Anda di halaman 1dari 127

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 ii

KATA PENGANTAR

Laju alih fungsi lahan sawah menjadi lahan nonsawah semakin


meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mengendalikan alih fungsi
tersebut, atas prakarsa Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional telah terbit Peraturan Presiden No.
59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.
Peraturan Presiden ini akan menjadi payung hukum
pelaksanaan pengendalian alih fungsi lahan sawah yang
merupakan kerja Tim Terpadu yang dikoordinir oleh Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional sebagai Ketua
Harian.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN melalui fungsi yang ada dalam Direktorat
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang (PPTR) mempunyai tugas
dalam pengendalian alih fungsi lahan sawah yaitu: (1) menyiapkan data lahan sawah yang
terverifikasi terhadap data pertanahan dan tata ruang; (2) menyiapkan data penetapan
Peta Lahan Sawah Dilindungi yang telah terklarifikasi ke Pemerintah Daerah setempat;
(3) melakukan pengendalian integrasi Lahan Sawah Dilindungi ke dalam RTRW; (4)
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap alih fungsi yang terjadi pada Lahan Sawah
Dilindungi maupun Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; dan (5) melakukan penertiban
terhadap pelanggaran alih fungsi lahan sawah.

Untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan sawah
tersebut, maka perlu disusun petunjuk teknis yang mengatur lebih lanjut mengenai
pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan sawah, baik yang
dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional,
maupun Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
Kementerian ATR/BPN.

Semoga Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi upaya kita dalam mengemban tugas
pengendalian alih fungsi lahan sawah, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati
semua niat baik dan upaya nyata yang kita lakukan untuk kemajuan bangsa dan negara.
Jakarta, Maret 2023

Direktur Jenderal
Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang

Dwi Hariyawan S.
NIP. 19650116 199401 1 001

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 iii


DAFTAR ISI

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN


RUANG DAN PENGUASAAN TANAH ................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................ 4
C. Sasaran............................................................................................... 4
D. Pengertian........................................................................................... 4
E. Kerangka Pikir kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah ... 6
F. Ruang Lingkup Kegiatan .................................................................. 12
BAB II PELAKSANAAN VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH TERHADAP DATA
PERTANAHAN DAN TATA RUANG .................................................................... 13
A. Tahapan Persiapan .......................................................................... 13
B. Pelaksanaan Identifikasi Dalam Rangka Verifikasi Data Lahan
Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang........................ 15
C. Pelaksanaan Analisis Hasil Identifikasi ............................................ 23
D. Pelaksanaan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap
Data Pertanahan dan Tata Ruang ................................................... 29
BAB III PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH ....... 32
A. Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah ... 32
B. Objek Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
Dilindungi .......................................................................................... 33
C. Tata Cara Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi
Lahan Sawah .................................................................................... 33
BAB IV PEMBIAYAAN ......................................................................................... 44
A. Pembiayaan Kegiatan Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang ............................................................ 44
B. Pembiayaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan
Sawah ............................................................................................... 44
BAB VI PELAPORAN ........................................................................................... 45
A. Sistematika Laporan hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap
Data Pertanahan dan Tata Ruang...................................................... 45
B. Sistematika Laporan hasil Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi
Lahan Sawah ...................................................................................... 45
LAMPIRAN PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH.................................................................................................................. 46
Lampiran 1 Format Surat Keputusan (SK) Penetapan Petugas Pelaksana
Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data Pertanahan Dan
Tata Ruang .............................................................................. 47

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 iv


Lampiran 2 Format Berita Acara Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan
Sawah Terhadap Data Pertanahan Dan Tata Ruang ............ 50
Lampiran 3 Format Penyajian Peta Hasil Klarifikasi Dalam Rangka
Penetapan Peta Lahan Sawah Yang Dilindungi .................... 54
Lampiran 4 SOP Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
Inisiatif Pemerintah Pada Kantor Pusat .................................. 58
Lampiran 5 SOP Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
Inisiatif Pemerintah Pada Kantor Wilayah .............................. 61
Lampiran 6 SOP Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
Inisiatif Pemerintah Pada Kantor Pertanahan ........................ 64
Lampiran 7 Format Daftar Hasil Inventarisasi Calon Lokasi Pemantauan
dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah ................................. 67
Lampiran 8 Format Daftar Hasil Pemilihan Calon Lokasi Pemantauan dan
Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah ........................................ 69
Lampiran 9 Format Surat Keputusan Penetapan Objek Pemantauan dan
Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah dan lampiran SK ............ 71
Lampiran 10 Format Surat Keputusan Pembentukan Tim Pemantauan dan
Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah ........................................ 76
Lampiran 11 Format Formulir Pemantauan Nonlapang dan Pemantauan
Lapang..................................................................................... 82
Lampiran 12 Format Penyajian Peta .......................................................... 91
Lampiran 13 Format Telaahan Staf Hasil Pemantauan dan Evaluasi Alih
Fungsi Lahan Sawah .............................................................. 94
Lampiran 14 Indikator Rekomendasi Pemantauan dan Evaluasi Alih
Fungsi Lahan Sawah ............................................................ 102
Lampiran 15 Surat Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah ......... 104

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 v


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah ....................... 6


Gambar 2. Kerangka Pikir Kegiatan Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang ................................................................... 7
Gambar 3. Kerangka Pikir Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah ... 8
Gambar 4. Alur Kegiatan Identifikasi dalam Rangka Verifikasi Data Lahan Sawah
Terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang ........................................ 18
Gambar 5. Alur pengerjaan Pelaksanaan Analisis Hasil Identifikasi ...................... 23
Gambar 6. Diagram alur pelaksanaan klarifikasi hasil verifikasi data lahan sawah
terhadap data pertanahan dan tata ruang ............................................. 29

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 vi


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah tiap Provinsi 10
Tabel 2. Formulir survei lapang ............................................................................... 16
Tabel 3. Rekap Inventarisasi Data Pertanahan di atas LBS Terkoreksi ................ 21
Tabel 4. Inventarisasi PSN yang terbit di atas LBS Terkoreksi .............................. 21
Tabel 5. Inventarisasi Data Nonsawah, Bangunan/Urukan, dan Terkurung
Bangunan di atas LBS Terkoreksi ......................................................... 21
Tabel 6. Inventarisasi Data Deliniasi Lahan Sawah Penambah ............................. 22
Tabel 7. Inventarisasi Data Deliniasi Lahan Sawah Penambah ............................. 22
Tabel 8. Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
................................................................................................................ 27

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 vii


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Umum
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) telah lebih dari satu dekade
diundangkan namun masih belum terasa dampaknya. Hal yang menjadi salah
satu penyebab adalah sebagian besar Pemerintah Daerah belum menetapkan
Peraturan Daerah (Perda) maupun turunannya tentang LP2B sehingga alih
fungsi lahan pertanian pangan khususnya sawah menjadi non sawah semakin
meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Hal ini berpotensi dapat
mempengaruhi produksi padi nasional dan mengancam ketahanan pangan
nasional.

Dalam rangka mengendalikan alih fungsi lahan sawah diperlukan adanya


upaya dan kebijakan yang mendasar dari Pemerintah baik di tingkat Pusat
maupun Daerah agar perlindungan LP2B menjadi semakin efektif. Oleh
karena itu, pada tanggal 6 September 2019 telah ditetapkan Peraturan
Presiden (Perpres) No. 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah. Pengendalian alih fungsi lahan sawah merupakan salah satu
strategi peningkatan kapasitas produksi padi dalam negeri, sehingga perlu
dilakukan percepatan penetapan peta lahan sawah yang dilindungi dan
pengendalian alih fungsi lahan sawah sebagai program strategis nasional.
Sedangkan tujuan dari Perpres ini adalah:
a. Mempercepat penetapan peta Lahan Sawah yang dilindungi dalam
rangka memenuhi dan menjaga ketersediaan lahan sawah untuk
mendukung kebutuhan pangan nasional;
b. Mengendalikan alih fungsi lahan sawah yang semakin pesat;
c. Memberdayakan petani untuk menekan terjadinya alih fungsi lahan
sawah; dan
d. Menyediakan data dan informasi Lahan Sawah untuk bahan penetapan
lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Berdasarkan Perpres tersebut, pengendalian alih fungsi lahan sawah


merupakan tugas lintas sektor kementerian/lembaga negara yaitu
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kementerian
Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK), Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Badan Informasi
Geospasial (BIG). Kementerian/Lembaga tersebut mempunyai peran dan
kewenangan masing-masing yang diatur dalam Perpres tersebut sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang


mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria,

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 1


pertanahan, dan tata ruang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
pengendalian alih fungsi lahan sawah. Peran tersebut diantaranya yaitu:
a. Melakukan verifikasi lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata
ruang;
b. Sebagai Ketua Harian Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sawah, Menteri ATR/KaBPN menetapkan Peta Lahan Sawah Dilindungi
(LSD);
c. Melakukan pengendalian terhadap integrasi Peta LSD ke dalam Peta
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap alih fungsi pada lahan
yang telah ditetapkan sebagai LSD maupun LP2B; dan
e. Melakukan penertiban terhadap pelanggaran alih fungsi lahan.

Dalam rangka melaksanakan amanat Perpres tersebut, telah terbit Surat


Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1589/SK-HK 02.01/XII/2021 tentang Penetapan Lahan
Sawah Yang Dilindungi Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, dan Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Selanjutnya, diperlukan kegiatan Verifikasi Data Lahan
Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang di Provinsi lainnya dalam
rangka penyusunan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi.

Peta LSD tersebut selanjutnya ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah untuk


diintegrasikan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai bahan dalam penetapan Kawasan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) atau Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B). Dengan dintegrasikannya LSD tersebut, sehingga LSD
merupakan bagian yang dilindungi untuk tidak dialihfungsikan di luar kegiatan
pertanian sawah, kecuali untuk kepentingan umum, Proyek Strategis Nasional
(PSN), dan bencana alam. Dengan demikian penetapan LSD sebagai bentuk
upaya pemerintah pusat untuk mendorong pemerintah daerah melaksanakan
amanat Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 dan memudahkan dalam
mengendalikan alih fungsi lahan sawah.

Namun dalam hal belum diintegrasikannya LSD kedalam Rencana Tata


Ruang Wilayah (RTRW) atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) menjadi
bagian dari Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) atau Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), terhadap perubahan penggunaan
tanah diatas LSD tidak dapat dialihfungsikan sebelum mendapatkan
rekomendasi perubahan penggunaan tanah dari Menteri ATR/Ka. BPN.

Berkenaan dengan hal tersebut, perlu pedoman teknis yang mengatur


kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah. Petunjuk teknis ini
melengkapi petunjuk teknis sebelumnya yang mana verifikasi dalam rangka
penetapan Peta LSD serta pemantauan dan evaluasi untuk menindaklanjuti
permohonan perubahan penggunaan tanah, laporan/pengaduan serta inisiatif
pemerintah.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 2


2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria;
b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
c. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
d. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya
Pertanian Berkelanjutan;
e. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan,
Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Pertanian;
l. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih
Fungsi Lahan Sawah;
m. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 19 Tahun 2016 tentang Penetapan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan pada Wilayah yang Belum Terbentuk Rencana
Tata Ruang Wilayah;
n. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin Lokasi;
o. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pertimbangan Teknis
Pertanahan;
p. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
q. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
r. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Cara Kerja Tim Terpadu
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah dan Tim Pelaksana
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah;
s. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia Selaku Ketua Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sawah Nomor 224 Tahun 2020 tentang Tugas dan Keanggotaan Tim
Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah dan Tim Pelaksana
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah; dan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 3


t. Keputusan Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi
Geospasial Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman Intepretasi Citra
Satelit Terhadap Lahan Sawah.

B. Maksud dan Tujuan

Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi satuan kerja di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi, dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dalam melaksanakan kegiatan pengendalian
alih fungsi lahan sawah.

Tujuan petunjuk teknis ini adalah:


a. Terdapat standarisasi dan keseragaman dalam melaksanakan kegiatan
verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang;
b. Pelaksanaan kegiatan verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan
dan tata ruang dapat berjalan secara optimal sesuai dengan target fisik,
anggaran, dan waktu yang telah ditetapkan.
c. Terwujudnya keseragaman pemahaman secara substansial terhadap
ketentuan-ketentuan terkait pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan;
dan
d. Terwujudnya standarisasi dan kesamaan proses pelaksanaan kegiatan
pemantauan dan evaluasi baik di Kantor Pertanahan, di Kantor Wilayah BPN
maupun di Pusat.

C. Sasaran

Sasaran yang ingin diwujudkan dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis


Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan adalah:
1. Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan;
2. Tersusunnya peta lahan sawah yang dilindungi;
3. Tersusunnya rekomendasi perubahan penggunaan tanah;
4. Tersedianya data pengendalian alih fungsi lahan sawah; dan
5. Tercapainya kepatuhan pengalih fungsi lahan.

D. Pengertian

1. Lahan Sawah adalah lahan usaha tani yang secara fisik permukaan tanahnya
rata, dibatasi oleh pematang, sehingga dapat ditanami padi dengan sistem
genangan dan palawija/tanaman pangan lainnya;
2. Alih fungsi Lahan Sawah adalah perubahan fungsi lahan sawah menjadi
bukan lahan sawah baik secara tetap maupun sementara;
3. Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah adalah serangkaian kegiatan yang
dimaksudkan untuk mengendalikan perubahan Lahan Sawah menjadi bukan
Lahan Sawah baik secara tetap maupun sementara;
4. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang
ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 4


menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan
pangan nasional;
5. Hak Atas Tanah adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria;
6. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR adalah hasil
perencanaan tata ruang;
7. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil
perencanaan tata ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif;
8. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
bidang Pertanahan;
9. Dirjen PPTR adalah Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah
dan Ruang;
10. Ditjen PPTR adalah Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah
dan Ruang;
11. Kepala Kantor Wilayah adalah Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi; dan
12. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 5


E. Kerangka Pikir kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
Pengendalian alih fungsi lahan sawah tahun 2023 dilaksanakan mengikuti alur kegiatan yang ditunjukkan dengan skema berikut ini:

Gambar 1. Kerangka Pikir Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 6


Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Tahun 2023 terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu (1) Verifikasi Data Lahan Sawah
terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang dan (2) Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah. Dua kegiatan tersebut mengikuti
alur kegiatan dengan skema berikut ini:
Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang

Gambar 2. Kerangka Pikir Kegiatan Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 7


Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah

Gambar 3. Kerangka Pikir Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 8


Untuk mengendalikan alih fungsi lahan sawah diperlukan data lahan sawah yang
akan dipertahankan fungsinya sebagai tanah pertanian. Oleh karena itu, kegiatan
dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan sawah dimulai dari verifikasi lahan
sawah. Definisi lahan sawah dimaksud mengacu pada Pasal 1 Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah,
yaitu areal tanah pertanian basah danlatau kering yang digenangi air secara periodik
dan/atau terus menerus ditanami padi dan atau diselingi dengan tanaman semusim
lainnya. Verifikasi lahan sawah dilakukan untuk mengidentifikasi lahan yang secara
fisik di lapangan berupa sawah (eksisting). Identifikasi ini dilakukan melalui
interpretasi citra terbaru yang dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Selanjutnya, dari lahan sawah eksisting diverikasi terhadap data pertanahan yang
telah terbit di atas lahan tersebut. Data pertanahan dimaksud adalah pertimbangan
teknis pertanahan (dan atau Izin Lokasi, Izin Perubahan Penggunaan Tanah, dan
Penetapan Lokasi), dan hak atas tanah non pertanian (terutama Hak Pakai, Hak
Guna Bangunan, Hak Guna Usaha) yang telah terbit di atas lahan sawah.

Kegiatan verifikasi lahan sawah terhadap data pertanahan perlu dilakukan kendali
mutu untuk memastikan proses dan data yang dihasilkan memenuhi kebutuhan
dalam rangka penetapan lahan sawah yang dilindungi. Kendali mutu ini bisa
dilakukan pada awal, saat, maupun setelah verifikasi lahan sawah. Hasil dari
verifikasi lahan sawah ini dipaparkan melalui kegiatan ekspose. Selanjutnya hasil
verifikasi disampaikan ke Direktorat Jenderal Penataan Agraria untuk dilakukan
pengolahan data. Hasil pengolahan data tersebut dikoordinasikan dengan
Kementerian/Lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan BIG yang selanjutnya
dilakukan penetapan Lahan Baku Sawah oleh Menteri ATR/Kepala BPN.

Dengan menggunakan Peta Lahan Baku Sawah sebagai baseline, dilakukan


kegiatan Klarifikasi yang dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang (PPTR). Klarifikasi dilakukan oleh Pemerintah Pusat
(Kementerian/Lembaga terkait) kepada masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota
dan Kantor Pertanahan setempat terhadap adanya faktor-faktor yang berpotensi
mengurangi dan atau menambah luas lahan sawah berupa data pertanahan dan tata
ruang. Apabila hasil klarifikasi masih terdapat data yang harus dilengkapi, maka
Kantor Pertanahan dan atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar
segera melengkapinya. Sedangkan bagi Kabupaten/Kota yang telah lengkap, maka
data hasil klarifikasi tersebut diolah oleh Ditjen PPTR untuk penyiapan data usulan
penetapan Lahan Sawah yang Dilindungi. Namun demikian, pada saat proses
pengolahan data tersebut belum selesai, Kantor Pertanahan dan atau OPD masing-
masing Kabupaten/Kota dapat melakukan konsultasi dan atau updating data
pertanahan dan tata ruang ke Ditjen PPTR.

Hasil pengolahan data Klarifikasi disampaikan kepada Tim Pelaksana Pengendalian


Alih Fungsi Lahan Sawah. Sesuai dengan Perpres Nomor 59 Tahun 2019, anggota
Tim Pelaksana ini terdiri dari Pejabat Eselon I Pemerintah Pusat pada
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan Lahan Sawah, dengan ketuanya yaitu
Dirjen PPTR. Rapat koordinasi Tim Pelaksana ini dilakukan pembahasan dan
pengolahan yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara. Selanjutnya Tim

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 9


Pelaksana menyerahkan hasilnya kepada Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah. Berdasarkan Perpres Nomor 59 Tahun 2019, Tim Terpadu
beranggotakan Menteri/Kepala Lembaga terkait yang diketuai Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian dan Menteri ATR/Kepala BPN sebagai Ketua Harian. Tim
Terpadu ini melakukan sinkronisasi terhadap data yang disampaikan oleh Tim
Pelaksana. Hasil sinkronisasi selanjutnya diserahkan kepada Menteri ATR/Kepala
BPN untuk dilakukan penetapan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi.

Peta Lahan Sawah yang Dilindungi diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota


untuk diintegrasikan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)/Recana Detail
Tata Ruang (RDTR) masing-masing. Lahan sawah yang telah ditetapkan sebagai
Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) tersebut dilakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap perubahan dan atau alih fungsinya. Apabila terdapat alih fungsi pada LSD
yang belum diintegrasikan pada RTRW, maka alih fungsi tersebut harus mendapat
rekomendasi dari Menteri ATR/Kepala BPN sesuai mekanisme yang diatur dalam
Perpres Nomor 59 Tahun 2019. Sedangkan apabila telah masuk dalam RTRW,
maka alih fungsi lahan sawah sesuai mekanisme yang diatur Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B.

Kegiatan verifikasi lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang
merupakan tugas bersama antara Kementerian ATR/BPN, Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional (BPN), dan Kantor Pertanahan.

Pelaksanaan kegiatan pada masing-masing provinsi dapat dilihat pada matriks


berikut ini:

Tabel 1. Rincian Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah tiap Provinsi
Kegiatan
Klarifikasi
Verifikasi Hasil Monitoring
Data Lahan Verifikasi dan
Sawah Data Lahan Penetapan Evaluasi
No Provinsi Terhadap Sawah Peta Lahan Alih Fungsi
Data terhadap Sawah yang Lahan
Pertanahan Data Dilindungi Sawah
dan Tata Pertanahan yang
Ruang dan Tata Dilindungi
Ruang
1 Sumatera Barat  
2 Banten  
3 Jawa Barat  
4 Jawa Tengah  
5 DIY  
6 Jawa Timur  
7 Bali  
8 NTB  

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 10


Kegiatan
Klarifikasi
Verifikasi Hasil Monitoring
Data Lahan Verifikasi dan
Sawah Data Lahan Penetapan Evaluasi
No Provinsi Terhadap Sawah Peta Lahan Alih Fungsi
Data terhadap Sawah yang Lahan
Pertanahan Data Dilindungi Sawah
dan Tata Pertanahan yang
Ruang dan Tata Dilindungi
Ruang
9 Aceh  
10 Sumatera Utara  
11 Kepulauan Riau  
12 Riau  
13 Jambi  
14 Sumatera Selatan  
15 Kepulauan Bangka  
Belitung
16 Bengkulu  
17 Lampung  
18 Kalimantan Barat  
19 Kalimantan Selatan  
20 Sulawesi Selatan  
21 Kalimantan Tengah   
22 Kalimantan Timur   
23 Sulawesi Utara   
24 Gorontalo   
25 Sulawesi Barat   
26 Sulawesi Tengah   
27 Sulawesi Tenggara   
28 NTT   
29 Maluku   
30 Maluku Utara   
31 Papua   
32 Papua Tengah   
33 Papua   
Pegunungan
34 Papua Selatan   
35 Papua Barat   
36 Papua Barat Daya   

Keterangan:= dapat dilakukan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 11


F. Ruang Lingkup Kegiatan
Petunjuk Teknis ini meliputi:
1. Pendahuluan, yang berisi:
a. Latar Belakang;
b. Maksud dan Tujuan;
c. Sasaran;
d. Pengertian; dan
e. Kerangka Pikir.
2. Pelaksanaan Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan
Tata Ruang;
a. Persiapan;
b. Pelaksanaan Identifikasi;
c. Pelaksanaan Analisis Hasil Identifikasi;
d. Pelaksanaan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang; dan
e. Pelaksanaan Penetapan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi.
3. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Lahan Sawah;
a. Pelaksanaan Pemantauan;
b. Pelaksanaan Evaluasi; dan
c. Pelaksanaan Penyusunan Rekomendasi.
4. Pembiayaan;
5. Pelaporan; dan
6. Lampiran.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 12


BAB II PELAKSANAAN VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH TERHADAP DATA
PERTANAHAN DAN TATA RUANG

A. Tahapan Persiapan
1. Pelaksana
Kegiatan persiapan dalam rangka verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dengan melibatkan Kantor Pertanahan. Dalam hal terbatasnya sumber
daya manusia, pelaksanaan kegiatan verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf
dari seksi/sub bagian yang lain sesuai kebutuhan dan berdasarkan kebijakan
pimpinan.

2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan persiapan verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana rapat pembentukan tim verifikasi data lahan sawah
terhadap data pertanahan dan tata ruang yang dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Wilayah BPN. Penyusunan
rencana rapat persiapan ini dilakukan untuk membahas hal-hal seperti jadwal
pelaksanaan kegiatan, petugas pelaksana, serta pembagian tugas dan
tanggung jawab pelaksana kegiatan;
b. Penyiapan Surat Menyurat dan Alat Penunjang kegiatan. Hal yang dapat
dilakukan diantaranya adalah :
1) Pembuatan surat undangan pelaksanaan rapat pembentukan tim
verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang;
2) Penyiapan alat-alat penunjang rapat;
3) Penyiapan konsep SK Tim verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang;

3. Pelaksanaan
Kegiatan persiapan verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata
ruang terdiri dari:

a. Pembentukan Tim
Pembentukan tim pelaksana verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang merupakan tim yang ditetapkan melalui surat
keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN. Tim pelaksana verifikasi data lahan
sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang paling sedikit berasal dari
unsur:
• Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa di Kantor Wilayah
BPN;
• Bidang Penataan dan Pemberdayaan Pertanahan di Kantor Wilayah
BPN; dan
• Kantor Pertanahan.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 13


Tim pelaksana verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata
ruang diketuai oleh Kepala Kantor Wilayah BPN. Tim akan bertugas selama
tahun anggaran yang berlaku.

b. Penyusunan Rencana Kerja


Tim pelaksana verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata
ruang yang telah ditetapkan melalui SK Kepala Kantor Wilayah BPN kemudian
menyusun rencana kerja pelaksanaan verifikasi data lahan sawah terhadap
data pertanahan dan tata ruang. Rencana kerja paling sedikit meliputi:
• rencana pelaksanaan identifikasi;
• rencana pelaksanaan analisis hasil identifikasi;
• rencana pelaksanaan klarifikasi; dan
• rencana pelaksanaan penetapan Peta LSD.
Dalam rencana kerja dari masing-masing kegiatan harus memuat tahapan
kegiatan yang akan dilaksanakan, lama waktu yang diperlukan, serta petugas
yang bertanggung jawab.

c. Pengumpulan Data Awal


Proses pelaksanaan verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan
dan tata ruang membutuhkan kegiatan pengumpulan data awal. Data yang
harus dikumpulkan pada tahap ini setidaknya meliputi:
• Data LBS yang ditetapkan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional;
• Data LBS terkoreksi/LBS termutakhir;
• Data RTR termutakhir; dan
• Data bidang tanah berdasarkan jenis Hak Atas Tanah dan PTP.

Data LBS terkoreksi/LBS termutakhir didasarkan pada data LBS terkoreksi dari
kementerian yang membidangi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian
urusan pengendalian urusan pemerintahan di bidang perekonomian. Proses
pengumpulan data awal dilakukan melalui koordinasi antara
Kementerian/Lembaga terkait.

Data RTR dapat diperoleh dari Sistem Informasi Geospasial Tata Ruang
(GISTARU) atau pemerintah daerah. Data RTR tersebut berupa data RTR
yang telah ditetapkan dan/atau data RTR yang masih dalam proses
penyusunan/revisi yang telah mencapai tahap Pembahasan Koordinasi Lintas
Sektor.

Data bidang tanah berdasarkan jenis Hak Atas Tanah dan PTP dapat
diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Pusdatin) Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Data tersebut dalam format shapefile.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 14


B. Pelaksanaan Identifikasi Dalam Rangka Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap
Data Pertanahan dan Tata Ruang

1. Pelaksana
Kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dengan melibatkan Kantor Pertanahan. Dalam hal
terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan pengendalian alih fungsi
lahan sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf dari seksi/sub
bagian yang lain sesuai kebutuhan dan berdasarkan kebijakan pimpinan.

2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
b. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data
lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang yang dikoordinasikan
oleh Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Wilayah BPN;
c. Penyiapan Surat Keputusan Petugas Pelaksana yang ditanda tangani oleh
Kepala Kantor Wilayah BPN, dengan contoh sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 1; dan
d. Dalam hal diperlukan, tahap persiapan dapat mencakup pula pembagian
klaster, yang paling sedikit mempertimbangkan:
1) Jarak antarwilayah; dan
2) Lokasi pelaksanaan klarifikasi.
e. Dalam hal diperlukan, identifikasi dapat disertai dengan survei lapang. Sebelum
dilaksanakan survei lapang, perlu dipersiapkan perlengkapan paling sedikit
berupa:
1) Komputer/laptop yang dilengkapi dengan software GIS;
2) Alat ukur GPS Handheld;
3) Unmanned Aerial Vehicle (UAV)/Drone (apabila diperlukan) dengan
resolusi gambar yang jelas;
4) Kamera dengan resolusi tinggi; dan
5) Peta kerja dengan skala 1:5.000 (apabila skala 1:5.000 tidak tersedia,
dapat menggunakan skala 1:10.000); dan
6) Formulir survei lapang yang digunakan untuk meninjau objek
verifikasi yang dianggap perlu berdasarkan hasil kesepakatan antara
tim pelaksana dengan pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 15


Tabel 2. Formulir survei lapang

FORMULIR SURVEI LAPANG


Provinsi : ....... (contoh : Jawa Barat)
Kabupaten/Kota : ....... (contoh : Kabupaten Sukabumi)

Informasi
Lokasi Bidang Luas
Tanah (ha)
No Nama 1. Desa
Kondisi Faktor Kondisi Sawah
. Pemilik 2. Kecamatan
Eksisting Pengurang
3. Koordinat
(LS | BT)

1. Wangunan Sawah berigasi


2. Pagutan teknis, tanam 2x
HGB No
1 Rahmat semak 3. (-7,99989 | 0,01 dalam 1 tahun,
221
109,992819) selingan tanaman
jagung

3. Penyiapan Data
Data yang disiapkan untuk kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data lahan
sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang di Kanwil BPN Terdiri dari:
a. Data Citra Tegak Satelit Resolusi Tinggi (CTSRT), Citra Satelit Resolusi Tinggi
(CSRT), dan/atau foto udara provinsi/kabupaten/kota;
b. Data spasial dan/atau tekstual Peta Lahan Baku Sawah dan Peta Lahan Baku
Sawah Terkoreksi Provinsi/Kabupaten/Kota;
c. Data spasial Batas Administrasi Wilayah Kabupaten/Kota yang bersumber dari
Sekretariat Kebijakan Satu Peta (KSP);
d. Data tekstual dan spasial Peta Rencana Tata Ruang Provinsi/Kabupaten/Kota
termutakhir;
e. Data spasial dan/atau tekstual KKPR, Izin, dan/atau Konsesi yang telah
diterbitkan;
f. Data tekstual dan spasial Pertimbangan Teknis Pertanahan (Izin Lokasi, Izin
Perubahan Penggunaan Tanah Penetapan Lokasi) yang telah diterbitkan;
g. Data tekstual dan spasial Hak Atas Tanah non Pertanian atau Hak
Pengelolaan yang telah diterbitkan;
h. Data spasial dan/atau tekstual kawasan hutan;
i. Data spasial dan/atau tekstual kawasan pertambangan;
j. Data spasial dan/atau tekstual Penetapan Lokasi PSN;
k. Data spasial dan/atau tekstual Penetapan Lokasi Proyek Daerah;
l. Data spasial dan/atau tekstual daerah irigasi;
m. Data spasial dan/atau tekstual saluran irigasi premium;
n. Data spasial dan/atau tekstual saluran irigasi teknis;

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 16


o. Data spasial dan/atau tekstual produktivitas Lahan Sawah; dan/atau;
p. Data Dasar Penguasaan Atas Tanah (DPAT) yang telah diterbitkan;
q. Data spasial dan/atau tekstual cetak sawah baru;
r. Data foto kondisi eksisting lahan sawah yang berkoordinat dengan tahun data
yang relevan; dan
s. Data pendukung lainnya yang diperlukan.

Dalam hal diperlukan kelengkapan data yang tidak dapat dipenuhi oleh Kantor
Wilayah BPN, maka dapat berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal PPTR terkait
pemenuhan kelengkapan data.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 17


4. Pelaksanaan
Kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang merupakan kegiatan untuk
menentukan faktor-faktor yang dipertimbangkan sebagai pengurang dan/atau penambah dalam menentukan LSD indikatif.

Gambar 4. Alur Kegiatan Identifikasi dalam Rangka Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 18


Identifikasi dilakukan terhadap:
1) Hak Atas Tanah dan perizinan di atas LBS;
2) alih fungsi LBS; dan
3) peruntukan tanaman pangan

Faktor pengurang sebagaimana dimaksud terdiri atas:


1) PTP yang telah diterbitkan;
2) Hak Atas Tanah nonpertanian atau Hak Pengelolaan yang telah diterbitkan;
3) Dasar penguasaan atas tanah yang telah diterbitkan;
4) KKPR yang telah diterbitkan;
5) Izin atau Konsesi yang telah diterbitkan;
6) Bangunan dan/atau urukan yang telah ada yang sesuai dengan RTR;
7) Luasan LBS kurang dari atau sama dengan 5.000 m2 (lima ribu meter
persegi) dan keberadaannya terkurung bangunan pada 3 (tiga) sisi;
8) Penetapan Lokasi/izin lokasi yang masih berlaku/KKPR PSN;
9) Penetapan Lokasi/izin lokasi yang masih berlaku/KKPR Proyek Daerah;
10) Kawasan Industri yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik
daerah yang Izinnya telah diterbitkan;
11) Penetapan wilayah relokasi akibat bencana alam;
12) LBS secara fungsional tidak dapat lagi dipertahankan sebagai LBS
berdasarkan hasil kajian dari tim yang terdiri dari unsur pemerintah dan
akademisi;
13) Rencana pengembangan wilayah yang diprioritaskan pembangunan atau
perwujudannya dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun yang
dilengkapi dengan surat pernyataan dari kepala daerah; dan
14) Kesalahan basis data peta LBS.

Faktor penambah sebagaimana dimaksud terdiri atas:


1) Lahan Sawah dengan produktivitas lebih dari atau sama dengan 3 (tiga) ton
per hektare per panen yang belum terdelinasi;
2) Lahan Sawah dengan indeks pertanaman paling sedikit 200 (dua ratus);
3) Cetak sawah baru;
4) Berada di kawasan/subzona tanaman pangan dalam RTR; dan/atau
5) Terdapat pembangunan jaringan/saluran irigasi baru.

Kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data lahan sawah dapat dilakukan
secara nonlapang dan lapang. Identifikasi nonlapang berupa inventarisasi data
dan identifikasi kondisi eksisting lahan sawah melalui citra satelit. Sementara
identifikasi lapang dilakukan melalui survei lapang terhadap kondisi eksisting lahan
sawah yang menjadi objek verifikasi. Pelaksanaan identifikasi dapat berkoordinasi
dengan instansi terkait.

a. Identifikasi Nonlapang
Identifikasi nonlapang dilakukan untuk menghasilkan tabel rekapitulasi
identifikasi faktor pengurang dan faktor penambah dan peta kerja survei
lapang. Tahapan pelaksanaan identifikasi nonlapang terdiri dari:

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 19


1) Identifikasi citra satelit terhadap data Lahan Baku Sawah untuk
memperoleh:
• Kondisi nonsawah selain lahan terbangun/tanah urukan;
• Identifikasi sawah eksisting;
• Bangunan dan/atau urukan sesuai dengan RTR;
• LBS < 5.000 m2 dan terkurung bangunan tiga sisi; dan
• Kesalahan Basis Data Peta.
2) Hasil identifikasi citra satelit terhadap data Lahan Baku Sawah berupa
LBS terkoreksi;
3) Pengumpulan data di Kantor Pertanahan meliputi:
• Data spasial dan tekstual Pertimbangan Teknis Pertanahan yang
telah terbit dan masih berlaku;
• Data spasial dan tekstual HAT nonpertanian/Hak Pengelolaan yang
telah diterbitkan dan masih berlaku;
• Data spasial dan tekstual Dasar Penguasaan Atas Tanah (DPAT)
yang telah terbit dan masih berlaku; dan
• Data spasial dan tekstual Penetapan Lokasi/Izin Lokasi yang
masih berlaku/KKPR PSN.
4) Pengumpulan data di Pemerintah Daerah meliputi :
• Data spasial dan tekstual KKPR yang telah diterbitkan dan masih
berlaku;
• Data spasial dan tekstual Izin atau Konsesi yang telah diterbitkan
dan masih berlaku;
• Data spasial dan tekstual Penetapan Lokasi/Izin Lokasi yang masih
berlaku/KKPR PSN;
• Data spasial dan tekstual Penetapan Wilayah Relokasi Akibat
Bencana Alam;
• Data spasial dan tekstual LBS secara fungsional tidak dapat lagi
dipertahankan sebagai LBS berdasarkan hasil kajian dari tim yang
terdiri dari unsur pemerintah dan akademisi; dan
• Data spasial dan tekstual Cetak Sawah Baru yang telah ditetapkan
melalui SK Kepala Daerah/Pusat.
5) Pengumpulan data di Kementerian/Lembaga Pusat meliputi :
• Izin atau Konsesi yang telah diterbitkan dan masih berlaku;
• Data spasial dan tekstual Penetapan Lokasi/Izin Lokasi yang masih
berlaku/KKPR PSN;
• Data spasial dan tekstual Penetapan Wilayah Relokasi Akibat
Bencana Alam;
• Data spasial dan tekstual LBS secara fungsional tidak dapat lagi
dipertahankan sebagai LBS berdasarkan hasil kajian dari tim yang
terdiri dari unsur pemerintah dan akademisi;
• Kesalahan Basis Data Peta LBS; dan
• Data spasial dan tekstual Cetak Sawah Baru yang telah ditetapkan
melalui SK Kepala Daerah/Pusat.
6) Hasil pengumpulan data di atas kemudian dikompilasi menjadi data
spasial dan tekstual untuk faktor pengurang dan faktor penambah;

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 20


7) Selanjutnya dilakukan penyusunan peta kerja survei lapang dan tabel
rekapitulasi identifikasi faktor pengurang dan faktor penambah yang akan
digunakan untuk identifikasi lapang.

Inventarisasi data PTP/HAT/Izin/Konsesi/KKPR/Penetapan Lokasi/Izin


Lokasi/DPAT dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 3. Rekap Inventarisasi Data Pertanahan di atas LBS Terkoreksi
Total Luas
No. Jenis Hak/Izin Jumlah Bidang
(ha)
1
2
3
4
5

Inventarisasi data Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terbit di atas LBS
dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 4. Inventarisasi PSN yang terbit di atas LBS Terkoreksi
Lokasi Total Luas
No. Nama PSN Dasar Hukum
Penetapan (ha)
1
2
3
4
5

Inventarisasi data Bangunan/Urukan/Terkurung di atas LBS dirangkum dalam


tabel berikut:
Tabel 5. Inventarisasi Data Nonsawah, Bangunan/Urukan, dan Terkurung
Bangunan di atas LBS Terkoreksi
Total
Jumlah
No. Kondisi Eksisting Luas
Bidang
(ha)
1
2
3
4
5

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 21


Inventarisasi data terindikasi menjadi sawah penambah dirangkum dalam tabel
berikut:

Total
Jumlah
No. Desa/Kelurahan, Kecamatan Luas
Bidang
(ha)
1
2
3
4
5
Tabel 6. Inventarisasi Data Deliniasi Lahan Sawah Penambah

Inventarisasi data relokasi bencana di atas LBS dirangkum dalam tabel


berikut:
Tabel 7. Inventarisasi Data Deliniasi Lahan Sawah Penambah
Total
Desa/Kelurahan, Jumlah
No. Luas
Kecamatan Bidang
(ha)
1
2
3
4
5

b. Identifikasi Lapang
Identifikasi lapang dilaksanakan dengan survei lapang untuk mengetahui
kebenaran data yang telah dikumpulkan, kondisi fisik LBS aktual yang dapat
dipertimbangkan sebagai faktor pengurang dan/atau faktor penambah luasan
LBS. Survei lapang dilaksanakan dengan melakukan pemantauan atau
pemeriksaan lapang (ground check survey) dengan beberapa kegiatan, antara
lain:

1) Pengecekan lokasi dan luas LBS (terutama LBS yang berada di


kawasan/subzona non tanaman pangan dalam RTR dan/atau LBS yang
terdapat perbedaan data dengan pemerintah daerah);
2) Pengecekan lokasi dan kondisi jaringan/saluran irigasi LBS;
3) Pengecekan kondisi fisik LBS;
4) Pengecekan lokasi PSN;
5) Pengecekan lokasi Proyek Daerah;
6) Pengecekan lokasi Lahan Sawah dengan produktivitas lebih besar sama
dengan 3 (tiga) ton per hektare per panen yang belum terdelineasi (jika
ada); dan/atau
7) Pengecekan lokasi cetak sawah baru (jika ada).

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 22


Dalam pelaksanaan identifikasi, dapat berkoordinasi dengan instansi terkait.
Hasil dari identifikasi lapang berupa data spasial, tabel rekapitulasi, dan
formulir survei lapang.

C. Pelaksanaan Analisis Hasil Identifikasi


1. Pelaksana
Kegiatan Analisis Hasil Identifikasi dalam rangka kegiatan Verifikasi Data Lahan
Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang dilaksanakan oleh Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dengan melibatkan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota. Dalam hal terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan
kegiatan ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan, dan unsur seksi atau sub
bagian teknis lain yang terkait.

2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Analisis Hasil Identifikasi yang
dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional; dan
b. Penyiapan surat tugas, undangan, dan naskah dinas lainnya yang ditanda
tangani oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.

3. Pelaksanaan
Analisis hasil identifikasi merupakan kegiatan pengolahan data spasial dan data
tekstual berdasarkan hasil identifikasi. Analisis hasil identifikasi dilaksanakan
dengan beberapa kegiatan yaitu:

Gambar 5. Alur pengerjaan Pelaksanaan Analisis Hasil Identifikasi

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 23


a. Penapisan Lahan Baku Sawah Terkoreksi dengan Rencana Tata Ruang (Pola
Ruang dengan memperhatikan PZ/KUZ)
Penapisan Lahan Baku Sawah Terkoreksi dengan Rencana Tata Ruang
(RTR) melalui proses tumpang susun atau overlay. RTR yang digunakan
adalah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang ditetapkan melalui Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota atau Peraturan Kepala Daerah, serta Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Dalam
hal Peraturan Rencana Tata Ruang sudah tidak relevan dengan kondisi
aktual, penapisan LBS Terkoreksi dengan RTR dapat menggunaan RTR yang
dalam proses pembahasan lintas sektor atau persetujuan substansi.

Hasil penapisan LBS Terkoreksi dengan RTR menghasilkan :


1) LBS Terkoreksi yang sesuai dengan kawasan/subzona tanaman pangan
dalam RTR, dalam hal ini disebut LSD 1; dan
2) LBS Terkoreksi yang tidak sesuai dengan kawasan/subzona tanaman
pangan dalam RTR, dalam hal ini disebut LSD 2.

Penapisan LBS Terkoreksi dengan RTR perlu memperhatikan Peraturan


Zonasi atau Ketentuan Umum Zonasi. Hal ini bertujuan untuk melihat
kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap kegiatan pembangunan di atas
lahan sawah.

b. Analisis Faktor Pengurang Lahan Baku Sawah


Analisis Faktor Pengurang terhadap Lahan Baku Sawah Terkoreksi dengan
metode analisis spasial berbasis SIG melalui proses overlay. Proses overlay
dilakukan dengan memperhatikan kondisi eksisting, kesesuaian pemanfaatan
ruang dengan memperhatikan Pola Ruang/Peraturan Zonasi (PZ)/Ketentuan
Umum Zonasi (KUZ), waktu penerbitan berkas, kondisi saluran dan jaringan
irigasi, produktivitas lahan sawah, indeks pertanaman lahan sawah, dan
dokumen pendukung lainnya.

Analisis Faktor Pengurang dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang


diakomodir sebagai faktor yang akan mengurangi LBS Terkoreksi, dengan
kriteria setiap Faktor Pengurang sebagai berikut:
1) Pertimbangan Teknis Pertanahan, Hak Atas Tanah non pertanian atau
Hak Pengelolaan, Dasar Penguasan Atas Tanah (DPAT), Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR), serta Izin atau Konsesi
- Berada di Kawasan/Subzona Non Tanaman Pangan;
- Berada di Kawasan/Subzona Tanaman Pangan dengan ketentuan
PZ/KUZ diperbolehkan bersyarat atau diperbolehkan terbatas,
apabila belum terdapat PZ/KUZ maka perlu memperhatikan pola
ruang pada RTRW sebelumnya atau pada saat tanggal penerbitan;
dan
- Tidak mengganggu saluran atau jaringan irigasi.
2) Bangunan dan/atau urukan
- Analisis hasil identifikasi bangunan dan/atau urukan langsung
diakomodir menjadi Faktor Pengurang tanpa melihat kesesuaian

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 24


pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan hasil pemantauan
lapang.
3) Luasan hamparan LBS kurang dari atau sama dengan 5.000 m2 (lima ribu
meter persegi) dan keberadaannya terkurung bangunan pada 3 (tiga) sisi
- Berada di Kawasan/Subzona Non Tanaman Pangan; dan
- Tidak mengganggu saluran atau jaringan irigasi;
4) Penetapan Lokasi/Izin Lokasi yang masih berlaku/KKPR Proyek Strategis
Nasional
- Memperhatikan dokumen penetapan lokasi/izin lokasi/ KKPR; dan
- Memiliki dasar hukum berupa Peraturan Presiden Republik
Indonesia.
5) Penetapan wilayah relokasi akibat bencana alam;
- Analisis lokasi rencana relokasi akibat bencana alam; dan
- Rencana relokasi berada di rencana pola ruang yang sesuai.
6) LBS secara fungsional tidak dapat lagi dipertahankan sebagai LBS
berdasarkan hasil kajian dari tim yang terdiri dari unsur pemerintah dan
akademisi
- Analisis time series tutupan lahan dengan bantuan aplikasi google
pada lokasi yang disampaikan untuk melihat lokasi yang disampaikan
memang benar tidak dapat dipertahankan secara fungsional selama
3 tahun terakhir;
- Lahan sawah pada lokasi tersebut memiliki Indeks Pertanaman yang
rendah, kurang dari 200; atau
- Lahan sawah pada lokasi tersebut memiliki produktivitas yang
rendah, yaitu < 3 ton per hektare per panen.
7) Kesalahan basis data peta LBS
- Kesalahan intepretasi citra satelit pada saat penyusunan peta LBS.
Faktor Pengurang ini dapat diperoleh dari hasil identifikasi citra yang
berupa lahan terbangun, tanah urukan, tanaman keras, semak,
tegalan, perkebunan/ kebun, badan air, jalan, dan kondisi nonsawah
lainnya; dan
- Kesalahan dalam digitasi on screen sehingga menimbulkan sliver
atau polygon tidak wajar. Berdasarkan kaidah penyusunan Peta
Lahan Sawah yang Dilindungi sliver adalah polygon dengan luas
kurang dari 25 m2 dan/atau lebar 2,5 meter, sedangkan polygon tidak
wajar memiliki luas dan lebih lebih besar tetapi dengan bentuk yang
tidak sinkron berdasarkan garis batas penampakan citra satelit.

Hasil analisis Faktor Pengurang disampaikan dalam bentuk satu buah


shapefile (.shp) dengan nama file FP_Kabupaten/Kota, mekanisme dan tata
cara penggabungan data akan disampaikan melalui modul pada petunjuk
teknis ini.

c. Analisis Faktor Penambah Lahan Baku Sawah


Faktor Penambah merupakan data spasial yang diusulkan oleh Pemerintah
Daerah/instansi lainnya untuk memperkaya kualitas data LBS Terkoreksi,

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 25


sebagaimana kriteria pada bagian Identifikasi Faktor Penambah. Adapun
kriteria Faktor Penambah yang dapat diakomodir diantaranya:
1) Kondisi eksisting merupakan lahan sawah, dan di luar deliniasi dari LBS
Terkoreksi;
2) Faktor Penambah berada di Kawasan/Zona Tanaman Pangan;
3) Faktor Penambah memiliki produktivitas lebih besar atau sama dengan 3
(tiga) ton per hektare per panen;
4) Faktor Penambah memiliki Indeks Pertanaman paling sedikit 200 (dua
ratus);
5) Faktor Penambah merupakan program cetak sawah baru; dan/atau
6) Faktor Penambah yang diusulkan terdapat pembangunan
jaringan/saluran irigasi baru.

Hasil analisis Faktor Penambah disampaikan dalam bentuk satu buah


shapefile (.shp) dengan nama file U_Penambah_Kabupaten/Kota, mekanisme
dan tata cara penyusunan data akan disampaikan melalui modul pada
petunjuk teknis ini.

d. Kompilasi Data Hasil Identifikasi dalam rangka Penyusunan Peta Lahan


Sawah yang Dilindungi Indikatif
Hasil analisis identifikasi kemudian dikompilasi secara spasial dengan metode
SIG dan tekstual. Kompilasi data hasil analisis identifikasi bertujuan sebagai
bahan dalam penyusunan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) Indikatif.
Pihak Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional melaporkan Hasil
Identifikasi dan Peta LSD Indikatif kepada Direktorat Jenderal Pengendalian
dan Penertiban Tanah dan Ruang dalam bentuk spasial (shapefile) dan
tekstual.

Data Analisis Hasil Indentifikasi disampaikan dalam bentuk satu shapefile Raw
Data yang berisikan informasi :
- Kondisi eksisting berdasarkan identifikasi citra dan pemantauan lapang;
- Informasi Daerah Irigasi;
- Pola ruang RTRW dan Pola ruang RDTR yang berlaku;
- Kompilasi Faktor Pengurang;
- Analisis Hasil Identifikasi; dan
- Kesimpulan keputusan pengurang/dipertahankan/penambah.

Berdasarkan data analisis hasil identifikasi di atas, petugas pengolah memilih


polygon dengan kesimpulan yang dipertahankan. Data tersebut menjadi LSD
Indikatif Kabupaten/Kota dengan nama file LSD_Indikatif_Kabupaten/Kota.
Skala Peta LSD Indikatif adalah 1:5.000, apabila penggunaan skala 1:5.000
tidak dapat dilakukan, maka dapat menggunakan skala 1:10.000. Mekanisme
dan tata cara penyusunan Raw Data akan disampaikan melalui modul pada
petunjuk teknis ini.

Data spasial tersebut kemudian dilengkapi dengan Tabel Verifikasi Data


Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang, sebagai berikut:

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 26


Tabel 8. Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang

No. Tipologi Luas (ha)


1. a. Lahan Baku Sawah Tahun 2019 ...
(SK. Menteri ATR/Ka. BPN 686/2019)
b. Koreksi Batas Administrasi ...
- Berada di Kabupaten/Kota (-) ...
- Berada di Kabupaten/Kota (+) ...
c. Koreksi Kondisi Nonsawah ...
- Lahan sawah menjadi lahan terbangun (-) ...
- Lahan sawah menjadi lahan nonsawah selain
lahan terbangun (-) ...
d. Koreksi deliniasi penambah
- Penggunaan lahan lain menjadi lahan sawah ...
(+) ...
e. LBS Terkoreksi 2023
...
2. Analisis LBS Terkoreksi 2023 dengan RTR
1) LBS Terkoreksi sesuai Kawasan/ Subzona ...
Tanaman Pangan
2) LBS Terkoreksi tidak sesuai Kawasan/Subzona ...
Tanaman Pangan
3. Analisis Faktor Pengurang
a. Di atas LBS Terkoreksi yang sesuai ...
Kawasan/Subzona Tanaman Pangan
1) PTP ...
2) HAT Nonpertanian ...
3) Perizinan ...
4) KKPR ...
5) PSN ...
6) Terkurung Bangunan ...
7) Kebencanaan ...
8) Fungsional tidak dipertahankan ...
9) Kesalahan Basis Data ...
b. Di atas LBS Terkoreksi yang tidak sesuai ...
Kawasan/Subzona Tanaman Pangan
1) PTP
2) HAT Nonpertanian ...
3) Perizinan ...
4) KKPR ...
5) PSN ...
6) Terkurung Bangunan ...
7) Kebencanaan ...
8) Fungsional tidak dipertahankan ...
9) Kesalahan Basis Data ...
...

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 27


No. Tipologi Luas (ha)
4. LBS Terkoreksi yang Sepakat Dipertahankan ...
a. Sesuai Kawasan/Subzona Tanaman Pangan
b. Tidak sesuai Kawasan/Subzona Tanaman ...
Pangan
...

5. Analisis Faktor Penambah ...


LSD Indikatif ...

Data spasial lainnya yang perlu disampaikan adalah sebagai berikut:


1) Hasil Identifikasi Faktor Pengurang
− 2c_PTP_Kabupaten/Kota
− 2c_HAT_Kabupaten/Kota
− 2c_Perizinan_Kabupaten/Kota
2c_KKPR_Kabupaten/Kota
− 2a_Terbangun_Urukan_Kabupaten/Kota
− 2b_Terkurung_Bangunan_Kabupaten/Kota
− 2d_PSN_Kabupaten/Kota
− 2e_Bencana_Alam_Kabupaten/Kota
− 2g_Fungsional_Kabupaten/Kota
− 2h_Kesalahan_Basis_Data_Kabupaten/Kota
− FP_Kabupaten/Kota
2) Hasil Identifikasi Faktor Penambah
− U_Penambah_LBS_Kabupaten/Kota
3) Hasil Identifikasi LBS terhadap Citra Satelit Resolusi Tinggi
− LBS_Terkoreksi_2023_Kabupaten/Kota
4) Data pendukung lainnya
− DI_Kabupaten/Kota (data daerah irigasi)
− RTRW_Kabupaten/Kota (data RTRW Kabupaten/Kota)
− RDTR_Nama WP (data RDTR)

e. Pelaporan Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan
Tata Ruang
Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
disampaikan oleh Kantor Wilayah BPN kepada Direktorat Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang melalui surat elektronik. Data
yang disampaikan berupa data spasial LSD Indikatif, Raw Data LSD Indikatif,
Hasil Identifikasi Faktor Pengurang, Hasil Identifikasi Faktor Penambah, dan
data pendukung lainnya. Data spasial disampaikan dengan melampirkan tabel
Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 28


D. Pelaksanaan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang

1. Pelaksanaan
Kegiatan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan
dan Tata Ruang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Dalam hal terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan
kegiatan ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan, dan unsur seksi atau sub
bagian teknis lain yang terkait.

2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan
Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang yang dikoordinasikan oleh
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;
b. Penyusunan rencana pelaksanaan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan
Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang dengan membagi kegiatan
pelaksanaan secara daring terhadap masing-masing provinsi dengan
memperhatikan jumlah kabupaten/kota; dan
c. Undangan dan naskah dinas lainnya yang ditanda tangani oleh Direktur
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang.

3. Pelaksanaan
a. Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan
Tata Ruang
Kegiatan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang dilaksanakan dengan metode Focus Group
Discussion (FGD). FGD tersebut bertujuan untuk mengklarifikasi hasil
verifikasi berdasarkan hasil yang telah disampaikan oleh pihak Kantor Wilayah
BPN dengan menggali informasi mendalam terkait data faktor pengurang dan
faktor penambah yang telah disampaikan. FGD dapat dilaksanakan melalui
daring atau luring.

Gambar 6. Diagram alur pelaksanaan klarifikasi hasil verifikasi data lahan


sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang

Gambar di atas menunjukan alur kegiatan dari Klarifikasi Hasil Verifikasi Data
Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang. Data LSD Indikatif
yang disampaikan Kantor Wilayah menjadi dasar atau baseline pengolahan.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 29


Pihak Direktorat Jenderal PPTR mengklarifikasi faktor pengurang dan faktor
penambah yang disampaikan kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah, atau instansi terkait lainnya. Klarifikasi dilakukan terhadap:
1) PTP yang telah diterbitkan di atas LSD Indikatif;
2) Hak Atas Tanah nonpertanian yang telah diterbitkan di atas LSD
Indikatif;
3) Dasar penguasaan atas tanah yang telah diterbitkan di atas LSD
Indikatif;
4) KKPR yang telah diterbitkan di atas LSD Indikatif;
5) Izin dan/atau Konsesi yang telah diterbitkan di atas LSD Indikatif;
6) Peruntukan RTR pada LSD Indikatif;
7) Penetapan Lokasi/Izin Lokasi yang masih berlaku/KKPR PSN di atas
LSD Indikatif;
8) Rencana Pembangunan Jaringan Infrastruktur di atas LSD Indikatif;
9) Kawasan Industri yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan
Usaha Milik Daerah yang izinnya telah diterbitkan di atas LSD Indikatif;
10) Penetapan wilayah relokasi akibat bencana alam di atas LSD Indikatif;
11) Penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan/Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan/Lahan Cadangan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
12) Daerah Irigasi Kewenangan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota;
13) Produktivitas LSD Indikatif;
14) Cetak Sawah Baru;
15) Rencana Pembangunan jaringan/saluran irigasi baru;
16) Informasi kelompok petani dan subsidi pertanian;
17) Kondisi pemanfaatan LSD Indikatif saat ini; dan
18) Data dan informasi lain sesuai dengan kebutuhan.

Hasil Klarifikasi dituangkan dalam Berita Acara Klarifikasi Hasil Verifikasi


Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang, format
Berita Acara terlampir. Berita Acara ini ditandatangani oleh Direktur Jenderal
PPTR dengan Kepala Daerah Bupati/Wali Kota Berita Acara tersebut
digunakan sebagai bahan yang akan disampaikan pada saat Sinkronisasi
Hasil Verifikasi oleh Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setelah pelaksanaan klarifikasi, perubahan atas luas dan sebaran LSD


Indikatif masih dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dilakukan sebelum dilaksanakan Sinkronisasi Hasil Verifikasi oleh Tim
Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah; dan
2) Disepakati oleh Tim Verifikasi dan Pemerintah Daerah berdasarkan data
pendukung yang dapat dipertanggung jawabkan.
Kesepakatan perubahan luas dan sebaran LSD Indikatif sebagaimana
dimakusd di atas dituangkan dalam berita acara.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 30


b. Sinkronisasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan
dan Tata Ruang
Sinkronisasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan
dan Tata Ruang dilaksanakan di Pusat. Kegiatan sinkronisasi dilaksanakan
dalam bentuk Rapat Koordinasi Tim Pelaksana Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang selaku Ketua Tim Pelaksana menjadi koordinator kegiatan sinkronisasi
dengan anggota Tim Pelaksana lainnya, sesuai Keputusan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Selaku Ketua Tim
Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Nomor 224 Tahun 2020
tentang Tugas dan Keanggotaan Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah dan Tim Pelaksana Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.

Kegiatan sinkronisasi ini bertujuan untuk menyelaraskan hasil Verifikasi Data


Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang terhadap kegiatan
atau program pada Kementerian/Lembaga Pusat lainnya. Hasil sinkronisasi
ini akan disampaikan dalam bentuk Laporan kepada Ketua Tim Terpadu
dengan melampirkan Berita Acara Rapat Koordinasi Tim Pelaksana
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah serta Surat Ketua Tim Pelaksana
kepada Ketua Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.

c. Penetapan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi


Setelah Sinkronisasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang. Luaran kegiatan tersebut selanjutnya dibahas
dalam Rapat Koordinasi Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
yang dipimpin oleh Ketua Tim Terpadu sebagai bentuk penyepakatan Usulan
Peta Lahan Sawah yang Dilindungi. Usulan tersebut selanjutnya ditetapkan
oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
sebagai Peta Lahan Sawah yang Dilindungi.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 31


BAB III PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH

A. Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah

Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah adalah kegiatan dalam
rangka pemberian rekomendasi perubahan penggunaan tanah pada lahan sawah.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
Sementara kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah di Kantor
Wilayah BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan di Kementerian ATR/BPN
dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktur Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi
Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu, Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional.

Kewenangan pelaksana kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan adalah
sebagai berikut:
1) Kantor Pertanahan berwenang atas objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi
lahan dengan luas kurang dari 3 hektare, kecuali yang termasuk Proyek Strategis
Nasional.
2) Kantor Wilayah BPN berwenang terhadap objek pemantauan dan evaluasi alih
fungsi lahan dengan luas lebih dari atau sama dengan 3 hektare hingga luas 25
hektare, kecuali yang termasuk Proyek Strategis Nasional.
3) Kementerian ATR/BPN berwenang terhadap objek pemantauan dan evaluasi alih
fungsi lahan dengan luas lebih dari 25 hektare dan bagi kepentingan Proyek
Strategis Nasional.

Kementerian ATR/BPN dapat melakukan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan
sawah yang berada pada kewenangan Kantor Pertanahan atau Kantor Wilayah BPN
dengan menyampaikan surat pemberitahuan terlebih dahulu kepada Kepala Kantor
Pertanahan atau Kepala Kantor Wilayah BPN. Kementerian ATR/BPN dapat
melimpahkan kewenangan objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah
yang berada pada kewenangannya kepada Kantor Pertanahan atau Kantor Wilayah
BPN dengan menyampaikan surat pelimpahan kewenangan.

Kantor Wilayah BPN dapat melimpahkan kewenangannya kepada Kantor Pertanahan


dengan menyampaikan surat pelimpahan pelaksanaan pekerjaan. Kantor Wilayah
BPN juga dapat melaksanakan kewenangan Kantor Pertanahan setelah sebelumnya
telah disampaikan surat pemberitahuan kepada Kepala Kantor Pertanahan. Demikian
pula Kantor Pertanahan dapat melaksanakan pekerjaan kewenangan objek Kantor
Wilayah BPN setelah memberitahukan kepada Kantor Wilayah BPN dan memperoleh
surat pelimpahan dari Kantor Wilayah BPN.

Dalam hal terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan pemantauan dan
evaluasi alih fungsi lahan sawah dilindungi ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan
atau staf dari seksi/sub bagian yang lain sesuai kebutuhan dan berdasarkan kebijakan
pimpinan.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 32


B. Objek Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah Dilindungi

Objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan adalah lahan sawah yang telah
ditetapkan sebagai Peta Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD). Sesuai dengan Pasal
17 Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019, Peta LSD tidak dapat dialihfungsikan
sebelum mendapat rekomendasi perubahan penggunaan tanah dari Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang,
dalam hal ini adalah Menteri ATR/Kepala BPN. Objek pemantauan dan evaluasi alih
fungsi lahan dapat dilakukan terhadap satu bidang tanah atau beberapa bidang tanah
dalam satu hamparan.

C. Tata Cara Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah

Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah dilakukan
atas dasar:
a) Inisiatif pemerintah, baik dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi organisasi
maupun hal lain menurut pimpinan perlu dilakukan kegiatan tersebut.
b) Adanya permohonan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah dari
masyarakat, baik perorangan, badan hukum atau instansi dan atau permohonan
rekomendasi dalam rangka pengeluaran Peta LSD.
c) Adanya laporan/pengaduan terkait alih fungsi lahan sawah yang disampaikan oleh
masyarakat, baik perorangan, badan hukum atau instansi.

Tahapan kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah dilindungi, baik
atas inisiatif pemerintah, permohonan dan laporan pengaduan adalah:

1. Persiapan
Kegiatan persiapan dengan objek pemantauan terhadap permohonan
Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah, laporan/aduan masyarakat dalam
rangka pengeluaran data LSD sebagai berikut:
− Pemeriksaan berkas permohonan berupa:
• pemeriksaan terhadap kelengkapan data dukung, dokumen dan/atau
informasi terkait permohonan yang diajukan; dan
• penyusunan hasil pemeriksaan berkas berupa diterima atau ditolaknya
permohonan tersebut.
− Klasifikasikan menurut kewenangan pelaksana objek kegiatan pemantauan
dan evaluasi alih fungsi lahan.
− Tabulasi data objek pemantauan.

Objek pemantauan yang berasal dari permohonan dan/atau laporan pengaduan,


sebagaimana dimaksud di atas yang dilaksanakan atas biaya seluruhnya
dibebankan pada anggaran yang terdapat pada masing-masing satuan kerja DIPA
Kantor Wilayah BPN dan Pusat. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi
dilakukan atas pembiayaan sesuai peraturan yang berlaku.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 33


Berkas permohonan dan/atau laporan pengaduan yang dijadikan calon objek
pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah dilindungi dalam rangka inisiatif
pemerintah, pelaksanaan pemantauan dan evaluasinya sepenuhnya dibiayai
pemerintah. Hasil pemeriksaan berkas, klarifikasi kewenangan dan tabulasi
selanjutnya menjadi bahan dalam rangka penetapan objek pemantauan dan
evaluasi alih fungsi lahan sawah.

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah inisiatif pemerintah
pada kantor pusat, Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan tergambar
sebagaimana standar operasional prosedur, sebagaimana terlampir.

a. Penyiapan bahan dan alat


➢ Penyiapan bahan berupa pengumpulan data yang diperlukan, antara lain:
1) Surat permohonan alih fungsi lahan sawah dilindungi dan atau
permohonan verifikasi dalam rangka pengeluaran dari Peta LSD;
2) Surat laporan pengaduan;
3) Data PSN, baik tekstual maupun spasial;
4) Data permohonan alih fungsi lahan sawah dilindungi untuk
kepentingan umum;
5) Data hasil pemantauan awal pada citra; dan
6) Data lainnya yang mendukung.

Objek pemantauan terdiri dari:


1) Adanya permohonan perubahan penggunaan tanah atau perubahan
data di lokasi LSD;
2) Adanya laporan pengaduan masyarakat yang memerlukan
penanganan cepat dalam penyelesaian masalah yang diadukan;
3) Adanya inisiatif pemerintah, seperti:
• Hasil pengamatan awal dari citra satelit dalam jangka waktu
(secara time series) dan pada lokasi tertentu baik atas satu atau
beberapa bidang tanah. Contoh area sekitar penyangga kota,
kawasan ekonomi, kawasan industri, pembukaan jalan baru,
kanan kiri jalan raya, atau area rawan bencana;
• Adanya kegiatan PSN yang diidentifikasi memicu perubahan
penggunaan tanah disekitarnya; dan
• Isu-isu strategis terkait masalah alih fungsi lahan; serta
4) Pertimbangan lain dari pimpinan.
➢ Penyiapan alat dimaksudkan adalah meliputi:
1) alat pengolahan data berupa perangkat komputer yang telah
terinstal ArcGIS dan aplikasi lainnya yang mendukung pekerjaan;
dan
2) alat tulis kantor (ATK), alat cetak dokumen dan/atau peta.

b. Inventarisasi Data Calon Objek Pemantauan


Bahan yang telah dikumpulkan tersebut dipisahkan sesuai kewenangan
pelaksana pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan, kecuali terdapat
pelimpahan kewenangan atau pemberitahuan pelaksanaan dari pusat atas

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 34


objek yang masuk kewenangan Kantor Pertanahan atau Kantor Wilayah BPN.
Selanjutnya dilakukan inventarisasi data-data terkait calon objek pemantauan
antara lain:
1) Data lokasi meliputi, koordinat, letak tanah, dan luasan dari objek
yang akan dipantau;
2) Data pemanfaaatan tanah objek yang akan dipantau;
3) Data peruntukan menurut RTRW/RDTR objek yang akan dipantau;
4) Data status objek dalam peta LBS/LSD/LP2B;
5) Data alas hak/perijinan dari objek yang akan dipantau;
6) Data kawasan industri dari objek yang akan dipantau;
7) Data lainnya misal data PSN, data lokasi sawah yang terkurung atau
lokasi sawah yang masuk kawasan strategis lainnya; dan
8) Data pengalih fungsi/pemohon rekomendasi.

Data hasil inventarisasi selanjutnya dituangkan dalam suatu tabel Daftar


Hasil Inventarisasi Calon Lokasi Objek Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi
Lahan Sawah, sebagaimana terlampir.

c. Pemilihan objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan.


Pemilihan objek pemantauan diprioritaskan kepada:
1) Lokasi lahan sawah yang memiliki potensi perubahan alih fungsi lahan
tinggi, antara lain lokasi sawah dekat pintu tol, dekat ibukota
pemerintahan, lokasi yang dekat pusat pendidikan, dan dekat pusat
ekonomi, baik industri atau jasa, lokasi sekitar PSN;
2) Lokasi lahan sawah yang sulit dipertahankan fungsinya, dengan kriteria
sebagai berikut:
a) Peruntukan di luar kawasan/subzona tanaman pangan pada rencana
tata ruang;
b) Sawah yang mempunyai produktivitas kurang dari 3 ton/hektare/
panen;
c) Sawah yang mempunyai Indeks Pertanaman kurang dari 200
d) Sawah dengan irigasi teknis yang buruk atau tidak berfungsi atau
tidak beririgasi;
e) Memiliki hamparan lahan yang luasnya kurang dari 0,5 hektare;
f) Lokasi sawah yang terkena bencana alam atau termasuk rawan
bencana alam; dan/atau
g) Lokasi lain yang menurut pertimbangan pimpinan untuk segera
dilakukan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan.

d. Penyusunan Surat Keputusan (SK) penetapan lokasi pemantauan dan


evaluasi dan Surat Keputusan (SK) tim pemantauan dan evaluasi
Penyusunan SK penetapan lokasi pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan
sawah disusun sesuai format pada Tabel Daftar Hasil Pemilihan Calon
Lokasi Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah, sebagaimana
terlampir. Pengesahan penetapan lokasi objek pemantauan dan evaluasi alih
fungsi lahan sawah ditandatangani oleh masing-masing kepala Satuan Kerja
dari pelaksana pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 35


Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perubahan penggunaan tanah
diperlukan pembentukan tim pelaksana yang ditetapkan melalui SK yang
ditandatangani oleh masing-masing kepala satker, sesuai dengan format
Surat Keputusan Penetapan Objek Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungi
Lahan Sawah, sebagaimana terlampir.

2. Pelaksanaan Pemantauan Alih Fungsi Lahan Sawah

Kegiatan ini terdiri dari:


a. Pemantauan Nonlapang
Kegiatan pemantauan nonlapang alih fungsi lahan sawah merupakan
kegiatan pemantauan nonlapang yang dilakukan di dalam kantor untuk
mengamati perubahan penggunaan tanah dari sawah ke nonsawah atau
sebaliknya dengan melakukan overlay beberapa peta.

Tahapan pemantauan nonlapang alih fungsi lahan sawah adalah sebagai


berikut:
1) Penyiapan bahan dan alat meliputi:
➢ Penyiapan bahan, terdiri dari:
• Data objek pemantauan yang telah ditetapkan dalam surat
keputusan penetapan lokasi;
• Berkas pemohonan dan/atau laporan pengaduan;
• Peta LSD;
• Citra Satelit resolusi tinggi berseri;
• Peta RTR;
• Peta Irigasi;
• Peta Rawan Bencana; dan
• Data lainnya yang mendukung.
➢ Penyiapan Alat, terdiri dari:
• Perangkat komputer (software dan hardware) yang sesuai
kebutuhan pemetaaan dan kegiatan administrasi;
• Alat cetak (Printer/Ploter);
• Alat tulis kantor.

2) Pelaksanaan pemantauan nonlapang alih fungsi lahan sawah


Kegiatan pelaksanaan pemantauan nonlapang alih fungsi lahan sawah,
dilaksanakan dengan melakukan pengamatan dan deliniasi objek
pantauan melalui overlay beberapa peta, seperti overlay data objek alih
fungsi dengan Peta LSD, overlay data objek alih fungsi dengan peta
Irigasi, overlay data objek alih fungsi dengan Peta RTRW/RDTR, overlay
peta citra beresolusi tinggi (time series) terhadap Peta LSD dan
seterusnya sesuai kebutuhan dan tujuan pemantauan. Kegiatan ini dalam
rangka memperoleh antara lain:
− data objek pemantauan dalam peta LSD/LP2B/KP2B;
− data kesesuaian RTRW/RDTR;

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 36


− data objek pemantauan dalam peta daerah irigasi;
− data objek pemantauan dalam peta pendaftaran tanah;
− data potensi perubahan penggunaan sawah ke nonsawah;
− data perkembangan perubahan penggunaan sawah ke non sawah;
− data kecepatan perubahan penggunaan sawah ke nonsawah;
− data pergerakan perubahan penggunaan tanah;
− data potensi lokasi lahan sawah baru;
− data perubahan sawah sebelum dan sesudah bencana alam;
dan/atau
− data potensi calon lokasi sawah yang akan memperoleh
peningkatan infrakstruktur pertanian.

3) Pengolahan data hasil pemantauan nonlapang alih fungsi lahan sawah


Hasil pemantauan nonlapang alih fungsi lahan sawah berupa peta indikatif
terkait status objek pemantauan dalam LSD, peta penguasaan tanah
objek pemantauan, peta kesesuaian objek pemantauan dengan RTRW,
peta status objek pemantauan dalam daerah irigasi, serta peta lainnya
yang diperlukan. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dituangkan dalam
format peta sesuai yang telah ditentukan, sebagaimana Format Penyajian
Peta terlampir.

b. Pemantauan Lapang
1) Penyiapan Rencana Operasional.
a) Penyusunan rencana jadwal pelaksanaan pemantauan lapang,
penyiapan akomodasi dan lainnya yang terkait.
b) Penyiapan bahan dan alat
➢ Penyiapan bahan baik data tekstual dan spasial, antara lain:
• SK penetapan objek pemantauan;
• peta kerja;
• berkas permohonan/laporan/pengaduan;
• peta-peta dan data pendukung lainnya
• data hasil pemantauan nonlapang (format formulir
pemantauan nonlapang terlampir)
➢ Penyiapan alat berupa:
• alat-alat survei seperti GPS handheld dan atau sejenisnya;
• alat pengolah data seperti komputer/laptop yang terinstall
aplikasi ArcGis, dan/atau printer/plotter; dan
• formulir pemantauan lapang (format formulir pemantauan
lapang terlampir)
c) Penyiapan administrasi
Penyiapan administrasi meliputi:
• surat pemberitahuan pelaksanaan pemantauan lapang
kepada pengalih fungsi/pemohon dan/atau Kantor
Pertanahan/Kantor Wilayah BPN dan/atau pihak terkait lainnya
yang dianggap perlu;
• Surat tugas pelaksana pemantauan lapang; dan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 37


• penyiapan usulan nominatif penganggaran kegiatan lapangan
d) Penyiapan pelaksana kegiatan
Pelaksana kegiatan pemantauan lapang adalah sumber daya
manusia yang yang memiliki pengetahuan di bidang pertanahan dan
tata ruang, kemampuan dalam bidang survey dan pemetaan, dapat
mengoperasikan aplikasi pemetaan (ArcGIS) dan administrasi
(minimal Microsoft Office) pada komputer. Dalam hal terdapat
keterbatasan sumber daya manusia yang berkompetensi
sebagaimana diatas, maka berdasarkan kebijakan pimpinan,
pelaksanaan pemantauan ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan
atau staf dari seksi/bagian yang lain.

2) Koordinasi
Koordinasi dengan pihak terkait dilakukan antara lain dalam rangka
melengkapi data, klarifikasi data, dan memperoleh informasi lainnya yang
berkenaan dengan objek pemantauan. Sebelum melaksanakan
koordinasi, lakukan penyiapan bahan koordinsi, inventarisasi stakeholder
yang akan dilibatkan, penyusunan rencana jadwal koordinasi dan
penyiapan surat undangan.

3) Pelaksanaan pemantauan lapang


a) Mengambil data lapangan atas objek pemantauan. d ata yang
diambil diantaranya data penggunaan tanah saat pemantauan lapang
baik atas lahan yang akan beralih fungsi maupun penggunaan tanah
sekitarnya, kondisi saluran irigasi dan infrastruktur, serta informasi
lainnya yang menurut pelaksana perlu dicatat/didokumentasikan.
Pengambilan data lapangan dapat menggunakan GPS Hanhield atau
pemetaan melaui drone serta mendokumentasikan melalui foto.
b) Wawancara terhadap pengalih fungsi dan/atau pihak terkait.
c) Mengumpulkan data tekstual dan spasial dari para pihak yang
ditemui. Data tekstual yang dimaksud antara lain:
➢ Data penguasaan dan atau kepemilikan tanah
➢ Kondisi lahan yang akan dialihkan. Apabila lahan sawah, maka
data yang diambil berupa;
• Produktivitas lahan sawah per hektare;
• Indeks Pertanaman;
• Jaringan irigasi yang mengaliri lahan sawah
tersebut;
• Luas hamparan lahan sawah;
• Varietas tanaman yang ditanam pada lahan sawah.
➢ Penyebab, latar belakang, alasan, dan dampak alih fungsi dari
sisi ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Penjelasan
mengenai dampak Sosial, dampak Ekonomi dan dampak
Lingkungan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 38


• Dampak Sosial
Analisis dampak sosial dilakukan pada objek lahan sawah
yang berpotensi/ terindikasi/sudah beralihfungsi, dengan
mengidentifikasi fungsi sosial di lokasi pemantauan, berupa:
✓ Kondisi akses jalan;
✓ Kondisi akses air/saluran air; dan
✓ Kondisi sosial lain yang dianggap perlu untuk dicatat,
contoh terhadap lahan sawah berupa informasi terkait
penerimaan bantuan atau subsidi seperti pupuk, benih,
atau alat mesin pertanian (alsintan), pergeseran mata
pencaharian, serta informasi lain yang didapatkan
terkait fungsi sosial dari survei lapangan;
• Dampak Ekonomi
Analisis dampak ekonomi antara lain terhadap lahan sawah
dilakukan sawah dengan mengidentifikasi potret ekonomi di
lokasi pemantauan.
• Dampak Lingkungan
Data yang diambil berupa dengan mengidentifikasi potret
lingkungan di lokasi objek pemantauan, antara lain:
✓ Limbah yang dihasilkan;
✓ Penangan limbah;
✓ Data gangguan lingkungan, seperti kebisingan; dan
✓ Informasi lain yang didapatkan terkait fungsi lingkungan
dari survei lapangan;
d) Mengisi formulir pemantauan lapang.
e) Menyusun laporan perjalanan dinas.

4) Pengolahan data hasil pemantauan lapang alih fungsi lahan sawah


Mengolah hasil pemantauan lapang terhadap data primer dan sekunder,
baik yang berupa data tekstual maupun spasial yang dikumpulkan saat
pemantauan lapangan dan sebelumnya.

Pengolahan data spasial dengan cara:


a) overlay hasil olahan atas area lahan alih fungsi dengan Peta
LSD;
b) overlay hasil olahan atas area lahan alih fungsi dengan Peta
RTRW/RDTR;
c) overlay hasil olahan atas area lahan alih fungsi dengan Peta
Daerah Irigasi; dan
d) overlay hasil olahan atas area lahan alih fungsi dengan peta
lainnya yang mendukung, misal peta kawasan industri baik kawasan
industri pemerintah maupun swasta.

Hasil pengolahan data spasial selanjutnya dituangkan dalam format peta


hasil pemantauan terkait penguasaan tanah, kesesuaian tata ruang,
posisi objek pemantauan dalam Peta LSD, serta posisi objek pemantauan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 39


dalam peta daerah irigasi dan peta kawasan industri, sebagaimana format
peta pada terlampir.

Pengolahan data tekstual antara lain dengan menyusun data yang


dihimpun saat pemantauan lapang dan pemantauan nonlapang, di
antaranya:
✓ data rencana alih fungsi lahan dengan data kepentingan umum;
✓ data penguasaan tanah seperti tanggal terbit perijinan/hak atas
tanah, status kepemilikan (pemilik/penyewa), kesesuaian subyek
hak terhadap objek lahan alih fungsi, memastikan pengalih fungsi
tidak melanggar ketentuan maksimum dan minimum penguasaan
tanah pertanian dan atau nonpertanian;
✓ data tekstual kesesuaian tata ruang yang diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah; dan
✓ data sosial, ekonomi, maupun lingkungan hidup terhadap rencana
kegiatan dalam rangka alih fungsi lahan;

Penyusunan hasil pengolahan data tekstual disusun sedemikian rupa


sesuai urutan dalam formulir hasil pemantauan lapangan. Selanjutnya,
baik hasil pengolahan data tektual dan spasial disusun dalam suatu
redaksi tertentu yang menggambarkan hasil pemantauan lapangan.

3. Pelaksanaan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah


Kegiatan evaluasi alih fungsi lahan meliputi:
a. Penyiapan bahan dan alat
➢ Penyiapan bahan terdiri dari:
• Data hasil pengolahan data pemantauan;
• Peraturan yang berlaku;
• Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan;
• Data pendukung lainnya.
➢ Penyiapan alat berupa:
• Perangkat computer
• Printer
• Alat tulis kantor

b. Pelaksanaan evaluasi alih fungsi lahan.


Evaluasi dilaksanakan dengan mengidentifikasi hasil pemantauan terhadap
peraturan yang berlaku. Evaluasi yang dilakukan antara lain:
1) Analisis kesesuaian penguasaan dan atau kepemilikan tanah terhadap
UU Nomor 5 Tahun 1960, PP 224 Tahun 1961, PP Nomor 18 Tahun
2021, Perarturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasiaonal Nomor 18 Tahun 2016 dan atau SK Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasiaonal Nomor
1589/SK.HK 02.01/XII/2021;

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 40


2) Analisis penggunaan tanah eksisting dengan Peta LSD dan
kesesuaian dengan peraturan alih fungsi lahan yang berlaku,
sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011, Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2021, Peraturan Presiden Nomor 59 tahun
2019, dan/atau SK Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasiaonal Nomor 1589/SK.HK 02.01/XII/2021;
3) Analisis kesesuaian alih fungsi lahan dengan kepentingan
umum/PSN/bencana alam sebagaimana Perpu Nomor 2 Tahun 2022,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021, dan Peraturan Pemerintah
No. 26 Tahun 2021, dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 2021;
4) Analisis kesesuaian tata ruang baik berdasarkan peta hasil
pemantauan dengan Peta RTRW dan SKTR, Perpu Nomor 2 Tahun
2022, serta Peraturan Daerah terkait RTRW/RDTR;
5) Analisis objek pemantauan terhadap daerah irigasi dan ketentuan
UU Nomor 17 Tahun 2019, PP 20 Tahun 2006 dan atau Keppres 33
tahun 1990; dan
6) Analisis fungsi sosial, dampak ekonomi dan fungsi lingkungan hidup.

Atas dasar hasil analisis tersebut, selanjutnya dibuatkan usulan Rekomendasi


Perubahan Penggunaan Tanah, sesuai dengan indikator Rekomendasi
Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah terlampir. Baik hasil
pemantauan, hasil analisis dan usulan rekomendasi tersebut dituangkan
dalam telaahan staf sebagaimana format Telaahan Staf Hasil Pemantauan dan
Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah terlampir.

4. Penyusunan Rekomendasi
Tahapan penyusunan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah adalah :
a. Penyiapan bahan dan alat
➢ Penyiapan bahan terdiri dari:
• Data objek pemantauan yang telah ditetapkan dalam surat
keputusan;
• Berkas pemohonan dan/atau laporan pengaduan
• Telaahan staf;
• Peta hasil pengolahan data pemantauan dan evaluasi alih fungsi
lahan;
• Peraturan yang berlaku; dan
• Data lainnya yang mendukung.
➢ Penyiapan Alat, terdiri dari:
• Perangkat komputer (software dan hardware) yang sesuai
kebutuhan pemetaaan dan kegiatan administrasi;
• Printer; dan
• Alat tulis kantor

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 41


b. Penyusunan Usulan Rekomendasi
Usulan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah disusun dengan
mempertimbangkan hasil analisis yang tercantum telaahan staf. Usulan
rekomendasi dari telaahan staf dapat juga ditambahkan pertimbangan dari
pimpinan sesuai peraturan yang berlaku.

c. Pembahasan Usulan Rekomendasi


Pembahasan usulan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah, atas
pertimbangan pimpinan dapat menghadirkan pihak lain yang terkait sesuai
pokok pembahasan. Pembahasan rapat tersebut mempertimbangkan usulan
Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah dalam telaahan staf dan peta-
peta hasil pemantauan dan evaluasi, ketentuan peraturan yang berlaku,
pertimbangan pimpinan, serta hasil masukan dari peserta yang hadir dalam
pembahasan rekomendasi tersebut. Rapat hasil pembahasan ini selajutnya
dituangkan dalam notulensi rapat. Hasil pembahasan ini sebagai dasar untuk
menyusun surat usulan rekomendasi.

Pada saat penyusunan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah, dapat


meminta masukan dari Tim Terpadu untuk Kewenangan Pusat atau Forum
Penataan Ruang untuk Kewenangan Daerah dalam mengeluarkan
rekomendasi.

Rekomendasi dimaksud berupa:


• diperbolehkan;
• diperbolehkan bersyarat; atau
• tidak diperbolehkan.

d. Penyusunan surat rekomendasi


Usulan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah sesuai Pasal 17
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019, hanya dapat dikeluarkan oleh
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Dalam
pelimpahan kewenangan Kepala Kantor Wilayah BPN maupun di Kepala
Kantor Pertanahan dapat menerbitkan Rekomendasi Perubahan
Penggunaan Tanah disertai lampiran telaahan staf dan peta hasil
pemantauan.

Selanjutnya kegiatan penyusunan surat rekomendasi seluruhnya dilakukan di


Pusat. Saat ini belum ada peraturan yang melimpahkan kewenangan terkait
Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah. Tahapan pelaksanaan
penyusunan surat Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah:

1) Penyiapan bahan dan alat


➢ Penyiapan bahan, diantaranya yakni:
• Notulensi hasil rapat pembahasan usulan Rekomendasi
Perubahan Penggunaan Tanah dari daerah;
• Telaahan staf;
• Peta hasil pemantauan;

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 42


• Peraturan terkait; dan
• Data pendukung lainnya
➢ Penyiapan Alat, terdiri dari:
• Perangkat komputer (software dan hardware) yang sesuai
kebutuhan pemetaaan dan kegiatan admiinistrasi
• Printer
• Alat tulis kantor

2) Penyiapan draf surat rekomendasi alih fungsi lahan dan pengesahannya


Surat Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah disusun berdasarkan
hasil pembahasan atas usulan rekomendasi baik dari Kantor Pertanahan,
Kantor Wilayah BPN, maupun Pusat. Surat rekomendasi ini disusun
sesuai format terlammpir. Rekomendasi ditandatangani oleh Dirjen
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang atas nama Menteri
Agraria dan Tata ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Tembusannya disampaikan kepada Menteri Agraria dan Tata
ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional sebagai laporan dan para
pihak terkait.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 43


BAB IV PEMBIAYAAN

A. Pembiayaan Kegiatan Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data Pertanahan dan
Tata Ruang

Pembiayaan yang digunakan dalam rangka kegiatan verifikasi data lahan sawah terhadap
data pertanahan dan tata ruang berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
yang ada di Kantor Wilayah BPN dan Pusat dengan Petunjuk Teknis pada tahun berjalan
dan/atau sumber pendanaan lain sesuai ketentuan yang berlaku.

B. Pembiayaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah

Pembiayaan kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi seluruhnya dibebankan pada
anggaran yang terdapat pada masing-masing satuan kerja DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) di Kantor Wilayah BPN dan Pusat. Pembiayaan dimaksud baik
dalam rangka inisiatif pemerintah maupun kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi
lahan dalam rangka menindaklanjuti permohonan/laporan/pengaduan alih fungsi lahan
dari masyarakat, dengan pelaksanaan kegiatannya sebagaimana diatur dalam petunjuk
teknis ini.

Pembiayaan pemantauan dan alih fungsi lahan dapat pula melalui anggaran dari instansi
atau pihak lain yang sah sesuai peraturan yang berlaku.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 44


BAB VI PELAPORAN

A. Sistematika Laporan hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan
dan Tata Ruang

LAPORAN HASIL VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH


DENGAN DATA PERTANAHAN DAN TATA RUANG
DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ….

BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Dasar Hukum
BAB II : IDENTIFIKASI
(Menjelaskan mengenai proses dan hasil identifikasi yang telah dilakukan)
BAB III : ANALISIS HASIL IDENTIFIKASI
(Menjelaskan mengenai analisis hasil identifikasi yang dilakukan melalui
pengolahan data tekstual dan data spasial. Selain itu, menjelaskan pula
mengenai faktor pengurang dan/atau faktor penambah dalam menentukan
LSD indikatif)
BAB IV : KLARIFIKASI
(Menjelaskan mengenai proses dan hasil klarifikasi dengan pemangku
kepentingan)
BAB V : PENUTUP
(Memuat kesimpulan dan rekomendasi)

Keterangan:
*) Hapus yang tidak perlu

B. Sistematika Laporan hasil Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah

Laporan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah disampaikan dalam
bentuk Telaahan Staf setiap hasil analisis Pemantauan dan Evaluasi, baik secara lapang
dan nonlapang

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 45


LAMPIRAN PETUNJUK TEKNIS
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 46


Lampiran 1 Format Surat Keputusan (SK) Penetapan Petugas Pelaksana Verifikasi
Data Lahan Sawah Terhadap Data Pertanahan Dan Tata Ruang

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI .....*)

NOMOR .....

TENTANG
PENETAPAN PETUGAS PELAKSANA VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH TERHADAP
DATA PERTANAHAN DAN TATA RUANG
PADA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI..... *)
TAHUN ANGGARAN .....

KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI ..... *)

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang Tahun Anggaran ..... pada Kantor
Wilayah BPN Provinsi ..... *), perlu untuk menugaskan nama-nama
petugas pelaksana kegiatan dimaksud;
b. Bahwa untuk menugaskan petugas pelaksana sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan dalam dengan Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi ..... *)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar


Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan;
Pertanian Pangan Berkelanjutan
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya
Pertanian Berkelanjutan;
5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2022 tentang Cipta Kerja;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan
dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Pertanian;
11. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian
Alih Fungsi Lahan Sawah;

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 47


12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengendalian
Penguasaan Tanah Pertanian;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 2016 tentang Penetapan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Wilayah yang Belum
Terbentuk Rencana Tata Ruang Wilayah;
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin Lokasi;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 27 Tahun 2019 tentang
Pertimbangan Teknis Pertanahan;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan;
18. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Cara Kerja Tim
Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah dan Tim
Pelaksana Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah;
19. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia Selaku Ketua Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah Nomor 224 Tahun 2020 tentang Tugas dan
Keanggotaan Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sawah dan Tim Pelaksana Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sawah;
20. Keputusan Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan
Informasi Geospasial Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman
Intepretasi Citra Satelit Terhadap Lahan Sawah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PETUGAS PELAKSANA VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH


TERHADAP DATA PERTANAHAN DAN TATA RUANG PADA KANTOR
WILAYAH BPN PROVINSI ..... *) TAHUN ANGGARAN .....
PERTAMA : Menunjuk Nama-Nama Pegawai pada lampiran keputusan ini sebagai
Petugas Pelaksana Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang Pada Kantor Wilayah BPN Provinsi..... *)
Tahun Anggaran .....
KEDUA : Pelaksanaan Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data Pertanahan
dan Tata Ruang Pada Kantor Wilayah BPN Provinsi..... *) Tahun
Anggaran ....., Sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA dibebankan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 48


pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah BPN......
*) : .......
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di............
Pada Tanggal .............

KEPALA KANTOR WILAYAH BPN


PROVINSI ............. *)

.........................
NIP. ...............

Tembusan :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, di Jakarta;
3. Direktur Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu,
di Jakarta.

Lampiran Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi..... *)


Nomor :............
Tanggal :............

PETUGAS PELAKSANA VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH TERHADAP DATA


PERTANAHAN DAN TATA RUANG
PADA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI ....... *)
TAHUN ANGGARAN .....

No Nama Jabatan Lokasi Kegiatan Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.

KEPALA KANTOR WILAYAH


BPN PROVINSI............. *)

.........................
NIP. ...............

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 49


Lampiran 2 Format Berita Acara Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah
Terhadap Data Pertanahan Dan Tata Ruang

FORMAT BERITA ACARA HASIL KLARIFIKASI

KOP DIREKTORAT JENDERAL

BERITA ACARA HASIL KLARIFIKASI


DALAM RANGKA PENETAPAN PETA LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI
DI KABUPATEN/KOTA*) ….., PROVINSI*) .....

Pada hari ini, ….. tanggal ….. (.….) bulan ….. tahun …., telah dilaksanakan
pembahasan hasil verifikasi dan klarifikasi dalam rangka penetapan Peta Lahan
Sawah yang Dilindungi di Kabupaten/Kota*) ….., Provinsi *) ..... dengan hasil
sebagai berikut:

A. Deskripsi Objek
1. Kabupaten : …
2. Provinsi : …
3. Luas LBS berdasarkan Kepmen ATR/Ka. BPN No. 686/SK- : … ha
PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019
Luas LBS terkoreksi berdasarkan Surat Kementerian Koordinator : … ha
Bidang Perekonomian Nomor ….. tanggal ….
a. Terdapat Koreksi LBS terhadap nonsawah (punggung bukit, : … ha
semak, vegetasi pohon dll) **)
b. Terdapat perubahan batas administrasi berdasarkan Peraturan : ... ha
Menteri Dalam Negeri/Berita Acara .... *)
4. Luas Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan dalam : … ha
Peraturan Daerah tentang RTRW …../Peraturan Daerah/Peraturan
Bupati/Peraturan Wali Kota tentang RDTR …../Rancangan Peraturan
Daerah tentang RTRW Kabupaten/Kota ….. Tahun …../Rancangan
Peraturan Bupati/Wali Kota tentang RDTR …..*)
5. Luas LSD indikatif sesuai dengan Kawasan Tanaman : … ha
Pangan/Subzona Tanaman Pangan:
a. PSN (sebagai Faktor Pengurang) : … ha
b. Hak Atas Tanah (HAT) nonpertanian (sebagai Faktor : ... ha
Pengurang)
c. Peraturan Daerah Nomor….. Tahun ….. tentang RTRW ... ha
…../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW …..*)
d. Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota Nomor … ha
….. Tahun ..… tentang RDTR …/Rancangan Peraturan
Bupati/Rancangan Peraturan Wali Kota tentang RDTR …..*)

6. Luas LSD indikatif tidak sesuai dengan Kawasan Tanaman : … ha


Pangan/Subzona Tanaman Pangan:
a. Peraturan Daerah Nomor….. Tahun ….. tentang RTRW … ha
…../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW …..*)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 50


b. Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota Nomor … ha
….. Tahun ..… tentang RDTR …/Rancangan Peraturan
Bupati/Rancangan Peraturan Wali Kota tentang RDTR …..*)
7. LSD Indikatif Hasil Verifikasi
a. Yang disepakati dipertahankan : … ha
1) LSD sesuai dengan Kawasan Tanaman Pangan/Subzona : … ha
Tanaman Pangan
2) LSD Tidak Sesuai dengan Kawasan Tanaman : … ha
Pangan/Subzona Tanaman Pangan
b. Yang disepakati tidak dapat dipertahankan : … ha
1) Faktor Pengurang pada LSD sesuai dengan Kawasan : ... ha
Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan;
2) Faktor Pengurang pada LSD tidak sesuai dengan Kawasan : ... ha
Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan;
8 Usulan lahan sawah penambah sesuai dengan Kawasan Tanaman : … ha
Pangan/Subzona Tanaman Pangan**)
a. Peraturan Daerah Nomor….. Tahun ….. tentang RTRW … ha
…../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW …..*)
b. Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota Nomor … ha
….. Tahun ..… tentang RDTR …/Rancangan Peraturan
Bupati/Rancangan Peraturan Wali Kota tentang RDTR …..*)

B. Verifikasi Objek
Berdasarkan hasil verifikasi melalui pengolahan data tekstual dan data spasial serta
pemantauan lapangan, dihasilkan kesepakatan dengan rincian sebagai berikut:
1. Terdapat LSD indikatif yang tetap dipertahankan sebagai Peta LSD indikatif seluas …..
ha, dengan rincian sebagai berikut:
a. Terdapat LSD indikatif yang sesuai dengan Kawasan Tanaman Pangan/Subzona
Tanaman Pangan seluas ….. ha.
b. Terdapat LSD indikatif yang tidak sesuai dengan Kawasan Tanaman
Pangan/Subzona Tanaman Pangan yang sepakat untuk tetap dipertahankan sebagai
Peta LSD indikatif, dengan rincian sebagai berikut:
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Permukiman seluas ….. ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Peruntukan Industri seluas …..
ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Hortikultura seluas ….. ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Badan Air seluas ….. ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Pariwisata seluas ….. ha.
(Diisi sesuai dengan kondisi masing-masing daerah)
2. Terdapat LSD indikatif yang diusulkan untuk tidak dapat dipertahankan sebagai Peta
LSD indikatif seluas ….. ha, dengan rincian sebagai berikut:
a. LSD sesuai dengan Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan berupa:
1) PSN ...*) seluas ... ha; dan
2) Hak Atas Tanah (HAT) nonpertanian seluas ... ha.
b. LSD Tidak Sesuai dengan Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan
berupa:
1) LSD indikatif yang di atasnya telah terbit Pertimbangan Teknis Pertanahan seluas
….. ha;

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 51


2) LSD indikatif yang di atasnya telah terbit Hak Atas Tanah nonpertanian atau Hak
Pengelolaan seluas ….. ha;
3) LSD indikatif yang di atasnya telah terbit dasar penguasaan atas tanah seluas …..
ha;
4) LSD indikatif yang di atasnya telah terbit Izin atau Konsesi/KKPR seluas ….. ha;
5) LSD indikatif yang di atasnya telah terbit KKPR seluas ….. ha
6) LSD indikatif yang di atasnya terdapat bangunan dan/atau urukan seluas ….. ha;
7) LSD indikatif yang luasannya ≤ 5.000 m2 dan keberadaannya terkurung bangunan
pada 3 (tiga) sisi seluas ….. ha;
8) LSD indikatif yang di atasnya terdapat Penetapan Lokasi/izin lokasi yang masih
berlaku/KKPR PSN seluas ….. ha;
9) LSD indikatif yang di atasnya terdapat pembangunan jaringan infrastruktur seluas
….. ha;
10) LSD indikatif yang di atasnya terdapat Kawasan Industri yang diprakarsai dan/atau
dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha milik negara,
atau badan usaha milik daerah yang izinnya telah diterbitkan seluas ….. ha;
11) LSD indikatif yang di atasnya terdapat penetapan wilayah relokasi akibat bencana
alam seluas ….. ha;
12) LSD indikatif yang di atasnya tedapat rencana pengembangan wilayah yang
diprioritaskan pembangunan atau perwujudannya dalam jangka waktu paling lama
3 (tiga) tahun seluas ….. ha.
(Diisi sesuai dengan kondisi masing-masing daerah)
3. Terdapat usulan lahan sawah penambah yang berada di luar Kepmen ATR/Ka. BPN
Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 dan sesuai dengan
Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan seluas ….. ha.

C. Kesepakatan
1. Bahwa berdasarkan poin B.1., maka Pemerintah Kabupaten/Kota*) ….. bersepakat
bahwa luas LSD indikatif yang dipertahankan adalah seluas ….. ha.
2. Bahwa terhadap poin B.1.b terkait kawasan/subzona yang direncanakan sebagai
Kawasan/Subzona non Tanaman Pangan di dalam Peraturan Daerah tentang RTRW
…../Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota tentang RDTR
…../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten/Kota ….. Tahun
…../Rancangan Peraturan Bupati/Wali Kota tentang RDTR …..*), bersepakat bahwa
LSD indikatif tersebut dipertahankan. LSD indikatif tersebut dapat diusulkan
dikeluarkan dari Peta LSD indikatif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. rencana kegiatan atau pembangunan berada pada peruntukan nontanaman pangan
sesuai dengan RTR;
b. terdapat izin/konsesi/KKPR/PTP/Hak Atas Tanah nonpertanian yang diterbitkan
sesuai dengan RTR;
c. terdapat Penetapan Lokasi PSN;
d. terdapat pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
e. terdapat pembangunan Jaringan Infrastruktur yang sesuai dengan RTR;
f. terdapat pembangunan infrastruktur dalam rangka tanggap bencana; dan/atau
g. terdapat kajian dari tim yang terdiri dari unsur pemerintah dan akademisi yang
menyatakan LSD indikatif secara fungsional tidak dapat lagi dipertahankan sebagai
LSD indikatif.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 52


3. Bahwa permasalahan-permasalahan yang belum disepakati akan dibahas lebih lanjut
dan diputuskan oleh Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.**)
4. Bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota*) ….. berkomitmen untuk menjaga lahan yang telah
disepakati sebagai LSD indikatif agar tidak beralih fungsi.
5. Bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota*) ..... berkomitmen mengintegrasikan LSD indikatif
yang telah disepakati ke dalam revisi Rencana Tata Ruang Wilayah atau Rencana Detail
Tata Ruang sebagai bahan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan atau
kawasan/zona tanaman pangan.
6. Bahwa Berita Acara ini beserta dengan lampirannya merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan.

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pihak Kementerian Agraria dan Tata Pihak Pemerintah Daerah


Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kabupaten/Kota …..

Direktur Jenderal …../ Bupati/


Direktur…..*), Wali Kota/Sekretaris Daerah*)
…..,

Nama Nama
NIP.

Pihak Tim Verifikasi Pihak Kantor Pertanahan


Ketua Tim Verifikasi, Kepala Kantor Pertanahan …..,

Nama Nama
NIP. NIP.

Pihak … Pihak …
(Nama Jabatan) (Nama Jabatan)

Nama Nama
NIP. NIP.

Keterangan:
*) Hapus yang tidak perlu
**) Jika ada
Catatan:
Berita Acara dilampiri dengan peta dan dokumen pendukung, antara lain:
1. Peta LBS berdasarkan Kepmen ATR/Kepala BPN;
2. Peta LBS terkoreksi berdasarkan Surat Kemenko Perekonomian;
3. laporan analisis hasil identifikasi;
4. Peta LSD indikatif hasil verifikasi; dan
5. dokumen pendukung lainnya.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 53


Lampiran 3 Format Penyajian Peta Hasil Klarifikasi Dalam Rangka Penetapan Peta Lahan Sawah Yang Dilindungi

Ketentuan Layout Peta


2 cm 10 cm
Ukuran Kertas A3 2 cm
3 cm 1 cm
(29,7cm x 42,0cm) 1
28 cm

6 cm
3
4
5
6 cm

28 cm
6
5cm

4 cm

6 cm

8
12 cm

3cm
9

0,7 cm

10

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 54


No Unsur Peta Jenis Ukuran Keterangan dan Contoh
Font
Tulisan
1 Judul Peta TNR Bold 28 PETA LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI INDIKATIF KABUPATEN...,
PROVINSI.....
2 Skala TNR 26 Skala 1 : 100.000 (angka mengikuti penampakan peta seluruh Kabupaten/Kota)

(Satuan Kilo Meter)


Skala Bar TNR 26
3 Kompas ESRI 37
North 1

4 Sistem TNR 22 Sistem Koordinat: Universal Transverse Mercator (UTM)


Koordinat
5 Legenda TNR 28 Berisikan seluruh informasi yang tertera pada Bingkai Utama
• Judul TNR 23 (Main Frame)
• Isi
6 Sumber TNR 18 1. Peta Lahan Baku Sawah Nasional berdasarkan SK Menteri ATR/Ka. BPN
Nomor 686 Tahun 2019
2. Peta Batas Administrasi, Kebijakan Satu Peta Tahun 2022
3. Peta Rupa Bumi Indonesia dari Badan Informasi Geospasial Tahun 2017
4. Peta Lahan Sawah yang Dilindungi adalah Peta Lahan Sawah yang disusun
berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Kerja Tim Terpadu Pengendalian Alih
Fungsi Lahan Sawah dan Tim Pelaksana Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sawah
5. Peta Daerah Irigasi, Kebijakan Satu Peta Tahun 2022
6. Peta Kawasan Hutan, Kebijakan Satu Peta Tahun 2022
(Catatan: Disesuaikan dengan data yang berlaku)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 55


No Unsur Peta Jenis Ukuran Keterangan dan Contoh
Font
Tulisan
7 Inset TNR 10 Berisikan Peta Inset Batas Administrasi Kabupaten terhadap Batas Administrasi
Petunjuk Provinsi dengan warna Merah Tuscan Red (R 168 G 0 B 0)
Lokasi

3 cm

8 cm
8 Tanda TNR 24 Tanda tangan pengesahan peta oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Tangan Penertiban Tanah dan Ruang dan Kepala Daerah
Pengesahan
9 Logo dan TNR Bold 23
Nama
Kementerian
ATR/BPN
10 Bingkai 28 x 28 Peta Dasar yang digunakan adalah citra yang digunakan saat di lapang atau
Utama cm sumber lain yang lebih terbaru.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 56


Simbol dan Warna di Legenda
Data Simbol Ukuran Warna (R : G : B)
Boundary, width:4
Batas Administrasi Provinsi 0:0:0
National
Boundary, width:4
Batas Administrasi Kabupaten/Kota 78 : 78 : 78
State
Outline
Batas Administrasi Kecamatan Hollow width:0,5 78 : 78 : 78

Outline
Batas Administrasi Desa/Kelurahan Hollow width:0,5 204 : 204 : 204

Jalan (Arteri/Kolektor/Tol) Arterial Street width:0,5 255 : 0 : 0

Sungai Arterial Street width:0,5 115 : 223 : 255

Lahan Sawah yang Dilindungi Indikatif Fill Color 85 : 255 : 0

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 57


Lampiran 4 SOP Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah Inisiatif Pemerintah Pada Kantor Pusat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANTAUAN DAN EVALAUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH INISIATIF PEMERINTAH PADA
KANTOR PUSAT

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 58


Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 59
Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 60
Lampiran 5 SOP Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah Inisiatif Pemerintah Pada Kantor Wilayah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANTAUAN DAN EVALAUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH INISIATIF PEMERINTAH PADA
KANTOR WILAYAH

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 61


Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 62
Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 63
Lampiran 6 SOP Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah Inisiatif Pemerintah Pada Kantor Pertanahan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANTAUAN DAN EVALAUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH INISIATIF PEMERINTAH PADA
KANTOR PERTANAHAN

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 64


Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 65
Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 66
Lampiran 7 Format Daftar Hasil Inventarisasi Calon Lokasi Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah

DAFTAR HASIL INVENTARISASI CALON LOKASI


OBJEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH TAHUN ….. (1)
Provinsi : ……………… (2)
Kabupaten : ……………… (3)
(4)

Lokasi
No Pemanfaata Peruntukan
Faktor Pengurang Keterangan
Koordina Luas Kel./ n Saat ini RTRW/RDTR
Kec
t (ha/m2) Desa

1 2 3 4 5 6 7 8 9

…………………......(5)

……………………..(6)
……………………..(7)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 67


Tata Cara Pengisian :
1. Diisi dengan tahun anggaran
2. Diisi dengan nama Provinsi
3. Diisi dengan nama Kabupaten
4. Pengisian Kolom
a. Kolom 1 : Diisi dengan nomor urut
b. Kolom 2 : Diisi dengan koordinat obyek lokasi yang akan dipantau
c. Kolom 3 : Diisi dengan luasan obyek lokasi yang akan dipantau
d. Kolom 4 : Diisi dengan letak kel/desa obyek lokasi yang akan dipantau
e. Kolom 5 : Diisi dengan letak kecamatan obyek lokasi yang akan dipantau
f. Kolom 6 : Diisi dengan pemanfaatan tanah saat ini
g. Kolom 7 : Diisi dengan peruntukan obyek lokasi yang akan dipantau dalam
RTRW/RDTR
h. Kolom 8 : Diisi dengan faktor pengurang sesuai dengan Peraturan Menteri
ATR/BPN No.12 Tahun 2020
i. Kolom 9 : Diisi dengan keterangan, antara lain dapat diisi dengan nama
pemegang hak, nama pengalih fungsi, cara penguasaan tanah, dsb.
5. Diisi dengan nama jabatan penanda tangan
6. Diisi dengan nama pejabat yang menandatangani
7. Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 68


Lampiran 8 Format Daftar Hasil Pemilihan Calon Lokasi Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah

DAFTAR HASIL PEMILIHAN CALON LOKASI


PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH TAHUN ….. (1)
Provinsi : ……………… (2)
Kabupaten : ……………… (3)

N Lokasi Peruntukan Faktor Dasar


Pemanfaata Keteranga
o RTRW/RDT Penguran Pemilihan
Koordina Luas n Saat ini n
Kel./Desa Kecamatan R g Lokasi
t (ha/m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

…………………......(5)

……………………..(6)
……………………..(7)
Keterangan :
*) Pilih salah satu
A (Lokasi lahan sawah dengan potensi Alih Fungsi Lahan Sawah tinggi)
B (Lokasi lahan sawah yang sulit dipertahankan fungsinya)
C (Lokasi lahan sawah yang terkena bencana alam)
D (Lokasi Lahan sawah atau lainnya yang menurut pertimbangan pimpinan harus dilakukan pemantauan)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 69


Tata Cara Pengisian :
1. Diisi dengan tahun anggaran
2. Diisi dengan nama Provinsi
3. Diisi dengan nama Kabupaten
4. Pengisian Kolom
a. Kolom 1 : Diisi dengan nomor urut
b. Kolom 2 : Diisi dengan koordinat obyek lokasi yang akan dipantau
c. Kolom 3 : Diisi dengan luasan obyek lokasi yang akan dipantau
d. Kolom 4 : Diisi dengan letak kel/desa obyek lokasi yang akan dipantau
e. Kolom 5 : Diisi dengan letak kecamatan obyek lokasi yang akan dipantau
f. Kolom 6 : Diisi dengan pemanfaatan tanah saat ini
g. Kolom 7 : Diisi dengan peruntukan obyek lokasi yang akan dipantau dalam
RTRW/RDTR
h. Kolom 8 : Diisi dengan faktor pengurang sesuai dengan Peraturan Menteri
ATR/BPN No.12 Tahun 2020
i. Kolom 9 : Diisi dengan huruf:
A : Lokasi lahan sawah dengan potensi Alih Fungsi Lahan
Sawah tinggi
B : Lokasi lahan sawah yang sulit dipertahankan fungsinya
C : Lokasi lahan sawah yang terkena bencana alam
D : Lokasi Lahan sawah atau lainnya yang menurut
pertimbangan pimpinan perlu dilakukan pemantauan dan
evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
j. Kolom 10 : Diisi dengan keterangan, antara lain dapat diisi dengan nama
pemegang hak, nama pengalih fungsi, cara penguasaan tanah, dsb.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 70


Lampiran 9 Format Surat Keputusan Penetapan Objek Pemantauan dan Evaluasi Alih
Fungsi Lahan Sawah dan lampiran SK

KEPUTUSAN .......................(1)
NOMOR : .................................... (2)
TENTANG
PENETAPAN LOKASI OBJEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH
PADA…………………………………………………………….(3)
TAHUN ......... (4)

……………………………..…… (5)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka Pengendalian Pertanahan pada kegiatan


……. (6) maka perlu menetapkan lokasi obyek kegiatan
dimaksud;
b. bahwa penetapan lokasi obyek kegiatan sebagaimana
dimaksud angka 1 perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan
……..(7);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan


Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
3. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Sawah yang Dilindungi;
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah dan Kantor
Pertanahan.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN (8) TENTANG PENETAPAN LOKASI


PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH
PADA ..(9) TAHUN ...(10)

PERTAMA : Menunjuk lokasi sebagaimana daftar yang tercantum pada

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 71


lampiran keputusan ini sebagai objek kegiatan Pemantauan dan
Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah Tahun …. (11)
KEDUA : Pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi
Lahan Sawah Tahun …. (12) sebagaimana dimaksud pada Diktum
PERTAMA dibebankan atas Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA)....... (13)
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di …………..(14)
Pada tanggal ……………(15)

…………..…., (16)

……………………(17)
NIP. …………………. (18)

Keputusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN di Jakarta;
2. dan seterusnya

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 72


Lampiran Surat Keputusan (SK) ........................... (19)
Nomor .............................. (20)
Tanggal.............................(21)

Objek Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah


Tahun Anggaran …. (22)
(23)

Letak Tanah Luas (ha/m2)


No a. Kelurahan/Desa Faktor Keterangan
b. Kecamatan Pengurang
c. Kabupaten/Kota
1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

Ditetapkan di :…………..(24)
Pada tanggal : …………..(25) …

……………………(26)

……………………(27)
NIP. ………………….(28)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 73


Petunjuk Pengisian:
1. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
2. Diisi dengan no. urut SK di masing-masing unit kerja
3. Diisi dengan nama unit kerja
4. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
5. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
6. Dipilih sesuai Nama Kegiatan yang dilakukan
7. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
8. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
9. Diisi dengan nama unit kerja
10. Diisi dengan tahun anggaran berjalan
11. Diisi dengan tahun anggaran berjalan
12. Diisi dengan tahun anggaran berjalan
13. Diisi dengan unit kerja, nomor DIPA dan tahun anggaran berjalan
14. Diisi dengan tempat penandatanagan surat keputusan
15. Diisi dengan nama tanggal penandatanagan surat keputusan
16. Diisi dengan nama jabatan kepala unit kerja
17. Diisi dengan nama kepala unit kerja;
18. Diisi dengan NIP kepala unit kerja
Keterangan Lampiran SK:
19. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
20. Diisi dengan no. urut SK dan tanggal di masing-masing unit kerja
21. Diisi dengan tanggal keluar lampiran
22. Diisi dengan tahun anggaran berjalan
23. Diisi dengan
a. Kolom 1 diisi nomor urut
b. Kolom 2 diisi Letak tanah (Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota)
c. Kolom 3 diisi luas (ha/m2) lokasi pemantauan dan evaluasi Alih Fungsi Lahan
Sawah
d. Kolom 4 diisi dengan faktor pengurang sesuai dengan Peraturan Menteri
ATR/BPN No.12 Tahun 2020
e. Kolom 5 diisi keterangan antara lain terkait nama penguasa nama
pemegang alas hak, no dan tanggal alas hak/perizinan. Kolom 5 dapat
dikosongkan apabila datanya tidak tersedia Kolom dalam daftar lokasi
pemantauan dapat ditambahkan dan urutannya dapat disesuaikan menurut
kebutuhan.
24. Diisi dengan tempat penandatanagan surat keputusan
25. Diisi dengan nama tanggal penandatanagan surat keputusan
26. Diisi dengan nama jabatan kepala unit kerja
27. Diisi dengan nama kepala unit kerja;
28. Diisi dengan NIP kepala unit kerja

Catatan :

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 74


Surat keputusan objek pemantauan yang sudah ditetapkan dapat yang diubah dengan
mengeluarkan surat keputusan yang baru apabila dengan pertimbangan tertentu
menyebabkan terjadi perubahan objek pemantauan sebelumnya. Dengan adanya
perubahan tersebut maka:
a. pertimbangan perubahan dicantumkan dalam bagian menimbang surat keputusan
perubahan.
b. Atas dasar perubahan sebagaimana dictum menimbang, maka Judul surat keputusan
menjadi PERUBAHAN SURAT KEPUTUSAN NOMOR ……………. TENTANG
PENETAPAN OBJEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH TAHUN ......
c. Pada kolom menetapkan terdapat penambahan diktum:
KETIGA : Objek pemantauan yang ditetapkan sebagaimana dimaksud
dalam surat keputusan sebelumnya masih berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan keputusan ini.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 75


Lampiran 10 Format Surat Keputusan Pembentukan Tim Pemantauan dan Evaluasi
Alih Fungsi Lahan Sawah

FORMAT KEPUTUSAN PEMBENTUKAN TIM PEMANTAUAN DAN EVALUASI


DI KEMENTERIAN ATR/BPN

KOP SATUAN KERJA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAN


PENERTIBAN TANAH DAN RUANG
NOMOR …………………………………………….
TENTANG
TIM PEMANTAUAN DAN EVALUASI
ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH

DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAN


PENERTIBAN TANAH DAN RUANG

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi


alih fungsi lahan sawah di Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa
Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi
Jawa Timur, Provinsi Bali, dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat perlu dibentuk tim;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Pengendalian Dan Penertiban Tanah
Dan Ruang tentang Tim Pemantauan dan Evaluasi Alih
Fungsi Lahan Sawah;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 163;
2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83);
3. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 12 Tahun 2020 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap
Data Pertanahan dan Tata Ruang, Penetapan Peta Lahan
Sawah yang Dilindungi, dan Pemberian Rekomendasi
Perubahan Penggunaan Tanah pada Lahan Sawah yang
Dilindungi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 979);

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 76


5. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985);
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986);
7. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Kerja Tim Terpadu
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Sawah dan Tim
Pelaksana Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Sawah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1380);
8. ………………………………………………………………………
(dapat ditambahkan dan disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAN
PENERTIBAN TANAH DAN RUANG TENTANG TIM
PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH.
KESATU : Membentuk Tim Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan
Sawah, selanjutnya disebut Tim Pemantauan dan Evaluasi,
dengan susunan keanggotaan terdiri atas:
Pengarah : Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Ketua : Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah Dan Ruang
Sekretaris : Direktur Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi
Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu
Anggota : 1. …..;
2. …..;
3. …..;
4. ….. (diisi sesuai dengan kebutuhan).
KEDUA : Tim Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU bertugas melaksanakan pemantauan dan
evaluasi alih fungsi lahan sawah di Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur,
Provinsi Bali, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat
KETIGA : Tim Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan pada DIPA Pusat.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 77


KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan, akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal…..
DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAN
PENERTIBAN TANAH DAN RUANG,
(Tanda Tangan dan Cap Jabatan)
DWI HARIYAWAN S.
NIP. 19650116 199401 1 001

Tembusan:
1. …..;
2. …..;
3. …..’
4. dst….. (diisi sesuai dengan kebutuhan).

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 78


FORMAT KEPUTUSAN PEMBENTUKAN TIM PEMANTAUAN DAN EVALUASI
DI KEMENTERIAN ATR/BPN

KOP SATUAN KERJA

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH/KEPALA KANTOR PERTANAHAN


NOMOR …………………………………………….
TENTANG
TIM PEMANTAUAN DAN EVALUASI
ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH

KEPALA KANTOR WILAYAH/KEPALA KANTOR PERTANAHAN

Menimbang : c. bahwa untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi


alih fungsi lahan sawah di Provinsi/Kabupaten/Kota*)
perlu dibentuk tim;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Kantor Wilayah/Kepala Kantor Pertanahan tentang
Tim Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah;
Mengingat : 9. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 163;
10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83);
11. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 12 Tahun 2020 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap
Data Pertanahan dan Tata Ruang, Penetapan Peta Lahan
Sawah yang Dilindungi, dan Pemberian Rekomendasi
Perubahan Penggunaan Tanah pada Lahan Sawah yang
Dilindungi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 979);
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985);
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 79


Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986);
15. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Kerja Tim Terpadu
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Sawah dan Tim
Pelaksana Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Sawah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1380);
16. ………………………………………………………………………
(dapat ditambahkan dan disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan);

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH/KEPALA KANTOR
PERTANAHAN TENTANG TIM PEMANTAUAN DAN EVALUASI
ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH.

KESATU : Membentuk Tim Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan


Sawah, selanjutnya disebut Tim Pemantauan dan Evaluasi,
dengan susunan keanggotaan terdiri atas:
Pengarah : Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah Dan Ruang
Ketua : Kepala Kantor Wilayah/Kepala Kantor
Pertanahan
Sekretaris : Kepala Bidang Pegendalian dan Penanganan
Sengketa
Anggota : 5. …..;
6. …..;
7. ….. (diisi sesuai dengan kebutuhan).

KEDUA : Tim Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam


Diktum KESATU bertugas melaksanakan pemantauan dan
evaluasi alih fungsi lahan sawah di Provinsi/Kabupaten/Kota*).
KETIGA : Tim Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU bertanggung jawab kepada Keputusan Kepala
Kantor Wilayah/Kepala Kantor Pertanahan.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan pada DIPA …………..

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 80


KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan, akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Provinsi/Kabupaten/Kota*)
pada tanggal…..
KEPALA KANTOR WILAYAH/
KEPALA KANTOR PERTANAHAN,
(Tanda Tangan dan Cap Jabatan)
……………...
NIP. ……………………….

Tembusan:
5. …..;
6. …..;
7. …..;
8. dst….. (diisi sesuai dengan kebutuhan).

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 81


Lampiran 11 Format Formulir Pemantauan Nonlapang dan Pemantauan Lapang

FORMULIR PEMANTAUAN NONLAPANG

Letak Lokasi Obyek Pemantauan

a. Koordinat :
..................................................................
b. Luas :
........................................(ha)

c. Desa/Kelurahan :
..................................................................
d. Kecamatan :
.................................................................

e. Kabupaten/Kota :
.................................................................
f. Provinsi :
.................................................................

A. Hasil Pengolahan Data Tekstual dan Spasial Pemantauan Nonlapang

1. Alih Fungsi Lahan Sawah Sawah


a. Obyek pemantauan masuk : Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD)
dalam :

b. Luas lahan yang beralih fungsi :


..........................................................(ha/m2)

2. Lokasi obyek pemantauan dalam rencana tata ruang

a. Nomor dan Tahun Perda :


..............................................................
b. Peruntukan pola ruang pada : a. Kawasan...…………………………………….
obyek pemantauan .
Luas ........................... (ha/m2)
b. Kawasan ................................................
Luas ........................... (ha/m2)

c. Kawasan ..................................................
Luas ........................... (ha/m2)
d. …………………………………………………
….
…………………………………………………

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 82


c. Kesesuaian dengan : a. Sesuai dengan rencana tata ruang, seluas
rencana tata ruang ........................... (ha/m2)
b. Tidak sesuai dengan rencana tata ruang,
seluas ........................... (ha/m2)
3. Kesesuaian pemanfaatan berdasarkan PTP
a. Nomor dan Tahun PTP : ......................................................................

b. Jenis penggunaan tanah :


..........................................................................
..................................................................
c. Luas lahan yang beralih fungsi : .......................................... (ha/m2)
d. Jumlah bidang tanah yang :
..................................... (bidang)
beralih fungsi
e. Lainnya :
..........................................................................
....................................................................

4.
Pemanfaatan HAT Nonpertanian atas Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Nonpertanian/Hak
Milik Nonpertanian*)
a. Nomor dan Tanggal terbit : ...........................................................................
Sertipikat HAT ...........................................................................
...............................................................
b. Penggunaan tanah sesuai SK
: ....................................................................
pemberian Hak Atas Tanah
c. Penggunaan tanah saat ini : ....................................................................
d. Luas lahan yang beralih fungsi : .......................................... (ha/m2)
e. Jumlah bidang tanah yang beralih
: ..................................... (bidang)
fungsi
f. Lainnya : ..........................................................................
..................................................................

5. Obyek Pemantauan terhadap data Proyek Strategis Nasional (PSN)


a. Nama PSN : ....................................................................
: No. ................................................................
b. Dasar Penetapan (No dan Tgl
Tgl.
Perpres/Pergub/Perbub/Perwal)
……………………………………………………
c. Penetapan Lokasi (No dan Tgl) : No. ................................................................
Tgl.
…………………………………………………….
d. Luas lahan sawah yang beralih :
........................................................... (ha/m2)
fungsi
e. Jumlah bidang tanah yang :
...................................................... (bidang)
beralih fungsi

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 83


f. Lainnya : ..........................................................................
..................................................................
6. Obyek pemantauan terhadap data pengadaan tanah untuk kepentingan umum
a. Jenis kegiatan kepentingan :
umum .....................................................................
: No. ................................................................
b. Dasar Penetapan (No dan Tgl) Tgl.
…………………………………………………….
c. Luas lahan sawah yang beralih :
........................................................ (ha/m2)
fungsi
d. Jumlah bidang tanah yang :
...................................................... (bidang)
beralih fungsi
e. Lainnya : ..........................................................................
..................................................................

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 84


FORMULIR PEMANTAUAN LAPANG
(1)
Surat Tugas Pelaksanaan Kegiatan Lapangan :
Tanggal : ........................................................................................................
Nomor : ........................................................................................................

A. Letak tanah obyek pemantauan dan evaluasi


(3)
1.
Letak Tanah

a. Koordinat :
..................................................................
b. Luas :
................................................... ha/m2 *)

c. Desa/Kelurahan :
..................................................................
d. Kecamatan :
.................................................................

e. Kabupaten/Kota :
.................................................................
f. Provinsi :
.................................................................

B. Hasil Pemantauan Lapang :


1. Penguasaan Tanah (4)
a. Dasar penguasaan tanah :
........................................................................
....................................................

b. Nomor dan tanggal dokumen : .........................................................................


penguasaan tanah ...................................................
c. Lainnya, sebutkan : ........................................................................
....................................................

2.
Pemilikan Tanah Yang Akan Beralih Fungsi (5)
a. Jenis dan No. Hak atas Tanah :
.............................................................
b. Tanggal terbit Sertipikat Hak Atas :
............................................................
Tanah
c. Lainnya, sebutkan : ......................................................................
......................................................................

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 85


3. Penggunaan Tanah (6)
a. Pelaksanaan dan luas Alih Fungsi : Beralih fungsi seluruhnya/ sebagian/ belum
Lahan Sawah beralih fungsi *)
Luas beralih fungsi : ................. (ha/m2)
Luas belum beralih fungsi :
................................................. (ha/m2)

b. Rencana peruntukan dan ………………………………………………


penggunaan tanah ………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
c. Penggunaan tanah saat ini : a. .......................................................
Luas .......................... (ha/m2)
b. .......................................................
Luas .......................... (ha/m2)
c. .......................................................
Luas .......................... (ha/m2)
d. .......................................................
Luas .......................... (ha/m2)
e. .......................................................
Luas .......................... (ha/m2)
f. .......................................................
Luas .......................... (ha/m2)
g. .......................................................
Luas .......................... (ha/m2)
d. Keterangan kesesuaian dengan : Nomor Perda RTRW/RDTR:
RTRW/RDTR …………………………………………………..
Pola Ruang :
…………………………………………………..
Luasan sesuai RTRW/RDTR :
……………………. ha/m2
Luasan tidak sesuai RTRW/RDTR :
……………………. ha/m2

Surat Keterangan Tata Ruang (SKTR)/


sejenisnya :
No. : …………………………………………….
Tgl. : ………………………………….………..
Kesimpulan yang disampaikan SKTR :
Sesuai/sesuai bersyarat/ sesuai terbatas /
tidak sesuai *)
......................................................................
......................................................................

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 86


......................................................................
..................................

e. Lainnya, sebutkan : ......................................................................


......................................................................
...........................................
4. Fungsi sosial (7)
a. Sistem pengairan : Irigasi Teknis/ Irigasi Non Teknis/Tidak
Beririgasi *)
Apakah pengairan irigasi tersebut kondisi
pengairannya berjalan dengan baik/
terhambat/ rusak *), jelaskan:
- .......................................................................
.......................................................................
.........................................
b. Terjadi pergeseran mata : Ya/Tidak *), jelaskan:
pencaharian .......................................................................
.......................................................................
.........................................
c. Keterangan akses jalan dengan : a. Lokasi bidang Alih Fungsi Lahan Sawah
dampak peralihan fungsi lahan terhadap akses jalan yang ada
b. Menutup jalan tetangga bidang yang
beralihfungsi: Ya /Tidak *), Jelaskan
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
c. Lainnya
................................................................
................................................................
................................................................
........................................
d. Lainnya (sebutkan) : .......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
...............................
5. Fungsi ekonomi (8)

a. Nilai tanah (harga pasar, NJOP, : .......................................................................


atau lainnya) ...................................................
b. Nilai tanah pada Peta Zona Nila : .......................................................................
Tanah Tahun…… ...................................................

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 87


c. Lainnya (sebutkan) : .......................................................................
.......................................................................
.........................................
6. Fungsi lingkungan (9)
a. Menghasilkan limbah : Ya/Tidak *), jelaskan:
.......................................................................
.......................................................................
.........................................
b. Pengelolaan limbah : Ya/Tidak *), jelaskan:
.......................................................................
.......................................................................
.........................................
c. Lainnya (sebutkan) : .......................................................................
.......................................................................
.........................................
*) coret yang tidak perlu
………………, ……………………………(10)
Pemohon/Pengalih Fungsi/kuasanya/ Petugas Pelaksana Pemantauan (11)
Pendamping Lapangan dari Pihak 1.
PengAlih Fungsi Lahan Sawah (12) Nama................................................
NIP....................................................
2.

Nama................................................
Nama……………………………………
NIP......................................................

Catatan: (13)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 88


Petunjuk Pengisian Formulir Pemantauan Lapang:
1. Diisi nomor dan tanggal Surat Tugas
2. Diisi coret jenis Alih Fungsi Lahan Sawah yang tidak dipilih
3. Diisi letak lokasi obyek pemantauan.
4. Diisi keterangan penguasaaan tanah :
a. Diisi dasar perolehan penguasaan tanah (Sewa/Gadai/Jual
Beli/Hibah/Waris/Garapan/over Garapan/surat pelepasan hak/ Lainnya
b. Diisi dengan nomor dan tanggal dasar perolehan penguasaan tanah
c. Diisi dengan penguasaan lain di luar obyek pemantauan
d. Diisi lainnya, antara lain
• Tanah yang telah dibebaskan oleh pihak swasta namun belum terdaftar, maka
isi tanah negara bekas hak sebutkan nomor dan jenis HAT,
• tanah negara bebas,
• tanah bekas kawasan hutan.
5. Diisi keterangan pemilikan tanah :
a. Diisi jenis hak atas tanah
b. Diisi nomor dan tanggal penerbitan sertipikat
c. Diisi peruntukan tanah yang tercantum pada sertipikat
d. Diisi Lainnya, contoh :
- Tanah milik perorangan : Hak Milik Adat, maka isi nomor Letter C atau
(sebutkan jenis hak dan nomornya), atau
- Tanah milik pemerintah yang belum terdaftar/sudah dibebaskan namun belum
terdaftar dan masuk ke dalam asset pemerintah maka isi tanah ini merupakan
kas Desa/Bengkok/lainnya, atau tanah negara bekas hak sebutkan nomor dan
jenis HAT, atau tanah negara bebas, tanah bekas kawasan hutan (sebutkan
No dan SK Men KLH) atau;
- Tanah milik swasta yang berasal dari tanah negara bekas hak barat yang
belum dikonversi (sebutkan jenis hak dan nomornya)
6. Diisi Keterangan penggunaan tanah:
a. Diisi keterangan luasan Alih Fungsi Lahan Sawah
b. Diisi rencana pemanfaatan tanah dan kegiatan penggunaan tanahnya
Contoh Pemanfaatan tanah : sarana Pendidikan
Penggunaan tanah : Bangunan Kantor, Bangunan Sekolah dan
Lapangan olah raga
c. Diisi penggunaan saat ini dan luasannya
d. Diisi keterangan kesesuaian RTRW/RDTR
- Nomor perda RTRW/RDTR
- peruntukan (Pola Ruang) kawasan menurut RTRW/RDTR,
- Luasan Kesesuaian
- Nomor dan Tanggal SKTR
- Kesimpulan Isi SKTR
e. Diisi lainnya
7. Diisi keterangan fungsi sosial tanah
8. Diisi keterangan fdampak ekonomi

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 89


9. Diisi Keterangan dampak lingkungan
10. Diisi dengan tempat dan tanggal pemantauan
11. Diisi dengan nama dan NIP petugas pemantauan
Pada kolom petugas pemantauan dapat ditambahkan nama dan NIP sesuai jumlah
petugas pemantau lapangan
12. Diisi dengan nama pengalih fungsi/kuasanya/pendamping pemantauan dari luar instansi
ATR/BPN
Pendamping pemantauan dari luar instansi ATR/BPN, misal dari unsur pemerintah
daerah atau instansi lainnya.
13. Diisi Catatan terkait hal lain :
a. berisi catatan yang menurut pandangan petugas pemantauan perlu dicatat;
b. setiap keterangan yang dicatat oleh petugas pemantauan sebagaimana yang
dimaksud huruf a yang memerlukan dokumen pembuktian maka petugas
pemantauan dapat meminta dokumen tersebut kepada pihak yang bersangkutan.
Apabila pihak yang bersangkutan tidak bersedia atau tidak dapat memberikan
dokumen tersebut, maka alasan pemegang hak tersebut dicatat dalam berita acara
ini;
c. tambahan lain dari kolom sebelumnya apabila pada kolom tidak mencukupi.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 90


Lampiran 12 Format Penyajian Peta

a. Format Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi terhadap Lahan Sawah yang Dilindungi

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 91


b. Format Peta Pemilikan Tanah, Penggunaan Tanah, dan Penguasaan Tanah

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 92


c. Format Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 93


d. Format Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi terhadap Daerah Irigasi

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 94


e. Format Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi terhadap Kawasan Hutan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 95


f. Format Peta Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 96


a. Penjelasan Format Peta
Sistem Koordinat: World Cylindrical Equal Area
Sistem Koordinat menggunakan Cylindrical Equal Area (CEA)

Jenis
No Unsur Peta Font Ukuran Keterangan dan Contoh
Tulisan
1 Kop Peta TNR 6 - Berisikan unit kerja pihak yang melakukan
pemantauan dan evaluasi beserta alamat
kantor.
2 Judul Peta TNR 7 - Berisikan judul studi kasus objek
(Bold) pemantauan dan evaluasi (contoh: nama
PT, nama pemohon, dll).
- Skala menyesuaikan luas area objek
pemantauan dan evaluasi.

Kompas Esri 36
North
85
Skala Angka TNR 5 Skala 1 : 7.000 (angka mengikuti
penampakan seluruh objek)
15.000 7.500 0 15.000 30.000 45.000 60.000

Skala Bar TNR 4 Meters

(Satuan Meter)
3 Proyeksi TNR 6 Nama Proyeksi Pemetaan
Kabupaten/Kota TNR 6 Nama Kabupaten/Kota
Provinsi TNR 6 Nama Provinsi
4 Batas
Administrasi
Kabupaten
5 Inset Peta TNR 6 Berisikan Objek Pemantauan dan Evaluasi
Terhadap Batas Administrasi Kabupaten.

6 Legenda Berisikan seluruh informasi yang tertera pada


• Judul TNR 6 Bingkai Utama
• Isi (Bold) 6 (Main Frame)
TNR

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 86


Jenis
No Unsur Peta Font Ukuran Keterangan dan Contoh
Tulisan
7 Nama Pembuat TNR 5 Diisi sesuai dengan nama dan gelar pembuat
Peta peta.
8 Nama TNR 5 Diisi sesuai dengan nama dan gelar Pejabat
Pemeriksa Peta pengoreksi peta.
9 Nama Kepala TNR 5 Diisi sesuai dengan nama dan gelar Pejabat
setara Eselon III.
10 Sumber TNR 5 Berisikan sumber dari seluruh informasi yang
ditampilkan dalam muka peta dengan
mencantumkan tahun terbit data.

Contoh:
Sumber:
1. Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi
2. Peta Daerah Irigasi, Permen PU Nomor 14
Tahun 2015
3. .........
11 Bingkai Utama 20 x Peta Dasar yang digunakan adalah citra yang
18 cm digunakan saat di lapang atau sumber lain
yang lebih terbaru.

12 Grid Koordinat TNR 6 Tipe grid yang digunakan Graticule

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 87


Simbol Legenda

Keterangan
Informasi Utama Simbol (Warna (R : G : B) atau
Simbol Lain)
Delineasi Objek Pemantauan dan Outline
Evaluasi 255 : 255 : 0
Ketebalan: 1
Di dalam Lahan Sawah yang Fill
Dilindungi 10% Simple Hatch
85 : 255 : 0
Di luar Lahan Sawah yang Outline
Dilindungi 0:0:0
Ketebalan: 2

Pertimbangan Teknis Pertanahan


Fill
(Peta Objek Pemantauan dan
0 : 77 : 168
Evaluasi Terhdap Lahan Baku
Transparansi 70%
Sawah)
Pemilikan Tanah:
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Milik

Fill
240 : 180 : 65
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Guna Usaha
Fill
190 : 190 : 95
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Guna Bangunan
Fill
190 : 205 : 225
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Pakai
Fill
110 : 180 : 95

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 88


Keterangan
Informasi Utama Simbol (Warna (R : G : B) atau
Simbol Lain)
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Pengelolaan

Fill
190 : 100 : 165
Outline
110 : 110 : 110
Hak Milik Satuan Rumah Ketebalan: 1
Susun
Fill
200 : 100 : 70
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Wakaf
Fill
85 : 115 : 180
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Tanah Adat
Fill
105 : 220 : 235
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Belum Terdaftar
Fill
130 : 135 : 140
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Peruntukan Tanaman Pangan

Fill
136 : 168 : 47
Outline
110 : 110 : 110
Peruntukan Non Tanaman Pangan
Ketebalan: 1
Fill

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 89


Keterangan
Informasi Utama Simbol (Warna (R : G : B) atau
Simbol Lain)
91 : 46 : 163

Fill
Di dalam Kawasan Hutan
38 : 115 : 0
Fill
Di luar Kawasan Hutan
211 : 255 : 190
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Daerah Irigasi Kewenangan Pusat
Fill
0 : 92 : 230
Outline
110 : 110 : 110
Daerah Irigasi Kewenangan Ketebalan: 1
Provinsi
Fill
0 : 197 : 255
Outline
110 : 110 : 110
Daerah Irigasi Kewenangan Ketebalan: 1
Kabupaten
Fill
190 : 230 : 250
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Tidak Beririgasi
Fill
200 : `100 : 70
Outline
110 : 110 : 110
Lahan Diperbolehkan Perubahan Ketebalan: 1
Penggunaan Tanah
Fill
255 : 0 : 0
Outline
110 : 110 : 110
Lahan Diperbolehkan Perubahan
Ketebalan: 1
Penggunaan Tanah Bersyarat
Fill
255 : 190 : 232

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 90


Keterangan
Informasi Utama Simbol (Warna (R : G : B) atau
Simbol Lain)
Outline
110 : 110 : 110
Lahan Tidak Diperbolehkan Ketebalan: 1
Perubahan Penggunaan Tanah
Fill
211 : 255 : 190
Standar Peta Penggunaan
Tanah
No.Kode Keterangan
02 = Rumah
03 = Kuburan/makam
umum
04 = Pangkalan militer
05 = Pelabuhan laut
06 = Tempat pelelangan
ikan
07 = Terminal
08 = Tempat rekreasi
09 = SPBU
10 = Tempat ibadah
11 = Fasilitas pendidikan
12 = Fasilitas kesehatan
13 = Kantor
23 14 = Pasar
Penggunaan Tanah
(simbol angka) 15 = Mall
16 = Toko
17 = Gudang
18 = Hotel
19 = Penginapan
20 = Lapangan olahraga
21 = Kompleks Olahraga
22 = Taman
23 = Industri
25 = Pertambangan
26 = Sawah
30 = Tegalan atau ladang
31 = Kebun
34 = Perkebunan
36 = Padang
rumput/sabana/alang-
alang
37 = Semak

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 91


Keterangan
Informasi Utama Simbol (Warna (R : G : B) atau
Simbol Lain)
38 = Hutan
43 = Danau/situ
44 = Waduk
45 = Tambak
47 = Penggaraman
48 = Rawa
49 = Padang pasir
50 = Tanah tandus
51 = Tanah rusak
52 = Tanah terbuka
sementara/land
clearing
54 = Peternakan
55 = Rumah potong
hewan
56 = Penggilingan padi
57 = Perikanan
60 = Bengkel,
61 = Instalasi
62 = Mercusuar
63 = Penangkaran
64 = Dermaga apung
66 = Rumah di atas air
68 = Mangrove
69 = Padang lamun
70 = Terumbu karang
72 = Gumuk pasir
73 = Gosong
75 = Tempat Penelitian
74 = Penggunaan lainnya,
sebutkan : ...
a = Perorangan diatas
tanah milik adat;
b = Badan Hukum diatas
tanah milik adat;
I c = Penggarap diatas
Penguasaan Tanah
(simbol huruf) tanah milik adat;
d = Okupasi pihak lain
diatas tanah milik adat;
e = Kelompok masyarakat
diatas tanah ulayat;

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 92


Keterangan
Informasi Utama Simbol (Warna (R : G : B) atau
Simbol Lain)
f = Penggarap diatas
tanah ulayat;
g = Okupasi pihak lain
diatas tanah ulayat;
h = Badan hukum diatas
tanah negara;
i = Penggarap diatas
tanah negara;
j = Okupasi pihak lain
diatas tanah negara;
k = Dept. Kehutanan
untuk kawasan hutan;
l = Tanah negara bebas;
m = Perijinan (ijin lokasi,
pertambangan dll);
n = Lainnya, sebutkan: ...

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 93


Lampiran 13 Format Telaahan Staf Hasil Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan
Sawah

TELAAHAN STAF
TENTANG
HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI
ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH
ATAS NAMA ...................................... (1)
YANG TERLETAK DI DESA …………………(2), KECAMATAN ……………(3),
KABUPATEN/KOTA ………….(4), PROVINSI ……….(5)

I. TELAAH STAF SEBAGAI DOKUMEN HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Telaah staf ini adalah dokumen hasil monitoring dan evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
atas inisiatif pemerintah dan atau dalam rangka menindaklanjuti permohonan, dan atau
pengaduan Alih Fungsi Lahan Sawah. yang dilaksanakan oleh pelaksana pemantauan
dan evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah pada ………….(6). Hasil analisis dalam telaah
staf ini menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun usulan rekomendasi Alih Fungsi
Lahan Sawah sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

II. DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian
Berkelanjutan;
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi
Lahan Sawah Pertanian Pangan Berkelanjutan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak
Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Pertanian;
12. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah Sawah;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 12 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Verifikasi Data Lahan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 94


Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang, Penetapan Peta Lahan
Sawah yang Dilindungi, dan Pemberian Rekomendasi Perubahan Penggunaan
Tanah pada Lahan Sawah yang Dilindungi.
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
16. Keputusan Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi
Geospasial Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman Intepretasi Citra Satelit
Terhadap Lahan Sawah

III. DATA OBJEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Data terkait objek pemantauan dan evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah adalah sebagai
berikut:

1. Letak lokasi obyek pemantauan dan evaluasi

a. Koordinat : ................................................LS
……………………………….…BT

b. Luas : ........................................ha/m2*)

c. Desa/Kelurahan : ......................................................

d. Kecamatan : ......................................................

d. Kabupaten/Kota : ......................................................

e. Provinsi : ......................................................

2. Penggunaan tanah saat ini ......................................................

3. Penguasaan tanah saat ini ......................................................

4. Rencana penggunaan tanah ......................................................

5. Arahan fungsi kawasan ......................................................

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 95


IV. HASIL PEMANTAUAN
Hasil pemantauan lapangan pada objek pemantauan dan evaluasi adalah sebagai
berikut:
1. Dasar permohonan/kasus/penunjukan lokasi/laporan masyarakat
...........................................................(7) (bisa berupa PSN/KI/KPI/perdagangan
jasa, dll)
2. Berdasarkan hasil overlay obyek pemantauan dengan Peta Irigasi, obyek
pemantauan termasuk/tidak ke dalam Daerah Irigasi Kewenangan
pusat/provinsi/kabupaten/kota*) dengan luas .................. Ha. Terdapat
infrastruktur irigasi berupa .................. dengan kondisi infrastruktur irigasi saat ini
....................(8)
3. Berdasarkan hasil overlay obyek pemantauan dengan Peta Kehutanan, obyek
pemantauan termasuk/tidak ke dalam kawasan kehutanan*)
4. Berdasarkan hasil overlay obyek pemantauan dengan Peta RTRW/RDTR
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Nomor ………….. Tahun ………
termasuk ke dalam pola ruang kawasan ………………. (9)
Sesuai Surat Keterangan Tata Ruang yang dikeluarkan …………………Nomor
……… tanggal ……………. Bahwa obyek yang dipantau termasuk
……………………………………… (10)
5. Pada lokasi objek pemantauan dan evaluasi, telah terbit legal formal sebagai
berikut: (11)
a. Risalah Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) dalam Penerbitan Izin
Lokasi Nomor ................... tanggal .................... dari Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ................. ;
b. Izin Lokasi Berdasarkan Keputusan Bupati/Walikota .................. Nomor
............... tanggal ............. untuk lahan seluas ..... hektare;
c. Terbit Izin Usaha Pertambangan Nomor ....... Tahun ....... ;
d. Terbit Izin Kawasan Industri Nomor ....... Tahun ....... ;
e. Hak Atas Tanah (HAT) berupa Hak ....... Nomor ....... Tahun ....... dengan
peruntukan sebagai .......... ;
f. Dsb.

6. Berdasarkan kepemilikan tanah sebagaimana data dalam KKP dan atau dokumen
alas hak obyek yang terlampir, bahwa obyek pemantauan telah terdaftar
sebagaian/seluruhnya/ Pada lahan yang terletak di ............. dan ............. dengan
kondisi eksisting berupa ............ dikuasai .................. (seluruhnya/sebagian) oleh
................. Berdasarkan hasil identifikasi lahan di sekitar lokasi objek pemantauan
dan evaluasi sebagian besar lahan dikuasai oleh ............. Terdapat .... bidang
tanah di sekitar objek pemantauan dan evaluasi yang dikuasai oleh ......... yang
merupakan ......... . (12)

7. Lahan seluas ... hektare telah terdaftar dan terbit sertifikat ....... atas nama .......
dengan nomor ...... Terdapat permasalahan kepemilikan berupa .... (13)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 96


8. Berdasarkan hasil pemantauan lapangan, belum /sedang/sudah*) terjadi
perubahan penggunaan tanah atas sebagian/seluruh*) atas obyek pemantauan
saat ini (kondisi eksisting) berupa ………………………… Perubahan penggunaan
tanah tersebut sudah dilakukan sejak tahun .............. hingga tahun .................
(saat ini). (14)

9. Terdapat perubahan mata pencaharian disekitar objek pemantauan setelah


terjadinya Alih Fungsi Lahan Sawah sawah, dari semula ... menjadi ....... Lahan
saat ini diusahakan oleh ................ untuk .............. dan lahan yang menerima
subsidi berupa .............. (15).

10. Terjadi perubahan harga lahan di lokasi sekitar objek pemantauan, dari semula
............... menjadi ................. Perubahan harga lahan diakibatkan oleh
...................... (16).

11. Pada lokasi di sekitar objek pemantauan terdapat permasalahan lingkungan


berupa ................... yang diakibatkan oleh ....................... (17). Permasalahan
tersebut muncul setelah ..................

12. dan sebagainya. (18)

V. HASIL EVALUASI
1. Bahwa lahan yang dimohon oleh ......................... seluas ..... hektare berada pada
Lahan Sawah yang Dilindungi seluas ± ..... hektare, yang kondisi saat ini di
lapangan berupa ........... . Lahan tersebut termasuk ke dalam Daerah Irigasi
Kewenangan ............ seluas ........... hektare (tidak termasuk ke dalam Daerah
Irigasi Premium); (19)
2. Berdasarkan hasil analisa pada lahan ............. dengan pola ruang dalam Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota..................... Nomor .............. tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nomor Tahun .............. menunjukkan bahwa lahan yang dimohon
terletak di Kawasan ................. dan tidak termasuk/masuk ke dalam Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan. (20)
3. dan sebagainya.

VI. USULAN REKOMENDASI


Lokasi bidang tanah ...................................... (21) seluas ........ (22) ha, terletak
di ......................................... (23) dengan rincian ...................................... (24) ha.

Luas Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) di Kabupaten ................................


(25) berdasarkan ................................ (26) ha. Berdasarkan Petunjuk Teknis Nomor
5/Juknis-HK.02/VI/2022 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Lahan Sawah yang
Dilindungi dengan Rencana Tata Ruang, Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang,
Izin, Konsesi, dan/atau Hak Atas Tanah, LSD dapat diusulkan untuk dikoreksi
berdasarkan hasil verifikasi LSD dengan ketentuan sebagai berikut:

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 97


a. memenuhi salah satu kriteria faktor pengurang luasan LSD, yaitu:
1) PTP yang diterbitkan sebelum ditetapkannya LSD (< 16 Desember 2021);
2) Hak Atas Tanah non pertanian yang diterbitkan sebelum ditetapkannya LSD;
3) KKPR yang diterbitkan sebelum ditetapkannya LSD;
4) Izin atau Konsesi yang diterbitkan sebelum ditetapkannya LSD;
5) Bangunan dan/atau urukan yang telah ada sebelum ditetapkannya LSD;
6) Luasan LSD ≤ 5.000 m² dan keberadaannya terkurung bangunan pada 3
(tiga) sisi;
7) Penetapan Lokasi/izin lokasi yang masih berlaku/KKPR PSN;
8) Pembangunan jaringan infrastruktur;
9) Kawasan Industri inisiatif Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang
izinnya telah terbit sebelum ditetapkannya LSD;
10) Penetapan wilayah relokasi akibat bencana alam;
11) LSD secara fungsional tidak dapat lagi dipertahankan sebagai LSD
berdasarkan hasil kajian dan rekomendasi dari Forum Penataan Ruang
Daerah;
12) Rencana pengembangan wilayah yang diprioritaskan pembangunan atau
perwujudannya dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun; dan
13) Kesalahan basis data Peta LSD.
b. Dalam Bab 2, huruf C angka 8, disebutkan bahwa jika LSD beririgasi teknis namun
lahannya telah dikuasai atau dimiliki secara sah oleh pelaku usaha sebelum
ditetapkannya LSD, maka dapat dikeluarkan dari LSD dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Dilakukan delineasi terhadap lahan yang telah dikuasai atau dimiliki secara
sah oleh pelaku usaha tersebut dan mempertahankan lahan di luar delineasi
sebagai LSD;
2) Dilakukan penerapan rekayasa teknis untuk menjaga fungsi Saluran Irigasi
Teknis; dan
3) Dikenakan kewajiban untuk menjaga kelestarian Ekosistem LSD.

Hasil verifikasi yang dilaksanakan oleh Kementerian ATR/BPN pada peta


bidang tanah yang dimohon oleh ................................ (27) memperhatikan salah satu
kriteria sebagaimana tercantum dalam huruf b, adalah sebagai berikut:
a. Lahan yang bertampalan dengan LSD seluas ......... (28) ha terletak di
........................................... (29);
b. Peruntukan ruang pada lahan yang bertampalan dengan LSD tersebut
berdasarkan Peraturan ..................................................................(30);
c. Lahan terdapat komitmen investasi pembangunan dalam jangka waktu 3 tahun
seluas ....... (31) ha;
d. Kondisi citra pada lahan yang dimohon berupa ...............................(32);
e. Kondisi irigasi di lahan yang bertampalan dengan LSD yaitu ................................
(33);

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 98


f. Sebagai bahan pertimbangan, bersama dengan ini dilengkapi data pendukung
(sebagaimana terlampir) yang antara lain :
a) ................................; (34)
b) dst.

Penyusun Telaahan Staf


1.
Nama................................................(35)
NIP....................................................(36)
2.

Nama................................................
NIP......................................................
3.

Nama................................................
NIP....................................................

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 99


Petunjuk Pengisian Telaahan Staf:

1. Diisi nama pemilik/pemegang Hak Atas Tanah;


2. Diisi nama desa/kelurahan letak lokasi objek pemantauan dan evaluasi;
3. Diisi nama kecamatan letak lokasi objek pemantauan dan evaluasi;
4. Diisi nama kabupaten/kota letak lokasi objek pemantauan dan evaluasi;
5. Diisi nama provinsi letak lokasi objek pemantauan dan evaluasi;
6. Diisi permohonan/penunjukan lokasi/ perintah yang berpotensi terjadi Alih Fungsi
Lahan Sawah sawah
7. Diisi perihal permohonan surat;
8. Diisi dengan hasil identifikasi daerah irigasi pada objek pemantauan dan evaluasi.
9. Diisi dengan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten/Kota yang berlaku;
10. Diisi dengan SKTR yang telah dikeluarkan;
11. Diisi dengan legal formal yang telah terbit;
12. Penjelasan mengenai penguasaan tanah pada lokasi objek pemantauan dan
evaluasi serta lokasi yang melingkupi lahan di sekitar objek pemantauan dan
evaluasi. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya pola penguasaan tanah
oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menimbulkan spekulasi harga tanah di
sekitar objek pemantauan dan evaluasi;
13. Diisi dengan hasil identifikasi pemilikan tanah pada objek pemantauan dan
evaluasi;
14. Diisi dengan hasil identifikasi penggunaan tanah pada objek pemantauan dan
evaluasi;
15. Diisi dengan hasil identifikasi fungsi sosial tanah pada objek pemantauan dan
evaluasi;
16. Diisi dengan hasil identifikasi fungsi ekonomi tanah pada objek pemantauan dan
evaluasi;
17. Diisi dengan hasil identifikasi fungsi lingkungan pada objek pemantauan dan
evaluasi;
18. Diisi dengan fakta lapangan terkait temuan lapangan dan kasus khusus lainnya;
19. Diisi dengan hasil identifikasi permohonan dan keterangan Daerah Irigasi pada
objek pemantauan dan evaluasi;
20. Diisi dengan hasil identifikasi terhadap Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Kabupaten/Kota pada objek pemantauan dan evaluasi;
21. Diisi dengan nama pemilik/pemohon;
22. Diisi dengan total luas bidang tanah objek pemantauan dan evaluasi (dalam satuan
hektare);
23. Diisi dengan lokasi bidang tanah objek pemantauan dan evaluasi (desa/kelurahan,
kecamatan, kabupaten/kota);
24. Diisi dengan rincian luas bidang tanah objek pemantauan dan evaluasi (dalam
satuan hektare);
25. Diisi dengan nama kabupaten/kota pada lokasi objek pemantauan dan evaluasi;
26. Diisi dengan luas Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) di kabupaten/kota pada
lokasi objek pemantauan dan evaluasi berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 100


Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Penetapan Lahan Sawah
yang Dilindungi (dalam satuan hektare);
27. Diisi dengan nama pemilik/pemohon;
28. Diisi luas lahan bidang objek pemantauan dan evaluasi yang bertampalan dengan
LSD (dalam satuan hektare);
29. Diisi dengan lokasi objek pemantauan dan evaluasi (desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota);
30. Diisi tentang hasil identifikasi terhadap Peraturan Daerah tentang RTRW
Kabupaten/Kota yang berlaku pada objek pemantauan dan evaluasi;
31. Diisi dengan luas bidang objek pemantauan dan evaluasi yang terdapat komitmen
investasi pembangunan dalam jangka waktu 3 tahun (dalam satuan hektare);
32. Diisi dengan kondisi lahan objek pemantauan dan evaluasi berdasarkan citra;
33. Diisi dengan hasil identifikasi terhadap daerah irigasi pada objek pemantauan dan
evaluasi;
34. Diisi dengan data pendukung objek pemantauan dan evaluasi;
35. Diisi dengan nama penyusun telaahan staf;
36. Diisi dengan NIP penyusun telaahan staf.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 101


Lampiran 14 Indikator Rekomendasi Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan
Sawah

Alih Fungsi Lahan Sawah Indikator


Sawah
1 Diperbolehkan Perubahan a. Rencana penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai
Penggunaan Tanah dengan Rencana Tata Ruang;
b. Kesesuaian penguasaan dan pemilikan tanah secara
yuridis tidak terindikasi melanggar ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku;
c. Tidak termasuk dalam lahan pertanian yang dilindungi
sebagaiamana yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d. Apabila termasuk dalam lahan pertanian yang
dilindungi sebagaiamana yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku
diperbolehkan perubahan penggunaan tanah untuk
kegiatan yang bersifat strategis nasional/ kepentingan
umum/wilayah relokasi dan/atau yang terdampak
bencana alam;
e. Tidak terdapat jaringan infrastruktur pertanian yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
2 Diperbolehkan Perubahan a. Rencana penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai
Penggunaan Tanah dengan Rencana Tata Ruang;
Bersyarat b. Apabila rencana penggunaan dan pemanfaatan tanah
tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang,
diperbolehkan jika terdapat kebijakan/ ketentuan
pengaturan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang undangan;
c. Kesesuaian penguasaan dan pemilikan tanah secara
yuridis tidak terindikasi melanggar ketentuan peraturan
perundang undangan yang berlaku;
d. Tidak termasuk dalam lahan pertanian yang dilindungi
sebagaiamana yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e. Terdapat jaringan infrastruktur pertanian yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
Catatan:
1. Bersedia melampirkan rencana Alih Fungsi Lahan Sawah untuk kegiatan yang
bersifat strategis (Kajian Strategis)
2. Bersedia melakukan penggantian tanah sawah sesuai peraturan yang berlaku
3. Bersedia melakukan penggantian atau pemeliharaan infrastruktur pertanian yang
melintasi lokasi lahan alih fungsi sesuai peraturan yang berlaku
4. Tidak melanggar ketentuan lingkungan hidup dan fungsi sosial tanah serta

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 102


memberikan optimalisasi penggunaan tanah; dan atau
5. Bersedia memenuhi persyaratan lainnya menurut peraturan yang berlaku;

3 Tidak Diperbolehkan a. Rencana penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai


Perubahan Penggunaan dengan Rencana Tata Ruang;
Tanah b. Ketidaksesuaian penguasaan dan pemilikan tanah
secara yuridis tidak terindikasi melanggar ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku;
c. Termasuk dalam lahan pertanian yang dilindungi
sebagaiamana yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d. Terdapat jaringan infrastruktur pertanian yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
e. Terindikasi melanggar ketentuan lingkungan hidup
dan fungsi sosial tanah;
f. Terindikasi persyaratan lainnya menurut peraturan
yang berlaku.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 103


Lampiran 15 Surat Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah

KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN


NASIONAL /KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL/KEPALA
KANTOR PERTANAHAN*) ….. (1)
NOMOR ... (2)
TENTANG
REKOMENDASI PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH
PADA LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI ATAS NAMA ….. (3)
DI KABUPATEN/KOTA ….. (4) PROVINSI ….. (5)

DIREKTUR JENDERAL/KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL/


KEPALA KANTOR PERTANAHAN*) ….. (6)

Membaca : a. surat permohonan rekomendasi perubahan penggunaan


tanah pada lahan sawah yang dilindungi tanggal ….. dari …..
(7) (diisi nama pemohon/nama kuasa) dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama … (8) (apabila bertindak selaku kuasa);
b. surat-surat yang berhubungan dengan permohonan tersebut;

Menimbang : a. bahwa ….. (nama pemohon) beralamat di …..,


Desa/Kelurahan ….., Kecamatan ..…, Kabupaten/Kota …,
Provinsi … (9), telah memenuhi syarat sebagai pemohon
rekomendasi perubahan penggunaan tanah pada lahan sawah
yang dilindungi;
b. bahwa tanah yang dimohon telah dilakukan analisis oleh
Direktorat Jenderal/Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional/Kantor Pertanahan*) ….. (10)
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal/Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional/Kepala Kantor Pertanahan*) ….. (11) tentang
Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah pada Lahan
Sawah yang Dilindungi Atas Nama ….. di Kabupaten/Kota …..
Provinsi ….. (12)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan


Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 104


Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4385);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Sawah Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5185);
6. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Sawah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 163);
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83);
8. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 84);
9. ..…(dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan); (13)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL/KEPALA KANTOR


WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL/KEPALA
KANTOR PERTANAHAN*) …………………(14) TENTANG
REKOMENDASI PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH
PADA LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI ATAS NAMA …..
DI KABUPATEN/KOTA ….. PROVINSI ….. (15)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 105


KESATU : Memberikan rekomendasi perubahan penggunaan tanah pada
lahan sawah yang dilindungi kepada ….. beralamat di …..
Desa/Kelurahan ….. Kecamatan ….. Kabupaten/Kota …..
Provinsi ….. (16) berupa:
a. dapat dialihfungsikan seluruh atau sebagian seluas …..
ha/m2 (…..%); (17)
b. dapat dialihfungsikan seluruh atau sebagian dengan
syarat seluas ….. ha/m2 (…..%); atau (18)
c. tidak dapat dialihfungsikan*) seluas ….. ha/m 2 (…..%).
(19)
(diisi sesuai dengan rekomendasi yang diberikan)
KEDUA : Rekomendasi perubahan penggunaan tanah pada lahan
sawah yang dilindungi sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU diberikan bagi tanah yang berlokasi di …..
Desa/Kelurahan ….. Kecamatan ….. Kabupaten/Kota …..
Provinsi ….. (20)
KETIGA : Syarat sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU huruf
b adalah sebagai berikut (dicantumkan apabila rekomendasi
berupa dapat dialihfungsikan seluruh atau sebagian dengan
syarat):
a. …..
b. …..
c. …..
d. dst. (21)
KEEMPAT : Kebenaran materiil atas data dan/atau dokumen yang
disampaikan dalam permohonan rekomendasi ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab pemohon.
KELIMA : Apabila di atas bidang tanah yang diberikan rekomendasi
terdapat keberatan, permasalahan, penguasaan dan/atau
pemilikan pihak lain yang timbul di kemudian hari, maka
pemohon wajib menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEENAM : Apabila pemohon tidak memenuhi kewajibannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka
keputusan ini dapat dibatalkan.
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak
tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ... (22)


pada tanggal … (23)

a.n MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTUR JENDERAL/KEPALA KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL/KEPALA KANTOR
PERTANAHAN*)…. (24)
Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 106

(Tanda Tangan dan Cap Jabatan)


Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, di Jakarta;
3. Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
4. Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, di Jakarta;
5. Bupati/Wali Kota ….., di ….;
6. Kepala Dinas ….. (yang membidangi penataan ruang) Kabupaten/Kota ….., di …..;
7. Dst … (dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan). (23)

Keterangan:
*) Hapus yang tidak perlu

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 107


Petunjuk Pengisian: Surat Pemberitahuan
1. Diisi dengan pejabat yang menandatangani Surat Rekomendasi Perubahan
Penggunaan Tanah (Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional /Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor
Pertanahan*)
2. Diisi dengan nomor Surat Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah
3. Diisi dengan nama pemohon/pemilik objek pemantauan dan evaluasi
4. Diisi dengan nama kabupaten/kota lokasi objek pemantauan dan evaluasi
5. Diisi dengan nama kabupaten/kota lokasi objek pemantauan dan evaluasi
6. Diisi dengan pejabat yang menandatangani Surat Rekomendasi Perubahan
Penggunaan Tanah (Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional /Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor
Pertanahan*)
7. Diisi dengan tanggal dan pembuat Surat Permohonan Rekomendasi Perubahan
Penggunaan Tanah
8. Diisi dengan nama pemohon/pemilik/penerima kuasa Surat Permohonan
Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah
9. Diisi dengan informasi data pemohon/pemilik objek pemantauan dan evaluasi
10. Diisi dengan satuan unit kerja yang menganalisis objek pemantauan dan evaluasi
11. Diisi dengan pejabat yang menandatangani Surat Rekomendasi Perubahan
Penggunaan Tanah (Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional /Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor
Pertanahan*)
12. Diisi dengan nama pemohon/pemilik beserta lokasi objek pemantauan dan evaluasi
13. Diisi dengan peraturan lain terkait apabila diperlukan

14. Diisi dengan pejabat yang menandatangani Surat Rekomendasi Perubahan


Penggunaan Tanah (Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional /Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor
Pertanahan*)
15. Diisi dengan nama pemohon/pemilik beserta lokasi objek pemantauan dan evaluasi
16. Diisi dengan nama dan alamat pemohon/pemilik objek pemantauan dan evaluasi
17. Diisi dengan luas objek pemantauan dan evaluasi yang dapat dialihfungsikan
seluruh atau sebagian (dalam satuan hektare/meter persegi dan persentase
terhadap luas total objek pemantauan dan evaluasi)
18. Diisi dengan luas objek pemantauan dan evaluasi yang dapat dialihfungsikan
seluruh atau sebagian dengan syarat (dalam satuan hektare/meter persegi dan
persentase terhadap luas total objek pemantauan dan evaluasi)
19. Diisi dengan luas objek pemantauan dan evaluasi yang dapat dialihfungsikan
seluruh atau sebagian (dalam satuan hektare/meter persegi dan persentase
terhadap luas total objek pemantauan dan evaluasi)
20. Diisi dengan informasi lokasi objek pemantauan dan evaluasi
21. Diisi dengan syarat penerbitan rekomendasi perubahan penggunaan tanah apabila
rekomendasi berupa dapat dialihfungsikan seluruh atau sebagian dengan syarat)

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 108


22. Diisi dengan tempat Surat Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah
ditandatangani
23. Diisi dengan tempat Surat Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah
ditandatangani
Diisi dengan pejabat yang menandatangani Surat Rekomendasi Perubahan
Penggunaan Tanah (Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional /Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor
Pertanahan.

Petunjuk Teknis Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 2023 109

Anda mungkin juga menyukai