KATA PENGANTAR
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN melalui fungsi yang ada dalam Direktorat
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang (PPTR) mempunyai tugas
dalam pengendalian alih fungsi lahan sawah yaitu: (1) menyiapkan data lahan sawah yang
terverifikasi terhadap data pertanahan dan tata ruang; (2) menyiapkan data penetapan
Peta Lahan Sawah Dilindungi yang telah terklarifikasi ke Pemerintah Daerah setempat;
(3) melakukan pengendalian integrasi Lahan Sawah Dilindungi ke dalam RTRW; (4)
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap alih fungsi yang terjadi pada Lahan Sawah
Dilindungi maupun Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; dan (5) melakukan penertiban
terhadap pelanggaran alih fungsi lahan sawah.
Untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan sawah
tersebut, maka perlu disusun petunjuk teknis yang mengatur lebih lanjut mengenai
pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan sawah, baik yang
dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional,
maupun Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
Kementerian ATR/BPN.
Semoga Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi upaya kita dalam mengemban tugas
pengendalian alih fungsi lahan sawah, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati
semua niat baik dan upaya nyata yang kita lakukan untuk kemajuan bangsa dan negara.
Jakarta, Maret 2023
Direktur Jenderal
Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang
Dwi Hariyawan S.
NIP. 19650116 199401 1 001
Tabel 1. Rincian Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah tiap Provinsi 10
Tabel 2. Formulir survei lapang ............................................................................... 16
Tabel 3. Rekap Inventarisasi Data Pertanahan di atas LBS Terkoreksi ................ 21
Tabel 4. Inventarisasi PSN yang terbit di atas LBS Terkoreksi .............................. 21
Tabel 5. Inventarisasi Data Nonsawah, Bangunan/Urukan, dan Terkurung
Bangunan di atas LBS Terkoreksi ......................................................... 21
Tabel 6. Inventarisasi Data Deliniasi Lahan Sawah Penambah ............................. 22
Tabel 7. Inventarisasi Data Deliniasi Lahan Sawah Penambah ............................. 22
Tabel 8. Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
................................................................................................................ 27
A. Latar Belakang
1. Umum
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) telah lebih dari satu dekade
diundangkan namun masih belum terasa dampaknya. Hal yang menjadi salah
satu penyebab adalah sebagian besar Pemerintah Daerah belum menetapkan
Peraturan Daerah (Perda) maupun turunannya tentang LP2B sehingga alih
fungsi lahan pertanian pangan khususnya sawah menjadi non sawah semakin
meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Hal ini berpotensi dapat
mempengaruhi produksi padi nasional dan mengancam ketahanan pangan
nasional.
Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi satuan kerja di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi, dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dalam melaksanakan kegiatan pengendalian
alih fungsi lahan sawah.
C. Sasaran
D. Pengertian
1. Lahan Sawah adalah lahan usaha tani yang secara fisik permukaan tanahnya
rata, dibatasi oleh pematang, sehingga dapat ditanami padi dengan sistem
genangan dan palawija/tanaman pangan lainnya;
2. Alih fungsi Lahan Sawah adalah perubahan fungsi lahan sawah menjadi
bukan lahan sawah baik secara tetap maupun sementara;
3. Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah adalah serangkaian kegiatan yang
dimaksudkan untuk mengendalikan perubahan Lahan Sawah menjadi bukan
Lahan Sawah baik secara tetap maupun sementara;
4. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang
ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna
Gambar 2. Kerangka Pikir Kegiatan Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
Gambar 3. Kerangka Pikir Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
Kegiatan verifikasi lahan sawah terhadap data pertanahan perlu dilakukan kendali
mutu untuk memastikan proses dan data yang dihasilkan memenuhi kebutuhan
dalam rangka penetapan lahan sawah yang dilindungi. Kendali mutu ini bisa
dilakukan pada awal, saat, maupun setelah verifikasi lahan sawah. Hasil dari
verifikasi lahan sawah ini dipaparkan melalui kegiatan ekspose. Selanjutnya hasil
verifikasi disampaikan ke Direktorat Jenderal Penataan Agraria untuk dilakukan
pengolahan data. Hasil pengolahan data tersebut dikoordinasikan dengan
Kementerian/Lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan BIG yang selanjutnya
dilakukan penetapan Lahan Baku Sawah oleh Menteri ATR/Kepala BPN.
Kegiatan verifikasi lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang
merupakan tugas bersama antara Kementerian ATR/BPN, Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional (BPN), dan Kantor Pertanahan.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah tiap Provinsi
Kegiatan
Klarifikasi
Verifikasi Hasil Monitoring
Data Lahan Verifikasi dan
Sawah Data Lahan Penetapan Evaluasi
No Provinsi Terhadap Sawah Peta Lahan Alih Fungsi
Data terhadap Sawah yang Lahan
Pertanahan Data Dilindungi Sawah
dan Tata Pertanahan yang
Ruang dan Tata Dilindungi
Ruang
1 Sumatera Barat
2 Banten
3 Jawa Barat
4 Jawa Tengah
5 DIY
6 Jawa Timur
7 Bali
8 NTB
A. Tahapan Persiapan
1. Pelaksana
Kegiatan persiapan dalam rangka verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dengan melibatkan Kantor Pertanahan. Dalam hal terbatasnya sumber
daya manusia, pelaksanaan kegiatan verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf
dari seksi/sub bagian yang lain sesuai kebutuhan dan berdasarkan kebijakan
pimpinan.
2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan persiapan verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana rapat pembentukan tim verifikasi data lahan sawah
terhadap data pertanahan dan tata ruang yang dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Wilayah BPN. Penyusunan
rencana rapat persiapan ini dilakukan untuk membahas hal-hal seperti jadwal
pelaksanaan kegiatan, petugas pelaksana, serta pembagian tugas dan
tanggung jawab pelaksana kegiatan;
b. Penyiapan Surat Menyurat dan Alat Penunjang kegiatan. Hal yang dapat
dilakukan diantaranya adalah :
1) Pembuatan surat undangan pelaksanaan rapat pembentukan tim
verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang;
2) Penyiapan alat-alat penunjang rapat;
3) Penyiapan konsep SK Tim verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang;
3. Pelaksanaan
Kegiatan persiapan verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata
ruang terdiri dari:
a. Pembentukan Tim
Pembentukan tim pelaksana verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang merupakan tim yang ditetapkan melalui surat
keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN. Tim pelaksana verifikasi data lahan
sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang paling sedikit berasal dari
unsur:
• Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa di Kantor Wilayah
BPN;
• Bidang Penataan dan Pemberdayaan Pertanahan di Kantor Wilayah
BPN; dan
• Kantor Pertanahan.
Data LBS terkoreksi/LBS termutakhir didasarkan pada data LBS terkoreksi dari
kementerian yang membidangi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian
urusan pengendalian urusan pemerintahan di bidang perekonomian. Proses
pengumpulan data awal dilakukan melalui koordinasi antara
Kementerian/Lembaga terkait.
Data RTR dapat diperoleh dari Sistem Informasi Geospasial Tata Ruang
(GISTARU) atau pemerintah daerah. Data RTR tersebut berupa data RTR
yang telah ditetapkan dan/atau data RTR yang masih dalam proses
penyusunan/revisi yang telah mencapai tahap Pembahasan Koordinasi Lintas
Sektor.
Data bidang tanah berdasarkan jenis Hak Atas Tanah dan PTP dapat
diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Pusdatin) Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Data tersebut dalam format shapefile.
1. Pelaksana
Kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dengan melibatkan Kantor Pertanahan. Dalam hal
terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan pengendalian alih fungsi
lahan sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf dari seksi/sub
bagian yang lain sesuai kebutuhan dan berdasarkan kebijakan pimpinan.
2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
b. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data
lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang yang dikoordinasikan
oleh Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Wilayah BPN;
c. Penyiapan Surat Keputusan Petugas Pelaksana yang ditanda tangani oleh
Kepala Kantor Wilayah BPN, dengan contoh sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 1; dan
d. Dalam hal diperlukan, tahap persiapan dapat mencakup pula pembagian
klaster, yang paling sedikit mempertimbangkan:
1) Jarak antarwilayah; dan
2) Lokasi pelaksanaan klarifikasi.
e. Dalam hal diperlukan, identifikasi dapat disertai dengan survei lapang. Sebelum
dilaksanakan survei lapang, perlu dipersiapkan perlengkapan paling sedikit
berupa:
1) Komputer/laptop yang dilengkapi dengan software GIS;
2) Alat ukur GPS Handheld;
3) Unmanned Aerial Vehicle (UAV)/Drone (apabila diperlukan) dengan
resolusi gambar yang jelas;
4) Kamera dengan resolusi tinggi; dan
5) Peta kerja dengan skala 1:5.000 (apabila skala 1:5.000 tidak tersedia,
dapat menggunakan skala 1:10.000); dan
6) Formulir survei lapang yang digunakan untuk meninjau objek
verifikasi yang dianggap perlu berdasarkan hasil kesepakatan antara
tim pelaksana dengan pemerintah daerah adalah sebagai berikut:
Informasi
Lokasi Bidang Luas
Tanah (ha)
No Nama 1. Desa
Kondisi Faktor Kondisi Sawah
. Pemilik 2. Kecamatan
Eksisting Pengurang
3. Koordinat
(LS | BT)
3. Penyiapan Data
Data yang disiapkan untuk kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data lahan
sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang di Kanwil BPN Terdiri dari:
a. Data Citra Tegak Satelit Resolusi Tinggi (CTSRT), Citra Satelit Resolusi Tinggi
(CSRT), dan/atau foto udara provinsi/kabupaten/kota;
b. Data spasial dan/atau tekstual Peta Lahan Baku Sawah dan Peta Lahan Baku
Sawah Terkoreksi Provinsi/Kabupaten/Kota;
c. Data spasial Batas Administrasi Wilayah Kabupaten/Kota yang bersumber dari
Sekretariat Kebijakan Satu Peta (KSP);
d. Data tekstual dan spasial Peta Rencana Tata Ruang Provinsi/Kabupaten/Kota
termutakhir;
e. Data spasial dan/atau tekstual KKPR, Izin, dan/atau Konsesi yang telah
diterbitkan;
f. Data tekstual dan spasial Pertimbangan Teknis Pertanahan (Izin Lokasi, Izin
Perubahan Penggunaan Tanah Penetapan Lokasi) yang telah diterbitkan;
g. Data tekstual dan spasial Hak Atas Tanah non Pertanian atau Hak
Pengelolaan yang telah diterbitkan;
h. Data spasial dan/atau tekstual kawasan hutan;
i. Data spasial dan/atau tekstual kawasan pertambangan;
j. Data spasial dan/atau tekstual Penetapan Lokasi PSN;
k. Data spasial dan/atau tekstual Penetapan Lokasi Proyek Daerah;
l. Data spasial dan/atau tekstual daerah irigasi;
m. Data spasial dan/atau tekstual saluran irigasi premium;
n. Data spasial dan/atau tekstual saluran irigasi teknis;
Dalam hal diperlukan kelengkapan data yang tidak dapat dipenuhi oleh Kantor
Wilayah BPN, maka dapat berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal PPTR terkait
pemenuhan kelengkapan data.
Gambar 4. Alur Kegiatan Identifikasi dalam Rangka Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
Kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data lahan sawah dapat dilakukan
secara nonlapang dan lapang. Identifikasi nonlapang berupa inventarisasi data
dan identifikasi kondisi eksisting lahan sawah melalui citra satelit. Sementara
identifikasi lapang dilakukan melalui survei lapang terhadap kondisi eksisting lahan
sawah yang menjadi objek verifikasi. Pelaksanaan identifikasi dapat berkoordinasi
dengan instansi terkait.
a. Identifikasi Nonlapang
Identifikasi nonlapang dilakukan untuk menghasilkan tabel rekapitulasi
identifikasi faktor pengurang dan faktor penambah dan peta kerja survei
lapang. Tahapan pelaksanaan identifikasi nonlapang terdiri dari:
Inventarisasi data Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terbit di atas LBS
dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 4. Inventarisasi PSN yang terbit di atas LBS Terkoreksi
Lokasi Total Luas
No. Nama PSN Dasar Hukum
Penetapan (ha)
1
2
3
4
5
Total
Jumlah
No. Desa/Kelurahan, Kecamatan Luas
Bidang
(ha)
1
2
3
4
5
Tabel 6. Inventarisasi Data Deliniasi Lahan Sawah Penambah
b. Identifikasi Lapang
Identifikasi lapang dilaksanakan dengan survei lapang untuk mengetahui
kebenaran data yang telah dikumpulkan, kondisi fisik LBS aktual yang dapat
dipertimbangkan sebagai faktor pengurang dan/atau faktor penambah luasan
LBS. Survei lapang dilaksanakan dengan melakukan pemantauan atau
pemeriksaan lapang (ground check survey) dengan beberapa kegiatan, antara
lain:
2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Analisis Hasil Identifikasi yang
dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional; dan
b. Penyiapan surat tugas, undangan, dan naskah dinas lainnya yang ditanda
tangani oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
3. Pelaksanaan
Analisis hasil identifikasi merupakan kegiatan pengolahan data spasial dan data
tekstual berdasarkan hasil identifikasi. Analisis hasil identifikasi dilaksanakan
dengan beberapa kegiatan yaitu:
Data Analisis Hasil Indentifikasi disampaikan dalam bentuk satu shapefile Raw
Data yang berisikan informasi :
- Kondisi eksisting berdasarkan identifikasi citra dan pemantauan lapang;
- Informasi Daerah Irigasi;
- Pola ruang RTRW dan Pola ruang RDTR yang berlaku;
- Kompilasi Faktor Pengurang;
- Analisis Hasil Identifikasi; dan
- Kesimpulan keputusan pengurang/dipertahankan/penambah.
e. Pelaporan Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan
Tata Ruang
Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
disampaikan oleh Kantor Wilayah BPN kepada Direktorat Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang melalui surat elektronik. Data
yang disampaikan berupa data spasial LSD Indikatif, Raw Data LSD Indikatif,
Hasil Identifikasi Faktor Pengurang, Hasil Identifikasi Faktor Penambah, dan
data pendukung lainnya. Data spasial disampaikan dengan melampirkan tabel
Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang.
1. Pelaksanaan
Kegiatan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan
dan Tata Ruang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Dalam hal terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan
kegiatan ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan, dan unsur seksi atau sub
bagian teknis lain yang terkait.
2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan
Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang yang dikoordinasikan oleh
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;
b. Penyusunan rencana pelaksanaan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan
Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang dengan membagi kegiatan
pelaksanaan secara daring terhadap masing-masing provinsi dengan
memperhatikan jumlah kabupaten/kota; dan
c. Undangan dan naskah dinas lainnya yang ditanda tangani oleh Direktur
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang.
3. Pelaksanaan
a. Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan
Tata Ruang
Kegiatan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang dilaksanakan dengan metode Focus Group
Discussion (FGD). FGD tersebut bertujuan untuk mengklarifikasi hasil
verifikasi berdasarkan hasil yang telah disampaikan oleh pihak Kantor Wilayah
BPN dengan menggali informasi mendalam terkait data faktor pengurang dan
faktor penambah yang telah disampaikan. FGD dapat dilaksanakan melalui
daring atau luring.
Gambar di atas menunjukan alur kegiatan dari Klarifikasi Hasil Verifikasi Data
Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang. Data LSD Indikatif
yang disampaikan Kantor Wilayah menjadi dasar atau baseline pengolahan.
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah adalah kegiatan dalam
rangka pemberian rekomendasi perubahan penggunaan tanah pada lahan sawah.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
Sementara kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah di Kantor
Wilayah BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan di Kementerian ATR/BPN
dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktur Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi
Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu, Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional.
Kewenangan pelaksana kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan adalah
sebagai berikut:
1) Kantor Pertanahan berwenang atas objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi
lahan dengan luas kurang dari 3 hektare, kecuali yang termasuk Proyek Strategis
Nasional.
2) Kantor Wilayah BPN berwenang terhadap objek pemantauan dan evaluasi alih
fungsi lahan dengan luas lebih dari atau sama dengan 3 hektare hingga luas 25
hektare, kecuali yang termasuk Proyek Strategis Nasional.
3) Kementerian ATR/BPN berwenang terhadap objek pemantauan dan evaluasi alih
fungsi lahan dengan luas lebih dari 25 hektare dan bagi kepentingan Proyek
Strategis Nasional.
Kementerian ATR/BPN dapat melakukan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan
sawah yang berada pada kewenangan Kantor Pertanahan atau Kantor Wilayah BPN
dengan menyampaikan surat pemberitahuan terlebih dahulu kepada Kepala Kantor
Pertanahan atau Kepala Kantor Wilayah BPN. Kementerian ATR/BPN dapat
melimpahkan kewenangan objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah
yang berada pada kewenangannya kepada Kantor Pertanahan atau Kantor Wilayah
BPN dengan menyampaikan surat pelimpahan kewenangan.
Dalam hal terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan pemantauan dan
evaluasi alih fungsi lahan sawah dilindungi ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan
atau staf dari seksi/sub bagian yang lain sesuai kebutuhan dan berdasarkan kebijakan
pimpinan.
Objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan adalah lahan sawah yang telah
ditetapkan sebagai Peta Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD). Sesuai dengan Pasal
17 Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019, Peta LSD tidak dapat dialihfungsikan
sebelum mendapat rekomendasi perubahan penggunaan tanah dari Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang,
dalam hal ini adalah Menteri ATR/Kepala BPN. Objek pemantauan dan evaluasi alih
fungsi lahan dapat dilakukan terhadap satu bidang tanah atau beberapa bidang tanah
dalam satu hamparan.
C. Tata Cara Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah dilakukan
atas dasar:
a) Inisiatif pemerintah, baik dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi organisasi
maupun hal lain menurut pimpinan perlu dilakukan kegiatan tersebut.
b) Adanya permohonan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah dari
masyarakat, baik perorangan, badan hukum atau instansi dan atau permohonan
rekomendasi dalam rangka pengeluaran Peta LSD.
c) Adanya laporan/pengaduan terkait alih fungsi lahan sawah yang disampaikan oleh
masyarakat, baik perorangan, badan hukum atau instansi.
Tahapan kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah dilindungi, baik
atas inisiatif pemerintah, permohonan dan laporan pengaduan adalah:
1. Persiapan
Kegiatan persiapan dengan objek pemantauan terhadap permohonan
Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah, laporan/aduan masyarakat dalam
rangka pengeluaran data LSD sebagai berikut:
− Pemeriksaan berkas permohonan berupa:
• pemeriksaan terhadap kelengkapan data dukung, dokumen dan/atau
informasi terkait permohonan yang diajukan; dan
• penyusunan hasil pemeriksaan berkas berupa diterima atau ditolaknya
permohonan tersebut.
− Klasifikasikan menurut kewenangan pelaksana objek kegiatan pemantauan
dan evaluasi alih fungsi lahan.
− Tabulasi data objek pemantauan.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan sawah inisiatif pemerintah
pada kantor pusat, Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan tergambar
sebagaimana standar operasional prosedur, sebagaimana terlampir.
b. Pemantauan Lapang
1) Penyiapan Rencana Operasional.
a) Penyusunan rencana jadwal pelaksanaan pemantauan lapang,
penyiapan akomodasi dan lainnya yang terkait.
b) Penyiapan bahan dan alat
➢ Penyiapan bahan baik data tekstual dan spasial, antara lain:
• SK penetapan objek pemantauan;
• peta kerja;
• berkas permohonan/laporan/pengaduan;
• peta-peta dan data pendukung lainnya
• data hasil pemantauan nonlapang (format formulir
pemantauan nonlapang terlampir)
➢ Penyiapan alat berupa:
• alat-alat survei seperti GPS handheld dan atau sejenisnya;
• alat pengolah data seperti komputer/laptop yang terinstall
aplikasi ArcGis, dan/atau printer/plotter; dan
• formulir pemantauan lapang (format formulir pemantauan
lapang terlampir)
c) Penyiapan administrasi
Penyiapan administrasi meliputi:
• surat pemberitahuan pelaksanaan pemantauan lapang
kepada pengalih fungsi/pemohon dan/atau Kantor
Pertanahan/Kantor Wilayah BPN dan/atau pihak terkait lainnya
yang dianggap perlu;
• Surat tugas pelaksana pemantauan lapang; dan
2) Koordinasi
Koordinasi dengan pihak terkait dilakukan antara lain dalam rangka
melengkapi data, klarifikasi data, dan memperoleh informasi lainnya yang
berkenaan dengan objek pemantauan. Sebelum melaksanakan
koordinasi, lakukan penyiapan bahan koordinsi, inventarisasi stakeholder
yang akan dilibatkan, penyusunan rencana jadwal koordinasi dan
penyiapan surat undangan.
4. Penyusunan Rekomendasi
Tahapan penyusunan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah adalah :
a. Penyiapan bahan dan alat
➢ Penyiapan bahan terdiri dari:
• Data objek pemantauan yang telah ditetapkan dalam surat
keputusan;
• Berkas pemohonan dan/atau laporan pengaduan
• Telaahan staf;
• Peta hasil pengolahan data pemantauan dan evaluasi alih fungsi
lahan;
• Peraturan yang berlaku; dan
• Data lainnya yang mendukung.
➢ Penyiapan Alat, terdiri dari:
• Perangkat komputer (software dan hardware) yang sesuai
kebutuhan pemetaaan dan kegiatan administrasi;
• Printer; dan
• Alat tulis kantor
A. Pembiayaan Kegiatan Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data Pertanahan dan
Tata Ruang
Pembiayaan yang digunakan dalam rangka kegiatan verifikasi data lahan sawah terhadap
data pertanahan dan tata ruang berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
yang ada di Kantor Wilayah BPN dan Pusat dengan Petunjuk Teknis pada tahun berjalan
dan/atau sumber pendanaan lain sesuai ketentuan yang berlaku.
Pembiayaan kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi seluruhnya dibebankan pada
anggaran yang terdapat pada masing-masing satuan kerja DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) di Kantor Wilayah BPN dan Pusat. Pembiayaan dimaksud baik
dalam rangka inisiatif pemerintah maupun kegiatan pemantauan dan evaluasi alih fungsi
lahan dalam rangka menindaklanjuti permohonan/laporan/pengaduan alih fungsi lahan
dari masyarakat, dengan pelaksanaan kegiatannya sebagaimana diatur dalam petunjuk
teknis ini.
Pembiayaan pemantauan dan alih fungsi lahan dapat pula melalui anggaran dari instansi
atau pihak lain yang sah sesuai peraturan yang berlaku.
A. Sistematika Laporan hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan
dan Tata Ruang
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Dasar Hukum
BAB II : IDENTIFIKASI
(Menjelaskan mengenai proses dan hasil identifikasi yang telah dilakukan)
BAB III : ANALISIS HASIL IDENTIFIKASI
(Menjelaskan mengenai analisis hasil identifikasi yang dilakukan melalui
pengolahan data tekstual dan data spasial. Selain itu, menjelaskan pula
mengenai faktor pengurang dan/atau faktor penambah dalam menentukan
LSD indikatif)
BAB IV : KLARIFIKASI
(Menjelaskan mengenai proses dan hasil klarifikasi dengan pemangku
kepentingan)
BAB V : PENUTUP
(Memuat kesimpulan dan rekomendasi)
Keterangan:
*) Hapus yang tidak perlu
B. Sistematika Laporan hasil Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
Laporan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah disampaikan dalam
bentuk Telaahan Staf setiap hasil analisis Pemantauan dan Evaluasi, baik secara lapang
dan nonlapang
NOMOR .....
TENTANG
PENETAPAN PETUGAS PELAKSANA VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH TERHADAP
DATA PERTANAHAN DAN TATA RUANG
PADA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI..... *)
TAHUN ANGGARAN .....
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang Tahun Anggaran ..... pada Kantor
Wilayah BPN Provinsi ..... *), perlu untuk menugaskan nama-nama
petugas pelaksana kegiatan dimaksud;
b. Bahwa untuk menugaskan petugas pelaksana sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan dalam dengan Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi ..... *)
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di............
Pada Tanggal .............
.........................
NIP. ...............
Tembusan :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, di Jakarta;
3. Direktur Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu,
di Jakarta.
.........................
NIP. ...............
Pada hari ini, ….. tanggal ….. (.….) bulan ….. tahun …., telah dilaksanakan
pembahasan hasil verifikasi dan klarifikasi dalam rangka penetapan Peta Lahan
Sawah yang Dilindungi di Kabupaten/Kota*) ….., Provinsi *) ..... dengan hasil
sebagai berikut:
A. Deskripsi Objek
1. Kabupaten : …
2. Provinsi : …
3. Luas LBS berdasarkan Kepmen ATR/Ka. BPN No. 686/SK- : … ha
PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019
Luas LBS terkoreksi berdasarkan Surat Kementerian Koordinator : … ha
Bidang Perekonomian Nomor ….. tanggal ….
a. Terdapat Koreksi LBS terhadap nonsawah (punggung bukit, : … ha
semak, vegetasi pohon dll) **)
b. Terdapat perubahan batas administrasi berdasarkan Peraturan : ... ha
Menteri Dalam Negeri/Berita Acara .... *)
4. Luas Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan dalam : … ha
Peraturan Daerah tentang RTRW …../Peraturan Daerah/Peraturan
Bupati/Peraturan Wali Kota tentang RDTR …../Rancangan Peraturan
Daerah tentang RTRW Kabupaten/Kota ….. Tahun …../Rancangan
Peraturan Bupati/Wali Kota tentang RDTR …..*)
5. Luas LSD indikatif sesuai dengan Kawasan Tanaman : … ha
Pangan/Subzona Tanaman Pangan:
a. PSN (sebagai Faktor Pengurang) : … ha
b. Hak Atas Tanah (HAT) nonpertanian (sebagai Faktor : ... ha
Pengurang)
c. Peraturan Daerah Nomor….. Tahun ….. tentang RTRW ... ha
…../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW …..*)
d. Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota Nomor … ha
….. Tahun ..… tentang RDTR …/Rancangan Peraturan
Bupati/Rancangan Peraturan Wali Kota tentang RDTR …..*)
B. Verifikasi Objek
Berdasarkan hasil verifikasi melalui pengolahan data tekstual dan data spasial serta
pemantauan lapangan, dihasilkan kesepakatan dengan rincian sebagai berikut:
1. Terdapat LSD indikatif yang tetap dipertahankan sebagai Peta LSD indikatif seluas …..
ha, dengan rincian sebagai berikut:
a. Terdapat LSD indikatif yang sesuai dengan Kawasan Tanaman Pangan/Subzona
Tanaman Pangan seluas ….. ha.
b. Terdapat LSD indikatif yang tidak sesuai dengan Kawasan Tanaman
Pangan/Subzona Tanaman Pangan yang sepakat untuk tetap dipertahankan sebagai
Peta LSD indikatif, dengan rincian sebagai berikut:
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Permukiman seluas ….. ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Peruntukan Industri seluas …..
ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Hortikultura seluas ….. ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Badan Air seluas ….. ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Pariwisata seluas ….. ha.
(Diisi sesuai dengan kondisi masing-masing daerah)
2. Terdapat LSD indikatif yang diusulkan untuk tidak dapat dipertahankan sebagai Peta
LSD indikatif seluas ….. ha, dengan rincian sebagai berikut:
a. LSD sesuai dengan Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan berupa:
1) PSN ...*) seluas ... ha; dan
2) Hak Atas Tanah (HAT) nonpertanian seluas ... ha.
b. LSD Tidak Sesuai dengan Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan
berupa:
1) LSD indikatif yang di atasnya telah terbit Pertimbangan Teknis Pertanahan seluas
….. ha;
C. Kesepakatan
1. Bahwa berdasarkan poin B.1., maka Pemerintah Kabupaten/Kota*) ….. bersepakat
bahwa luas LSD indikatif yang dipertahankan adalah seluas ….. ha.
2. Bahwa terhadap poin B.1.b terkait kawasan/subzona yang direncanakan sebagai
Kawasan/Subzona non Tanaman Pangan di dalam Peraturan Daerah tentang RTRW
…../Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota tentang RDTR
…../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten/Kota ….. Tahun
…../Rancangan Peraturan Bupati/Wali Kota tentang RDTR …..*), bersepakat bahwa
LSD indikatif tersebut dipertahankan. LSD indikatif tersebut dapat diusulkan
dikeluarkan dari Peta LSD indikatif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. rencana kegiatan atau pembangunan berada pada peruntukan nontanaman pangan
sesuai dengan RTR;
b. terdapat izin/konsesi/KKPR/PTP/Hak Atas Tanah nonpertanian yang diterbitkan
sesuai dengan RTR;
c. terdapat Penetapan Lokasi PSN;
d. terdapat pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
e. terdapat pembangunan Jaringan Infrastruktur yang sesuai dengan RTR;
f. terdapat pembangunan infrastruktur dalam rangka tanggap bencana; dan/atau
g. terdapat kajian dari tim yang terdiri dari unsur pemerintah dan akademisi yang
menyatakan LSD indikatif secara fungsional tidak dapat lagi dipertahankan sebagai
LSD indikatif.
Nama Nama
NIP.
Nama Nama
NIP. NIP.
Pihak … Pihak …
(Nama Jabatan) (Nama Jabatan)
Nama Nama
NIP. NIP.
Keterangan:
*) Hapus yang tidak perlu
**) Jika ada
Catatan:
Berita Acara dilampiri dengan peta dan dokumen pendukung, antara lain:
1. Peta LBS berdasarkan Kepmen ATR/Kepala BPN;
2. Peta LBS terkoreksi berdasarkan Surat Kemenko Perekonomian;
3. laporan analisis hasil identifikasi;
4. Peta LSD indikatif hasil verifikasi; dan
5. dokumen pendukung lainnya.
6 cm
3
4
5
6 cm
28 cm
6
5cm
4 cm
6 cm
8
12 cm
3cm
9
0,7 cm
10
3 cm
8 cm
8 Tanda TNR 24 Tanda tangan pengesahan peta oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Tangan Penertiban Tanah dan Ruang dan Kepala Daerah
Pengesahan
9 Logo dan TNR Bold 23
Nama
Kementerian
ATR/BPN
10 Bingkai 28 x 28 Peta Dasar yang digunakan adalah citra yang digunakan saat di lapang atau
Utama cm sumber lain yang lebih terbaru.
Outline
Batas Administrasi Desa/Kelurahan Hollow width:0,5 204 : 204 : 204
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANTAUAN DAN EVALAUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH INISIATIF PEMERINTAH PADA
KANTOR PUSAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANTAUAN DAN EVALAUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH INISIATIF PEMERINTAH PADA
KANTOR WILAYAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANTAUAN DAN EVALAUASI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH INISIATIF PEMERINTAH PADA
KANTOR PERTANAHAN
Lokasi
No Pemanfaata Peruntukan
Faktor Pengurang Keterangan
Koordina Luas Kel./ n Saat ini RTRW/RDTR
Kec
t (ha/m2) Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
…………………......(5)
……………………..(6)
……………………..(7)
…………………......(5)
……………………..(6)
……………………..(7)
Keterangan :
*) Pilih salah satu
A (Lokasi lahan sawah dengan potensi Alih Fungsi Lahan Sawah tinggi)
B (Lokasi lahan sawah yang sulit dipertahankan fungsinya)
C (Lokasi lahan sawah yang terkena bencana alam)
D (Lokasi Lahan sawah atau lainnya yang menurut pertimbangan pimpinan harus dilakukan pemantauan)
KEPUTUSAN .......................(1)
NOMOR : .................................... (2)
TENTANG
PENETAPAN LOKASI OBJEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH
PADA…………………………………………………………….(3)
TAHUN ......... (4)
……………………………..…… (5)
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di …………..(14)
Pada tanggal ……………(15)
…………..…., (16)
……………………(17)
NIP. …………………. (18)
1.
2.
3.
4.
Ditetapkan di :…………..(24)
Pada tanggal : …………..(25) …
……………………(26)
……………………(27)
NIP. ………………….(28)
Catatan :
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal…..
DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAN
PENERTIBAN TANAH DAN RUANG,
(Tanda Tangan dan Cap Jabatan)
DWI HARIYAWAN S.
NIP. 19650116 199401 1 001
Tembusan:
1. …..;
2. …..;
3. …..’
4. dst….. (diisi sesuai dengan kebutuhan).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH/KEPALA KANTOR
PERTANAHAN TENTANG TIM PEMANTAUAN DAN EVALUASI
ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH.
Ditetapkan di Provinsi/Kabupaten/Kota*)
pada tanggal…..
KEPALA KANTOR WILAYAH/
KEPALA KANTOR PERTANAHAN,
(Tanda Tangan dan Cap Jabatan)
……………...
NIP. ……………………….
Tembusan:
5. …..;
6. …..;
7. …..;
8. dst….. (diisi sesuai dengan kebutuhan).
a. Koordinat :
..................................................................
b. Luas :
........................................(ha)
c. Desa/Kelurahan :
..................................................................
d. Kecamatan :
.................................................................
e. Kabupaten/Kota :
.................................................................
f. Provinsi :
.................................................................
c. Kawasan ..................................................
Luas ........................... (ha/m2)
d. …………………………………………………
….
…………………………………………………
…
4.
Pemanfaatan HAT Nonpertanian atas Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Nonpertanian/Hak
Milik Nonpertanian*)
a. Nomor dan Tanggal terbit : ...........................................................................
Sertipikat HAT ...........................................................................
...............................................................
b. Penggunaan tanah sesuai SK
: ....................................................................
pemberian Hak Atas Tanah
c. Penggunaan tanah saat ini : ....................................................................
d. Luas lahan yang beralih fungsi : .......................................... (ha/m2)
e. Jumlah bidang tanah yang beralih
: ..................................... (bidang)
fungsi
f. Lainnya : ..........................................................................
..................................................................
a. Koordinat :
..................................................................
b. Luas :
................................................... ha/m2 *)
c. Desa/Kelurahan :
..................................................................
d. Kecamatan :
.................................................................
e. Kabupaten/Kota :
.................................................................
f. Provinsi :
.................................................................
2.
Pemilikan Tanah Yang Akan Beralih Fungsi (5)
a. Jenis dan No. Hak atas Tanah :
.............................................................
b. Tanggal terbit Sertipikat Hak Atas :
............................................................
Tanah
c. Lainnya, sebutkan : ......................................................................
......................................................................
Nama................................................
Nama……………………………………
NIP......................................................
…
Catatan: (13)
a. Format Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi terhadap Lahan Sawah yang Dilindungi
Jenis
No Unsur Peta Font Ukuran Keterangan dan Contoh
Tulisan
1 Kop Peta TNR 6 - Berisikan unit kerja pihak yang melakukan
pemantauan dan evaluasi beserta alamat
kantor.
2 Judul Peta TNR 7 - Berisikan judul studi kasus objek
(Bold) pemantauan dan evaluasi (contoh: nama
PT, nama pemohon, dll).
- Skala menyesuaikan luas area objek
pemantauan dan evaluasi.
Kompas Esri 36
North
85
Skala Angka TNR 5 Skala 1 : 7.000 (angka mengikuti
penampakan seluruh objek)
15.000 7.500 0 15.000 30.000 45.000 60.000
(Satuan Meter)
3 Proyeksi TNR 6 Nama Proyeksi Pemetaan
Kabupaten/Kota TNR 6 Nama Kabupaten/Kota
Provinsi TNR 6 Nama Provinsi
4 Batas
Administrasi
Kabupaten
5 Inset Peta TNR 6 Berisikan Objek Pemantauan dan Evaluasi
Terhadap Batas Administrasi Kabupaten.
Contoh:
Sumber:
1. Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi
2. Peta Daerah Irigasi, Permen PU Nomor 14
Tahun 2015
3. .........
11 Bingkai Utama 20 x Peta Dasar yang digunakan adalah citra yang
18 cm digunakan saat di lapang atau sumber lain
yang lebih terbaru.
Keterangan
Informasi Utama Simbol (Warna (R : G : B) atau
Simbol Lain)
Delineasi Objek Pemantauan dan Outline
Evaluasi 255 : 255 : 0
Ketebalan: 1
Di dalam Lahan Sawah yang Fill
Dilindungi 10% Simple Hatch
85 : 255 : 0
Di luar Lahan Sawah yang Outline
Dilindungi 0:0:0
Ketebalan: 2
Fill
240 : 180 : 65
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Guna Usaha
Fill
190 : 190 : 95
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Guna Bangunan
Fill
190 : 205 : 225
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Pakai
Fill
110 : 180 : 95
Fill
190 : 100 : 165
Outline
110 : 110 : 110
Hak Milik Satuan Rumah Ketebalan: 1
Susun
Fill
200 : 100 : 70
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Hak Wakaf
Fill
85 : 115 : 180
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Tanah Adat
Fill
105 : 220 : 235
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Belum Terdaftar
Fill
130 : 135 : 140
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Peruntukan Tanaman Pangan
Fill
136 : 168 : 47
Outline
110 : 110 : 110
Peruntukan Non Tanaman Pangan
Ketebalan: 1
Fill
Fill
Di dalam Kawasan Hutan
38 : 115 : 0
Fill
Di luar Kawasan Hutan
211 : 255 : 190
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Daerah Irigasi Kewenangan Pusat
Fill
0 : 92 : 230
Outline
110 : 110 : 110
Daerah Irigasi Kewenangan Ketebalan: 1
Provinsi
Fill
0 : 197 : 255
Outline
110 : 110 : 110
Daerah Irigasi Kewenangan Ketebalan: 1
Kabupaten
Fill
190 : 230 : 250
Outline
110 : 110 : 110
Ketebalan: 1
Tidak Beririgasi
Fill
200 : `100 : 70
Outline
110 : 110 : 110
Lahan Diperbolehkan Perubahan Ketebalan: 1
Penggunaan Tanah
Fill
255 : 0 : 0
Outline
110 : 110 : 110
Lahan Diperbolehkan Perubahan
Ketebalan: 1
Penggunaan Tanah Bersyarat
Fill
255 : 190 : 232
TELAAHAN STAF
TENTANG
HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI
ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH
ATAS NAMA ...................................... (1)
YANG TERLETAK DI DESA …………………(2), KECAMATAN ……………(3),
KABUPATEN/KOTA ………….(4), PROVINSI ……….(5)
Telaah staf ini adalah dokumen hasil monitoring dan evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
atas inisiatif pemerintah dan atau dalam rangka menindaklanjuti permohonan, dan atau
pengaduan Alih Fungsi Lahan Sawah. yang dilaksanakan oleh pelaksana pemantauan
dan evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah pada ………….(6). Hasil analisis dalam telaah
staf ini menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun usulan rekomendasi Alih Fungsi
Lahan Sawah sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
a. Koordinat : ................................................LS
……………………………….…BT
b. Luas : ........................................ha/m2*)
c. Desa/Kelurahan : ......................................................
d. Kecamatan : ......................................................
d. Kabupaten/Kota : ......................................................
e. Provinsi : ......................................................
6. Berdasarkan kepemilikan tanah sebagaimana data dalam KKP dan atau dokumen
alas hak obyek yang terlampir, bahwa obyek pemantauan telah terdaftar
sebagaian/seluruhnya/ Pada lahan yang terletak di ............. dan ............. dengan
kondisi eksisting berupa ............ dikuasai .................. (seluruhnya/sebagian) oleh
................. Berdasarkan hasil identifikasi lahan di sekitar lokasi objek pemantauan
dan evaluasi sebagian besar lahan dikuasai oleh ............. Terdapat .... bidang
tanah di sekitar objek pemantauan dan evaluasi yang dikuasai oleh ......... yang
merupakan ......... . (12)
7. Lahan seluas ... hektare telah terdaftar dan terbit sertifikat ....... atas nama .......
dengan nomor ...... Terdapat permasalahan kepemilikan berupa .... (13)
10. Terjadi perubahan harga lahan di lokasi sekitar objek pemantauan, dari semula
............... menjadi ................. Perubahan harga lahan diakibatkan oleh
...................... (16).
V. HASIL EVALUASI
1. Bahwa lahan yang dimohon oleh ......................... seluas ..... hektare berada pada
Lahan Sawah yang Dilindungi seluas ± ..... hektare, yang kondisi saat ini di
lapangan berupa ........... . Lahan tersebut termasuk ke dalam Daerah Irigasi
Kewenangan ............ seluas ........... hektare (tidak termasuk ke dalam Daerah
Irigasi Premium); (19)
2. Berdasarkan hasil analisa pada lahan ............. dengan pola ruang dalam Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota..................... Nomor .............. tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nomor Tahun .............. menunjukkan bahwa lahan yang dimohon
terletak di Kawasan ................. dan tidak termasuk/masuk ke dalam Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan. (20)
3. dan sebagainya.
Nama................................................
NIP......................................................
3.
Nama................................................
NIP....................................................
MEMUTUSKAN:
Keterangan:
*) Hapus yang tidak perlu