Anda di halaman 1dari 57

DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


(UKL-UPL)

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


PEMBANGUNAN MAHARANI BUNGALOW

2021

LOKASI:
Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
KATA PENGANTAR

Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya


Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dari Rencana Usaha dan atau Kegiatan
Pembangunan Maharani Bungalow yang berlokasi di Desa Kuta Kecamatan
Pujut Kabupaten Lombok Tengah merupakan perwujudan dari komitmen
kami dalam melaksanakan kegiatan yang sangat memperhatikan daya
dukung lingkungan. Diharapkan dengan dokumen ini kami lebih terarah
dalam melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Di
samping itu dokumen ini juga diperlukan sebagai syarat dalam memperoleh
izin lingkungan kegiatan Usaha dan atau Kegiatan Bungalow ini.
Dalam penyusunan UKL-UPL ini kami mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.26/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 Tentang Pedoman Penyusunan Dan
Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik. Disamping itu
kami juga telah mendapatkan masukan dan saran-saran konstruktif dari
instansi tehnis maupun dari berbagai pihak, hingga dokumen ini dapat kami
selesaikan. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Dokumen UKL-UPL ini. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah
memberikan bantuannya.
Kuta, Maret 2021
PELAKU USAHA

L. Tengku Abdurrahman

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vi
A. IDENTITAS PELAKU USAHA DAN PENYUSUN.............................. 2
B. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN .................................... 3
1. Nama usaha........................................................................ 3
2. Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan ............................... 3
3. Kondisi Eksisting Lokasi ....................................................... 5
4. Skala Rencana usaha dan/atau kegiatan ............................... 6
5. Garis besar komponen usaha ............................................... 9
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI DAN UPAYA PENGELOLAAN
DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN ............................................. 23
D. SURAT PERNYATAAN ................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 49
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian penggunaan lahan ................................................. 6

Tabel 2. Rincian jenis bangunan ...................................................... 6

Tabel 3. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja konstruksi ...................... 7

Tabel 4. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja operasional .................... 7

Tabel 5. Perkiraan kebutuhan air tahap operasional dan potensi limbah cair
yang dihasilkan .................................................................. 8

Tabel 6. Baku mutu air limbah domestik .......................................... 19

Tabel 7. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


untuk Media Air Kolam Renang ........................................... 21

Tabel 8. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


untuk Media Air Kolam Renang ........................................... 22

Tabel 9. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


untuk Media Air Kolam Renang ........................................... 23

Tabel 10. Matrik dampak lingkungan yang ditimbulkan beserta Upaya


pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan dari Usaha
dan/atau Kegiatan Pembangunan Maharani Bungalow ..........
......................................................................................... 24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Lokasi Villa .............................................................. 4

Gambar 2. proses pengelolaan air limbah dengan sistem Biofilter anaerob-


aerob......................................................................... 18

Gambar 3. Skema proses pengolahan limbah padat .......................... 19

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Lokasi Bungalow


2. Peta Pengelolaan Lingkungan
3. Peta pemantauan Lingkungan
4. Rekomendasi Pemanfaatan Ruang dari TKPRD
5. Rekomendasi Teknis dari Dinas PU dan PR Kabupaten Lombok Tengah
6. Surat tidak keberatan tetangga
7. Sertifikat tanah
8. Site Plan Rencana Usaha dan atau Kegiatan Pembangunan Bungalow
9. NPWP
10. KTP Penanggung Jawab
11. Sertifikat Penyusun
12. Berita acara pemeriksaan dokumen
13. Tanggapan Pelaku Usaha

vi
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN
MAHARANI BUNGALOW
Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah

Pulau Lombok adalah salah satu pulau yang terdapat di Indonesia yang
memiliki berbagai daya tarik wisata seperti wisata alam dan budaya,
Kepariwisataan di Lombok secara umum masih belum berkembang jika
dibandingkan dengan kepariwisataan di Bali yang merupakan barometer
kepariwisataan di Indonesia. Pengembangan kepariwisataan di Lombok sangat
perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendukung perkembangan
kepariwisataan nasional, mengingat kepariwisataan di Lombok belum
berkembang maka sangat perlu untuk dilakukan pengembangan yang lebih
baik lagi. Keindahan alam dan sosial budaya di Lombok merupakan potensi
yang dapat dikembangkan menjadi salah satu daya tarik wisata yang dapat
mendukung pengembangannya.
Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah
satu desa yang memiliki potensi pariwisata yang sangat bagus terutama wisata
bahari. Pasir pantai yang putih dengan butiran pasir yang menyerupai merica
merupakan ciri khas dari pantai yang berada di daerah Desa Kuta. Selain itu
air yang jernih serta bibir pantai yang luas menyajikan suasana yang nyaman
untuk dikunjungi oleh wisatawan.
Pantai yang nyaman serta lokasi yang cukup dekat dengan Bandara
Internasional Lombok (BIL) akan menjadikan daerah Desa Kuta menjadi
destinasi pariwisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Ramainya
wisatawan yang berkunjung tersebut tentunya akan membutuhkan sarana dan

1
prasarana yang memadai, salah satunya dalam hal hunian. Oleh karena itu
kami berencana membangun Bungalow yang berlokasi di Desa Kuta,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Dalam pembangunan dan pengoperasian Bungalow yang nantinya akan
dilaksanakan tentunya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
sehingga diperlukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai
dengan amanat yang tertera pada Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 tentang izin lingkungan, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.26/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018
Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik. Adapun upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang akan dilakukan diuraikan dalam dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UPL) sebagai Berikut:

A. IDENTITAS PELAKU USAHA DAN PENYUSUN


1. Identitas Pelaku Usaha
a. Nama Pelaku Usaha : L. Tengku Abdurrahman
b. Alamat : Baturiti, Desa Kuta, Kecamatan Pujut,
Kabupaten Lombok Tengah
c. Nomor Telepon : 081907732124
d. Email : maharanibgnlw@gmail.com
2. Identitas Penyusun
a. Nama Penyususn : Daria Lutfi Efendi, S. Kom
b. Alamat : Desa Batunyala, Praya Tengah
c. Telp : 087862243744
d. Sertifikat penyusun No. : 07/PSLH-UGM/UKL-UPL/39/18

2
B. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN
1. Nama Usaha
Rencana usaha dan/atau kegiatan ini adalah Pembangunan MAHARANI
BUNGALOW
2. Lokasi Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan
Kegiatan usaha pembangunan Bungalow ini berlokasi di Desa Kuta Kec.
Pujut Kab. Lombok Tengah.
Batas-batas lokasi usaha sebagai berikut :
a) Sebelah Utara : Jalan
b) Sebelah Timur : Jalan
c) Sebelah Selatan : Bapak Win
d) Sebelah Barat : Amaq Muhar
Dengan titik koordinatnya adalah sebagai berikut:
➢ X: 0420477 Y: 9017946
Adapun peta lokasi sebagai berikut:

3
Gambar 1. Peta Lokasi Bungalow

4
3. Kondisi Eksisting Lokasi
a) Topografi
Secara umum Wilayah Kabupaten Lombok Tengah dapat dibagi
kedalam 3 satuan, yaitu dataran rendah, perbukitan bergelombang
dan pegunungan bertimbulan kasar, Wilayah Lombok Tengah yang
membujur dari utara ke selatan tersebut mempunyai letak dan
ketinggian yang bervariasi mulai dari nol (0) hingga 2000 meter dari
permukaan laut. Topografi lokasi rencana pembangunan Bungalow
ini berada pada lahan datar dengan ketinggian tempat dari
permukaan laut mencapai 11,5 mdpl, sedangkan jarak lurus dengan
Pantai Kuta ke arah Selatan mencapai kurang lebih sekitar 1 kilo
meter.
b) Kondisi sosial ekonomi
Dari hasil wawancara langsung dengan masyarakat sekitar, mayoritas
mata pencaharian masyarakat sekitar adalah berkaitan dengan petani
baik petani penggarap maupun buruh tani, namun banyak juga
masyarakat yang memiliki profesi sebagai pengusaha dibidang
pariwisata serta karyawan swasta, sebagian ada yang memiliki
profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dengan adanya Usaha dan/atau
Kegiatan ini diharapkan dapat menambah lapangan pekerjaan
masyarakat sekitar.
c) Kegiatan usaha lain di sekitar lokasi
Di lokasi rencana usaha dan atau kegiatan Rencana Usaha dan atau
kegiatan Pembangunan Bungalow sudah terdapat beberapa
penginapan yang beroperasi. Diantara kegiatan dan atau usaha
tersebut adalah sebagai berikut :
• Dee Homestay
• Zury Homestay
• Baturity Homestay

5
Keberadaan Bungalow ini diperkirakan tidak menggangu usaha yang
lain karena semakin bertambahnya tamu yang membutuhkan
akomodasi penginapan sehingga keberadaan Bungalow ini akan
menambah pilihan bagi masyarakat dan para wisatawan yang
berkunjung ke Pantai Kuta Lombok Tengah.
4. Skala Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a) Penggunaan lahan
Luas lahan yang akan di pergunakan adalah seluas 1.624 m2 dengan
bangunan berlantai 1, Adapun rincian penggunaan lahan dan rincian
jenis bangunan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian penggunaan lahan
No. Penggunaan Lahan Persentase Luas
1 Koefisien Dasar Bangunan 24,66 % 400,55 m2
2 Sirkulasi, parkir dan fasilitas 55,34 % 898,65 m2
umum
3 Koefisien Dasar Hijau 20,00 % 324,80 m2
Sumber: Rekomendasi Teknis No. 640/09/REKOMTEK/2021
Tabel 2. Rincian jenis bangunan
No. Jenis bangunan Luas Jumlah Total Luas

1 Receptionist 9 m2 1 9 m2
2 Dapur & Ruang 44,87 m2 1 44,87 m2
Makan (14 kursi)
3 Bungalow Type 1 30,25 m2 1 30,25 m2
4 Bungalow Type 2 36 m2 3 108 m2
5 Bungalow Type 3 32,25 m2 3 96,75 m2
6 Kolam Renang 111,67 m2 1 111,67 m2
Total luas 400,54 m2
Sumber: Master Plan MAHARANI BUNGALOW, 2021

6
b) Tenaga Kerja Konstruksi
Estimasi jumlah tenaga kerja Konstruksi adalah sebanyak 12 orang
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja konstruksi
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Kepala Tukang 1

2 Tukang Bangunan 2
4 Peladen 4
5 Tukang Cat 1
6 Tukang Besi 1
7 Security/jaga malam 1
8 Tukang Plambing 1
9 Elektrikal 1
TOTAL 12

Sumber: Pelaku Usaha, 2021


c) Tenaga kerja Operasional
Estimasi jumlah tenaga kerja Operasional adalah sebanyak 12 orang
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja operasional

No. Jenis Pekerjaan kualifikasi Jumlah


1 Manager Min S1 1
3 House Keeping for all Min SMA 3
4 Security Min SMA 2
5 Front Office Min SMA 2
6 Gardener Min SMA 1
7 Enginering Min SMA 1
8 Dapur dan restaurant Min SMA 2
TOTAL 12
Sumber: Pelaku Usaha, 2021

7
d) Kebutuhan listrik
Estimasi kebutuhan listrik sebesar 9000 watt yang bersumber dari
PLN dengan genset sebagai sumber listrik cadangan jika terjadi
pemadaman.
e) Kebutuhan air
Perkiraan kebutuhan air per hari sebesar 2,03 m3 yang bersumber
dari pemanfaatan air tanah dalam melalui sumur bor, Rincian
kebutuhan air tahap operasional adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Perkiraan kebutuhan air tahap operasional dan potensi limbah
cair yang dihasilkan
Potensi
Yang membutuhkan
No. Kebutuhan air Limbah
air
Cair
1 Total 7 kamar dari 7 x 150 liter/tempat 0,84 m3
seluruh bangunan tidur/hari (SNI 03-
Bungalow 7065 tahun 2005) =
1.050 Liter/ hari =
1,05 m3/ hari
2 Karyawan 12 orang 12 orang x 60 0,57 m3
liter/hari (Peraturan
Menteri Pekerjaan
Umum No.14 Tahun
2010) = 720 liter =
0,72 m3
3 Ruang Makan 14 kursi 14 x 15 liter/kursi 0,16 m3
(SNI 03-7065 tahun
2005) = 210
liter/0,21 m3
4 Kolam renang (pengisian Luas kolam 111,67 Tidak
awal) m2 x 1,5 meter (rata- menghasilkan
rata kedalaman limbah
kolam) = 167,50 m3
5 Penambahan air kolam 111,67 m2 x 0,0005 Tidak
harian karena menguap m = 0,055 m3 menghasilkan
limbah
Total kebutuhan air
2,03 m3
harian
Total Perkiraan 1,57 m3
limbah/hari
Sumber: Hasil analisa berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.14 Tahun 2010 dan SNI 03-7065 tahun 2005.

8
5. Garis Besar Komponen Usaha
a) Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang
Kesesuaian lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Lombok Tengah yang diperkuat dengan
Rekomendasi TKPRD dengan Nomor: 650/444/TKPRD/2020 tanggal
30 Desember 2020 (copy terlampir), maka disimpulkan bahwa lokasi
Pembangunan Maharani Bungalow telah sesuai dengan tata ruang
Kabupaten Lombok Tengah.
b) Persetujuan Teknis
Kesesuaian teknis Rencana Kegiatan dan/usaha Pembangunan
Maharani Bungalow dengan PERDA Kabupaten Lombok Tengah No.
5 Tahun 2012 Tentang bangunan Gedung yang diperkuat dengan
Rekomendasi Teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Lombok Tengah selaku SKPD yang berwenang
untuk mengeluarkan Rekomendasi Teknis dengan nomer
640/09/REKOMTEK/2021 tanggal 22 Januari 2021. maka
disimpulkan bahwa Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Pembangunan Bungalow ini telah sesuai secara teknis.
c) Uraian mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan
a. Tahap Prakonstruksi
1) Perencanaan (Survey, Pengukuran dan Desain)
Survey awal dilakukan untuk mengetahui kondisi awal lahan
yang akan digunakan untuk pembangunan Bungalow, selama
survey juga dilakukan pengukuran yang nantinya hasil yang
didapatkan digunakan untuk membuat site plan atau gambar
desain bangunan. Dampak yang diperkirakan timbul dalam
kegiatan survey awal adalah perubahan persepsi masyarakat
yang tinggal di sekitar lokasi.

9
Kegiatan survey awal ini telah dilakukan oleh Pelaku Usaha.
Bentuk pengelolaan yang dapat dilakukan oleh Pelaku Usaha
untuk mengantisipasi pesepsi negatif masyarakat adalah
dengan melakukan sosialisasi.
2) Pengurusan Perizinan
Pengurusan perizinan dilakukan untuk mendapatkan legalitas
usaha. Pembuatan dokumen UKL-UPL sendiri dilakukan untuk
memperoleh rekomendasi lingkungan dimana untuk
pengajuan dokumen UKL UPL ini harus disertai beberapa izin
seperti Rekomendasi Teknis dan rekomendasi Tata Ruang
yang sebelumnya sudah diperoleh oleh Pelaku Usaha.
Dampak yang ditimbulkan dari pengurusan perizinan ini
merupakan dampak positif yaitu penambahan PAD
kabupaten Lombok Tengah sesuai Ketentuan PERDA
Kabupaten Lombok Tengah No. 1 Tahun 2015.
b. Tahap konstruksi
1) Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang akan disiapkan pada tahap konstruksi
meliputi tenaga kerja untuk kegiatan pembangunan gedung.
Jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan diperkirakan
mencapai 12 orang (lihat: tabel 3. Perkiraan tenaga kerja
konstruksi)
Dampak yang ditimbulkan dari penerimaan tenaga kerja ini
adalah dampak tersedianya lapangan pekerjaan dan
kecemburuan sosial.
2) Pembersihan dan Persiapan lahan
Sebelum pelaksanaan kegiatan pambangunan fisik bangunan,
dilakukan persiapan berupa pembersihan lahan. Persiapan
lahan ini sekaligus untuk pembuatan pagar keliling

10
menggunakan bata, lubang/galian tanah yang diperlukan
untuk pondasi bangunan baru, saluran dan trench. Dampak
yang dapat ditimbulkan dari proses penyiapan lahan ini
berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan
berupa penurunan kualitas udara (debu).
3) Pembangunan dan Operasional Base Camp
Untuk para pekerja pada tahap konstruksi akan disiapkan
basecamp sebagai tempat tinggal dan juga sebagai tempat
penyimpanan sementara peralatan serta bahan-bahan
material yang akan digunakan untuk pembangunan
Bungalow, basecamp yang dibangun merupakan bangunan
non permanen yang berada didalam lokasi pembangunan
yang akan dilengkapi dengan sarana MCK, dan apabila
konstruksi selesai maka akan dibongkar, operasional
basecamp diperkirakan menimbulkan dampak limbah cair dan
limbah padat dari para pekerja yang konstruksi yang
menginap, Perkiraan volume limbah cair yang dihasilkan
mencapai 12 orang x 60 liter/orang/hari = 720 lt/hari
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.14 Tahun 2010.) ,
dan Perkiraan volume limbah padat yang dihasilkan mencapai
12 orang x 2,5 liter/orang/hari = 30 liter perhari (SNI 3242-
2008).
4) Mobilisasi peralatan, bahan dan material bangunan
Material dan bahan yang dipergunakan dalam Pembangunan
Bungalow ini berupa bata/batako, semen, kayu, dan lainnya
yang di beli secara lokal. Sedangkan untuk batu dan pasir
yang diperlukan didatangkan dari quarry yang memiliki izin.
Alat transportasi yang dipergunakan untuk mengangkut
matrial adalah DumpTruck, kegiatan ini diperkirakan akan

11
menimbulkan dampak timbulan debun dampak lalu lintas
didepan proyek dan kebisingan dari mobilisasi DumpTruck.
5) Pembuatan sumur bor
Sumur bor diperlukan sebagai sumber air bersih untuk
seluruh aktifitas Bungalow yang memerlukan air. Pembuatan
sumur bor berpotensi menimbulkan dampak persepsi negatif
masyarakat yang perlu dilakukan pengelolaan, disamping itu
perlu dilakukan pengurusan izin sebelum melakukan
pengeboran.
6) Pekerjaan Konstruksi Sipil dan pemasangan utilitas
pendukung
Pekerjaan konstruksi ini meliputi kegiatan:
a) Pekerjaan pondasi
Pekerjaan pondasi untuk bangunan ini disesuaikan dengan
gambar rencana dilampiran. Jenis pondasi yang
digunakan adalah pondasi setempat dan pondasi Batu
Kali.
b) Pekerjaan Beton bertulang
• Sloof
Pekerjaan sloof adalah struktur dari bangunan yang
terletak diatas pondasi, berfungsi untuk meratakan
beban yang diterima oleh pondasi, juga berfungsi
sebagai pengunci dinding agar apabila terjadi
pergerakan pada tanah (gempa), dinding tidak roboh,
sehingga sloof sangat berperan sekali terhadap
kekuatan dari bangunan.
• Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang
berfungsi untuk menyangga beban aksial tekan vertikal

12
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak
tiga kali dimensi lateral terkecil.
• Ring balok
Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan
pekerjaan kolom, hanya saja dalam pengerjaan
bekisting perlu adanya tambahan kayu, kayu ini
berfungsi sebagai penopang dari bekisting agar tetap
pada tempatnya. Pelaksanaan pengecoran balok
biasanya seiringan dengan dengan pelaksanaan pelat
lantai.
c) Pekerjaan dinding
Berupa penembokan setiap ruangan, dinding berfungsi
membatasi dan melindungi suatu area dan menyokong
struktur lainnya.
d) Pemasangan Kusen, pintu dan jendela
Pemasangan kusen dapat dilakukaan bersamaan
pemasangan batu bata, sedangkan untuk pemasangan
pintu dan jendela dapat dilakukan kemudian, atau setelah
pekerjaan lantai selesai.
e) Pekerjaan atap
Tahap pekerjaan atap yaitu pekerjaan kuda-kuda dan
pekerjaan rangka atap, setelah kedua tahap selesai,
pekerjaan selanjutnya adalah proses penutupan atap dan
plafon.
f) Pekerjaan lantai keramik
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam pembangunan
Bungalow ini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan plint
keramik, pekerjaan pemasangan keramik lantai,

13
pekerjaan dan pemasangan keramik dinding kamar
mandi.
g) Pemasangan instalasi listrik
Pemasangan instalasi listrik sesuai dengan gambar desain,
pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal
membutuhkan control yang lebih lanjut, sehingga
dikerjakan oleh orang yang berkompeten di bidangnya,
Sumber energi listrik untuk operasional Bungalow ini
bersumber dari PLN dengan kapasitas 9.000 Watt. Jika
terjadi pemadaman listrik, maka Pelaku Usaha
menyediakan sumber listrik dari genset dengan kapasitas
yang memadai
h) Pemasangan jaringan air bersih
Kegiatan ini berupa pemasangan jaringan air bersih
berupa pipa Untuk kebutuhan air bersih dipenuhi dari
sumber air berupa sumur bor yang dapat digunakan untuk
kebutuhan domestik lainnya.
i) Pembangunan instalasi air limbah
• Limbah dari closet (WC)
Closet (WC) adalah suatu cara pembuangan kotoran
manusia agar air kotoran tersebut tidak menganggu
Kesehatan dan lingkungan, dalam pembangunan
Bungalow ini untuk penanganan limbah dari buangan
closet (WC) menggunakan IPAL Biofilter Anaerob-aerob
• Limbah cair dari saluran air pembuangan
Selain dari buangan closet (WC) limbah bekas buangan
kamar mandi dan bekas air cucian juga harus dikelola
dengan baik. Pada pembangunan Bungalow ini

14
penanganan limbah bekas air buangan kamar mandi
dialirkan ke IPAL Biofilter Anaerob-aerob.
j) Pembangunan saluran drainase
System drainase pada Bungalow berfungsi untuk
mengorganisasi system instalasi air dan sebagai
pengendali keperluan air, drainase Bungalow
direncanakan untuk mengendalikan air hujan yang
berlebihan atau genangan air pada Bungalow.
Pekerjaan konstruksi sipil dilakukan sesuai dengan denah
bangunan (terlampir).Komponen kegiatan konstruksi ini
diperkirakan menimbulkan dampak kecelakaan kerja,
gangguan estetika, kebisingan serta berkurangnya area
resapan air.
c. Tahap Operasional
1) Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja Operasional yang dibutuhkan untuk kegiatan
pelayanan di Bungalow diperkirakan sebanyak 12 orang
dengan perincian berdasarkan ruang lingkup atau bidang
pekerjaan yang dibutuhkan (lihat tabel Tabel 4. Perkiraan
kebutuhan tenaga kerja operasional), pada tahap
penerimaan tenaga kerja ini dampak yang diperkirakan
muncul adalah tersedianya lapangan kerja dan kecemburuan
social.
2) Operasional Bungalow
Opersional Bungalow meliputi pelayanan tamu yang
menginap baik tamu mancanegara maupun tamu domestik.
Jumlah tamu yang dapat di tampung maksimal 14 orang
dengan asumsi setiap kamar tamu diisi 2 orang tamu. Potensi
dampak terletak pada limbah cair dari toilet, dapur dan

15
restauran serta sampah yang dihasilkan oleh tamu dan
karyawan (Tabel 5. Perkiraan kebutuhan air tahap
operasional dan potensi limbah cair yang dihasilkan).
teknologi proses pengolahan air limbah yang dapat
digunakan adalah proses pengolahan dengan sistem "biofilter
anaerob-aerob, Proses pengolahan dengan biofilter
anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses
proses biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak
Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob
terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal,
biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap
akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor.
Berikut adalah tahapan proses pengolahan dengan sistem
biofliter anaerob-aerob:
1. Air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan
melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring
sampah yang berukuran besar seperti sampah daun,
kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air limbah
dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan
partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai
bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak
pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik
yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai
lumpur) dan penampung lumpur.
2. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya
dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari
atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor
anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik
atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini

16
bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan
jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat
organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari
operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang
akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai
pada bak pengendap.
3. Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak
kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi
dengan media dari bahan kerikil, pasltik (polyethylene),
batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau
dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang
ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air
limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan
media.
4. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-
orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang
menempel pada permukaan media yang mana hal
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi,
sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih
besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact
Aeration).
5. Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di
dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa
mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke
bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak

17
khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh
micro-organisme patogen.
6. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi
dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.
Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut
selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD),
ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat
dan lainnya. Skema proses pengolahan air limbah dengan
sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar
berikut:

Gambar 2. Proses pengelolaan air limbah dengan sistem Biofilter


anaerob-aerob

Untuk memastikan kualitas limbah sudah sesuai dengan baku


mutu berikut disampaikan baku mutu air limbah domestik
sesuai PermenLHK Nomor: P.68/melhk/setjen/kum.1/8/2016
tentang baku mutu air limbah domestik.

18
Tabel 6. Baku mutu air limbah domestik
Parameter Satuan Kadar maksimum
pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform jumlah/100 mL 3000
Debit liter/orang/hari 100
Untuk limbah padat, diperkirakan limbah padat yang
dihasilkan mencapai 70 liter /hari dengan asumsi perorang
menghasilkan sampah sebesar 2.5 lt/hari (SNI 19-3964-
1994), Untuk fasilitas Pengelolaan Limbah padat akan
disiapkan tempat sampah disetiap ruangan dan tempat
sampah dengan system pemilahan sampah organic dan non
organic, untuk sampah organic diolah menjadi kompos dan
digunakan untuk memupuk tanaman pada ruang terbuka
hijau, disamping itu juga akan melakukan kampanye tentang
kebersihan lingkungan. Untuk sampah anorganik dapat
bekerjasama dengan pihak ketiga pengelola sampah.
Berikut adalah skema pengelolaan limbah padat:

Gambar 3. Skema proses pengolahan limbah padat

19
Disamping itu operasional Bungalow juga berpotensi
menimbulkan dampak kecelakaan, Keselamatan dan
Kesehatan kerja serta dampak gangguan keamanan dan
kebarakaran.
3) Operasional genset
Operasional genset fleksibel, tergantung kebutuhan
kedepannya. genset dioperasikan pada saat PLN melakukan
pemadaman. Dengan demikian genset tidak beroperasi
setiap hari sehingga berpotensi menimbulkan dampak
kebisingan yang sangat kecil. Adapun lokasi genset akan
diletakkan di ruang khusus serta akan diberikan peredam
suara untuk meminimalisir kebisingan pada saat beroperasi.
Disamping itu pengoperaian genset juga menimbulkan
dampak limbah B3 dari oli bekas yang relatif kecil
4) Operasional kolam renang
Kolam renang dengan total luas 111,67 m2 dengan
kedalaman rata-rata 1,5 meter membutuhkan air sebanyak
167,50 m3 untuk pengisian awal. Air kolam ini dalam
operasionalnya tidak dilakukan penggantian tetapi hanya
dilakukan penambahan akibat penguapan ataupun akibat
melimpah oleh aktifitas renang para tamu. Oleh karena itu
untuk menjaga air kolam tetap bersih maka dilakukan
treatmen dan pemeliharaan secara kontinyu dengan
penambahan bahan-bahan kimia yang terukur dan
pembersihan kolam dengan peralatan yang sudah baku.

20
Tabel 7. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air Kolam Renang
Standar Baku
No
Parameter Unit Mutu (kadar Keterangan
.
Maksimum)
1 E-Colli CFU/10 <1 diperiksa
0 ml setiap bulan
2 Heterotrophic CFU/10 100 diperiksa
Plate Count (HPC) 0 ml setiap bulan

3 Pseudomonas CFU/10 diperiksa bila


aeruginora 0 ml <1 diperlukan

4 Staphylococcus CFU/10 diperiksa


aureus 0 ml sewaktu-
<100
waktu

5 Legeionella spp CFU/10 <1 diperiksa


0 ml setiap 3
bulan untuk
air yang
diolah dan
setiap bulan
untuk SPA
alami dan
panas
Pengoperasian kolam renang dapat menimbulkan penyakit
dan dapat menularkan penyakit kepada sesama pengguna
kolam renang jika kolam renang tidak dikelola secara cermat.
Dalam operasional kolam renang kami berpedoman pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum.

21
Tabel 8. Parameter Kimia dalam tandar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air Kolam Renang
Standar Baku
No
Parameter Unit Mutu (kadar Keterangan
.
Maksimum)
1 pH 7 – 7,8 apabila
menggunakan
khlorin dan
diperiksa
minimum 3 kali
sehari
7-8 apabila
menggunakan
bromine dan
diperiksa
minimum 3 kali
sehari
2 Akalinitas mg/l 80-200 semua jenis
kolam renang
3 Sisa Khlor mg/l kolam beratap/
1 – 1,5
bebas tidak beratap
mg/l kolam panas
2-3
dalam ruangan
4 Sisa Khlor mg/l semua jenis
3
terikat kolam renang
5 Total mg/l 2 – 2,5 kolam biasa
Bromine mg/l 4-5 heated pool
Sisa Bromine mg/l kolam beratap/
tidak beratap/
3-4
kolam panas
dalam ruangan
Oxidation semua jenis
Reduction kolam renang
Potensial mV 720 sisa
khlor/bromine
diperiksa 3 kali

22
Tabel 9. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air Kolam Renang
Standar Baku
No
Parameter Unit Mutu (kadar Keterangan
.
Maksimum)
1 Bau Tidak berbau
2 Kekeruhan NTU 0,5
3 Suhu 0
C 16-40
4 Kejernihan piringan piringan merah
terlihat hitam (secchi)
jelas berdiameter 20
cm terlihat jelas
dari kedalaman
4,572 m
5 Kepadatan m2/pere
2,2 kedalaman< 1 m
perenang nang
kedalaman 1–
2,7
1,5
4 kedalaman > 1,5
d. Kegiatan Tahap Pasca Operasional
Penutapan Usaha dan/atau Kegiatan Bungalow ini belum dapat
dipastikan waktunya. Tetapi jika hal ini terjadi maka diprediksikan
akan berdampak terhadap pemutusan hubungan kerja dan
peninggalan aset.

C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI DAN UPAYA


PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Dari uraian komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak
lingkungan maka dampak yang diperkirakan muncul serta upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungannya adalah sebagai berikut :

23
Tabel 10 . Matrik dampak lingkungan yang ditimbulkan beserta Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan dari Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan MAHARANI BUNGALOW

STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI


HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
a Tahap Prakonstruksi
1 Perencanaan Perubahan sejumlah • sosialisasi kepada di areal sebelum wawancara di areal sekali - Pelaksana :
(Survey, persepsi masyarakat masyarakat pembangunan tahap kepada warga Pembangunan sebelum Pelaku Usaha
Pengukuran masyarakat Desa Kuta melalui Bungalow konstruksi sekitar dan Bungalow konstruksi - Pengawas :
dan Desain) pemasangan dimulai informan kunci Pemerintah Desa
papan proyek Kuta Kabupaten
bahwa ada Lombok Tengah
rencana - Penerima Laporan
pembangunan : Pemerintah
Bungalow Desa Kuta
• Segera Kabupaten
merealisasikan Lombok Tengah
rencana
pembangunan
jika izin sudah
ada
• Mengakomodir
saran dan
masukan warga
sekitar terutama
saran dan
masukan yang
konstrukstif

24
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
3 Pengurusan Peningkatan Sejumlah Membayar Instansi Setiap kali Memantau Instansi insidentil - Pelaksana :
Perizinan PAD retribusi yang sejumah retribusi pemberi izin pengurusan besaran retribusi pemberi izin Pelaku Usaha
Kabupaten dibayar ke sesuai dengan perizinan masing-masing - Pengawas :
Lombok Pemda peraturan yang izin Bapenda
Tengah Kabupaten berlaku Kabupaten
Lombok Lombok Tengah
Tengah sesuai - Penerima Laporan
dengan : Bapenda
peraturan yang Kabupaten
berlaku Lombok Tengah
b Tahap Konstruksi
1 Penerimaan a. tersedianya 12 orang - Memaksimalkan Lokasi Pada tahap Mengidentifikasi Lokasi insidentil - Pelaksana :
tenaga kerja lapangan tenaga kerja penerimaan pembangunan konstruksi jenis lapangan pembangunan Pelaku
pekerjaan tenaga kerja Bungalow dan dimulai pekerjaan yang Bungalow dan Usaha/Kontraktor
untuk daerah muncul daerah - Institusi
memberikan sekitarnya sekitarnya pengawas ; Dinas
lapangan Tenaga Kerja dan
pekerjaan yang Transmigrasi Kab.
lebih luas Lombok Tengah
- Memberikan - Institusi penerima
informasi secara laporan : Dinas
terbuka terkait Tenaga Kerja dan
lapangan kerja Transmigrasi Kab.
Lombok Tengah
b. Kecemburuan Sejumlah kasus - Mengumumkan Lokasi Pada saat - Memantau Lokasi Selama tahap - Pelaksana:
sosial pengaduan spesifikasi tenaga pembangunan penerimaan secara langsung pembangunan konstruksi Pelaku
masyarakat kerja konstruksi Bungalow dan tenaga kerja ada tidaknya Bungalow dan Usaha/Kontraktor
yang dibutuhkan daerah konstruksi pengaduan daerah - Institusi
secara terbuka sekitarnya sekitarnya pengawas ; Dinas

25
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
- Mengutamakan masyarakat Tenaga Kerja dan
tenaga kerja local terkait Transmigrasi Kab.
- Wawancara Lombok Tengah
dengan - Institusi penerima
masyarakat laporan : Dinas
kunci atau Tenaga Kerja dan
perwakilan Transmigrasi Kab.
masyarakat Lombok Tengah
sekitar
c. Peningkatan Sejumlah - Melakukan Lokasi Selama - Memastikan Lokasi Selama - Pelaksana:
pendapatan tenaga kerja system Bungalow menggunakan sistem Bungalow menggunakan Pelaku
akan meningkat penggajian tenaga kerja penggajian tenaga kerja Usaha/Kontraktor
pendapatannya berpedoman telah memadai - Institusi
dengan UMK dan sesuai pengawas ; Dinas
yang berlaku aturan Tenaga Kerja dan
sesuai dengan - Memastikan Transmigrasi Kab.
perundang- adanya Lombok Tengah
undangan kenaikan gaji - Institusi penerima
- memberikan berkala, bonus laporan : Dinas
kenaikan gaji dan insentif Tenaga Kerja dan
berkala, bonus lainnya Transmigrasi Kab.
dan insentif Lombok Tengah
tambahan jika
dianggap perlu
dan pantas
2 Pembersihan Peningkatan Menurunnya - Menyiram lokasi di areal lokasi sepanjang memantau di areal lokasi sepanjang Pelaksana : Pelaku
dan Persiapan debu dan kualitas udara jika debu telah pembangunan tahap secara langsung pembangunan tahap Usaha/Kontraktor
lahan polutan udara sekitar terutama mengganggu Bungalow pembersihan tingkat ketebalan Bungalow pembersihan - Pengawas : Dinas
lainnya Peningkatan pekerja dan Lingkungan

26
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
debu dan pengguna jalan dan persiapan debu yang dan persiapan Hidup Kab.
beberapa yang ada di lahan ditimbulkan lahan Lombok Tengah
senyawa depan lokasi dan Dinas
polutan lainnya - Membuat pagar Kesehatan
yang keliling yang Kabupaten
Menimbulkan terbuat dari bata Lombok Tengah
gangguan atau sejenis - Penerima laporan
terhadap untuk mencegah : Dinas
masyarakat sebaran debu Lingkungan
sekitar dan Hidup Kab.
pekerja Lombok Tengah
dan Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Lombok Tengah
3 Pembangunan Timbulan 30 liter sampah - Menerapkan Lokasi setiap hari Memantau secara di areal lokasi Sepanjang Pelaksana : Pelaku
dan Operasional sampah dan setiap hari (12 pengelolaan Basecamp selama langsung Basecamp operasional Usaha/kontraktor
Base Camp air limbah orang tukang x sampah dengan tahap pengelolaan base camp - Pengawas : Dinas
2,5 kg setiap prinsip 3R konstruksi sampah serta Lingkungan
hari) dan 720 - Memilah sampah tingkat Hidup Kab.
liter limbah cair organik dan kebersihan lokasi Lombok Tengah
setiap hari anorganik dari sampah - Penerima laporan
(12x60 - Menyediakan bak domestik dan : Dinas
liter/orang/hari) sampah yang ketersediaan Lingkungan
memadai MCK Hidup Kab.
- Jika tidak Lombok Tengah
dilakukan
pengomposan
maka Sampah

27
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
organik dapat
ditimbun agar
terurai lebih
cepat
- Sampah
anorganik
dikumpulkan
untuk dijual
kepada pemulung
- Menyediakan
MCK bagi tenaga
kerja
- Mempromosikan
sanitasi bersih ke
tenaga kerja
4 mobilisasi a. Meningkat melebihi kondisi - Mewajibkan sepanjang setiap kali pengamatan sepanjang setiap kali Pelaksana : Pelaku
peralatan, nya partikel awal ketika kendaraan- jalur pengangkutan secara langsung jalur mengangkut Usaha/kontraktor
bahan dan debu belum ada kendaraan pengangkutan material ada tidaknya pengangkutan bahan dan - Pengawas Dinas
material kegiatan pengangkut bahan material debu yang material material dan Perhubungan dan
bangunan atau berterbangan selama Dinas Lingkungan
material yang akibat mobilisasi pelaksanaan Hidup Kab.
mudah bahan/material kegiatan Loteng
beterbangan ke bangunan dan persiapan - Penerima laporan
udara (seperti memantau secara lahan : Dinas
misalnya semen, langsung debu Perhubungan dan
kapur/limestone yang timbul Dinas Lingkungan
dan tanah urug) apakah sudah Hidup Kab.
ditutup dengan mengganggu Loteng
pekerja dan

28
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
terpal secara masyarakat
menyeluruh sekitar atau tidak
- Menggunakan
armada yang lulus
uji emisi
- Melakukan
penyiraman jika
debu sudah
mengganggu warga
- Para pekerja
diharuskan
memakai masker
agar kesehatan
pekerja tidak
terganggu
- Membersihkan ban
kendaraan ketika
keluar dari lokasi
Bungalow dan
memasuki jalan
aspal
b. Terganggunya Sekitar 4 bulan - Menjaga agar di dalam lokasi setiap hari memantau kondisi pintu keluar setiap hari Pelaksana : Pelaku
lalu lintas di tahap kontruksi ban kendaraan pembangunan selama lalu lintas di depan masuk lokasi selama Usaha/kontraktor
jalan desa di berlangsung pengangkut Bungalow dan mobilisasi jalan masuk lokasi pembangunan kegiatan - Pengawas : Dinas
depan Lokasi dampak bahan/material pintu keluar bahan dan pembangunan Bungalow mobilisasi Perhubungan
jalan masuk gangguan lalu yang masuk ke masuk material Bungalow serta material Kab. Loteng
menuju area lintas dapat jalan umum pembangunan memantau - Penerima
pembangunan terjadi selalu bersih agar Bungalow kebersihan ban Laporan : Dinas
tidak kendaraan

29
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
meninggalkan pengangkut Perhubungan
lumpur di jalan material yang Kab. Loteng
raya yang keluar dari lokasi
mengakibatkan pembangunan
jalan menjadi Bungalow
licin
- Pengangkutan
bahan/material
tidak dilakukan
sekaligus
tergantung
kebutuhan untuk
menghindari
menumpuknya
kendaraan di
jalan.
- Memasang
rambu-rambu
peringatan agar
pengguna jalan
berhati-hati.
- Menempatkan
petugas
keamanan
sekaligus sebagai
pengatur keluar
masuknya
kendaraan
pengangkut

30
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
bahan dan
material
- Mengatur
kecepatan
kendaraan
maksimum 20
km/jam
c. Peningkatan Meningkatnya - Membatasi Sepanjang Selama tahap - Memantau Sepanjang jalur Selama tahap Pelaksana : Pelaku
kebisingan kebisingan kecepatan jalur mobilisasi kecepatan pengangkutan mobilisasi Usaha/kontraktor
akibat suara kendaraan pengangkutan peralatan, kendaraan yang padat peralatan, - Pengawas : Dinas
kendaraan pengangkut yang padat bahan dan pengangkut kegiatan bahan dan Perhubungan
pengangkut untuk kegiatan material - Mengukur material Kab. Loteng
bahan dan mengurangi tingkat - Penerima
material kebisingan kebisingan Laporan : Dinas
- Menggunakan dengan sound Perhubungan
kendaraan yang level meter dan Kab. Loteng dan
lulus uji emisi memastikan DLH kabupaten
tdak melebihi Lombok Tengah
baku mutu
kebisingan
5 Pembuatan Persepsi Sejumlah - Mengurus izin Dinas ESDM Pengurusan - Memastikan Di lokasi Insidentil - Institusi
sumur bor negatif masyarakat SIP dan SIPA ke Propinsi NTB izin dilakukan dan Bungalow Pengelola &
masyarakat pemilik sumur Dinas ISDM sebelum Memantau (lokasi sumur pemantau :
gali Pripinsi NTB pembuatan secara bor) Pelaku Usaha
- Melakukan Masyarakat sumur bor langsung - Institusi
sosialisasi kepada sekitar sosialisasi pengawas : Dinas
masyarakat yang PUPR Kab.
bahwa dilakukan Loteng dan Dinas
pengeboran ESDM NTB

31
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
sumur bor telah - Memastikan - Istitusi penerima
mendapatkan izin dan memantau laporan : Dinas
SIP dan SIPA pengambilan PUPR Kab.
- Pengambilan air air sumur Loteng Dinas
tanah tidak sesuai dengan ESDM NTB dan
melebihi debit debit yang DLH Kab.
yang diizinkan diizinkan Lombok Tengah
- Wawancara
kepada
masyarakat
sekitar
6 Pekerjaan a. Kecelakaan sejumlah tenaga - Menyediakan alat Lokasi setiap hari Memantau Lokasi setiap hari Pelaksana : Pelaku
Konstruksi Sipil kerja kerja yang pelindung diri pembangunan kerja selama kelengkapan pembangunan kerja selama Usaha/kontraktor
dan bekerja di lokasi dan mewajibkan Bungalow konstruksi peralatan Bungalow konstruksi - Pengawas : Dinas
pemasangan Pembangunan pekerja memakai pelindung diri Tenaga Kerja dan
fasilitas Bungalow alat pelindung dari semua Transmigrasi
pendukung diri seperti pekerja dan serta Dinas
lainnya sarung tangan, ketersediaan Kesehatan Kab.
sepatu kerja, obat di Kotak Loteng
helm P3K - Penerima laporan
- Menyediakan : Dinas Tenaga
kotak P3K untuk Kerja dan
pertolongan Transmigrasi
pertama serta Dinas
- Segera Kesehatan Kab.
membawa Loteng
pekerja yang
mengalami

32
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
kecelakaan ke
Klinik terdekat
b. Gangguan Gangguan - Menempatkan Lokasi Selama tahap Mengamati Lokasi Sesuai Pelaksana : Pelaku
estetika estetika hanya material pembangunan konstruksi secara langsung pembangunan kebutuhan Usaha/kontraktor
terjadi dilokasi bangunan Bungalow dilaksanakan penempatan Bungalow dan selama tahap - Pengawas : Dinas
pembangunan seperti bekas matrial dan daerah konstruksi Lingkungan
dan sekitarnya bongkaran kemasan bekas sekitarnya dilaksanakan Hidup Lombok
tanah dan di lokasi Tengah
material Pembangunan - Penerima laporan
bangunan yang Bungalow : Dinas
dipakai dan Lingkungan
lainnya di dalam Hidup Lombok
lokasi proyek Tengah
(Tidak diluar
proyek) secara
rapi dan
terencana
sehingga tidak
mengganggu
pandangan
masyarakat
sekitar dan
wisatawan yang
lalu lalang.
selain itu
sampah berupa
kemasan pasir
dan semen serta
sampah lainnya

33
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
dikumpulkan
dan diserahkan
kepada pihak
ketiga yang
menangani
sampah di Desa
Kuta
- Membangun
pagar keliling di
area
pembangunan
untuk
mengurangi
dampak estetika
pada saat
pembangunan

34
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
c. kebisingan Area sekitar - tidak melakukan Lokasi Selama tahap - memastikan Lokasi Selama tahap Pelaksana : Pelaku
pembangunan kegiatan pembangunan konstruksi tidak pembangunan konstruksi Usaha/kontraktor
Bungalow konstruksi pada Bungalow dilaksanakan melakukan Bungalow dan - Pengawas : Dinas
jam-jam kegiatan daerah Lingkungan
istirahat dan konstruksi sekitarnya Hidup Lombok
pada malam pada jam Tengah
hari istirahat dan - Penerima laporan
- membangun pada malam : Dinas
pagar keliling hari Lingkungan
untuk meredam - memastikan Hidup Lombok
kebisingan pada pembangunan Tengah
saat pagar keliling
pembangunan sebelum
melakukan
kegiatan
kontruksi
- memantau
tingkat
kebisingan
dengan sound
level meter
d. Berkurangnya persentase areal - Membangun di dalam selama tahap Menghitung luas Lokasi areal sekali pada Pelaksana :
areal resapan terbangun taman pada space lingkungan konstruksi lahan terbangun Bungalow saat konstruksi Pelaksana : Pelaku
air terhadap luas yang areal dan luas Ruang berlangsung Usaha/kontraktor
areal seluruhnya memungkinkan Bungalow Terbuka Hijau - Pengawas : Dinas
maksimal - Menyediakan Menghitung Lingkungan
24,66% bidang persesapan proporsi sumur Hidup Lombok
seluas 1 m2 untuk resapan dan Tengah
setiap 100 m2 luas lubang resapan

35
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
lahan yang biopori dengan - Penerima laporan
diperkeras rumus : Jumlah : Dinas
- Membuat taman- Lubang Biopori = Lingkungan
taman sebagai intensitas hujan Hidup Lombok
Ruang Terbuka (mm/jam) x Luas Tengah
Hijau dan bidang kedap - Pengawas :
penanaman pohon (m2) / Laju Kepala Dinas
peneduh di space peresapan air per PUPR dan Dinas
yang lubang (liter/jam) Lingkungan
memungkinkan Hidup Kab.
- Perkerasan bagian Loteng
halaman Bungalow - Penerima laporan
menggunakan : Kepala Dinas
paving blok sarang PUPR dan Dinas
tawon Lingkungan
Hidup Kab.
Loteng
c Tahap Operasional
1. Penerimaan a. Tersedianya 12 orang - Mengembangkan MAHARANI Setiap • memantau secara MAHARANI Setiap tahun - Pelaksana
Tenaga kerja lapangan usaha secara BUNGALOW penerimaan langsung dengan BUNGALOW pengelolaan dan
kerja dinamis untuk tenaga kerja melakukan pemantauan :
menciptakan analisis Pelaku Usaha
lapangan perkembangan - Institusi
pekerjaan yang usaha pengawas ; Dinas
baru • memantau Tenaga Kerja dan
- Memaksimalkan efektifias kinerja Transmigrasi
penerimaan karyawan Kab. Loteng
tenaga kerja - Institusi
untuk penerima laporan

36
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
memberikan : Dinas Tenaga
kesempatan yang Kerja dan
lebih banyak bagi Transmigrasi
calon tenaga Kab. Loteng
kerja
b. Kecemburuan Sejumlah - Mengumumkan Desa Kuta Setap - Memantau Desa Kuta Setap - Pelaksana
sosial kasus spesifikasi tenaga penerimaan secara penerimaan pengelolaan dan
pengaduan yang dibutuhkan tenaga kerja langsung ada tenaga kerja pemantauan :
masyarakat secara terbuka tidaknya Pelaku Usaha
dengan pengaduan - Institusi
persayaratan masyarakat pengawas ; Dinas
sesuai yang terkait Tenaga Kerja dan
diatur - Wawancara Transmigrasi
- Mengutamakan dengan Kab. Loteng
tenaga kerja lokal masyarakat - Institusi
- Memberikan kunci atau penerima laporan
bantuan dana perwakilan : Dinas Tenaga
sosial untuk masyarakat Kerja dan
mendukung sekitar Transmigrasi
kegiatan-kegiatan Kab. Loteng
masyarakat di
sekitar lokasi
c. Peningkatan Sejumlah tenaga - Melakukan Lokasi Selama - Memastikan Lokasi Selama - Pelaksana:
pendapatan kerja operasional system Bungalow menggunakan sistem Bungalow menggunakan Pelaku Usaha
akan meningkat penggajian tenaga kerja penggajian tenaga kerja - Institusi
pendapatannya berpedoman telah memadai pengawas ; Dinas
dengan UMK dan sesuai Tenaga Kerja dan
yang berlaku aturan Transmigrasi Kab.
sesuai dengan Lombok Tengah

37
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
perundang- - Memastikan - Institusi
undangan adanya penerima laporan
- memberikan kenaikan gaji : Dinas Tenaga
kenaikan gaji berkala, bonus Kerja dan
berkala, bonus dan insentif Transmigrasi
dan insentif lainnya Kab. Lombok
tambahan jika Tengah
dianggap perlu
dan pantas
2 Operasional a. Penurunan volume limbah - Pengelolaan MAHARANI Selama Mencatat volume Lokasi septic Setiap bulan - Pelaksana :
Bungalow kualitas air harian limbah cair BUNGALOW operasional limbah harian tank Pelaku Usaha
permukaan Bungalow dikelola dengan Bungalow Melakukan - Pengawas : Dinas
(air tanah) mencapai 1,57 mengalirkan ke pengujian Lingkungan
akibat limbah m3 per hari Septictank kualitas air Hidup Kab.
cair (tabel 5.) standar limbah setiap Loteng
kesehatan sesuai bulan untuk - Penerima laporan
dengan seluruh : Dinas
Peraturan parameter Lingkungan
Menteri sebagaimana Hidup Kab.
Kesehatan No 3 permen LHK Loteng
Tahun 2014 Nomor:
- Melakukan P.68/Menlhk/
kampanye hemat Setjen/Kum.1/8/
air untuk 2016 (pH, BOD,
mengurangi COD, TSS,
penggunaan air Minyak dan
- Saluran Lemak<
pembuangan Amoniak, total
limbah harus Coliform)

38
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
menggunakan
sistem saluran
tertutup, kedap
air, dan limbah
harus mengalir
dengan lancar,
serta terpisah
dengan saluran
air hujan.
- Memasang alat
pengukur debit
limbah cair untuk
mengetahui debit
harian limbah
yang dihasilkan
b. Timbulan Berdasarkan - Mengurangi Area Setiap hari - Mencatat dan Area Setiap hari - Pelaksana :
limbah kapasitas penggunaan Bungalow selama mengukur Bungalow selama Pelaku Usaha
padat Penginapan kemasan plastik operasional volume limbah operasional - Pengawas : Dinas
sintetis padat harian
maka Bungalow Bungalow Lingkungan
- melakukan - memantau
diperkirakan Hidup Kab.
pemisahan secara
volume sampah sampah organik langsung Loteng
yang dihasilkan dan anorganik limbah padat di - Penerima laporan
adalah 65 - menyampaikan sekeliling : Dinas
liter/hari (SNI pesan kebersihan Bungalow Lingkungan
19-3964-1994) lingkungan - memantau Hidup Kab.
dengan asumsi melalui stiker ketersediaan Loteng
seluruh kamar yang ditempel di bak sampah
tempat yang disekitar
terisi penuh
Bungalow

39
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
mudah di baca - Memastikan
pelanggan sampah
- menerapkan diangkut tepat
prinsip produksi pada waktunya
bersih (Clean sehingga tidak
product) dalam terjadi
melaksanakan penumpukan
usaha sampah
- melakukan
pengelolaan
sampah dengan
prinsip 3R
(Reduce, Reuse
dan Recycle)
- berkerjasama
dengan pihak ke
3 berizin untuk
pengelolaan
limbah padat
- Menyediakan
tempat
penyimpanan
sampah
sementara
sebelum diangkut
pihak ketiga
- Pengelolaan
sampah mengacu
pada perda No.5
tahun 2015

40
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
c. Kecelakaa, 12 orang - melakukan Area kerja Selama tahap - Memastikan Area kerja Selama - Pelaksana
keselamatan tenaga kerja pekerjaan sesuai Bungalow operasional semua Bungalow operasional pengelolaan dan
dan operasional SOP yang ada karyawan pemantauan :
- Menyiapkan alat melaksanakan
kesehatan Pelaku Usaha
pelindung kerja SOP yang ada
kerja - Institusi
- memastikan - Memantau
karyawan dalam kesiapan dan pengawas ; Dinas
program BPJS ketersediaan Tenaga Kerja dan
- Menyediakan alat Transmigrasi
perlengkapan - memantau Kab. Loteng
P3K ketersediaan - Institusi
- Mengacu pada PP perlengkapan penerima laporan
No 50 tahun P3K : Dinas Tenaga
2012 tentang - memastikan
Kerja dan
SMK3 seluruh
Transmigrasi
karyawan
terdaftar BPJS Kab. Loteng
d. gangguan tingkat - Menempatkan di dalam area Setiap hari - Memantau seluruh areal setiap hari - Pelaksana :
keamanan keamanan security Bungalow layar CCTV di Bungalow Pelaku Usaha
Bungalow dari - memasang ruang operator - Pengawas :
pencurian, dan sejumlah CCTV di - Memastikan Polsek
kekacauan lokasi tempat pemasanagan Kecamatan Pujut
parkir dan lokasi- plank - Penerima laporan
lokasi rawan peringatan : Polsek
gangguan untuk bersama Kecamatan Pujut
keamanan untuk menjaga
mengawasi keamanan dan
pencurian ketertiban
kendaraan dalam area
maupun helm Bungalow

41
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
dan bentuk
gangguan
keamanan
lainnya.
- Memasang plank
peringatan untuk
bersama
menjaga
keamanan dan
ketertiban dalam
area Bungalow

e. kebakaran Seluruh - Pemasangan Di ruang dan Di ruang dan - Mengecek - Terminal/sam insidentil - Pelaksana :
bangunan instalasi lokasi-lokasi lokasi-lokasi sistem bungan listrik Pelaku Usaha
Bungalow dan kelistrikan rawan rawan kelistrikan - Di setiap - Pengawas : Polisi
sekitarnya dilakukan oleh kebakaran kebakaran - Memastikan bangunan Pamong Praja
instalator ketersediaan gedung dan Pemadam
berpengalaman kelengkapan Kebakaran Kab.
sehingga penanggulangan Lombok tengah
kemungkinan kebakaran - Penerima laporan
korsleting dapat : Polisi Pamong
dihilangkan. Praja dan
- Menyediakan Pemadam
tabung pemadam Kebakaran Kab.
kebakaran Lombok tengah

42
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
(APAR)
secukupnya
3 operasional a. Penurunan melebihi baku - melakukan Lokasi genset setiap 3 Mengukur kualitas Lokasi genset setiap 3 bulan - Pelaksana :
genset kualitas mutu emisi gas perawatan mesin bulan sekali emisi gas buang Pelaku Usaha
udara oleh buang sumber genset secara genset dengan - Pengawas :
emisi genset tidak bergerak berkala sehingga parameter : Total Dinas
kinerja partikulat, CO, Lingkungan
pembakaran NOx, SO2 dan Hidup Kab.
bahan bakar opasitas Loteng
sempurna - Penerima laporan
- menanam pohon : Dinas
disekitar lokasi Lingkungan
genset Hidup Kab.
- melakukan upaya Loteng
pembuatan
cerobong emisi
dengan
ketinggian
minimal 2 meter
dari atap
tertinggi
- mengacu pada
Peraturan
Pemerintah No
41 Tahun 1999
Tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara
b. kebisingan Kebisingan - Genset dipakai Di ruangan Selama Mengukur tingkat Permukiman 3 bulan sekali - Pelaksana :
diatas 50 dB hanya ketika genset operasional kebisingan yang terdekat Pelaku Usaha
listrik PLN mati genset diakibatkan oleh

43
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
- Penempatan genset dengan - Pengawas :
genset dalam memakai sound Dinas
ruang kedap level meter dan Lingkungan
suara membandingkannya Hidup Kab.
- Memili knalpot dengan baku mutu Loteng
untuk peredaman kebisingan - Penerima laporan
suara sebagaimana di atur : Dinas
dalam Keputusan Lingkungan
Menteri Negara Hidup
Lingkungan Hidup Kab.Loteng
Nomor 48 tahun
1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan
c. Timbulan Sejumlah oli - Mengumpulkan Tempat Selama Menimbang dan Lokasi Setiap - Pelaksana :
limbah B3 bekas hasil limbah B3 di penyimpanan menghasilkan mencatat volume penyimpanan menyimpan Pelaku Usaha
(oli bekas) pemakaian tempat khusus limbah B3 limbah B3 limbah B3 yang LB3 limbah B3 - Pengawas :
pada genset untuk sementara dihasilkan setiap Dinas
waktu sebelum bulan dalam log Lingkungan
diserahkan ke book Hidup Kab.
pihak yang Loteng
memiliki izin - Penerima laporan
pengelolaan : Dinas
limbah B3 Lingkungan
sebagaimana Hidup
yang diatur Kab.Loteng
dalam Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor
101 Tahun 2014
Tentang
Pengelolaan

44
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
Limbah Bahan
Berbahaya Dan
Beracun.. Tempat
khusus tersebut
harus dilengkapi
dengan Kotak
P3K, penerangan
yang cukup,
ventlasi yang
baik, Tabung
APAR dan alarm.
- Mengurus izin
penyimpanan
sementara LB3
pada instansi
terkait
4 Operasional Munculnya - Sejumlah - Menjaga nilai PH Kolam Pengelolaan - Melakukan tes Kolam renang Pemantauan - Pelaksana :
kolam renang penyakit tamu yang air kolam renang renang dilakukan pH kemudian harian dan Pelaku Usaha
menular menggunakan 7,2 – 7,6 ppm setiap hari membandingka pemantauan - Pengawas :
kolam renang pada skala Test dan bulanan n-nya dengan bulanan Dinas Kesehatan
Kit pH ideal
- Melakukan - Melakukan Kab. Loteng
Pengobatan CHLORINE - Penerima laporan
Harian Residual Test kemudian : Dinas
Chlorine air membandingka Kesehatan Kab.
kolam tetap ideal nanya dengan Lombok Tengah
sebesar 1,0 – 1,5 kandungan
ppm chlorin ideal
Melakukan
Pengobatan
Bulanan dengan
Super
Chlorination’

45
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
HIDUP HIDUP PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
No PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
HIDUP
(Shock
Treatmen)

d Tahap Pasca Operasional -


Penghentian PHK Karyawan 12 orang - Menjamin hak- MAHARANI Pada saat Memastikan MAHARANI Pada saat - Pelaksana :
Operasional hak karyawan BUNGALOW terjadi PHK terpenuhinya hak- BUNGALOW terjadi PHK Pelaku Usaha
Bungalow yang di PHK hak karyawan (Pasca - Pengawas :
sesuai yang di PHK operasional) Dinas Tenaga
perundang- sesuai dengan Kerja dan
undangan yang perundang- Transmigrasi
berlaku undangan yang Lombok Tengah
berlaku - Penerima laporan
: Dinas Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
Lombok Tengah

46
D. SURAT PERNYATAAN

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : L. Tengku Abdurrahman

Alamat : Baturiti, Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok


Tengah

Telp. : 081907732124

Adalah Penanggung Jawab rencana usaha dan atau kegiatan Pembangunan


MAHARANI BUNGALOW menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa:

1. Kami akan melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan


sebagaimana tercantum dalam Dokumen UKL-UPL, dan bersedia
melaporkan hasilnya kepada instansi terkait.

2. Kami bersedia dipantau dari usaha dan atau kegiatan kami sebagaimana
tercantum dalam dokumen UKL-UPL ini, oleh petugas yang berkompeten
dengan menunjukkan surat tugas dari instansi yang berwenang menurut
aturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Kami bersedia memperbaharui dokumen UKL-UPL ini, apabila terjadi


perubahan (desain, kapasitas maupun lokasi) dalam kegiatan kami, sesuai
dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Data yang kami tuangkan dalam dokumen UKL-UPL ini adalah sesuai
dengan keadaan riil di lapangan.

47
5. Kami bersedia menyampaikan laporan pelaksanaan UKL-UPL setiap 6 bulan
terhitung sejak diterbitkannya rekomendasi UKL-UPL ini

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Kuta, Maret 2021


Yang membuat pernyataan,
Penanggung Jawab,

L. Tengku Abdurrahman

48
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

Peraturan pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Kesehatan dan


Keselamatan kerja

Peraturan pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun

Peraturan pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang pengendalian


Pencemaraan Udara

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia


Nomor P.26/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 Tentang Pedoman Penyusunan
Dan Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:


P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.14 Tahun 2010 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

PERMENKES Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum

KEPMEN LH No Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat


Kebisingan

49
PERDA Kabupaten Lombok Tengah No. 1 Tahun 2015.

PERDA Kabupaten Lombok Tengah No. 7/2011 tentang Rencana tata Ruang
Wilayah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2031

PERDA Kabupaten Lombok Tengah No. 3/2017 tentang Pengelolaan Air


Limbah Domestik dan Pengelolaan Lumpur Tinja

PERDA No.8 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Air Tanah

PERDA No.5 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah

SNI 3242-2008, Tata cara pengelolaan sampah di permukiman

SNI 03-7065 tahun 2005 Tentang Tata Cara perencanaan sistem plambing

50
Lampiran-lampiran

51

Anda mungkin juga menyukai