Kepada Yth.
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Se - Indonesia
di-
Tempat
Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Laban Sawab baik di
Kantor Pertanahan, di Kantor Wilayab Badan Pertanahan Nasional, dan di Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanaban Nasional, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
I. Dalam rangka rnemenuhi dan menjaga ketersediaan laban sawab untuk rnendukung
kebutuhan pangan nasional telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tabun 2019
tentang Pengendalian Alih Fungsi Laban Sawah, sehingga kegiatan Pengendalian Alih
Fungsi Laban Sawab mengacu pada Peraturan Presiden tersebut;
2. Untuk pelaksanaan Pengendalian Alih Fungsi Laban Sawah Tabun 2020, terlampir
petunjuk teknis yang menjadi pedornan pelaksanaan kegiatan tabun 2020, yang rneliputi:
1. Penetapan, pemantauan dan penertiban terhadap alih fungsi lahan sawab yang
dilindungi paling tidak dilakukan untuk 8 Provinsi, berikut Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi D.I.
Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
ii. Kegiatan Kendali Mutu Verifikasi Data Laban Sawab oleh Bidang/Seksi Penanganan
Masalah dan Pengendalian Pertanahan pada Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi
Kalirnantan Timur, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi
Tengab, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Papua, dan
Provinsi Papua Barat;
m. Klarifikasi Hasil Verifikasi Laban Sawah bahkan sampai penetapan dilakukan untuk
12 Provinsi, berikut Provinsi Aceh, Provinsi Surnatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi
Kepulauan Riau, Provinsi Jarnbi, Provinsi Surnatera Selatan, Provinsi Bengkulu,
Provinsi Lampung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat,
Provinsi Kalimantan Selatan, dan Provinsi Sulawesi Selatan·
'
Demikian untuk dilaksanakan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
dalian Pemanfaatan
aan Tanab,
,MURP
2 I 001
Tembusan :
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanaban Nasional
KATA PENGANTAR
Laju alih fungsi lahan sawah menjadi tanah non pertanian semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Untuk mengendalikan alih fungsi tersebut, atas prakarsa
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Sadan Pertanahan
Nasional telah terbit Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2019
tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah. Peraturan
Presiden ini akan menjadi payung hukum pelaksanaan
pengendalian alih fungsi lahan sawah yang merupakan kerja
Tim Terpadu yang dikoordinir oleh Menteri Koordinator
Sidang Perekonomian dan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Sadan Pertanahan Nasional sebagai Ketua
Harian.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/SPN melalui fungsi
yang ada dalam Direktorat Jenderal Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah (PPRPT) mempunyai tugas dalam
pengendalian alih fungsi lahan sawah yaitu: (1) menyiapkan data lahan sawah
yang terverifikasi terhadap data pertanahan dan tata ruang; (2) menyiapkan data
penetapan Peta Lahan Sawah Dilindungi yang telah terklarifikasi ke Pemerintah
Daerah setempat; (3) melakukan pengendalian integrasi Lahan Sawah Dilindungi
ke dalam RTRW; (4) melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap alih fungsi
yang terjadi pada Lahan Sawah Dilindungi maupun Lahan Pertanian Pangan
Serkelanjutan; dan (5) melakukan penertiban terhadap pelanggaran alih fungsi
lahan sawah.
Untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan
sawah terse but, maka perlu disusun petunjuk teknis yang mengatur lebih lanjut
mengenai pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan
sawah, baik yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah Sadan
Pertanahan Nasional, maupun Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah Kementerian ATR/SPN.
Semoga Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi upaya kita dalam mengemban
tugas pengendalian alih fungsi lahan sawah, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberkati semua niat baik dan upaya nyata yang kita lakukan untuk
kemajuan bangsa dan negara.
~
Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP.
NIP. 19651015 199102 1 001
A. Latar Belakang
1. Umum
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) telah lebih dari satu
dekade diundangkan namun masih belum terasa dampaknya. Hal
yang menjadi salah satu penyebab adalah sebagian besar
Pemerintah Daerah belum menetapkan Peraturan Daerah (Perda)
tentang LP2B sehingga alih fungsi lahan pertanian pangan
khususnya sawah menjadi non sawah semakin meningkat dengan
pesat dari tahun ke tahun. Hal ini berpotensi dapat mempengaruhi
produksi padi nasional dan mengancam ketahanan pangan nasional.
Dalam rangka mengendalikan alih fungsi lahan sawah
diperlukan adanya upaya dan kebijakan yang mendasar dari
Pemerintah baik di Pusat dan Daerah agar perlindungan LP2B
menjadi semakin efektif. Oleh karena itu, pada tanggal 6 September
2019 telah ditetapkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 59 Tahun
2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah. Pengendalian
alih fungsi lahan sawah merupakan salah satu strategi peningkatan
kapasitas produksi padi dalam negeri, sehingga perlu dilakukan
percepatan penetapan peta lahan sawah yang dilindungi dan
pengendalian alih fungsi lahan sawah sebagai program strategis
nasional. Sedangkan tujuan dari Perpres ini adalah:
a. Mempercepat penetapan peta Lahan Sawah yang
dilindungi dalam rangka memenuhi dan menjaga
ketersediaan lahan sawah untuk mendukung kebutuhan
pangan nasional;
b. Mengendalikan alih fungsi lahan sawah yang semakin
pesat;
c. Memberdayakan petani untuk menekan terjadinya alih
fungsi lahan sawah; dan
C. Pengertian
1. Lahan Sawah adalah lahan usaha tani yang secara fisik
permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, sehingga
dapat ditanami padi dengan sistem genangan dan
palawija/tanaman pangan lainnya;
2. Alih fungsi Lahan Sawah adalah perubahan fungsi lahan sawah
menjadi bukan lahan sawah baik secara tetap maupun sementara;
3. Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah adalah serangkaian
kegiatan yang dimaksudkan untuk mengendalikan perubahan
Lahan Sawah menjadi bukan Lahan Sawah baik secara tetap
maupun sementara;
4. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan
pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan
secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi
kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional;
Identifikasi Lahan
Kendali Mutu
Verifikasi Lahan Inventarisasi Data Inventarisasi Data Sawah dalam
Kendali Mutu Kendali Mutu Inventarisasi
Sawah Lahan Sawah Lahan Sawah Rencanan Tata
Lahan Sawah
Ruang
Identifikasi Data
Identifikasi Pemantauan & Identifikasi Inventarisasi Data Lahan Sawah
terhadap data Evaluasi Alih Terhadap Data Pertanian di atas terhadap Data
pertanahan dan Fungsi Lahan Pertanahan dan Lahan Sawah Pertanahan dan
RTRW Kab/kota Sawah RTRW Provinsi Tata Ruang
Klarifikasi hasil
Koordinasi Data Verifikasi Lahan
Lahan Baku Sawah terhadap
Sawah Data Pertanahan
dan Tata Ruang
Penyiapan Data
Penetapan Lahan
Sawah Dilindungi
Gambar 2 Bagan Alur Koordinasi Pelaksanaan Verifikasi Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan
Keterangan:
= dapat dilakukan
o = dilakukan setelah ada penetapan Lahan Sawah Dilindungi
A. Pelaksana
Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kantor
Pertanahan dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Seksi Penanganan
Masalah dan Pengendalian Pertanahan. Dalam hal terbatasnya sumber
daya manusia, pelaksanaan kegiatan pengendalian alih fungsi lahan
sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf dari
seksi/sub bagian yang lain sesuai kebutuhan dan berdasarkan kebijakan
pimpinan.
B. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah yang dikoordinasikan oleh Seksi Penanganan Masalah
dan Pengendalian Pertanahan. Rapat persiapan ini bersifat internal
Kantor Pertanahan untuk membahas hal-hal seperti jadwal
pelaksanaan kegiatan, petugas pelaksana, dan koordinasi data;
2. Penyiapan Surat Menyurat dan Alat Penunjang kegiatan. Hal yang
dapat dilakukan diantaranya adalah :
a. Pembuatan Surat Keputusan (SK) atau Surat Penugasan
pelaksanaan kegiatan;
b. Penyiapan alat-alat survey seperti GPS handheld dan atau
sejenisnya;
c. Penyiapan komputer/laptop yang terinstall aplikasi ArcGis untuk
pengolahan data;
d. Penyiapan data tektual dan spasial lahan sawah dan data
pertanahan.
a. Tahap Persiapan
e) Terdapat jenis dari PTP pada jendela kiri yaitu: Izin Lokasi;
Penetapan Lokasi; dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah.
Provinsi : .......
Kabupaten : .......
Jumlah Peta Kerja : ........ blad
Jumlah sampel (10% x Luas LBS) : ........ lokasi
No. Nomor Peta Kerja Keterangan
blad Skala Toponimi Batas Sistem Data
1:5000 Wilayah Koordinat Pertanahan
1) 2) 2) 2) 3) 2)
1. 10
2. 11 x Sistem
Koordinat
tidak
seragam
3.
4.
5.
dst
b. Tahap Pelaksanaan
Data Pertanahan2)
1. Desa
2. Kecamatan Keterangan3)
3. Koordinat
Nama 4. Nomor Hak
No.
Pemilik1) 5. Luas (m2)
Alih Fungsi
Sawah PTP Terindikasi HAT
Tanpa Izin
1. Bojong Gede
Sawah berigasi
2. Sukabumi
teknis, tanam 2x
3. (9174461,
1 Rahmat - - - dalam 1 tahun,
858837)
selingan tanaman
4. HM110
jagung
5. 120
.
2. 19.450
Hasil Deliniasi Inventarisasi Lahan Sawah
a. Survey Lapang
b. Deliniasi Citra Google Earth
c. Sumber Informasi Penyuluh/lainnya
Faktor Pengurang
3. Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)
(di atas LBS)
PTP Tahun 2017 s.d. 2020 20
4. Hak Atas Tanah non Pertanian
(di atas LBS)
a. Hak Guna Bangunan 13
b. Hak Pakai 22
c. Hak Pengelolaan 90
JUMLAH PENGURANGAN
(penjumlahan 3 s.d. 8)
6.126
Faktor Penambah
9. Cetak Sawah Baru 100
Rekap data luas sawah eksisting dan alih fungsi lahan sawah
terhadap data sawah yang hasil delineasi dan hasil survey
lapang.
Spesifikasi
Tipologi Alat Jumlah Tidak Keterangan
Sesuai
Sesuai
Mengecek • Komputer/ ………………
…5….. …… ……
kelengkapan Laptop …
alat ………………
• GPS Handheld …5….. …… ……
…
..... Arc.GIS
10.3
• Aplikasi GIS …5….. …… ……
……...............
....
• Kamera ………………
…5….. …… ……
Dokumentasi …
a. Persiapan
Alat dan bahan yang disiapkan untuk pemantauan lapangan
ini diantaranya adalah:
1) GPS handheld;
2) Kamera dokumentasi;
3) Peta RTRW/RDTR;
4) Peta Pertimbangan Teknis Pertanahan;
5) Peta Penggunaan Tanah;
6) Peta Kemampuan Tanah;
7) Peta cetak sawah baru.
b. Pelaksanaan
Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi adalah:
1) Alih fungsi lahan sawah pada Kawasan Pertanian/Kawasan
Pertanian Tanaman Pangan
Hal yang dilakukan yaitu:
a) Mengidentifikasi lahan sawah yang beralih fungsi menjadi
non pertanian pada Kawasan Pertanian/ Kawasan
Pertanian Tanaman Pangan menurut RTRW/RDTR;
Contoh :
PTP Letak Tanah Pemanfaatan
Nama Perun- Ket
No. IL Luas Koord Desa Kec Kab saat ini
Pemilik tukkan
No
1 Bambang 12/ 500 Kawasan (9174461 Babakan Ciampea Sukabumi Rumah
2019 m2 Permuki- , 858837) Tinggal
man (9174472
, 858844)
c. Hasil
1) Daftar Inventarisasi Alih Fungsi Lahan Sawah pada
Kawasan Pertanian disertai analisa dan saran;
2) Daftar Inventarisasi Kesesuaian Lahan Sawah dengan
Rencana Tata Ruang disertai analisa dan saran ;
3) Daftar Pemantauan dan Evaluasi Pertimbangan Teknis
Pertanahan dan Hak Atas Tanah disertai analisa dan saran;
4) Daftar Cetak Sawah Baru disertai analisa dan saran.
5) Hasil
Hasil dari Pengendalian Pemantauan dan Evaluasi ini
berupa daftar inventarisasi alih fungsi Lahan Sawah yang
Dilindungi disertai analisa dan saran. Daftar inventarisasi
dimaksud, dituangkan dalam tabel sebagai berikut:
a. Persiapan
Bahan yang disiapkan untuk Pengendalian Integrasi LSD ini
diantaranya adalah:
1) Data tekstual dan Spasial Lahan Baku Sawah;
2) Data tekstual dan Spasial Lahan Sawah yang Dilindungi;
3) Data tekstual dan spasial Hasil Verifikasi Lahan Sawah;
...
...
dst
D. Anggaran
Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan pengendalian alih
fungsi lahan sawah di Kantor Pertanahan disesuaikan dengan
Petunjuk Teknis dan atau kebutuhan dalam alokasi Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada tahun berjalan dan/atau sumber
pendanaan lain sesuai ketetuan yang berlaku.
A. Pelaksana
Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kantor
Wilayah BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang
Penanganan Masalah dan Pengendalian Pertanahan. Dalam hal
terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan
pengendalian alih fungsi lahan sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli,
konsultan atau staf dari bidang/bagian yang lain berdasarkan
kebijakan pimpinan.
B. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah yang dikoordinasikan oleh Bidang Penanganan
Masalah dan Pengendalian Pertanahan;
2. Penyiapan Surat Keputusan Petugas Pelaksana yang ditanda
tangani oleh Kepala Kantor Wilayah BPN, dengan contoh
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 1.
C. Penyiapan Data
Data yang disiapkan untuk kegiatan Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah di Kanwil BPN Terdiri dari:
1. Peta Lahan Baku Sawah Provinsi
2. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
3. Data tekstual dan spasial Proyek Strategis Nasional (PSN)
4. Data tekstual dan spasial Hak Atas Tanah non Pertanian
5. Data tekstual dan spasial Pertimbangan Teknis Pertanahan (Izin
Lokasi, Izin Perubahan Penggunaan Tanah,Penetapan Lokasi)
6. Data pendukung lainnya.
...
Dst
E. Anggaran
Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan pengendalian alih
fungsi lahan sawah di Kantor Wilayah BPN disesuaikan dengan
Petunjuk Teknis dan atau kebutuhan dalam DIPA pada tahun berjalan
dan/atau sumber pendanaan lain sesuai ketetuan yang berlaku.
A. Pelaksana
Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kementerian
ATR/BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktorat
Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan, Direktorat Jenderal
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah. Dalam hal
terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan
pengendalian alih fungsi lahan sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli,
konsultan, dan unsur direktorat teknis lain yang terkait.
B. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah yang dikoordinasikan oleh Direktorat Pengendalian
dan Pemantauan Pertanahan;
2. Penyiapan surat tugas, undangan, dan naskah dinas lainnya yang
ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah.
C. Pelaksanaan
Pengendalian alih fungsi lahan sawah di Kementerian ATR/BPN
dilaksanakan dengan beberapa kegiatan yaitu:
1. Pembinaan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
a. Penyiapan Administrasi dan Bahan Pelaksanaan Kegiatan
Penyiapan administrasi dan Bahan Pelaksanaan Kegiatan
dilaksanakan melalui:
1) Rapat koordinasi, dalam rangka penyamaan persepsi,
perencanaan, penentuan prioritas dan hal-hal lain yang
D. Anggaran
Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan pengendalian alih
fungsi lahan sawah di Direktorat Pengendalian dan Pemantauan
Pertanahan disesuaikan dengan Petunjuk Teknis dan atau kebutuhan
dalam alokasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada tahun
berjalan dan/atau sumber pendanaan lain sesuai ketetuan yang
berlaku.
A. Susunan Laporan
Laporan hasil Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah dibuat
dengan susunan sebagai berikut:
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Gambaran Umum Wilayah
B. Data Lahan Sawah
C. Gambaran Alih Fungsi Lahan Sawah
BAB III PELAKSANAAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH
A. Pengumpulan Data
B. Pelaksanaan dan Pengolahan Data
C. Hambatan, Kendala dan Masalah dan Penyelesaiannya
BAB IV HASIL DAN ANALISA
2. KATA PENGANTAR
Kata pengantar, berisi uraian tentang tujuan penulisan laporan,
pelaksanaan, lokasi serta permintaan masukan dan ucapan terima
kasih. Kata pengantar ditandatangani oleh pimpinan satuan kerja
pelaksana kegiatan.
4. PENDAHULUAN
Berisi uraian singkat tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
tahapan kegiatan, serta keluaran yang dicapai dalam kegiatan
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.
a. Latar Belakang
Uraian singkat tentang pentingnya pengendalian alih fungsi
lahan sawah dan mengapa kegiatan pengendalian tersebut
dilakukan
b. Maksud dan Tujuan
Menguraikan tentang maksud dan tujuan kegiatan Pengendalian
Alih Fungsi Lahan Sawah
NOMOR .....
TENTANG
PENETAPAN PETUGAS PELAKSANA KEGIATAN PENGENDALIAN ALIH
FUNGSI LAHAN SAWAH PADA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI..... *)
TAHUN ANGGARAN .....
Ditetapkan di............
Pada Tanggal .............
KEPALA KANTOR
WILAYAH BPN
PROVINSI ............. *)
.........................
NIP. ...............
Tembusan :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
Tanah;
3. DirekturPengendaliandanPemantauanPertanahan
4. Arsip.
KEPALA KANTOR
WILAYAH BPN
PROVINSI............. *)
.........................
NIP. ...............
28 cm
3 cm
2
3
4 cm 4
5
2 cm 6
7
4 cm
28 cm
12 cm
3 cm
9
0,7 cm
10
3 Judul Peta TNR Bold 10 PETA VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH TERHADAP DATA PERTANAHAN
Ç
4 Kompas ESRI 37
North
5 Skala TNR 8 Skala 1 : 158.000 (angka mengikuti penampakan peta seluruh
Kabupaten/Kota)
15.000 7.500 0 15.000 30.000 45.000 60.000
7 Inset TNR 10 Berisikan Peta Inset Batas Administrasi Kabupaten terhadap Batas
Petunjuk Administrasi Provinsi dengan warna Merah Tuskan (R 168 G 0 B 0)
Lokasi
3 cm
8 cm
Contoh
Sumber:
1. Peta Lahan Sawah Baku, Kementerian ATR/BPN Tahun 2018
2. Peta Pertanahan, Kantor Pertanahan Tahun 1990 s/d 2018
3. Peta Batas Administrasi, Kementerian ATR/BPN Tahun 2010
4. Peta Dasar Open Street Map ESRI Tahun 2018
10 Bingkai 28 x 28 Peta Dasar yang digunakan adalah citra yang digunakan saat di lapang atau
Utama cm sumber lain yang lebih terbaru.
Keterangan:
Contoh:
PETA KENDALI MUTU HASIL VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH
TERHADAP DATA PERTANAHAN
(TITIK 1)
Ç
4 Kompas ESRI North 37
7 Inset Petunjuk TNR 10 Berisikan Peta Inset Batas Administrasi Kabupaten terhadap Batas
Lokasi Administrasi Provinsi dengan warna Merah Tuskan (R 168 G 0 B 0)
3 cm
8 cm
8 Legenda
• Judul TNR 10 Berisikan seluruh informasi yang tertera pada Bingkai Utama
• Isi TNR 7 (Main Frame)
9 Sumber TNR 8 Sumber:
1. Sumber Data Lahan Sawah ....................................... (Tahun)
2. Sumber Data Pertanahan (Faktor Pengurang/Penambah) (Tahun)
3. Sumber Batas Administrasi ....................................... (Tahun)
4. Sumber Peta Dasar............................................ (Tahun)
Contoh
Sumber:
1. Peta Lahan Sawah Baku, Kementerian ATR/BPN Tahun 2018
2. Peta Pertanahan, Kantor Pertanahan Tahun 1990 s/d 2018
3. Peta Batas Administrasi, Kementerian ATR/BPN Tahun 2010
4. Peta Dasar Open Street Map ESRI Tahun 2018
10 Bingkai Utama 28 x 28 Peta Dasar yang digunakan adalah citra yang digunakan saat di
cm lapang atau sumber lain yang lebih terbaru.
Pelabuhan
n
| 255 : 255 : 255