DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
PEMBANGUNAN PERUMAHAN OLEH PT. ASABA JAYA GEMILANG
A. Identitas Pemrakarsa
1 Nama Pemrakarsa : PT. ASABA JAYA GEMILANG
2 Penanggung Jawab : Kasim Bahrum
Jl. Taman Surya 2 Blok B-5/18, RT.002/015 Kel.
3 Alamat Pemrakarsa : Pagadungan, Kalideres, Jakarta Barat
1
a. Luas lahan lebih kurang 4.265 m2 (SHM terlampir)
b. Jenis atau tipe rumah yang akan dibangun antara lain: (1) tipe 36 sebanyak 40 unit,
(2) tipe 45 sebanyak 10 unit, dan tipe 55 sebanyak 10 unit.
c. Fasilitas pendukung yaitu tempat ibadah/mushola, dan RTH privat
d. Rencana sumber air baku yang akan digunakan adalah penggunaan air tanah (sumur
bor) untuk setiap unit rumah.
e. Sumber energi berasal dari PLN dengan kapasitas masing-masing 900 Watt untuk
tipe 36 dan 1.300 Watt untuk tipe 45 dan 55.
4. Garis besar komponen rencana usaha dan/atau kegiatan
a. Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang
Peruntukan ruang lokasi pembangunan perumahan yang terletak di Jalan Teuku
Umar, Dusun Air Bakung, Desa Air Ruai berdasarkan pada Surat Advice Planning
yang dikeluarkan oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Pemerintah Daerah Kabupaten
Belitung No.050/1539/BAPPEDA/2014, maka lokasi rencana kegiatan pembangunan
perumahan tersebut dapat direkomendasikan karena termasuk ke dalam kawasan
pemukiman perkotaan (Advice Planning terlampir). Berdasarkan surat tersebut yang
mengacu pada Lampiran Peraturan Daerah No. 01 Tahun 2013 mengenai Arahan
Peraturan Budidaya di RT/RW khusus untuk Kawasan Pertanian Lahan Kering untuk
kegiatan perumahan adalah penggunaan lahan Terbatas. Pembatasan dapat berupa
standar pembangunan minimum, pembatasan kegiatan, atau peraturan tambahan
lainnya diatur lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata Ruang atau Peraturan Zonasi.
b. Uraian mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan
1) Tahap pra-konstruksi
a) Survey kelayakan
Studi kelayakan dimaksudkan untuk mempelajari dan menganalisis usaha
secara teknis dan ekonomis. Pada kegiatan studi kelayakan teknis bertujuan
untuk menentukan lokasi dan mencocokkan kesesuaian lahan untuk keperluan
desain rumah, penataan tata letak bangunan serta lansekap. Selain itu, studi
kelayakan ekonomis dilakukan dengan menganalisa biaya-biaya investasi
dengan keuntungan yang akan didapat.
b) Pengurusan izin
Proses perizinan dilakukan untuk melengkapi berkas dan administrasi awal
yang harus dibuat sebelum pelaksanaan pembangunan. Perizinan yang sedang
dan akan diselesaikan akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Belitung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2
c) Pemasaran dan pemesanan unit rumah
Pada proses ini dilakukan upaya pemasaran unit rumah kepada calon pembeli
atau konsumen melalui brosur-brosur yang dibagikan kepada masyarakat.
Pemasaran juga dilakukan melalui media cetak dan elektronik. Pemasaran ini
ditujukan kepada siapa saja yang ingin memliki rumah dengan syarat dan
ketentuan yang ditentukan oleh pemrakarsa dan bank yang membiayainya.
2) Tahap konstruksi
a) Penerimaan tenaga kerja (konstruksi)
Penerimaan tenaga kerja selama tahap konstruksi dibutuhkan dalam proses
pembangunan perumahan. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan
kontruksi lebih kurang 14 orang yang ditunjuk oleh pemrakarsa yang terdiri
atas tenaga kerja terampil (tenaga teknik sipil, arsitektur, listrik, dan
mesin/komisioning) dan non terampil (buruh/tenaga lapangan) seperti yang
disajikan pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi
No Jenis Kualifikasi Jumlah (orang) Sumber Rekrutmen
1. Penanggung Jawab S1/SMA 1 Lokal
2. Supervisor/Mandor S1/SMA 1 Lokal
3. Teknik Sipil S1/DIII 1 Lokal
4. Mekanik DIII/SMK 2 Lokal
5. Listrik DIII/SMK 2 Lokal
6. Komisioning DIII/SMK 1 Lokal
7. Buruh/Tenaga Lapangan SMA/SMP 6 Lokal
Jumlah 14
Sumber : Data PT. Asaba Jaya Gemilang (2014)
3
sesuai dengan kebutuhan kontraktor. Material yang diangkut berasal dari
wilayah Kecamatan Tanjungpandan dan sekitarnya. Akses jalan ke lokasi
akan melalui jalan utama yaitu Jl. Teuku Umar dan sekitarnya.
Material/bahan yang diangkut berupa pasir, batu kali/granit, batu belah,
batako, marmer/ulin, semen, kayu, baja ringan, rangka alumunium, keramik,
genteng, pipa, kaca, kayu, konblok, closet, dan lain-lain.
c) Penyiapan dan pematangan lahan
Proses penyiapan lahan untuk lokasi rencana pengembangan perumahan
terdiri dari pembersihaan dan pematangan lahan. Lokasi perumahan tersebut
merupakan lahan semak belukar, di mana kegiatan penyiapan lahan dilakukan
dengan membersihkan lahan dari bekas-bekas tanaman di sekitar lokasi
kegiatan. Selanjutnya dilakukan pematangan lahan dengan pengurukan, dan
perataan untuk kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pembangunan jalan,
saluran drainase, dan struktur bangunan rumah.
d) Pembangunan unit rumah dan fasilitas penunjang
Pembangunan rumah dan fasilitas penunjang lainnya dlakukan secara
bertahap tergantung dari kebutuhan pemesan atau konsumen. Kegiatan
pembangunan rumah diawali dari pemasangan pondasi, dan kerangka
bangunan untuk kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dinding (slope),
pemasangan atap, pembuatan lantai, instalasi listrik dan sanitari, serta dan
pembangunan fasilitas penunjang lain antara lain jaringan jalan, sistem
drainase, mushola, taman/area hijau, pos satpam, dan IPAL.
e) Pemutusan hubungan kerja
Setelah pembangunan perumahan dan fasilitas pendukungnya akan ada
pemutusan tenaga kerja. Ketentuan mengenai pemutusan tenaga kerja terlebih
dahulu akan disampaikan pada saat penerimaan tenaga kerja pada tahap
konstruksi guna menghindari keresahan/konflik sosial pada saat pemutusan
hubungan kerja. Ketentuan mengenai pengurangan tenaga kerja ini mengacu
pada peraturan ketenaga kerjaan yang berlaku.
3) Tahap operasi
Pengelolaan perumahan akan dilakukan dengan sistem jual lepas antara
pemrakarsa selaku pengembang perumahan PT. Asaba Jaya Gemilang dan
konsumen pemilik unit rumah. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap operasi
di antaranya:
a) Penggunaan air bersih
Penggunaan air untuk perumahan jumlahnya cukup banyak yang digunakan
untuk keperluan domestik, antara lain mencuci, memasak, dan sebagainya.
Sumber air bersih berasal dari air tanah atau sumur bor dengan estimasi
4
penggunaan air sekitar 130 liter/orang/hari. Masing-masing kavling rumah
disediakan sumur bor dan pompa. Adapun total volume penggunaan air
bersih perumahan tertera pada tabel 3 berikut :
Tabel 3. Estimasi Penggunaan Air
No Penggunaan Air Volume (liter/orang/hari)* Total (liter/hari)
1. Rumah (4jiwa/rumah) 86,41 31200
Total 31200
Keterangan: * SNI, Dep PU (1997)
6
kenaikan harga tanah dan lahan milik masyarakat di sekitar lokasi perumahan.
Dampak-dampak tersebut akan menimbulkan dampak positif di kalangan
masyarakat sekitar. Dampak tersebut tergolong dampak potensial dan positif
serta berlangsung sementara selama tahapan kontruksi berlangsung.
b. Tahap konstruksi
1) Penurunan kualitas udara
a) Sumber dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material,
penyiapan dan pematangan lahan.
b) Jenis dampak
Jenis dampak adalah penurunan kualitas udara ambien.
c) Besaran dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material, penyiapan dan pematangan lahan
pada saat pembangunan unit rumah serta fasilitas penunjangnya diperkirakan
akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara. Besaran
dampak penurunan kualitas udara terutama terjadi pada peningkatan
konsentrasi gas CO dan debu (TSP). Dampak tersebut tergolong dampak
potensial dan negatif serta berlangsung sementara selama tahap kontruksi.
2) Peningkatan kebisingan
a) Sumber dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material,
penyiapan lahan, dan pembangunan unit rumah serta fasilitas penunjangnya.
b) Jenis dampak
Jenis dampak adalah peningkatan kebisingan.
c) Besaran dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material, penyiapan lahan dan
pembangunan unit dengan pengoperasian kendaraan pengangkut, alat 9 UKL-
UPL Pembangunan Perumahan PT. Asaba Jaya Gemilang berat dan mesin
peralatan diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan
kebisingan. Besaran dampak terjadi pada peningkatan suara bising dengan
BML sebesar 55 dBA untuk kawasan pemukiman. Dampak tersebut
tergolong dampak potensial dan negatif serta berlangsung sementara.
c. Tahap Operasi
1) Penurunan kuantitas air tanah
a) Sumber dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengambilan air tanah (sumur bor)
untuk kebutuhan domestik perumahan.
7
b) Jenis dampak
Jenis dampak adalah penurunan kuantitas air tanah
c) Besaran dampak
Pada saat berlangsungnya kegiatan operasional perumahan akan dilakukan
pengambilan air tanah. Total jumlah air tanah yang diambil dari sumur bor
sebanyak 31.200 liter/hari. Dampak tersebut tergolong dampak potensial dan
negatif serta berlangsung selama tahap operasi berlangsung.
2) Peningkatan limbah padat
a) Sumber dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengoperasian dan pengelolaan
perumahan.
b) Jenis dampak
Jenis dampak adalah peningkatan jumlah/volume limbah padat baik itu
limbah padat domestik yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan dan
gangguan estetika (keindahan).
c) Besaran dampak
Pada saat berlangsungnya kegiatan operasional perumahan akan dilakukan
pengelolaan terhadap limbah padat yang akan berdampak negatif terhadap
lingkungan. Jumlah limbah padat yang dihasilkan lebih kurang 600 kg/hari.
Dampak tersebut tergolong dampak potensial dan negatif serta berlangsung
selama tahap operasi berlangsung.
2. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
a. Tahap pra-konstruksi
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a) Upaya pengelolaan
Pengurusan perizinan yang terkait dengan rencana kegiatan dilakukan di
instansi pemerintah terkait, dengan kompensasi perizinan dilakukan sesuai
dengan jenis izin yang diurus sesuai dengan rencana kegiatan.
b) Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di kantor instansi terkait, dan desa terdekat.
c) Tolok ukur pengelolaan
(1) Izin yang diterima sesuai dengan kebutuhan rencana kegiatan dan
disahkan oleh instansi terkait.
(2) Undang-Undang RI No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
d) Periode pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan sebelum tahap konstruksi berlangsung (pra-
konstruksi).
8
b. Tahap konstruksi
1) Penurunan kualitas udara
a) Upaya pengelolaan
(1) Penggunaan kendaraan pengangkut, alat berat dan mesin peralatan yang
telah lulus uji KIR dan emisi.
(2) Pemasangan penutup/terpal pada kendaraan truk pengangkut
material/bahan bangunan selama kegiatan mobiliasasi peralatan dan
material berlangsung.
(3) Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut maksimal 25 – 40 km/jam.
(4) Penyiraman jalan yang berdebu terutama pada musim kemarau.
b) Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di akses jalan dan tapak lokasi rencana
kegiatan pembangunan perumahan PT. Asaba Jaya Gemilang.
c) Tolok ukur pengelolaan
(1) Kendaraan truk pengangkut material bangunan telah ditutupi dengan baik
menggunakan terpal. 14 UKL-UPL Pembangunan Perumahan PT. Asaba
Jaya Gemilang
(2) Akses jalan menuju lokasi dalam kondisi yang baik.
(3) Kecepatan kendaraan pengangkut maksimal 25 – 40 km/jam.
(4) Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
d) Periode pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung.
c. Tahap operasi
1) Kualitas tanah dan lahan
a) Upaya pengelolaan
(1) Penanaman beberapa jenis rumput penutup tanah di areal terbuka,
tanaman lokal dan menjaga tutupan vegetasi tumbuhan alami di sekitar
lokasi kegiatan.
(2) Pembuatan taman dan penghijauan di sekitar area perumahan.
b) Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan.
c) Tolok ukur pengelolaan
(1) Tersedianya tegakan pohon atau tutupan vegetasi serta penghijauan di
lokasi kegiatan.
(2) Persentase luasan RTH yang dibangun serta jenis dan tutupan vegetasi.
(3) Laju potensi erosi tanah yang diperkenankan maksimal 25 ton/ha/tahun.
9
d) Periode pengelolaan
Periode pengelolaan kualitas tanah dan lahan dilakukan selama tahap operasi
berlangsung.
3. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
a. Tahap pra-konstruksi
1) Peningkatan pendapatan daerah
a) Metode pemantauan
Pemantauan terhadap jumlah perizinan dan besaran retribusi yang berpotensi
terhadap pendapatan daerah yang ditentukan oleh dinas atau instansi terkait.
b) Lokasi pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan di lokasi kegiatan dan dinas atau instansi
terkait.
c) Periode pemantauan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali selama tahap prakonstruksi
berlangsung.
b. Tahap konstruksi
1) Kualitas udara
a) Metode pemantauan
Pengambilan sampel menggunakan alat ukur udara (impinger) dan analisis
laboratorium.
b) Lokasi pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di akses jalan dan tapak lokasi rencana
kegiatan.
c) Periode pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi.
c. Tahap operasi
1) Penurunan kuantitas air tanah
a) Metode Pemantauan
Pengamatan terhadap aktivitas pengambilan dan pemanfaatan air tanah, serta
jumlah lubang biopori yang tersedia.
b) Lokasi pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di lokasi kegiatan di sekitar kawasan
perumahan.
c) Periode pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 6 (enam) bulan sekali selama tahap operasi.
4. Institusi pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
a. Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
1) Pemrakarsa sdr Elwin Wijaya
10
b. Pengawasan pengelolaan dan pemantauan
1) Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UMKM Pemerintah Daerah
Kabupaten Belitung.
3) Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Pemerintah Daerah
Kabupaten Belitung.
4) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
5) Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
6) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
7) Kecamatan Pemali dan Pemerintah Desa Air Ruai
c. Penerima pelaporan pengelolaan dan pemantauan
1) Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UMKM Pemerintah Daerah
Kabupaten Belitung.
3) Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Pemerintah Daerah
Kabupaten Belitung.
4) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
5) Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
6) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
7) Kecamatan Pemali dan Pemerintah Desa Air Ruai
E. Surat Pernyataan
Terlampir
11
Daftar Pustaka
APHA-AWWA-WPCF. 1998. Standart Methods For The Examination Of Water and Waste
Water, Edisi 17. APHA
Balai Penelitian Tanah. 2004. Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor, Indonesia.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air Dan Udara. Penerbit Kansius, Yogyakarta.
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
SNI 1997. Petunjuk Teknis Pengelolaan Air Limbah dan Tinja, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Salim, E. 1986. Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan. LP3ES, Jakarta.
Soundstrom, D.W., Klei H.E.. 1979. Water and Waste Treatment. Prentice Hall Inc, Englewood
Cliff, NJ, USA.
Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset, Yogyakarta.
12
Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
13
pembangun berasal dan mesin rencana (impinger) dan rencana Dishubkomi
a gas peralatan kegiatan analisis kegiatan nfo
n buang yang telah laboratorium. Kab.Bangka
perumahan kendaraa lulus uji BLH
n KIR dan Kab.Bangka
pengang emisi. Penerima
kut Pemasanga Lap oran :
material, n terpal BLH
selain itu pada Kab.Bangka
penuruna kendaraan
n truk
kualitas pengangkut
udara material
akibat banguna
lala Pembatasa
lalang n
kendaraa kecepatan
n kendaraan
kontruksi pengangkut
maksimal
25 –
40km/jam.
Peningkatan Suara Pemasanga Akses jalan Selama Pengukuran Akses jalan 1 (satu) kali Pelaksana : KepMenL
kebisingan bising n alat dan tapak tahap langsung dan tapak pada tahap Pemrakarsa H
dan peredam lokasi konstruksi menggunakan lokasi konstruksi Sdr Elwin No. Kep-
jumlah (mufler) rencana alat ukur rencana Wijaya 48/MENLH
kendaraa pada kegiatan. kebisingan kegiatan Pengawas : /11/1996
n kendaraan (sound level BLH
angkut, pengangkut meter). Kab.Bangka
alat , alat berat Penerima
berat dan dan mesin Lap oran :
mesin peralatan BLH
peralatan yang Kab.Bangka
14
digunakan
Perawatan
knalpot
kendaraan
pengangkut
material
dan bahan
Persepsi Keresahan Persentas Jumlah Lokasi Selama Survei dan Pemukiman 1 (satu) kali Pelaksana : Persepsi
masyarakat sosial e tenaga Kegiatan tahap wawancara sekitar pada tahap Pemrakarsa negatif
masyarakat persepsi kerja yang konstruksi menggunakan kegiatan, konstruksi Sdr Elwin masyarakat
sekitar negatif terserap lembar Lokasi Wijaya < 25%.
terkait masyark selama kuisioner dan Kegiatan, Pengawas :
rencana at kegiatan analisis data. Desa Air BLH
pembangun sesuai Ruai Kab.Bangka
a dengan Penerima
n harapan Lap oran :
perumahan masyarakat Dissosnaker
. &Transmigr
Pengelolaa asi
n terhadap Kab.Bangka
komponen ;
lingkungan BLH
yang Kab.Bangka
timbul dari
tahapan
kontruksi
kegiatan.
PHK para
pekerja
kontruksi
sesuai
dengan
ketentuan
15
Tahap Operasi
Penurunan Pengambila Jumlah Penghemat Lokasi Selama Pemantauan Lokasi Setiap Pelaksana : PP No. 43
Kuantitas n air an Kegiatan tahap volume Kegiatan, 1(satu) Pemrakarsa Tahun
Air air bersih bersih penggunaa operasi sampah Desa Air tahun Sdr Elwin 2008
Tanah yang berasal yang n air tanah. berlangsung yang Ruai sekali Wijaya Permen
dari sumur diambil Pembuatan dihasilkan selama Pengawas : ESDM
bor dari lubang dan tahap BLH No.
sumur biopori dimanfaatkan operasi Kab.Bangka 15Tahun
bor kembali Penerima 2012
sebanyak Lap oran : Perda No
31.200 BLH 11 Tahun
liter/hari Kab.Bangka 2003
16