Anda di halaman 1dari 89

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Pembangunan dan
Operasional Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Utara
dapat tersusun atas kerjasama berbagai pihak terkait. Dokumen
UKL-UPL ini berisi tentang dampak positif dan negatif yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup terkait rencana pembangunan dan operasional Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja.
Dalam penyusunan dokumen UKL-UPL ini mengacu pada
Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Disamping itu juga telah mendapatkan masukan dan
saran-saran konstruktif dariinstansi teknis maupun dari berbagai
pihak hingga dokumen ini dapat diselesaikan. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dokumen UKL-UPL ini.

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. v
LAMPIRAN .................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................1
B. Maksud dan Tujuan UKL-UPL ........................................................3
C. Dasar Hukum ...........................................................................4
II. IDENTITAS PEMRAKARSA ................................................................7
III. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN .........................................7
A. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ...................................7
B. Lokasi Rencana Usaha dan/atau kegiatan ...................................7
C. Deskripsi Rona Awal ................................................................ 14
D. Skala Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ....................... 15
E. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan : .......... 16
IV. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ....................... 34
A. Tahap Pra Konstruksi ................................................................ 34
B. Tahap Konstruksi ..................................................................... 36
C. Tahap Pasca Konstruksi/Operasional .......................................... 46
D. Tahap Pasca Operasi .............................................................. 54
V. SURAT PERNYATAAN ................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 76

iii | P a g e
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi ........................................................................ 13

Gambar 2. Kondisi lahan eksisting ..................................................... 14

Gambar 3. Akses jalan ......................................................................... 14

Gambar 4. Diagram Proses Pengolahan Lumpur Tinja ................. 33

iv | P a g e
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dasar Hukum ......................................................................... 4

Tabel 2. Pertimbangan pemilihan Lokasi IPLT .................................. 8

Tabel 3. Rentang nilai Lokasi yang sesuai untuk IPLT ...................... 9

Tabel 4. Perolehan ................................................................................. 10

Tabel 5. Area pelayanan IPLT ............................................................. 12

Tabel 6. Peruntukan lahan dan luas ................................................ 15

Tabel 7. Perkiraan tenaga kerja konstruksi ...................................... 18

Tabel 8. Kebutuhan Air Bersih ............................................................. 21

Tabel 9. Limbah Cair yang Dihasilkan oleh Kegiatan Basecamp........... 22

Tabel 10. Standar Baku Mutu Sarana Toilet/MCK............................... 22

Tabel 11. Standar Timbulan Sampah................................................ 23

Tabel 12. Perkiraan Timbulan Sampah.............................................. 24

Tabel 13. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Operasional.................... 25

Tabel 14. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Operasional IPLT.................... 26

Tabel 15. Perkiraan Volume Limbah Cair Tahap Operasional.................... 26

Tabel 16. Perkiraan Timbulan Sampah.............................................. 29

Tabel 17. Matrik Dampak Lingkungan Beserta Upaya Pengelolaan Lingkungan

dan Upaya Pemantauan Lingkungan Usaha dan/atau kegiatan Instalasi


Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) ......................................... 55

v| Page
DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Kontur

2. Peta Kemiringan Lereng

3. Peta Lokasi

4. Peta Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. Peta Pemantauan Lingkungan Hidup

vi | P a g e
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Dusun Jugil Desa Sambik Bangkol

Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sanitasi mempunyai hubungan erat dengan kesehatan.


Sarana dan prasarana sanitasi yang tidak cukup dapat
berpengaruh pada penyebaran penyakit, dengan demikian
penting untuk menjaga lingkungan agar tetap sehat dan
bersih, salah satunya melalui peningkatan sanitasi lingkungan
yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals, yaitu menjaga
kualitas lingkungan hidup. Adapun sasaran Global Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan pada lampiran Peraturan
Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang terkait
dengan Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasaran IPAL
dan IPLT adalah pada Tahun 2030, meningkatkan kualitas air
dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan,dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia

1 | Page
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang,
serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.

Untuk menjaga kelestarian lingkungan serta turut menunjang


peraturan Perundang-undangan Pemerintah Republik
Indonesia mengenai Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup maka Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Lombok Utara berencana
membangun IPLT di Dusun Jugil Desa Sambik Bangkol
Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Kegiatan
pembangunan dan operasional IPLT merupakan salah satu
jenis usaha wajib menyusun dokumen upaya pengelolaan
lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
(UKL-UPL). Dokumen tersebut, pada prinsipnya memuat
langkah-langkah pengelolaan dan pemantauan yang harus
dilakukan oleh pihak Pemrakarsa terhadap dampak
lingkungan yang akan ditimbulkan dengan adanya IPLT ini,
sehingga dapat meminimalkan dampak negatif dan
meningkatkan dampak positifnya.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, maka Pemrakarsa menyampaikan UKL dan UPL dari
rencana usaha dan atau kegiatan Pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dengan benar dan akan
mematuhi segala persyaratan dan kewajiban yang telah
ditentukan dalam UKL dan UPL serta izin yang diterbitkan oleh
pejabat dari instansi yang berwenang.

2 | Page
B. Maksud dan Tujuan UKL-UPL

1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi rencana kegiatan


Pembangunan dan pengoperasian Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) pada tahap pra konstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi terutama yang diperkirakan
berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup;
2. Memprakirakan dan mengevaluasi timbulnya dampak
tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi;
3. Memberikan uraian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Sedangkan kegunaan dokumen UKL dan UPL ini adalah

1. Sebagai acuan dan pedoman teknis bagi Pemrakarsa


dalam melakukan Pembangunan dan pengoperasian
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan instansi sektoral
terkait dalam upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan
2. Sebagai acuan yang merupakan instrumen pengikat bagi
pihak Pemrakarsa dalam pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
3. Mencegah, menanggulangi dan mengendalikan
kemungkinan timbulnya dampak terhadap lingkungan
secara terpadu, terencana dan berkesinambungan.
4. Memberikan bahan informasi kepada berbagai pihak yang
terkait tentang kegiatan Pembangunan dan
pengoperasian instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
serta kondisi Lingkungan di sekitarnya.

Dengan tersusunnya pedoman tersebut, maka diharapkan


pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat dilakukan lebih
3 | Page
terarah, efektif dan efisien.

C. Dasar Hukum
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup kegiatan Pembangunan dan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dilaksanakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu:
Tabel 1. Dasar Hukum

No. Nomor Peraturan Tentang Keterkaitan

A UNDANG-UNDANG (UU)
1 UU No. 18/2008 Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
2 UU No. 17/2019 Sumber daya air
Sumber daya air
Rujukan kesesuaian
3 UU No. 26/2007 Penataan Ruang ruang untuk lokasi
kegiatan
Perlindungan dan Landasan kebijakan
4 UU No. 32/2009 Penge-lolaan dalam pengelolaan
Lingkungan Hidup lingkungan hidup
5 UU No. 36/2009 Kesehatan Kesehatan
Pembentukan Pembentukan
Kabupaten Lombok Kabupaten Lombok
6 UU No. 26/2008
Utara Provinsi Nusa Utara Provinsi Nusa
tenggara Barat tenggara Barat
Tentang peraturan Tentang peraturan
7 UU No. 28 Tahun 2002
bangunan gedung bangunan gedung
B PERATURAN PEMERINTAH (PP)
Penyelenggaraan Penyelenggaraan
perlindungan dan perlindungan dan
1 PP No. 22 Tahun 2021
pengelolaan pengelolaan
lingkungan hidup lingkungan hidup
Pengendalian Pengendalian
2 PP No. 41/1999
pencemaran udara. pencemaran udara.
Keselamatan dan Keselamatan dan
3 PP No. 50/2012
Kesehatan kerja Kesehatan kerja
4 PP No. 88/2019 Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja
Pengelolaan kualitas Pengelolaan kualitas
5 PP No. 82/2001 air dan pengendalian air dan pengendalian
pencemaran air pencemaran air

4 | Page
No. Nomor Peraturan Tentang Keterkaitan

Acuan pengelolaan
Pengelolaan Limbah
Limbah Bahan
6 PP No. 101/2014 bahan berbahaya
Berbahaya Dan
dan beracun
Beracun (B3)
tentang Pelaksanaan tentang Pelaksanaan
Undang- Undang Undang-Undang
7 PP No. 36 Tahun 2005 Nomor 28 Tahun Nomor 28 Tahun
2001 tentang 2001 tentang
Bangunan Gedung Bangunan Gedung
KEPUTUSAN MENTERI DAN PERATURAN MENTERI (KEPMEN dan
C
PERMEN)
Peraturan Menteri Lingkungan
Baku Mutu Air Acuan pengelolaan
1 Hidup dan Kehutanan Nomor:
Limbah Domestik air limbah domestik
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016
Tentang tata cara Tentang tata cara
perizinan perizinan
pembuangan air pembuangan air
Peraturan Menteri Lingkungan
limbah melalui limbah melalui
2 Hidup dan Kehutanan Nomor:
pelayanan perizinan pelayanan perizinan
P.102/2018
berusaha berusaha
terintegrasi secara terintegrasi secara
elektronik (OSS) elektronik (OSS)
Tentang perubahan Tentang perubahan
atas Peraturan atas Peraturan
Menteri Lingkungan Menteri Lingkungan
Hidup dan Hidup dan
Kehutanan Nomor Kehutanan Nomor
Peraturan Menteri Lingkungan
P.93 Tahun 2018 P.93 tahun 2018
3 Hidup dan Kehutanan Nomor:
tentang pemantauan tentang pemantauan
P.80/2019
kualitas air limbah kualitas air limbah
secara terus secara terus
menerus dan dalam Menerus dan dalam,
jaringan bagi usaha jaringan bagi usaha
dan/atau kegiatan dan/atau kegiatan
Peraturan Menteri Lingkungan Tentang Jenis Usaha tentang Jenis Usaha
4 Hidup dan Kehutanan Nomor P.38 dan/atau Kegiatan dan/atau Kegiatan
Tahun 2019 yang wajib AMDAL yang wajib AMDAL
Tentang izin Tentang izin
Peraturan Menteri PU-PR Nomor 37
5 penggunaan air penggunaan air
Tahun 201
dan/atau sumber air dan/atau sumber air
Syarat-syarat Syarat-syarat
PERMENKES Nomor 416/MENKES
6 pengawasan kualitas Pengawasan Kualitas
PER/IX/1990
air air
KEPMEN LH No Kep- Baku Mutu Tingkat Baku Mutu Tingkat
7
48/MENLH/11/199 Kebisingan Kebisingan

5 | Page
No. Nomor Peraturan Tentang Keterkaitan

Metode Analisa
Analisa Kualitas Air
Kualitas Air
Keputusan Menteri Lingkungan Permukaan dan
8 Permukaan dan
Hidup Nomor 37 Tahun 2003 Pengambilan Contoh
Pengambilan Contoh
Air Permukaan
Air Permukaan
Pedoman Mengenai Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Syarat dan Tata
Cara Perizinan Cara Perizinan serta
Keputusan Menteri Lingkungan
9 serta Pedoman Pedoman Kajian
Hidup Nomor 111 Tahun 2003
Kajian Pembuangan Pembuangan Air
Air Limbah ke Air Limbah ke Air atau
atau Sumber Air Sumber Air
Pedoman Mengenai Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Syarat dan Tata
Cara Perizinan Cara Perizinan serta
Keputusan Menteri Lingkungan
10 serta Pedoman Pedoman Kajian
Hidup Nomor 111 Tahun 2003
Kajian Pembuangan Pembuangan Air
Air Limbah ke Air Limbah ke Air atau
atau Sumber Air Sumber Air
Tentang Tentang
PERMEN PU-PR Nomor 04 tahun penyelenggaraan penyelenggaraan
11
2017 sistem pengelolaan sistem pengelolaan
air limbah domestik air limbah domestik
D PERATURAN DAERAH
Rencana tata Ruang Ruang Wilayah
PERDA Kabupaten Lombok Utara Wilayah Kabupaten Kabupaten Lombok
1
No. 9/2011 Lombok Utara Tahun Utara Tahun 2011-
2011-2031 2031
Perlindungan dan Perlindungan dan
PERDA Kabupaten Lombok Utara
2 Pengelolaan Pengelolaan
No. 3/2016
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Peraturan Daerah Kabupaten
Tentang pengelolaan Tentang pengelolaan
3 Lombok Utara Nomor 3 Tahun
sampah sampah
2018
4 Peraturan Bupati No. 9/2017 UKL-UPL UKL-UPL
Tentang perubahan
Tentang perubahan
atas Peraturan
atas Peraturan
Bupati Lombok Utara
Bupati Lombok Utara
Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun Nomor 7 Tahun
5 Nomor 7 Tahun 2014
2017 2014 tentang
tentang Petunjuk
Petunjuk
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah

6 | Page
II. IDENTITAS PEMRAKARSA

a. Pemrakarsa : Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Kabupaten
Lombok Utara

b. Alamat Kantor : Jalan Raya Tanjung - Bayan KM 43,2


Ruas Gangga - Selelos Kode Pos
83353
c. Penanggung Jawab : Kahar Rijal, S.T,M.T
d. Alamat : Jl. Lestari GG. Bakri Moncok Telaga
Mas, Pejarakan Karya, Ampenan
e. Nomor Telepon/HP : (0371) 6147694
f. Email : pupr@lombokutarakab.go.id

III. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

A. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan: Pembangunan


Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Utara

B. Lokasi Rencana Usaha dan/atau kegiatan

Secara administratif, wilayah lokasi IPLT adalah:


• Dusun : Jugil
• Desa : Sambik Bangkol
• Kecamatan : Gangga
• Kabupaten : Lombok Utara
• Propinsi : Nusa Tenggara Barat

7 | Page
Dengan titik Koordinat:

• 8°27785"S 116° 24238"E


Pemilihan lokasi sebagaimana disebutkan di atas
mengacu pada Pedoman Perencanaan Teknik Terinci
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang dikeluarkan
oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagai berikut:

Pembobotan terhadap kriteria yang dapat


mempengaruhi pemilihan lokasi IPLT disajikan dalam
kriteria pembobotanberikut:

Tabel 2. Pertimbangan pemilihan Lokasi IPLT

No. Kriteria Bobot Sub-kriteria Nilai


>15 KM 3
10 – 15 KM 5
Jarak Tempuh ke
1 8 5 – 10 KM 7
wilayah pelayanan
3 - 5 KM 9
<3KM 11
16 – 25% 9
Kemiringan llahan
2 7 8 - 15% 7
IPLT
3-7% 5
45 menit–1
3
jam
Waktu tempuh
menit–45
3 IPLT ke wilayah 6 5
menit
pelayanan terjauh
20 menit –
7
30 menit
Permukiman 3
Jenis tata guna
Industri 5
4 lahan sesuai 5
Perkebunan 7
RTRW
Pertanian 9
>30 KM 3
20 – 29 KM 5
Jarak ke badan air
5 4 10 – 19 KM 7
penerima
3 - 9 KM 9
<3KM 11
6 Kepemilikan
Legalitas lahan 3 lahan:
Milik 10
8 | Page
No. Kriteria Bobot Sub-kriteria Nilai
pemerintah
Milik
7
masyara kat
Milik swasta 3
RTRW:
Sesuai 10
Kesesuaian Ruang 3
Dapat
5
disesuaikan
Dukungan Didukung 10
3
Masyarakat Negosiasi 5
Didalam
batas
administrasi 10
wilayah
7 Batas administrasi 2 pelayanan
Diluar batas
administr asi
2
wilayah
pelayan an
Lempung 10
8 Jenis tanah 1 Lanau 5
Pasir 2
Sumber : Pedoman Perencanaan Teknik Terinci Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kementerian PU
dan Perumahan Rakyat

Rentang nilai lokasi yang sesuai untuk IPLT adalah sebagai


berikut :
Tabel 3. Rentang nilai Lokasi yang sesuai untuk IPLT

KETERANGAN NILAI

Lokasi dapat diterima 335 – 205

Lokasi dapat dipertimbangkan 205 - 150

Lokasi tidak dapat diterima 100 -150

Dari tabel diatas maka skor yang diperoleh untuk lokasi IPLT
Dusun Jugil Desa Sambik Bangkol adalah sebagai berikut :

9 | Page
Tabel 4. Perolehan Nilai untuk lokasi IPLT Dusun Jugil Desa Sambik
Bangkol
Nilai x
No Kriteria Bobot Sub-Kriteria Nilai
Bobot
>15 KM
10 – 15 KM
Jarak tempuh ke
1 8 5 – 10 KM 7 56
wilayah pelayanan
3 - 5 KM
<3KM
16 – 25%
2 Kemiringan Lahan IPLT 7 8 - 15% 7 49
3-7%
45 menit–1 jam
Waktu tempuh IPLT 30 menit–45
3 ke wilayah pelayanan 6 menit 3 18
terjauh 20 menit – 30
menit
Permukiman
Jenis Tata guna lahan Industri
4 5 0 0
sesuai RTRW Perkebunan
Pertanian
>30 KM
20–29 KM
Jarak Badan air
5 4 10–19 KM ≤3 11
penerima
3 - 9 KM
<3KM
Kepemilikan
lahan:
Milik
Legalitas lahan pemerintah 10 30
Milik
masyarakat
6 3 Milik swasta
RTRW:
Sesuai
Kesesuaian Ruang 10 30
Dapat
disesuaikan
Didukung
Dukungan Masyarakat 5 15
Negosiasi
Didalam batas
administrasi
wilayah
pelayanan
7 Batas administrasi 2 Diluar batas 10 20
administrasi
wilayah
pelayanan
10 | P a g e
Nilai x
No Kriteria Bobot Sub-Kriteria Nilai
Bobot
Lempung
8 Jenis tanah 1 Lanau 5 5
Pasir
Jumlah 234
Sumber : Analisis konsultan 2020

Nilai yang diperoleh untuk lokasi IPLT Dusun Jugil Desa


Sambik Bangkol mencapai 223 point. Berdasarkan tabel 3 di
atas maka lokasi IPLT Dusun Jugil Desa Sambik Bangkol
dapat diterima.

1. Secara hukum sudah sesuai dengan perda tata ruang


dibuktikan dengan Rekomendasi Tim Koordinasi Penataan
Ruang Daerah Nomor : 043/47/TKPRD-KLU/2021tanggal 10
Maret 2021.
2. Dari sisi kepemilikan lahan, lokasi ini berada diatas lahan
milik pemerintah.
3. Dari aspek akses pelayanan IPLT ini akan melayani 5
kecamatan yaitu Kecamatan Pemenang, Kecamatan
Tanjung, Kecamatan Gangga, Kecamatan Kayangan dan
Kecamatan Bayan. Diharapkan pelayanan pengolahan
Lumpur tinja ini dapat membantu meningkatkan kondisi
sanitasi, berikut adalah tabel areapelayanan pada IPLT:

11 | P a g e
Tabel 5. Area pelayanan IPLT

Sumber; DED Pembangunan IPLT Kabupaten Lombok Utara

1. Dari aspek pelayanan sangat mudah karena berada


dipinggir jalan sehingga memudahkan dalam pelayanan
kepada masyarakat.
2. Dari sisi ekologi akan didesain pengelolaan dan
pemantauan lingkungan agar dampak negatif seperti bau
tidak mengganggu warga sekitar dan limbah cair
buangan IPLT sesuai dengan baku mutu Permenlhk
Nomor P.68/menlhk/setjen/Kum.1/8/2016 sehingga tidak
mencemari air permukaan di sekitar lokasi

Secara lebih jelas lokasi rencana pembangunan Instalasi


Pengolahan Lumpur Tinja dapat dilihat pada peta berikut

12 | P a g e
Gambar 1. Peta Lokasi

13 | P a g e
C. Deskripsi Rona Awal

• Kondisi Lahan

Lokasi Pembangunan IPLT berada pada lahan dengan


topografi datar. Ketinggian tempat dari permukaan laut
mencapai 62 meter dari permukaan laut. Kondisi lahan
merupakan masih berupa lahan kosong, secara lebih jelas
dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar 2. Kondisi lahan eksisting

Gambar 3. Akses jalan

14 | P a g e
• Flora fauna

Di lokasi pembangunan IPLT didominasi oleh beberapa


flora seperti Kersen (Muntingia calabura), bidara (Ziziphus
mauritiana), kedondong pager (Lannea nigritana), Mete
(Anacardium occidentale), dan jenis semak belukar.
Jenis fauna yang ditemukan di lokasi adalah sapi, dan
beberapa jenis burung liar, Dari jenis tumbuhan dan hewan
yang ditemukan di lokasi tidak ditemukan jenis tumbuhan
dan hewan yang dilindungi undang-undang karena
kelangkaannya.

D. Skala Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

1. Luas lahan
Luas lahan berdasarkan TKPRD adalah 50.000 m 2 berstatus
lahan milik Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, sementara
kapasitas IPLT adalah + 15 m3/hari. Peruntukan lahan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. Peruntukan lahan dan luas
No Peruntukan lahan Luas Jumlah Total
Luas
1 Solid SeparationChamber 51 m2 4 204 m2
(SSC)
2 Kolam Anaerobik 48 m2 1 48 m2
3 Kolam AerobikFakultatif 75 m2 1 75 m2
4 Kolam Maturasi 100 m2 1 100 m2
5 Kolam Indikator 30,25 m2 1 30,25 m2
6 Drying Area 54,59 m2 1 54,59 m2
7 Pos Jaga 10,5 m2 1 10,5 m2
8 Kantor 42 m2 1 42 m2
9 Kamar Mandi/WC 7,69 m2 1 7,69 m2
Total Luas 572,03 m2

Sumber: DED IPLT Kabupaten Lombok Utara, 2020

15 | P a g e
2. Kebutuhan listrik
Untuk kebutuhan energi/listrik IPLT Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Utara bersumber
dari PLN, adapun distribusi kebutuhan daya listrik sebesar
24,5 KVA, sebagai cadangan disediakan genset dengan
kapasitas yang disesuaikan.

E. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan :


1. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dengan Tata Ruang.
Sesuai Perda Kabupaten Lombok Utara Nomor 9 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok
Utara tahun 2011-2031
Berdasarkan kesesuaian lokasi dengan tata ruang wilayah
Kabupaten Lombok Utara maka Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Daerah Kabupaten Lombok Utara telah
mengeluarkan Rekomendasi Pemanfaatan Ruang Untuk
Pembangunan IPLT (terlampir).
2. Persetujuan teknis terkait rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Untuk pemenuhan baku mutu lingkungan dipenuhi dengan
hasil kajian potensi dampak lingkungan yang ditimbulkan
dan mengacu pada standar baku mutu yang berlaku, dalam
hal ini hasil kajian potensi dampak-dampak yang
ditimbulkan serta standar baku mutu sebagai acuan sudah
termuat di dalam dokumen ini.

3. Uraian Mengenai Komponen Rencana Usaha dan/atau


Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan
Rangkaian aktivitas Pembangunan IPLT serta

16 | P a g e
pengoperasiannya diperkirakan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan di lokasi usaha tersebut. Dampak
terhadap lingkungan dimaksud jika tidak dikelola dengan
baik akan berakibat pada menurunnya daya tampung dan
daya dukunglingkungan.

Untuk mengetahui dampak lingkungan yang akan terjadi


akibatdari kegiatan pembangunan dan pengoperasian IPLT,
terlebih dahulu akan diuraikan jenis kegiatan yang akan
dilakukan sejak prakonstruksi hingga pasca operasi sebagai
berikut:
a. Tahap Pra Konstruksi
Tahap pra konstruksi adalah merupakan kegiatan awal
persiapan pembangunan IPLT sampai dengan
perencanaan teknis dan pengurusan perijinan.
1) Survey dan pengukuran lahan
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal dan tindak
lanjut dari adanya rencana pembangunan IPLT,
sedangkan dampak yang diperkirakan muncul adalah
dampakkeresahan masyarakat sekitar lokasi rencana
pembangunan IPLT, hal ini dikarenakan masyarakat
disekitar lokasi belum mengetahui latar belakang
rencana kegiatan survey dan pengukuran lahan yang
dilakukan.

2) Sosialisasi
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan
pemahamankepada masyarakat tentang beberapa hal
berkaitan dengan maksud tujuan dan manfaat
dibangunnya IPLT, antara lain:

17 | P a g e
• Mengkonfirmasi rencana lokasi IPLT Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok
Utara

• Menjelaskan manfaat keberadaan IPLT Dinas


Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Lombok Utara
• Mendengarkan respon masyarakat tentang materi
yang telah disosialisasikan
b. Tahap Konstruksi
1) Recrutment tenaga kerja kontruksi
Pekerjaan konstruksi diperkirakan membutuhkan
tenaga kerja (tukang) sebanyak 20 orang dan tukang
yang diterima diutamakan tukang yang
berpengalaman dan berasal dari Kabupaten Lombok
Utara, adapaun jenis keahlian tenaga kerja konstruksi
yang dibutuhkan adalah:
Tabel 7. Perkiraan Tenaga Kerja Konstruksi

No. Jenis Pekerjaan Jumlah


1 Kepala Tukang 2
2 Tukang Bangunan 4
3 Pembantu tukang 8
4 Operator alat berat 1
5 Driver kendaraan 3
6 pengangkut material
7 Tenaga keamanan 2
TOTAL 20

Sumber: Pemrakarsa

18 | P a g e
2) Mobilisasi peralatan dan material
Tahap kegiatan ini meliputi pengangkutan peralatan
bangunan dan bahan-bahan bangunan material dari
tempat pembelian atau pengambilan menuju lokasi
pembangunan untuk melaksanakan pembangunan
kontruksi.
Kebutuhan material rencana pembangunan IPLT ini
secara tidak langsung dapat memberikan konstribusi
peningkatan pendapatan masyarakat sekitar lokasi
kegiatan, hal ini dikarenakan kebutuhan material juga
akan dicukupi dari daerah sekitar kegiatan.
Adapun dampak yang diperkirakan muncul pada
kegiatan ini antara lain:
• Kemacetan dan kerawanan kecelakaan lalu lintas
akibat meningkatnya intensitas kendaraan saat
mobilisasi peralatan dan material bangunan
• Penurunan kualitas udara (debu)
• Kebisingan
• rusaknya jaringan jalan menuju lokasi
3) Pembersihan dan persiapan lahan
Pada tahap ini mencakup beberapa kegiatan antara
lain pembersihan serta perataan tanah untuk
persiapan pembangunan baik untuk bangunan utama
dan sarana penunjangnya.
Adapun dampak yang diperkirakan muncul pada kegiatan
ini adalah:
• Penurunan kualitas udara (debu)
• Kebisingan
• Hilangnya vegetasi

19 | P a g e
• Timbunan sampah bekas vegetasi
4) Pembangunan dan Operasional basecamp
Untuk para pekerja pada tahap konstruksi akan
disiapkan basecamp sebagai tempat tinggal dan juga
sebagai tempat penyimpanan sementara peralatan
serta bahan-bahan material yang akan digunakan
untuk pembangunan perumahan, basecamp yang
dibangun merupakan bangunan non permanen yang
berada didalam lokasi pembangunan yang akan
dilengkapi dengan sarana MCK, dan apabila konstruksi
selesai maka akan dibongkar, operasional basecamp
akan membutuhkan air bersih dan diperkirakan
menimbulkan dampak limbah cair dan limbah padat.
Perkiraan masing-masing kebutuhan air bersih dan
potensi timbulnya limbah cair dan padat, ditunjukkan
sebagai berikut:

• Kebutuhan air bersih

Kebutuhan air bersih domestik kegiatan ini


didasarkan pada perkiraan kebutuhan air bersih
pada SNI 03-7065-2005 dan Dirjen Cipta Karya PU
(Liter/Org/Hari). Kebutuhan air bersih domestik
tiap pegawai pada SNI 03-7065-2005 adalah 50
L/hari. Asumsi kebutuhan air per orang per hari
sebesar 50 liter/orang/hari adalah untuk pekerja
yang tinggal di basecamp dan kebutuhan air untuk
pekerja yang tidak tinggal di basecamp adalah
sebesar 20 liter/orang/hari. Berdasarkan perkiraan
tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 20 orang:

20 | P a g e
o Pekerja tinggal di basecamp: 4 orang

o Pekerja yang tidak tinggal di basecamp/pulang:


16 orang

Maka telah dihitung rencana kebutuhan air bersih


terkait dengan operasional basecamp seperti pada
Tabel 8.
Tabel 8. Kebutuhan Air Bersih
Konsumsi air
Jumlah Kebutuhan
Faktor Jenis Kegiatan bersih
Pekerja air (l/h)
(lt/orang/hari)

Domestik Pekerja Lokal 20 16 320


Pekerja
50 4 200
Pendatang
Jumlah Domestik (A) 20 520
Kebersihan dan
Non 10% dari
siram 52
Domestik domestik
tanaman/halaman

10% dari
Cuci kendaraan 52
domestik
Jumlah Non Domestik (B) 104
Total A+ B 624
Sumber: Perhitungan konsultan, 2021

• Perkiraan limbah cair

Air limbah yang dihasilkan sebagian besar berasal


dari limbah domestik. Air limbah terdiri dari grey
water dan black water. Grey water berasal dari
aktivitas kamar mandi seperti mandi dan cuci,
sedangkan black water dihasilkan dari penggunaan
WC. Perhitungan debit air limbah diasumsikan
sebanyak 80% dari air bersih yang dimanfaatkan
menjadi air limbah, sedangkan 20% sisanya

21 | P a g e
diasumsikan menguap (evaporasi) dan terserap ke
dalam tanah (infiltrasi). Maka perkiraan debit
limbah cair yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel
9 berikut ini.
Tabel 9. Limbah Cair yang Dihasilkan oleh Kegiatan Basecamp
Kebutuhan Volume air
Jenis Persentase
Faktor air limbah
kegiatan air limbah
(liter/hari) (liter/hari)

Domestik
Basecamp dan Non 624 80% 499.2
Domestik
Jumlah total air limbah 499.2
Sumber: Hasil perhitungan konsultan, 2021

Air limbah domestik pekerja akan ditampung dalam


toilet/MCK portable dengan mempertimbangkan
standar kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 70 Tahun 2016 tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja sebagai
berikut:
Tabel 10. Standar Baku Mutu Sarana Toilet/MCK
No Jumlah Toilet Jumlah Pekerja
1 1 Unit 15 orang
2 2 Unit 16-35 orang
3 3 Unit 35-55 orang
4 4 Unit 56-80 orang
5 5 Unit 81-110 orang
6 6 Unit 111-150 orang
Ditambah 1 unit setiap tambah 40 >150 orang
orang
Sumber: Permenkes RI Nomor 70 Tahun 2016

Dengan demikian MCK portable yang dibutuhkan


sebanyak 2 unit di lokasi basecamp pekerjaan IPLT
Jugil. Secara berkala tangki septik akan disedot dan
dibuang ke IPLT yang berlokasi di TPA Jugil itu

22 | P a g e
sendiri.

• Perkiraan timbulan sampah

Potensi limbah padat yang diperkirakan akan


muncul dari kegiatan tenaga kerja adalah sampah
domestik yang dapat dipisah menjadi sampah
organik dan anorganik. Volume limbah padat
dihitung berdasarkan jumlah timbulan orang/hari.
Dasar perhitungan limbah pada mengacu pada
Tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Standar Timbulan Sampah
VOLUME TIMBULAN BERAT TIMBULAN
KLASIFIKASI KOTA SAMPAH SAMPAH
(liter/org/hari) (kg/org/hari)
Kota Besar 2,25 – 3,25 0,7 – 0,8
(500.000 – 1.000.000)
Kota Sedang 2,75 – 3,25 0,7 – 0,8
(100.000 – 500.000)
Kota Kecil 2,5 – 2,75 0,625 – 0,7
(50.000 – 100.000)
Sumber: Permen. PU. No. 21 Tahun 2006

Berdasarkan standar timbulan sampah pada Tabel 11,


diasumsikan berat timbulan sampah maksimal yang
dihasilkan oleh tenaga kerja per hari nya adalah
sebesar 0,8 kg/hari. Namun tenaga kerja yang bekerja
pada tahap konstruksi IPLT Jugil tidak menginap di
basecamp, sehingga produksi sampah yang dihasilkan
dari pekerja hanya pada saat pekerjaan dilaksanakan
yaitu 8 jam/hari. Dengan demikian asumsi produksi
timbulan sampah per 8 jam kerja yaitu sebesar 0,27
kg/8jam.
Sampah yang akan timbul dari kegiatan operasional
basecamp berasal dari kegiatan domestik pekerja.

23 | P a g e
Pemrakarsa menyediakan tempat penampungan
sampah di lokasi basecamp. Untuk limbah padat
domestik akan dilakukan pemilahan pada basecamp.
Sampah organik akan dikumpulkan pada tong
komposter/komposter bag sederhana untuk dijadikan
kompos. Sampah anorganik yang bernilai ekonomis
diberikan kepada pemulung yang ada di TPA Jugil,
sementara sampah residunya akan dibuang ke TPA
Jugil itu sendiri. Perhitungan timbulan sampah
kegiatan menggunakan standar besaran timbulan
sampah berdasarkan komponen sumber sampah,
selengkapnya disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Perkiraan Timbulan Sampah
Timbulan Jumlah Total Timbulan
Sumber sampah tenaga sampah
(kg/orang/hari) kerja (kg/hari)

Pekerja Lokal 0.27 16 4.32


Pekerja
0.8 4 3.2
pendatang
Total 7.52
Sumber: Perhitungan Konsultan, 2022

5) Pembangunan fisik IPLT dan fasilitas penunjangnya


Tahapan ini adalah pelaksanaan pekerjaan fisik
pembangunan IPLT yang meliputi bangunan utama,
bangunan penunjang dan pagar keliling, pekerjaan
pembangunan utama ini telah disesuaikan dengan tata
ruang denah bangunan yang telah di izinkan.
Potensi dampak yang diperkirakan muncul pada
kegiatan ini adalah:
• Peningkatan kebisingan
• Dampak kesehatan dan keselamatan kerja

24 | P a g e
• Penurunan kualitas udara
• Timbulan limbah padat domestik dan sisa konstruksi
• Berkurangnya areal resapan air
c. Tahap pasca kontruksi/Operasional
Tahap pasca konstruksi yaitu tahapan selesainya
pembangunan fisik IPLT dan faslitas penunjangnya untuk
kemudian siap operasional, kegiatan yang dilakukan
yaitu:
1) Recruitmen tenaga kerja
Perkiraan Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
kegiatan operasional IPLT sebanyak 10 orang yang
meliputi beberapa posisi jabatan yang dibutuhkan yaitu:

Tabel 13. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Operasional


No. Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah
1 Kepala IPLT S1 1
2 Administrasi S1 1
3 Teknisi S1 4
4 Sopir Min SMA 2
5 Keamanan Min SMA 2
TOTAL 10
Sumber: Pemrakarsa
Adapun kualifikasi tertentu yang tidak tersedia di
kecamatan Gangga, diutamakan yang berdomisili di
Kabupaten Lombok Utara, setelah pegawai diterima,
maka akan dilakukan training awal pada tenaga kerja
yang masih fresh untuk menunjang kinerja yang
optimal.
Potensi dampak dari kegiatan ini adalah:
• Peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja
• Kecemburuan social

25 | P a g e
2) Operasional IPLT / Opersional Kantor Pengelola
• Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
Aktivitas domestik dan sarana penunjang merupakan
aktivitas dari kantor, musholla, MCK karyawan.
Kebutuhan air bersih domestik kegiatan ini didasarkan
pada perkiraan kebutuhan air bersih pada SNI 03-
7065-2005 dan Dirjen Cipta Karya PU
(Liter/Org/Hari). Kebutuhan air bersih domestik tiap
pegawai pada SNI 03-7065-2005 adalah 50 L/hari.
Asumsi kebutuhan air per orang per hari sebesar 50
liter/orang/hari adalah untuk pekerja yang tinggal di
kantor dan kebutuhan air untuk pekerja yang tidak
tinggal di kantor adalah sebesar 20 liter/orang/hari.
Berdasarkan perkiraan tenaga kerja yang dibutuhkan
sebanyak 10 orang yang semuanya tidak full time di
kantor (8 jam kerja). Maka dapat dihitung rencana
kebutuhan air bersih terkait dengan operasional
kantor UPTD TPA selama operasional TPA Jugil seperti
pada Tabel 14.

Tabel 14. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Operasional IPLT


Konsumsi air Kebutuhan
Jumlah
Faktor Jenis Kegiatan bersih air
Pekerja
(lt/orang/hari) (lt/hari)
Pekerja tidak
Domestik 20 10 200
menginap
Pekerja menginap 50 0 0
Jumlah Domestik 10 200
Non Kebersihan dan siram 10% dari
20
Domestik tanaman/halaman domestik
10% dari
Cuci kendaraan 20
domestik
Jumlah Non Domestik 40
Total 240
Sumber: Perhitungan konsultan, 2021

26 | P a g e
• Perkiraan Limbah Cair
Air limbah yang dihasilkan sebagian besar berasal dari
limbah domestik. Air limbah terdiri dari grey water dan
black water. Grey water berasal dari aktivitas kamar
mandi seperti mandi dan cuci, sedangkan black water
dihasilkan dari penggunaan WC. Perhitungan debit air
limbah diasumsikan sebanyak 80% dari air bersih
yang dimanfaatkan menjadi air limbah, sedangkan
20% sisanya diasumsikan menguap (evaporasi) dan
terserap ke dalam tanah (infiltrasi). Maka perkiraan
debit limbah cair yang dihasilkan dapat dilihat pada
Tabel 15 berikut ini.

Tabel 15. Perkiraan Volume Limbah Cair Tahap Operasional


Kebutuhan Persenta Volume air
Jenis
Faktor air se air limbah
kegiatan
(liter/hari) limbah (liter/hari)
Operasional Domestik dan
240 80% 192
kantor Non Domestik
Jumlah total air limbah 192
Sumber: Perhitungan konsultan, 2021

Air limbah domestik pekerja akan ditampung dalam


toilet/MCK dengan mempertimbangkan standar
kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 Tahun
2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja seperti yang ditunjukkan Tabel 10
pada sub bab sebelumnya.

Dengan demikian toilet yang dibutuhkan sebanyak 1


unit yang sudah ada di kantor UPTD TPA Jugil. IPAL
untuk pengolahan air limbah domestik yang
digunakan berupa tangki septik yang secara berkala

27 | P a g e
akan disedot dan dibuang ke IPLT yang berlokasi di
TPA Jugil itu sendiri. Setelah proses akhir dari
keseluruhan pengolahan, air yang sudah dipastikan
terolah dapat disalurkan ke sumur resapan sebelum
sebagian disalurkan ke drainase umum.

• Perkiraan Timbulan Sampah


Potensi limbah padat yang diperkirakan akan muncul
dari kegiatan tenaga kerja adalah sampah domestik
yang dapat dipisah menjadi sampah organik dan
anorganik. Volume limbah padat dihitung berdasarkan
jumlah timbulan orang/hari. Dasar perhitungan
limbah pada mengacu pada Tabel 11 di sub bab
sebelumnya.

Berdasarkan standar timbulan sampah pada Tabel 11,


diasumsikan berat timbulan sampah maksimal yang
dihasilkan oleh tenaga kerja per hari nya adalah
sebesar 0,8 kg/hari. Namun tenaga kerja yang bekerja
pada tahap operasional IPLT Jugil tidak full time di
kantor, sehingga produksi sampah yang dihasilkan
dari pekerja hanya pada saat jam kerja kantor
dilaksanakan yaitu 8 jam/hari. Dengan demikian
asumsi produksi timbulan sampah per 8 jam kerja
yaitu sebesar 0,27 kg/h.

Sampah yang akan timbul dari kegiatan operasional


TPA berasal dari kegiatan domestik pekerja.
Pemrakarsa menyediakan tempat penampungan
sampah di kantor UPTD. Untuk limbah padat domestik
akan dilakukan pemilahan. Sampah organik akan

28 | P a g e
dikumpulkan pada tong komposter/komposter bag
sederhana untuk dijadikan kompos. Sampah
anorganik yang bernilai ekonomis diberikan kepada
pemulung yang ada di TPA Jugil, sementara sampah
residunya akan dibuang ke TPA Jugil itu sendiri.
Perhitungan timbulan sampah kegiatan menggunakan
standar besaran timbulan sampah berdasarkan
komponen sumber sampah, selengkapnya disajikan
pada Tabel 16.

Tabel 16. Perkiraan Timbulan Sampah

Total
Timbulan Jumlah
Timbulan
Sumber sampah tenaga
sampah
(kg/orang/hari) kerja
(kg/hari)
Pekerja
0.27 10 2.7
Lokal
Pekerja
0.8 0 0
pendatang
Total 2.7
Sumber: Perhitungan konsultan, 2021

3) Operasional IPLT
Lumpur tinja sebagian besar merupakan cairan (98%)
dan sebagian kecil yang merupakan padatan (2%).
Adapun kandungan dari lumpur tinja yang perlu
diperhatikan adalah

- Padatan Terdiri dari :


Total Solid (TS), Grit (kerikil) dan Total suspended
Solid (TSS)
- Organik meliputi : COD dan BOD5
- Nutrien : Amonia (NH3)
- Patogen : Total Coliform
29 | P a g e
- Lemak : Minyak lemak
Aktifitas IPLT secara umum terdiri dari beberapa
tahapanpengolahan. Pengolahan lumpur tinja diawali
dengan proses stabilasi lumpur dan pemisahan fase
padatan dan cairan dalam lumpur. Setelah kedua
proses tersebut, pengolahan untuk masing-masing
fasedilakukan secara terpisah. Supernatan hasil proses
pemisahan diolah menggunakan teknologi pengolahan
air limbah hingga memenuhi baku mutu yang
ditetapkan dan hasilnya dapat dibuang ke badan air.
Sedangkan lumpur dengan kandungan padatan yang
lebih pekat dikeringkan dan hasilnya dapat
dimanfaatkan kembali. Bagan berikut ini
menggambarkan prinsip alternatif teknolgi yang dapat
diterapkan dalam sebuah Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT).
a) Pengangkutan lumpur tinja
Lumpur tinja dari masyarakat disedot dan diangkut
menggunakan kendaraan truck tangki sedot yang
aman (sesuai prosedur)
b) Pengolahan pendahuluan
Pada tahap ini Lumpur tinja dari truk tinja disaring
dari sampah atau kerikil yang terbawa saat
penyedotan, sehingga lumpur yang masuk ke Solid
Sepation Chamber (SSC) bebas dari sampah dan
kerikil yang akan mengganggu kinerja SSC.
- Unit Penyaringan
Unit penyaringan merupakan unit yang
berfungsi untuk menyaring benda atau sampah

30 | P a g e
yang masih terkandung di dalam lumpur tinja.
Unit penyaringan ditempatkan di awal
pengolahan untuk menghindari gangguan pada
unit pengolahan selanjutnya (contoh:
penyumbatan).
Penyaringan merupakan proses dimana lumpur
tinja mengalir melalui saringan dan menahan
sampah/padatan berukuran besar yang ikut
terbawa dalam lumpur tinja. Efisiensi proses
penyaringan tergantung pada desain dan lebar
bukaan saringan. Unit penyaringan yang akan
diterapkan di IPLT berupa bar screen.
- Unit Ekualisasi
Unit ekualisasi berfungsi untuk menyamakan
konsentrasi lumpur tinja sebelum diolah ke unit
stabilisasi lumpur dan mengatur debit lumpur
tinja.
- Pemisahan Partikel Diskrit
Unit pemisahan partikel diskrit merupakan unit
yangberfungsi untuk menyaring partikel diskrit
(contoh: pasir atau kerikil) yang terkandung di
dalam lumpur tinja.
- Unit Penangkap Lemak
Unit penangkap lemak berfungsi untuk
menyisihkan minyak dan lemak dalam air limbah
agar tidak mengganggu sistem pengolahan
selanjutnya.
- Unit Pemekatan
Unit pemekatan merupakan unit yang berfungsi

31 | P a g e
untuk meningkatkan konsentrasi padatan dalam
lumpur dengan cara memisahkan padatan dan
cairan. Tahap pemekatan dalam pengolahan
lumpur tinja di IPLT merupakan tahapan yang
penting untuk mengoptimalkan pengolahan
padatan dan pengolahan cairan lumpur
selanjutnya.
- Unit Stabilisasi
Unit stabilisasi merupakan unit yang berfungsi
untuk mengolah padatan dan cairan lumpur
sehingga menghasilkan efluen yang memenuhi
baku mutu air limbah domestik. Proses
stabilisasi padatan pada umumnya dilakukan
melalui pengeringan,dan stabilisasi cairan pada
umumnya dilakukanmelalui pengolahan biologis
anaerobik dan aerobik, yang dikombinasikan
dengan pengolahan fisik dan/atau kimia.

c) Pengolahan lumpur tinja


Dari pengolahan pendahuluan kemudian lumpur
tinja masuk ke SSC. Pada SSC ini lumpur
diendapkan sehingga cairan yang dihasilkan
dialirkan melalui peresapan di dasar SSC dan air
yang menggenang dialirkan melalui pintu
pelimpahan.
Lumpur yang sudah mengendap selanjutnya
dikeringkan melalui proses penyinaran matahari
melalui atap SSC yang transparan sehingga terjadi
evaporasi dan lumpur akan mengering. Lumpur
kering ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
32 | P a g e
pupuk melalui pengomposan, atau aplikasi lahan
tanpa pengomposan dan atau dapat ditimbun
secara langsung pada lahan TPA.
d) Pengolahan cairan.
Cairan yang dihasilkan dari SSC selanjutnya dialirkan
ke kolam anaerobik dan hasilnya kemudian
dialirkan ke kolam fakultatif selanjutnya ke kolam
maturasi dan aerasi serta kolam wetland. Untuk
membuktikan hasil akhir dari limbah cair ini maka
dibuatkan kolam indikator dengan pemeliharaan
ikan sebagai bioindikator disamping juga akan
dilakukan uji kualitas limbah cair dan dibandingkan
dengan permenlhk Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang baku
mutu air limbah domestik.

Diagram alir proses pengolahan lumpur tinja


yangdirencanakan adalah sebagai berikut :

Gambar 4. Diagram Proses Pengolahan Lumpur Tinja

e) Pemanfaatan effluen air olahan dan lumpur kering


Lumpur yang sudah terolah menjadi lumpur
kering (cake) dan dapat dibuang secara aman ke
media lingkungan atau dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk organik. Sedangkan air olahan

33 | P a g e
yang sudah aman dapat dibuang ke media
lingkungan atau digunakan untuk penyiraman
tanaman.

Adapun potensi dampak yang mungkin terjadi dari


kegiatan ini adalah:
• Kepadatan lalu lintas
• Peningkatan kebisingan
• Penurunan kualitas udara, termasuk bau
• Limbah cair karyawan
• Limbah padat karyawan
• Potensi kebakaran
• Timbulan limbah padat lumpur kering
• Peningkatan effluent limbah cair domestik
• Gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja
• Kebencanaan/bencana alam

d. Tahap Pasca Operasional


Penutupan IPLT ini belum dapat dipastikan waktunya.
Tetapijika hal ini terjadi maka akan berdampak terhadap
peninggalan aset Pemerintah.

IV. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA


PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Secara rinci dampak yang ditimbulkan beserta upaya pengelolaan
lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
disajikan dalam uraian berikut.
A. Tahap Pra Konstruksi

i. Sumber Dampak: Survey dan pengukuran lahan


34 | P a g e
1. Jenis Dampak: keresahan masyarakat
2. Besaran Dampak: Sejumlah keluhan, protes dan penolakan
3. Upaya Pengelolaan Lingkungan:
a. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar terkait
rencana kegiatan Pembangunan IPLT
b. Memasang papan pengumuman/plank rencana
pembangunan usaha dan/atau kegiatan sebagaimedia
sosialisasi kepada masyarakat sekitar.

c. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa serta


jajarannya dan tokoh masyarakat setempat
4. Upaya Pemantauan Lingkungan:
a. Memantau secara langsung melalui wawancara dengan
informan/masyarakat kunci untuk mengetahui persepsi
masyarakat sekitar.

ii. Sosialisasi
1. Jenis Dampak: penolakan dan dukungan warga
2. Besaran Dampak: Sejumlah persepsi positif dan negative
masyarakat
3. Upaya Pengelolaan Lingkungan:
a. Menjelaskan manfaat keberadaan IPLT kepada
masyarakat sekitar
b. Mendengarkan respon masyarakat tentang rencana
pembangunan IPLT
c. Komitmen pemrakarsa untuk menjaga kualitas,
kemanan lingkungan, dan melaksanakan CSR sesuai
dengan kebutuhan masyarakat sekitar
4. Upaya Pemantauan Lingkungan:
a. memastikan sosialiasi telah dilakukan

35 | P a g e
b. dokumentasi bukti sosialisasi
c. berita acara hasil sosialisasi

B. Tahap Konstruksi

i. Recrutment tenaga kerja konstruksi


1. Jenis Dampak: peningkatan pendapatan dan
kesempatankerja

1) Besaran Dampak: 20 orang pekerja


2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Menerima tenaga kerja dengan pola maksimal
untuk memberikan kesempatan yang lebih
banyak kepada calon tenaga kerja serta
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
tenaga kerja sekitar sebagai tenaga kerja
konstruksi sebelum memberikan kesempatan
kepada tenaga kerja dari luar Kabupaten Lombok
Utara.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang
membutuhkantenaga kerja
2. Jenis Dampak: kecemburuan sosial
1) Besaran Dampak: sejumlah kasus pengaduan
masyarakat
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Mengutamakan merekrut tenaga kerja dari
masyarakat sekitar
• Mengumumkan spesifikasi tenaga kerja
konstruksi yang dibutuhkan secara terbuka
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:

36 | P a g e
• Memantau secara langsung ada atau tidaknya
pengaduan masyarakat terkait
ii. Mobilisasi peralatan dan material konstruksi
1. Jenis Dampak: gangguan kenyamanan lalu lintas
1) Besaran Dampak: tingkat kemacetan dan
kerawanan lalu lintas

2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:


• Pengaturan jam mobilisasi peralatan dan
material agar tidak mengganggu masyarakat,
terumata padajam sibuk
• Pemasangan rambu-rambu
• Rekayasa lalu lintas
• Menyediakan petugas pengatur lalu lintas
• Pengangkutan bahan/material tidak dilakukan
sekaligus tergantung kebutuhan untuk
menghindari menumpuknya kendaraan di jalan
raya.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau kondisi lalu lintas di depan jalan
masuk lokasi pembangunan
2. Jenis Dampak: penurunan kualitas udara (debu)
1) Besaran Dampak: Menurunnya kualitas udara
sekitar terutama Peningkatan debu dan beberapa
senyawa polutan lainnya yang melebihi baku mutu
sesuai Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
tentang pengendalian pencemaran udara
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Melakukan penyiraman lahan yang berdebu
secara berkala

37 | P a g e
• Mewajibkan kendaraan-kendaraan pengangkut
bahan bangunan atau material yang mudah
beterbangan ke udara (seperti misalnya semen,
kapur/limestone dan tanah urug) ditutup
denganterpal secara menyeluruh

• Menggunakan armada yang lulus uji emisi


3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• pengamatan secara langsung ada tidaknya debu
yang berterbangan akibat mobilisasi
bahan/materialbangunan dan memantau secara
langsung debu yang timbul apakah sudah
mengganggu pekerja dan masyarakat sekitar
atau tidak
3. Jenis Dampak: kebisingan
1) Besaran Dampak: intensitas kebisingan diatas 55 dB
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut
untukmengurangi kebisingan
• Menggunakan armada yang lulus uji emisi
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau kecepatan kendaraan pengangkut
• Mengukur tingkat kebisingan
4. Jenis Dampak: Rusaknya jaringan jalan menuju lokasi
1) Besaran Dampak: tingkat kerusakan jalan
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Menggunakan kendaraan pengangkut sesuai
dengan beban dan kapasitas jalan
• Perbaikan jalan yang rusak di sekitar lokasi
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:

38 | P a g e
• Memastikan kendaraan pengangkut memuat
bebansesuai dengan kapasitas kendaraan dan
jalan
• Memantau keadaan jalan sekitar lokasi
pembangunan yang dilewati kendaraan
pengangkut
iii. Pembersihan dan pematangan lahan
1. Jenis Dampak: Menurunnya kualitas udara sekitar
terutama Peningkatan debu dan beberapa senyawa
polutan lainnya yang melebihi baku mutu sesuai
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara
1) Besaran Dampak: peningkatan debu

2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:


• Melakukan penyiraman lahan yang berdebu
secaraberkala
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau peningkatan debu
• Memastikan dilakukannya penyiraman secara
berkala
2. Jenis Dampak: kebisingan
1) Besaran Dampak: intensitas kebisingan diatas 55 dB
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Pemilihan alat berat yang masih layak untuk
mengurangi kebisingan
• Mengatur jam kerja, terutama tidak pada jam
istirahatpenduduk sekitar
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan alat berat masih layak

39 | P a g e
• Memastikan pengaturan jam kerja diluar jam
istirahat
• Mengukur tingkat kebisingan
3. Jenis Dampak: hilangnya vegetasi
1) Besaran Dampak: sejumlah vegetasi yang hilang
akibatpembersihan dan pematangan lahan

2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:


• Mengidentifikasi flora yang ada
• Menanam kembali beberapa jenis flora yang
adasetelah pembangunan selesai
• Melakukan penebangan seperlunya
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau jenis flora yang ada
• Memastikan penanaman kembali flora yang ada
setelah pembangunan selesai
4. Jenis Dampak: timbulan sampah bekas vegetasi
1) Besaran Dampak: sejumlah timbulan sampah
bekasvegetasi
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Melakukan pembersihan sampah
• Melakukan 3R
• Membuang ke TPA
• Kerja sama dengan pihak pengelola sampah
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau timbulan sampah
• Memastikan dilakukannya pengelolaan sampah
• Memastikan Kerja sama dengan pihak
pengelolasampah
iv. Sumber Dampak: Pembangunan dan Operasional
Basecamp
40 | P a g e
1. Jenis Dampak: timbulan sampah dan limbah cair
oleh penghuni basecamp
1) Besaran Dampak: Perkiraan volume limbah cair
yang dihasilkan mencapai 499,2 liter/hari dan
timbulan sampah mencapai 7,52 kg/hari.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:

a. Menerapkan pengelolaan sampah dengan prinsip


3R
b. Memilah sampah organic dan anorganik
c. Menyediakan bak sampah yang memadai
d. Jika tidak dilakukan pengomposan maka sampah
organicdapat ditimbun agar terurai lebih cepat
e. Sampah anorganik dikumpulkan untuk dijual
kepada pemulung
f. Kerjasama dengan pihak pengelola sampah
g. Menyediakan MCK bagi tenaga kerja konstruksi
h. Menerapkan protocol Kesehatan seperti
menggunakan masker, menyediakan faslitas
pencuci tangan, alat pengukur suhu, penyediaan
hand sanitizer, penyediaan disinfectan, dsb demi
mencegah virus covid 19
i. Menyediakan poster terkait kesadaran covid 19
j. Melaksanakan ketentuan INMEN PUPR 2/2020
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
a. Memantau secara langsung pengelolaan
sampah serta tingkat kebersihan lokasi dari
sampah domestik danmemastikan ketersediaan
MCK
2. Potensi penyebaran Covid-19 di semua jenis
kegiatan konstruksi
41 | P a g e
1) Besaran Dampak: Sejumlah tenaga kerja
terjangkit virus covid-19
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Melakukan pencegahan dan penanganan
penyebaran Covid 19 merujuk kepada
INMEN PUPR N0. 2/2020 dengan cara antara
lain:
• Pembentukan Satgas Pencegahan Covid 19
yg menjadi bagian Unit Keselamatan
Konstruksi
• Satgas Pencegahan Covid 19 berkoordinasi
dgn Satgas Penanggulangan COVID-19
Kementerian PUPR
• Penyediaan alat pengukur suhu badan
• Penyediaan fasilitas cuci tangan dengan air
yang mengalir dan penyediaan sabun cuci
tangan
• Penyediaan tisu, masker di kantor dan
lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu
• Pengukuran suhu badan pada tenaga kerja
konstruksi setiap hari sebelum dan sesudah
bekerja. Sebisa mungkin pakaian tenaga
kerja konstruksi dignti ketika hendak pulang
dari lokasi kegiatan menuju base camp/
rumah
• Melakukan pemeriksaan keberadaan Covid-
19 dengan pengecekan swab.
• Penyediaan vaksin, vitamin dan nutrisi
tambahan guna peningkatan imunitas
pekerja.
• Memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan
Covid-19 dengan fasilitas kesehatan
setempat untuk Tindakan kahar/emergency
• Penyediaan cairan desinfektan
• Penyediaan poster atau banner terkait
kesadaran terhadap Covid-19
• Satgas Pencegahan Covid-19 melarang
pekerja maupun tamu yang terindikasi

42 | P a g e
memiliki suhu > 38 untuk datang ke lokasi
pekerjaan.
• Apabila ditemukan pekerja di lapangan
sebagai pasien dalam pengawasan,
pekerjaan harus diberhentikan sementara
oleh pengguna jasa dan/atau penyedia
jasa paling sedikit 14 (empat belas) hari
kerja.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Pemeriksaan suhu secara rutin setiap hari.
• Swab antigen kepada setiap pekerja
secara berkala
v. Pembangunan fisik IPLT dan fasilitas penunjangnya
1. Jenis Dampak: peningkatan kebisingan
1) Besaran Dampak: intensitas kebisingan diatas 55 dB
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Pemilihan alat berat yang masih layak pakai
untuk mengurangi kebisingan
• Mengatur jam kerja, terutama tidak pada jam
istirahat penduduk
• Membuat pagar keliiling sementara untuk
meredam kebisingan
• Menggunakan konstruksi bangunan tahan
gempa serta aman dari resiko kebocoran dan
resioko pencemaran ke lingkungan sekitar
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau tingkat kebisingan dengan
melakukan pengukuran menggunakan sound
level meter dan membandingkannya dengan
baku mutu kebisingan

43 | P a g e
• Memastikan pengaturan jam kerja diluar jam istirahat

2. Jenis Dampak: kesehatan dan keselamatan kerja


1) Besaran Dampak: sejumlah kasus kecelakaan kerja
dankeselamatan kerja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Penerapan SMK3 Kontruksi
• Supervisi oleh pengawas lapangan
• Menyediakan dan mewajibkan penggunaan
alat pelindung diri (APD)
• Menyediakan kotak P3K
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan ketersedian P3K
• Memastikan para pekerja menggunakan alat
pelindung diri

• Memastikan mendaftarkan para pekerja pada


program BPJS
3. Jenis Dampak: penurunan kualitas udara
1) Besaran Dampak: peningkatan debu
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Melakukan penyiraman lahan yang berdebu
secaraberkala
• Mewajibkan para pekerja menggunakan masker
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau secara langsung apakah debu sudah
mengganggu pekerja dan masyarakat sekitar
atau tidak
4. Jenis Dampak: Gangguan estetika (penempatan
materialberupa bekas bongkaran tanah, semen, besi,

44 | P a g e
kayu, sampah kemasan semen dan sampah lainnya)
1) Besaran Dampak: Gangguan estetika hanya terjadi
di lokasi pembangunan
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Membuat pagar keliling sebagai pengaman
sehingga estetika dalam lokasi pembangunan
tidak terlihat secara langsung dari luar
• Menempatkan material bangunan seperti bekas
bongkaran tanah, semen, besi, kayu dan lain-lain
secara rapi dan terencana sehingga tidak
mengganggu pandangan masyarakat sekitar
• Sampah berupa kemasan pasir dan semen serta
sampah lainnya dikumpulkan dan diserahkan
kepada pihak ketiga yang menangani sampah di
Desa Sambik Bangkol
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau secara langsung penempatan material
dan kemasan bekas
• Memastikan pemuatan pagar keliling

5. Jenis dampak: Berkurangnya areal resapan air


1) Besaran dampak: seluas area terbangun
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Membuat sumur resapan air hujan
• Membuat lubang resapan biopori

3) Upaya Pemantauan Lingkungan:


• Menghitung prosentase RTH terhadap luas lahan
• Menghitung kebutuhan sumur resapan dan
Lubang resapan bipori dengan rumus : Jumlah

45 | P a g e
Lubang Biopori = intensitas hujan (mm/jam) x Luas
bidang kedap (m2) / Laju peresapan air per lubang
(liter/jam)
C. Tahap Pasca Konstruksi/Operasional

i. Sumber Dampak: Recrutmen tenaga kerja Operasional


1. Jenis Dampak: peningkatan Pendapatan dan
kesempatankerja
1) Besaran Dampak: 10 orang karyawan
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Menerima tenaga kerja dengan pola maksimal
untuk memberikan kesempatan yang lebih
banyak kepadacalon tenaga kerja

• Memberikan gaji dengan berpedoman pada


UMK Kabupaten Lombok Utara yang berlaku
sesuai spesifikasi pekerjaan
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Observasi langsung dengan mencermati
lapangan pekerjaan yang belum terisi sebagai
dasar merekruttenaga kerja baru
• Mengevaluasi sistem penggajian terhadap
kesesuaian dengan UMK Lombok Utara
2. Jenis Dampak: Kecemburuan Sosial
1) Besaran Dampak: sejumlah kasus pengaduan
masyarakat
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Mengutamakan merekrut tenaga kerja dari
masyarakat sekitar
• Mengumumkan spesifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan secara terbuka

46 | P a g e
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau secara langsung ada atau tidaknya
pengaduan masyarakat terkait
ii. Sumber Dampak: Operasional/aktifitas IPLT
1. Jenis Dampak: Kepadatan lalu lintas
1) Besaran Dampak: Tingkat kemacetan lalu lintas
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Pemasangan rambu-rambu lalu lintas
• Rekayasa lalu lintas
• Memfungsikan petugas keamanan untuk
mengaturlalu lintas jika terjadi kemacetan
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan pemasangan rambu-rambu lalu lintas
2. Jenis Dampak: peningkatan kebisingan
1) Besaran Dampak: intensitas kebisingan diatas 55 dB
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Membuat pagar keliling untuk meredam kebisingan
• Himbauan menggunakan knalpot standar pada
kendaraan pengangkut lumpur tinja
• Menggunakan kendaraan pengangkut yang
lulus uji emisi
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan pembuatan pagar keliling
• Memastikan menggunakan kendaraan yang
lulus ujiemisi
• Pengukuran tingkat kebisingan
3. Jenis Dampak: Penurunan kualitas udara (bau)
1) Besaran Dampak: Timbulan bau dari lumpur tinja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:

47 | P a g e
• membuat pagar keliling setinggi 3,5 m atau
green barrier untuk mengurangi bau yang
berdampak pada permukiman terdekat sejauh
250 meter. Kondisi kontur tanah dan kemiringan
lereng dengan klasifikasi mulai datar sampai
dengan kemiringan curam, seperti ditunjukkan
pada peta kontur dan peta kemiringan lereng di
lampiran 1 dan lampiran 2.
• Penanaman vegetasi untuk mereduksi bau
pada lokasi yang sudah disediakan dengan
jenis dan layout sebagaimana gambar layout
terlampir.
• Menerapkan SOP IPLT dalam pengelolaan
• IPTL hanya khusus untuk pengolahan lumpur
tinja dantidak dicampur dengan gray water.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan pembuatan pagar keliling/green
barrier
• Memastikan penanaman vegetasi untuk
mereduksi bau
• Memastikan SOP dijalankan dengan benar
• Menguji bau yang muncul dengan metode
organoleptik terutama pada perkampungan
terdekat sebagai bahan evaluasi efektifitas
pengelolaan dampak
4. Jenis Dampak: Limbah cair karyawan Operasional IPLT
1) Besaran Dampak: volume limbah cair sebesar
192 liter/hari dari 10 orang karyawan
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Melakukan pengolahan limbah cair secara
48 | P a g e
komunal dengan IPLT
• Melakukan kampanye hemat air untuk
mengurangi volume limbah cair
• Menghemat penggunaan air

3) Upaya Pemantauan Lingkungan:


• Menguji kualitas limbah yang dibuang ke
lingkungan dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor
68/Menlhk/Setjen/kum.1/8/2016 Tentang Baku
Mutu Air Limbah domestik dengan parameter
pH, COD, BOD, TSS, Minyak Lemak,
Amonium, Total coliform dan debit
5. Jenis Dampak: Limbah padat karyawan Operasional IPLT
1) Besaran Dampak: timbulan sampah 2,7 kg/hari
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Menerapkan pengelolaan sampah dengan prinsip
3R
• Memilah sampah organic dan anorganik
• Menyediakan bak sampah yang memadai
• Jika tidak dilakukan pengomposan maka
sampah organik ditimbun agar terurai lebih cepat
• Sampah anorganik dikumpulkan untuk dijual
kepadapemulung
• Kerjasama dengan pihak pengelola sampah
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau secara langsung pengelolaan
sampah serta tingkat kebersihan lokasi dari
sampah domestik

49 | P a g e
6. Jenis Dampak: Potensi Kebakaran
1) Besaran Dampak: resiko kebakaran dapat terjadi
kapansaja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Pemasangan jaringan instalasi listrik dilakukan
sesuai prosedur yang aman
• Pembuatan system tanggap darurat kebakaran
• Sosialisasi kepada karyawan IPLT tentang
perilaku pencegahan kebakaran, serta
tanggap darurat kebakaran

• Penyediaan sarana pemadam kebakaran


(APAR)

3) Upaya Pemantauan Lingkungan:


• Memastikan sosialisasi kepada karyawan
tentangtanggap darurat kebakaran
• Memastikan penyediaan APAR
7. Jenis Dampak: Timbulan limbah padat lumpur tinja kering
1) Besaran Dampak: sejumlah volume lumpur tinja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Lumpur tinja yang dihasilkan dari SSC dapat
langsung di landfill di TPA
• Lumpur tinja kering tanpa pengolahan lanjutan
dapat dipakai untuk aplikasi langsung di lahan
• Atau melakukan pengomposan lanjutan dari
lumpurtinja untuk dijadikan pupuk tanaman.
• Bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup
dalampengangkutan lumpur kering
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau secara langsung volume lumpur
50 | P a g e
tinjakering
• Mengukur volume tinja yang di-landfill, aplikasi
lahandan yang dikomposkan untuk pupuk organik
8. Jenis Dampak: Timbulan limbah cair hasil
pengolahan lumpur tinja
1) Besaran Dampak: volume air limbah hasil
pengolahanlumpur tinja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Air olahan yang dihasilkan dapat digunakan
untuk penyiraman tanaman
• Air yang sudah terolah dapat dapat disalurkan
ke sumur resapan sebelum Sebagian
disalurkan kesaluran umum
• Bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup
dalampemanfaatan air olahan
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau secara langsung volume air olahan
9. Jenis Dampak: peningkatan effluent limbah cair domestik
1) Besaran Dampak: debit dan kuantitas seusai baku
mutu
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Menjalankan SOP IPLT dengan sebaik-baiknya
• Melakukan pemeliharaan IPLT secara berkala
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan SOP dijalankan dengan baik
• Memastikan pemeliharaan IPLT secara berkala
• Memantau volume efluen melalui flow meter
yangdipasang di efluen
10. Jenis Dampak: gangguan Kesehatan dan kecelakaan
kerja

51 | P a g e
1) Besaran Dampak: sejumlah kasus kecelakaan kerja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Menerapkan managemen K3 (Keselamatan
dankesehatan kerja)
• Mendaftarkan seluruh karyawan sebagai
peserta BPJS
• Menyediakan kotak P3K
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan ketersediaan kotak P3K
• Meastikan karyawan terdaftar BPJS
• Memantau kondisi pekerja secara periodic
11. Jenis Dampak: Kekhawatiran kekuatan bangunan
olehbencana alam
1) Besaran Dampak: sejumlah karyawan khawatir
terhadapkekuatan bangunan
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Membuat jalur evakuasi bencana dan titik kumpul
• Menggunakan konstruksi bangunan tahan
gempa
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan dibuatnya jalur evakuasi
bencana dantitik kumpul
• Memastikan konstruksi bangunan
menggunakankonstruksi tahan gempa

12. Jenis Dampak: Potensi penyebaran Covid-19 dari


kegiatan operasional IPLT
1) Besaran Dampak: sejumlah karyawan terjangkit
virus covid-19
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:

52 | P a g e
• Melakukan pencegahan dan penanganan
penyebaran Covid 19 merujuk kepada INMEN PUPR
N0. 2/2020 dengan cara antara lain:
• Pembentukan Satgas Pencegahan Covid 19 yg
menjadi bagian Unit Keselamatan Konstruksi
• Satgas Pencegahan Covid 19 berkoordinasi dgn
Satgas Penanggulangan COVID-19 Kementerian
PUPR
• Penyediaan alat pengukur suhu badan
• Penyediaan fasilitas cuci tangan dengan air yang
mengalir dan penyediaan sabun cuci tangan
• Penyediaan tisu, masker di kantor dan lapangan
bagi seluruh pekerja dan tamu
• Pengukuran suhu badan pada tenaga kerja
konstruksi setiap hari sebelum dan sesudah
bekerja. Sebisa mungkin pakaian tenaga kerja
konstruksi dignti ketika hendak pulang dari lokasi
kegiatan menuju base camp/ rumah
• Melakukan pemeriksaan keberadaan Covid-19
dengan pengecekan swab.
• Penyediaan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan
guna peningkatan imunitas pekerja.
• Memiliki kerjasama operasional perlindungan
kesehatan dan pencegahan Covid-19 dengan
fasilitas kesehatan setempat untuk Tindakan
kahar/emergency
• Penyediaan cairan desinfektan
• Penyediaan poster atau banner terkait kesadaran
terhadap Covid-19
• Satgas Pencegahan Covid-19 melarang pekerja
maupun tamu yang terindikasi memiliki suhu > 38
untuk datang ke lokasi pekerjaan.
• Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai
pasien dalam pengawasan, pekerjaan harus
diberhentikan sementara oleh pengguna jasa
dan/atau penyedia jasa paling sedikit 14 (empat
belas) hari kerja.

53 | P a g e
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Pemeriksaan suhu secara rutin setiap hari.
• Swab antigen kepada setiap pekerja secara
berkala

D. Tahap Pasca Operasi

i. Sumber Dampak: Terbengkalainya aset Pemerintah


1. Jenis Dampak: Peninggalan aset Pemerintah
1) Besaran Dampak: terbengkalainya aset
Pemerintah
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan
• Memelihara peninggalan aset agar dapat
dimanfaatkan kembali
• Memanfaatkan peninggalan aset
Pemerintah untuk fungsi kegiatan lain yang
bermanfaat
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• memastikan peninggalan aset Pemerintah
dalamkeadaan baik dan dapat di
manfaatkan kembali

54 | P a g e
Tabel 17. Matrik Dampak Lingkungan Beserta Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Usaha
dan/atau Kegiatan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
A Tahap Pra Konstruksi
1.Survey dan Keresahan Sejumlah • Melakukan sosialisasi Sambik Sekali pada • Memantau secara Desa Sambik Sekali pada Pelaksana:
pengukuran masyarakat Keluhan, kepada masyarakat Bangkol tahap pra langsung melalui Bangkol tahap pra pemrakarsa
lahan protes dan sekitar terkait rencana konstruksi wawancara konstruksi
penolakan kegiatan pembangunan dengan Pengawas:
IPLT informan/masyara kepala Desa Sambik
• Memasang papan kat kunci untuk Bangkol
pengumuman/plank mengetahui
rencana pembangunan persepsi Penerima Laporan:
usaha dan/atau masyarakat kepala Desa Sambik
kegiatan sebagai media sekitar Bangkol dan DLH
sosialisasi kepada KLU
masyarakat sekitar
• Melakukan koordinasi
dengan Kepala Desa
serta jajarannya dan
tokoh masyarakat
setempat
2. Sosialisasi Penolakan Sejumlah per • Menjelaskan manfaat Sambik Sekali pada • Memastikan Desa Sambik Sekali pada Pelaksana:
dan sepsi positif Keberadaan IPLT Bangkol tahap pra sosialisasi telah Bangkol tahap pra pemrakarsa
dukungan dan negatif kepada masyarakat dilakukan konstruksi
sekitar konstruksi Pengawas:
warga masyarakat
• Mendengarkan respon
• Dokumentasi
kepala Desa Sambik
bukti sosialisasi
masyarakat tentang Bangkol
rencana pembangunan • Berita acara hasil
IPLT sosialisasi Penerima Laporan:
• Komitmen pemrakarsa kepala Desa Sambik
untuk menjaga Bangkol dan DLH
kualitas, kemanan KLU
lingkungan, dan
melaksanakan CSR

55 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
B Tahap Konstruksi
1.Recrutment a. Peningkata 20 orang • Menerima tenaga Di lokasi Pada tahap • Mengidentifikasi Di lokasi Sekali pada Pelaksana:
tenaga n pekerja kerja dengan pola pembangunan konstruksi jenis pekerjaan pembangunan tahap Pemrakarsa/
kerja pendapata maksimal untuk dimulai yang konstruksi kontraktor
konstruksi n dan memberikan membutuhkan dimulai
kesempata kesempatan yang tenaga kerja Pengawas:
n kerja lebih banyak Kepada DTKPM-PTSP KLU
calon tenaga kerja
serta memberikan Penerima Laporan:
kesempatan seluas- DTKPM-PTSP dan
luasnya bagi tenaga DLH KLU
kerja sekitar sebagai
tenaga kerja
konstruksi sebelum
memberikan
kesempatan kepada
tenaga kerja dari luar
Kabupaten Lombok
Utara
b.Kecembu Sejumlah • Mengutamakan Lokasi Pada tahap • Memantau secara Di lokasi Sekali pada Pelaksana:
ruan kasus merekrut tenaga kerja pembangunan konstruksi langsung ada atau pembangunan tahap Pemrakarsa/
soisal pengaduan dari masyarakat dimulai tidaknya konstruksi kontraktor
masyarakat sekitar pengaduan dimulai
Pengawas:
• Mengumumkan masyarakat terkait
DTKPM-PTSP KLU
spesifikasi tenaga
kerja yang dibutuhkan
Penerima Laporan:
secara terbuka
DTKPM-PTSP dan
DLH KLU
2.Mobilisasi a. Gangguan Tingkat • Pengaturan jam Lokasi Selama • Memantau kondisi Lokasi Selama Pelaksana:
peralatan kenyaman kemacetan mobilisasi peralatan pembangunan melakukan lalu lintas di depan pembangunan melakukan Pemrakarsa/
dan an lalu dan dan material agar kegiatan jalan masuk lokasi kegiatan kontraktor
material lintas kerawanan tidak mengganggu mobilisasi pembangunan mobilisasi
konstruksi lalu lintas masyarakat, terutama peralatan dan peralatan dan Pengawas:
pada jam sibuk material material Pemerintah Desa
Sambik Bangkol,
56 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Pemasangan rambu- Dinas Perhubungan
rambu KLU
• Rekayasa lalu lintas
Penerima Laporan:
• Menyediakan petugas DLH KLU dan Dinas
pengatur lalu lintas Perhubungan KLU
• Pengangkutan
bahan/material tidak
dilakukan sekaligus
tergantung kebutuhan
untuk menghindari
menumpuknya
kendaraan dijalan
raya
b.Penurunan Menurunnya • Melakukan Lahan lokasi Selama • Pengamatan Lahan lokasi Selama Pelaksana:
kualitas kualitas penyiraman lahan pembangunan melakukan secara langsung pembangunan melakukan Pemrakarsa/
udara yang berdebu secara kegiatan ada tidaknya debu kegiatan kontraktor
udara (debu) sekitar mobilisasi yang mobilisasi
berkala
terutama peralatan dan berterbangan peralatan dan Pengawas:
peningkatan
• Mewajibkan
material akibat mobilisasi material Pemerintah Desa
kendaraan
debu dan bahan/material Sambik Bangkol,
pengangkut bahan
beberapa bangunan dan Dinas Perhubungan
bangunan dan
senyawa memantau secara KLU
material yang mudah
polutan langsung apakah
berterbangan ke
lainnya yang debu yang timbul Penerima Laporan:
udara ditutup dengan
melebihi sudah menggangu DLH KLU dan Dinas
terpal secara
baku mutu pekerja dan Perhubungan KLU
menyeluruh
sesuai masyarakat
Peraturan • Menggunakan armada sekitar atau tidak
Pemerintah yang lulus uji emisi
No. 41
Tahun 1999
tentang
pengendalia
n
pencemaran
udara

57 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
c. kebisingan Intensitas • membatasi kecepatan Lokasi Selama • Memantau Lokasi Selama Pelaksana:
kebisingan kendaraan pembangunan melakukan kecepatan pembangunan melakukan Pemrakarsa/
diatas 55 dB pengangkut untuk kegiatan kendaraan kegiatan pengelola
mengurangi mobilisasi pengangkut mobilisasi
kebisingan perlatan dan perlatan dan Pengawas:
• Mengukur tingkat
• menggunakan armada material
kebisingan
material DLH KLU
yang lulus ujiemisi
Perima Laporan:
DLH KLU
3.Pembersiha a. Penurunan Turunnya • Melakukan Lokasi lahan Selama tahap • Memantau Didepan jalan Selama tahap Pelaksana:
n dan kualitas kualitas penyiraman lahan pembangunan pembersihan peningkatan masuk lokasi pembersihan Pemrakarsa/
pematanga udara udara sekitar yang berdebu secara dan debu pembangunan dan pengelola
n lahan (debu) terutama berkala pematangan • Memastikan pematangan
peningkatan lahan penyiraman lahan Pengawas:
debu dan berkala DLH KLU
beberapa
senyawa Perima Laporan:
polutan DLH KLU
lainnya yang
melebihi
baku mutu
sesuai
Peraturan
Pemerintah
No. 41 Tahun
1999 tentang
pengendalian
pencemaran
udara
b.kebisingan Intensitas • Pemilihan alat berat Lokasi Selama tahap • memastikan alat Lokasi Selama tahap Pelaksana:
kebisingan di yang masih layak pembangunan pembersihan berat yang pembangunan pembersihan Pemrakarsa/
atas 55 dB untuk mengurangi IPLT dan digunakan IPLT dan pengelola
kebisingan pematangan masih layak pematangan
• Mengatur jam kerja, lahan • memastikan lahan Pengawas:
terutama tidak pada pengaturan jam DLH KLU
jam istirahat penduduk kerja diluar jam
sekitar istirahat Perima Laporan:
• mengukur DLH KLU

58 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
tingkat
kebisingan
c.hilangnya jumlah • mengidentifikasi flora Lokasi Selama tahap • memantau jenis Lokasi Selama tahap
vegetasi vegetasi yang ada pembangunan pembersihan flora yang ada pembangunan pembersihan
yanghilang • menanam Kembali IPLT dan • memastikan IPLT dan
akibat beberapa jenis flora pematangan penanaman pematangan
permbersihan yang ada setelah lahan Kembali flora lahan
dan pembangunan • yang ada
pematangan selesai setelah
lahan • melakukan pembangunan
penebangan selesai
seperlunya
d.timbulan jumlah • melakukan Lokasi Selama tahap • Memantau Lokasi Selama tahap Pelaksana:
sampah timbulan pembersihan sampah pembangunan pembersihan timbulan pembangunan pembersihan Pemrakarsa/
bekas sampahbekas • melakukan 3R IPLT dan sampah IPLT dan Kontraktor
vegetasi • membuang ke TPA pematangan • memastikan pematangan
vegetasi
• kerja sama dengan lahan dilakukannya lahan Pengawas:
pihak pengelola pengelolaan DLH KLU
sampah sampah
• memastikan Perima Laporan:
kerja DLH KLU
sama
4. Pembanguna Timbulan • Perkiraan • Menerapkan Basecamp Selama tahap • Memantau Basecamp Selama tahap Pelaksana:
n dan sampah volume pengelolaan sampah konstruksi secara konstruksi Pemrakarsa/
Operasional dan limbah limbah dengan prinsip 3R langsung Kontraktor
cair oleh • Memilah sampah pengelolaa
Basecamp cair yang
penghuni Organic dananorganik n sampah Pengawas:
basecamp dihasilkan serta DLH KLU
• Menyediakan bak
mencapai sampah yang tingkat
499,2 memadai kebersihan Perima Laporan:
lt/hari • Jika tidak dilakukan lokasi dari DLH KLU
• Perkiraan pengomposan maka sampah
volume sampah organic dapat domestic
ditimbun agar terurai dan
limbah
lebih cepat memastik
padat an
• Sampah anorganik
yang dikumpulkan untuk ketersedia
dihasilkan dijual kepada an MCK

59 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
mencapai pemulung
7,52 • Kerjasama dengan
Kg/hari pihak pengelola
sampah
• Menyediakan MCKbagi
tenaga kerja
konstruksi

Potensi Jumlah • Melakukan Lokasi Periode • Pemeriksaan suhu Lokasi Periode Pelaksana:
penyebaran tenaga kerja pencegahan dan pengelolaan pengelolaan secara rutin setiap pemantauan pemantauan Pemrakarsa/
Covid-19 di proyek penanganan di tapak lingkungan hari. di tapak lingkungan Kontraktor
semua jenis penyebaran Covid 19 kegiatan akan • Swab antigen kegiatan akan
kegiatan merujuk kepada dilakukan kepada setiap dilakukan Pengawas:
konstruksi INMEN PUPR N0. pada tahap pekerja secara pada tahap DLH KLU dan Dikes
2/2020 dengan cara konstruksi berkala konstruksi KLU
antara lain:
• Pembentukan Satgas Perima Laporan:
Pencegahan Covid 19 DLH KLU
yg menjadi bagian
Unit Keselamatan
Konstruksi
• Satgas Pencegahan
Covid 19
berkoordinasi dgn
Satgas
Penanggulangan
COVID-19
Kementerian PUPR
• Penyediaan alat
pengukur suhu badan
• Penyediaan fasilitas
cuci tangan dengan
air yang mengalir
dan penyediaan
sabun cuci tangan
• Penyediaan tisu,
masker di kantor dan
lapangan bagi

60 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
seluruh pekerja dan
tamu
• Pengukuran suhu
badan pada tenaga
kerja konstruksi
setiap hari sebelum
dan sesudah bekerja.
Sebisa mungkin
pakaian tenaga kerja
konstruksi dignti
ketika hendak pulang
dari lokasi kegiatan
menuju base camp/
rumah
• Melakukan
pemeriksaan
keberadaan Covid-19
dengan pengecekan
swab.
• Penyediaan vaksin,
vitamin dan nutrisi
tambahan guna
peningkatan imunitas
pekerja.
• Memiliki kerjasama
operasional
perlindungan
kesehatan dan
pencegahan Covid-19
dengan fasilitas
kesehatan setempat
untuk Tindakan
kahar/emergency
• Penyediaan cairan
desinfektan
• Penyediaan poster
atau banner terkait
kesadaran terhadap

61 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
Covid-19
• Satgas Pencegahan
Covid-19 melarang
pekerja maupun
tamu yang terindikasi
memiliki suhu > 38
untuk datang ke
lokasi pekerjaan.
• Apabila ditemukan
pekerja di lapangan
sebagai pasien dalam
pengawasan,
pekerjaan harus
diberhentikan
sementara oleh
pengguna jasa
dan/atau penyedia
jasa paling sedikit 14
(empat belas) hari
kerja.
5.Pembangu a. Peningkata Intensitas • Pemilihan alat berat Lokasi Sepanjang • Memantau Lokasi Sepanjang Pelaksana:
nan fisik n kebisingan yang masih layak Pembangunan tahap tingkat Pembangunan tahap Pemrakarsa/
IPLT dan kebisingan diatas 55 dB pakai untuk IPLT konstruksi kebisingan dan IPLT konstruksi Kontraktor
fasilitas mengurangi melakukan
penunjang kebisingan pengukuran Pengawas:
nya • Mengatur jam kerja menggunakan DLH KLU dan PUPR-
terutama tidak pada sound level meter PKP KLU
jam istirahat dan
penduduk membandingkann Perima Laporan:
• Membuat pagar ya dengan baku DLH KLU dan PUPR-
keliling sementara mutu kebisingan PKP KLU
untuk meredam • Memastikan
kebisingan pengaturan jam
kerja diluar jam
istirahat
a. Kesehata • Sejumlah • Penerapan SMK3 Lokasi Sepanjang • Memastikan Lokasi Sepanjang Pelaksana:
n dan kasus Konstruksi Pembangunan tahap ketersediaan Pembangunan tahap Pemrakarsa/
kecelakaa IPLT konstruksi kotak P3K IPLT konstruksi kontraktor

62 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
keselama n dan • Supervise oleh • Memastikan para
tan kerja keselamat pengawas lapangan pekerja Pengawas:
an dan • Menyediakan dan menggunakan DTKPM-PTSP KLU
kesehatan mewajibkan alat pelindung
kerja penggunaan alat diri (APD) Penerima Laporan:
pelindung diri (APD) • Memastikan DTKPM-PTSP dan
• Menyediakan kotak Mendaftarkan DLH KLU
P3K para pekerja
• Mendaftarkan para Pada program
Pekerja pada program BPJS
BPJS • Memastikan
• Menerapkan protocol penerapan
Kesehatan seperti protocol
menggunakan masker, kesehatan
menyediakan faslitas
pencuci tangan, alat
pengukur suhu,
penyediaan hand
sanitizer, penyediaan
disinfectan, dsb demi
mencegah virus covid
19
• Menyediakan poster
terkait kesadaran covid
19
• Melaksanakan
ketentuan INMEN PUPR
2/2020

c. Penurunan • Peningkat • Melakukan Lokasi Sepanjang Memantau secara Lokasi Sepanjang Pelaksana:
kualitas an debu penyiraman lahan Pembangunan tahap langsung apakah Pembangunan tahap Pemrakarsa/
udara yang berdebu seara IPLT konstruksi debu sudah IPLT konstruksi Kontraktor
berkala mengganggu para
• Mewajibkan para pekerja dan Pengawas:
pekerja menggunakan masyarakat sekitar DLH KLU
masker atau tidak
Perima Laporan:
DLH KLU

63 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
d. Gangguan • Gangguan • Membuat pagar Lokasi Sepanjang • Mengamati secara Lokasi Sepanjang Pelaksana:
estetika estetika keliling sebagai Pembangunan tahap langsung Pembangunan tahap Pemrakarsa/
(penempata hanya pengaman sehingga IPLT konstruksi penempatan IPLT konstruksi kontraktor
estetika dalam lokasi material dan
material terjadi di
pembangunan tidak kemasan bekas. Pengawas:
berupa beka lokasi terlihat secara kepala Desa Sambik
bongkaran pembang langsung dari luar
• Memastikan
Bangkol
tanah, unan pembuatan pagar
• Menempatkan
semen, bes keliling
material bangunan Penerima Laporan:
kayu, sampa seperti bekas kepala Desa Sambik
kemasan bongkaran tanah, Bangkol dan DLH
semen da semen, besi, kayu dan KLU
sampah lain-lain secara rapi
dan terencana
lainnya)
sehingga tidak
mengganggu
pandangan
masyarakat sekitar
• Sampah berupa
kemasan pasir dan
semen serta sampah
lainnya dikumpulkan
dan diserahkan
kepada pihak ketiga
yang menangani
sampah di Desa
Sambik Bangkol
e. Seluas area • Membuat sumur Lokasi Sekali pada • Menghitung luas Lokasi Sekali pada Pelaksana:
Berkurang terbangun resapan air hujan Pembangunan tahap RTH terhadap Pembangunan tahap Pemrakarsa/
nya areal • Membuat lubang IPLT konstruksi luas lahan IPLT konstruksi Kontraktor
resapa air resapan biopori
• Menghitung
Pengawas:
kebutuhan sumur
DLH KLU dan PUPR-
resapan dan
PKP KLU
lubang resapan
bipori dengan
Perima Laporan:
rumus: Jumlah
DLH KLU dan PUPR-
Lubang Biopori =
PKP KLU
intensitas hujan

64 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
(mm/jam) x Luas
bidang kedap
(m2) / Laju
peresapan air per
lubang
(liter/jam)
C Tahap Pasca Kontruksi
1. Recrutme a. Peningkata 10 tenaga • Menerima tenaga Kantor IPLT Tahap • Observasi Kantor IPLT Setiap kali Pelaksana:
nt tenaga n kerja kerja dengan pola recrutmen langsung dengan recrutmen Pemrakarsa/
kerja pendapata konstruksi maksimal untuk tenaga kerja mencermati tenaga kerja pengelola
operasion n dan memberikan lapangan
al kesempata kesempatan yang pekerjaan yang Pengawas:
n kerja lebih banyak kepada belum terisi DTKPM-PTSP KLU
calon tenaga kerja sebagai dasar
Penerima Laporan:
• Memberikan gaji merekrut tenaga
DTKPM-PTSP dan
dengan berpedoman kerja baru
DLH KLU
pada UMK Kabupaten • Mengevaluasi
Lombok Utara yang sistem
berlaku sesuai penggajian
spesifikasi pekerjaan terhadap
kesesuaian
dengan UMK
Lombok Utara
b.Kecemburu Sejumlah • Mengutamakan Lokasi IPLT Selama • Memantau secara Lokasi IPLT Selama Pelaksana:
an sosial kasus merekrut tenaga kerja Operasional langsung ada Operasional Pemrakarsa/
pengaduan dari masyarakat IPLT atau tidaknya IPLT pengelola
masyarakat sekitar pengaduan
• Mengumumkan masyarakat Pengawas:
spesifikasi tenaga terkait DTKPM-PTSP KLU
kerja yang dibutuhkan
secara terbuka Penerima Laporan:
DTKPM-PTSP dan
DLH KLU

2.Operasiona a. Kepadatan Tingkat • Pemasangan rambu- Jalan keluar Setiap hari Memastikan Jalan keluar Setiap hari Pelaksana:
l/aktifitas lalu lintas kemacetan rambu lalu lintas masuk IPLT pemasangan masuk IPLT Pemrakarsa/
IPLT lalu lintas • Rekayasa lalu lintas rambu-rambu lalu pengelola

65 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Memfungsikan lintas
petugas keamanan Pengawas:
untuk mengatur lalu DTKPM-PTSP KLU
lintas jika terjadi
kemacetan Penerima Laporan:
DTKPM-PTSP dan
DLH KLU

c. Peningkata Intensitas • Membuat pagar Lingkungan Selama • Memastikan Lingkungan Selama Pelaksana:
n kebisingan keliling untuk IPLT Operasional pembuatan pagar IPLT Operasional Pemrakarsa/
kebisingan di atas 55 meredam kebisingan IPLT keliling IPLT pengelola
dB • Mewajibkan • Memastikan
menggunakan knalpot menggunakan Pengawas:
standar pada kendaraan yang DLH KLU
kendaraan lulus uji emisi
pengangkut lumpur • Pengukuran Perima Laporan:
tinja tingkat DLH KLU
• Menggunakan kebisingan
kendaraan
pengangkut yang
lulus uji emisi
d.Penurunan Timbulan • Memembuat pagar Lingkungan Selama • Memastikan Radius 25 Setiap Pelaksana:
kualitas bau dari keliling atau green IPLT Operasional pembuatan pagar meter dari minggu Pemrakarsa/
udara lumpur tinja barrier untuk IPLT keliling/green SSC atau selama pengelola
(bau) mengurangi bau barrier pemukiman Operasional
seinggi 3,5 meter • Memastikan terdekat IPLT Pengawas:
• Penanaman vegetasi penanaman DLH KLU
untuk mereduksi bau vegetasi untuk
pada lokasi yang mereduksi bau Perima Laporan:
sudah disediakan • Mamastikan SOP DLH KLU
dengan jenis dan Dijalankan
layout sebagaimana dengan benar
gambar layout • Menguji tingkat
terlampir. kebauan dengan
• Menerapkan SOP IPLT metode
dalam pengelolaan organoleptik
• IPTL hanya khusus
untuk pengolahan

66 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Lumpur tinja dan tidak
dicampur dengan gray
water.
e. Limbah Perkiraan • Melakukan Lingkungan Selama Menguji kualitas Lingkungan Selama Pelaksana:
cair volume pengolahan limbah IPLT Operasional limbah yang IPLT Operasional Pemrakarsa/
karyawan limbah cair cair secara komunal IPLT dibuang ke IPLT pengelola
operasiona yang dengan IPLT lingkungan dengan
l IPLT dihasilkan • Melakukan kampanye berpedoman pada Pengawas:
mencapai hemat air untuk Peraturan Menteri DLH KLU
192 lt/hari mengurangi volume Lingkungan Hidup
limbah cair dan Kehutanan Perima Laporan:
• Menghemat Republik Indonesia DLH KLU
penggunaan air Nomor
68/Menlhk/Setjen/k
um.1/8/2016
Tentang Baku Mutu
Air Limbah
domestik dengan
parameter pH,
COD, BOD, TSS,
Minyak Lemak,
Amonium, Total
coliform dan debit
f. Limbah Perkiraan • Menerapkan Lingkungan Selama Memantau secara Lingkungan Selama Pelaksana:
padat timbulan pengelolaan sampah IPLT Operasional langsung IPLT Operasional Pemrakarsa/
karyawan sampah yang dengan prinsip 3R IPLT pengelolaan IPLT pengelola
operasiona dihasilkan • Memilah smapah sampah serta
l IPLT mencapai 2,7 organic dan anorganik tingkat kebersihan Pengawas:
Kg/hari • Menyediakan bak IPLT dari sampah DLH KLU
sampah yang domestik
memadai Jika tidak Perima Laporan:
dilakukan DLH KLU
pengomposan maka
sampah organic dapat
ditimbun agar terurai
lebih cepat

67 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Sampah anorganik
dikumpulkan untuk
dijual ke pemulung
• Kerjasama dengan
pihak pengelola
sampah
g.Potensi Resiko • Pemasangan jaringan Lingkungan Selama • Memastikan Lingkungan Selama Pelaksana:
kebakaran kebakaran instalasi listrik IPLT Operasional sosialisasi kepada IPLT Operasional pemrakarsa/
dapat terjadi dilakukan sesuai IPLT karyawan tentang IPLT pengelola
kapan saja prosedur keamanan tanggap darurat
• Pembuatan system kebakaran Pengawas:
tanggap darurat • Memastikan Pemadam
kebakaran penyediaan APAR Kebakaran KLU
• Sosialisasi kepada
karyawan IPLT Penerima Laporan:
• Tentang prilaku Pemadam
pencegahan Kebakaran KLU dan
kebakaran, serta DLH KLU
tanggap darurat
kebakaran
• Penyediaan sarana
pemadam
• kebakaran (APAR)
g.Timbulan Banyaknya • Lumpur tinja yang Lingkungan Selama • Memantau secara Lingkungan Selama Pelaksana:
limbah volume dihasilkan dari SSC IPLT Operasional langsung Volume IPLT Operasional Pemrakarsa/
padat lumpur tinja dapat langsung di- IPLT lumpur tinja IPLT pengelola
Lumpur landfill di TPA kering
tinja Pengawas:
kering
• Lumpur tinja kering • Mengukur
DLH KLU
tanpa pengolahan volume tinja
lanjutan dapat dipakai yang di-landfill,
Perima Laporan:
untuk aplikasi aplikasi lahan
DLH KLU
langsung di lahan dan yang
atau melakukan dikomposkan
pengomposan untuk pupuk
lanjutan dari lumpur organik
tinja kering untuk
dijadikan pupuk
tanaman

68 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Berkerjasama dengan
Dinas Lingkungan
Hidup dalam
pengangkutan lumpur
kering
h.Timbulan Volume air • Air olahan yang Lingkungan Selama • Memantau secara Lingkungan Selama Pelaksana:
limbah cair limbah hasil dihasilkan dapat IPLT Operasional langsung Volume IPLT Operasional Pemrakarsa/
hasil pengolahan digunakan untuk IPLT air olahan IPLT pengelola
pengolaha lumpur tinja penyiraman tanaman
n lumpur • Berkerjasama dengan Pengawas:
tinja Dinas Lingkungan DLH KLU
Hidup dalam
pemanfaatan air Perima Laporan:
olahan DLH KLU
• Setelah proses akhir,
air yang sudah terolah
dapat disalurkan ke
sumur resapan
sebelum sebagian
disalurkan ke drainase
umum
Debit dan • Menjalankan SOP IPLT Efluent Selama • Memastikan SOP Efluent Selama Pelaksana:
kuantitas sebaik-baiknya Limbah cair Operasional dijalankan Limbah cair Operasional Pemrakarsa/
sesuai baku IPLT IPLT IPLT IPLT pengelola
mulut
• Melakukan dengan baik
pemeliharaan IPLT • Memastikan
Pengawas:
secara berkala pemeliharaan
DLH KLU
IPLT secara
berkala
Perima Laporan:
• Memantau DLH KLU
volume efluen
melalui
flowmeter yang
dipasang di
efluen
j. Gangguan Sejumlah • Menerapkan Lingkungan Selama • Memastikan Lingkungan Selama Pelaksana:
kesehatan kasus managemen K3 IPLT Operasional ketersedian kotak IPLT Operasional Pemrakarsa/
dan kecelakaan IPLT P3K IPLT pengelola

69 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
Kecelakaa kerja (keselamatan dan • Memastikan
n kerja Kesehatan kerja) karyawan Pengawas:
• Mendaftarkan seluruh terdaftar BPJS Dinas Kesehatan
karyawan sebagai • Memantau kondisi KLU
peserta BPJS pekerja secara
• Menyediakan kotak periodik Perima Laporan:
P3K Dinas Kesehatan
KLU dan DLH KLU
k. Kekhawat Sejumlah • Membuat jalur Lokasi IPLT Selama • Memastikan Lokasi IPLT Selama Pelaksana:
iran pekerja evakuasi bencana dan Operasional dibuatnya jalur Operasional pemrakarsa/
kekuatan khawatir titik kumpul IPLT evakuasi bencana IPLT pengelola
bangunan dan titik kumpul
oleh
• Menggunakan
• Memastikan Pengawas:
konstruksi bangunan
bencana konstruksi Pemadam
tahan gempa
alam bangunan Kebakaran KLU
menggunakan
konstruksi tahan Penerima Laporan:
gempa Pemadam
Kebakaran KLU dan
DLH KLU
l. Potensi Jumlah • Melakukan Lokasi Periode • Pemeriksaan suhu Lokasi Periode Pelaksana:
penyebar tenaga kerja pencegahan dan pengelolaan di pengelolaan secara rutin setiap pemantauan di pemantauan Pemrakarsa/
an Covid- operasional penanganan lokasi kegiatan lingkungan hari. lokasi kegiatan lingkungan Kontraktor
19 di IPLT penyebaran Covid 19 akan dilakukan • Swab antigen akan
semua merujuk kepada pada tahap kepada setiap dilakukan Pengawas:
jenis INMEN PUPR N0. operasional pekerja secara pada tahap DLH KLU dan Dikes
kegiatan 2/2020 dengan cara IPLT berkala operasional KLU
operasion antara lain: setiap 6
al IPLT • Pembentukan Satgas bulan Perima Laporan:
Pencegahan Covid 19 DLH KLU
yg menjadi bagian
Unit Keselamatan
Konstruksi
• Satgas Pencegahan
Covid 19
berkoordinasi dgn
Satgas
Penanggulangan

70 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
COVID-19
Kementerian PUPR
• Penyediaan alat
pengukur suhu badan
• Penyediaan fasilitas
cuci tangan dengan
air yang mengalir
dan penyediaan
sabun cuci tangan
• Penyediaan tisu,
masker di kantor dan
lapangan bagi
seluruh pekerja dan
tamu
• Pengukuran suhu
badan pada tenaga
kerja setiap hari
sebelum dan sesudah
bekerja. Sebisa
mungkin pakaian
tenaga kerja diganti
ketika hendak pulang
dari lokasi kegiatan
menuju rumah
• Melakukan
pemeriksaan
keberadaan Covid-19
dengan pengecekan
swab.
• Penyediaan vaksin,
vitamin dan nutrisi
tambahan guna
peningkatan imunitas
pekerja.
• Memiliki kerjasama
operasional
perlindungan
kesehatan dan

71 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
pencegahan Covid-19
dengan fasilitas
kesehatan setempat
untuk Tindakan
kahar/emergency
• Penyediaan cairan
desinfektan
• Penyediaan poster
atau banner terkait
kesadaran terhadap
Covid-19
• Satgas Pencegahan
Covid-19 melarang
pekerja maupun
tamu yang terindikasi
memiliki suhu > 38
untuk datang ke
lokasi pekerjaan.
• Apabila ditemukan
pekerja di lapangan
sebagai pasien dalam
pengawasan,
pekerjaan harus
diberhentikan
sementara oleh
pengguna jasa
dan/atau penyedia
jasa paling sedikit 14
(empat belas) hari
kerja.
D. Tahap Pasca Operasi
a. Peninggal Terbengkalai • Memelihara Lokasi IPLT Pasca operasi • Memastikan Lokasi IPLT Pasca operasi Pelaksana :
an aset nya asset peninggalan aset agar peninggalan Pemrakarsa/
Pemerinta pemerintah dapat dimanfaatkan aset pemerintah pengelola
h kembali dalam keadaan
• Memanfaatkan baik dan dapat Pengawas :
peninggalan aset dimanfaatkan DLH KLU

72 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
pemerintah untuk kembali
fungsi kegiatan lain Perima Laporan :
yang bermanfaat DLH KLU

73 | P a g e
V. SURAT PERNYATAAN

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Kahar Rijal, S.T, M.T.
Nama Kegiatan : Pembangunan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT)
Lokasi Kegiatan : Dusun Jugil Desa Sambik bangkol
Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok
Utara
dengan ini menyatakan bahwa:
1. Dalam menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) ini
kami mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor P.26/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 Tentang
Pedoman Penyusunan Dan Penilaian Serta Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
2. Kami bersedia melakukan kegiatan yang tercantum pada
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dari kegiatan kami.
3. Jika kami lalai dalam melaksanakan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup kami bersedia menghentikan
usaha dan atau kegiatan kami dan bersedia menanggung
resiko yang ditimbulkannya serta ditindak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Bersedia menyusun dan merevisi dokumen UKL-UPL ini apabila
terjadi perubahan terhadap luas, desain bangunan, kapasitas

74
dan kegiatan operasional lainnya yang belum dimasukkan
dalam dokumen awal.
5. Bersedia melaporkan pelaksanaan UKL-UPL kepada Dinas
Lingkungan Hidup, Perumahan Dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Lombok Utara ditembuskan ke instansi terkait setiap 6
bulan sekali.

Gangga, April 2021


PLT Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Lombok
Utara

75
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, 2017. Pedoman


Perencanaan Teknik Terinci Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT). Dirjen Cipta Karya. Jakarta

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

Peraturan Bupati Lombok Utara Nomor 9 Tahun 2017 tentang


UKL-UPL dan SPPL

Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 9 Tahun


2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lombok Utara 2011-2031.

Perda Kabupaten Lombok Utara Nomor 3 Tahun 2016 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dinas Kesehatan KLU, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Lombok


Utara tahun 2014

Damanhuri, Enri, dkk., 2010. Pengelolaan Sampah. Program Studi


Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan.
Institut Teknologi Bandung

Sugiharto, 2005, Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah, UI Press,


Jakarta.

76
SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Sistem Perencanaan
Plambing

SNI 3242-2008 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan


sampah sejenis sampah rumah tangga.

77
LAMPIRAN-LAMPIRAN

78
LAMPIRAN 1: PETA KONTUR

79
LAMPIRAN 2: PETA KEMIRINGAN LERENG

80
LAMPIRAN 3: PETA LOKASI
LAMPIRAN 4: PETA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

94
LAMPIRAN 5: PETA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

95

Anda mungkin juga menyukai