ii | P a g e
DAFTAR ISI
iii | P a g e
DAFTAR GAMBAR
iv | P a g e
DAFTAR TABEL
v| Page
DAFTAR LAMPIRAN
1. Peta Kontur
3. Peta Lokasi
vi | P a g e
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1 | Page
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang,
serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.
2 | Page
B. Maksud dan Tujuan UKL-UPL
C. Dasar Hukum
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup kegiatan Pembangunan dan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dilaksanakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu:
Tabel 1. Dasar Hukum
A UNDANG-UNDANG (UU)
1 UU No. 18/2008 Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
2 UU No. 17/2019 Sumber daya air
Sumber daya air
Rujukan kesesuaian
3 UU No. 26/2007 Penataan Ruang ruang untuk lokasi
kegiatan
Perlindungan dan Landasan kebijakan
4 UU No. 32/2009 Penge-lolaan dalam pengelolaan
Lingkungan Hidup lingkungan hidup
5 UU No. 36/2009 Kesehatan Kesehatan
Pembentukan Pembentukan
Kabupaten Lombok Kabupaten Lombok
6 UU No. 26/2008
Utara Provinsi Nusa Utara Provinsi Nusa
tenggara Barat tenggara Barat
Tentang peraturan Tentang peraturan
7 UU No. 28 Tahun 2002
bangunan gedung bangunan gedung
B PERATURAN PEMERINTAH (PP)
Penyelenggaraan Penyelenggaraan
perlindungan dan perlindungan dan
1 PP No. 22 Tahun 2021
pengelolaan pengelolaan
lingkungan hidup lingkungan hidup
Pengendalian Pengendalian
2 PP No. 41/1999
pencemaran udara. pencemaran udara.
Keselamatan dan Keselamatan dan
3 PP No. 50/2012
Kesehatan kerja Kesehatan kerja
4 PP No. 88/2019 Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja
Pengelolaan kualitas Pengelolaan kualitas
5 PP No. 82/2001 air dan pengendalian air dan pengendalian
pencemaran air pencemaran air
4 | Page
No. Nomor Peraturan Tentang Keterkaitan
Acuan pengelolaan
Pengelolaan Limbah
Limbah Bahan
6 PP No. 101/2014 bahan berbahaya
Berbahaya Dan
dan beracun
Beracun (B3)
tentang Pelaksanaan tentang Pelaksanaan
Undang- Undang Undang-Undang
7 PP No. 36 Tahun 2005 Nomor 28 Tahun Nomor 28 Tahun
2001 tentang 2001 tentang
Bangunan Gedung Bangunan Gedung
KEPUTUSAN MENTERI DAN PERATURAN MENTERI (KEPMEN dan
C
PERMEN)
Peraturan Menteri Lingkungan
Baku Mutu Air Acuan pengelolaan
1 Hidup dan Kehutanan Nomor:
Limbah Domestik air limbah domestik
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016
Tentang tata cara Tentang tata cara
perizinan perizinan
pembuangan air pembuangan air
Peraturan Menteri Lingkungan
limbah melalui limbah melalui
2 Hidup dan Kehutanan Nomor:
pelayanan perizinan pelayanan perizinan
P.102/2018
berusaha berusaha
terintegrasi secara terintegrasi secara
elektronik (OSS) elektronik (OSS)
Tentang perubahan Tentang perubahan
atas Peraturan atas Peraturan
Menteri Lingkungan Menteri Lingkungan
Hidup dan Hidup dan
Kehutanan Nomor Kehutanan Nomor
Peraturan Menteri Lingkungan
P.93 Tahun 2018 P.93 tahun 2018
3 Hidup dan Kehutanan Nomor:
tentang pemantauan tentang pemantauan
P.80/2019
kualitas air limbah kualitas air limbah
secara terus secara terus
menerus dan dalam Menerus dan dalam,
jaringan bagi usaha jaringan bagi usaha
dan/atau kegiatan dan/atau kegiatan
Peraturan Menteri Lingkungan Tentang Jenis Usaha tentang Jenis Usaha
4 Hidup dan Kehutanan Nomor P.38 dan/atau Kegiatan dan/atau Kegiatan
Tahun 2019 yang wajib AMDAL yang wajib AMDAL
Tentang izin Tentang izin
Peraturan Menteri PU-PR Nomor 37
5 penggunaan air penggunaan air
Tahun 201
dan/atau sumber air dan/atau sumber air
Syarat-syarat Syarat-syarat
PERMENKES Nomor 416/MENKES
6 pengawasan kualitas Pengawasan Kualitas
PER/IX/1990
air air
KEPMEN LH No Kep- Baku Mutu Tingkat Baku Mutu Tingkat
7
48/MENLH/11/199 Kebisingan Kebisingan
5 | Page
No. Nomor Peraturan Tentang Keterkaitan
Metode Analisa
Analisa Kualitas Air
Kualitas Air
Keputusan Menteri Lingkungan Permukaan dan
8 Permukaan dan
Hidup Nomor 37 Tahun 2003 Pengambilan Contoh
Pengambilan Contoh
Air Permukaan
Air Permukaan
Pedoman Mengenai Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Syarat dan Tata
Cara Perizinan Cara Perizinan serta
Keputusan Menteri Lingkungan
9 serta Pedoman Pedoman Kajian
Hidup Nomor 111 Tahun 2003
Kajian Pembuangan Pembuangan Air
Air Limbah ke Air Limbah ke Air atau
atau Sumber Air Sumber Air
Pedoman Mengenai Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Syarat dan Tata
Cara Perizinan Cara Perizinan serta
Keputusan Menteri Lingkungan
10 serta Pedoman Pedoman Kajian
Hidup Nomor 111 Tahun 2003
Kajian Pembuangan Pembuangan Air
Air Limbah ke Air Limbah ke Air atau
atau Sumber Air Sumber Air
Tentang Tentang
PERMEN PU-PR Nomor 04 tahun penyelenggaraan penyelenggaraan
11
2017 sistem pengelolaan sistem pengelolaan
air limbah domestik air limbah domestik
D PERATURAN DAERAH
Rencana tata Ruang Ruang Wilayah
PERDA Kabupaten Lombok Utara Wilayah Kabupaten Kabupaten Lombok
1
No. 9/2011 Lombok Utara Tahun Utara Tahun 2011-
2011-2031 2031
Perlindungan dan Perlindungan dan
PERDA Kabupaten Lombok Utara
2 Pengelolaan Pengelolaan
No. 3/2016
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Peraturan Daerah Kabupaten
Tentang pengelolaan Tentang pengelolaan
3 Lombok Utara Nomor 3 Tahun
sampah sampah
2018
4 Peraturan Bupati No. 9/2017 UKL-UPL UKL-UPL
Tentang perubahan
Tentang perubahan
atas Peraturan
atas Peraturan
Bupati Lombok Utara
Bupati Lombok Utara
Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun Nomor 7 Tahun
5 Nomor 7 Tahun 2014
2017 2014 tentang
tentang Petunjuk
Petunjuk
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
6 | Page
II. IDENTITAS PEMRAKARSA
7 | Page
Dengan titik Koordinat:
KETERANGAN NILAI
Dari tabel diatas maka skor yang diperoleh untuk lokasi IPLT
Dusun Jugil Desa Sambik Bangkol adalah sebagai berikut :
9 | Page
Tabel 4. Perolehan Nilai untuk lokasi IPLT Dusun Jugil Desa Sambik
Bangkol
Nilai x
No Kriteria Bobot Sub-Kriteria Nilai
Bobot
>15 KM
10 – 15 KM
Jarak tempuh ke
1 8 5 – 10 KM 7 56
wilayah pelayanan
3 - 5 KM
<3KM
16 – 25%
2 Kemiringan Lahan IPLT 7 8 - 15% 7 49
3-7%
45 menit–1 jam
Waktu tempuh IPLT 30 menit–45
3 ke wilayah pelayanan 6 menit 3 18
terjauh 20 menit – 30
menit
Permukiman
Jenis Tata guna lahan Industri
4 5 0 0
sesuai RTRW Perkebunan
Pertanian
>30 KM
20–29 KM
Jarak Badan air
5 4 10–19 KM ≤3 11
penerima
3 - 9 KM
<3KM
Kepemilikan
lahan:
Milik
Legalitas lahan pemerintah 10 30
Milik
masyarakat
6 3 Milik swasta
RTRW:
Sesuai
Kesesuaian Ruang 10 30
Dapat
disesuaikan
Didukung
Dukungan Masyarakat 5 15
Negosiasi
Didalam batas
administrasi
wilayah
pelayanan
7 Batas administrasi 2 Diluar batas 10 20
administrasi
wilayah
pelayanan
10 | P a g e
Nilai x
No Kriteria Bobot Sub-Kriteria Nilai
Bobot
Lempung
8 Jenis tanah 1 Lanau 5 5
Pasir
Jumlah 234
Sumber : Analisis konsultan 2020
11 | P a g e
Tabel 5. Area pelayanan IPLT
12 | P a g e
Gambar 1. Peta Lokasi
13 | P a g e
C. Deskripsi Rona Awal
• Kondisi Lahan
14 | P a g e
• Flora fauna
1. Luas lahan
Luas lahan berdasarkan TKPRD adalah 50.000 m 2 berstatus
lahan milik Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, sementara
kapasitas IPLT adalah + 15 m3/hari. Peruntukan lahan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. Peruntukan lahan dan luas
No Peruntukan lahan Luas Jumlah Total
Luas
1 Solid SeparationChamber 51 m2 4 204 m2
(SSC)
2 Kolam Anaerobik 48 m2 1 48 m2
3 Kolam AerobikFakultatif 75 m2 1 75 m2
4 Kolam Maturasi 100 m2 1 100 m2
5 Kolam Indikator 30,25 m2 1 30,25 m2
6 Drying Area 54,59 m2 1 54,59 m2
7 Pos Jaga 10,5 m2 1 10,5 m2
8 Kantor 42 m2 1 42 m2
9 Kamar Mandi/WC 7,69 m2 1 7,69 m2
Total Luas 572,03 m2
15 | P a g e
2. Kebutuhan listrik
Untuk kebutuhan energi/listrik IPLT Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Utara bersumber
dari PLN, adapun distribusi kebutuhan daya listrik sebesar
24,5 KVA, sebagai cadangan disediakan genset dengan
kapasitas yang disesuaikan.
16 | P a g e
pengoperasiannya diperkirakan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan di lokasi usaha tersebut. Dampak
terhadap lingkungan dimaksud jika tidak dikelola dengan
baik akan berakibat pada menurunnya daya tampung dan
daya dukunglingkungan.
2) Sosialisasi
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan
pemahamankepada masyarakat tentang beberapa hal
berkaitan dengan maksud tujuan dan manfaat
dibangunnya IPLT, antara lain:
17 | P a g e
• Mengkonfirmasi rencana lokasi IPLT Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok
Utara
Sumber: Pemrakarsa
18 | P a g e
2) Mobilisasi peralatan dan material
Tahap kegiatan ini meliputi pengangkutan peralatan
bangunan dan bahan-bahan bangunan material dari
tempat pembelian atau pengambilan menuju lokasi
pembangunan untuk melaksanakan pembangunan
kontruksi.
Kebutuhan material rencana pembangunan IPLT ini
secara tidak langsung dapat memberikan konstribusi
peningkatan pendapatan masyarakat sekitar lokasi
kegiatan, hal ini dikarenakan kebutuhan material juga
akan dicukupi dari daerah sekitar kegiatan.
Adapun dampak yang diperkirakan muncul pada
kegiatan ini antara lain:
• Kemacetan dan kerawanan kecelakaan lalu lintas
akibat meningkatnya intensitas kendaraan saat
mobilisasi peralatan dan material bangunan
• Penurunan kualitas udara (debu)
• Kebisingan
• rusaknya jaringan jalan menuju lokasi
3) Pembersihan dan persiapan lahan
Pada tahap ini mencakup beberapa kegiatan antara
lain pembersihan serta perataan tanah untuk
persiapan pembangunan baik untuk bangunan utama
dan sarana penunjangnya.
Adapun dampak yang diperkirakan muncul pada kegiatan
ini adalah:
• Penurunan kualitas udara (debu)
• Kebisingan
• Hilangnya vegetasi
19 | P a g e
• Timbunan sampah bekas vegetasi
4) Pembangunan dan Operasional basecamp
Untuk para pekerja pada tahap konstruksi akan
disiapkan basecamp sebagai tempat tinggal dan juga
sebagai tempat penyimpanan sementara peralatan
serta bahan-bahan material yang akan digunakan
untuk pembangunan perumahan, basecamp yang
dibangun merupakan bangunan non permanen yang
berada didalam lokasi pembangunan yang akan
dilengkapi dengan sarana MCK, dan apabila konstruksi
selesai maka akan dibongkar, operasional basecamp
akan membutuhkan air bersih dan diperkirakan
menimbulkan dampak limbah cair dan limbah padat.
Perkiraan masing-masing kebutuhan air bersih dan
potensi timbulnya limbah cair dan padat, ditunjukkan
sebagai berikut:
20 | P a g e
o Pekerja tinggal di basecamp: 4 orang
10% dari
Cuci kendaraan 52
domestik
Jumlah Non Domestik (B) 104
Total A+ B 624
Sumber: Perhitungan konsultan, 2021
21 | P a g e
diasumsikan menguap (evaporasi) dan terserap ke
dalam tanah (infiltrasi). Maka perkiraan debit
limbah cair yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel
9 berikut ini.
Tabel 9. Limbah Cair yang Dihasilkan oleh Kegiatan Basecamp
Kebutuhan Volume air
Jenis Persentase
Faktor air limbah
kegiatan air limbah
(liter/hari) (liter/hari)
Domestik
Basecamp dan Non 624 80% 499.2
Domestik
Jumlah total air limbah 499.2
Sumber: Hasil perhitungan konsultan, 2021
22 | P a g e
sendiri.
23 | P a g e
Pemrakarsa menyediakan tempat penampungan
sampah di lokasi basecamp. Untuk limbah padat
domestik akan dilakukan pemilahan pada basecamp.
Sampah organik akan dikumpulkan pada tong
komposter/komposter bag sederhana untuk dijadikan
kompos. Sampah anorganik yang bernilai ekonomis
diberikan kepada pemulung yang ada di TPA Jugil,
sementara sampah residunya akan dibuang ke TPA
Jugil itu sendiri. Perhitungan timbulan sampah
kegiatan menggunakan standar besaran timbulan
sampah berdasarkan komponen sumber sampah,
selengkapnya disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Perkiraan Timbulan Sampah
Timbulan Jumlah Total Timbulan
Sumber sampah tenaga sampah
(kg/orang/hari) kerja (kg/hari)
24 | P a g e
• Penurunan kualitas udara
• Timbulan limbah padat domestik dan sisa konstruksi
• Berkurangnya areal resapan air
c. Tahap pasca kontruksi/Operasional
Tahap pasca konstruksi yaitu tahapan selesainya
pembangunan fisik IPLT dan faslitas penunjangnya untuk
kemudian siap operasional, kegiatan yang dilakukan
yaitu:
1) Recruitmen tenaga kerja
Perkiraan Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
kegiatan operasional IPLT sebanyak 10 orang yang
meliputi beberapa posisi jabatan yang dibutuhkan yaitu:
25 | P a g e
2) Operasional IPLT / Opersional Kantor Pengelola
• Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
Aktivitas domestik dan sarana penunjang merupakan
aktivitas dari kantor, musholla, MCK karyawan.
Kebutuhan air bersih domestik kegiatan ini didasarkan
pada perkiraan kebutuhan air bersih pada SNI 03-
7065-2005 dan Dirjen Cipta Karya PU
(Liter/Org/Hari). Kebutuhan air bersih domestik tiap
pegawai pada SNI 03-7065-2005 adalah 50 L/hari.
Asumsi kebutuhan air per orang per hari sebesar 50
liter/orang/hari adalah untuk pekerja yang tinggal di
kantor dan kebutuhan air untuk pekerja yang tidak
tinggal di kantor adalah sebesar 20 liter/orang/hari.
Berdasarkan perkiraan tenaga kerja yang dibutuhkan
sebanyak 10 orang yang semuanya tidak full time di
kantor (8 jam kerja). Maka dapat dihitung rencana
kebutuhan air bersih terkait dengan operasional
kantor UPTD TPA selama operasional TPA Jugil seperti
pada Tabel 14.
26 | P a g e
• Perkiraan Limbah Cair
Air limbah yang dihasilkan sebagian besar berasal dari
limbah domestik. Air limbah terdiri dari grey water dan
black water. Grey water berasal dari aktivitas kamar
mandi seperti mandi dan cuci, sedangkan black water
dihasilkan dari penggunaan WC. Perhitungan debit air
limbah diasumsikan sebanyak 80% dari air bersih
yang dimanfaatkan menjadi air limbah, sedangkan
20% sisanya diasumsikan menguap (evaporasi) dan
terserap ke dalam tanah (infiltrasi). Maka perkiraan
debit limbah cair yang dihasilkan dapat dilihat pada
Tabel 15 berikut ini.
27 | P a g e
akan disedot dan dibuang ke IPLT yang berlokasi di
TPA Jugil itu sendiri. Setelah proses akhir dari
keseluruhan pengolahan, air yang sudah dipastikan
terolah dapat disalurkan ke sumur resapan sebelum
sebagian disalurkan ke drainase umum.
28 | P a g e
dikumpulkan pada tong komposter/komposter bag
sederhana untuk dijadikan kompos. Sampah
anorganik yang bernilai ekonomis diberikan kepada
pemulung yang ada di TPA Jugil, sementara sampah
residunya akan dibuang ke TPA Jugil itu sendiri.
Perhitungan timbulan sampah kegiatan menggunakan
standar besaran timbulan sampah berdasarkan
komponen sumber sampah, selengkapnya disajikan
pada Tabel 16.
Total
Timbulan Jumlah
Timbulan
Sumber sampah tenaga
sampah
(kg/orang/hari) kerja
(kg/hari)
Pekerja
0.27 10 2.7
Lokal
Pekerja
0.8 0 0
pendatang
Total 2.7
Sumber: Perhitungan konsultan, 2021
3) Operasional IPLT
Lumpur tinja sebagian besar merupakan cairan (98%)
dan sebagian kecil yang merupakan padatan (2%).
Adapun kandungan dari lumpur tinja yang perlu
diperhatikan adalah
30 | P a g e
yang masih terkandung di dalam lumpur tinja.
Unit penyaringan ditempatkan di awal
pengolahan untuk menghindari gangguan pada
unit pengolahan selanjutnya (contoh:
penyumbatan).
Penyaringan merupakan proses dimana lumpur
tinja mengalir melalui saringan dan menahan
sampah/padatan berukuran besar yang ikut
terbawa dalam lumpur tinja. Efisiensi proses
penyaringan tergantung pada desain dan lebar
bukaan saringan. Unit penyaringan yang akan
diterapkan di IPLT berupa bar screen.
- Unit Ekualisasi
Unit ekualisasi berfungsi untuk menyamakan
konsentrasi lumpur tinja sebelum diolah ke unit
stabilisasi lumpur dan mengatur debit lumpur
tinja.
- Pemisahan Partikel Diskrit
Unit pemisahan partikel diskrit merupakan unit
yangberfungsi untuk menyaring partikel diskrit
(contoh: pasir atau kerikil) yang terkandung di
dalam lumpur tinja.
- Unit Penangkap Lemak
Unit penangkap lemak berfungsi untuk
menyisihkan minyak dan lemak dalam air limbah
agar tidak mengganggu sistem pengolahan
selanjutnya.
- Unit Pemekatan
Unit pemekatan merupakan unit yang berfungsi
31 | P a g e
untuk meningkatkan konsentrasi padatan dalam
lumpur dengan cara memisahkan padatan dan
cairan. Tahap pemekatan dalam pengolahan
lumpur tinja di IPLT merupakan tahapan yang
penting untuk mengoptimalkan pengolahan
padatan dan pengolahan cairan lumpur
selanjutnya.
- Unit Stabilisasi
Unit stabilisasi merupakan unit yang berfungsi
untuk mengolah padatan dan cairan lumpur
sehingga menghasilkan efluen yang memenuhi
baku mutu air limbah domestik. Proses
stabilisasi padatan pada umumnya dilakukan
melalui pengeringan,dan stabilisasi cairan pada
umumnya dilakukanmelalui pengolahan biologis
anaerobik dan aerobik, yang dikombinasikan
dengan pengolahan fisik dan/atau kimia.
33 | P a g e
yang sudah aman dapat dibuang ke media
lingkungan atau digunakan untuk penyiraman
tanaman.
ii. Sosialisasi
1. Jenis Dampak: penolakan dan dukungan warga
2. Besaran Dampak: Sejumlah persepsi positif dan negative
masyarakat
3. Upaya Pengelolaan Lingkungan:
a. Menjelaskan manfaat keberadaan IPLT kepada
masyarakat sekitar
b. Mendengarkan respon masyarakat tentang rencana
pembangunan IPLT
c. Komitmen pemrakarsa untuk menjaga kualitas,
kemanan lingkungan, dan melaksanakan CSR sesuai
dengan kebutuhan masyarakat sekitar
4. Upaya Pemantauan Lingkungan:
a. memastikan sosialiasi telah dilakukan
35 | P a g e
b. dokumentasi bukti sosialisasi
c. berita acara hasil sosialisasi
B. Tahap Konstruksi
36 | P a g e
• Memantau secara langsung ada atau tidaknya
pengaduan masyarakat terkait
ii. Mobilisasi peralatan dan material konstruksi
1. Jenis Dampak: gangguan kenyamanan lalu lintas
1) Besaran Dampak: tingkat kemacetan dan
kerawanan lalu lintas
37 | P a g e
• Mewajibkan kendaraan-kendaraan pengangkut
bahan bangunan atau material yang mudah
beterbangan ke udara (seperti misalnya semen,
kapur/limestone dan tanah urug) ditutup
denganterpal secara menyeluruh
38 | P a g e
• Memastikan kendaraan pengangkut memuat
bebansesuai dengan kapasitas kendaraan dan
jalan
• Memantau keadaan jalan sekitar lokasi
pembangunan yang dilewati kendaraan
pengangkut
iii. Pembersihan dan pematangan lahan
1. Jenis Dampak: Menurunnya kualitas udara sekitar
terutama Peningkatan debu dan beberapa senyawa
polutan lainnya yang melebihi baku mutu sesuai
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara
1) Besaran Dampak: peningkatan debu
39 | P a g e
• Memastikan pengaturan jam kerja diluar jam
istirahat
• Mengukur tingkat kebisingan
3. Jenis Dampak: hilangnya vegetasi
1) Besaran Dampak: sejumlah vegetasi yang hilang
akibatpembersihan dan pematangan lahan
42 | P a g e
memiliki suhu > 38 untuk datang ke lokasi
pekerjaan.
• Apabila ditemukan pekerja di lapangan
sebagai pasien dalam pengawasan,
pekerjaan harus diberhentikan sementara
oleh pengguna jasa dan/atau penyedia
jasa paling sedikit 14 (empat belas) hari
kerja.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Pemeriksaan suhu secara rutin setiap hari.
• Swab antigen kepada setiap pekerja
secara berkala
v. Pembangunan fisik IPLT dan fasilitas penunjangnya
1. Jenis Dampak: peningkatan kebisingan
1) Besaran Dampak: intensitas kebisingan diatas 55 dB
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Pemilihan alat berat yang masih layak pakai
untuk mengurangi kebisingan
• Mengatur jam kerja, terutama tidak pada jam
istirahat penduduk
• Membuat pagar keliiling sementara untuk
meredam kebisingan
• Menggunakan konstruksi bangunan tahan
gempa serta aman dari resiko kebocoran dan
resioko pencemaran ke lingkungan sekitar
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau tingkat kebisingan dengan
melakukan pengukuran menggunakan sound
level meter dan membandingkannya dengan
baku mutu kebisingan
43 | P a g e
• Memastikan pengaturan jam kerja diluar jam istirahat
44 | P a g e
kayu, sampah kemasan semen dan sampah lainnya)
1) Besaran Dampak: Gangguan estetika hanya terjadi
di lokasi pembangunan
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Membuat pagar keliling sebagai pengaman
sehingga estetika dalam lokasi pembangunan
tidak terlihat secara langsung dari luar
• Menempatkan material bangunan seperti bekas
bongkaran tanah, semen, besi, kayu dan lain-lain
secara rapi dan terencana sehingga tidak
mengganggu pandangan masyarakat sekitar
• Sampah berupa kemasan pasir dan semen serta
sampah lainnya dikumpulkan dan diserahkan
kepada pihak ketiga yang menangani sampah di
Desa Sambik Bangkol
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau secara langsung penempatan material
dan kemasan bekas
• Memastikan pemuatan pagar keliling
45 | P a g e
Lubang Biopori = intensitas hujan (mm/jam) x Luas
bidang kedap (m2) / Laju peresapan air per lubang
(liter/jam)
C. Tahap Pasca Konstruksi/Operasional
46 | P a g e
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memantau secara langsung ada atau tidaknya
pengaduan masyarakat terkait
ii. Sumber Dampak: Operasional/aktifitas IPLT
1. Jenis Dampak: Kepadatan lalu lintas
1) Besaran Dampak: Tingkat kemacetan lalu lintas
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Pemasangan rambu-rambu lalu lintas
• Rekayasa lalu lintas
• Memfungsikan petugas keamanan untuk
mengaturlalu lintas jika terjadi kemacetan
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan pemasangan rambu-rambu lalu lintas
2. Jenis Dampak: peningkatan kebisingan
1) Besaran Dampak: intensitas kebisingan diatas 55 dB
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Membuat pagar keliling untuk meredam kebisingan
• Himbauan menggunakan knalpot standar pada
kendaraan pengangkut lumpur tinja
• Menggunakan kendaraan pengangkut yang
lulus uji emisi
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan pembuatan pagar keliling
• Memastikan menggunakan kendaraan yang
lulus ujiemisi
• Pengukuran tingkat kebisingan
3. Jenis Dampak: Penurunan kualitas udara (bau)
1) Besaran Dampak: Timbulan bau dari lumpur tinja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
47 | P a g e
• membuat pagar keliling setinggi 3,5 m atau
green barrier untuk mengurangi bau yang
berdampak pada permukiman terdekat sejauh
250 meter. Kondisi kontur tanah dan kemiringan
lereng dengan klasifikasi mulai datar sampai
dengan kemiringan curam, seperti ditunjukkan
pada peta kontur dan peta kemiringan lereng di
lampiran 1 dan lampiran 2.
• Penanaman vegetasi untuk mereduksi bau
pada lokasi yang sudah disediakan dengan
jenis dan layout sebagaimana gambar layout
terlampir.
• Menerapkan SOP IPLT dalam pengelolaan
• IPTL hanya khusus untuk pengolahan lumpur
tinja dantidak dicampur dengan gray water.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan pembuatan pagar keliling/green
barrier
• Memastikan penanaman vegetasi untuk
mereduksi bau
• Memastikan SOP dijalankan dengan benar
• Menguji bau yang muncul dengan metode
organoleptik terutama pada perkampungan
terdekat sebagai bahan evaluasi efektifitas
pengelolaan dampak
4. Jenis Dampak: Limbah cair karyawan Operasional IPLT
1) Besaran Dampak: volume limbah cair sebesar
192 liter/hari dari 10 orang karyawan
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Melakukan pengolahan limbah cair secara
48 | P a g e
komunal dengan IPLT
• Melakukan kampanye hemat air untuk
mengurangi volume limbah cair
• Menghemat penggunaan air
49 | P a g e
6. Jenis Dampak: Potensi Kebakaran
1) Besaran Dampak: resiko kebakaran dapat terjadi
kapansaja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Pemasangan jaringan instalasi listrik dilakukan
sesuai prosedur yang aman
• Pembuatan system tanggap darurat kebakaran
• Sosialisasi kepada karyawan IPLT tentang
perilaku pencegahan kebakaran, serta
tanggap darurat kebakaran
51 | P a g e
1) Besaran Dampak: sejumlah kasus kecelakaan kerja
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Menerapkan managemen K3 (Keselamatan
dankesehatan kerja)
• Mendaftarkan seluruh karyawan sebagai
peserta BPJS
• Menyediakan kotak P3K
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan ketersediaan kotak P3K
• Meastikan karyawan terdaftar BPJS
• Memantau kondisi pekerja secara periodic
11. Jenis Dampak: Kekhawatiran kekuatan bangunan
olehbencana alam
1) Besaran Dampak: sejumlah karyawan khawatir
terhadapkekuatan bangunan
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan:
• Membuat jalur evakuasi bencana dan titik kumpul
• Menggunakan konstruksi bangunan tahan
gempa
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Memastikan dibuatnya jalur evakuasi
bencana dantitik kumpul
• Memastikan konstruksi bangunan
menggunakankonstruksi tahan gempa
52 | P a g e
• Melakukan pencegahan dan penanganan
penyebaran Covid 19 merujuk kepada INMEN PUPR
N0. 2/2020 dengan cara antara lain:
• Pembentukan Satgas Pencegahan Covid 19 yg
menjadi bagian Unit Keselamatan Konstruksi
• Satgas Pencegahan Covid 19 berkoordinasi dgn
Satgas Penanggulangan COVID-19 Kementerian
PUPR
• Penyediaan alat pengukur suhu badan
• Penyediaan fasilitas cuci tangan dengan air yang
mengalir dan penyediaan sabun cuci tangan
• Penyediaan tisu, masker di kantor dan lapangan
bagi seluruh pekerja dan tamu
• Pengukuran suhu badan pada tenaga kerja
konstruksi setiap hari sebelum dan sesudah
bekerja. Sebisa mungkin pakaian tenaga kerja
konstruksi dignti ketika hendak pulang dari lokasi
kegiatan menuju base camp/ rumah
• Melakukan pemeriksaan keberadaan Covid-19
dengan pengecekan swab.
• Penyediaan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan
guna peningkatan imunitas pekerja.
• Memiliki kerjasama operasional perlindungan
kesehatan dan pencegahan Covid-19 dengan
fasilitas kesehatan setempat untuk Tindakan
kahar/emergency
• Penyediaan cairan desinfektan
• Penyediaan poster atau banner terkait kesadaran
terhadap Covid-19
• Satgas Pencegahan Covid-19 melarang pekerja
maupun tamu yang terindikasi memiliki suhu > 38
untuk datang ke lokasi pekerjaan.
• Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai
pasien dalam pengawasan, pekerjaan harus
diberhentikan sementara oleh pengguna jasa
dan/atau penyedia jasa paling sedikit 14 (empat
belas) hari kerja.
53 | P a g e
3) Upaya Pemantauan Lingkungan:
• Pemeriksaan suhu secara rutin setiap hari.
• Swab antigen kepada setiap pekerja secara
berkala
54 | P a g e
Tabel 17. Matrik Dampak Lingkungan Beserta Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Usaha
dan/atau Kegiatan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
55 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
B Tahap Konstruksi
1.Recrutment a. Peningkata 20 orang • Menerima tenaga Di lokasi Pada tahap • Mengidentifikasi Di lokasi Sekali pada Pelaksana:
tenaga n pekerja kerja dengan pola pembangunan konstruksi jenis pekerjaan pembangunan tahap Pemrakarsa/
kerja pendapata maksimal untuk dimulai yang konstruksi kontraktor
konstruksi n dan memberikan membutuhkan dimulai
kesempata kesempatan yang tenaga kerja Pengawas:
n kerja lebih banyak Kepada DTKPM-PTSP KLU
calon tenaga kerja
serta memberikan Penerima Laporan:
kesempatan seluas- DTKPM-PTSP dan
luasnya bagi tenaga DLH KLU
kerja sekitar sebagai
tenaga kerja
konstruksi sebelum
memberikan
kesempatan kepada
tenaga kerja dari luar
Kabupaten Lombok
Utara
b.Kecembu Sejumlah • Mengutamakan Lokasi Pada tahap • Memantau secara Di lokasi Sekali pada Pelaksana:
ruan kasus merekrut tenaga kerja pembangunan konstruksi langsung ada atau pembangunan tahap Pemrakarsa/
soisal pengaduan dari masyarakat dimulai tidaknya konstruksi kontraktor
masyarakat sekitar pengaduan dimulai
Pengawas:
• Mengumumkan masyarakat terkait
DTKPM-PTSP KLU
spesifikasi tenaga
kerja yang dibutuhkan
Penerima Laporan:
secara terbuka
DTKPM-PTSP dan
DLH KLU
2.Mobilisasi a. Gangguan Tingkat • Pengaturan jam Lokasi Selama • Memantau kondisi Lokasi Selama Pelaksana:
peralatan kenyaman kemacetan mobilisasi peralatan pembangunan melakukan lalu lintas di depan pembangunan melakukan Pemrakarsa/
dan an lalu dan dan material agar kegiatan jalan masuk lokasi kegiatan kontraktor
material lintas kerawanan tidak mengganggu mobilisasi pembangunan mobilisasi
konstruksi lalu lintas masyarakat, terutama peralatan dan peralatan dan Pengawas:
pada jam sibuk material material Pemerintah Desa
Sambik Bangkol,
56 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Pemasangan rambu- Dinas Perhubungan
rambu KLU
• Rekayasa lalu lintas
Penerima Laporan:
• Menyediakan petugas DLH KLU dan Dinas
pengatur lalu lintas Perhubungan KLU
• Pengangkutan
bahan/material tidak
dilakukan sekaligus
tergantung kebutuhan
untuk menghindari
menumpuknya
kendaraan dijalan
raya
b.Penurunan Menurunnya • Melakukan Lahan lokasi Selama • Pengamatan Lahan lokasi Selama Pelaksana:
kualitas kualitas penyiraman lahan pembangunan melakukan secara langsung pembangunan melakukan Pemrakarsa/
udara yang berdebu secara kegiatan ada tidaknya debu kegiatan kontraktor
udara (debu) sekitar mobilisasi yang mobilisasi
berkala
terutama peralatan dan berterbangan peralatan dan Pengawas:
peningkatan
• Mewajibkan
material akibat mobilisasi material Pemerintah Desa
kendaraan
debu dan bahan/material Sambik Bangkol,
pengangkut bahan
beberapa bangunan dan Dinas Perhubungan
bangunan dan
senyawa memantau secara KLU
material yang mudah
polutan langsung apakah
berterbangan ke
lainnya yang debu yang timbul Penerima Laporan:
udara ditutup dengan
melebihi sudah menggangu DLH KLU dan Dinas
terpal secara
baku mutu pekerja dan Perhubungan KLU
menyeluruh
sesuai masyarakat
Peraturan • Menggunakan armada sekitar atau tidak
Pemerintah yang lulus uji emisi
No. 41
Tahun 1999
tentang
pengendalia
n
pencemaran
udara
57 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
c. kebisingan Intensitas • membatasi kecepatan Lokasi Selama • Memantau Lokasi Selama Pelaksana:
kebisingan kendaraan pembangunan melakukan kecepatan pembangunan melakukan Pemrakarsa/
diatas 55 dB pengangkut untuk kegiatan kendaraan kegiatan pengelola
mengurangi mobilisasi pengangkut mobilisasi
kebisingan perlatan dan perlatan dan Pengawas:
• Mengukur tingkat
• menggunakan armada material
kebisingan
material DLH KLU
yang lulus ujiemisi
Perima Laporan:
DLH KLU
3.Pembersiha a. Penurunan Turunnya • Melakukan Lokasi lahan Selama tahap • Memantau Didepan jalan Selama tahap Pelaksana:
n dan kualitas kualitas penyiraman lahan pembangunan pembersihan peningkatan masuk lokasi pembersihan Pemrakarsa/
pematanga udara udara sekitar yang berdebu secara dan debu pembangunan dan pengelola
n lahan (debu) terutama berkala pematangan • Memastikan pematangan
peningkatan lahan penyiraman lahan Pengawas:
debu dan berkala DLH KLU
beberapa
senyawa Perima Laporan:
polutan DLH KLU
lainnya yang
melebihi
baku mutu
sesuai
Peraturan
Pemerintah
No. 41 Tahun
1999 tentang
pengendalian
pencemaran
udara
b.kebisingan Intensitas • Pemilihan alat berat Lokasi Selama tahap • memastikan alat Lokasi Selama tahap Pelaksana:
kebisingan di yang masih layak pembangunan pembersihan berat yang pembangunan pembersihan Pemrakarsa/
atas 55 dB untuk mengurangi IPLT dan digunakan IPLT dan pengelola
kebisingan pematangan masih layak pematangan
• Mengatur jam kerja, lahan • memastikan lahan Pengawas:
terutama tidak pada pengaturan jam DLH KLU
jam istirahat penduduk kerja diluar jam
sekitar istirahat Perima Laporan:
• mengukur DLH KLU
58 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
tingkat
kebisingan
c.hilangnya jumlah • mengidentifikasi flora Lokasi Selama tahap • memantau jenis Lokasi Selama tahap
vegetasi vegetasi yang ada pembangunan pembersihan flora yang ada pembangunan pembersihan
yanghilang • menanam Kembali IPLT dan • memastikan IPLT dan
akibat beberapa jenis flora pematangan penanaman pematangan
permbersihan yang ada setelah lahan Kembali flora lahan
dan pembangunan • yang ada
pematangan selesai setelah
lahan • melakukan pembangunan
penebangan selesai
seperlunya
d.timbulan jumlah • melakukan Lokasi Selama tahap • Memantau Lokasi Selama tahap Pelaksana:
sampah timbulan pembersihan sampah pembangunan pembersihan timbulan pembangunan pembersihan Pemrakarsa/
bekas sampahbekas • melakukan 3R IPLT dan sampah IPLT dan Kontraktor
vegetasi • membuang ke TPA pematangan • memastikan pematangan
vegetasi
• kerja sama dengan lahan dilakukannya lahan Pengawas:
pihak pengelola pengelolaan DLH KLU
sampah sampah
• memastikan Perima Laporan:
kerja DLH KLU
sama
4. Pembanguna Timbulan • Perkiraan • Menerapkan Basecamp Selama tahap • Memantau Basecamp Selama tahap Pelaksana:
n dan sampah volume pengelolaan sampah konstruksi secara konstruksi Pemrakarsa/
Operasional dan limbah limbah dengan prinsip 3R langsung Kontraktor
cair oleh • Memilah sampah pengelolaa
Basecamp cair yang
penghuni Organic dananorganik n sampah Pengawas:
basecamp dihasilkan serta DLH KLU
• Menyediakan bak
mencapai sampah yang tingkat
499,2 memadai kebersihan Perima Laporan:
lt/hari • Jika tidak dilakukan lokasi dari DLH KLU
• Perkiraan pengomposan maka sampah
volume sampah organic dapat domestic
ditimbun agar terurai dan
limbah
lebih cepat memastik
padat an
• Sampah anorganik
yang dikumpulkan untuk ketersedia
dihasilkan dijual kepada an MCK
59 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
mencapai pemulung
7,52 • Kerjasama dengan
Kg/hari pihak pengelola
sampah
• Menyediakan MCKbagi
tenaga kerja
konstruksi
Potensi Jumlah • Melakukan Lokasi Periode • Pemeriksaan suhu Lokasi Periode Pelaksana:
penyebaran tenaga kerja pencegahan dan pengelolaan pengelolaan secara rutin setiap pemantauan pemantauan Pemrakarsa/
Covid-19 di proyek penanganan di tapak lingkungan hari. di tapak lingkungan Kontraktor
semua jenis penyebaran Covid 19 kegiatan akan • Swab antigen kegiatan akan
kegiatan merujuk kepada dilakukan kepada setiap dilakukan Pengawas:
konstruksi INMEN PUPR N0. pada tahap pekerja secara pada tahap DLH KLU dan Dikes
2/2020 dengan cara konstruksi berkala konstruksi KLU
antara lain:
• Pembentukan Satgas Perima Laporan:
Pencegahan Covid 19 DLH KLU
yg menjadi bagian
Unit Keselamatan
Konstruksi
• Satgas Pencegahan
Covid 19
berkoordinasi dgn
Satgas
Penanggulangan
COVID-19
Kementerian PUPR
• Penyediaan alat
pengukur suhu badan
• Penyediaan fasilitas
cuci tangan dengan
air yang mengalir
dan penyediaan
sabun cuci tangan
• Penyediaan tisu,
masker di kantor dan
lapangan bagi
60 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
seluruh pekerja dan
tamu
• Pengukuran suhu
badan pada tenaga
kerja konstruksi
setiap hari sebelum
dan sesudah bekerja.
Sebisa mungkin
pakaian tenaga kerja
konstruksi dignti
ketika hendak pulang
dari lokasi kegiatan
menuju base camp/
rumah
• Melakukan
pemeriksaan
keberadaan Covid-19
dengan pengecekan
swab.
• Penyediaan vaksin,
vitamin dan nutrisi
tambahan guna
peningkatan imunitas
pekerja.
• Memiliki kerjasama
operasional
perlindungan
kesehatan dan
pencegahan Covid-19
dengan fasilitas
kesehatan setempat
untuk Tindakan
kahar/emergency
• Penyediaan cairan
desinfektan
• Penyediaan poster
atau banner terkait
kesadaran terhadap
61 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
Covid-19
• Satgas Pencegahan
Covid-19 melarang
pekerja maupun
tamu yang terindikasi
memiliki suhu > 38
untuk datang ke
lokasi pekerjaan.
• Apabila ditemukan
pekerja di lapangan
sebagai pasien dalam
pengawasan,
pekerjaan harus
diberhentikan
sementara oleh
pengguna jasa
dan/atau penyedia
jasa paling sedikit 14
(empat belas) hari
kerja.
5.Pembangu a. Peningkata Intensitas • Pemilihan alat berat Lokasi Sepanjang • Memantau Lokasi Sepanjang Pelaksana:
nan fisik n kebisingan yang masih layak Pembangunan tahap tingkat Pembangunan tahap Pemrakarsa/
IPLT dan kebisingan diatas 55 dB pakai untuk IPLT konstruksi kebisingan dan IPLT konstruksi Kontraktor
fasilitas mengurangi melakukan
penunjang kebisingan pengukuran Pengawas:
nya • Mengatur jam kerja menggunakan DLH KLU dan PUPR-
terutama tidak pada sound level meter PKP KLU
jam istirahat dan
penduduk membandingkann Perima Laporan:
• Membuat pagar ya dengan baku DLH KLU dan PUPR-
keliling sementara mutu kebisingan PKP KLU
untuk meredam • Memastikan
kebisingan pengaturan jam
kerja diluar jam
istirahat
a. Kesehata • Sejumlah • Penerapan SMK3 Lokasi Sepanjang • Memastikan Lokasi Sepanjang Pelaksana:
n dan kasus Konstruksi Pembangunan tahap ketersediaan Pembangunan tahap Pemrakarsa/
kecelakaa IPLT konstruksi kotak P3K IPLT konstruksi kontraktor
62 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
keselama n dan • Supervise oleh • Memastikan para
tan kerja keselamat pengawas lapangan pekerja Pengawas:
an dan • Menyediakan dan menggunakan DTKPM-PTSP KLU
kesehatan mewajibkan alat pelindung
kerja penggunaan alat diri (APD) Penerima Laporan:
pelindung diri (APD) • Memastikan DTKPM-PTSP dan
• Menyediakan kotak Mendaftarkan DLH KLU
P3K para pekerja
• Mendaftarkan para Pada program
Pekerja pada program BPJS
BPJS • Memastikan
• Menerapkan protocol penerapan
Kesehatan seperti protocol
menggunakan masker, kesehatan
menyediakan faslitas
pencuci tangan, alat
pengukur suhu,
penyediaan hand
sanitizer, penyediaan
disinfectan, dsb demi
mencegah virus covid
19
• Menyediakan poster
terkait kesadaran covid
19
• Melaksanakan
ketentuan INMEN PUPR
2/2020
c. Penurunan • Peningkat • Melakukan Lokasi Sepanjang Memantau secara Lokasi Sepanjang Pelaksana:
kualitas an debu penyiraman lahan Pembangunan tahap langsung apakah Pembangunan tahap Pemrakarsa/
udara yang berdebu seara IPLT konstruksi debu sudah IPLT konstruksi Kontraktor
berkala mengganggu para
• Mewajibkan para pekerja dan Pengawas:
pekerja menggunakan masyarakat sekitar DLH KLU
masker atau tidak
Perima Laporan:
DLH KLU
63 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
d. Gangguan • Gangguan • Membuat pagar Lokasi Sepanjang • Mengamati secara Lokasi Sepanjang Pelaksana:
estetika estetika keliling sebagai Pembangunan tahap langsung Pembangunan tahap Pemrakarsa/
(penempata hanya pengaman sehingga IPLT konstruksi penempatan IPLT konstruksi kontraktor
estetika dalam lokasi material dan
material terjadi di
pembangunan tidak kemasan bekas. Pengawas:
berupa beka lokasi terlihat secara kepala Desa Sambik
bongkaran pembang langsung dari luar
• Memastikan
Bangkol
tanah, unan pembuatan pagar
• Menempatkan
semen, bes keliling
material bangunan Penerima Laporan:
kayu, sampa seperti bekas kepala Desa Sambik
kemasan bongkaran tanah, Bangkol dan DLH
semen da semen, besi, kayu dan KLU
sampah lain-lain secara rapi
dan terencana
lainnya)
sehingga tidak
mengganggu
pandangan
masyarakat sekitar
• Sampah berupa
kemasan pasir dan
semen serta sampah
lainnya dikumpulkan
dan diserahkan
kepada pihak ketiga
yang menangani
sampah di Desa
Sambik Bangkol
e. Seluas area • Membuat sumur Lokasi Sekali pada • Menghitung luas Lokasi Sekali pada Pelaksana:
Berkurang terbangun resapan air hujan Pembangunan tahap RTH terhadap Pembangunan tahap Pemrakarsa/
nya areal • Membuat lubang IPLT konstruksi luas lahan IPLT konstruksi Kontraktor
resapa air resapan biopori
• Menghitung
Pengawas:
kebutuhan sumur
DLH KLU dan PUPR-
resapan dan
PKP KLU
lubang resapan
bipori dengan
Perima Laporan:
rumus: Jumlah
DLH KLU dan PUPR-
Lubang Biopori =
PKP KLU
intensitas hujan
64 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
(mm/jam) x Luas
bidang kedap
(m2) / Laju
peresapan air per
lubang
(liter/jam)
C Tahap Pasca Kontruksi
1. Recrutme a. Peningkata 10 tenaga • Menerima tenaga Kantor IPLT Tahap • Observasi Kantor IPLT Setiap kali Pelaksana:
nt tenaga n kerja kerja dengan pola recrutmen langsung dengan recrutmen Pemrakarsa/
kerja pendapata konstruksi maksimal untuk tenaga kerja mencermati tenaga kerja pengelola
operasion n dan memberikan lapangan
al kesempata kesempatan yang pekerjaan yang Pengawas:
n kerja lebih banyak kepada belum terisi DTKPM-PTSP KLU
calon tenaga kerja sebagai dasar
Penerima Laporan:
• Memberikan gaji merekrut tenaga
DTKPM-PTSP dan
dengan berpedoman kerja baru
DLH KLU
pada UMK Kabupaten • Mengevaluasi
Lombok Utara yang sistem
berlaku sesuai penggajian
spesifikasi pekerjaan terhadap
kesesuaian
dengan UMK
Lombok Utara
b.Kecemburu Sejumlah • Mengutamakan Lokasi IPLT Selama • Memantau secara Lokasi IPLT Selama Pelaksana:
an sosial kasus merekrut tenaga kerja Operasional langsung ada Operasional Pemrakarsa/
pengaduan dari masyarakat IPLT atau tidaknya IPLT pengelola
masyarakat sekitar pengaduan
• Mengumumkan masyarakat Pengawas:
spesifikasi tenaga terkait DTKPM-PTSP KLU
kerja yang dibutuhkan
secara terbuka Penerima Laporan:
DTKPM-PTSP dan
DLH KLU
2.Operasiona a. Kepadatan Tingkat • Pemasangan rambu- Jalan keluar Setiap hari Memastikan Jalan keluar Setiap hari Pelaksana:
l/aktifitas lalu lintas kemacetan rambu lalu lintas masuk IPLT pemasangan masuk IPLT Pemrakarsa/
IPLT lalu lintas • Rekayasa lalu lintas rambu-rambu lalu pengelola
65 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Memfungsikan lintas
petugas keamanan Pengawas:
untuk mengatur lalu DTKPM-PTSP KLU
lintas jika terjadi
kemacetan Penerima Laporan:
DTKPM-PTSP dan
DLH KLU
c. Peningkata Intensitas • Membuat pagar Lingkungan Selama • Memastikan Lingkungan Selama Pelaksana:
n kebisingan keliling untuk IPLT Operasional pembuatan pagar IPLT Operasional Pemrakarsa/
kebisingan di atas 55 meredam kebisingan IPLT keliling IPLT pengelola
dB • Mewajibkan • Memastikan
menggunakan knalpot menggunakan Pengawas:
standar pada kendaraan yang DLH KLU
kendaraan lulus uji emisi
pengangkut lumpur • Pengukuran Perima Laporan:
tinja tingkat DLH KLU
• Menggunakan kebisingan
kendaraan
pengangkut yang
lulus uji emisi
d.Penurunan Timbulan • Memembuat pagar Lingkungan Selama • Memastikan Radius 25 Setiap Pelaksana:
kualitas bau dari keliling atau green IPLT Operasional pembuatan pagar meter dari minggu Pemrakarsa/
udara lumpur tinja barrier untuk IPLT keliling/green SSC atau selama pengelola
(bau) mengurangi bau barrier pemukiman Operasional
seinggi 3,5 meter • Memastikan terdekat IPLT Pengawas:
• Penanaman vegetasi penanaman DLH KLU
untuk mereduksi bau vegetasi untuk
pada lokasi yang mereduksi bau Perima Laporan:
sudah disediakan • Mamastikan SOP DLH KLU
dengan jenis dan Dijalankan
layout sebagaimana dengan benar
gambar layout • Menguji tingkat
terlampir. kebauan dengan
• Menerapkan SOP IPLT metode
dalam pengelolaan organoleptik
• IPTL hanya khusus
untuk pengolahan
66 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Lumpur tinja dan tidak
dicampur dengan gray
water.
e. Limbah Perkiraan • Melakukan Lingkungan Selama Menguji kualitas Lingkungan Selama Pelaksana:
cair volume pengolahan limbah IPLT Operasional limbah yang IPLT Operasional Pemrakarsa/
karyawan limbah cair cair secara komunal IPLT dibuang ke IPLT pengelola
operasiona yang dengan IPLT lingkungan dengan
l IPLT dihasilkan • Melakukan kampanye berpedoman pada Pengawas:
mencapai hemat air untuk Peraturan Menteri DLH KLU
192 lt/hari mengurangi volume Lingkungan Hidup
limbah cair dan Kehutanan Perima Laporan:
• Menghemat Republik Indonesia DLH KLU
penggunaan air Nomor
68/Menlhk/Setjen/k
um.1/8/2016
Tentang Baku Mutu
Air Limbah
domestik dengan
parameter pH,
COD, BOD, TSS,
Minyak Lemak,
Amonium, Total
coliform dan debit
f. Limbah Perkiraan • Menerapkan Lingkungan Selama Memantau secara Lingkungan Selama Pelaksana:
padat timbulan pengelolaan sampah IPLT Operasional langsung IPLT Operasional Pemrakarsa/
karyawan sampah yang dengan prinsip 3R IPLT pengelolaan IPLT pengelola
operasiona dihasilkan • Memilah smapah sampah serta
l IPLT mencapai 2,7 organic dan anorganik tingkat kebersihan Pengawas:
Kg/hari • Menyediakan bak IPLT dari sampah DLH KLU
sampah yang domestik
memadai Jika tidak Perima Laporan:
dilakukan DLH KLU
pengomposan maka
sampah organic dapat
ditimbun agar terurai
lebih cepat
67 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Sampah anorganik
dikumpulkan untuk
dijual ke pemulung
• Kerjasama dengan
pihak pengelola
sampah
g.Potensi Resiko • Pemasangan jaringan Lingkungan Selama • Memastikan Lingkungan Selama Pelaksana:
kebakaran kebakaran instalasi listrik IPLT Operasional sosialisasi kepada IPLT Operasional pemrakarsa/
dapat terjadi dilakukan sesuai IPLT karyawan tentang IPLT pengelola
kapan saja prosedur keamanan tanggap darurat
• Pembuatan system kebakaran Pengawas:
tanggap darurat • Memastikan Pemadam
kebakaran penyediaan APAR Kebakaran KLU
• Sosialisasi kepada
karyawan IPLT Penerima Laporan:
• Tentang prilaku Pemadam
pencegahan Kebakaran KLU dan
kebakaran, serta DLH KLU
tanggap darurat
kebakaran
• Penyediaan sarana
pemadam
• kebakaran (APAR)
g.Timbulan Banyaknya • Lumpur tinja yang Lingkungan Selama • Memantau secara Lingkungan Selama Pelaksana:
limbah volume dihasilkan dari SSC IPLT Operasional langsung Volume IPLT Operasional Pemrakarsa/
padat lumpur tinja dapat langsung di- IPLT lumpur tinja IPLT pengelola
Lumpur landfill di TPA kering
tinja Pengawas:
kering
• Lumpur tinja kering • Mengukur
DLH KLU
tanpa pengolahan volume tinja
lanjutan dapat dipakai yang di-landfill,
Perima Laporan:
untuk aplikasi aplikasi lahan
DLH KLU
langsung di lahan dan yang
atau melakukan dikomposkan
pengomposan untuk pupuk
lanjutan dari lumpur organik
tinja kering untuk
dijadikan pupuk
tanaman
68 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
• Berkerjasama dengan
Dinas Lingkungan
Hidup dalam
pengangkutan lumpur
kering
h.Timbulan Volume air • Air olahan yang Lingkungan Selama • Memantau secara Lingkungan Selama Pelaksana:
limbah cair limbah hasil dihasilkan dapat IPLT Operasional langsung Volume IPLT Operasional Pemrakarsa/
hasil pengolahan digunakan untuk IPLT air olahan IPLT pengelola
pengolaha lumpur tinja penyiraman tanaman
n lumpur • Berkerjasama dengan Pengawas:
tinja Dinas Lingkungan DLH KLU
Hidup dalam
pemanfaatan air Perima Laporan:
olahan DLH KLU
• Setelah proses akhir,
air yang sudah terolah
dapat disalurkan ke
sumur resapan
sebelum sebagian
disalurkan ke drainase
umum
Debit dan • Menjalankan SOP IPLT Efluent Selama • Memastikan SOP Efluent Selama Pelaksana:
kuantitas sebaik-baiknya Limbah cair Operasional dijalankan Limbah cair Operasional Pemrakarsa/
sesuai baku IPLT IPLT IPLT IPLT pengelola
mulut
• Melakukan dengan baik
pemeliharaan IPLT • Memastikan
Pengawas:
secara berkala pemeliharaan
DLH KLU
IPLT secara
berkala
Perima Laporan:
• Memantau DLH KLU
volume efluen
melalui
flowmeter yang
dipasang di
efluen
j. Gangguan Sejumlah • Menerapkan Lingkungan Selama • Memastikan Lingkungan Selama Pelaksana:
kesehatan kasus managemen K3 IPLT Operasional ketersedian kotak IPLT Operasional Pemrakarsa/
dan kecelakaan IPLT P3K IPLT pengelola
69 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
Kecelakaa kerja (keselamatan dan • Memastikan
n kerja Kesehatan kerja) karyawan Pengawas:
• Mendaftarkan seluruh terdaftar BPJS Dinas Kesehatan
karyawan sebagai • Memantau kondisi KLU
peserta BPJS pekerja secara
• Menyediakan kotak periodik Perima Laporan:
P3K Dinas Kesehatan
KLU dan DLH KLU
k. Kekhawat Sejumlah • Membuat jalur Lokasi IPLT Selama • Memastikan Lokasi IPLT Selama Pelaksana:
iran pekerja evakuasi bencana dan Operasional dibuatnya jalur Operasional pemrakarsa/
kekuatan khawatir titik kumpul IPLT evakuasi bencana IPLT pengelola
bangunan dan titik kumpul
oleh
• Menggunakan
• Memastikan Pengawas:
konstruksi bangunan
bencana konstruksi Pemadam
tahan gempa
alam bangunan Kebakaran KLU
menggunakan
konstruksi tahan Penerima Laporan:
gempa Pemadam
Kebakaran KLU dan
DLH KLU
l. Potensi Jumlah • Melakukan Lokasi Periode • Pemeriksaan suhu Lokasi Periode Pelaksana:
penyebar tenaga kerja pencegahan dan pengelolaan di pengelolaan secara rutin setiap pemantauan di pemantauan Pemrakarsa/
an Covid- operasional penanganan lokasi kegiatan lingkungan hari. lokasi kegiatan lingkungan Kontraktor
19 di IPLT penyebaran Covid 19 akan dilakukan • Swab antigen akan
semua merujuk kepada pada tahap kepada setiap dilakukan Pengawas:
jenis INMEN PUPR N0. operasional pekerja secara pada tahap DLH KLU dan Dikes
kegiatan 2/2020 dengan cara IPLT berkala operasional KLU
operasion antara lain: setiap 6
al IPLT • Pembentukan Satgas bulan Perima Laporan:
Pencegahan Covid 19 DLH KLU
yg menjadi bagian
Unit Keselamatan
Konstruksi
• Satgas Pencegahan
Covid 19
berkoordinasi dgn
Satgas
Penanggulangan
70 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
COVID-19
Kementerian PUPR
• Penyediaan alat
pengukur suhu badan
• Penyediaan fasilitas
cuci tangan dengan
air yang mengalir
dan penyediaan
sabun cuci tangan
• Penyediaan tisu,
masker di kantor dan
lapangan bagi
seluruh pekerja dan
tamu
• Pengukuran suhu
badan pada tenaga
kerja setiap hari
sebelum dan sesudah
bekerja. Sebisa
mungkin pakaian
tenaga kerja diganti
ketika hendak pulang
dari lokasi kegiatan
menuju rumah
• Melakukan
pemeriksaan
keberadaan Covid-19
dengan pengecekan
swab.
• Penyediaan vaksin,
vitamin dan nutrisi
tambahan guna
peningkatan imunitas
pekerja.
• Memiliki kerjasama
operasional
perlindungan
kesehatan dan
71 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
pencegahan Covid-19
dengan fasilitas
kesehatan setempat
untuk Tindakan
kahar/emergency
• Penyediaan cairan
desinfektan
• Penyediaan poster
atau banner terkait
kesadaran terhadap
Covid-19
• Satgas Pencegahan
Covid-19 melarang
pekerja maupun
tamu yang terindikasi
memiliki suhu > 38
untuk datang ke
lokasi pekerjaan.
• Apabila ditemukan
pekerja di lapangan
sebagai pasien dalam
pengawasan,
pekerjaan harus
diberhentikan
sementara oleh
pengguna jasa
dan/atau penyedia
jasa paling sedikit 14
(empat belas) hari
kerja.
D. Tahap Pasca Operasi
a. Peninggal Terbengkalai • Memelihara Lokasi IPLT Pasca operasi • Memastikan Lokasi IPLT Pasca operasi Pelaksana :
an aset nya asset peninggalan aset agar peninggalan Pemrakarsa/
Pemerinta pemerintah dapat dimanfaatkan aset pemerintah pengelola
h kembali dalam keadaan
• Memanfaatkan baik dan dapat Pengawas :
peninggalan aset dimanfaatkan DLH KLU
72 | P a g e
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
No
DAMP AK DAMPA K DA MP AK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PEMANTAU
LINGKUNGAN HIDUP
pemerintah untuk kembali
fungsi kegiatan lain Perima Laporan :
yang bermanfaat DLH KLU
73 | P a g e
V. SURAT PERNYATAAN
SURAT PERNYATAAN
74
dan kegiatan operasional lainnya yang belum dimasukkan
dalam dokumen awal.
5. Bersedia melaporkan pelaksanaan UKL-UPL kepada Dinas
Lingkungan Hidup, Perumahan Dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Lombok Utara ditembuskan ke instansi terkait setiap 6
bulan sekali.
75
DAFTAR PUSTAKA
76
SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Sistem Perencanaan
Plambing
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
78
LAMPIRAN 1: PETA KONTUR
79
LAMPIRAN 2: PETA KEMIRINGAN LERENG
80
LAMPIRAN 3: PETA LOKASI
LAMPIRAN 4: PETA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
94
LAMPIRAN 5: PETA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
95