelitian tetap dilaksanakan, didampingi
unsur yang mewakili pemegang hak :
a. Sebutkan alasan pemegang hak tidak memberi data dan informasi,
Pemegang Hak (.............) tidak dapat dihubungi (Pemegang hak tidak ada dilokasi)
dan kantor pemegang hak tidak diketahui lagi keberadaannya
b. Pemegang hak tidak ditempat sejak tanggal ………., bulan ………., tahun ……….
2. ……………………………...
(………………………………) NIP.
3. ….…………………………..
NIP.
*) Coret yang tidak perlu
47
Format Lampiran 6. Peta Penguasaan Tanah Inventarisasi
48
Format Lampiran 2. SK Penetapan Lokasi Inventarisasi
KEPALA …… (5)
39
MEMUTUSKAN:
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
……………….
…………..…., (16)
……………………
NIP. …………………. (17)
1.
2.
3.
4.
40
Ditetapkan di …………..(24)
Pada tanggal ……………
……………….(25)
..………………………(26)
NIP. ………………….(27)
Keterangan Lampiran 2:
18. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja,
19. Diisi dengan Nomor urut SK dan tanggal di masing-masing unit kerja,
20. Diisi dengan Tanggal keluar lampiran,
21. Diisi dengan Nama unit kerja,
22. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan,
23. Diisi dengan
a. Kolom 1 diisi Nomor urut,
b. Kolom 2 diisi No dan Tanggal Sertipikat Hak Atas Tanah/IPPT/No DPAT,
c. Kolom 3 diisi Nama Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT,
d. Kolom 4 diisi Luas (ha) Hak Atas Tanah/DPAT,
e. Kolom 5 diisi Letak Hak Atas Tanah/DPAT.
24. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Surat Keputusan Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan Inventarisasi Data Tanah Terindikasi Telantar,
25. Diisi dengan Nama pejabat yang menandatangani,
26. Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani.
41
Format Lampiran 3. Surat Pemberitahuan Inventarisasi
KOP SURAT
........................,.....................................20... (1)
Nomor : (2)
Lampiran : (3)
Perihal : Surat Pemberitahuan
Inventarisasi
Kepada Yth.
(4)
(5)
Demikian untuk diketahui, atas perhatian dan kerjasama saudara kami ucapkan terima
kasih
Direktur/Kepala ......(14)
Nama……………..(15)
NIP. (16)
42
Format Lampiran 4. Peta Kerja Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar
43
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit kerja (12),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (14)
Kolom nama kegiatan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Pemantauan Perubahan Peruntukan, Penguasaan dan Pemanfaatan
Tanah Terindikasi Telantar.
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (14), tanda tangan,
nama lengkap (15), dan NIP pembuat peta (16).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (17), tanda tangan,
nama lengkap (18), dan NIP pejabat pemeriksa peta (19).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan peta (20),
Direktur/Kepala unit kerja (21), tanda tangan, nama lengkap pejabat (22) dan NIP yang
mengesahkan peta (23).
56
Format Lampiran 9. Sistematika Laporan Inventarisasi
COVER
LAPORAN
INVENTARISASI TANAH TERINDIKASI TELANTAR
KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ……………
TAHUN .............
DAFTAR ISI
Daftar Isi..................................................................................................... …
57
Format Lampiran 5. Daftar Isian Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar
DAFTAR ISIAN
INVENTARISASI TANAH TERINDIKASI TELANTAR
HAK ATAS TANAH (HAT) / DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH (DPAT)
46
5. Jenis dan luas penggunaan dan pemanfaatan tanah
a. Luas penggunaan tanah hak/DPAT*): ……………………..Ha, terdiri atas :
1) Jenis penggunaan tanah Semak Belukar luas …………… Ha
2) Jenis penggunaan tanah ……………………..luas ……..……. Ha
3) Jenis penggunaan tanah ……………………..luas ……..……. Ha
4) Jenis penggunaan tanah ……………………..luas ……..……. Ha
5) Jenis penggunaan tanah ……………………..luas ……..……. Ha
b. Luas penggunaan tanah yang :
1) sesuai dengan SK hak/DPAT*) : ………………Ha.
2) tidak sesuai dengan SK hak/DPAT*) : ………………Ha.
c. Luas tanah yang tidak/ belum diusahakan,
digunakan, dan dimanfaatkan : ………………Ha.
d. Luas tanah yang ditelantarkan (b.2+c) : ………………Ha.
e. Sebutkan alasan pemegang hak menelantarkan tanah (huruf d) :
1) Permasalahan penyebab terjadinya tanah telantar : ……………………..
2) Upaya penyelesaian yang telah dilakukan : ……………………..
6. Jenis dan luas Penguasaan Tanah (saat dilakukan identifikasi dan penelitian)
a. Luas tanah dikuasai pemegang hak : ………………Ha.
b. Luas tanah dikuasai pihak lain : ………………Ha.
c. Luas tanah dikuasai masyarakat : ………………Ha.
7. Apabila pemegang hak tidak memberikan data dan informasi atau tidak ditempat atau
tidak dapat dihubungi, maka identifikasi dan penelitian tetap dilaksanakan, didampingi
unsur yang mewakili pemegang hak :
a. Sebutkan alasan pemegang hak tidak memberi data dan informasi,
Pemegang Hak (.............) tidak dapat dihubungi (Pemegang hak tidak ada dilokasi)
dan kantor pemegang hak tidak diketahui lagi keberadaannya
b. Pemegang hak tidak ditempat sejak tanggal ………., bulan ………., tahun ……….
2. ……………………………...
(………………………………) NIP.
3. ….…………………………..
NIP.
*) Coret yang tidak perlu
47
Format Lampiran 6. Peta Penguasaan Tanah Inventarisasi
48
Sebelah Utara : Lahan Masyarakat/Areal lain
Sebelah Timur : Lahan Masyarakat/Areal lain
Sebelah Selatan : Kawasan Hutan Produksi
Sebelah Barat : Kawasan Suaka Alam
BAB III
PENGOLAHAN DATA HASIL INVENTARISASI/ PEMANTAUAN
1. Data Tekstual
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan
Tanah Telantar jo. Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Telantar, telah dilakukan Inventarisasi/Pemantauan terhadap data Tekstual ………yaitu :
a. Nama Pemegang Hak : .............
b. Alamat Pemegang Hak : Jakarta
c. Tanah Hak : Hak ………
d. Nomor/Tanggal SK : .............
e. Nomor/Tanggal Sertipikat : ............./….,
f. Tanggal berakhir Sertipikat : ………
g. Letak Tanah
- Kelurahan/Desa : ………
- Kecamatan : ………
- Kabupaten : ………
- Provinsi : ………
h. Luas Hak : ……… Ha
i. SK Peruntukan Hak : ..........
2. Data Spasial
Untuk data spasial ………yaitu : total luas areal yang disertipikat HAK ............. Nomor
............./Desa …. adalah ……… Ha. Peninjauan dilapangan bahwa areal Hak ………tersebut tidak
dimanfaatkan atau diusahakan sesuai dengan SK pemberian Hak nya secara keseluruhan berupa
semak belukar/hutan.
BAB IV
ANALISA DATA
BAB V
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari Hasil Inventarisasi/Pemantauan areal Hak ............. ………dengan Nomor
Surat Keputusan Pemberian Hak ………............ dengan Sertipikat Hak ………Nomor ............./ ….,
masing-masing tanggal .............di Desa …., Kecamatan …., Kabupaten ….adalah Tanah tersebut
tidak diusahakan dan dimanfaatkan sesuai dengan SK Hak/dasar penguasaannya untuk
perkebunan ..............
Inventarisasi yang dilaksanakan dari tanggal ……… menyimpulkan perlu diberikan
peringatan kepada pemegang hak untuk mengoptimalkan kembali penggunaan tanah sesuai dengan
peruntukan yang dimohonkan untuk usaha perkebunan ..............
2. Saran
Setelah dilaksanakan Inventarisasi/Pemantauan terhadap ............., jika peringatan
.............tidak diindahkan oleh pemegang hak akan diproses lebih lanjut sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan berlaku.
61
Format Lampiran 10. Pencatatan Buku Tanah
Pencatatan dilakukan dalam lembar pada kolom pencatatan Pendaftaran Peralihan Hak,
Pembebanan dan Pencatatan Lainnya dengan format sebagai berikut:
“Pada tanggal ... dan jam ... menit … detik … telah dicatat bahwa Obyek……..Nomor…..seluas…….Ha
masuk dalam Basis Data Tanah Terindikasi Telantar berdasarkan surat Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang Nomor……, tanggal….., perihal….
62
Format Lampiran 11. Basis Data Tanah Terindikasi Telantar
(3)
…………………. (5)
…………..….,
..……………………… (6)
NIP. ………………….
63
Petunjuk Pengisian Basis Data Tanah Terindikasi Telantar:
Catatan:
- Basisdata diatas masih menggunakan tabulasi microsoft excel
- Untuk menambah fitur filter disetiap kolomnya bisa dilakukan dengan cara blok sejajar dari kolom
nomor hingga kolom keterangan.
Kemudian klik menu “Data” lalu klik ikon “Filter”
64
Format Lampiran 12. Tabulasi Objek Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar
..……………………… (6)
NIP. ………………….
65
Petunjuk Pengisian Tabulasi Data Objek Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar:
66
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah
A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang dibuat dalam format kertas
A3 dengan ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta
1. Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah (1)
Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah diisi dengan jenis dan nomor Hak Atas Tanah sesuai
dengan lokasi tanah yang dilakukan monitoring.
Misalnya : Tanah yang berasal dari HGB Nomor 1, maka pada angka (1) ditulis “Hak
Guna Bangunan Nomor 1”.
c. Pemegang Hak Atas Tanah (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang hak atas tanah yang tercantum dalam
Sertipikat/SK Pemberian Hak Atas Tanah atau Buku Tanah, baik perseorangan ataupun
badan hukum.
2. Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang digunakan untuk memetakan
bidang tanah yang sesuai atau tidak sesuai peruntukan dengan menyesuaikan bidang
peta ukuran 30 cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana panjang ruas dari
angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada
setiap ruas skala grafis, bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran bidang tanah yang sebenarnya di lapangan yang mewakili ruas garis 1 cm, 2 cm
dan kelipatannya sesuai dengan skala angka sebagaimana yang tertulis pada huruf a,
serta di ujung kanan dituliskan satuan ukurannya.
3. Letak Tanah
a. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak tanah yang dilakukan monitoring.
b. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Kabupaten” atau “Kota”
dan di belakangnya dituliskan nama Kabupaten/Kota letak obyek tanahnya.
c. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak obyek tanahnya.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Desa” atau “Kelurahan”
dan di belakangnya dituliskan nama Desa/ Kelurahan letak tanah yang dilakukan
monitoring.
4. Petunjuk Lembar Peta
Pada petunjuk lembar Kabupaten/Kota sebagaimana angka (9) pada peta diisikan dengan
nama Kabupaten/Kota letak tanah yang dilakukan monitoring dengan menuliskan salah satu
saja yaitu “Kabupaten” atau “Kota” kemudian diikuti nama Kabupaten/Kota letak tanah
tersebut, dengan menyertakan gambaran secara grafis posisi relatif tanah tersebut pada peta
kabupaten.
Pada Indeks Peta digambarkan lembar peta yang menunjukkan letak tanah pada lembar peta
dengan memberikan garis tebal pada lembar yang memuat bidang tanah tersebut.
5. Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewaranaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta
Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang keterangan yang perlu dimuat
adalah:
a. Pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang
b. Pemanfaatan tanah tidak sesuai rencana tata ruang
Keterangan yang dimuat disesuaikan dengan kondisi tanah saat dilakukan Pemantauan
Perubahan Peruntukan, Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah Terindikasi Telantar.
Pewarnaan/pengarsiran yang ditampilkan pada masing-masing peta perlu dibedakan
menurut keterangannya.
6. Instansi Pembuat Peta
55
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit kerja (12),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (14)
Kolom nama kegiatan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Pemantauan Perubahan Peruntukan, Penguasaan dan Pemanfaatan
Tanah Terindikasi Telantar.
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (14), tanda tangan,
nama lengkap (15), dan NIP pembuat peta (16).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (17), tanda tangan,
nama lengkap (18), dan NIP pejabat pemeriksa peta (19).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan peta (20),
Direktur/Kepala unit kerja (21), tanda tangan, nama lengkap pejabat (22) dan NIP yang
mengesahkan peta (23).
56
Format Lampiran 9. Sistematika Laporan Inventarisasi
COVER
LAPORAN
INVENTARISASI TANAH TERINDIKASI TELANTAR
KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ……………
TAHUN .............
DAFTAR ISI
Daftar Isi..................................................................................................... …
57
Format Lampiran 15. Peta Penguasaan Tanah Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar
71
3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang orang dan perbuatan
perbutan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 Kementerian Agraria dan Tata
Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 Tentang Badan Pertanahan Nasional adalah
instansi pemerintah yang yang bertugas untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang
Agraria/ Pertanahan dan Tata Ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan Negara secara Nasional, Regional, dan Sektoral. Struktur organisasi mulai dari
Tingkat Pusat, Provinsi sampai tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing –
masing sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Hak ………adalah salah satu hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria. Pada Pasal 28 dan 29 Undang-
Undang Pokok Agraria (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960) telah didefenisikan bahwa Hak
………adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka
waktu paling lama 35 Tahun yang dapat dipunyai oleh Perorangan ataupun Badan Hukum. Hak
………terjadi karena penetapan pemerintah, demikian diatur dalam Pasal 31 Undang-Undang Pokok
Agraria, Pemberian Hak ………atas tanah harus dilakukan dengan Surat Keputusan dari pejabat
yang berwenang.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara Penetapan Hak ……… Atas Tanah
sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang Pokok Agraria telah diatur prosedur dan syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh pemegang HAK ............. . Dalam Surat Keputusan Pemberian Hak
………terdapat kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemegang Hak Guna Usaha, dimana
tugas pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban-kewajiban pemegang hak merupakan tugas dari
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi. Pengendalian pertanahan terhadap tanah
negara yang sudah diberikan hak perlu dilakukan sebagai dasar untuk rencana pemanfaatan tanah
secara optimal.
Sejalan dengan kewenangan tersebut di dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)
ditetapkan norma-norma yang harus dipedomani dalam pengelolaan pertanahan oleh pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha (swasta) dalam rangka mewujudkan “tanah untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat”. Norma-norma tersebut terkandung dalam pasal-pasal UUPA yang berkaitan
dengan aspek pengelolaan pertanahan, meliputi; penguasaan, pemilikan, pemanfaatan dan
penggunaan tanah serta kepastian dan perlindungan hukum termasuk administrasi pertanahan.
Undang-undang Pokok Agraria mewajibkan tanah:
a. Dimanfaatkan secara optimal
b. Bermanfaat bagi masyarakat dan negara;
c. Tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan negara
d. Digunakan sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan pemberian hak/dasar
penguasaannya;
e. Dicegah kerusakannya;
f. Tidak boleh ditelantarkan
Berpedoman pada norma-norma tersebut di atas ternyata masih banyak terjadi
penyimpangan terhadap norma-norma yang telah digariskan dalam UUPA, sehingga mengakibatkan
adanya distorsi terhadap perwujudan tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Indikasi
yang menunjukkan adanya penyimpangan terhadap norma-norma tersebut antara lain :
a. Adanya ketimpangan struktur penguasaan dan kepemilikan tanah.
b. Adanya kecenderungan pemegang hak atas tanah atau pihak yang memperoleh produk
pengelolaan pertanahan dalam pemanfaatannya belum sepenuhnya memenuhi hak dan
kewajibannya.
c. Kurangnya pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan perundang-
undangan dalam penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.
d. Adanya indikasi akumulasi pemilikan dan atau penguasaan tanah oleh pihak-pihak
tertentu mengarah pada spekulasi tanah, sehingga menghambat pemanfaatan tanah oleh
pihak lain.
e. Terjadinya tanah-tanah telantar dan adanya indikasi tanah-tanah yang ditelantarkan oleh
pemegang hak.
f. Belum seluruh bidang tanah yang ada didaftarkan.
Menyikapi norma-norma yang digariskan dalam UUPA dan dalam rangka melaksanakan
Program Pemerintah yaitu Penertiban Tanah Telantar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar jo. Keputusan Menteri Agraria dan
Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar, dipandang perlu
melaksanakan Inventarisasi/Pemantauan Hak ……… Nomor ………/Desa …., Kecamatan ………,
Kabupaten ………, Provinsi ……… terdaftar atas nama ………seluas ……… Ha. Kegiatannya meliputi
Pemantauan Areal Hak ………dan menghimpun data tekstual dan spatial untuk memperoleh data
59
penggunaan tanah, penguasaan tanah dan laporan hasil berupa Buku Laporan dan Peta serta data
pendukung lainnya.
3. DASAR HUKUM
Landasan Hukum dalam pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Tanah Terindikasi
Telantar adalah :
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah,
Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah
Telantar;
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi
Kementerian Negara ;
f. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
g. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional;
h. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan
Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode
Tahun 2019-2024;
i. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
j. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
k. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan
Kawasan dan Tanah Telantar.
4. DASAR PELAKSANAAN
Dasar Pelaksanaan dalam pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Tanah Terindikasi
Telantar………adalah :
- Surat Tugas Kakanwil BPN Provinsi ……… Nomor. ………Tanggal ……….
- ……….
BAB II
INVENTARISASI DAN PENELITIAN
1. Aspek Administratif
Secara administratif kebun ………Hak ………terletak di …., Kecamatan …., Kabupaten
………, Provinsi ……….
2. Penelitian Lapangan
Letak lokasi/areal ………dapat ditentukan baik secara Administratif maupun secara
Geografis:
a. Letak Administratif
Desa/Kelurahan : ………
Kecamatan : ………
Kabupaten/Kota : ………
Provinsi : ………
Luas : ……… Ha
b. Letak Geografis
Secara Geografis areal … terletak diantara .....BT dan .....LU, yang berbatasan langsung dengan
60
Sebelah Utara : Lahan Masyarakat/Areal lain
Sebelah Timur : Lahan Masyarakat/Areal lain
Sebelah Selatan : Kawasan Hutan Produksi
Sebelah Barat : Kawasan Suaka Alam
BAB III
PENGOLAHAN DATA HASIL INVENTARISASI/ PEMANTAUAN
1. Data Tekstual
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan
Tanah Telantar jo. Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Telantar, telah dilakukan Inventarisasi/Pemantauan terhadap data Tekstual ………yaitu :
a. Nama Pemegang Hak : .............
b. Alamat Pemegang Hak : Jakarta
c. Tanah Hak : Hak ………
d. Nomor/Tanggal SK : .............
e. Nomor/Tanggal Sertipikat : ............./….,
f. Tanggal berakhir Sertipikat : ………
g. Letak Tanah
- Kelurahan/Desa : ………
- Kecamatan : ………
- Kabupaten : ………
- Provinsi : ………
h. Luas Hak : ……… Ha
i. SK Peruntukan Hak : ..........
2. Data Spasial
Untuk data spasial ………yaitu : total luas areal yang disertipikat HAK ............. Nomor
............./Desa …. adalah ……… Ha. Peninjauan dilapangan bahwa areal Hak ………tersebut tidak
dimanfaatkan atau diusahakan sesuai dengan SK pemberian Hak nya secara keseluruhan berupa
semak belukar/hutan.
BAB IV
ANALISA DATA
BAB V
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari Hasil Inventarisasi/Pemantauan areal Hak ............. ………dengan Nomor
Surat Keputusan Pemberian Hak ………............ dengan Sertipikat Hak ………Nomor ............./ ….,
masing-masing tanggal .............di Desa …., Kecamatan …., Kabupaten ….adalah Tanah tersebut
tidak diusahakan dan dimanfaatkan sesuai dengan SK Hak/dasar penguasaannya untuk
perkebunan ..............
Inventarisasi yang dilaksanakan dari tanggal ……… menyimpulkan perlu diberikan
peringatan kepada pemegang hak untuk mengoptimalkan kembali penggunaan tanah sesuai dengan
peruntukan yang dimohonkan untuk usaha perkebunan ..............
2. Saran
Setelah dilaksanakan Inventarisasi/Pemantauan terhadap ............., jika peringatan
.............tidak diindahkan oleh pemegang hak akan diproses lebih lanjut sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan berlaku.
61
Format Lampiran 10. Pencatatan Buku Tanah
Pencatatan dilakukan dalam lembar pada kolom pencatatan Pendaftaran Peralihan Hak,
Pembebanan dan Pencatatan Lainnya dengan format sebagai berikut:
“Pada tanggal ... dan jam ... menit … detik … telah dicatat bahwa Obyek……..Nomor…..seluas…….Ha
masuk dalam Basis Data Tanah Terindikasi Telantar berdasarkan surat Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang Nomor……, tanggal….., perihal….
62
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kesesuaian Peruntukan Tanah Hasil Pemutakhiran Data
A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Peruntukan Tanah Hasil Pemutakhiran Data dibuat dalam format kertas A3
dengan ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
75
Petunjuk Pengisian Basis Data Tanah Terindikasi Telantar:
Catatan:
- Basisdata diatas masih menggunakan tabulasi microsoft excel
- Untuk menambah fitur filter disetiap kolomnya bisa dilakukan dengan cara blok sejajar dari kolom
nomor hingga kolom keterangan.
Kemudian klik menu “Data” lalu klik ikon “Filter”
64
Format Lampiran 12. Tabulasi Objek Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar
..……………………… (6)
NIP. ………………….
65
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah Hasil Pemutakhiran
Data
A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah Hasil Pemutakhiran Data dibuat dalam format kertas A3
dengan ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
78
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit kerja (12),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (13)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Kesesuai Pemanfaatan Tanah Hasil Pemutakhiran Data.
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (14), tanda tangan,
nama lengkap (15), dan NIP pembuat peta (16).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (17), tanda tangan,
nama lengkap (18), dan NIP pejabat pemeriksa peta (19).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan peta
(20), Direktur/Kepala unit kerja (21), tanda tangan, nama lengkap pejabat (22) dan NIP
yang mengesahkan peta (23).
79
Format Lampiran 18. Telaahan Staf Hasil Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar
TELAAHAN STAF
TENTANG
HASIL PEMUTAKHIRAN DATA TANAH TERINDIKASI TELANTAR………(1) NOMOR ………… (2)
ATAS NAMA …………….(3)
YANG TERLETAK DI DESA …………………(4), KECAMATAN ……………(5),
KOTA ………….(6), PROVINSI ……….(7)
80
2. Rekomendasi
a. …………… (28)
b. ……………
………………….,………(29)
Yang Membuat Telaah Staf
Petugas Pemantau Petugas Pemantau
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
MENYETUJUI,
Kepala Kantor Pertanahan .......
ttd
Nama
Nip.
………………….,………(30)
Yang Membuat Telaah Staf
Petugas Pemantau Petugas Pemantau
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
MENYETUJUI,
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi ....................................
ttd
Nama
Nip.
………………….,………(31)
Yang Membuat Telaah Staf
Petugas Pemantau Petugas Pemantau
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
Kasi Identifikasi Potensi Tanah Telantar Kasi Pengolahan Data Tanah Telantar
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
81
Kasubdit Potensi Penertiban Tanah
ttd
Nama
Nip.
MENYETUJUI,
Direktur Penertiban Penguasaan, Pemilikan
Dan Penggunaan Tanah
ttd
Nama
Nip.
82
Format Lampiran 19. SK Penunjukan Admin SI-TANTE
MEMUTUSKAN:
83
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Penguasaan Tanah Pemutakhiran Data
A. Ukuran Peta
Peta Penguasaan Tanah Hasil Pemutakhiran Data dibuat dalam format kertas A3 dengan ukuran
sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Desa” atau “Kelurahan”
dan di belakangnya dituliskan nama Desa/ Kelurahan letak tanah yang dilakukan
monitoring.
4. Petunjuk Lembar Peta
Petunjuk lembar peta merupakan gambaran secara grafis posisi relatif tanah tersebut pada
peta cakupan kabupaten/kota yang ditunjukkan berupa bujur sangkar warna merah.
5. Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewaranaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta
Penguasaan Tanah Hasil Pemutakhiran Data keterangan yang perlu dimuat adalah:
a. Penguasaan tanah oleh pemegang hak yang sesuai dengan sertipikat/SK Pemberian Hak
Atas Tanah
b. Penguasaan tanah oleh pemegang hak yang di luar sertipikat/SK Pemberian Hak Atas
Tanah
c. Tanah dikuasai pihak lain (masyarakat)
d. Tanah dikuasai pihak lain (badan hukum)
e. Tanah dikuasai pihak lain (perorangan)
Keterangan yang dimuat disesuaikan dengan kondisi tanah saat dilakukan pemantauan
72
pemuktahiran data. Pewarnaan/pengarsiran yang ditampilkan pada masing-masing peta
perlu dibedakan menurut keterangannya.
6. Instansi Pembuat Peta
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit kerja (12),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (13)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Penguasaan Tanah Hasil Pemutakhiran Data.
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (14), tanda tangan,
nama lengkap (15), dan NIP pembuat peta (16).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (17), tanda tangan,
nama lengkap (18), dan NIP pejabat pemeriksa peta (19).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan peta
(20), Direktur/Kepala unit kerja (21), tanda tangan, nama lengkap pejabat (22) dan NIP
yang mengesahkan peta (23).
73
Format Lampiran 16. Peta Kesesuaian Peruntukan Tanah Hasil Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar
74
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kesesuaian Peruntukan Tanah Hasil Pemutakhiran Data
A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Peruntukan Tanah Hasil Pemutakhiran Data dibuat dalam format kertas A3
dengan ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
75
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit kerja (12),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (13)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Kesesuai Peruntukan Tanah Hasil Pemutakhiran Data.
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (14), tanda tangan,
nama lengkap (15), dan NIP pembuat peta (16).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (17), tanda tangan,
nama lengkap (18), dan NIP pejabat pemeriksa peta (19).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan peta
(20), Direktur/Kepala unit kerja (21), tanda tangan, nama lengkap pejabat (22) dan NIP
yang mengesahkan peta (23).
76
Format Lampiran 17. Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang
77
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah Hasil Pemutakhiran
Data
A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah Hasil Pemutakhiran Data dibuat dalam format kertas A3
dengan ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
78
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pemuktahiran Data Tanah Terindikasi
Telantar
90
Format Lampiran 18. Telaahan Staf Hasil Pemutakhiran Data Tanah Terindikasi Telantar
TELAAHAN STAF
TENTANG
HASIL PEMUTAKHIRAN DATA TANAH TERINDIKASI TELANTAR………(1) NOMOR ………… (2)
ATAS NAMA …………….(3)
YANG TERLETAK DI DESA …………………(4), KECAMATAN ……………(5),
KOTA ………….(6), PROVINSI ……….(7)
80
2. Rekomendasi
a. …………… (28)
b. ……………
………………….,………(29)
Yang Membuat Telaah Staf
Petugas Pemantau Petugas Pemantau
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
MENYETUJUI,
Kepala Kantor Pertanahan .......
ttd
Nama
Nip.
………………….,………(30)
Yang Membuat Telaah Staf
Petugas Pemantau Petugas Pemantau
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
MENYETUJUI,
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi ....................................
ttd
Nama
Nip.
………………….,………(31)
Yang Membuat Telaah Staf
Petugas Pemantau Petugas Pemantau
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
Kasi Identifikasi Potensi Tanah Telantar Kasi Pengolahan Data Tanah Telantar
ttd ttd
Nama Nama
Nip. Nip.
81
Kasubdit Potensi Penertiban Tanah
ttd
Nama
Nip.
MENYETUJUI,
Direktur Penertiban Penguasaan, Pemilikan
Dan Penggunaan Tanah
ttd
Nama
Nip.
82
Format Lampiran 19. SK Penunjukan Admin SI-TANTE
MEMUTUSKAN:
83
Hak, Buku Tanah dan Surat Ukur hasil scan dari Kantor Pertanahan
Kab/Kota;
3. Mengupload data pendukung satu persatu di Penetapan Lokasi Obyek
(SK Penetapan Lokasi);
4. Mengupload data pendukung satu persatu di Tahap Identifikasi dan
Penelitian seperti Dokumen Tim (SK Pembentukan Tim, Surat Tugas
Kegiatan), Laporan (Petugas Lapang, Berita Acara Panitia),dan
Pemberitahuan Pelaksanaan Kegiatan;
5. Mengupload data pendukung satu persatu di Tahap Peringatan seperti
Surat Peringatan I, II, III, Evaluasi Pemantauan, Laporan Dua
Mingguan Pemegang Hak;
6. Mengupload data pendukung satu persatu di Tahap Usulan
Penetapan (Surat Usulan Penetapan Tanah Terlantar);
7. Mengupload data pendukung satu persatu di Tahap Penetapan (Surat
Keputusan Penetapan Tanah Terlantar);
8. Mengupload data pendukung satu persatu di Permohonan Pemegang
Hak (Surat Permohonan Keluar dari Basis Data Tanah Terlantar);
9. Mengupload data pendukung satu persatu di Surat Dasar
Pembebasan (Surat Dasar Pembebasan Status Tanah Terlantar);
10. Merubah Update Status Kasus sesuai Kondisi tahapan penertiban
terakhir sebuah Obyek Tanah Terlantar yaitu Status Inventarisasi
Tanah Terlantar, Penetapan Lokasi Obyek, Identifikasi dan Penelitian,
Peringatan, Usulan Penetapan, Penetapan Tanah Terlantar, atau
Bebas;
11. Mendeliniasi Peta tanah terlantar secara manual atau Otomatis
(Import dari Autocad atau ArcGIS).
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal ……………
……………………
NIP. ………………….
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;
3. Direktur Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan Tanah; dan
4. Kantor Wilayah Badan Pertananahan Nasional seluruh Provinsi Indonesia.
84
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN RUANG
NOMOR……………………….
TENTANG PENUNJUKAN ADMIN APLIKASI SISTEM INFORMASI TANAH TELANTAR (SI-TANTE)
PADA DIREKTORAT PENERTIBAN PENGUASAAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN TANAH
DAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL SELURUH INDONESIA
……………………
NIP. ………………….
85
Format Lampiran 20. Cara Registrasi Ulang User Aplikasi
5. Lalu registrasi email dengan cara buka https://registrasi.atrbpn.go.id/ lalu ikuti petunjuknya.
(Email sesuai dengan data simpeg yang sudah di validasi)
6. Untuk memastikan email sudah terdaftar buka emailnya di alamat : mail.atrbpn.go.id
7. Masukan user dan password sesuai pendaftaran
8. Setelah berhasil masuk ke email anda lalu buka alamat
https://app.atrbpn.go.id/akun/pertanahan lalu ikuti petunjuknya.
9. Kalau berhasil mendaftar akun maka sistem akan mengirimkan link aktivasi ke email anda tadi.
10. Klik link “Klik disini untuk menyetujui”. Lalu tunggu prosesnya. Kalau berhasil maka akan
terkirim informasi seperti dibawah ini di dalam email anda.
11. Lalu buka aplikasi SI-TANTE lagi. User dan password sama seperti yang semula.
Catatan :
- Untuk mereset password aplikasi, kembali masuk ke alamat https://app.atrbpn.go.id
- Untuk mereset password email, kembali masuk ke alamat https://registrasi.atrbpn.go.id/
- Apabila ada kendala dalam registrasi, perubahan password aplikasi dan email, bisa
menghubungi Admin Simpeg/Aplikasi di Kanwil BPN masing-masing.
86
DAFTAR
GAMBAR
87
Gambar 1. Diagram Alir Proses Inventarisasi
88
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pengadministrasian dan Pemeliharaan Data Tanah Terindikasi Telantar
89
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pemuktahiran Data Tanah Terindikasi
Telantar
90
Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menyebut
tanah sebagai berikut:
1. Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud
dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas
permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan
kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan
hukum.
2. Hak atas tanah yang diberikan oleh Negara kepada perseorangan
atau badan hukum harus digunakan/dimanfaatkan sesuai dengan
keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar
penguasaannya.
Kenyataannya banyak tanah yang tidak diusahakan/dipergunakan
sebagaimana mestinya, sehingga berpotensi menjadi tanah telantar.
Penelantaran tanah akan berdampak pada terhambatnya pencapaian
berbagai program pembangunan yang dapat menyebabkan timbulnya
kesenjangan sosial dan ekonomi serta menurunkan kualitas
lingkungan itu sendiri, sehingga penelantaran tanah ini harus dicegah,
ditertibkan dan didayagunakannya kembali.
Kegiatan penertiban penguasaan, pemilikan dan penggunaan
tanah, merupakan bagian dan fungsi dari Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Guna mendukung
kegiatan penertiban penguasaan, pemilikan dan penggunaan tanah
dimaksud, antara lain dibutuhkan data potensi penertiban tanah yang
valid dan ter-update setiap saat. Untuk membangun data potensi
penertiban tanah diperlukan kegiatan inventarisasi terhadap tanah-
tanah terindikasi telantar yang baru serta pemuktahiran terhadap
data tanah terindikasi telantar yang sudah ada. Karena itu dalam
rangka menyediakan data potensi penertiban tanah diperlukan
petunjuk teknis tentang penyusunan data potensi penertiban tanah.