Anda di halaman 1dari 48

Tugas Kerangka Acuan AMDAL

Pembangunan Sekolah Internasiolan Arcaya Citraloka

Disusun oleh:
Aditya Rizka Puspita (18/436635/PBI/01573)

1
Kata pengantar
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308 Tahun 2005 memuat
pembentukan Tim Teknis AMDAL Khusus untuk melaksanakan proses pelingkupan
atau penyusunan dokumen Kerangka Acuan ANDAL bagi setiap rencana kegiatan
wajib AMDAL yang terkait dengan pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi di Nias
pascabencana gempa bumi dan tsunami. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah
melalui Bapedalda Provinsi Jawa Barat membantu pembuatan Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL). Berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 308 Tahun 2005, pelaksanaan kegiatan ini harus
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Kegiatan
tersebut diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sehingga
perlu dirumuskan lingkup dan kedalaman studi Analisis Dampak Lingkungan
(ANDAL) yang dilakukan melalui penyusunan Kerangka Acuan (KA) ANDAL
agar studi ANDAL dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dokumen KA-ANDAL
ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 308 Tahun 2005 dan panduan pelingkupan yang dikeluarkan Kementerian
Negara Lingkungan Hidup. Semoga Dokumen KA-ANDAL ini menjadi acuan
bagi pemrakarsa dalam menyusun dokumen ANDAL, RKL-RPL dan juga bermanfaat
baik instansi yang berkepentingan maupun pihak-pihak lain.Pada kesempatan ini kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan atas
selesainya penyusunan dokumen Kerangka Acuan ini

Bekasi, 25 Juni 2019.

TIM Teknis AMDAL Khusus


Pembangunan Sekolah
Kabupaten Bekasi
Provinsi Jawa Barat.

i
Daftar Isi
Halaman judul ......................................................................................................... i
Kata pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
Daftar tabel ............................................................................................................. v
Daftar gambar ......................................................................................................... vi
Lampiran ................................................................................................................ vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 3
1.3 Pemrakarsa dan Pelaksana Studi....................................................................... 5
BAB II. PELINGKUPAN
2.1 Deskripsi Rencana Kegiatan ............................................................................. 7
2.2 Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal ........................................................ 12
2.3 Pelibatan Masyarakat ....................................................................................... 13
2.4 Dampak penting Hipotetik ............................................................................... 14
2.5 Batas wilayah Studi........................................................................................... 16
BAB III. METODE STUDI
3.1 Metode Pengumpulan Dan Analisis Data ........................................................ 19
3.1.1 Komponen Geo-Fisika-Kimia........................................................................ 19
3.1.2 Komponen Sosial ekonomi budaya .............................................................. 26
3.2 Metode prakiraan Dampak penting ................................................................... 29
3.3 Metode Evaluasi Dampak Penting .................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 33

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar personil penyusun AMDAL ........................................................ 5
Tabel 1.1 Ringkasan saran, masukan, dan tanggapan masyarakat ......................... 13
Tabel 3.1 Komponen Hidrologi yang dianalisis ..................................................... 21
Tabel 3.2 Parameter Sifat Fisik dan Kimia Kualitas Air Permukaan ..................... 23
Tabel 3.3 Parameter Kualitas Udara ....................................................................... 24
Tabel 3.4 Metode Pengumpulan Data Sosial Ekonomi .......................................... 27

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Lokasi Rencana Pembangunan Sekolah ............................................ 7
Gambar 2.2. Maket Rencana Bangunan Sekolah .......................................................... 8

Gambar 2.3. Bagan Alir Dampak Tahap Pra Konstruksi Proyek ........................................ 16

Gambar 2.5. Batasan Wilayah Studi Proyek ................................................................ 18

Gambar3.1 Lokasi Pengambilan Sampel Air.......................................................... 22

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Perencanaan Pembangunan Ruang ............................................ 35

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek fundamental bagi perkembangan suatu
daerah baik secara lokal maupun global. Hal ini sejalan dengan Program pembangunan
pada periode Pembangunan Jangka Panjang kedua sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan, dalam upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana
dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Berdasarkan kebutuhan pun, penduduk pada rentang usia sekolah, yakni 4-18 tahun di
Bekasi masih cukup tinggi.
Bekasi sendiri dikenal sebagai daerah salah satu daerah satelit dari kota
metropolitan, Jakarta. Hal terserbut membuat Bekasi banyak didatangi dan dihuni
masyarakat urban dan membutuhkan berbagai fasilitas pendukung sebagai hunian.
Untuk mendukung integrasi penyelenggaraan fasilitas ini, khususnya dalam bidang
pendidikan, sekolah di tingkat dasar dan menengah juga perlu mendapat perhatian. Apa
lagi, daya tampung sekolah negeri di kota dan kabupaten Bekasi masih terbatas dan
terbentur permasalahan zonasi. Pengembangan dalam bidang pendidikan perlu
dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta atau pengusaha
yang bergerak di bidang yang sama untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif
dan mampu mengembangkan potensi para seluruh warga sekolah secara optimal.
Rencana pembangunan sekolah berbasis alam dan budaya direncanakan akan
dibangun di Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi dengan luas tanah 90.000
m2, luas bangunan 4.500 m2. Adapun rencana dan konsep sekolah yang akan dibangun
adalah sekolah terintegrasi dari jenjang taman kanak-kanak sampai Sekolah Menengah
Atas (SMA). Lokasi sekolah yang akan dibangun dekat dengan pemukiman penduduk,
maka rencana kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Hal ini berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 tentang lingkungan Bab 3 pasal 13 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 22 dan pasal 23,
serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis rencana
usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL).

1
Tujuan
Tujuan rencana pembangunan Sekolah Acarya Citraloka diuraikan sebagai berikut:
a. Menyediakan pusat pendidikan formal bagi anak-anak usia sekolah di kabupaten
Bekasi
b. Meningkatkan dan menggali potensi anak-anak dalam pengembangan diri baik dari
sisi akademik dan sosial.
c. Memberi peluang kerja bagi masyarakat Bekasidan sekitarnya.
B. Manfaat
Pembangunan sekolah mempunyai manfaat bagi Kabupaten Bekasi dan sekitarnya,
manfaat tersebut meliputi:
a. Mendukung proses pendidikan yang berkualitas untuk menjawab tantangan
perubahan di masa depan
b. Mewadahi dan mengembangkan potensi seluruh warga sekolah secara terintegrasi
untuk berwawasan global dan berbudaya lokal, khususnya budaya Kota dan
Kabupaten Bekasi.
c. Peraturan Perundang-undangan terintegrasi yang berdampak positif bagi sektor
pajak dan pemasukan retribusi
Perundangan yang terkait dengan penyusunan dokumen AMDAL rencana
pembangunan Sekolah Acarya Citraloka adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, tentang penataan ruang (terkait dengan
lokasai rencana kegiatan dengan tata ruang sebagai persyaratan dalam penyusunan
dokumen AMDAL).
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009, tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (terkait dengan kegiatan pemrakarsa untuk menjaga kelestarian
lingkungan dan melaksanakan upaya pengelolaan).
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang kesehatan (terkait dengan
pengelolaan bagi tenaga kerja dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997, tentang
pendaftaran tanah (terkait dengan kepemilikan lahan oleh pemrakarsa dan
pengurusan ijin kegiatan pembangunan (IMB).

32
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, tentang pengendalian pencemaran udara
(terkait dengan pengaturan dan pengendalian pencemaran udara yang mungkin
ditimbulkan oleh rencana kegiatan).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, tentang pengendalian pencemaran udara
(terkait dengan pengaturan dan pengendalian pencemaran udara yang mungkin
ditimbulkan oleh rencana kegiatan).
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2000, tentang pengelolaan
bahan beracun dan berbahaya (terkait dengan pengelolaan limbah B3 pada tahap operasi
hotel kasongan).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2000, tentang izin lingkungan (sebagai pedoman
dalam penyusunan AMDAL).
9. Peraturan daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2002, tentang pengendalian
pencemaran udara (sebagai pedoman bagi pemrakarsa untuk melakukan pengendalian
pencemaran udara).
D. Kebijaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijaksanaan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup selain tertuang dalam UU


No. 27 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, juga dalam PP No. 27 Tahun 1999
tentang AMDAL sebagai landasan kebijakasanaan pembangunan nasional. Implementasi di
wilayah Kabupaten Bekasi tertuang dalam Perda Propinsi Jawa Barat No. 51 Tahun 2002
tentang Pengendalian Dampak Lingkungan dan keputusan Bupati Bekasi No. 070/660.1/2000
tentang Komisi AMDAL dan UKL & UPL Kabupaten Bekasi.

Kebijakan AMDAL diarahkan untuk penyusunan rencana pengelolaan lingkungan


yang akan terjadi akibat pembangunan suatu proyek atau kegiatan, termasuk didalamnya
proyek pembangunan gedung Sekolah Internasional Acarya Citraloka. Sebagaimana diketahui
prinsip dasar yang digunakan sebagai landasan pembangunan pendidikan, adalah
perikemanusiaan, hak asasi manusia, adil dan merata, pemberdayaan dan kemandirian
masyarakat, pengutamaan dan manfaat, serta tata pemerintah yang baik (Good Governance).
Bentuk pokok pengelolaan adalah Upaya Pendidikan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan. Penyelenggaraan upaya pendidikan harus bersifat menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, menjanjikan, berjenjang, professional dan bermutu. Oleh karena itu, gedung
Sekolah Internasional Acarya Citraloka harus dikelola sedemikian dan terus menerus dipantau
sehingga meminimalisir ancaman dan dampak buruk kepada lingkungan, bahkan harus dapat
menguntungkan (memberikan dampak positif kepada) masyarakat. Apabila hal ini dilakukan

4
dengan baik, Sekolah Internasional Acarya Citraloka akan memberikan kontribusi langsung
pada peningkatan derajat pendidikan masyarakat sekitar dan pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan masyarkat dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Pemrakarsa kegiatan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)


pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka berlokasi di Kecamatan Cikarang
Timur, Kabupaten Bekasi adalah sebagai berikut:

1. Pemrakarasa

Nama Instansi : PT. Cinta Keluarga Indonesia (CIKAL Indonesia)

Nama : Najeela Shihab, S.Psi

Jabatan : Direktur PT. Cikal

Alamat : Jl.Duren Tiga, Jakarta

2.Penyusun AMDAL

Nama Instansi : (Pusat Kajian Pendidikan Masyarakat) PKPM Indonesia

Alamat : Jl. Perjuangan No. 5, Medan Satria, Kota Bekasi

Penanggungjawab : Aditya Rizka M.Sc

Jabatan : Direktur PKPM Indonesia

Tim penyusun AMDAL ini terdiri dari 7 orang tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, sesuai
dengan ruang lingkup kegiatan studi, dengan komposisi seperti tercantum pada tabel berikut.

Tabel 2. Daftar Tim Penyusun Amdal

No Nama Posisi Keahlian dan Sertifikasi

1 Genta Permana, M.Sc Ketua Tim S1 Teknik Lingkungan UI

S2 Perencanaan dan Tata Kota ITB


2 Moch. Dahri, M.Pd Ahli Manajemen Pendidikan/Wakil S1 Manajemen Pendidikan UPI
Ketua Tim
S2 Manajemen Pendidikan UM
3 Amelia Nugrahaningru Ahli Kesehatan Masyarakat S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat UI
m, M.KM
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UI

5
4 Dewi Sinta, M.Sc Ahli Teknik Lingkungan S1 Teknik Lingkungan UI

S2 Teknik Lingkungan UI
5 Endah Puspita, M.Sc Ahli Sosial, Ekonomi, dan Budaya S1 Ilmu Anropologi UNPAD

S2 Ilmu Lingkungan UGM


6 Mustang, ST Ahli Tranportasi S1 Teknik Sipil dan Transportasi

7 Bahana Aditya, ST Ahli Teknik Sipil dan Arsitektur S1 Teknik Sipil UI

6
BAB II

RUANG LINGKUP STUDI

2.1. DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

2.1.1. Rencana Pembangunan

a. Lokasi Kegiatan

Sekolah Internasional Acarya Citraloka akan dibangun diatas lahan seluas ± 90.000 m2
hak milik PT CIKAL Indonesia, Jakarta. Lokasi rencana bangunan berada di Jl. Pemda (Jl.
Kertamukti) Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi (Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Lokasi Rencana Pembangunan Sekolah Interasional Acarya Citraloka

Lokasi pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka ini berada dalam


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi merupakan wilayah permukiman dan dekat
dengan kawasan industri Wilayah pemukiman yang ideal ditunjang beberapa fasilitas umum,
seperti sarana ibadah, sarana olah raga, sarana perbelanjaan, sarana rekreasi, termasuk sarana
pendidikan juga merupakan sarana yang sangat vital dan diperlukan untuk mampu memenuhi
kebutuhan sosial masyarakat khususnya dalam peningkatan pengetahuan serta mampu menjadi
perantara antara masyarakat dan para pemangku kepentingan (stake holder).

7
Lahan seluas ± 90.000 m2 hak guna bangunan milik (Lampiran 3) rencanakan
bangunan berlantai 6 gedung pendidikan, hanya memerlukan tapak proyek lahan seluas 45.000
m2 sekitar 50%. Dengan demikian 50% lahan akan tetap merupakan lahan terbuka hijau.

b. Uraian Rencana Kegiatan Proyek

Rencana pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka dimaksudkan untuk


memberikan jasa pelayanan pendidikan baik kepada masyarakat sekitar ataupun masyarakat
yang datang dari luar daerah yang akan menjadi siswa Sekolah Internasional Acarya Citraloka.
Sekolah ini akan dilaksanakan berbasis pendidikan budaya dan alam. Maket rencana Bangunan
Sekolah Internasional Acarya Citraloka sebagaimana Gambar 2.1.

Gambar 2.2. Maket Rencana Bangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka

Data teknis Sekolah Internasional Acarya Citraloka adalah sebagaimana disajikan pada
beberapa tabel dan layout Sekolah Internasional Acarya Citraloka dengan 12 ruang kelas untuk
tingkat sekolah dasar (SD), 12 kelas untuk sekolah menengah pertama (SMP), dan 18 kelas
untuk sekolah menengah atas (SMA) yang terdiri dari 2 jurusan. Gedung sekolah yang akan
dibangun terdiri atas bagian kebutuhan ruang, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Kelompok Ruang Kelas

 Ruang kelas SD kelas 1 sampai dengan 6, masing-masing dua rombongan belajar


 Ruang Kelas SMP kelas 1-3 dengan masing-masing 4 rombongan belajar

8
 Ruang kelas SMA 2 jurusan kelas 1-3 dengan masing-masing 3 ruang belajar
 Ruang seminar
 Ruang penunjang (perpustakaan dan laboratorium komputer)
2. Kelompok Ruang KEPSEK
 Kantor Kepala sekolah
 Kantor administrasi
 Penunjang
3. Kelompok Ruang Staf dan guru
 Kantor Staf SD
 Kantor Staf SMP
 Kantor Staf SMA
 Ruang service
4. Kelompok Ruang Penunjang
 Musholla/masjid
 Ruang Unit Kegiatan Siswa
 Kantin
 Ruang OSIS
 Ruang komunal
 Ruang Multimedia
 Rumah jaga/Front office
 Lapangan olahraga
 Parkir kendaraan roda 2/4
 Pos satpam
Adapun perhitungan kebutuhan luasan ruang untuk masing-masing jenis ruang yang telah
disebutkan di atas, dibedakan berdasarkan layout ruang setiap lantai diuraikan pada lembar
terlampir (lampiran 1).

c. Rencana Tahapan Kegiatan

1. Tahap pra-Konstruksi

9
Sosialisasi rencana kegiatan proyek pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka
harus dilaksanakan serius dan sungguh untuk memberikan persepsi dan sikap positif penduduk
sekitarnya. Tahap pra konstruksi ini melingkupi tahapan invertarisasi lahan yang akan
digunakan untuk sekolah, penyelidikan daya dukung tanah, Penetapan lokasi, dan sosialisasi
baik melalui pos informasi dan pengumuma melalui media.

2. Tahap Konstruksi

 Mobilisasi tenaga kerja, baik jumlah dan asal tenaga kerja. Diperkirakan sekitar 120orang
tenaga kerja akan terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek. Apabila diperlukan jumlah
tenaga kerja tersebut bisa bertambah sesuai dengan kebutuhan. Tenaga kerja tersebut
sebagian besar adalah tenaga kasar yang didatangkan dari luar daerah dan akan menempati
base camp yang disediakan.

 Pembersihan dan penyiapan lahan, seperti jenis, jumlah dan luasan. Pembersihan lahan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan bangunan. Penebangan pohon hanya
dilakukan terhadap pohon yang terkena bangunan saja.

 Pekerjaan tanah maupun penggalian, seperti jenis, sifat tanah serta volumenya. Tata letak
bangunan dan konstruksi disesuaikan dengan kondisi lahan yang kemiringannya cukup
tajam 20 %. Perataan tanah dilakukan seperlunya saja. Namun hal ini diperkirakan telah
meningkatkan koefisien erosi dan air larian.

 Pengangkutan dan penyimpanan muatan material bangunan, seperti jalur transportasi


maupun jenis dan jumlah alat angkut yang dipakai. Diperkirakan truk dengan kapasitas
sekitar 5-10 m3 ton akan mondar-mandir mengangkut bahan material yang diperlukan oleh
proyek Sekolah Internasional Acarya Citraloka. Masalah yang diakibatkan bisa kemacetan
lalu-lintas, pencemaran udara dan bising, serta kerusakan jalan.

 Mobilisasi peralatan berat. Peralatan berat seperti bulldozer, tower crane, crawler crane, pile
crawler dan juga molen truck akan didatangkan melalui jalan raya dan setelah selesai akan
dikembalikan melalui jalan raya. Kemacetan lalu lintas merupakan akibat langsung dari
mobilisasi alat ini, terutama di Jl.Ir. H. Juanda yang memang sudah macet.

 Pembuatan dan pengoperasian base camp termasuk kegiatan AMP, dan Stone Crusher, baik
lokasi, luasan, dan sarana MCK. Pekerja pendatang yang menghuni base camp merupakan
komunitas baru yang mau tak mau harus berinteraksi dengan komunitas sosial disekitarnya.

10
 Pemancangan tiang pancang 12 m untuk pondasi bangunan gedung bertingkat. Bising yang
ditimbulkan oleh pemancangan tiang-tiang beton dapat mempengaruhi kehidupan
disekitarnya baik manusia maupun satwa bebas yang ada di ekosistem tersebut.

 Konstruksi bangunan dan fasilitas penunjang, pekerjaan sipil dan mekanik. Pekerjaan sipil
dan mekanik merupakan pekerjaan paling dominan dalam rangkaian proyek ini. Pada tahap
ini dibangun IPAL dan juga incinerator serta bak penyimpan sementara limbah radio aktif.

 Kegiatan konstruksi sipil dan base camp sangat memerlukan air bersih baik untuk bangunan
maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari pekerja proyek yang jumlahnya cukup banyak.
Kebutuhan air ini diambil dari air tanah dengan kedalaman sekitar 25 m.

 Pembuangan sisa material/bahan dan penataan lahan serta pekerjaan minor. Lanscaping
sangat penting untuk menimbulkan image keindahan terhadap totalitas estetika yang serasi.
Pada tahap ini pekerjaan finishing dan pembuangan sisa material agar tidak berakibat
negative pada lingkungan.

3. Tahap Operasional

 Pengoperasian Sekolah Internasional Acarya Citraloka, berarti pengoperasian seluruh


kegiatan pendidikan dari jenjang SD sampai SMA.

 Pemeliharaan bangunan termasuk pengelolaan limbah cair melalui pengoperasian IPAL dan
limbah padat menggunakan incinerator pengendalian limbah gas dan debu dari genset, serta
limbah radioaktif dilaksanakan bekerjasama dengan BATAN dan BAPETEN.

 Pengatur lalu lintas meliputi upaya penyediaan lahan parker yang cukup dan tertata dan
lalulintas jalan raya yang menjadi akses dari dan Sekolah Internasional Acarya Citraloka ,
termasuk didalamnya peningkatan kualitas dan kapasitas jalan.

 Hubungan sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar harus dibina terus dengan baik,
agar tidak menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat yang semakin heterogen.

2.2. Deskripsi Umum Rona Lingkungan Hidup Awal

Komponen kegiatan pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka , yang harus


ditelaah adalah komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak besar dan penting

11
terhadap lingkungan hidup, baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi maupun pasca
konstruksi.

1. Komponen Fisik Kimia

a. Tipe Iklim
Tipe iklim di wilayah studi (Kabupaten Bekasi) mempunyai tipe iklim B, dimana
perbandingan antar bulan kering dan bulan basah berkisar antara 14,3 % < 33,3 % (daerah
basah dengan vegetasi masih hutan hujan tropis ) .

b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara rata rata diwilayah studi berkisar dari 66 % - 88 %, dengan kelembaban
udara tertinggi pada bulan januari – februari dan terendah pada bulan Juli – September (
Data iklim 2010– 2018)

c. Temperatur Udara
Temperatur rata-rata berkisar antara 25,8 0 C – 28,5 OC . Tempratur rata-rata terendah
yaitu 22,50 C terjadi dibulan Januari Temperatur tertinggi yaitu 33,40C umumnya terjadi
dibulan oktober. .

d. Kualitas Udara

Parameter kualitas udara yang diambil adalah debu (TSP) dan gas yang meliputi : SO2,
CO, NO2, O3 dan HC. temperatur 31℃ dan tekanan Udara 752 mmHg. Arah angin
dominan saat sampling dari Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar dari 0,5-3 m/det.

e. Kebisingan
Kebisingan yang tercatat 45,9 Db (A). Angka ini berada dibawah baku mutu kebisingan
(KepmenLH N0 48 /1996)
f. Fisiografi

Daerah dataran dan bergelombang lemah dengan kemiringan berkisar antara 0-3ͦ dan 3-5ͦ
kecuali pada daerah lembah mempunyai kemiringan lereng agak terjal antara 100 – 150.
Ketinggian tempat berkisar antara 5-10 m diatas permukaan laut.

2. Kualitas air

12
Temperatur air dari 3 titik sampling menunjukkan nilai rata rata 29℃ sedangkan untuk air
permukan menunjukkan nilai 27 №. Zat Padat Tersuspensi (TSS) dan Zat Padat Terlarut (
TDS). nilai tertinggi kandungan parameter TSS adalah 500 mg/l dan untuk parameter TDS
kandungan nilai tertinggi adalah 204 mg/l. pH air berada pada kisaran antara 7-8 dengan DO
sekitar 7 mg/l.

2.3 Hasil Pelibatan Masyarakat

Kegiatan pelingkupan meliputi pelibatan masyarakat sekitar yang terkena dampak


pembangunan. Pelibatan masyarakat dilakukan melalui pengumuman rencana kegiatan dan
konsultasi publik atau konsultasi masyarakat. Kegiatan ini juga disertai dengan pemasangan
papan pengumuman yang merupakan wujud dari kegiatan sosialisasi rencana kegiatan. Papan
informasi ini dipasang pada lokasi proyek, kantor lingkungan hidup Kabupaten Bekasi, dan
Kantor Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Selain itu, dilakukan pemasangan
pengumuman di media cetak lokal yaitu Metro Bekasi pada tanggal 08 Januari 2019.
Selain bantuan media, pelibatan masyarakat pada awal kegiatan ini adalah konsultasi
publik terhadap rencana pembangunan Sekolah Internasional Acaraya Citraloka. Kegiatan ini
telah dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Bupati Kabupaten Bekasi yang dihadiri oleh Kepala
Desa dan perangkat desa, wakil dari kecamatan Cikarang Timur, Koramil, Polsek, Instansi
terkait seperti KLH, Dinas Pekerjaan Umum, Bapeda, dan perizinan serta tokoh masyarakat
dan wakil masyarakat lainnya.

Kegiatan konsultasi masyarakat berisi penjelasan tentang rencana kegiatan


pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan
ini dipaparkan potensi dari dampak-dampak yang ditimbulkan, baik dampak yang bersifat
positif maupun negatif. Berdasarkan hasil konsultasi publik dan sosialisasi rencana kegiatan
dapat diketahui respon dan tanggapan masyarakat terhadap rencana kegiatan. Beberapa saran,
masukan dan tanggapan masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan Sekolah
Internasional Acarya Citraloka disajikan dalam tabel 2.1

Tabel 3.1 Ringkasan saran, masukan, dan tanggapan masyarakat terhadap rencana
pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka

Jenis Saran, Masukan


No Jenis Dampak dan harapan
dan Tanggapan

13
1 Dampak Positif  Adanya tambahan kesempatan kerja pada saat
konstruksi dan operasional Sekolah Internasional
Acarya Citraloka
 Adanya tambahan peluang berusaha
 Wilayah sekitar lokasi Sekolah Internasional Acarya
Citraloka menjadi semakin hidup dan ramai
 Adanya peningkatan perekonomian lokal di sekitar
wilayah kegiatan

2 Dampak Negatif  Adanya dampak kebisingan pada tahap kontruksi


 Tambahan kepadatan lalulintas saat mobilisasi
peralatan dan material dan operasional sekolah
 Meningkatnya debu dan asap kendaraan
 Pengubahan lahan pertanian menjadi sekolah
 Adanya pencemaran lingkungan dari limbah padat
dan cair

3 Saran dan Harapan  Adanya penyerapan tenaga kerja di wilayah sekolah


Masyarakat dan diumumkan secara jelas serta transparan
 Tenaga kerja lokal diprioritaskan
 Adanya pengaturan lalu lintas yang baik agar
mengurangi kemacetan dan kecelakaan lalulintas
 Melibatkan masyarakat sekitar dalam menjaga
keamanan.

2.4. Dampak Penting Hipotetik (DPH)

Komponen lingkungan hidup yang harus ditelaah terutama komponen lingkungan


hidup yang sangat sensitif terhadap perubahan, seperti areal , tempat-tempat yang peka
terhdapa kebisingan, pemukiman padat, ekosistem perairan (danau, sungai). Berdasarkan

14
proses pelingkupan yang dilakukan terhadap komponen rencana kegiatan dikaitkan dengan
rona lingkungan awal diperoleh beberapa isu pokok, sebagai berikut:

2.4.1 Tahap Konstruksi

1) Penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan getaran disekitar lokasi akibat
kegiatan keluar masuk kendaraan pengangkut tanah galian, alat dan bahan material
konstruksi.

2) Pengotoran dan pengrusakan badan jalan serta peningkatan arus lalu lintas disekitar proyek
akibat pengangkutan galian, bahan dan peralatan konstruksi.

3) Meningkatnya volume sampah padat akibat kegiatan pekerja konstruksi yang


menghasilkan sampah dan sisa puing bangunan.

4) Menurunnya estetika dan sanitasi lingkungan akibat eceran tanah galian dan
bertumpuknya sampah sisa konstruksi jika tidak dikelola dengan baik.

5) Terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha.

6) Persepsi negative masyarakat akibat pengotoran lingkungan dan meningkatnya lalu lintas
disekitar lokasi serta pekerjaan konstruksi.

7) Gangguan kantibmas akibat pengangkutan tanah galian, mobilisasi alat dan bahan dan
konstruksi proyek

2.4.2 Tahap Operasi

1) Menurunnya kualitas udara dan peningkatan kebisingan akibat aktifitas pedagang dan siswa
serta pengunjung gedung Sekolah Internasional Acarya Citraloka

2) Penurunan kualitas air tanah disekitar lokasi akibat pemakaian air tanah saat beroperasi.

3) Penurunan kualitas air saluran drainase akibat kegiatan Sekolah Internasional Acarya
Citraloka yang menghasilkan limbah cair.

4) Meningkatnya sampah padat yang dapat menurunkan estetika dan sanitasi lingkungan.

5) Terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat disekitar lokasi

15
6) Meningkatnya volume lalu lintas akibat kegiatan yang berkaitan dengan Sekolah
Internasional Acarya Citraloka dan perdagangan.

7) Munculnya persepsi negatif masyarakat akibat meningkatnya volume lalulintas, limbah cair,
sampah padat dan kebisingan.

8) Gangguan kantibmas akibat pengoperasian Sekolah Internasional Acarya Citraloka

Unsur-unsur tersebut diatas merupakan dampak penting potensial yang diperkirakan akan
timbul akibat kegiatan pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka Secara kematis
digambarkan melalui Gambar 2.3.

PRA KONSTRUKSI

Survey Awal

Perijinan perjinan Desain Teknis Penyiapan Lahan

Perubahan Tata Perubahan Kontur


Guna Lahan tanah
Persepsi Masyarakat

Gambar 2.3. Bagan Alir Dampak Tahap Pra Konstruksi Proyek Pembangunan Sekolah Internasional Acarya
Citraloka.

2.5 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

Lingkup wilayah studi AMDAL Pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka


merupakan hasil dari batas kegiatan proyek (tapak proyek), batas administrasi, batas ekologis
dan batas sosial dengan mempertimbangkan kendala-kendala dalam pelaksanaan studi, seperti
keterbatasan sumber daya, waktu, dana, dan metode penelaahan/peralatan. Dasar penentuan
batas wilayah studi, seperti dapat dilihat pada gambar secara rinci dapat di kemukakan sebagai
berikut:

16
2.5.1 Batas Proyek

Batas proyek (tapak proyek) mencakup seluruh areal yang akan digunakan untuk
pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka , seluas 90.000 m2, termasuk juga dalam
wilayah proyek adalah lokasi base camp, quarry, borrow area (jalur transportasi). Secara lebih
jelas batas proyek diuraikan sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Urip Sumoharjo

 Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman penduduk

 Sebelah selatan berbatasan dengan komplek pemukiman penduduk

 Sebelah barat berbatasan dengan PT Santana Adi Prakarsa.

2.5.2 Batas Administrasi

Berdasarkan administrasi lokasi tapak proyek pembangunan Sekolah Internasional


Acarya Citraloka terletak dalam satu wilayah Desa Jatireja, Kecamatan Cikarang Timur,
Kabupaten Bekasi. Oleh karena tapak lokasi proyek di Desa Jatireja berbatasan langsung
dengan wilayah Desa Cipayung, maka batas administrasi yang diambil, meliputi Desa Jatireja
dan Desa Cipayung, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

2.5.3 Batas Ekologis

Batas ekologis ruang penyebaran dampak dari kegiatan pembangunan Sekolah Internasional
Acarya Citraloka, melalui media transportasi dan udara, dimana komponen lingkungan hidup
yang terdapat pada ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar.
Topografi tapak proyek berbatasan langsung dengan pemukiman dan area persawahan milik
warga.

Berdasarkan karakteristik kegiatan proyek dan topografi hamparan lahan, maka batas
ekologis mencakup bagian dari lahan pertanian yang diubah menjadi gedung sekolah dan area
persawahan di sekitarnya. Selain itu, tapak proyek yang berbatasan langsung dengan jalan raya
dan pemukiman warga juga perlu diperhatikan kajian dampak lingkungan baik masa pra
konstuksi dan perngoperasian sekolah.

2.5.4 Batas Sosial

17
Batas sosial merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang memiliki
norma-norma tertentu yang sudah mapan. Terjadinya dinamika sosial (interaksi dinamis)
masyarakat pendatang dengan penduduk sekitar proyek, kelompok masyarakat sekitar
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar.

Dengan mempertimbangkan karakteristik kegiatan proyek serta kondisi sosial


masyarakat setempat, maka batas sosial di tentukan mencakup lokasi-lokasi pemukiman di
kelurahan yang terdapat di dalam batas administratif. Kelompok masyarakat ini dilalui oleh
atau berdekatan dengan rencana Sekolah Internasional Acarya Citraloka yang akan di bangun.

Berdasarkan kajian diatas dan dengan mempertimbangkan teknis serta sumber daya dan
waktu yang tersedia, batas wilayah studi secara definitif ditetapkan seperti tercantum pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.5. Batasan Wilayah Studi Proyek Pembangunan Sekolah Internasional Acarya Citraloka

Keterangan:

batas proyek

batas sosial

batas ekologis
Batas studi meliputi wilayah Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.

18
BAB III

METODE STUDI

3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis

Data atau informasi bagi kebutuhan pembuatan AMDAL Sekolah Internasional Acarya
Citraloka dilakukan dengan cara pengumpulan data primer maupun data sekunder. Data yang
dikumpulkan berupa data rencana kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting bagi
lingkungan hidup terhadap kegiatan proyek. Demikian juga data rona lingkungan hidup yang
diperkitakan terkena dampak dari kegiatn proyek pembangunan Sekolah Internasional Acarya
Citraloka.

Pada prinsipnya data yang dikumpulkan terdiri atas: data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui sampling (pengambilan contoh) pada
wilayah studi yaitu daerah yang diperkirakan akan terkena dampak. Adapun data sekunder
merupakan data yang data yang diperoleh dari data dokumen atau laporan yang berisi hasil
pengukuran atau pengamatan yang pernah dilakukan sebelumnya oleh berbagai instansi yang
terkait seta studi pustaka dari berbagai sumber.

Data kegiatan yang diperkirakan meimbulkan dampak besar dan penting pada
lingkungan diperoleh dari data sekunder dari kegiatan sejenis dan studi pustaka.Sedangkan data
lingkungan yang diperkirakan menimbulkan dampak besar dan penting pada kegiatan proyek
diperoleh dari data primer dan sekunder. Data rona lingkungan diperoleh dengan pengumpulan
data primer dan sekunder.

3.1.1. Aspek Geofisik Kimia

1. Iklim

Pengumpulan Data

Data rona lingkungan komponen iklim meliputi iklim makro maupun iklim mikro yang
dikumpulkan meliputi parameter sebagai berikut:

a) Tipe iklim
b) Curah hujan

19
c) Temperatur rata – rata
d) Kelembaban
e) Kecepatan angin
Data tersebut di atas diperoleh dari satasiun pengamatan iklim terdekat di wilayah Kabupaten
Bekasi selama sepuluh bulan terakhir.

Analisis Data

Selanjutnya data iklim yang diperoleh akan dianalisis dengan membandingkan klasifikasi
dengan metode Schimdt & Fergusson. Data angin yang didapat, dianalisis untuk mendapatkan
pola arah dan kecepatan angin dengan metode Wind Rose. Data curah hujan ( jumlah dan hari
hujan), data suhu udara dan kelelmbaban nisbi udara dianalisis untuk mengetahui.rata-
rata.bulanan.

2. Topografi, Geofisik, Lahan dan Tanah

Pengumpulan Data Langsung

Topografi lokasi proyek sangat penting untuk dikaji. Pengkajian masalah topografi berkaitan
langsung dengan masalah gravitasi dari tata air di lingkungan proyek, baik air bersih maupun
air limbah. Pada dasarnya pengkajian aspek topgrafi ini dilakukan dengan cara observasi
lapangan dan mempelajari peta topografi dari penelitian yang telah dilakukan.

Aspek geofisik , lahan yang dipelajari adalah fenomena geologi dan fisiologi serta serta aspek
tanah yang berhubungan langsung dengan masalah kemampatan lahan, air tanah, erosi, dan
sedimentasi. Pada dasarnya pemahaman aspek geofisik, lahan dan tanah ini didekati dengan
cara observasi lapangan, analisis contoh batuan serta mempelajari peta maupun studi pustaka
dari penelitian yang telah dilakukan pada saat pembangunann gedung yang ada di sekitar
proyek.

Analisis Data

Analisis yang dilakukan dengan mengaitkan antara data dan peta kontur lahan dan tanah yang
ada dengan rancangan kegiatan. Salah satu peta yang penting adalah peta geologi sekitar lokasi
proyek.

3. Hidrologi

Pengumpulan Data

20
Loaksi sampling air permukaan untuk mengukur masing-masing keperluan dapat dilihat pada
tabel 3.1.

Tabel 3.1 Komponen Hidrologi yang dianalisis

No. Komponen Lokasi Baku Mutu


1 Kualitas Air Permukaan Tapak Proyek kemen LH No. KEP
52/MENLH/10/1995
2 Kualitas Air Permukaan Saluran air buangan -
3 Air Larian Tapak Proyek -

Kualitas air permukaan diperiksa dengan mengambil contoh air darisaluran air buangan yang
terletak 150 m di sebelah timur dan barat lokasi proyek. Lokasi titik pengambilan sample
kualitas air permukaan seperti terlihat pada Gambar 3-1. Titik 1diambil pada saluran yang
melewati lahan proyek dan titik ke-2 terletak +- 10 meter dari penggir pemukiman.

Parameter suhu dan pH diperksa langsung (in situ) menggunakan termometer (untuk suhu) dan
pH-meter (untuk pH), sedangakan parameter lainya dianalisis di Labolatorium.Sampel diambil
dan dimasukkan kedalam jerigen, kemudian diberi label.Paramenter, Metode, dan peralatan
analisi kualitas air yang dilakukan, disajikan dalam Tabel 3-4.

Kualitas air permukaan diperoleh dengan penghitungan dan air larian diperleh denan observasi
terhadap lahan tapak proyek.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis untuk melihat kondisi system hidrologi yang ada, dan
kecendrugan terjadinya tumbuhan gulma dan pendangkalan Situ Gintung. Kualitas air
dihubungkan dengan kualitas air menurut Kepmen LH No. KEP-52/MENLH/10/1995.

Observasi terhadap air larian digunakan untuk memilih koefisien air larian yang selanjutnya
digunakan untuk menghitung tingkat erosi. Data kualitas air digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan air dalam neraca air di lokasi proyek.

4. Kualitas Air Bersih

21
Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan sesuai dengan metode standar sampling yang diatur
dalam Standar Nasional Indonesia pada beberapa lokasi, yaitu untuk mendapatkan rona awal
dari lokasi studi.Contoh air bersih diambil dari sumur perumahan penduduk sekitar sebanyak
2 (dua) titik.Sampel air bersih diambil dari sumur yang sehari-hari dipakai oleh penduduk
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Titik 1 diambil pada sumur gali/sumur dangkal
dengan kedalaman <8 meter, titik kedua diambil dair sumur pompa dalam penduduk yang
menggunakan jet pump.

Sample diambil dan diletakan dalam jerigen plastik 2 liter dan diberi label. Selanjutnya diberi
label. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Lokasi titik sample kualitas air
bersih seperti terlihat pada Gambar 3.1. Parameter, metode dan peralatan analisis kualiatas air
permukaan yang dilakukan, disajikan pada Tabel 3.2.

Gambar 3.1. Titik Pengambilan sampel air


Keterangan :
= Titik sampel air permukaan dan biota akuatik
= Titik sampel udara dan kebesingan
= Titik sampel air sumur penduduk

Tabel 3.2 Parameter Sifat Fisik dan Kimia Kualitas Air Permukaan Yang Akan Diteliti

22
Parameter Satuan Metode Analisis Peralatan
A. SIFAT FISIK
0
1. Suhu Air C Pemuaian Thermometer
2. Warna Air Color Unit Spectrofotometrik Secchi.Dish/Hach
pec.(Hach.Spectrofotomet
er)
3. kekeruhan Sekala Gravitimentri Turbidimeter& Titrimentri
Silica
4. Bau - Organoleptik -

5. TDS Gravitimetri Gravitimentri Timbangan Analitik


B. Sifat Kimia
1. pH Mg/l Elektometer pH meter Fisher Model
2. Ammonia Mg/l Metodhe Phenol Spec. Varianttechton
(H-NH3) Mg/l Disulfonik
3. Nitrat (H- Mg/l Metode Asam Kalsium Spec. Varianttechton
NO3)
4. Ortho Metode Asam Askorbat Spec. Varianttechton
Fosfat(P-PO4) Mg/l
5. Phospor Metode Asam Askorbat Spec. Varianttechton
Total(P-total) Mg/l Metode Sulfonik
6. Nitrit (H- Mg/l Metode Iodometrik Spec. Varianttechton
NO2) Mg/l Titrasi Buret, pipet, Erlenmeyer
7. Sulfida (S) Mg/l Electometer Buret, pipet, Erlenmeyer
8. CO2 Mg/l Metode Winkies DO meter Horiba
9. 02 terlarut
(DO)
10. Oksigen Mg/l Metode Mercuri Nitrat Buret, pipet, Erlenmeyer
Biokimiawi (BOK) Mg/l Metode BoCl2 Buret, pipet, Erlenmeyer
11. Klorida (Cl) Mg/l Spectrofotometri Spec. Varianttechton
12. Sulfat (SO4) Mg/l Spectrofotometri Hach Spec.
13. Minyak Mg/l Tetimetri Hach Spec.
Lemak

23
14. Phenol Mg/l Spectrofotometri COD Reactor
15. Kebutuhan Mg/l Tetimetri Buret, pipet, Erlenmeyer
Oksigen
16. Detergent
17. Zat
teroksidasi KMnO4

Analisis Data

Penulisan Kualitas Air dilakukan dengan membandingakan nilai parameter hasil pengukuran
dengan nilai baku mutu kualitas air yang ada. Untuk kualitas air bersih air minum baku mutu
berdasarkan pada Permenkes No.416/Menkes/Per/XI/1990 (kalo gak salah sekarang sudah
diperbarui dengan PERMENKES terbaru No.492 tahun 2010). Untuk analisis kualitas air
permukaan dugunakan SK Bupati No.545/SK.03.a-Perek/1993.

5. Udara

Pengumpulan Data

Penentuan wilayah studi kualitas udara dan kebeisingan didasarkan pada sebaran dampak
poeencemaran udara dan kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktivitas selama masa
kontruksi dan operasi. Titik sampling pengukuran kualitas udara diukur di 2 (dua) titik lokasi.
Titik 1 dipemukiman penduduk. Titik ke II di daerah pinggir jalan dan persawahan penduduk.
.Pengambilan sampel dilakukan masing-masing dengan durasi 4 jam.

Lokasi pengambilan sempel terlihat pada Gambar 3-1. Parameter kualitas udar adan
kebisingan yang diukur dapat dilihat pada tabel 3-5 berikut:

Tabel 3.3 Parameter Kualitas Udara


No. Variabel/Parameter Metode Analisis Peralatan
1 Debu Gravimetri Hi-Vol
2 Karbon Monoksida(CO) NDIR NDIR Analizer
3 Nitrogen Oksida (NOx) Saltzman Spektofotometer
4 Sulfur Oksida (SOx) Pararosanilin Spektofotometer
5 Hidrokarbon Flume Ionization Gas Chromatography

24
Analisis Data
Penilaian Kualitas Udara dilakukan dengan membandingkan nilai parameter hasil pengukuran
dengan nilai baku mutukualitas udara yang ada.

6. Kebisingan
Pengumpulan Data
Pengukuran yang akan dilakukan dengan merujuk Kepmen LH No. 48/1996. Lokasi studi
kebisingan akan didasarkan pada pemikiran dampak yang akan ditimbulkan oleh aktivitas
proyek pada masa kontruksi dan operasi. Penentuan lokasi tersebut didasarkan pada perkiraan
sebaran noise ke daerah sekitarnya. Titik 1 dipemukiman penduduk. Titik ke II di daerah
pinggir jalan dan persawahan penduduk.Pengambilan sampel dilakukan di pagi dan sore. Alat
yang digunakan untuk mengukur kebisingan adalah sound level meter.
Analisis Data
Penilaian tingkat kebisingan dilakukan dengan membandingkan nilai yang diperoleh dari hasil
pengukuran dengan nilai baku mutu kebisingan yang ada untuk keperluan pemukiman.

3.1.2. Aspek Biologi


1. Flora dan Fauna Darat
Pengumpulan Data
Pengumpulan data flora darat dilakukan dengan membuat petak sampling 10 X 10 M2 , transect
walk di lokasi studi, Observasi dan Wawancara pada penduduk sekitar. Data fauna diperoleh
dengan wawancara dengan penduduk dan observasi pada pagi/sore hari khusus dilakukan untuk
memperoleh data satwa (Burung) liar.
Analisis Data
Dialkuakn analisis pada flora dan fauna, dengan cara membandingkan hasil pengamatan
dengan daftar satwa yang dilindungi oleh Undang-undang. Analisis ditujuakan untuk
mengetahui adanya satwa yang dilindungi dan juga keragaman jenisnya.

3.1.3. Aspek Sosial Ekonomi Budaya

1. Sosial Ekonomi

Pengumpulan Data

25
Jenis data yang dikumpulkan (secara purposive random sampling) Meliputi:

a). Profil kependudukan di wilayah studi (jumlah, kepadatan, persebaran dan laju pertumbuhan
penduduk)

b). Struktur mata pencarian penduduk

c). Peluang bekerja dan berusaha

d). Dinamika pola usaha

e). Taraf hidup masyarakat

f). Prasarana dan sarana transportasi

g). Pusat-pusat pertumbuhan wilayah

Analisis Data

Dapat diperoleh melalui sumber primer dan skunder. Data primer diperoleh melalui metode
survei dan wawancara mendalam pada beberapa lokasi yang diperkirakan terkena dampak di
Desa Cipayung, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi . Adapun data sekunder
diperoleh melalui pengumpulan dari berbagai lembaga-lembaga pemerintah daerah atau
instansi yang terkait. Pada Tabel 3.4, berikut dipaparkan metode yang akan digunakan menurut
jenis data yang dikumpulkan.

Tabel 3.4 Metode Pengumpulan Data Sosial Ekonomi


Metode pengumpulan data
No Jenis Data Penelaahan Wawancara
Observasi
Dokumen mendalam
1 Kependudukan  - 
Struktur mata pencarian -
2  
penduduk
Peluang bekerja dan 
3  
berusaha

26
4 Taraf hidup masyarakat   
Dinamika dan pola usaha 
5  
masyarakat
Prasarana dan sarana 
6  -
transportasi
Pusat-pusat pertumbuhan 
7  -
wilayah
Sikap masyarakat terhadap 
8 - 
Proyek
Data hasil pengamatan dan pengukuran, baik data kuantitatif maupun kualitatif akan dianalisis
menggunakan metode sebagai berikut

- Kepadatan penduduk
- Kepadatan penduduk merupakan rasio antara jumlah penduduk (pt) dan luas total area
administratif (L) tertentu pada suatu waktu tertentu pula. Angka ini mewakili satu jiwa per km2
D = Pt/L (jiwa/per km2)
- Laju pertumbuhan penduduk
Persamaan yang digunakan merupakan turunan dari fungsi proyeksi pertumbuhan penduduk
secara geometrik.
Pt = Po (1+r)t
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun ke-t
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal analisis
r = Laju pertumbuhan penduduk per tahun
t = Selang waktu (tahun)
- Rasio jenis kelamin (RJK)
Angka ini menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki (Pi) per 100 penduduk perempuan (Pp)
RJK = Pi/Pp X 100
- Rasio Beban Tanggungan (RBT)
Angka ini mengukur penduduk yang belum atau tidak produktif per 100 penduduk produktif.
Acuan yang digunakan untuk penduduk belum produktif adalah penduduk yang berumur
antara 0-14 tahun (P 0-14) ditambah penduduk yang berumur 65 tahun ke stsd.

2. Sosial Budaya

27
Pengumpulan data

Jenis data yang dikumpulkan (secara purposive random sampling) meliputi :

a). Komunitas masyarakat adat/lokal dan masyarakat pendatang

b). Pelapisan sosial di kalangan masyarakat adat/lokal dan pendatang

c). Sistem nilai dan moral di kalangan masyarakat

d). Pranata ekonomi yang berkembang dikalangan masyarakat khususnya dikalangan


masyarakat penduduk asli

e). Potensi kerjasama, persaingan dan konflik di kalangan komunitas masyarakat adat/lokal,
dan antara masyarakat adat/lokal dengan masyarakat pendatang

f). Sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan proyek Sekolah Internasional Acarya
Citraloka dan fasilitas penunjangnya

Data primer diperoleh melalui metode survei dengan teknik wawancara mendalam yang
dilengkapi dengan observasi. Sumber utama informasi adalah tokoh masyarakat dan pemimpin
formal pada lokasi yang diperkirakan terkena dampak.

Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui keadaan sosial budaya masyarakat,
termasuk mengangkat issue sosial budaya yang mengemuka di masyarakat khususnya yang
berkaitan dengan pembangunan sekolah

3. Transportasi

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan mobilitas sehari-hari. Data yang dibutuhkan meliputi jenis dan
jumlahnya, baik transportasi umum maupun pribadi. Tingkat kemacetan lalu lintas pada jalan
akses dari dan ke Sekolah Internasional Acarya CItraloka. Perkiraan lalu-lintas dimasa akan
datang, meliputi penyediaan lahan parkir, angkutan umum dan jaringan lalu-lintas sampai ke
jalan raya.

28
Analisis Data

Analisis dilakukan dengan membandingkan keadaan alat transportasi yang ada dan kelancaran
mobilitas, dengan keinginan masyarakat yang mencerminkan kebutuhan idealnya. Prediksi
kepadatan lalu-lintas pada masa operasi sekolah dianalisis sampai jaringan jalan utama.

3.2. Metode prakiraan dampak Penting

Pada prinsipnya prakiraan akan dilakukan dengan membandingkan perbedaan kualitas tanpa
proyek dan dengan adanya proyek. Untuk melakukan prediksi dampak akan digunakan metode
formal dan atau metode analogi serta metode penilaian para ahli. (professional judgement).

a. Metode Formal
Dengan metode formal dilakukan untuk menghitung komponen lingkungan yang sifat
sistemnya dapat dihitung atau dikuantifikasi. Metode formal ini akan dilakukan dengan
pembuatansuatu model , atau perhitungan matematis antara lain:
1. Untuk pencemaran dengan model Gaussian.
Formula Model Gaussian adalah sebagai berikut:
Cj (x,y,z) = Qj [exp {-y2} ] [exp {-(z-H)2} + exp { - ( z+H)2} ]
2πμσyσz 2σ2z 2σ2z 2σ2z

Dimana :Cj (x,y,z) = konsentrasi zat pencemar (μ/m3)


Qj = besar emisi spesies (j.g/dt)
σy = koefisien dispersi harizontal Guassin (m)
σz = koifisien dispersi vertikal Gaussin (m)
μ = kecepatan angin rata-rata arah sumbu x (m/dt)
H = tinggi efektif cerobong (m)
X,y,z = koordinat titik-titik yang diamati terhadap titik referensi pada sistem sumbu ruang
2. Volume air limpahan dengan model :
Q = 0,278.C.I.A
Dimana
Q : volume air limpahan (m3/detik)
C : koefisien aliran
I : Intensitas hujan (mm/jam)
A : Luas daerah (m2)

29
3. Kebisingan dari kegiatan konstuksi dapat diprediksikan dengan anggapan sebagai
sumber titik dengan menggunakan formal sebagai berikut :
L = PWL – 20 log 10( r )-8
Dimana :
L : Tingkat kebisingan yang diperkirakan, dB (A)
PWL : Tingkat kebisingan pada sumber, dB (A)
r : jarak dari sumber,meter
b. Pendekatan analogi
Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan
sejenis yang telah berlangsung pada areal tertentu ditempat yang sama atau di tempat lain yang
kondisi lingkungannya identik dengan kondisi lingkungan wilayah studi, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam mempertimbangkan dampak di wilayah studi.
Pendekatan ini digunakan untuk memperkirakan dampak sosekbud dan lingkungan binaan.
c. Metode Penilaian Para Ahli
Dengan metode ini hubungan kegiatan terhadap komponen/parameter lingkungan di
prakirakan berdasarkan pengetahuan/pengalaman para ahli yang tergabung dalm tim studi ini.
Pendekatan ini digunakan untuk memprakirakan dampak perairan baik fisik maupun biologi
serta untuk memprakirakan dampak sosekbud.
Selain itu metode prakiraan dampak dilakukan pula dengan cara membandingkan dengan baku
mutu lingkungan yang bersumber dar :
- Baku Mutu Air Badan Air sesuai dengan kep-02/MENKLH/I/1988
(lampiran) kriteria air untuk proses dan bahan baku.
- Peraturan Pemerintah no 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara.
Prakiraan dampak dilakukan dengan mengacu pada kriteria dampak penting menurut
penjelasan pasal 15 ayat 1 Undang-undang Nomer : 23 tahun 1997, serta berdasarkan
keputusan kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomer : kep -056 Tahun 1994
tanggal 18 Maret 1994 yang ditentukan melalui kriteria:

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak


b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
d. Intensitas dampak
e. Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak
f. Sifat kumulatif dampak

30
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Prakiraan dampak penting ini dilakukan dengan mempertimbangkan :

a. Kemampuan lingkungan (dari rona awal) dalam menetralisir/meredam dampak


b. Kemungkinan adanya netralisasi atau akumulasi antara dampak yang satu dengan
dampak lainnya dengan cara diskusi di antara anggota tim studi ANDAL.
Untuk mempermudah penelusuran dampak maka metode diagram alir yang dilengkapi matrik
dengan pembobotan juga digunakan. Sedangkan pemberian nilai penting dan besarnya
dampak, terlebih dahulu ditetapkan interval nilai sebagai berikut :

- Pentingnya dampak : 1. Kurang penting


3. cukup penting

5. penting

- Besarnya dampak : 5. Besar

3. sedang

1. kecil

3.3. Metode Evaluasi Dampak Penting

Evaluasi dampak penting dimaksudkan untuk menilai dampak kumulatif akibat adanya proyek
terhadap semua komponen lingkungan sejak tahap pra-kontruksi sampai tahap pasca operasi.
Selain itu, evaluasi dampak penting juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mengevaluasi arah
dan kecenderungan semua perubahan yang akan terjadi dalam ruang dan waktu tertentu secara
holistik dan kausatif sebagai akibat adanya aktifitas dari rencana kegiatan.

Untuk mengevaluasi dampak penting secara holistik berbagai perubahan lingkungan tersebut
atau yang bersifat mendasar, pada ruang dan waktu tertentu akibat adanya proyek, digunakan
metode matrik dan bagan alir dampak penting.

Hasil prakiraan dampak penting yang akan terjadi terhadap komponen dan parameter
lingkungan sebagai akibat kegiatan proyek ini akan dievaluasi dengan berpedoman kepada
peraturan pemerintah N0. 27 tahun 1997 dan keputusan Bapedal RI N0.kep. 056 tahun 1994
dengan mengunakan pendekatan Holistik dan kausatif serta pendekatan arah pengelolaan
lingkungan:

31
3.3.1. Pendekatan Holistik & Kausatif
Pendekatan disini dilakukan dengan mengunakan diagram alir untuk mengetahui sumber-
sumber dampak serta dampak-dampak turunan atau dampak primer, sekunder, tersier, dal lain
sebagainya. Selain dari itu juga akan dilengkapi dengan alat bantu dengan metode matrik.
Dengan alat bantu ini pendekatan yang dilakukan dapat terarah lagi untuk mengetahui
komponen lingkungan yang paling banyak terkena dampak, dan komponen kegiatan yang
paling banyak menimbulkan dampak. Selain itu juga akan membantu memprioritaskan
pengelolaan lingkungan dari beberapa komponen lingkungan yang terkena dampak dan
kegiatan sebagai sumber dampak.

3.3.2. Pendekatan Arah Pengelolaan Lingkungan


Dengan alat bantu sebagaimana tersebut diatas maka selanjutnya dilakukan pendekatan
pengelolaan lingkungan dengan mengacu pada :
Sumber dampak, apabila komponen kegiatan atau komponen lingkungan yang memang dapat
diatasi melalui sumber dampaknya, misal pencemaran kualitas air dari aktifitas mobilitas
material dan peralatan.
Komponen lingkungan, apabila memang tidak memungkinkan untuk melakukan melalui
sumber dampak, misal dampak dari meningkatnya pencemaran udara akibat banyaknya
kendaraan yang masuk ke lokasi proyek.

32
DAFTAR PUSTAKA
Chafid Fandeli, 1992, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan
Pemapanannya Dalam Pembangunan, Liberty Yogyakarta.
Gunawan Soeratmo, F. 1998. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Otto Soemarmoto, 1990. Analisis Dampak Lingkungan, Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Srikandi Fardiaz, 1995, Polusi Air & Udara, Yogyakarta : Kanisius.
Wisnu Arya Wardhana, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Andi Ofset.

33
Lampiran 1

1. Lantai Basement

Tabel 2.1. Kebutuhan Ruang Lantai Basement

NO NAMA RUANG JUMLAH LUAS (m2)


RUANG

1 Auditorium 1 397.8

2 Ruang Persiapan 1 50

3 Toilet Putra 1 19

4 Toilet Putri 1 14.6

5 Toilet Diffabel 1 4

6 Sirkulasi 321.4

7 Ruang Penerima 1 195.6

8 Tangga 2 32.2

9 Lift 2 19.8

10 Ruang pompa 1 51

11 Clean Water 1 16.21

12 Grey water 1 12.2

13 Rain water/fire hydrant 1 44.8

TOTAL 1178.61

2. Lantai Dasar

Tabel 2.2. Kebutuhan Ruang Lantai Dasar

34
NO NAMA RUANG JUMLAH LUAS (m2)
RUANG

1 Auditorium S-1 1 280.6

2 Ruang Monitor 1 18

3 Ruang Satpam 1 9.7

4 Ruang Audio Kontrol 1 8.3

5 Toilet Putra 29

6 Toilet Putri 36.4

7 Toilet Diffable 5.9

8 Ruang Koleksi + Librarian 1 275

9 Book Store 1 55.8

10 Ruang Baca 1 88.8

11 Hall 748.6

12 Sirkulasi 565.3

13 Tangga + Lift 190.7

14 Ruang Panel 1 7

15 Ruang Panel utama 1 10.5

TOTAL 2329.6

3. Lantai 1

Tabel 2.3. Kebutuhan Ruang Lantai Dasar

NO NAMA RUANG JUMLAH LUAS (m2)


RUANG

1 Ruang Kepala Sekolah

35
R. Kerja 1 58.5

R. Istirahat 1 8.7

Toilet 1 6.5

2 R. Pembantu KEPSEK 4 80

3 Lounge KEPSEK 85

4 Lounge 27.5

5 R. Tunggu 35.4

6 R. Rapat Kecil 1 57

7 Pantry 16

8 R. KAPRODI + Sekretarias 6 142

9 Perpustakaan 275

10 R. Rapat Besar 1 159

11 R. Multimedia 1 86

12 R. Komputer 1 118.7

13 Toilet Putra 29

14 Toilet Putri 36.4

15 Toilet Diffable 5.9

16 R. Panel 7

17 Sirkulasi 1342

18 Tangga + Lift 190.7

TOTAL 2766.3

36
4. Lantai 2

Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang Lantai 2

No. NAMA RUANG JUMLAH RUANG LUAS (m2)


1 R. Guru (Kapasitas 1 org) 33 557.8
2 R. Tamu Guru 3 52.5
3 Pantry 16.4
4 Lounge 43.4
5 R. Kelas Kecil (kapasitas 40- 4 243.6
50 siswa)
6 R. Kelas besar (kapasitas 65 2 163.2
siswa)
7 Toilet Putra 29
8 Toilet Putri 36.4
9 Toilet Diffable 5.9
10 Sirkulasi 493
11 Ruang Panel 7
12 Tangga dan lift 127
13 Balkon 35.6
TOTAL 1811.5
5. Lantai 3

Tabel 2.5 Kebutuhan Ruang Lantai 3

NO. NAMA RUANG JUMLAH RUANG LUAS (m2)


1 R. Guru (Kapasitas 1 org) 22 372.5
2 R. Tamu Guru 2 35
3 Pantry 16.4
4 Lounge 43.4
5 R. Kelas Kecil (kapasitas 4 243.6
40-50 siswa)
6 R. Kelas besar (kapasitas 65 2 163.2
siswa)
7 Ruang Pendadaran 6 204

37
8 Toilet Putra 29
9 Toilet Putri 36.4
10 Toilet Diffable 5.9
11 Sirkulasi 495.9
12 Ruang Panel 7
13 Tangga dan lift 127
TOTAL 1779.3
Sumber: Analisis, 2011

6. Lantai 4

Tabel 2.6 Kebutuhan Ruang Lantai 4

NO. NAMA RUANG JUMLAH LUAS (m2)


RUANG
1 R. Guru (Kapasitas 1 org) 22 372.5
2 R. Tamu Guru 2 35
3 Pantry 16.4
4 Lounge 43.4
5 R. Kelas Kecil (kapasitas 6 363.6
40-50 siswa)
6 R. Kelas besar (kapasitas 3 244.8
65 siswa)
7 Toilet Putra 29
8 Toilet Putri 36.4
9 Toilet Diffable 5.9
10 Sirkulasi 498.7
11 Ruang Panel 7
12 Tangga dan lift 127
TOTAL 1779.7
Sumber: Analisis, 2011

7. Lantai 5

Tabel 2.7 Kebutuhan Ruang Lantai 4

38
No. NAMA RUANG JUMLAH RUANG LUAS (m2)
1 R. Guru (Kapasitas 1 org) 22 372.5
2 R. Tamu Guru 2 35
3 Pantry 16.4
4 Lounge 43.4
5 R. Kelas Kecil (kapasitas 6 363.6
40-50 siswa)
6 R. Kelas besar (kapasitas 3 244.8
65 siswa)
7 Toilet Putra 29
8 Toilet Putri 36.4
9 Toilet Diffable 5.9
10 Sirkulasi 498.7
11 Ruang Panel 7
12 Tangga dan lift 127
TOTAL 1779.7

ROOFTOP

NO NAMA BARANG JUMLAH LUAS

1 Atap Dag 1,154.20 m2


2 Atap 2,376.81 m2
3 Roof Top Dag 491.09 m2

TOTAL 4,022.10 m2

Dari rencana desain enam lantai dan juga satu basement di atas, dapat dibuat rangkuman
jumlah ruangan yang dibutuhkan dalam perencanaan Gedung Sekolah Internasional Acarya
Citraloka , yaitu:

Tabel 2.8 Total Kebutuhan Ruang Sekolah Internasioal Acarya Citraloka

39
R. KEPSEK 3 Ruang
R. Asisten KEPSEK 6 Ruang
(3.6 X 5.2)
R. Guru (3.6 X 4.4) 6 Ruang
R. Administrasi S-1 (25 1 Ruang
X 10)
R. Administrasi S-2 1 Ruang
Perpustakaan 2 Lantai
Auditorium (18 X 24) 1 Ruang

R. Multimedia 1 Ruang
R. Lab. Komputer 1 Ruang
R. Kelas Kap. 25-35 org 39 Ruang

R. Kelas Kap. 75 org 3 Ruang

R. Rapat Besar 1 Ruang


Fasilitas Pendukung
Lainnya

Tabel 2.9 Kebutuhan Fasilitas Ruangan Luar

NO NAMA RUANGAN JUMLAH LUAS

1 MUSHOLA dan TEMPAT 118.00 m2


WUDHU
2 KANTIN, terdiri dari 2 RUANG 40.84 m2
3 KM/HM, terdiri dari 2 RUANG 34.20 m2
4 Sirkulasi 62.23 m2
5 R.ME, terdiri dari: 107.50 m2
a. R. POMPA
b. R. GENERATOR
c. R. TRAFO
6 PARKIRAN SEPEDA MOTOR 500.00 m2

40
TOTAL 862.77 m2

Tabel 2.10 Total Luas Kebutuhan Ruang

NO NAMA RUANG LUASAN


1 Lantai Basement 3,178.61 m2
2 Lantai Dasar 5,329.60 m2
3 Lantai 1 5,776.30 m2
4 Lantai 2 5,811.50 m2
5 Lantai 3 5,779.30 m2
6 Lantai 4 5,535.70 m2
7 Lantai 5 4,779.70 m2
8 Roof Top 4,022.10 m2
9 Bangunan Pendukung 1538.77 m2
TOTAL 41,747.58 m2

41
42

Anda mungkin juga menyukai